Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
ucapkan puji dan syukur atas rahmat serta nikmat yang telah diberikan, baik kesempatan
maupun kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Konflikkonflik di Asia Selatan”

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengumpulkan data dari beberapa sumber buku
maupun internet sebagai bahan pembahasan. Maka dari itu, kami menyadari masih banyak
terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi bahasa, teknik
penyajian, maupun materi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini kedepannya.

Besar harapan kami agara makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam
rangka mengembangkan pengetahuan Sejarah Amerika.

Demak, 16 Januari 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I ........................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................................................1

BAB PEMBAHASAN ..............................................................................................................2

PENDAHULUAN

2.1 Konflik Kashmir ........................................................................................................... 2

2.2 Perang Sipil Sri Lanka .................................................................................................. 4

2.3 Konflik Antara India dan Bangladesh........................................................................... 6

2.4 India dan Nepal ............................................................................................................. 7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 8

3.2 Saran ............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang

Sebuah konflik yang terjadi antar Negara tentunya tidak dapat dipungkiri. Apalagi
pada awalnya dua atau lebih Negara yang berseteru tersebut berasal dari satu induk yang
sama. Tentunya akan menimbulkan sebuah permasalahan yang rumit setelah adanya
usaha pemisahan kekuasaan untuk mandiri atau yang lebih dikenal dengan kemerdekaan.
Kita tahu bahwa kemerdekaan sebuah bangsa merupakan tujuan utama sebuah bangsa
agar tidak berada di bawah kekuasaan bangsa lain.
Kebanyakan kasus perselisihan antar Negara ialah karena permasalahan batas
wilayah. Di Indonesia sendiri juga sering terjadi masalah yang sedemikian rupa. Dimana
permasalahan yang cukup sering ialah dengan Negara tetangga yakni Malaysia. Dimana
bukan hanya permasalahan batas wilayah namun juga menjamah masalah yang cukup
luas.

1.5 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab konflik Kashmir?
2. Apa penyebab perang saudara di Sri Lanka?
3. Apa konflik yang terjadi antara India dan Bangladesh?

1.6 Tujuan

Dengan dibuatnya makalah ini kita akan mengetahui latar belakang terjadinya konflik-
konflik di Asia Selatan

1
BAB II

PEMBAHASAN 2.1 Konflik Kashmir

Kashmir adalah negeri berpenduduk muslim mayoritas. Sekitar 85 % dari delapan juta
penduduknya beragama Islam. Wilayah seluas 222.236 kilometer tersebut terletak di
wilayah jantung Asia, diapit oleh China di sebelah timur, India di selatan, Pakistan dan
Afghanistan di barat, serta CIS di utara. Pada awalnya, negeri ini dikenal dengan sebutan
“Surga Dunia”, karena keindahan alamnya yang mempesona. Kekayaan alam Kashmir ini
sedikitnya memberikan pemasukan devisa sekitar 400 juta dolar per tahun dari para
pelancong. Namun, keindahan Kashmir tersebut kini berubah menjadi lautan api dan darah,
menjadi ladang pembantaian.

Sengketa soal Kashmir menjadi konflik panjang dan berlarut-larut antara India dan
Pakistan hingga sekarang. Ia tidak saja menganggu rekonsiliasi bagi kedua pemerintah,
tetapi juga merupakan kendala yang sangat menganggu hubungan dua komunitas, umat
Islam dan Hindu, di kedua negara. Bahkan menimbulkan luka yang dalam dari pecahnya
pertempuran antara India dengan Pakistan sebanyak tiga kali, yakni 1947-1948 , 1965 dan
1971. Kendala tersebut terutama dirasakan di India, hal mana umat Islam merupakan
minoritas terbesar (sekitar 140 juta orang) di tengah mayoritas komunitas Hindu yang
berjumlah lebih dari 1 miliar jiwa. Kendatipun sudah terdapat organisasi SAARC (South
Asian Associaton for Regional Cooperation/Perhimpunan Bangsa Asia Selatan bagi Kerja
sama Regional, semacam ASEAN di kawasan Asia Tenggara, yang lahir pada Desember
1985, tetap saja ketegangan hubungan antara India dengan Pakistan masih terasa.

Sengketa soal Kashmir yang telah berubah menjadi konflik berdarah, sesungguhnya
bermula dari keputusan pemerintah Inggris untuk membagi anak Benua India menjadi dua
negara merdeka, India dan Pakistan, yang terlaksana pada Agustus 1947.

Konflik persengketaan India-Kashmir ini mulai memanas sejak tahun 1947 (26 Oktober),
bersamaan dengan terpecahnya India menjadi dua bagian, yakni Pakistan di bagian barat
dan India di bagian timur. Masyarakat Kashmir sebenarnya telah menentukan pilihan
mereka untuk bergabung dengan pemerintah Pakistan, namun dengan licik, India berhasil
menekan Kashmir dan mengelabui dunia internasional dengan mengklaim bahwa Kashmir
adalah bagian propinsi India yang tak terpisahkan. India mem-blow up informasi bahwa
Kashmir berupaya subversif dan bertindak separatis, dan ingin memisahkan diri dari India.
Permusuhan antara India dan Kashmir ini telah melahirkan banyak korban. Pemerintah

2
India (Hindu) melakukan pemusnahan terhadap bangsa Kashmir secara sistematis melalui
penculikan, penahanan, penyiksaan, pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran dan
pengrusakan. Berdasarkan sumber yang dapat dipercaya, antara Januari 1990 sampai
Desember 1992, 26.000 orang Kashmir yang terbunuh oleh tentara India, 60.000 orang yang
terluka ringan dan berat. Selain itu, sekitar 4000 lebih wanita diperkosa, 200 wanita
meinggal, 1700 orang dibakar hidup-hidup, 9000 rumah dibakar dan dihancurkan, serta
40.000 orang dipenjarakan di kamp-kamp yang didirikan di berbagai tempat di Kashmir.

India dan Pakistan adalah bekas wilayah jajahan Inggris. Negara Imperialis Eropa ini
memberikan andil yang besar bagi munculnya persengketaan India-Pakistan dan India
Kashmir. Ketika Pakistan memisahkan diri dari India, wilayah Kashmir tak terselesaikan.
Justru Kashmir oleh Inggris diserahkan kepada India pada tahun 1947. Hal ini memang tak
lepas dari skenario politik yang dilancarkan Inggris dan para pemimpin Hindu. Mereka
menginginkan Kashmir menjadi bom waktu. Suatu saat, bom waktu ini bisa diledakkan.
Kini terbukti, Kashmir menjadi benih sengketa antara India dan Pakistan. Beberapa kali
Kashmir menjadi pemicu timbulnya konflik dan perang terbuka antara pihak Pakistan dan
India.

Konflik Kashmir adalah persengketaan wilayah antara Pemerintah India, gerilyawan


Kashmir dan Pemerintah Pakistan dalam masalah kendali atas Kashmir. Sementara sengketa
antar negara atas Kashmir antara India dan Pakistan telah ada sejak Perang India-Pakistan
1947, konflik internal antara gerilyawan Kashmir (beberapa mendukung aksesi Kashmir ke
Pakistan, dan beberapa mendukung kemerdekaan penuh Kashmir.) dan Pemerintah India
merupakan konflik utama dan sumber kekerasan di wilayah itu sejak tahun 2002.

India dan Pakistan sudah bertempur paling sedikit 3 pertempuran atas masalah Kashmir,
yaitu pada tahun 1947, 1965, dan 1999, dan sejak tahun 1984, kedua negara juga terlibat
dalam beberapa pertempuran-pertempuran dalam memperebutkan kuasa atas Gletser
Siachen. India Mengklain seluruh negara Jammu dan Kashmir dan pada tahun 2010, India
memerintah sekitar 43% dari wilayah Kashmir, termasuk sebagian besar dari Jammu,
Lembah Kashmir, Ladakh, dan Gletser Siachen. Klaim India ditentang oleh Pakistan, yang
memerintah sekitar 37% dari wilayah Kasmir, yaitu: Azad Kashmir dan bagian utara dari
Gilgit Baltistan.

Akar dari konflik antara gerilyawan pemberontak Kashmir dan Pemerintah India terikat
atas sebuah perselisihan atas otonomi lokal. Perubahan demokratis terbatas di Kashmir
hingga akhir tahun 1970-an dan awal 1988, benyak reformasi demokratis diberikan oleh

3
Pemerintah India telah dibatalan dan demonstrasi dibatasi, dan mengakibatkan peningkatan
dramatis dalam mendukung pemberontak yang mendukung pemisahan diri dengan cara
kekerasan dari India. Pada tahun 1987, sebuah jajak pendapat negara bagian yang
disengketakan menciptakan sebuah katalis bagi para pemberontak saat hal tersebut
menghasilkan beberapa anggota majelis negara bagian menciptakan kelompok pemberontak
bersenjata. Pada bulan Juli 1988, serangkaian demonstrasi, pemogokan dan penyerangan
pada Pemerintah India memulai kekacauan di Jammu-Kashmir, yang pada tahun 1990-an
meningkat menjadi masalah keamanan internal yang paling penting di India.

Gejolak di Jammu Kashmir telah menghasilkan ribuan korban jiwa, tetapi sudah menjadi
tidak terlalu mematikan dalam beberapa tahun terakhir. Telah ada gerakan-gerakan protes di
wilayah Kashmir yang diperintah oleh India sejak tahun 1989. Gerakan-gerakan tersebut
didirikan untuk menyuarakan selisih dan keluhan atas Pemerintahan India, terutama Militer
India. Pemilihan umum yang diselenggatakan pada tahun 2008, yang secara umum
dipandang adil oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, memiliki angka partisipasi
pemilih yang tinggi meskipun ada ajakan oleh militan untuk memboikot, dan menyebabkan
Konferensi Nasional Jammu & Kashmir pro-India membentuk pemerintah di negara bagian
tersebut. Menurut Voice of America, beberapa pengamat telah menafsirkan angka tinggi
pada pemilihan umum ini sebagai tanda bahwa rakyat Kashmir telah mendukung
pemerintahan India pada negara bagian ini. Walaupun begitu, Sajjad Lone, seorang
pemimpin separatis Kashmir terkemuka, mengklaim bahwa "angka suara yang tinggi
seharusnya tidak dianggap sebagai orang Kashmir tidak lagi menginginkan kemerdekaan".
Pada tahun 2009 dan 2010, kerusuhan meletus lagi.

2.2 Perang Sipil Sri Lanka

Perang Sipil Sri Lanka adalah nama yang diberikan untuk perang antara ras di Sri Lanka.
Mayoritas adalah Sinhala di selatan dan Eelam Tamil di utara dan timur. Sejak 23 Juli 1983,
sebuah pemberontakan oleh Macan Tamil atau Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE).
Keturunan Tamil berasal dari subbenua India di tenggara atau lebih tepatnya di Tamil Nadu.
Sementara Eelam mengacu pada timur dan utara yang diduduki dan didominasi oleh orang
Tamil. LTTE berjuang untuk kemerdekaan dari pemerintah Sri Lanka dengan alasan bahwa
kegiatan ekonomi, politik dan sosial mereka diblokir dan ditolak.

4
Perang Sipil Sri Lanka merupakan konflik berkepanjangan yang berlangsung selama
lebih dari 25 tahun, tepatnya sepanjang periode 1983 hingga 2009. Konflik terbuka saat
kelompok militan Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) melalukan pemberontakan
terhadap pemerintah sebagai upaya mendirikan negara Tamil merdeka yang disebut Tamil
Eelam di wilayah Utara dan Timur Sri Lanka. Seperti namanya, LTTE merupakan
organisasi militan yang dibentuk oleh etnis Tamil sebagai etnis minoritas yang beragama
Hindu, terhadap pemerintah yang mayoritas dipegang oleh etnis terbesar yaitu Sinhala dan
mayoritas beragama Budha.

Akar permasalahan konflik Sri Lanka berawal dari masa pendudukan kolonial Inggris,
ketika Sri Lanka masih bernama Ceylon. Perbedaan posisi antara Sinhala dan Tamil pada
masa kolonial memberikan ketegangan bagi hubungan sosial dan politik antar keduanya.
Pasca Ceylon merdeka pada 1948, Parlemen Ceylon mengeluarkan regulasi yang disebut
sebagai Akta Kewarganegaraan Ceylon yang memberikan bentuk diskriminasi bagi
minoritas Tamil dengan membuat mereka hampir tidak mungkin mendapatkan hak
warganegara. Sekitar lebih dari 700.000 warga Tamil dibuat stateless. Selama tiga dekade
berikutnya, lebih dari 300.000 warga Tamil dideportasi kembali ke India. Kemudian, pada
1956 Perdana Menteri S. W. R. D. Bandaranaike menetapkan bahasa Sinhala sebagai
bahasa nasional menggantikan bahasa Inggris. Hal ini dianggap sebagai bentuk diskriminasi
lain bagi Tamil untuk mencegah Tamil Sri Lanka bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan
layanan publik lainnya.

Lebih dari 70.000 orang telah tewas sejak 1983 dan populasinya menurun ketika mereka
melarikan diri kembali ke India, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Australia, Malaysia dan
seterusnya. Pemerintah India, terutama Perdana Menteri India Rajiv Ghandhi, mendukung
pemerintah Sri Lanka. Ini karena faktor politik dan persaingan kekuasaan mendominasi
Tamil Nadu. Pemimpin Tamil Nadu yang terkenal adalah MGR yang diduga mendukung
Tamil Eelam. Tentara India dikerahkan ke pulau Sri Lanka dari 1987 hingga 1990 dan aksi
ini mengejutkan LTTE yang berpikir bahwa pemerintah India mendukung mereka.
Negosiasi dan gencatan senjata telah diadakan seperti pada bulan Desember 2001 dan 2002.
Pasukan pemberontak LTTE semakin meningkatkan peralatan senjata termasuk tank,
helikopter dan lain-lain. Setelah merasa cukup kuat, LTTE menyatakan kemerdekaan di Sri
Lanka utara tetapi dunia tidak mampu mengakuinya.

Secara resmi pada 12 Januari 2008, pemerintah beralih ke serangan di utara dan
menuduh LTTE melanggar kesepakatan lebih dari 10.000 kali. Tentara Sri Lanka

5
mengidentifikasi markas dan senjata yang dimiliki oleh Macan Tamil, penyelundup senjata,
dan 99% dikontrol oleh Macan Tamil. Ini termasuk Kilinochchi, pangkalan militer utama
Mullaitivu dan seluruh A9 Motorway. Banyak pos pengendalian Tiger Tiger telah diambil
alih. Para pemberontak LTTE bertekad untuk meningkatkan perjuangan mereka dengan
gerakan bawah tanah, serangan gerilya, serangkaian serangan bunuh diri dan lain-lain.

Pada 22 April 2009, Dewan Keamanan PBB menginginkan LTTE untuk mengizinkan
bantuan PBB ke zona netral untuk mentransfer warga sipil yang terperangkap dan terkepung
di antara serangan militer pemerintah dengan ancaman terhadap LTTE.

LTTE akhirnya menyerah pada 17 Mei 2009, sebagaimana diumumkan oleh kepala
hubungan internasional mereka, Selvarasa Pathmanathan. [17] Pada tanggal 18 Mei 2009,
militer Sri Lanka mengkonfirmasikan pimpinan LTTE, Velupillai Prabhakaran terbunuh,
seluruh negara pulih berkuasa.

2.3 Konflik Antara India dan Bangladesh

Terlepas dari kenyataan bahwa India mendukung separatis PakistanTimur, yang akhirnya
memperoleh kemerdekaan menjadi negara Bangladesh, hubungan kedua negara tetap
terjalin. Meskipun kedua belah pihak merumuskan perjanjian ekonomi dan perjanjian
tahunan terbarukan pada isu pembagian sumber daya air, sejumlah kekhawatiran tetap
muncul. Sebuah kekhawatiran yang dirasakan Bangladesh serupa dengan anggota SAARC
lainnya, yaitu kecurigaan atas upaya India untuk memberikan pengaruh langsung terhadap
tetangganya.

Secara khusus, di awal 1990-an, hubungan India-Bangladesh memburuk akibat sengketa


Barrage Farakka, di mana India telah membangun sebuah kanal pengumpan untuk
mengalihkan air. Ketegangan muncul di permukaan karena tidak ada solusi permanen yang
ditermukan untuk masalah yang luar biasa besar. Pada tahun 2001, India dan Bangladesh
melakukan konfrontasi tentang perbatasan. Konflik berpusat di sekitar wilayah perbatasan
yang di sengketakan dekat desa Pyrdiwah tapi tetap di kerahkan pasukan perbatasan di
kedua sisi (Gencatan Senjata 2001). Pulau sungai Muhurichar juga diklaim oleh kedua
negara. Namun, masalah ini tetap mengemuka sejak tahun 1985.

Pada akhir 1980-an, India berusaha untuk membangun pagar di perbatasan internasional
India-Bangladesh untuk menghentikan imigran ilegal yang mengalir ke Benggala Barat.
Masalah ini telah mencapai tingkat yang serius di masa lalu. Akhir-akhir ini, India juga
menuduh Bangladesh bersekutu dengan Pakistan dan bertindak sebagai saluran untuk

6
operasi teroris anti-India. Bangladesh, di sisi lain, menyalahkan India atas dukungan
pemberontak anti-Dhaka, Chakma.

Antara India dan Bangladesh dilalui sebuah sungai yang amat panjang, namanya adalah
Sungai Gangga. Keadaan geografis ini menjadi menyulitkan karena mau tidak mau kedua
negara harus saling berbagi sumber daya alam tersebut. Tentu saja, tidak ada negara yang
mau berbagi, itu jelas tidak mungkin, maka dibuatlah sebuah perjanjian di antara India dan
Bangladesh. Perjanjian tersebut mencakup soal buka-tutup kanal Sungai Gangga. Namun
tentu saja, tidak ada negara dominan yang cukup bodoh untuk mengikuti syarat negara yang
lebih lemah darinya, India pun melanggar perjanjian tersebut secara sepihak. Ketika sungai
Gangga sedang banjir, kanal dibuka, mengakibatkan Bangladesh terkena banjir. Ketika
sungai Gangga sedang kering, kanal ditutup, mengakibatkan Bangladesh tidak mendapat air.
Situasi ini menyebabkan konflik di antara kedua negara.

2.4 India dan Nepal

Hubungan India-Nepal juga penuh dengan ketegangan meskipun kedua belah pihak tidak
membolehkan hubungan mereka secara keseluruhan untuk dijadikan sandera atas perbedaan
mereka. Persamaan India-Nepal adalah contoh klasik dari manuver politik kekuasaan besar
terhadap kekuasaan yang lebih kecil di mana Nepal, berusaha maksimal untuk
mempertahankan postur yang independen, meskipun secara ekonomi tergantung pada India.
Sebagian besar masalah antara kedua belah pihak didasarkan pada kekhawatiran ekonomi.

Hubungan India-Nepal cukup tegang ketika SAARC dibentuk. India telah menolak
tawaran Nepal mengenai zona keamanan internasional (Murthy 1999). Akuisisi Nepal atas
persenjataan Cina menghasilkann protes resmi yang kuat dari pemerintah India, khawatir
akan kehilangan pengaruhnya di Katmandu. Pada tahun 1988, Nepal menolak untuk
mengakomodasi tuntutan India di untuk meninjau perjanjian diantara kedua negara. Nepal
mengambil pendekatan garis keras, dan setelah berakhirnya perjanjian pada tahun 1989,
menghadapi blokade ekonomi dari India, suatu perkembangan yang menyebabkan eskalasi
lebih lanjut ketegangan India-Nepal.

Baru-baru ini, kesepakatan damai dalam hubungan bilateral telah muncul. Meskipun
India dan Nepal juga memiliki perselisihan teritorial yang mencakup wilayah seluas 75
kilometer persegi akan tetapi masalah itu belum berdampak terhadap hubungan Indo-Nepal
ke tingkat yang signifikan.

7
Sejak awal 1990-an, memburuknya situasi ekonomi dan politik di Nepal telah memaksa
untuk melakukan perbaikan hubungan dengan India. Pada tahun 1990, hubungan keamanan
khusus antara kedua negara dipulihkan dan pada pertengahan 1990-an, perjanjian
perdagangan dan transit baru ditandatangani bersama dengan perjanjian ekonomi lainnya.
India juga telah mendukung pemerintah Nepal dalam memerangi pemberontakan Maois
yang sedang berlangsung di negeri ini, sebuah fakta yang telah lebih meningkatkan
hubungan antara kedua negara.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

India mengklaim seluruh Kashmir adalah teritorinya dan Pakistan menolak karena
mayoritas penduduk Kashmir adalah muslim yang bertempat di teritori yang dikuasai
India. Konflikpun menjadi lebih kompleks yang semula hanya persoalan wilayah
berkembang menjadi konflik antar agama dan konflik aliran. Konflik terjadi karena
kepentingan politik kedua negara dan kekuasaan klaim secara sepihak dari India
maupun Pakistan. Dapat dikatakan bahwa gambaran secara umum penyebab konflik yang
terjadi di Sri Lanka adalah akibat adanya ketidaksetaraan sikap pemerintah terhadap masyarakat
di Sri Lanka, khususnya terhadap masyarakat etnis Tamil yang di eksklusi karena dianggap
“berbeda” dengan budaya lokal yang selalui dikaitkan dengan etnis Sinhala sebagai dominan.

3.2 Saran

Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata
dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami
lebih baik ke depannya dalam penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya
makalah ini bisa berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama
dibidang sejarah amerika kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku penulis
meminta maaf yang sebesar besarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Kashmir

https://www.academia.edu/9607093/Penyebab_dan_Permulaan_Perang_Sipil_di_Sri_Lanka_
1983-2009_berdasarkan_Teori_Protracted_Social_Conflict

http://peacefulanarchyjournal.blogspot.com/2013/09/konflik-konflik-di-asia-selatan.html

http://bukusejar.blogspot.com/2015/06/konflik-berkepanjangan-antara-india.html

10

Anda mungkin juga menyukai