Dalam hal apapun tentu kita mengenal 4 prinsip dasar dalam ukuran kinerja,
yakni Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Evaluasi. Dalam konteks pelayanan
masyarakat selaku konsumen listrik dari PLN seharusnya tidak hanya elemen
perencanaan dan pelaksanaan penyaluran listrik bagi masyarakat saja yang harusnya
diperhatikan oleh PLN tetapi juga aspek pengawasan agar dapat dilakukan pencegahan
dari potensi masalah pemadaman listrik tersebut terjadi.
Ibarat nasi sudah menjadi bubur, akibat pemadaman listrik yang terjadi pada
tanggal 27 Mei 2021 yang lalu banyak masyarakat yang terdampak misalnya driver
gojek yang tidak bisa men charger handphonenya dan akhirnya tidak bisa mencari
orderan, industry penyedia jasa es batu, usaha laundry, penjahit serta usaha lainnya
yang memang tidak memiliki kecukupan anggaran untuk membeli jenset, dalam
masyarakat umum saja misalnya banyak masyarakat yang ikan piarannya mati karena
listrik pada tersebut.
Selanjutnya apakah PLN harus berdiam diri dari realita permasalahan yang di
alami sebagian masyarakat di Kalimantan timur tersebut ? tentu tidak bisa. Secara
Hukum PLN harus bertanggungjawab. Bahwa berdasarkan aturan mengenai ganti rugi
yang diatur dalam Pasal 6 ayat Permen ESDM 27/2017 diatur bahwa PT PLN (Persero)
wajib memberikan pengurangan tagihan listrik kepada Konsumen apabila realisasi
tingkat mutu pelayanan tenaga listrik melebihi 10% (sepuluh persen) di atas besaran
tingkat mutu pelayanan tenaga listrik yang ditetapkan, untuk indikator: a. lama
gangguan, b. jumlah gangguan, c. kecepatan pelayanan perubahan daya tegangan
rendah, d. kesalahan pembacaan kWh meter, e. waktu koreksi kesalahan rekening;
dan/atau f. kecepatan pelayanan sambungan baru tegangan rendah.
Bahwa apabila ternyata PLN tidak menjalankan kewajibannya tersebut tentu ini
menjadi pertanyaan besar dan masyarakat bisa melakukan upaya hukum gugatan
konsumen atau dengan tidak dibayarkannya ganti kerugian untuk masyarakat patut
diduga PLN melakukan penggelapan hak masyarakat tersebut dan konsekuensinya
adalah hukum pidana.