I.1. Definisi
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung
yang berkembang apabila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri
atau bahan iritasi lain (Reeves. Lockhart dalam Surya, 2014). Gastritis adalah
suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difusi atau
lokal (Silvia dalam Surya, 2014) Gastritis dapat dibagi menjadi dua antara lain :
(Reeves. Lockhart dalam Surya, 2014).
3
4
c. penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah yang
penyebabnya sering tidak diketahui (Long ; C. B. dalam Surya, 2014).
difus biasanya terjadi pada peminum alkohol berat dan pengguna aspirin,
kondisi tersebut dapat menyebabkan perlunya dilakukan reseksi lambung.
Penyakit yang serius ini akan dianggap sebagai ulkus akibat stres,karena
keduanya memiliki banyak persamaan (Lewis dalam MedKes, 2013).
Gastritis erosif akut (disebut juga gastritis reaktif) dapat terjadi karena
pajanan beberapa faktor atau agen termasuk OAINS, kokain, refluks
garam empedu, iskemia, radiasi yang mengakibatkan kondisi hemoragi,
erosi,dan ulkus. Akibat pengaruh gravitasi, agen ini akan berada pada
bagian distal atau yang terdekat dengan area akumulasi gen. Mekanisme
utama dari injuri dalah penurunan sistesis prostaglandin yang bertanggung
jawab memproteksi mukosa dari pengaruh asam lambung. Pengaruh pada
kondisi lama akan menyebabkan terjadinya fibrosis dan striktur pada
bagian distal (wehbi dalam MedKes, 2013).
Infeksi bakteri merupakan penyebab lain yang dapat meningkat
peradangan pada mukosa lambung.Helicobacter pylory merupakan bakteri
utama yang paling sering menyebabkan terjadinya gastritis akut.
Prevalensi terjadinya infeksi oleh H.pylori pada individu tergantung dari
faktor usia,sosioekonomi,dan ras. Pada beberapa studi di Amerika
serikat,didapatkan infeksi H.pylori pada anak-anak sebesar 20%, pada usia
40 tahunan sebesar 50%,dan pada usia lanjut sebesar 60% (harriss dalam
MedKes, 2013). Hal ini menggambarkan bahwa semakin meningkatnya
usia,maka akan semakin meningkat pula rasio mengalami infeksi H.pylori.
Proses bagaimana bakteri ini melakukan transmisi pada manusia masih
belum diketahui secara pasti,tetapi pada beberapa studi dipercaya bahwa
transimisi bakteri antara individu satu ke individu lain dapat terjadi
melalui rute oral-fekal, selain itu, dapat juga karena mengkonsumsi air
atau makanan yang terkontaminasi. Kondisi ini sering terjadi pada pasien
dengan golongan ekonomi rendah,akibat buruknya sanitasi dan buruknya
status higiene nutrisi (weck dalam MedKes, 2013).
Gastritis akut akibat infeksi H.pylori biasanya bersifat
asimtomatik. Bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan
6
lapisan mukus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan
melindungi dari asam lambung. Penetrasi atau daya tembus bakteri
kelapisan mukosa menyebabkan tejadinya kontak dengan sel-sel epitelial
lambung dan terjadi adhesi (perlengketan) sehingga menghasilkan respons
peradangan – melalui pengaktifan enzim untuk mengaktifkan IL-8. Hal
tersebut menyebabkan fungsi barier lambung terganggu dan terjadilah
gastritis akut (Santacroce dalam MedKes, 2013).
Gastritis pada tuberkulosa berubungan dengan adanya penurunan
fungsi imun dan akibat umum dari gangguan sistem pernapasan. Infeksi
virus dari sitomegalovirus dan infeksi jamur terjadi pada beberapa pasien
dengan penurunan imunitas seperti kanker pascatransplantasi organ,dan
AIDS. Kondisi-kondisi tersebut meningkatkan resiko terjadinya gastritis
kronis. Kondisi tersebut akan menimbulkan terjadinya respons peradangan
lokal,dimana mukosa memerah,edematosa dan ditutupi oleh mukus yang
melekat,erosi kecil,serta perdarahan (sering timbul). Derajat peradangan
sangat bervariasi dan menimbulkan berbagai masalah keperawatan pada
pasien
Gastritis Kronis
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel
dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh
terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya
dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat
maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan,
lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya
tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya
menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel
mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan
pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan
7
2. Pencegahan
Tidak jelas bagaimana H. pylori menyebar, tapi ada beberapa bukti yang
menyebutkan bahwa H. pylori ditularkan dari orang ke orang atau melalui media
makanan dan air. Yang sebaiknya dilakukan agar tidak terinfeksi H. pylori yang
bisa menyebabkan maag adalah dengan selalu mencuci tangan hingga bersih
sebelum makan dan memakan makanan yang telah matang. Menciptakan gaya
hidup sehat dengan mengatur pola makan dan menciptakan lingkungan bersih,
karna Helicobacter Pylori bersarang di lingkungan padat dan kumuh (Ranger,
Ners., 2014.
DAFTAR PUSTAKA
10