OLEH
1032111026
KONSEP AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN
I. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan bahagia bagi manusia?
b. Bagaimana kebahagiaan diperoleh dari beragama?
c. Bagaimana konsep agama sebagai jaminan menuju tuhan dan kebahagiaan?
d. Bagaimana pandangan historis, filosofis, psikologis, dan sosiologis tentang Pemikiran
Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan?
II. Tujuan
a. Mengetahui kebahagiaan bagi manusia
b. Mengetahui pengertian kebahagiaan secara historis, filosofis, sosiologis, dan psikologis
c. Memahami konsep agama sebagai jaminan menuju tuhan dan kebahagiaan
d. Mengetahui kebahagiaan yang diperoleh dari beragama
III. Pembahasan
a. Definisi Bahagia
Bahagia merupakan satu kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-
hari. Banyak orang yang berbicara “saya ingin hidup bahagia” namu terkadang lupa
bagaimana konsep bahagia atau pengertian bahagia. Bahagia merupakan sesuatu
emosi positif yang berarti dan terkait dengan motivasi untuk melakukan
banyak hal (Rahardjo, 2007). Bahagia juga sering kali dihubungkan dengan
kebahgiaan duniawi dan kebahagiaan akhirat. Kebahagiaan duniawi berhubungan
dengan hal-hal yang telah kita raih seperti cita-cita, harta benda atau hal lain yang erat
dengan hal dunia. Sampai-sampai kita sering lupa bahwa bahagia duniawi adalah
bahagia sementara atau tidak abadi. Adapun kebahagiaan ukhrawi adalah kebahagiaan
abadi dan rohani. Kebahagiaan duniawi ada yang melekat pada dirinya dan ada yang
melekat pada manfaatnya.
Rasa bahagia yang ada juga tercipta dari suasana hati, yaitu hati yang sehat adalah
hati yang memiliki iman, dan iman ada karena kita memegang agama. Agama
menjadi salah satu factor yang dapat membuat kita bahagia. Dengan memiliki agama
kita dapat mengetahui kebahagiaan seperti apa yang baik dan dengan cara seperti apa
kita dapat memperolehnya.
1. Sumber historis
Pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan
kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Banyak buku membicarakan atau
mengulas kisah manusia mencari Tuhan. Umpamanya buku yang ditulis oleh Ibnu
Thufail. Buku ini menguraikan bahwa kebenaran bisa ditemukan manakala ada
keserasian antara akal manusia dan wahyu. Dengan akalnya,manusia mencari
Tuhan dan bisa sampai kepada Tuhan. Namun, penemuannya itu perlu
konfirmasi dari Tuhan melalui wahyu, agar ia dapat menemukan yang hakiki dan
akhirnya ia bisa berterima kasih kepada Tuhan atas segala nikmat yang
diperolehnya terutama nikmat bisa menemukan Tuhan dengan akalnya itu.
Seandainya agama tidak pernah ada maka pastilah manusia tidak akan ada
bedanya dengan hewan dimana mereka hidup hanya untuk makan dan bebas
mau melakukan apapun sesukanya tanpa ada aturan perintah dan larangan yang
mengikat dan membatasinya dalam hidupnya,tapi manusia tidak seperti itu
manusia diberkahi akal untuk berpikir membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk sehingga manusia tentulah labih mulia dari hewan.
IV. Daftar Pustaka
Khairul Hamim (2016). KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
DAN FILSAFAT. Diakses melalui https://core.ac.uk/download/pdf/266978934.pdf
(2021, 01 September : 12:54).
Muhammad Rasoki (2017, 27 Februari). Makalah Tentang Agama Menjamin
Kebahagiaan. Diakses melalui
https://muhammadrasokiray.blogspot.com/2019/02/makalah-tentang-agama
menjamin.html (2021, 01 September : 12:54).