Anda di halaman 1dari 21

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

1.     Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945


Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara
Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.

        Selain itu, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala


negara dan sekaligus kepala pemerintahan didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang
berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensial.

2.    Pengertian Sistem Pemerintahan


Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan kata system dan pemerintahan. Kata
system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan,
tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan
yang berasal dari kata perintah.
 
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka
mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan
adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya
dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan diartikan
sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang
bekerja saling bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi
pemerintahan.

Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga,


yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau
kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berati kekuasaan
membentuk undang-undang; Dan Kekuasaan Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili
terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen tersebut secara
garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.
Jadi, system pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara,
hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai
tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan
negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Lembaga-lembaga yang berada
dalam satu system pemerintahan Indonesia bekerja secara bersama dan saling
menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.
Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala
negaranya dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan
melaksakan kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen
akan dipimpin oleh seorang menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut
dikoordinir oleh seorang perdana menteri maka dapat disebut dewan menteri/cabinet.
Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan kabinet ministrial.

4.    Sistem Pemerintahan Indonesia


a.    Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum
Diamandemen.
       Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945
sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok
sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).


2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut
UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan
semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Berdasarkan tujuh
kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa
pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. 

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang
konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah
konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi

1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,


2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
3. b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah
Diamandemen
         Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi.
Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil
amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih
mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan
adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan
baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.
4. Sebelum diadakan amandemen UUD 1945, sebagai konstitusi tertulis UUD 1945
menyediakan satu pasal yang khusus mengatur tentang cara perubahan UUD,
yaitu pasal 37, yang berbunyi :
5. a. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR
harus hadir.
6. b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota
yang hadir.
7. Amandemen UUD 1945 dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
8. 1. Amandemen Pertama            (19 Oktober 1999)
9. 2. Amandemen Kedua    (18 Agustus 2000)
10. 3. Amandemen Ketiga    (10 November 2001)
11. 4. Amandemen Keempat            (10 Agustus 2002)
12. Sistem pemerintahan Indonesia dari masa ke masa

Secara garis besar sejarah Indonesia terbagi atas tiga masa, yaitu masa Orde lama, masa
Orde baru, dan masa reformasi.
a)    Sistem pemerintahan Indonesia masa orde lama
Masa pemerintahan orde lama berjalan dari tahun 1945 hingga tahun 1968 di bawah
kepemimpinan presiden Soekarno. Penyebutan masa “orde lama” merupakan istilah
yang diciptakan pada masa orde baru. Sebenarnya Soekarno tidak begitu
menyukai  istilah “orde lama” ini. Ia lebih suka menyebut masa kepemimpinannya
dengan istilah “orde revolusi”. Pada tanggal 18 agustus 1945, Indonesia mengesahkan
UUD 1945 sebagai dasar Negara. Sebenarnya di bawah UUD 1945 telah tercantum
bahwa Indonesia menggunakan system pemerintahan presidensial.namun setelah tiga
bulan terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
Penyimpangan itu adalah mengenai pembentukan cabinet parlementer dengan Sultan
Syahrir sebagai perdana menteri. Sehingga pada masa ini, dipengaruhi oleh Belanda,
Indonesia menggunakan system parlementer. Masa parlementer berakhir ketika
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
b)   System pemerintahan masa orde baru
Istilah “orde baru” di pakai untuk memisahkan kekuasaan era Soekrno (orde lama)
dengan masa kekuasaan era Soeharto. Era orde baru juga digunakan untuk menandai
setelah masa baru setelah ditumpasnya pemberontakan PKI tahun 1965. Pada masa
orde baru, awalnya demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan. Namun, dalam
perkembangannya kehidupan demokrasi era orde baru tidak jauh berbeda dengan
demokrasi terpimpin. System pemerintahan presidential juga terlihat
ditonjolkan.kemudian soeharto menetapkan demokrasi pancasila sebagai system
pemerintahan Indonesia.
 
 
 
c)    System pemeritahan masa reformasi
Era reformasi dimulai dari tumbangnya kekusaan soeharto pada tahun 1998 hingga
sekarang. Pada era reformasi, pelaksnaan system pemerintahan demokrasi pancasila
diterapkan sesuai dengan asa demokrasi yang berlandaskan pancasila. Pada era ini,
pemerintahan memberikan ruang gerak kepada partai politik dan DPR untuk turut serta
mengawasi pemerintahan secara kritis.

Kesimpulan
          Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang
bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan
penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi
empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu,
terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
 
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial
dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan
parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.
 
Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari
legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan legislatif maka
sistem pemerintahannya adalah presidensial.Dalam sistem pemerintahan negara
republik, lembaga-lembaga negara itu berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis,
sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai
dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

         Sistem pemerintahan suatu negara berbeda dengan sistem pemerintahan yang


dijalankan di negara lain. Namun, terdapat juga beberapa persamaan antar sistem
pemerintahan negara itu. Misalnya, dua negara memiliki sistem pemerintahan yang
sama.Perubahan pemerintah di negara terjadi pada masa genting, yaitu saat
perpindahan kekuasaan atau kepemimpinan dalam negara. Perubahan pemerintahan di
Indonesia terjadi antara tahun 1997 sampai 1999. Hal itu bermula dari adanya krisis
moneter dan krisis ekonomi.

Untuk mengklasifikasi sistem pemerintahan apa yang dianut oleh UUD Negara R.I. Tahlln 1945 pra dan
pasca perubahan, dapat diketahui dari pengisian jabatan ekseklltif dan legislatif, mas a jabatan eksekutif
dan legis latif, hubungan an tara eksekutif dan legislatif, dan menteri-menteri pada negara terse but.
Douglas V. Verney mengemukakan prinsip-prinsip dasar dalam sistem pemerintahan parlementer dan
sistem pemerintahan presidensil, yaitu: 17 Sistem Pemerintahan Parlementer: 1. Majelis menjadi
Parlemen. 2. Ekseklltif dibagi ke dalam dua bagian. 3. Kepala Negara mengangkat Kepala Pemerintahan.
-I. Kepala Pemerintahan mengangkat menteri. 5. Kementrian (pemerintah) adalah badan kolektif. 6.
Menteri biasanya merupakan anggota parlemen. 7. Pemerintah bertanggllng jawah secara politik
kepada majelis. 8. Kepala Pemerintahan dapat memberikan pendapaT kepada Kepala Negara unt1lk
membllbarkan Parle men. 9. Parlemen sebagai suatu kesatuan memiliki supremasi atas ked1ldukan yang
lebih tinggi dari bagian-bagiannya pemerintah dan pemerintah. tetapi mereka lidak saling menguasai.
10. pQJ-lemen adalahfokus kekuasaan dalam sistem polilik. Sistem Pemerintahan Presidensial: 1. Majelis
tetap sebagai majelis saja. 2. Eksekutif tidak dibagi tetapi hanya ada seorang Presiden yang dipilih oleh
rakyat untuk masa jabatan tertentu pada saat majelis dipilih. 3. Kepala Pemerintahan adalah Kepala
Ncgol'(/. -I. Pl'esiden mengangkal Kcpa/a Dcparlemcl7 yang l7lerupakan bawahannl'a. 5. Presidcl1
oda/oh ckscklllij'lzmgga/. 6. Al1ggola Majc/is lidak holch /I1cndllduki jabalan pemerinlahan dan
sebaliknya. 7. Eksekllfi(bertanggungjawab kepada konsfitusi, ,8. Presiden tidak dapat mel11bubarkon
atoll memaksa M(!jelis 9. Majelis berkedudukan lebih tinggi dari bagian-bagian pemerintah lain dan
tidak ada peleburan bagian eksekuti[ dan legislat[( seperti dalam sebuah parle men. 10.
Eksekuti( bertanggung jawab langsung kepada para pemilih, 11. Tidak ada fokus kekuasaan dalam sistem
politik. 18 293 Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Douglas V, Verney tersebut, dapat disimpulkan
bahwa UUD Negara R.I. Tahun 1945 pra perubahan menganut sistem pemerintahan semi presidensil. 19
UUD Ncgara R.I. Tahun 1945 pra perubahan memiliki prinsip-prinsip dasar yang terdapat dalam sistem
pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presl 'd ensl '1 "0 .-

Para anggota MPR berpendapat bahwa dalam UUO Negara R.I. Tahun 1945 pra perubahan menganut
sistem pemerintahan presidensil, sehingga sistem pemerintahan presidensil termasuk dalam hal yang
harus tetap dipertahankan dalam UUO setelah diubah. Pendapat bahwa sistem pemerintahan dalam
UUO Negara R.I. Tahun 1945 pra perubahan adalah sistem pemerintahan presidensil juga dikemukakan
oleh Jimly Asshiddiqie, yaitu: "Sistem pemerintahan Republik Indonesia di bawah UndangUndang Dasar
19-/5, sebenarnya dimaksudkan sebagai sistem pres idens iil. Baik dalam Penjelasan UUD 19-/5 maupun
dalam pengertian umum yang berkembang selama ini. Indonesia memang menganut sistem presidensiil.
Tetapi disana-sini terdapat kejumbuhan dan ketentuan yang bersi/at overlapping antara sistem
presidensiil yang diidealkan itu dengan elemenI . I ..

Sistem Pemerintahan Sistem pemerintahan menunjuk pada pembagian kekuasan dan hubungan antara
lembaga-lembaga negara, terutama antara eksekutif dan parlemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pembagian kekuasaan dalam sebuah negara mengenal dua macam pembagian organisasi
pemerintahan, yaitu :37 a. Pembagian organisasi pemerintahan menurut garis horizontal. Merupakan
pembagian kekuasaan terhadap lembaga-lembaga negara berdasarkan pada jenis atau macam tugas
yang harus dilakukan dalam sebuah negara. Pembagian inilah yang melahirkan sistem pemerintahan. b.
Pembagian organisasi pemerintahan menurut garis vertikal. Pembagian kekuasaan menurut organisasi
vertical adalah pembagian kekuasaan negara dalam kekuasaan pusat dan daerah yang menimbulkan
prinsip-prinsip hubungan pusat dan daerah. Pembagian mi menentukan apakah menganut desentralisasi
atau sentralisasi. Menurut Sri Soemantri,38 sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai: “segala
sesuatu yang merupakan perbuatan pemerintahan yang dilakukan oleh organ-organ atau lembaga-
lembaga negara seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, dan sebagainya, di mana dengan kekuasannya
masing-masing lembaga negara tersebut saling bekerja sama dan berhubungan secara fungsional dalam
rangka menyelenggarakan kepentingan rakyat.”

Ciri Umum Sistem Presidensil Ciri yang paling menonjol dalam sistem Presidensil adalah sesuai dengan
namanya dimana obyek utama yang diperebutkan adalah Presiden. Peran dan karakter individu Presiden
lebih menonjol dibanding dengan peran kelompok, organisasi atau partai. Oleh karena jabatan Presiden
hanya dijabat oleh seorang yang dipilih rakyat dalam pemilu, berarti bahwa Presiden bertanggung jawab
langsung pada rakyat maka tidak ada yang bisa membatasi bahwa calon Presiden harus berasal dari
Partai. Teori yang diungkap oleh JJ Rousseau melihat bahwa kekuasaan tertinggi berada dalam negara
ialah rakyat. Yang dimaksud dengan rakyat menurut Rousseau bukanlah penjumlahan daripada individu-
individu di dalam negara itu, melainkan adalah kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu dan yang
mempunyai kehendak. Kehendak diperolehnya dari individu-individu tersebut melalui perjanjian
masyarakat yang oleh Rousseau disebut sebagai kehendak umum atau volonte generale yang
mencerminkan kemauan dan kehendak umum. Sebaliknya jika kehendak tersebut terbentuk individu-
individu di dalam negara tanpa melalui perjanjian masyarakat, maka kehendak itu bukanlah kehendak
umum melainkan volonte de tous.

Dalam sistem Presidensil, kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang langsung oleh Presiden.
Selaku kepala negara Presiden adalah simbol representasi negara atau simbol pemersatu bangsa
sementara selaku kepala pemerintahan Presiden harus bertanggung jawab penuh atas jalannya
pemerintahan. Dengan adanya kedua fungsi tersebut maka kedudukan Presiden dalam pemerintahan
menempati posisi sentral. Berdasarkan kedua fungsi tersebut kedudukan Presiden cenderung lebih kuat
dari dua lembaga trias politica lainnya yaitu legislatif dan yudikatif.

Selain itu sistem Presidensil dicirikan oleh pemilihan eksekutif secara langsung dan bukan dipilih oleh
parlemen, selain itu sistem Presidensil yang memisahkan kekuasaan eksekutif dan legislatif memberi
peluang bagi Presiden untuk melaksanakan kebijakan pemerintahan tanpa harus terganggu oleh
dinamika lembaga legislatif. Pada sistem Presidensial kedudukan kepala negara dan kepala
pemerintahan diorganisasi dalam satu kekuasaan, yakni Presiden. Namun kewenangannya tetap dibatasi
oleh hukum. Sistem Presidensial tidak mengenal pemisahan kekuasaan antara kepala negara dan kepala
pemerintahan.

PENGERTIAN WARGA NEGARA Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang
berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai seorang warga dari negara itu. (Purwadarminta) Warga negara adalah orang yang secara hukum
merupakan anggota dari suatu negara. WARGA NEGARA MENURUT UUD 1945 Pasal 26 ayat (1) UUD
1945 Yang menjadi warga negara ialah orangorang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undangundang sebagai warga negara. PENGERTIAN PENDUDUK  Penduduk
adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negeri, pulau dsb)  Penduduk
adalah orang yang bertempat tinggal di suatu negara. Orang yang tinggal di suatu negara atau wilayah
suatu negara dan tidak bertujuan untuk tinggal atau menetap di wilayah bukanlah penduduk negara itu.
Pasal 26 ayat (2) UUD 1945  Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. Hubungan dalam Konstelasi Kewarganegaraan Negara merupakan organisasi
tertinggi dalam masyarakat, harus mengejar beberapa tujuan bersama yang pada pokoknya adalah
hidup sejahtera. Tujuan negara menurut pandangan modern adalah untuk terwujudnya kesejahteraan
dan kebahagiaan. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK Warga negara yaitu orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara, yang mempunyai hubungan yang tidak terputus
dengan tanah airnya, dengan UUD negaranya, sekalipun yang bersangkutan berada di luar negeri,
selama yang bersangkutan tidak memutuskan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum
internasional. Penduduk yang bukan warga negara (WNA) hubungannya dengan negara yang dialaminya
hanyalah selama yang bersangkutan bertempat tinggal dalam wilayah negara tersebut

B. Aspek–Aspek Pancagatra Sebagai Wawasan Nusantara


Pancagatra adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan
pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat dan bernegara dengan ikatan-ikatan,
aturan-aturan dan norma-norma tertentu. Hal-hal yang termasuk aspek pancagatra
adalah sebagai berikut.

1. Ideologi Sebagai Pancagatra Negara Indonesia

Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip yang dijadikan


dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita. Ideologi
merupakan konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang
ingin diiperjuangkan dalam kehidupan nyata. Dalam strategi pembinaan ideologi berikut
adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan.

 Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI.


 Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
 Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
 Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan.
 Ideologi Pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa dan
dijadikan alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat.
 Kalangan elit eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus harus mewujudkan cita-cita
bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan
bangsa.
 Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis, relijius, demokratis,
nasionalis, dan berkeadilan. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara
dengan meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
2. Politik

Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk
mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor
yaitu sektor masyarakat yang memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi
sebagai output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan
kehidupan politik di negara yang bersangkutan. Upaya bangsa Indonesia untuk
meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya mencari keseimbangan dan
keserasian antara keluaran dan masukan berdasarkan  Pancasila yang merupakan
pencerminan dari demokrasi Pancasila.

3. Ekonomi

Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam


mengelola faktor produksi dan distribusi barang dan jasa untuk  kesejahteraan rakyat.
Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas
produksi dan kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara.
Upaya untuk menciptakan ketahanan ekonomi adalah melalui sistem ekonomi yang
diarahkan untuk kemakmuran rakyat.

4. Sosial Budaya

Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi
keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ancaman, tantangan, halangan, dan gangguan (ATHG). Gangguan dapat datang dari
dalam maupun dari luar, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
membahayakan kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan  penyelenggaraan kehidupan
sosial budaya. Ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial budaya dimana
setiap warga masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan
segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

5. Pertahanan dan Keamanan Pancagatra Negara Indonesia

Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamika dalam kehidupan


pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan
kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ketahanan di
bidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela negara, di
mana seluruh IPOLEKSOSBUDHANKAM disusun, dikerahkan secara terpimpin,
terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya Sistem Ketahananan
Nasional. Prinsip-prinsip Sistem Ketahanan Nasional antara lain adalah sebagai berikut.

 Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.


 Pertahanan keamanan berlandasan pada landasan ideal Pancasila, landasan
konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan nusantara.
 Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan
segenap potensi dan kekuatan nasional.
 Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan
keamanan nasional (Sishankamnas) dan sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (Sishankamrata).

Pancagatra
Berbeda dengan trigatra, pancagatra merupakan aspek-aspek yang
menyangkut kehidupan, pergaulan, serta interaksi antar manusia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Aturan, ikatan, kepercayaan, serta
kegiatan sehari-hari masyarakat merupakan intisari dari pancagatra.
Pancagatra umumnya diisi oleh hal-hal yang lebih dapat diubah dibandingkan
dengan trigatra. Namun, tetap saja tidak mudah untuk mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara di suatu negara.

Ideologi
Pancasila merupakan ideologi dasar bangsa Indonesia
Ideologi adalah sebuah sistem terintegrasi yang berisi nilai-nilai yang
dianggap benar oleh suatu komunitas. Ideologi juga dapat dianggap sebagai
dasar dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang dianut oleh suatu
masyarakat.
Indonesia sendiri memiliki dasar ideologi berupa pancasila yang merupakan
sebuah ideologi terbuka. Artinya, pancasila memiliki core values yang adaptif
dan tidak lekang oleh zaman, sehingga selalu relevan setiap saat.
Lima sila yang ada pada pancasila memiliki nilai-nilai tertentu yang nantinya
akan diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Oleh
karena itu, kita harus memaknai pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
 

Politik
Politik merupakan aspek integral dalam menjalankan sebuah negara
Politik pada dasarnya adalah asas, haluan, dan kebijaksanaan yang
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh
penguasa, umumnya pemerintah. Namun, tidak jarang juga politik digunakan
oleh oknum-oknum tertentu untuk mengakuisisi kekuasaan dan kekayaan di
suatu negara.
Sistem politik di suatu negara sangat dipengaruhi oleh budaya,
perekonomian, dan pemerintah yang ada. Namun, seringkali pemerintah
memiliki pengaruh yang kuat terhadap sistem politik yang dijalankan. Oleh
karena itu, politik identik dengan pemerintahan dan kekuasaan.
Indonesia dengan bentuk negara kesatuan merupakan salah satu sistem
politik yang berjalan. Sistem division of power atau pembagian kekuasaan yang
diterapkan di Indonesia juga merupakan corak politik yang unik dibanding
negara-negara lain. Terlebih lagi, demokrasi pancasila kita yang dipimpin oleh
seorang presiden juga merupakan salah satu aspek sistem politik yang ada.
Keberadaan perwakilan rakyat seperti DPR, DPRD, dan MPR merupakan
perwujudan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi meskipun tidak
langsung. Sebuah sistem yang memungkinkan rakyatnya mempengaruhi
kebijakan di tingkat tertinggi, melalui perwakilan yang sudah dipilih dalam
pemilihan umum.
 

Sosial Budaya
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat tinggi
Unsur kebudayaan juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Suku dan bangsa
Indonesia yang sangat beragam mendorong leluhur kita untuk menciptakan
slogan Bhinneka Tunggal Ika, atau berbeda-beda tetapi tetap satu.
Slogan ini merupakan kristalisasi dari budaya toleransi dan saling bahu
membahu yang melekat pada masyarakat Indonesia. Selain itu, diharapkan
masyarakat yang heterogen dan plural ini dapat mendorong inovasi dan
pertumbuhan ekonomi.
Selain karena lebih banyak sudut pandang dan pola berfikir yang bisa diajak
menyelesaikan masalah, masyarakat yang plural juga cenderung lebih
mengakomodasi terhadap ide-ide dan inovasi baru.
Indonesia yang kaya akan budaya, seperti lagu-lagu daerah kita yang
beragam, tarian-tarian tradisional kita yang unik, hingga makanan-makanan
tradisional kita yang sangat lezat juga turut menjadi faktor yang mendukung
perekonomian Indonesia. Hal-hal tersebut bisa dimanfaatkan secara
maksimal untuk mendorong sektor pariwisata di Indonesia.
 

Ekonomi
Perdagangan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah
Sistem ekonomi dan perekonomian dari suatu negara juga memiliki hubungan
yang sangat erat dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah
negara yang menganut sistem ekonomi pasar tentu saja akan memiliki pola
bernegara yang berbeda dengan negara yang menganut ekonomi terencana.
Selain itu, negara dengan pertumbuhan ekonomi dan produk domestik
bruto yang tinggi juga umumnya memiliki kesejahteraan masyarakat yang
lebih baik. Jika diperhatikan, negara-negara terkaya di dunia pasti memiliki
sistem jaminan keamanan sosial yang cukup komprehensif dan berkualitas
dibandingkan dengan negara lain.
Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah
melakukan perdagangan antar negara. Perdagangan ini memiliki banyak
keunggulan, salah satunya adalah negara dapat menjual sumber daya
surplus dan menutup defisit sumber daya.
Selain itu, perdagangan internasional juga membuat negara-negara di dunia
dapat mewujudkan keunggulan komparatif dan keunggulan absolut dalam
melakukan produksi. Dengan adanya ini, negara dapat berfokus pada
produksi barang-barang yang paling mereka kuasai dan membeli barang yang
mereka sulit produksi.
Meskipun begitu, hal ini dapat menyebabkan ketergantungan pada
perdagangan internasional, tidak sejalan dengan konsep awal yang diinginkan
oleh Soekarno yaitu berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam perdagangan internasional,
dibuatlah organisasi khusus yaitu world trade organization (WTO) untuk
meregulasi hal ini.
Seperti yang sudah dijelaskan pada trigatra diatas, kependudukan, faktor
geografis, dan ketersediaan sumber daya alam di suatu lokasi sangat
mempengaruhi kondisi ekonomi suatu negara. Namun, harus disadari pula
bahwa kondisi ekonomi tersebut juga dipengaruhi oleh ideologinya,
budayanya, serta sistem politik yang berlaku.
 

Pertahanan

Perta
hanan tidak hanya sebatas militer dan polisi, tetapi masyarakat dan seluruh
elemen yang ada di suatu negara
Pertahanan dan keamanan (Hankam) merupakan segala tindakan untuk
mempertahankan kedaulatan negara. Indonesia sendiri menganut sistem
pertahanan dan keamanan SISHANKAMRATA, atau sistem pertahanan dan
keamanan semesta.
Sistem ini mengintegrasikan semua elemen negara, mulai dari masyarakat,
masyarakat terlatih seperti hansip, satpam, dan resimen mahasiswa, hingga
elemen militer murni seperti TNI. Dengan adanya sistem keamanan yang
terintegrasi di semua tingkatan ini, diharapkan Indonesia dapat menjadi
negara yang berketahanan tinggi.
Pertahanan dan keamanan merupakan salah satu wewenang pemerintah
pusat yang juga menjadi hak bagi seluruh warga negara. Pemerintah
Indonesia berhak dan berkewajiban untuk menyediakan jasa keamanan dan
menjaga keamanan, sedangkan warga Indonesia berhak untuk merasa aman,
namun berkewajiban pula untuk membantu menjaga ketahanan dan
keamanan negara.
b. Pengertian uud 1945

 undang-undang dasar ialah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu


kodifikasi mengenai hal-hal yang mendasar, atau pokok ketatanegaraan suatu negara,
sehingga kepada-nya diberikan sifat kekal dan luhur, sedangkan untuk mengubahnya
diperlukan cara yang istimewa serta lebih berat kalau dibandingkan dengan pembuatan
atau perubahan peraturan perundang-undangan sehari-hari.

 dalam undang-undang dasar diatur dan ditetapkan mengenai hal-hal atau dasar
ketatanegaraan, sedangkan materi yang diatur atau ditentukan dalam setiap undang-
undang dasar biasanya tidak sama. Undang-undang dasar bukanlah merupakan syarat
mutlak. Aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan pokok atau dasar ketatanegaraan
dapat saja diatur dalam bentuk peraturan dan ketetapan yang lain. Kita semua
mengetahui bahwa kerajaan inggris tak pernah memiliki undang-undang dasar.

 meskipun undang-undang dasar bukan merupakan syarat adanya suatu negara


berserta penyelenggaraannya yang baik dalam zaman modern sekarang apalagi
negara baru, maka undang-undang dasar mutlak ada, sebab dengan adanya undang-
undang dasar, baik penguasa maupun masyarakat dapat mudah mengetahui aturan
pokok atau dasar mengenai ketatanegaraan negara yang pasti dan dapat dimengerti
oleh rakyatnya sehingga dapat menjamin hak-hak rakyat serta kewajiban-kewajiban
apa yang dapat dituntut oleh negara kepadanya.maksud dari undang-undang dasar
1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri atas:
1.     Pembukaan yang terdiri atas empat alinea
2.     Batang tubuh undang-undang dasar 1945 yang berisi pasal 1 sampai dengan 37 yang
terdiri atas 16 bab 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan
3.     Penjelasan undang-undang dasar 1945 yang terbagi dalam penjelasan umum dan
penjelasan pasal demi pasal
Pembukaan, batang tubuh yang memuat pasal-pasal, dan penjelasan undang-
undang dasar 1945 merupakan satu kesatuan yang utuh yang merupakan bagian-
bagian yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Naskah resmi telah dimuat dan
disiarkan dalam berita republik indonesia tahun 207 yang terbit pada tanggal 15 februari
1946 suatu penerbitan resmi pemerintah ri.

Uud 1945 adalah hukum dasar yang tertulis, yang mempunyai arti bahwa uud
1945 mengikat pemerintah, setiap lembaga negara, lembaga masyarakat, dan seluruh
warga negara indonesia dimanapun mereka berada dan setiap penduduk yang
berdomisili di wilayah negara republik indonesia. Sebagai hukum, uud 1945 berisi
norma aturan ketentuan yang dilaksanakan dan ditaati tap mpr no.iii/mpr/2000 tentang
sumber hukum dan peraturan perundang-undangan menjelaskan, bahwa pengertian
undang-undang dasar 1945 adalah hukum dasar tertulis negara republik indonesia,
yang memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.
Secara teoritis, undang-undang dasar harus memenuhi dua syarat yaitu syarat
mengenai bentuk dan syarat mengenai isinya. Bentuknya sebagai naskah tertulis yang
merupakan undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara. Isinya
merupakan peraturan yang bersifat fundamental, artinya bahwa tidak semua masalah
yang penting harus dimuat dalam undang-undang dasar, melainkan hal yang pokok,
dasar, atau asas saja. Penampilan hukum itu sendiri berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman, sehingga isi dari undang-undang dasar itu hanya meliputi hal-
hal yang bersifat dasar saja.
(moh.kusnadi.1983:65-67)

Seorang ahli tata negara menyatakan bahwa dengan demikian dapat dikatakan bahwa
undang-undang dasar mempunyai peranan penting sebab merupakan landasan
struktural dalam penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai aturan atau ketentuan
pokok atau dasar ketatanegaraan bahkan lebih dari itu yaitu untuk menjamin suatu
sistem atau bentuk negara undang-undang dasar harus diberikan sifat yang kekal luhur
oleh karena itu pada umumnya para penguasa negara sebelum melaksanakan
tugasnya harus bersumpah atau berjanji setiap setia kepada undang-undang dasar
kepada undang-undang dasar harus diberikan tempat yang tinggi diantara peraturan-
peraturan yang lain dengan konsekuensi bahwa tidak diperbolehkan adalah suatu
tindakan atau pun keputusan-keputusan penguasa bertentangan dengan jiwa serta isi
aturan dan ketentuan undang-undang dasar undang-undang dasar merupakan hukum
yang tertinggi undang-undang dasar mempunyai sifat yang luhur akan tetapi
bagaimanapun luhurnya undang-undang dasar harus memperoleh pelaksanaan
sebagaimana tidak boleh bertentangan dengan jiwa serta isi aturan aturan dan
ketentuan ketentuannya apabila undang-undang dasar dilaksanakan menyimpang dari
jiwa serta isinya berarti tak ada lagi kepastian hukum disamping itu landasan struktural
dari penyelenggaraan negara juga menjadi kabur hal ini juga berarti bahwa
penyelenggaraan negara akan tergantung kepada penguasa negara sehingga akan
sangat membaikkan rakyat sebagai pihak yang dikuasai

1. Kedudukan Undang-Undang Dasar  NKRI 1945

Undang-Undang Dasar pada  awalnya lahir untuk membatasi kekuasaan Raja yang pada waktu
itu berkuasa sewenang-wenang. UUD diperlukan untuk mengatur hak dan kewajiban penguasa
untuk memerintah, serta hak dan kewajiban rakyat yang diperintah. UUD diperlukan untuk
mengatur jalannya pemerintahan. Jika suatu negara tidak memiiki UUD, dapat dipastikan akan
terjadi penindasan terhadap hak asasi manusia.

Latar belakang pembukaan Undang-Undang Dasar bagi negara  yang satu berbeda dengan negara
yang lain. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain, sejarah yang dialami oleh
bangsa yang bersangkutan, cara memperoleh kemerdekaan bangsanya, situasi dan kondisi saat
menjelang kemerdekaan bangsanya dan lain-lainnya.
Menurut pendapat Bryce, hal-hal yang menjadi alasan sehingga suatu negara memiliki undang-
undang adalah sebagai berikut :

1. Adanya kehendak para warga negara yang bersangkuran agar terjamin hak-haknya, dan
bertujuan untuk mengatasi tidakan-tindakan para penguasa negara tersebut.
2. Adanya kehendak dari penguasa negara dan atau rakyatnya untuk menjamin agar terdapat
pola atau sisitem tertentu atas pemerintah negaranya.
3. Adanya kehendak para pembentuk negara baru tersebut agar terdapat kepastian tentang
cara penyelenggaraan ketatanegaraan.
4. Adanya kehendak dari beberapa negara yang pada mulanya berdiri sendiri, untuk
menjalin kerjasama. 

Berdasarkan pendapat diatas, Motivasi adanya UUD Negara Republik Indonesia, yang sekarang
lebih dikenal UUD NKRI Tahun 1945 adalah adanya kehendak para pembentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia sesaat setelah Proklamasi  Kemerdekaan RI, tepatnya pada tanggal
18 Agustus 1945. hal ini dimaksudkan agar terjamin penyelenggaraan ketatanegaraan Negara
KEsatuan Republik Indonesia secara pasti  ( adanya kepastian hukum ), sehingga stabilitas
nasional dapat terwujud. terwujudnya ketatanegaraan yang pasti dan stabilitas nasional memberi
makna bahwa sisitem politik tertentu dapat dipertahankan , yaitu sistem politik menurut UUD
NKRI Tahun 1945.

Baca juga : Kedudukan dan Makna Alinea Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945  

Kita semua mungkin pernah mendengar kata atau kalimat konstitusi. apakah yang dimaksud
dengan konstitusi? dan apa hubungannya dengan UUD 1945? kita juga pasti pernah mendengar
tentang salah satu lembaga negara, yaitu Mahkamah Konstitusi. jadi apakah itu konstitusi?
Menurut beberapa ahli, Konstitusi memiliki arti yang lebih luas daripada Undang-Undang Dasar,
UUD hanya sebagaian dari Konstitusi, yaitu konstitusi tertulis.

 NKRI sangatlah beruntung karena sejak tanggal 18 Agustus 1945 sudah memiliki UUD NKRI
Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang digunakan untuk mengatur jalannya
Pemerintahan Negara. UUD tahun 1945 merupakan norma hukum tertinggi dalam sistem
ketatanegaraan RI, yang dijadikan dasar untuk menyusun peraturan perundang-undangan.

UUD 1945 merupakan sebagian dari hukum dasar, yaitu hukum dasar tertulis. Jadi, UUD NKRI
tahun 1945 bukanlah satu-satunya hukum dasar. Disamping hukum dasar yang tertulis, masih
ada hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan yang timbul dan terpelihara dalam
praktik penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis. Hukum dasar tidak tertulis biasa disebut
konvensi (kebiasaan dalam penyelenggaraan ketatanegaraan). Salah satu contoh dari konvensi
adalah Pidato Kenegaraan Presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan DPR.

Negara kita menganut prinsip bahwa Konvensi ptidak dibenarkan apabila bertentangna dengan
UUD NKRI Tahun 1945.Konvensi biasanya merupakan aturan-aturan pelengkap atau pengisi
kekosongan yang timbul dari praktik penyelenggaraan ketatanegaraan.

Sebagai hukum dasar, UUD NKRI Tahun 1945 berkedudukan sebagai sumber hukum dan
merupakan hukum dasar yang menempati kedudukan tertinggi. dalam kedudukannya sebagai
sumber hukum yang tertinggi, setiap peraturan perundang-undangan dibawah UUD NKRI harus
berlandaskan dan bersumberkan pada UUD NKRI 1945. Dengan demikian, UUD NKRI 1945
mempunyai fungsi sebagai alat kontrol , alat untuk mengecek apakah norma hukum yang lebih
rendah dan berlaku itu sesuai atau bertentangan dengan ketentuan UUD NKRI Tahun 1945.
Sebagai hukum dasar tertenggi, Segala peraturan perundang-undangan dibawah UUD NKRI
Tahun 1945 tidak boleh bertentangan dengan UUD NKRI Tahun 1945.
BACA JUGA

 Undang-undang yang mengatur tentang hak dalam memperoleh pendidikan


terdapat didalam
 Sebutkan Jenis – Jenis Kekuasaan di Indonesia
 Menanya Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia
setelah kita mengkaji kedudukan UUD 1945 maka selanjudnya marilah kita pahami mengenai
apa itu UUD NKRI Tahun 1945. UUD NKRI Tahun 1945 adalah keseluruhan naskah yang
terdiri atas Pembukaan dan Pasal-Pasal  ( Pasal II Aturan Tambahan ). Pembukaan dan Pasal-
Pasal merupakan satu kebulatan yang utuh, dengan kata lain merupakan  bagian-bagian yang satu
sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Sifat dan Fungsi UUD NKRI Tahun 1945

Sifat konstitusi dikelompokkan di antaranya konstitusi tertulis, konstitusi tidak tertulis setrta
konstitusi fleksibel-rigid. Suatu konstitusi disebut tertulis apabila konstitusi itu tertulis dalam
suatu naskah yang telah diratifikasi oleh lembaga legislatif. Konstitusi tidak tertulis, yaitu
konstitusi  yang tidka tertulis atau tertuang didalm suatu naskah. Misalnya di Inggris
konstitusinya dikatakan tidak tertulis karena tidak ditulis dalam suatu naskah tetapi terdapat
dalam beberapa undangan-undangan, seperti Magna Charta dan Bill of Rights.
Konstitusi yang dikatakan flegsibel ( luwes ) atau rigid ( kaku ) dapat ditinjau dari dua sudut
pandang, yaitu sebagai berikut :

 Dilihat dari cara mengubah Undang-Undang Dasar.

Suatu UUD dikatakan fleksibel jika cara mengubah  UUD tidak sulit atau tidak
memerlukan cara-cara yagn istimewa. tetapi jika cara mengubah UUD itu memerlukan
cara yang tidak mudah, UUD tersebut dapat dikatakan Rigid.

 Mudah tidaknya  mengikuti perkembangan zaman.

Suatu konstitusi dikatakan fleksibel apabila konstitusi tersebut dapat mengikuti


perkembangan zaman. Sebaliknya suatu konstitusi dikatakan Rigid apabila tidak dapat
mengikuti perkembangan zaman.

Konstitusi atau UUD yang mudah diubah dan mampu mengikuti perkembangan zaman biasanya
hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada
pemerintah pusat dan oenyelenggaraan negara lainnya untuk menyelenggarakan kehidupan
bernegara. Hukum dasar yang memuat aturan-aturan pokok saja menyerahkan aturan-aturan
yang menyelenggarakan aturan pokok itu kepada undang-undang yang lebih mudah caranya
membuat, mengubah dan mencabut.

Perlu senantiasa diingat dinamika kehidupan masyarakat dan negara Indonesia. Masyarakat dan
Negara Indonesia tumbuh, zaman berubah, dinamika kehidupan masyarakat dan negara tidak
bisa dihentikan. Oleh karena itu, makin supel aturan tersebut akan makin baik. Jadi kita harus
menjaga supaya sistem UUD tidak tertinggal olah zaman.

Dari pemaparan diatas, Undang-Undang Dasar  NKRI Tahun 1945 memiliki sifat sebagai berikut
:

1. Tertulis, rumusnya jelas, merupakan suatu hukum yang mengikat pemerintah sebagai
penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap warga negara.
2. Singkat dan Supel, memuat aturan-aturan, yaitu memuat aturan-aturan pokok yang setiap
kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman , serta memuat hak-hak
asasi manusia.
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan, serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus
dilaksanakan secara konstitusional.
4. Merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi, juga sebagai alat kontrol terhadap
peraturan perundang-undangan yang lebih rendah dalam hierarki tertib hukum Indonesia.

UUD bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar yaitu Hukum dasar yang tertulis. Dengan
demikian setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan
Presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan
bersumber pada peraturan yang lebih tinggi. Pada akhirnya semua peraturan perundang-
undangan tersebut harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD NKRI Tahun
1945 dan muaranya adalah Pancasila sebagai sumber  dari segala sumber hukum negara ( Pasal 2
UU No.10 Tahun 2004 ).

Dalam kedudukan yang demikian itu , UUD NKRI Tahun 1945 memiliki fungsi sebaga berikut :

1. Sebagai Alat kontrol

Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 sebagai alat kontrol apakah aturan hukum
yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi , yaitu UUD
NKRI Tahun 1945.

2. Pengatur

UUD NKRI Tahun 1945 juga berperan sebagai pengatur bagaimana kekuasaan negara
disusun, dibagi, dan dilaksanakan.
3. Penentu

UUD NKRI Tahun 1945 juga berfungsi sebagai penentu hak dan kewajiban negara,
aparat negara, dan warga negara.

Anda mungkin juga menyukai