Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sri Muliyani Rajawali

NIM : C01419116
Kelas : B Keperawatan 2019
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan II
Dosen : dr. Mike Susanti
Ujian Semester :2

Jawaban :
1. a) Histopatologi
Histopatologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari kondisi
dan fungsi jaringan tubuh untuk diagnosis penyakit. Sampel jaringan
diuji menggunakan mikroskop, baik diambil menggunakan teknik
biopsi atau organ tubuh yang diambil utuh saat tindakan operasi
dilakukan. Berikut teknik pemeriksaan lain yang dilakukan saat
histopatologi:
b) Sitopatologi
Sitopatologi dilakukan untuk diagnosis penyakit melalui
pemeriksaan sel yang berasal dari cairan dan sekresi tubuh. Sampel
sel diambil dari permukaan lesi, massa tumor, atau organ tubuh
menggunakan jarum tajam. Teknik pemeriksaan sitopatologi antara
lain sitologi eksfoliatif, aspirasi jarum halus, dan teknik khusus
(seperti aliran sitometri)
c) Autopsi
Otopsi adalah patologi anatomi yang dilakukan pada mayat.
Tujuannya mencari tahu penyebab, cara, waktu, dan proses kematian
seseorang. Otopsi kebanyakan dilakukan pada kasus kematian
mendadak atau kematian yang penyebabnya belum diketahui.
Misalnya, kematian yang dicurigai terjadi akibat kekerasan, bunuh
diri, overdosis obat, kecelakaan, dan malpraktik. Tindak otopsi
dilakukan secepat mungkin (biasanya 2 - 3 hari setelah kematian)
dan harus berdasarkan persetujuan keluarga korban.
2. Patogenesis penyakit menyatakan perkembangan, kelangsungan atau
evolusi penyakit. Patogenesisnya mencakup bagaimana mekanisme
terjadinya penyakit, serta mekanisme timbulnya kelainan-kelainan
akibat penyakit tersebut. Patofisiologi membahas aspek perubahan
yang terjadi pada berbagai fungsi tubuh akibat adanya penyakit
3. Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor yang
saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor
manusia atau pejamu (host), dan faktor lingkungan
4. Ada empat jenis penyakit utama: penyakit menular, penyakit
defisiensi, penyakit keturunan (termasuk penyakit
genetik dan penyakit keturunan non-genetik), dan penyakit fisiologis
5. Jantung koroner, stroke, HIV/AIDS, kanker
6. a) Infeksi virus
Virus merupakan penyebab infeksi yang paling sering terjadi.
Beberapa penyakit akibat infeksi virus yang masih banyak
ditemukan di Indonesia meliputi ISPA, influenza, cacar, campak,
hepatitis, demam berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis.
Sedangkan penyakit infeksi virus yang terbilang lebih jarang
ditemukan termasuk flu burung, flu singapura, chikungunya, dan
SARS.
b) Infeksi bakteri
Infeksi bakteri juga termasuk penyakit infeksi yang masih banyak
ditemukan di Indonesia. Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri
yang dimaksud adalah: Demam tifoid, Tuberkulosis (TB),
Pneumonia, Meningitis, Infeksi saluran kemih, Difteri, Batuk rejan
(pertusis), Sepsis, Infeksi jamur. Jamur mudah tumbuh subur di
daerah beriklim tropis dan hangat dengan kelembapan yang tinggi,
salah satunya Indonesia. Hal ini membuat penyakit infeksi jamur
cukup banyak ditemukan di Indonesia. Beberapa contoh penyakit
jamur yang sering terjadi adalah athlete’s foot atau infeksi jamur
kaki, infeksi jamur kulit, kuku, dan infeksi jamur pada vagina,
histoplasmosis, blastomycosis, candidiasis, dan aspergillosis.
Sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan meningitis dan
pneumonia.
c) Infeksi parasit
Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk
hidup, seperti cacing dan amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah
cacingan, malaria, giardiasis, amebiasis, dan toksoplasmosis.
7. Cara bakteri menginfeksi tubuh:
Melalui sentuhan antar kulit dan benda yang mengandung bakteri.
Salah satu rumah ternyaman bagi bakteri adalah tangan manusia.
Sekitar 5 ribu bakteri menghuni kedua tangan setiap waktu. Oleh
karena itu, sentuhan tangan, baik secara langsung dengan kulit orang
lain maupun memegang benda, dapat menjadi medium penyebaran
bakteri.Tidak mencuci tangan setelah memegang hidung/mulut saat
batuk/bersin, memegang hewan, buang air kecil/besar, menyentuh
makanan mentah, menyiapkan makanan, mengganti popok anak, dan
lain-lain bisa memicu penyebaran bakteri dari tubuh sendiri ke orang
lain. Menyentuh kulit orang yang terinfeksi juga dapat menyebabkan
kita tertular penyakitnya.
8. Penanganan dan pencegahan infeksi virus :
Apabila virus masuk ke tubuh dan dideteksi oleh sistem kekebalan
tubuh, sistem imun akan merespons serangan tersebut agar sel tubuh
bisa bertahan. Proses perlawanan ini disebut dengan RNA
interference atau interferensi DNA, yang bertujuan untuk memecah
materi genetik virus. Virus memiliki bentuk yang bervariasi. Virus
pun dikelompokkan berdasarkan bentuknya masing-masing. Bentuk
virus tersebut, berupa:
Heliks atau bentuk tangga spiral. Contoh virus berbentuk heliks
yaitu virus mosaik tembakau, Ikosahedral atau bentuk hampir
lingkaran, Envelope; yakni virus yang dikelilingi membran lipid.
Yang termasuk virus dengan amplop tersebut yakni HIV dan virus
influenza. Bentuk lain, misalnya virus dengan kombinasi heliks dan
ikosahedral
9. Bintik merah atau ungu di kulit, muncul ruam kulit, kulit pecah-
pecah, luka melepuh atau bernanah, gatal-gatal, rasa sakit di bagian
yang terinfeksi, pembengkakan di area yang terinfeksi, batuk disertai
darah atau lendir, sesak napas, demam, penglihatan kabur, mata
merah dan sensitif pada cahaya, air mata keluar berlebihan, sakit
kepala, hidung tersumbat, mual dan muntah.
10. Gejala Covid-19 :
Demam, batuk kering, kelelahan, rasa tidak nyaman dan nyeri
tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata merah), sakit kepala,
hilangnya indera perasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau
perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki.
Gejala serius:
Kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan
pada dada dan hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak

Untuk mencegah penyebaran covid-19 :


Cuci tangan secara rutin, gunakan sabun dan air, atau cairan
pembersih tangan berbahan alkohol, selalu jaga jarak aman dengan
orang yang batuk atau bersin, enakan masker jika pembatasan fisik
tidak dimungkinkan, jangan mudah sentuh mata, hidung, atau mulut.
Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan atau
tisu, jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan, dan jika
demam, batuk, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis.
Cara pemeriksaan :
1. Pemeriksaan RT-PCR
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mendeteksi kandungan
genetik yang spesifik terdapat di dalam virus tersebut. Bergantung
dari jenis PCR yang tersedia, umumnya ahli medis akan menyeka
bagian belakang tenggorokan dan mengambil sampel air liur. Selain
itu, sampel cairan yang berasal dari saluran pernapasan hingga tinja
mungkin akan dibutuhkan. Setibanya sampel tersebut di lab, ahli
medis akan mengekstrak asam nukleat yang terkandung genom
virus. Setelah itu, akan dilakukan reaksi berantai transkripsi
polymerase terbalik yang berguna untuk memperkuat daerah genom
tertentu. Hal ini berguna untuk mendeteksi sampel tersebut dan
membandingkannya dengan virus corona yang sudah ada.
2. Rapid Test (Pemeriksaan Serologis)
Cara ini juga dapat dilakukan sebagai salah satu pemeriksaan terkait
virus corona. Metode ini dilakukan dengan mencari antibodi tertentu
yang diproduksi tubuh untuk melawan virus. Pemeriksaan yang
disebut juga dengan rapid test ini telah dikembangkan di Singapura
dan juga Cina terkait pemeriksaan antibodi yang efektif untuk
mengetahui seseorang terserang COVID-19 atau tidak.
Rapid test dilakukan dengan pemeriksaan pada darah, meski virus
tersebut tidak dapat hidup di darah. Namun, seseorang yang
terinfeksi akan membentuk antibodi yang disebut juga
Imunoglobulin. Zat antibodi tersebut yang dapat dipastikan oleh ahli
medis agar dapat deteksi virus corona secara tepat dan cepat. Waktu
yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ini hanya 15-20 menit untuk
mendapatkan hasil.

Anda mungkin juga menyukai