Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (SMK3) TERHADAP PROYEK JALAN TOL CISUMDAWU

ARTIKEL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi UAS mata kuliah kebijakan ketenagakerjaan

Dosen pengampu, Salamatul Afiyah

Oleh,

Mochamad Ilham Ramadhan

1933003

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (D3)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA

(STT MANDALA)

Kampus : Jl. Soekarno Hatta No. 597 Telp. 022-7301738-70791003 Fax. 7304854 Bandung

Website : http :/www.sttmandalabdg.ac.id. / E-mail : pmb@sttmandalabdg.ac.id

Website : http : /www.sttmandala.ac.id. / E-mail : info@sttmandala.ac.id

Email : mochamadilhamramadhan22@gmail.com
ABSTRAK

Maraknya kemacetan-kemacetan di negara Indonesia ini sehingga membuat pemerintah


mengambil solusi untuk membangun jalan tol agar dapat memperkecil jumlah intensitas
kemacetan. Salah satu pembangunan jalan tol yang akan dibahas dalam jurnal ini adalah proyek
pembangunan jalan tol CISUMDAWU. Pembangunan infrastruktur proyek jalan tol
CISUMDAWU ini memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi, bahwasannya kecelakan
merupakan suatu keadaan atau kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan, dan tidak
diduga sebelumnya dimana kecelakan tersebut dapat merugikan bagi ciderannya manusia,
rusaknya mesin atau peralatan konstruksi, bahkan rusaknya aset perusahaan, terlambatnya
penyelesaian waktu pekerjaan konstruksi karena tidk terhentinya proses produksi konstruksi.
Oleh karena itu, pentingnya pengetahuan dan penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) untuk meminimalisir potensi risiko kecelakaan kerja. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi risiko kecelakaan
kerja pada pembangunan proyek tol CISUMDAWU tersebut dan meninjau apa saja yang dapat
dilakukan agar penerapan SMK3 di proyek tol CISUMDAWU dapat berjalan lebih baik.
Penelitian dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui wawancara dan observasi dan
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini dengan
menggunakan metode Brainstorming yang merupakan identifikasi awal dari semua risiko
yang mungkin akan terjadi, dengan menggunakan sampel foto pada pekerjaan Box Culvert
yang telah diidentifikasi peluang kecelakaan berdasarkan klasifikasi jenis kecelakaan dan
akibat kecelakaan bedasarkan jenis luka yang di analisis menggunakan penilaian risiko
menurut ISO 2008 yang berdasarkan Permen Pu Nomer 09 Tahun 2008.

Kata kunci : tol CISUMDAWU, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja, Kecelakaan Kerja.

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kehidupan manusia menuntut segala sesuatu menjadi semakin mudah dan
pesat, baik dari segi teknologi, informasi, dan infrastruktur sehingga menuntut terjadinya
pembangunan yang terus menerus untuk mempermudah segala aspek kehidupan manusia.
Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional yang merupakan
langkah untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana masyarakat Indonesia. Dalam
pembangunan infrastruktur tersebut banyak terjadi kecelakaan-kcelakaan yang terjadi pada
pekerja konstruksi yang cenderung memeiliki data ststistik tidak menurun, bahkan naiknya
intensitas pekerja konstruksi membuat kecelakaan yang terjadi cenderung meningkat setiap
tahunnya (data jamsostek sejak tahun 2000, sekarang BPJS Ketenagakerjaan). Kecelakaan
merupakan suatu keadaan yang tidak direncanakan, dinginkan, dan tidak diduga
sebelumnyadimana kecelakaan dapat terjadi sewaktu-waktu dan mempunyai sifat yang
merugikan bagi cideranya manusia, rusaknya mesin atau peralatan konstruksi, bahkan rusaknya
propertt atau asset perusahaan,terhambat dan terlambatnya penyelesaian waktu pekerjaan
konstruksi karena terhentinya proses produksi konstruksi, serta memungkinkan mengakibatkan
dampak negatif bagi lingkungan untuk kecelakaan yang berdampak besar dan meluasnya areal
kecelakaan sehingga dapat berdampak kepada perusahaan dan proyek konstruksi tersebut.

Proyek konstruksi memiliki ciri khas tempat kerja diruangan terbuka yang dipengaruhi
cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, menggunakan peralatan kerja yang membahayakan
keselamatan dan kesehatan kerja dan merupakan pekerjaan yang mengeluarkan banyak tenaga.
Oleh karena itu untuk mengendalikan resiko kecelakaan kerja yang tinggi maka diperlukan
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) guna meminimalisir
hal tersebut. SMK3 merupakan bagian yang tidak dapat terpisah dari sistem perlindungan
tenaga kerja.

Proyek pembangunan Jalan Tol CISUMDAWU merupakan salah satu proyek


konstruksi yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah
penggunaan alat-alat berat dan mesin-mesin canggih yang memerlukan keahlian untuk
menggunakannya dengan benar. Oleh karena itu tujuan diadakan penelitian ini untuk
mengetahui apakah proyek ini sudah memenuhi SMK3 atau belum. Perlunya penelitian tentang
evaluasi penerapan SMK3 pada proyek tersebut memungkinkan kecelakaan kerja dapat
dikurangi. Manajemen keselamatan kesehatan kerja yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

2
diharapkan akan memberi iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu
dalam meningkatan produktivitas tenaga kerja.

Proses konstruksi yang terjadi di Indonesia masih cenderung padat dimana jumlah
pekerja dalam proyek konstruksi dapat mencapai puluhan bahkan ratusan pekerja. Jika ditinjau
dari jadwal pelaksanaanya, umumnya pada awal proyek jumlah pekerja relatif sedikit
kemudian berangsurangsur sampai pada suatu saat jumlah pekerja mencapai titik tertinggi.
Pada saat inilah konsentrasi pekerja terjadi di proyek yang areanya terbatas sehingga besar
kemungkinannya terjadi kecelakaan kerja. Jumlah pekerja yang besar membuat industri
konstruksi mempunyai permasalahan dalam mengimplementasikan program keselamatan kerja
secara efektif. Angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di Indonesia dirasa masih
cukup tinggi. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya kesadaran pengusaha dan
karyawan akan pentingnya penerapan K3. “ Selama ini penerapan K3 seringkali dianggap
sebagai cost atau beban biaya, bukan sebagai investasi untuk mencegah terjadinya
kecelakaan.

B. Perumusan Masalah
1. penerapan SMK3 apa saja pada proyek tersebut?
2. Bagaimanakah upaya penerapan SMK3 pada proyek jalan tol cisumdawu?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang ada di tol cisumdawu
2. Untuk mengetahui penerapan Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan di tol cisumdawu.

3
METODE PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dan dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui faktor risiko yang paling mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek. Berikut ini adalah tahapan-tahapan penelitian
yang dilakukan seperti yang tergambar pada Gambar 2.1 Diagram Alur:

Mulai

Pengumpulan Data

Data Sekunder
Data Primer
1. Data Lokasi
1. Wawancara 2. UU K3
2. Survei lapangan 3. Jurnal
4. Buku

Data lengkap

Faktor‐faktor risiko
keselamatan dan kesehatan

Analisis Data

Pembahasan Hasil

4Kesimpulan
dan saran
2.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam
yaitu Data Primer dan Sekunder. Data primer adalah data yang secara langsung didapatkan
oleh peneliti dari sumber utama di lapangan. Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud
adalah hasil wawancara dengan kontraktor, survei lapangan. Data sekunder adalah data yang
didapat dari dokumen yang sudah ada. Pada penelitian ini data sekunder adalah dokumen
kecelakaan kerja. Adapun sumber data atau responden dalam penelitian ini dari Proyek Jalan
Tol Cisumdawu.

2.3 Analisis Risiko

Analisis risiko dilakukan melalui tabel faktor risiko kecelakaan, dengan menggunakan
penilaian risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya risiko yang dimaksudkan untuk
menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan besar akibat
yang ditimbulkan. Parameter yang digunakan untuk melakukan penilaian risiko adalah
probabilitas terjadinya kecelakaan kerja yaitu seberapa sering terjadinya kegiatan yang dapat
memicu kecelakaan kerja.

5
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

Peneliti menggunakan metode Brainstorming yang merupakan identifikasi awal dari


semua risiko yang mungkin akan terjadi. Peneliti menggunakan sampel foto yang akan
diidentifikasi risiko kecelakaan kerja tersebut menggunkan klasifikasi kecelakaan menurut ILO
untuk mewujudkan keselamatan kerja menuju zero accident yang berpanduan pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.99 Tahun 2008 tentang Sisten Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) konstruksi bidang pekerjaa umum, khususnya dengan analisis risiko
sebagai perpanduan peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3 dengan akibat yang
ditimbulkannnya dalam kegiatan konstruksi. Peneliti menggunakan penilaian risiko dan
pengendalian risiko yang di dapat dari data proyek yang menerapkan sistem OHSAS
18001:2007, Peraturan Pemerintah Tenaga Kerja No.5 tahun 1996 yang telah ditingkatkan
menjadi UU No.50 tahun 2012, serta Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004. Berikut
ini adalah identifikasi bahaya yang dilakukan seperti pada tabel Identifikasi Bahaya Dan
Penilaian Faktor Risiko di bawah:

6
Hasil dari Tabel Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Faktor Risiko Kecelakaan Kerja terdapat
32 bahaya risiko dari 10 proses tahapan pekerjaan Box Culvertdan terdapat 11 tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan dalam proyek sehingga kesehatannya terganggu dan memerlukan
penanganan lanjut. Kontrol dimulai daribahaya yang mempunyai risiko tinggi kemudian yang
lebih rendah tingkat bahayanya sehingga prosesnya menjadi aman. Berikut adalah tabel
perhitungan persentase nilai signifikan risiko dan diagram hasil persentase dapat dilihat pada
tabel di atas dan Gambar Persentase Risiko untuk melihat tingkat risiko pada kegiatan proses
pembangunan Box Culvert.

Nilai risiko yang ada dalam pekerjaan Box Culvert untuk sebagian besar jenis pekerjaan risiko
bahayanya sedang 78% dimana penanganan yang dibutuhkan adalah penanganan langsung,
terdapat juga risiko tinggi 16% dimana penanganan yang dibutuhkan adalah perencanaan
pengendalian dan rendah 6% dimana penanganan yang dibutuhkan adalah
aturan/prosedur/rambu. Adapun tindakan pengendalian yang telah dilakukan oleh penyedia
jasa konstruksi (kontraktor) adalah melakukan sasaran khusus menuju zero accident dengan
adanya papan informasi, adanya rambu-rambu peringatan, penggunaan wajib APD, melakukan

7
pengendalian pekerjaan safety morning talk, safety induction, safety inspector, safety patrol,
dan monitoring tenaga kerja.

3.2 Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek
pembangunan jalan tol cisumdawu oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor risiko kecelakaan kerja pada pekerjaan box culvert
untuk mewujudkan keselamatan kerja pada proyek konstruksi, dengan metode brain storming
yang merupakan identifikasi awal dari semua risiko yang mungkin akan terjadi. Brain storming
ini bertujuan untuk mendata semua kemungkinan risiko yang terjadi, dengan menggunakan
penilaian resiko.

8
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Cileunyi -
Sumedang - Dawuan (CISUMDAWU) mengenai identifikasi faktor risiko kecelakaan kerja
untuk mewujudkan SMK3 pada pekerjaan box culvert, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa peneliti mengetahui identifikasi faktor risiko kecelakan pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang -Dawuan (CISUMDAWU) dengan berupa
penilaian peluang risiko yang terjadi di tempat kerja, dan diklasifikasikan menurut jenis
kecelakaan dan jenis luka, sehingga akan didapat hasil frekuensi dari hasil risiko kecelakaan
yang telah terjadi di proyek, peneliti telah menggabungkan seluruh hasil identifikasi dan
diambil risiko yang memiliki tingkat frekuensi rendah, sedang, tinggi, dan extrim sebagai risiko
dominan. Hasil tersebut menyatakan bahwa upaya penyedia jasa konstruksi (kontraktor) dalam
pengendalian risiko dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan
kerja

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah mengidentifikasi faktor risiko
kecelakaan kerja untuk mewujudkan SMK3 pada proyek konstruksi. Untuk meminimalisir
risiko kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi, penyedia jasa konstruksi (kontraktor)
perlu meningkatkan penerapan SMK3 yang telah ditetapkan di semua bidang pekerjaan agar
risiko kecelakaan menjadi berkurang.Pengembangan komunikasi tentang pesan keselamatan
kerja serta perusahaan diharapkan lebih memperhatikan kecukupan serta pemeliharaan APD.
Memberikan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada tenaga kerja.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Modul I Kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi Tingkat Dasar.

Asiyanto, (2009). Metode Konstruksi Untuk Pekerjaan Fondasi. Jakarta: Universitas Indonesia
Dipohusodo. (1995). Manajemen Proyek & Konstruksi. Yogyakarta: Kanisius
Jacobson, Beth. (2002). The Social Psychology of the Creation ofa sports Fan Identity: A
Theoretical Review of The Literature. Athletic Insught

OHSAS 18001: (2008). Occupational Health and Safety Management System Requirements.

Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum No. 09 Tahun 2008. Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

Santosa, B. (2009). Manajemen Proyek . Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suh, B. dan Han, I. (2003). The impact of customer trust and perception of security on the
acceptance of electronic commerce, international journal of elektronic commerce

Suma'mur, P. (1996). Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung.
Tarwaka. (2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta: Harapan Press

10

Anda mungkin juga menyukai