KP 580 Tahun 2015 PKPS SI 139-01
KP 580 Tahun 2015 PKPS SI 139-01
TENTANG
c. bahwa dalam Sub Bagian 139B dan Sub Bagian 139B dan C
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015 tentang
Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil
Aviation Safety Regulations Part 139) tentang bandar udara
(Aerodrome), mengatur mengenai sertifikat dan register bandar udara;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
TENTANG PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI DAN REGISTRASI
BANDAR UDARA SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI
BANDAR UDARA BAGIAN 139-01 (STAFF INSTRUCTION 139-01).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(2). Bandar udara umum adalah bandar udara yang digunakan untuk melayani
kepetingan umum.
(3). Bandar udara khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan untuk melayani
kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.
(4). Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk umum dengan memungut
pembayaran;
(5). Angkutan Udara Bukan Niaga adalah angkutan udara yang digunakan untuk
melayani kepentingan sendiri yang dilakukan untuk mendukung kegiatan yang usaha
pokoknya selain di bidang angkutan udara;
(6). Inspektur Penerbangan adalah personel yang diberi tugas, tanggung jawab dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan
keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan.
(7). Penyelenggara bandar udara adalah unit penyelenggara bandar udara, badan usaha
bandar udara, dan/atau badan hukum Indonesia yang mengoperasikan bandar udara
khusus
(8). Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara adalah wilayah daratan dan/atau perairan
yang digunakan secara langsung untuk kegaiatan bandar udara.
(9). Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan adalah wilayah daratan dan/atau
perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan
operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan.
(11). Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang yang telah memenuhi
persyaratan tertentu untuk melakukan pekerjaan di bidangya dalam jangka waktu
tertentu.
(12). Sertifikat Bandar Udara (Airport Certificate) adalah tanda bukti terpenuhinya
persyaratan keselamatan penerbangan dalam pengoperasian bandar udara yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk bandar udara yang
melayani pesawat udara dengan kapasitas lebih dari 30 (tiga puluh) tempat duduk.
(13). Register Bandar Udara (Airport Register) adalah tanda bukti terpenuhinya
persyaratan keselamatan penerbangan dalam pengoperasian bandar udara yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk bandar udara yang
melayani pesawat udara dengan kapasitas maksimum 30 (tiga puluh) tempat duduk.
(14). Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara adalah semua fasilitas dan peralatan baik di
dalam maupun di luar daerah lingkungan kerja bandar udara, yang dibangun atau
dipasang (diinstalasi) dan dipelihara untuk tujuan melayani kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan permukaan pesawat udara, termasuk pelayanan
darat pesawat udara.
(15). Personel Bandar Udara adalah personel yang terkait langsung dengan
pelaksanaan pengoperasian dan/atau pemeliharaan fasilitas dan peralatan
bandar udara;
(16). Sertifikat kompetensi adalah tanda bukti seseorang telah memenuhi persyaratan
pengetahuan, keahlian dan kualifikasi di bidangnya.
(18). Manual of Standard (MOS) adalah suatu dokumen yang dinamakan “Standar Teknis
dan Operasi (Manual of Standard/MOS) Bagian 139” Volume I Bandar Udara
(Aerodrome), Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport),
Volume III Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome), Volume IV Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, dan sewaktu-waktu dapat mengalami
perubahan.
BAB II
Pasal 2
(1). Setiap bandar udara yang dioperasikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta ketentuan pelayanan jasa bandar udara.
(3). Bandar udara yang telah memenuhi keselamatan operasi bandar udara diberikan
sertifikat atau register bandar udara
Pasal 3
(1). Guna mendapatkan sertifikat atau register bandar udara sebagaimana dimaksud
pada Pasal 2 ayat (3), pemohon wajib mengajukan permohonan penerbitan sertifikat
atau register bandar udara.
(2). Setelah penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pemeriksaan berupa :
a. pemeriksaan administrasi, dan
b. audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara..
(3). Apabila hasil audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara..sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a dinyatakan telah lengkap serta sesuai dengan
ketentuan, dituangkan dalam berita acara pemeriksaan administrasi. dan
dilanjutkan dengan audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara.
(4). Audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dilaksanakan berdasarkan Manual Of Standard (MOS) dan buku
pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual) dan dituangkan
dalam berita acara audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara.
Pasal 4
Pasal 5
(1). Apabila hasil pemeriksaan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(2) huruf a dinyatakan belum lengkap dan belum sesuai dengan ketentuan,
Direktur akan menyampaikan pemberitahuan kepada pemohon guna perbaikan.
(2). Perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diterima oleh Direktur paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak pemberitahuan diterima oleh pemohon.
(3). Pemohon yang tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
maka permohonan penerbitan sertifikat atau register bandar udara dinyatakan
gugur dan perlu diulang kembali.
Pasal 6
(1) Apabila hasil audit penerbitan sertifikat/register bandar udara sebagaimana dalam
Pasal 3 ayat (2) huruf b ditemukan ketidaksesuaian (non-compliance) dengan
Manual of Standard (MOS), pemohon harus membuat dan menyampaikan
pengelolaan keselamatan (Safety Plan) kepada Direktur.
(2) Pengelolaan keselamatan (Safety Plan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
disampaikan pemohon kepada Direktur paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
pemberitahuan diterima oleh pemohon.
Pasal 7
Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) huruf b dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan surat perintah Direktur Jenderal.
BAB III
Pasal 8
(1). Guna menjamin keselamatan operasi bandar udara serta pemenuhan standar dan
ketentuan secara berkelanjutan, maka setelah diberikan sertifikat atau register bandar
udara, Direktur dan/atau Kepala Kantor melakukan pengawasan keselamatan operasi
bandar udara.
(2). Pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana pada ayat (1) dapat juga
dilaksanakan berdasarkan laporan dari masyarakat mengenai terganggunya
keselamatan dan keamanan penerbangan dalam pengoperasian bandar udara.
(3). Pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana pada ayat (2) maka
Direktur dan/atau Kepala Kantor dapat memerintahkan dilaksanakan pengawasan
keselamatan pengoperasian bandar udara yang bersifat khusus.
Pasal 9
(2). Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugas pengawasan tidak
boleh mengganggu pengoperasian bandar udara.
Pasal 10
(1). Ruang lingkup pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 terdiri dari:
a. Audit;
b. Inspeksi;
c. Pengamatan (surveillance); dan
d. Pemantauan (monitoring).
(2). Dasar pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. Audit dilaksanakan sebagai kegiatan pengawasan yang bersifat rutin, terjadwal dan
menyeluruh;
b. Inspeksi dilaksanakan apabila ditemukenali adanya indikasi penyimpangan
terhadap ketentuan perundang-undangan atau yang akan berdampak pada
keselamapatan operasi bandar udara;
c. Pengamatan (surveillance) dilaksanakan sebagai lanjutan evaluasi terhadap
pemenuhan rencana tindak lanjut hasil audit oleh penyelenggara bandar udara;
d. Pemantauan (monitoring) dilaksanakan untuk mengevaluasi data, laporan, dan
informasi yang terkait dengan keselamatan operasi bandar udara
(3). Kegiatan audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan dan menjadi
tanggung jawab Direktorat.
(4). Kegiatan inspeksi, pengamatan dan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, c dan d dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Kantor Otoritas
(5). Direktorat dapat melimpahkan pelaksanaan audit kepada Kepala Kantor Otoritas yang
terkait dalam program pengawasan keselamatan operasi Bandar Udara.
Pasal 10
Pasal 11
(1). Kantor Otoritas melaporkan pelaksanaan kegiatan audit, inspeksi, pengamatan dan
pemantauan kepada Direktur Jenderal Up. Direktur sebagai hubungan fungsional paling
lama 7 (tujuh) hari setelah menemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan
atau minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan untuk kegiatan pengawasan rutin.
BAB IV
Pasal 12
(1). Sertifikasi atau registrasi bandar udara serta pengawasan keselamatan operasi bandar
udara dilaksanakan oleh Inspektur Bandar Udara.
(2). Inspektur Bandar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai bidang
sebagai berikut
a. Inspektur kelaikan fasilitas bandar udara
b. Inspektur operasi bandar udara
(3). Kriteria, tugas, wewenang, tingkatan, penetapan dan pengembangan inspektur bandar
udara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu pada peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
Pasal 13
Pasal 14
(1). Dalam melaksanakan audit penerbitan sertifikat atau register Bandar udara dan
pengawasan keselamatan operasi Bandar udara, temuan diklasifikasikan berdasarkan
metode safety risk assessment.
(2). Metode safety risk assessment sebagaimana pada ayat (1) terdiri dari penilaian risk
severity dan risk probability sebagaimana pada lampiran I peraturan ini.
Pasal 15
Direktur menyampaikan data bandar udara yang sudah bersertifikat dan beregister beserta
hasil audit penerbitan sertifikat dan/atau register kepada Kepala Kantor untuk ditindaklanjuti
pengawasannya terhadap temuan yang belum dapat dipenuhi karena memerlukan biaya
besar atau waktu yang lama.
Pasal 16
Sertifikasi dan registrasi bandar udara untuk penerbitan maupun perpanjangan serta
pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan
Pasal 8 dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan sertifikasi dan registrasi bandar
udara serta pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana tercantum dalam
lampiran II dan lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 17
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Udara Nomor : SKEP/293/XII/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan
Keselamatan Operasi Bandar Udara dan Tempat Pendaratan dan Lepas landas Helikopter
Bagian 139-01 (Staff Instruction 139-01) dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 18
Pasal 19
Disahkan di JAKARTA
Pada tanggal September 2015
ttd
Ir. SUPRASETYO
SALINAN Peraturan ini disampaikan, kepada:
1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan;
3. Inspektur Jenderal, Kementerian Perhubungan;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
5. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
6. Para Kepala Otoritas Bandar Udara;
7. Para Kepala Bandar Udara dan Heliport.
SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
HEMI PAMURAHARJO
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : KP 580TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN
SIPIL BAGIAN 139-01, SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SERTA
PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA (STAFF
INSTRUCTION 139-01)
TANGGAL : 07 OKTOBER 2015
RISK SEVERITY
RISK RENDAH
TINGGI MENENGAH
PROBABILITAS C
A B
SERING
3
JARANG
2
MUNGKIN
1
Pemberitahuan
3B, 2B, 3C
Tidakterpenuhinya Peraturan(PTP)
TTD
SUPRASETYO
HEMI PAMURAHARJO
Pembina Tk.I/(IV/d)
NIP. 19660508 199003 1 001
Contoh:
a. Ditemukan adanya pothole di taxiway A
Risk Probability : Jarang
Risk Severity : Tinggi, karena bisa ada FOD yang masuk
mesin pesawat udara.
Indeks Penilaian Resiko : 2 A
Kategori : Safety Alerts (SA)
SUPRASETYO
Contoh:
a. Ditemukan adanya pothole di taxiway A
Risk Probability : Jarang
Risk Severity : Tinggi, karena bisa ada FOD yang masuk
mesin pesawat udara.
Indeks Penilaian Resiko : 2 A
Kategori : Safety Alerts (SA)
SUPRASETYO
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : KP 580 TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL
BAGUAN 139-01, SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SERTA PENGAWASAN
KESELAMATAN OPERASI BANDAR UARA (STAFF INSTRUCTION 139-01)
TANGGAL : 07 OKTOBER 2015
1. UMUM
3. PENGAWASAN KESELAMATAN
6. PEMBIAYAAN .......................................................................................... 15
8. PENUTUP ................................................................................................ 16
1. UMUM
1.1 Referensi
a. Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.
b. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015
tentang Peraturan Keselamatn Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil
Aviation Safety Regulation part 139) tentang Bandar Udara
(Aerodrome).
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 tahun 2009
tentang Safety Management System (SMS).
d. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 39
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes).
e. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 40
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliports)
f. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/227/VIII/2010 tentang Persyartan Standar Teknis dan
Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Manual Of Standard CASR Part 139) Volume III Bandar Udara
Perairan (Waterbase).
g. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 14
Tahun 2015 Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
h. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/223/X/2009 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pelaksanaan
Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System)
Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-01,
Airport Safety Management System)
i. Annex 14 Aerodrome Volume I dan Volume II.
1.2 Tujuan
a. Sebagai upaya standardisasi pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
bandar udara serta pengawasan keselamatan bandar udara.
b. Sebagai acuan pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi bandar udara serta perencanaan, pelaksanaan dan
tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
oleh Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
c. Dalam rangka pemenuhan regulasi terkait keselamatan bandar
udara.
d. Sebagai referensi penyelenggara bandar udara dalam pelaksanaan
pengawasan internal keselamatan bandar udara.
1
1.3 Ruang Lingkup
a. Petunjuk sertifikasi dan registrasi bandar udara dipergunakan
untuk pelaksanaan penerbitan dan perpanjangan sertifikasi dan
registrasi bandar udara oleh Direktorat Bandar Udara.
b. Petunjuk ini diberlakukan untuk pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi bandar udara oleh Direktorat Bandar serta pengawasan
keselamatan operasi bandar udara oleh Direktorat Bandar Udara
dan Kantor Otoritas Bandar Udara, namun dapat juga
dipergunakan sebagai referensi bagi penyelenggara bandar udara
dalam melaksanakan kewajiban pengawasan internal.
c. Petunjuk pengawasan keselamatan operasi bandar udara ini
diprioritaskan pada bandar udara bersertifikat dan dapat juga
dilaksanakan untuk pengawasan keselamatan bandar udara
register.
d. Unsur sertifikasi dan registrasi bandar udara dan pengawasan
keselamatan terdiri atas personel, fasilitas, dan prosedur.
1.4 Perubahan/Amendemen
a. Penanggung jawab
Tanggung jawab terhadap setiap perubahan yang diperlukan
untuk pembaharuan pedoman ini, maupun kebutuhan terhadap
adanya perubahan berada pada Kepala Subdirektorat Personel dan
Operasi Bandar Udara. Kepala Kantor dapat mengajukan usulan
perubahan terhadap pedoman ini kepada Kepala Subdirektorat
Personel dan Operasi Bandar Udara melalui Direktur.
b. Jenis Perubahan
1) Perubahan sementara, yaitu perubahan yang bersifat
sementara dengan batasan waktu dan/atau tujuan yang jelas,
yang antara lain untuk menguji suatu hal sebelum
diberlakukan permanen, ataupun adanya hal-hal yang bersifat
khusus.
2) Perubahan periodik, yaitu perubahan yang bersifat mengikat
dan permanen karena perubahan standar, ketentuan atau hasil
dari pengembangan kegiatan pengawasan sebelumnya.
c. Proses dan Pengesahan
1) Konsep perubahan disiapkan oleh Kepala Subdirektorat
Personel dan Operasi Bandar Udara, dengan disertai
kajian/telaah perlunya perubahan, yang dilengkapi dengan
data dukung/referensi terkait.
2) Konsep perubahan diajukan oleh Kepala Subdirektorat
Personel dan Operasi Bandar Udara kepada Direktur, untuk
dievaluasi sebelum diteruskan kepada Direktur Jenderal.
3) Pengesahan usulan perubahan oleh Direktur Jenderal, sebelum
dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sertfikasi,
registrasi maupun pengawasan keselamatan operasi bandar
2
udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter, baik
bersifat sementara maupun tetap.
3
g. Inspektur bandar udara adalah staf atau pejabat di lingkungan
Direktorat Bandar Udara yang ditunjuk dan diberi tugas serta
kewenangan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau
Direktur Bandar Udara untuk melaksanakan Sertifikasi dan
Registrasi Bandar Udara setelah memenuhi persyaratan dan
tingkat kompetensi tertentu.
2.2 Unsur dan Jenis Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara
a. Unsur Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara :
- Pemeriksaan dalam pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
bandar udara yang tercantum dalam pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual) meliputi unsur personel,
fasilitas, dan prosedur operasi bandar udara, sedangkan untuk
bandar udara bersertifikat ditambah sistem manajemen
keselamatan serta prosedur, fasilitas, dan personel terkait
pengoperasian tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
jika tersedia.
- Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar
udara serta personel untuk pendaratan helicopter helikopter
jika melayan.
- Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar
udara yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok
bandar udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter.
- Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar
udara sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar
udara (aerodrome manual), standard operating procedure (SOP)
untuk di bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter jika melayani.
b. Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara meliputi :
- Kegiatan sertifikasi dan registrasi bandar udara meliputi
kegiatan audit penerbitan/perpanjangan sertifikat dan register
bandar udara.
- Pemeriksaan administrasi untuk audit
penerbitan/perpanjangan sertifikat/register bandar udara
adalah pemeriksaan terkait keberadan, kelengkapan dan
kesesuaian dokumen berupa : akta pendirian
perusahaan/lembaga, Aerodrome Manual/Heliport
Manual/Water Aerodrome Manual, Aerodrome SMS Manual
(tidak wajib untuk register), bukti pembayaran PNBP sesuai
peraturan yang berlaku, sertifikat atau register bandar udara
yang akan berakhir masa berlakunya (untuk perpanjangan),
hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau
hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (untuk
perpanjangan), khusus bandar udara yang melayani angkutan
udara niaga dengan rute penerbangan dari dan ke luar negeri
4
ditambahkan lampiran bukti persyaratan kelestarian
lingkungan yang ditunjukan dengan adanya izin lingkungan
atau dokumen lingkungan yang disahkan oleh instansi yang
berwenang.
3. PENGAWASAN KESELAMATAN
5
personel yang ditugaskan untuk itu, guna melihat pemenuhan
peraturan dan ketentuan standar keselamatan penerbangan pada
umumnya dan keselamatan operasi bandar udara pada
khususnya yang dilaksanakan oleh penyelenggara bandar udara
dan pemangku kepentingan lainnya yang meliputi audit, inspeksi,
pengamatan dan pemantauan, khusus tempat pendaratan dan
lepas landas helikopter maka audit dan pengamatan tidak
dilakukan.
b. Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan
mendalam terhadap prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi
organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.
c. Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan
standar suatu produk akhir objek tertentu.
d. Pengamatan adalah kegiatan penelusuran yang mendalam atas
bagian tertentu dari prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi
organisasi penyedia jasa penerbangan dan pemangku kepentingan
lainnya untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
e. Pemantauan adalah kegiatan evaluasi terhadap data, informasi
dan laporan bandar udara untuk mengetahui kecenderungan
kinerja keselamatan penerbangan di tiap-tiap bandar udara.
6
3.3 Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pengawasan
a. Memastikan terpenuhinya regulasi penerbangan nasional
Standards and Recommended Practices (SARPs) ICAO dalam
rangka menjaga dan meningkatkan keselamatan operasi bandar
udara.
b. Berdasarkan Undang-Undang nomor : 1 tahun 2009 tentang
Penerbangan, tanggung jawab keselamatan bandar udara yang
mencakup tanggung jawab regulasi dan tanggung jawab
pengawasan keselamatan berada pada Menteri Perhubungan, dan
sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM. 20
tahun 2008 dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM. 22
tahun 2015, tanggung jawab tersebut diamanahkan kepada
Direktur Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara,
sebagai bagian unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara yang bertanggung jawab di bidang bandar
udara.
c. Untuk memenuhi tanggung jawab terhadap keselamatan bandar
udara, maka Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar
Udara wajib melaksanakan pengawasan keselamatan bandar
udara, termasuk dalam hal ketersediaan program pengawasan dan
sumber daya untuk pelaksanaan program pengawasan
keselamatan bandar udara.
d. Tanggung jawab pengawasan keselamatan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara juga berlaku untuk bandar udara
yang masih diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah
daerah, dalam rangka untuk menjaga ketegasan dan kejelasan
fungsi regulasi sebagai kewajiban Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dan fungsi operasi sebagai kewajiban
operator dalam penyelenggaraan bandar udara.
e. Tanggung jawab dan kewajiban Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara dalam bidang pengawasan keselamatan tidak
menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab dan kewajiban
penyelenggara bandar udara untuk tetap melaksanakan
pengawasan keselamatan internal sesuai peraturan dan ketentuan
di bidang penerbangan pada umumnya dan bidang bandar udara
pada khususnya.
7
d. Pelaksanaan pengawasan dilakukan dengan mempergunakan
standar yang jelas, terencana, terkontrol, dapat
dipertanggungjawabkan dan berkesinambungan.
e. Hasil pelaksanaan pengawasan dipergunakan untuk bahan
penyempunaan standar dan regulasi keselamatan bandar udara.
8
bersangkutan maupun sumber dana lain sesuai peraturan
perundang-undangan.
c. Perencanaan pengawasan 5 tahunan mencakup rencana lokasi
bandar udara atau tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter serta alokasi dana yang diperlukan, sedang untuk
rencana tahunan harus mencakup pula rencana jadwal waktu
pelaksanaan sertifikasi, registrasi dan pengawasan dan rencana
Tim sertifikasi, registrasi dan pengawasan yang akan
melakukan sertifikasi, registrasi dan pengawasan.
d. Hasil perencanaan pengawasan dituangkan dalam ketetapan
tersendiri yang berupa program pengawasan keselamatan
bandar udara, dan merupakan satu kesatuan acuan dengan
petunjuk pelaksanaan pengawasan ini.
e. Perencanaan yang disusun oleh Direktur Bandar Udara
sehingga pengawasan keselamatan operasi bandar udara dapat
berjalan efektif.
4.2 Persiapan
a. Tim yang ditugaskan untuk melakukan sertifikasi, registrasi dan
pengawasan harus melaksanakan persiapan pelaksanaan
sertifikasi, registrasi dan pengawasan dengan mengisi format-
format seperti pada Formulir III.
b. Formulir III.1 merupakan format perencanaan ruang lingkup
pengawasan yang diisi berdasarkan data/catatan pengawasan
sebelumnya, perubahan organisasi, informasi lain terkait
operasional Objek Pengawasan/OP (bandar udara atau tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter) yang berasal dari airline
atau pihak lain (laporan adanya foreign object damage/debris
(FOD), bird strike, dll) maupun data laporan kejadian
(accident/incident). Format Formulir III.1 disusun oleh Tim
sertifikasi, registrasi dan pengawasann dan diketahui/disahkan
oleh Pengendali Tim atau Ketua Tim. Hasil perencanaan ruang
lingkup sertifikasi, registrasi dan pengawasan tersebut dituangkan
dalam Formulir III.2 yang merupakan ruang lingkup dan jenis
pengawasan yang akan dilakukan. Tiap elemen dalam sistem ruang
lingkup pengawasan dijabarkan dalam tiap lembar kerja seperti
dalam Formulir III.3 dengan pengisian data diambil dari Formulir
III.1 (data-data foreign object damage/debris (FOD), bird strike,
kejadian, dll) maupun dari checklist Formulir II yang dianggap
penting untuk diperiksa pada Objek sertifikasi, registrasi dan
pengawasan.
c. Setelah Formulir III.1, III.2, dan III.3 diselesaikan, untuk
pelaksanaan audit, rencana kegiatan sertifikasi, registrasi dan
pengawasan keselamatan tersebut harus disampaikan dahulu
secara tertulis kepada penyelenggara bandar udara Objek
sertifikasi, registrasi dan pengawasan, meliputi maksud, tujuan,
9
lingkup, jenis pengawasan, beserta Tim Pengawasan dalam jangka
waktu paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
pengawasan. Contoh surat pemberitahuan pelaksanaan sertifikasi,
registrasi dan pengawasan seperti pada Formulir III.4 – III.6.
d. Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar Udara
atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat memerintahkan
dilaksanakannya pengawasan keselamatan operasi bandar udara
yang bersifat insidentil atau khusus.
4.3 Pelaksanaan
4.3.1 Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
a. Sertifikasi dan registrasi dilaksanakan oleh Tim sertifikasi dan
registrasi yang namanya tercantum dalam Surat Perintah Tugas
Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar
Udara dan disampaikan melalui surat pemberitahuan sertifikasi
dan registrasi kepada bandar udara terkait Objek sertifikasi /
registrasi seperti pada Formulir III.4 – III.6.
b. Jadwal pelaksanaan sertifikasi dan registrasi berlaku pada
seluruh Objek sertifikasi dan registrasi.
c. Susunan/rangkaian kegiatan pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi dapat dilihat pada Formulir IV yang secara prinsip,
meliputi :
1) Rapat pembukaan, dengan menjelaskan dasar hukum
pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, perkenalan Tim
sertifikasi dan registrasi, penjelasan maksud, tujuan,
lingkup, dan jangka waktu serta jenis sertifikasi dan
registrasi (penrbitan/perpanjangan) yang akan
dilaksanakan, mengkaji ulang (review) terhadap temuan
pengawasan sebelumnya (untuk perpanjangan), penjelasan
lingkup pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, diskusi isu
terkait lingkup sertifikasi dan registrasi jika ada, klarifikasi
dokumen-dokumen untuk pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi serta penjelasan proses laporan hasil pelaksanaan
sertifikasi dan registrasi dan temuannya. Lihat Formulir
IV.1 Checklist Agenda Rapat Pembukaan.
2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk
pengoperasian Objek sertifikasi dan registrasi yang meliputi
buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), sms manual (untuk sertifikat bandara), standard
operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-catatan lain
yang diperlukan.
3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel
pelaksanaan sistem pengoperasian Objek sertifikasi dan
registrasi yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan
hasil (output)nya.
4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil
pemeriksaan, guna memberi kesempatan kepada
10
penyelenggara Objek sertifikasi dan registrasi untuk
menanggapi dan/atau menjelaskan setiap temuan yang
dihasilkan.
5) Berita Acara sertifikasi dan registrasi seperti Formulir IV.4,
merupakan draft laporan hasil sertifikasi dan registrasi serta
ringkasan temuan. Berita Acara sertifikasi dan registrasi
ditandatangani oleh seluruh Tim sertifikasi dan registrasi
dan pihak bandar udara Objek sertifikasi dan registrasi.
6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk
merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan
pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist
Agenda Rapat Penutupan.
11
yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan hasil
(output)nya. Untuk pelaksanaan inspeksi, kegiatan
pengecekan menggunakan checklist seperti yang tercantum
dalam Formulir II.3 untuk bandar udara dan seperti pada
Formulir II.4 untuk inspeksi tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil
pemeriksaan, guna memberi kesempatan kepada
penyelenggara Objek Pengawasan (OP) untuk menanggapi
dan/atau menjelaskan setiap temuan yang dihasilkan.
5) Berita Acara Pengawasan seperti Formulir IV.5, merupakan
draft laporan hasil pengawasan keselamatan dan ringkasan
temuan. Berita Acara Pengawasan ditandatangani oleh
seluruh Tim Pengawasan dan pihak bandar udara Objek
Pengawasan.
6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk
merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan
pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist
Agenda Rapat Penutupan.
12
penyelenggara bandar udara untuk dilengkapi dengan
penjelasan tindakan perbaikan selengkap mungkin, seperti
berikut:
a) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan
yang diambil untuk memulihkan keadaan untuk
terpenuhinya ketentuan peraturan sehingga terwujud
keselamatan operasi bandar udara.
b) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan
tindakan investigasi untuk mengetahui penyebab utama
tidak terpenuhinya peraturan. Jika penyelenggara bandar
udara sudah menerapkan Safety Management System
(SMS), tindakan identifikasi ini merupakan bagian dari
Safety Management System (SMS).
c) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan
perbaikan yang diambil terhadap penyebab utama tidak
terpenuhinya peraturan untuk memastikan hal tersebut
tidak terulang kembali. Corrective action merupakan suatu
sistem untuk menjamin personel memahami ketentuan
peraturan dan adanya monitoring pemenuhan ketentuan
peraturan secara berkelanjutan.
Penyelenggara bandar udara harus mencatat tindakan
pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan
(corrective action) dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim
kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen Perhubungan
Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara sebelum 28 hari
kerja sejak Formulir PTP tersebut diterbitkan. Kalau tindakan
perbaikan (corrective action) tidak bisa diselesaikan pada
waktu yang ditentukan, penyelenggara bandar udara harus
mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective
action) diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan
(corrective action) merupakan pelaksanaan sistem untuk
training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan
perbaikan (corrective action) – nya merupakan adanya program
training, lengkap dengan waktu dan pesertanya.
3) Safety Alerts (SA) merupakan tipe khusus dari PTP yang
bersifat SEGERA. Penyelenggara bandar udara harus
mengambil tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir
2) a) di atas serta membuat kajian sementara terhadap
langkah butir 2) b) dan butir 2) c) di atas sebelum operasi di
fasilitas terkait dilanjutkan.
d. Temuan sertifikasi dan registrasi serta pengawasan, dapat
menghasilkan kategori Safety Alerts (SA) jika membahayakan
pengoperasian pesawat udara. Penyelenggara bandar udara harus
menghentikan operasional di fasilitas tersebut atau menurunkan
kemampuan operasi pada fasilitas tersebut setelah melakukan risk
assessment. Penyelenggara bandar udara harus mengambil
13
tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir 2) a) di atas
serta membuat kajian sementara terhadap langkah butir 2) b) dan
butir 2) c) di atas sebelum operasi di fasilitas terkait dilanjutkan.
4.5 Pelaporan
a. Ketua Tim Sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan yang
ditugaskan wajib melaporkan secara tertulis hasil Sertifikasi atau
registrasi kepada Direktur Bandar Udara serta pengawasan kepada
Direktur Bandar Udara dan/atau Kepala Kantor Otoritas Bandar
Udara guna mendapat persetujuan atau pengesahan. Format
laporan secara lengkap seperti pada Formulir V.1. Jika ada temuan
yang termasuk kategori Safety Alerts atau PTP maka Tim harus
mengisi format PTP seperti pada lampiran V.2 diketahui/disahkan
oleh Pengendali Tim. Seluruh temuan hasil pemeriksaan harus
ditindaklanjuti oleh penyelenggara bandar udara seperti pada
Formulir V.4 Tindak Lanjut Temuan. Laporan sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan, formulir Safety Alerts, PTP, dan Tindak
Lanjut Temuan, beserta bukti-bukti temuan dikirim ke
penyelenggara bandar udara atau tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan
(OP) paling lambat 15 hari kerja setelah dilaksanakannya kegiatan
sertifikasi atau registrasi atau pengawasan dengan contoh surat
pengantar seperti pada Formulir V.3.
b. Hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang telah
mendapat persetujuan atau pengesahan Direktur Bandar Udara
atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dilaporkan kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
c. Dalam hal pengawasan keselamatan operasi bandar udara
dilaksanakan secara bersama antara Direktorat Bandar Udara dan
Kantor Otoritas Bandar Udara, penyusunan laporan hasil
pengawasan dibuat oleh Kantor Otoritas Bandar Udara.
d. Setiap hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan harus
dicatat dan disimpan dalam suatu sistem database hasil sertifikasi
atau registrasi atau pengawasan untuk monitoring keselamatan
serta wajib dijaga kerahasiaannya baik oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara maupun oleh penyelenggara Objek
Pengawasan, kecuali diperlukan sesuai dengan hukum peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Database hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan
diberlakukan sebagai database bersama antara Direktorat Bandar
Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara untuk menjamin
kesinambungan pengawasan dan perbaikan di kemudian hari.
14
4.6 Monitoring
a. Direktur Bandar Udara dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
wajib melaksanakan monitoring terhadap tindak lanjut hasil
sertifikasi atau registrasi atau pengawasan keselamatan operasi
bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helicopter.
b. Terhadap temuan sertifikasi atau registrasi atau pengawasan
dengan kategori safety alerts (SA) dan PTP, monitoring dilakukan
secara intensif sampai dilakukan tindakan pemulihan dan
termasuk pernyataan langkah identifikasi dan tindakan
pencegahan. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan
seperti tersebut pada butir 3.4 di atas, atau sampai waktu yang
ditentukan oleh Tim sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan
tidak dipenuhi oleh penyelenggara bandar udara, maka Direktur
Bandar udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat
memberikan sanksi.
c. Direktur Bandar Udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
dapat memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan, apabila
diperlukan, berupa:
- peringatan tertulis
- pembatasan kemampuan operasional Bandar udara
- pembekuan sertifikat/register Bandar udara
- pencabutan sertifikat register Bandar udara
d. Monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil sertifikasi
atau registrasi atau pengawasan harus berkesinambungan dan
berkelanjutan.
e. Hasil monitoring dan evaluasi harus menjadi acuan utama dalam
perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi atau registrasi atau
pengawasan keselamatan selanjutnya.
15
d. Audit sertifikasi atau registrasi atau keselamatan dilaksanakan
terhadap Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome
Manual) termasuk kelengkapan, kebenaran, kesesuaian, dan
pelaksanaannya.
e. Audit dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi
efektifitas sistem yang sudah berjalan. Sampling dilakukan
terhadap hal-hal krusial/penting dalam sistem dan/atau
defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem
sistemik yang memerlukan review sistem secara keseluruhan oleh
penyelenggara bandar udara.
f. Tim sertifikasi atau registrasi untuk audit
penerbitan/perpanjangan sertikat atau register atau pengawasan
untuk audit keselamatan operasi bandar udara paling banyak
terdiri atas 6 (enam) inspektur bandar udara.
g. Tim sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang akan
melaksanakan audit sertifikasi atau registrasi atau keselamatan
operasi bandar udara dapat melakukan persiapan audit
keselamatan dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist
audit keselamatan dapat dilihat pada Formulir II), melaksanakan
audit keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat
laporan seperti pada Formulir V.
h. Audit keselamatan operasi bandar udara dapat dilaksanakan oleh
Inspektur bandar udara yang berada di kantor otoritas bandar
udara sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Hasil
audit dilaporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara Cq.
Direktur Bandar Udara untuk di evaluasi dan acceptance.
5.2 Inspeksi Keselamatan
a. Inspeksi keselamatan dilaksanakan dapat secara acak atau rutin
berdasarkan perkembangan tingkat kepatuhan penyelenggara
bandar udara dan/atau tingkat risiko keselamatan yang ada pada
setiap bandar udara, yang dihasilkan dari kegiatan pengamatan
dan/atau pemantauan. Inspeksi keselamatan ini juga dilakukan
pada tempat pendaratan dan lepas landas helikopter.
b. Pemeriksaan pada inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap
unsur tertentu pengawasan dan/atau pada output atau kondisi
nyata yang ada terhadap standar dan ketentuan, termasuk
pemeriksaan terhadap tindak lanjut hasil audit.
c. Inspeksi keselamatan secara rutin yang dilaksanakan oleh
Direktorat Bandar Udara diprioritaskan bagi bandar udara
beregister yang hanya melayani penerbangan angkutan dalam
negeri dengan hierarkhi bandara pengumpul tersier dan bandar
udara pengumpan.
d. Inspeksi keselamatan secara acak yang dilaksanakan oleh
Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
disesuaikan dengan perkembangan isu keselamatan yang ada
16
pada setiap bandar udara termasuk kegiatan kesiapan angkutan
haji, angkutan lebaran, angkutan natal dan tahun baru.
e. Inspeksi keselamatan bandar udara secara acak dilaksanakan
dengan prioritas untuk bandar udara yang mempunyai risiko
keselamatan tinggi, serta untuk bandar udara yang telah
dilakukan audit keselamatan guna melihat perkembangan tindak
lanjut hasil audit.
f. Tim Pengawasan untuk inspeksi keselamatan paling banyak terdiri
dari 3 (tiga) orang Inspektur Bandar Udara.
g. Tim Pengawasan yang akan melaksanakan inspeksi keselamatan
operasi bandar udara melakukan persiapan inspeksi keselamatan
dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist inspeksi
keselamatan seperti pada Formulir II), melaksanakan inspeksi
keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat
laporan seperti pada Formulir V.1, V.3, V.4.
17
c. Laporan kejadian dan kecelakaan di bandar udara bersifat rahasia
dan tidak dapat dijadikan alat bukti di pengadilan.
d. Petugas pemantauan wajib menjaga kerahasiaan database
keselamatan, termasuk data dan pelapor adanya kejadian dan
kecelakaan di bandar udara.
e. Berdasarkan database keselamatan, petugas pemantauan wajib
melakukan evaluasi dan analisa keselamatan, serta secara berkala
paling lama setiap 6 (enam) bulan wajib memberikan laporan
kecenderungan tingat keselamatan pada setiap bandar udara
maupun secara nasional, kepada Direktur Bandar Udara dan
kepala kantor otoritas bandar udara.
f. Direktur Bandar Udara dan kepala kantor otoritas bandar udara di
wilayah kerjanya bertanggung jawab atas keberhasilan tugas
pemantauan keselamatan bandar udara, melalui program
pengembangan sumber daya manusia, pemenuhan prasarana dan
sarana pemantauan, serta promosi keselamatan yang antara lain
melalui sosialisasi dan kemudahan menyampaikan pelaporan.
6 PEMBIAYAAN
6.1 Nilai manfaat skala ekonomi yang didapat dari terselenggaranya
pengoperasian bandar udara yang menjamin keselamatan
penerbangan jauh lebih besar daripada biaya rutin pengawasan yang
dikeluarkan.
6.2 Pelaksanaan kegiatan pengawasan keselamatan bandar udara harus
dilakukan secara berkelanjutan dan terprogram.
6.3 Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
menyusun program pengawasan keselamatan bandar udara yang
merupakan kegiatan rutin dalam bentuk:
a. Program pengawasan tahunan;
b. Program kerja pengawasan 5 (lima) tahunan.
6.4 Sumber biaya pengawasan keselamatan bandar udara oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dibebankan dalam Anggaran
18
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disusun berdasarkan
program dan kebutuhan tahunan.
6.5 Bila sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) terbatas, dapat dimungkinkan menggunakan sumber
dana lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.
7 TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
7.1 Direktur Bandar Udara Dan Kantor Otoritas Bandar Udara secara
berkala wajib melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan
keselamatan operasi bandar udara guna perbaikan pelaksanaan
pengawasan.
7.2 Tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
harus senantiasa dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam
rangka menjaga dan meningkatkan kepatuhan penyelenggara bandar
udara terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan bandar udara
pada khususnya dan penerbangan pada umumnya.
7.3 Hasil monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil
pengawasan keselamatan harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Udara.
7.4 Direktur Jenderal Perhubungan Udara dapat memberikan sanksi
administratif dan/atau dilaporkan kepada pihak atau unit kerja
pembina penyelenggara bandar udara tersebut penyelenggara bandar
udara yang tidak dapat menindaklanjuti hasil pengawasan dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.
8 PENUTUP
8.1 Penyempurnaan atas Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi atau Registrasi
atau Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara akan
ditampung dan dituangkan dalam penyempurnaan Pedoman Petunjuk
ini dan/atau dalam dokumen tersendiri.
8.2 Petunjuk ini hanya sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan dan dapat ditambah maupun dikurangi
sesuai kondisi Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan
berdasarkan peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan,
khususnya keselamatan operasi bandar udara.
ttd
Ir. SUPRASETYO
SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
HEMI PAMURAHARJO
19
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : KP 580 TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN
PENERBANGAN SIPIL BAGUAN 139-01, SERTIFIKASI DAN
REGISTRASI SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI
BANDAR UARA (STAFF INSTRUCTION 139-01)
TANGGAL : 07 OKTOBER 2015
TTD
SUPRASETYO
HEMI PAMURAHARJO
Pembina Tk. I /(IV/b)
NIP. 19660508 199003 1 001
FORMULIR VI : Format penerimaan (acceptance) Aerodrome Manual,
SMS
Manual, Heliport Manual, Water Aerodrome manual
VI.aFormat penerimaan (acceptance) Aerodrome
Manual
VI.bFormat penerimaan (acceptance) SMS Manual
VI.cFormat penerimaan (acceptance) Heliport Manual
VI.dFormat penerimaan (acceptance) Water Aerodrome
manual
FORMULIR VII : Format Sertifikat dan Register Bandar Udara, Tempat
pendaratan dan lepas landas helicopter (heliport) dan
bandara perairan (water aerodrome):
VII.a Format Sertifikat Bandar Udara
VII.b Format Register Bandar Udara
VII.c Format Register Registrasi Tempat pendaratan
dan lepas landas helicopter (heliport)
VII.d Format Register Bandara Perairan (water
aerodrome)
SUPRASETYO
FORMULIR VI : Format penerimaan (acceptance) Aerodrome Manual,
SMS
Manual, Heliport Manual, Water Aerodrome manual
VI.aFormat penerimaan (acceptance) Aerodrome
Manual
VI.bFormat penerimaan (acceptance) SMS Manual
VI.cFormat penerimaan (acceptance) Heliport Manual
VI.dFormat penerimaan (acceptance) Water Aerodrome
manual
FORMULIR VII : Format Sertifikat dan Register Bandar Udara, Tempat
pendaratan dan lepas landas helicopter (heliport) dan
bandara perairan (water aerodrome):
VII.a Format Sertifikat Bandar Udara
VII.b Format Register Bandar Udara
VII.c Format Register Registrasi Tempat pendaratan
dan lepas landas helicopter (heliport)
VII.d Format Register Bandara Perairan (water
aerodrome)
SUPRASETYO
FORMULIR I
CONTOH
KEGIATAN PEMERIKSAAN TERHADAP UNSUR SERTIFIKASI ,
REGISTRASI SERTA PENGAWASAN BANDAR UDARA SERTA JENIS
KEGIATAN SERTIFIKASI, REGISTRASI BANDAR UDARA DAN
PENGAWASAN BANDAR UDARA
Formulir Ia Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Sertifikasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Sertifikasi dan Pengawasan Bandar
Udara
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel teknik
bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, AMC
(Apron Movement Control / AMC), helicopter landing
officer) jika melayani helikopter.
FORMULIR I I-1
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
inspection, visual aids & aerodrome electrical,
maintenance of the movement area, aerodrome
works safety, apron management, apron safety
management, airside vehicle control, wildlife hazard
management, obstacle control and safety
management system (SMS), maupun
prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika
melayani.
FORMULIR I I-2
Formulir Ib Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi dan Pengawasan Bandar
Udara
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel teknik
bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, (Apron
Movement Control / AMC), helicopter landing officer
jika melayani helikopter.
FORMULIR I I-3
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
area, maupun prosedur/manual pengoperasian
helicopter stand jika melayani.
FORMULIR I I-4
Formulir Ic Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Sertifikasi dan Pengawasan Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport)
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter (personel helicopter landing
officer/HLO, personel radio komunikasi/AGGGR dll).
FORMULIR I I-5
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan
prosedur dalam Heliport manual, standard operating
procedure (SOP) dengan pengoperasian heliport.
FORMULIR I I-6
Formulir Id Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi dan Pengawasan
Bandara Perairan
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel radio
komunikasi/AGGGR dan PK-PPK)
3
Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas
keselamatan dan fasilitas pokok bandara perairan.
FORMULIR I I-7
FORMULIR II
FORMULIR II II - 0
Formulir II.1b Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
FORMULIR II II - 1
Formulir II.1c Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Tempat Pendaratan
Dan Lepas landas Helikopter
ELEMEN
KESELAMATAN OPERASI TEMPAT PENDARATAN DAN
LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
No. ELEMEN
A Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
B Data dan Informasi Lokasi dan Fasilitas Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport Data and Facilities)
FORMULIR II II - 2
Formulir II.1d Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandara Perairan
ELEMEN
KESELAMATAN OPERASI BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)
No. ELEMEN
A Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi
Penyelenggara bandar udara perairan (Water Aerodrome)
B Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Data and Facilities))
FORMULIR II II - 3
Formulir II.2a Checklist Audit Sertifikasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
A. MANAJEMEN BANDAR UDARA
A.1 INFORMASI UMUM BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
(AERODROME MANUAL)
Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar
udara. Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan
tingkat pelayanan dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).
2.
Termasuk Persyaratan EOC, Command CASR 139.059
Post dan peralatan komuikasi? (2c)
Prosedur
1. Apakah keanggotaan saat ini dan kontak CASR 139.057
personel dari Aerodrome Emergency Committee (2)
sesuai dengan buku pedoman? Inspektur cek
2. Apakah frekuensi pertemuan telah sesuai Inspektur cek
dengan buku pedoman? AC 139-10
3. Apakah semua organisasi penting yang CASR 139.059
berpartisipasi/merespon cukup terwakili? Inspektur cek
4. Apakah AEP telah direview dengan mengacu CASR 139.055
pada buku pedoman (manual) ? (3)
FORMULIR II II - 8
Inspektur cek
5. Apakah AEP diuji dengan mengacu pada buku CASR 139.059
pedoman (manual) ? (5)
Inspektur cek
6. Apakah copy dari AEP didistribusikan dengan Inspektur cek
mengacu pada buku pedoman (manual) ?
7. Apakah para personel telah paham persyaratan Inspektur cek
keselamatan pada Rencana Penanggulangan
gawat darurat?
8. Apakah ada kondisi atau perkecualian yang CASR 139.171
harus diikuti?
Chek Produk
1. Jika personel DGCA hadir pada uji coba AEP, Inspektur cek
pemeriksaan yang dilakukan hanya berupa
pengamatan (observasi). Inspektur cek
2. Dalam kasus lain, chek produk berikutnya
dilakukan dengan mengacu pada catatan yang
disimpan penyelenggara bandar udara.
3. Apakah uji coba direncanakan sesuai dengan Inspektur cek
buku pedoman (manual) ?
4. Kapan latihan terakhir dilakukan ? Inspektur cek
5. Apakah organisasi-organisasi yang berkaitan
Inspektur cek
hadir?
6. Apakah sasaran yang dituju sudah tepat dan
Inspektur cek
teruji?
7. Apakah kegiatan tanya jawab dilakukan sesuai
Inspektur cek
dengan buku pedoman (manual) ?
8. Apakah amandemen yang tepat dilakukan
Inspektur cek
terhadap AEP?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan keadaan gawat Inspektur cek
darurat di bandar udara (aerodrome) diketahui,
dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 10
handling servicing) menyasaratkan alat
pemadam kebakaran dan personilnya telah
terlatih ?
10. Dan nama, nomor telepon dan peran/tanggung CASR 139
jawab dari personel yang terkait manajemen App1, 4.10(g)
apron?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah personel yang menyimpan catatan Casr 139.119
sesuai dengan yang tertera dalam buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel yang tepat untuk CASR 139.033
mengontrol, memantau dan/atau mensupervisi MOS 10.15.4.2
kegiatan keselamatan apron?
2. Apakah tersedia personel dan fasilitas/peralatan MOS 10.15.4
untuk mendesain tata letak parkir, pemarkaan,
dan fasilitas pelindung dari jet blast?
Prosedur
1. Apakah personel memahami persyaratan MOS 10.15.4
keselamatan berkaitan dengan clearances dan
jet blast?
2. Apakah tanggung jawab organisasi dan MOS 10.15.4.3
pengaturan manajemen keselamatan apron di
lapangan sesuai dengan buku pedoman
(manual) ?
3. Apakah tindakan pembersihan dan penyapuan CASR 139
yang dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.10 (d,e)
(manual) ?
4. Apakah kegiatan pengisian bahan bakar diawali CASR 139
dan dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.10(b)
(manual) ? Inspektur Cek
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.171
harus diikuti? Inspektur Cek
Cek Produk
1. Apakah sistem automatic docking guiadance MOS 9.34
sistem dan/atau visual docking guiadance Inspektur Cek
sistem l sesuai dengan buku pedoman (manual)
?
FORMULIR II II - 12
Bantu Visual merupakan prosedur sistematis MOS 10.12
untuk mengetahui perencanaan pemeliharaan
(kapan dan bagaimana) untuk menjamin
keandalan operasional peralatan/fasilitas dan
mencegah terjadinya kegagalan operasi alat
bantu visual, termasuk penentuan tujuan setiap
tingkatan pemeliharaan?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.033
yang cukup dan memadai?
2. Sudahkah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyediakan peralatan yang cukup dan tepat?
Prosedur
1. Apakah kegiatan pemeliharaan di atau dekat CASR 139 App1
area pergerakan dikontrol sesuai dengan buku , 4.8
pedoman (manual)?
2. Apakah pemeliharaan area pergerakan MOS 10.12.3.2
dilakukan sesuai dengan jadwal atau rutinitas
yang tercantum dalam buku pedoman (manual)
?
3. Dapatkah hasil uji kekesatan landas pacu MOS.10.12.4
(runway) dikaitkan dengan serviceability dan
batas-batas keselamatan?
4. Apakah personel memahami akan persyaratan CASR.139.033(
keselamatan berkaitan dengan area 1)
pergerakan? MOS.10.14
5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang CASR 139.071
harus diikuti?
6. Apakah ada prosedur yang memastikan CASR 139.067
pelaksanaan dan output pihak ke 3 sesuai
dengan standard dan ketentuan, jika dalam
pengoperasian dan pemeliharaan ada yang
dipihak ketigakan ?
Cek Produk
1. Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan CASR 139 App1
pengaturan keselamatan kerja (work safety)? ,4.8
Inspektur Cek
2. Apakah bantuan visual dan pemarkaan MOS.8.13; 8.15
permukaan dalam kondisi seperti yang CASR 139.043
seharusnya? Inspektur Cek
3. Apakah pengaspalan permukaan terbebas dari MOS 10.17.13.1
masalah permukaan (pantulan, genangan air, Inspektur Cek
dsb)
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pemeliharaan Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 14
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang CASR 139.033
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah pelaksanaan pengukuran visibilitas di MOS 10.20
sepanjang runway sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
2. Apakah prosedur untuk meminimalkan lalulintas MOS 10.23.4
kendaraan yang bergerak didaerah Inspektur Cek
pergerakansesuai dengan buku pedoman
(manual)?
3. Apakah inspeksi runway selama periode MOS 10.20.2
pandangan terbatas sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
4. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan operasi pada
pandangan terbatas?
Cek Produk
Apakah rambu, pintu dan tanda-tanda peringatan Inspektur Cek
untuk operasi pada pandangan terbatas berada di
tempat sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan operasional pada Inspektur Cek
pandangan terbatas diketahui, dilaporkan dan
ditindaklanjuti?
Catatan : Section pada manual ini diterapkan pada proses yang terkait dengan operasional di ground (ground
operation), pada kondisi pandangan terbatas (low visibility). Prosedur ini tidak ditujukan untuk meniru
pengaturan prosedure untuk Air traffic Services and Meteorological Officers. Sebagai informasi, pada
umumnya operasi dalam pandangan terbatas berlaku pada bandar udara yang memiliki ILS (instrument
precision) Category II atau III.
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check
2. Apakah personel yang menyimpan catatan CASR
sesuai sebagaimana tercantum dalam buku 139.219,
pedoman (manual) dan/atau Fire Service
Manual SOP?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR
yang cukup dan memadai? 139.213;
MoS 139 Vol.
IV
FORMULIR II II - 16
wilayah yang sulit? 139.207;
MoS 139 Vol.
IV
11. Apakah tersedia personel dan sumber daya MoS 139 Vol.
yang cukup dan memadai? IV
Prosedur
1. Apakah prosedur saat ini yang dirinci di buku Inspektur cek
pedoman dapat diverifikasi?
2. Apakah prosedur untuk pelatihan personel PKP- Inspektur cek
PK telah mencukupi? CASR 139.217
MoS 139 Vol.
IV
Cek Produk
Apakah inspeksi lapangan terhadap fas. PKP-PK dan Inspektur cek
catatan yang ada sudah sesuai sebagaimana
prosedur yang berlaku.
Umpan Balik
Apakah pelayanan PKP-PK terkait dengan kejadian Inspektur cek
(incident) dan kecelakaan (accident) dicatat, CASR 139.225
dilaporkan dan ditindaklanjuti. MoS 139 Vol.
IV
FORMULIR II II - 17
2. Apakah dalam buku pedoman (manual) sudah CASR 139.069
menjelaskan bahwa pekerjaan tersebut tidak MOS.10.11
menciptakan bahaya bagi pesawat udara atau
kebingungan pilot?
3. Apakah di dalamnya juga sudah memuat rincian CASR 139 App1
persiapan suatu rencana metoda kerja? Bag4 Butir 4.8
(a) MOS.10.11.2
4. Apakah sudah ada pengindentifikasian pada CASR 139 App1
daerah/area bandar udara (aerodrome) yang Bag4 Butir 4.8
terpengaruh pada setiap tahapan pekerjaan (a)
yang berpengaruh pada penutupan
sementatara atau permanen dengan pemberian
marka ?
5. Apakah langkah-langkah yang diambil untuk CASR 139 App1
memastikan standar keselamatan telah Bag4 Butir 4.8
dipenuhi? (a)
6. Apakah termasuk di dalamnya daftar CASR 139 App1
pendistribusian untuk rencana metoda kerja Bag4 Butir 4.8
(method-of-working plan)? (e)
7. Apakah mengatur tentang pemberitahuan CASR 139 App1
kepada penyelenggara bandar udara pesawat Bag4 Butir 4.8
udara dan pengguna bandar udara (aerodrome) (d)
lainnya tentang rencana metoda kerja (method-
of-working plan) serta nomor telepon untuk
menghubungi penyelenggara bandar udara
pesawat udara dan pengguna bandar udara
selama dan sesudah jam kerja?
8. Apakah ada proses agar sesuai dengan CASR 139.069
persyaratan Manual of Standard (MOS) MOS 10.11.3
sehubungan dengan tenggang waktu MOS 10.11.4
pemberitahuan adanya pekerjaan?
9. Apakah pengaturan untuk berkomunikasi CASR 139 App1
dengan pelayanan lalu lintas penerbangan Bag4 Butir
(ATC) serta pesawat udara pada saat pekerjaan 4.8(b)
tersebut dilaksanakan?
10. Apakah ada prosedur untuk menjalankan MOS 10.11.3
pekerjaan dengan batasan waktu?
11. Apakah dalam manual telah memuat nama, CASR 139 App1
nomor telepon serta peran dari personel dan Bag4 Butir
organisasi yang bertanggungjawab untuk 4.8(d)
merencanakan dan melaksanakan pekerjaan,
serta pengaturan untuk menghubungi personel
dan organisasi setiap saat?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspector Check
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.033
yang cukup dan memadai?
2. Apakah tersedia alat bantu visual yang tepat MOS 10.11..8
untuk pemarkaan lokasi kerja dan area
unserviceable?
Prosedur
1. Apakah pekerjaan direncanakan dan CASR 139 .
didokumentasikan sesuai dengan buku App1 Bag4 Butir
pedoman (manual)? 4.8
2. Apakah konsultasi untuk perencanaan kerja dan MOS 10.11.2.4
pembuatan Method of Working Plan (MOWP)
sudah dilakukan dan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah pemberitahuan kerja diberikan sesuai CASR 139 App1
dengan buku pedoman (manual)? Bag4 Butir 4.8
(d)
4. Apakah personel memahami persyaratan CASR 139.033
keselamatan selama pekerjaan?
5. Apakah tersedia prosedur untuk membuat Inspektur Cek
bantuan penglihatan (lampu penerangan) untuk
kerja?
6. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah komunikasi work safety officer dengan MOS 10.11.9
pelayanan lalu lintas penerbangan (ATC) sudah Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
FORMULIR II II - 18
2. Apakah isi dan format Method of Working Plan MOS 10.13
(MOWP) benar? Inspektur Cek
3. Apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan MOS 10.11.2.6
Method of Working Plan (MOWP)?
10. Apakah ada metoda lain yang tersedia untuk CASR 139
menghadapi kegagalan sistem baik sebagian App1 ,4.6(d)
atau seluruhnya?
FORMULIR II II - 21
11. Dan nama serta peran dari personel yang CASR 139
bertanggungjawab untuk inspeksi dan App1 ,4.6(e)
pemeliharaan penerangan, serta nomor telepon
yang dapat dihubungi selama dan setelah jam
kerja?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah laporan inspeksi teknis disimpan dan Inspektur Cek
apakah ada bukti bahwa rekomendasi dan
temuan telah ditindaklanjuti?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.033
yang cukup dan memadai? Inspektur Cek
2. Apakah alat bantu visual (sistem penerangan) MOS 9.1.7.1
yang dipasang telah memenuhi ketentuan MOS 9.1.9.1
frangibilty dan batas ketinggian sesuai Inspektur Cek
ketentuan ?
3. Apakah tersedia suku cadang seperti yang Inspektur Cek
dirinci di buku pedoman pengoperasian bandar
udara (aerodrome manual)?
Prosedur
1. Apakah inspeksi lampu penerangan dilakukan KP. 577 tahun
sesuai dengan buku pedoman (manual)? 2015
Inspektur Cek
2. Apakah daftar cek yang digunakan sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)?
3. Apakah kekurangan yang terjadi ditindaklanjuti KP. 577 tahun
sesuai dengan buku pedoman (manual)? 2015
Inspektur Cek
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah personel yang memelihara catatan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah kegiatan di dekat radar dan navaid CASR 139 App1
dikontrol sesuai dengan buku pedoman , 4.17
(manual)? MOS 10.19
Inspektur Cek
2. Apakah pemeliharaan ground di dekat fasilitas CASR 139
dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.17
(manual)? MOS 10.19
FORMULIR II II - 25
7. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian untuk MOS 139
pemeriksaan terkait dengan FOD? Bag.10.12.33
8. Apakah di dalamnya dicantumkan waktu CASR 139
pelaksanaan inspeksi? App1, 4.5(c)
Materi Inspreksi :
a) Kondisi permukaan pada area pergerakan
(Movement Area),
termasuk keberadaan air seperti : Air di
permukaan, retak atau pecah; rubber deposit);
ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan
korosif; kebocoran pipa pembuangan
khususnya yang mengandung butiran halus
non kohesif sub-grade didaerah curah hujan
tinggi; gerusan atau erosi saluran air;
gundukan rayap atau gundukan lain yang
terhalang oleh rerumputan yang panjang;
tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya dari
kerusakan perkerasan aspal (pavement
distress) yaitu berpotensi manjadi hazard
serta Inspeksi juga harus memeriksa bagian
runway yang mungkin licin saat basah.
Terutama pada daerah perkerasan runway
yang tidak memenuhi ketentuan
kekesatan/gesekan runway yang ditetapkan
oleh Ditjen Hubud.
b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan
ground signal seperti visibilitas marka dan
rambu; penggunaan marka dan rambu yang
tepat; adanya gangguan terhadap level dan
alignment cahaya; pemeriksaan intensitas
cahaya; berubah warna atau lensa kotor; bola
lampu yang putus, pemasangan bola lampu
yang salah, atau cara pemasangan bola
lampu salah; kondisi pondasi lampu yang
mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan
instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan
kerusakan terhadap pemasangan petunjuk
arah angin serta kerusakan kain petunjuk arah
angin atau warna pudar.
c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda
asing (foreign object), seperti komponen
pesawat udara atau komponen lainnya;
perkakas mesin seperti peralatan kecil dan
peralatankhusus; puing-puing (debris), seperti
FORMULIR II II - 26
pasir, bebatuan lepas, beton, kayu, plastik,
potongan ban dan lumpur; dan perhatian
khusus selama dan setelah kegiatan
konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan
berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam
kondisi basah.
d) Obstacles yang mengganggu permukaan
Take-off, Approach dan Transisi. Operator
bandar udara harus memiliki prosedur dan
peralatan untuk petugas dalam melaksanakan
inspeksi terhadap objek-objek yang
ketinggiannya melebihi Obstacle Limitation
Surface(OLS).
e) Burung atau binatang lain yang berada pada
area pergerakan (Movement Area) atau di
sekitar aerodrome. Pemeriksaan harus
meliputi: Kondisi pagar bandara, khususnya
didaerah kritis; Memperhatikan iklim atau
musim, seperti pada kehadiran burung di
waktu-waktu tertentu setiap tahunnya, atau
kedalaman genangan air; kemungkinan
dijadikannyya sarang oleh burung/binatang
pada infrastruktur aerodrome seperti, gedung,
peralatan, dan gable markers; prosedur
mitigasi bahaya burung, harus dimasukkan ke
dalam prosedur manajemen lingkungan
Bandar Udara; penarik perhatian burung dari
luar Bandar udara seperti tempat
penggembalaan hewan, area piknik, fasilitas
aerasi dan pembuangan limbah dan daerah
tempat pembuangan akhir, tempat pelelangan
ikan; serta penggunaaan prosedur
penanganan gangguan (harassement
procedure) burung/binatang jika dibutuhkan.
f) Penilaian Empiris terhadap daya dukung pada
unrated runway pavements dan runway strips
g) Masa berlaku NOTAM
h) Pagar Bandar Udara, Pelaksanaan inspeksi
harus memeriksa pagar yang rusak, gerbang
yang terbuka dan tanda-tanda percobaan
masuknya bintang atau orang.
13. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang CASR 139.033
dilatih dengan baik? MOS 139 Bag.
10.1.3.1
FORMULIR II II - 27
2. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang Inspektur Cek
disebutkan dalam buku pedoman?
3. Apakah orang tersebut dilatih dengan benar CASR 139.033
sesuai dengan Manual of standard (MOS)? MoS 139 Bag.
10.1.3.3
Prosedur
1. Apakah inspeksi serviceability dilakukan pada Inspektur Cek
saat dan setelah jam kerja sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah waktu dan frekuensi inspeksi sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah dalam inspeksi teknis juga termasuk Inspektur Cek
semua hal-hal yang mengacu pada buku
pedoman (manual)?
2. Apakah saat inspeksi dilakukan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
3. Apakah suatu inspeksi lengkap dilakukan dalam MoS 139
satu periode 12 (dua belas) bulan? Bag.10.21.4.1
Inspektur Cek
FORMULIR II II - 29
dengan Manual of Standard (MOS)?
Umpan Balik
Apakah kerusakan berkaitan dengan inspeksi atau Inspektur Cek
isu-isu kesesuaian diketahui, dilaporkan dan
ditindaklanjuti?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Chek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah tersedia data pelatihan dari personel? Inspektur Chek
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.165
yang cukup dan memadai? (3)
2. Apakah personel pelapor telah dilatih sesuai CASR 139.165
dengan buku pedoman (manual)? (3)
MOS 10.6.2
Prosedur
1. Apakah perubahan kondisi fisik telah dilaporkan
ke Aeronautical Information Services (AIS) dan CASR 139.075
dibuat sesuai dengan buku pedoman (manual)? (3, 4))
FORMULIR II II - 30
Dan perubahan pada informasi yang CASR 139 App1
diterbitkan? Bag 4 Butir 4.1
Dan untuk obstacle?
2. Apakah laporan dibuat oleh personel yang CASR 139.165
ditunjuk dalam buku pedoman (manual)? (1)
CASR 139 App1
, 4.1
3. Apakah rincian contact person sesuai dengan CASR 139 App1
yang ada di buku pedoman? , 4.1(c)
4. Apakah para personel memahami persyaratan MOS 10.6.2
keselamatan terkait dengan pelaporan? Inspektur Chek
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.171
harus diikuti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan mendukung kebenaran Inspektur Chek
NOTAM yang ada atau yang terakhir?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pelaporan Inspektur Chek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 31
sebenarnya dari pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan yaitu peningkatan
keselamatan operasional di bandar udara?
7. Apakah didalam manual terdapat daftar SKEP/223/X/20
perubahan dan apakah terdadapat revisi atas 09
perubahan struktur organisasi dan/atau Lamp II
penggantian petugas keselamatan?
8. Apakah ada satu orang tertentu yang ditunjuk
sebagai pengontrol manual ?
9. Apakah dalam manual memuat rincian SKEP/223/X/20
petugas/personel yang memegang copy ? dan 09
prosedur yang memastikan bahwa buku Lamp II
pedoman yang telah dimutakhirkan telah
didistribusikan ke seluruh pemegang ?
10. Dapatkah seorang pembaca memberitahukan SKEP/223/X/20
kapan perubahan pada manual telah dilakukan? 09
Lamp II
11. Adakah prosedur yang memastikan bahwa jika SKEP/223/X/20
ada penyimpangan dari buku pedoman yang 09
dibuat untuk memastikan keselamatan pesawat Lamp II
terbang akan dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dalam tempo 30 hari?
FORMULIR II II - 33
langsung dengan operasi bandar udara? LAMPIRAN II
Sub Bab 3.2.4
9. Dan apakah terintergrasi dengan komite bandar SKEP
udara seperti runway safety team action, dll? 223/X/2009
LAMPIRAN II
Sub Bab 3.2.4
10. Apakah disetiap pertemuan Safety Review SKEP
Board (SRG) yang mana terdapat hasil 223/X/2009
pertemuan tersebut telah disimpan sebagai LAMPIRAN II
bahan dekumentasi? Sub Bab 3.2.5
11. Apakah anggota SRG terdiri dari executive SKEP
manager/pejabat bandara yang ditetapkan oleh 223/X/2009
Accuntable executive? Bukti penunjukannya? LAMPIRAN
IISub Bab 3.2.5
FORMULIR II II - 34
bandar udara sudah dilaporkan?
2. Apakah Hazard atau insiden atau kecelakaan SKEP/223/X/20
dapat dilaporkan oleh pegawai, manajemen, 09
customer, penumpang atau kontraktor?
3. Apakah Format pelaporan hazard sudah seperti SKEP/223/X/20
pada Apendiks D SKEP/223/X/2009 ? 09
4. Apakah hazard checklist sudah seperti pada SKEP/223/X/20
Apendiks F SKEP/223/X/2009? 09
5. Apakah Semua personel telah mengetahui SKEP/223/X/20
bahwa informasi yang diterima dengan tujuan 09
untuk memperbaiki masalah bukan untuk
menghukum orang ?
6. Apakah semua personel telah mengetahui SKEP/223/X/20
bahwa Feedback terhadap laporan akan 09
diterima oleh pelapor sebagai penghargaan dan
dukungan untuk memberikan laporan?
7. Apakah Bandar Udara telah mendukung SKEP/223/X/20
pelaksanaan pelaporan hazard, insiden 09
dan/atau kecelakaan dengan metode Non
punitive reporting system atau Confidential
hazard reporting system atau Feedback dari
manajemen terhadap hasil laporan hazard ?
8. Apakah Form pelaporan dilengkapi dan dikirim SKEP/223/X/20
pada Safety Manager/Officer secepatnya 09
termasuk informasi tambahan yang dapat
dilampirkan ketika diperlukan ?
9. Apakah Sistem pelaporan secara resmi pada SKEP/223/X/20
Bandar Udara sudah berupa penerimaan, 09
pengumpulan, dan penyimpanan hazard beserta
feedback mengenai hazard dan risiko yang
mungkin mempengaruhi operasional bandar
udara ?
10. Apakah Proses untuk mendapatkan informasi SKEP/223/X/20
keselamatan di bandar udara melalui : 09
• pelaporan hazard secara rahasia (confidential
hazard reporting);
• confidential surveys or questionnaires of staff;
• informal communication;
• observasi;
• audit keselamatan;
• kotak saran;
• dll.
11. Apakah Sistem pelaporan ini bisa diintegrasikan SKEP/223/X/20
dan sejalan dengan sistem pelaporan yang 09
sudah ada, seperti pelaporan untuk tumpahan
bahan bakar (fuel spillage), pelaporan adanya
bird strike, pelaporan gangguan binatang liar,
pelaporan FOD, dan lain-lain?
12. Apakah Organisasi Bandar Udara sudah SKEP/223/X/20
menganut prinsip penerapan 09
manajemen keselamatan dan peningkatan
berkelanjutan untuk mencapai sasaran
keselamatan ?
13. Apakah Semua data dan dokumentasi yang SKEP/223/X/20
akan dilaksanakan dijaga oleh Petugas 09
Pengontrol Dokumen ?
14. Apakah Penyelenggara Bandar Udara sudah SKEP/223/X/20
menunjuk Petugas pengontrol Dokumen ? 09
15. Apakah Petugas Pengontrol Dokumen sudah SKEP/223/X/20
memastikan bahwa semua pegawai mempunyai 09
akses informasi yang diperlukan ?
16. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung SKEP/223/X/20
jawab untuk melakukan amandemen terhadap 09
dokumentasi Sistem Manajemen Keselamatan
termasuk Manual Sistem Manajemen
Keselamatan jika ada perubahan atau
penambahan ?
17. Apakah Amandemen ini dilakukan oleh Petugas SKEP/223/X/20
Pengontrol Dokumen ? 09
18. Apakah Aerodrome Manual Controller SKEP/223/X/20
bertanggung jawab untuk memastikan 09
perubahan Manual Sistem Manajemen
Keselamatan diketahui oleh semua pengguna
manual ?
FORMULIR II II - 35
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
FORMULIR II II - 38
A. CHECKLIST KARAKTERISTIK FISIK FASILITAS BANDAR UDARA
FORMULIR II II - 128
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter D ≥ 4,5 m
(b)
Code Letter E ≥ 4,5 mb 6 m, jika kondisi cuaca sangat buruk dan penurunan friksi
(b)
Code Letter F 4,5 m (b) 6 m, jika kondisi cuaca sangat buruk dan penurunan friksi
6.2.4.4 Kemiringan Memanjang ≤ 2% ≤ 2% ≤ 1,75% ≤ 1,5%
turn pad
6.2.4.4 Kemiringan Melintang ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5%
turn pad
6.2.4.5 Kekuatan Turn Pad Harus sama dengan kekuatan runway
6.2.4.6 Konstruksi Permukaan Harus sama dengan konstruksi runway
6.2.4.7 Bahu (Shoulder) Menutupi mesin terluar Pesawat Udara terbesar
3 Runway Sejajar 6.2.5 Jarak Minimum runway ≥ 120 m ≥ 150 m ≥ 210 m ≥ 210 m
Instrumen paralel non instrumen
Pendekatan Pendekatan Keberangkatan Operasi
Jarak Minimum runway
independen dependen paralel Paralel
paralel instrumen
Terpisah
≥ 1035 m ≥ 915 m ≥ 760 m ≥ 760 m
6.2.6.3 Kemiringan Longitudinal
sepanjang 1/4 pertama < 0,8 % < 0,8 % < 0,8 % < 0,8 %
dan terakhir
6.2.6.5 Jika Perubahan tidak
dapat dihindari,
perubahan pada
<2% <2% < 1,5 % < 1,5 %
kemiringan longitudinal
antara bagian runway
yang berkaitan
6.2.6.3 Kemiringan Longitudinal
sepanjang 1/4 pertama < 0,8 % < 0,8 % < 0,8 % < 0,8 %
dan terakhir
6.2.6.6 Transisi dari satu < 0,4 % setiap 30 < 0,4 % setiap < 0,2 % setiap < 0,1 %
kemiringan kelain harus m (radius 30 m (radius 30 m (radius setiap 30 m
dilakukan dengan suatu lengkung min. lengkung min. lengkung min. (radius
kurva vertikal, dengan 7.500 m) 7.500 m) 15.000 m) lengkung
tingkat perubahan min. 30.000
m)
6.2.5.3 Jarak Minimum runway Pendekatan Pendekatan Keberangkatan Operasi
paralel instrumen independen dependen paralel Paralel
Terpisah
>1035 m >915 m >760 m >760 m
FORMULIR II II - 46
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4. Kemiringan Runway 6.2.6.1 Kemiringan Memanjang ≤ 2% ≤ 2% ≤ 1% ≤ 1%
Runway
6.2.6.2 Kemiringan longitudinal <2% <2% <1,5% <1,25%
disepanjang bagian-
bagian runway
Catatan :Kemiringan seragam untuk paling tidak sepanjang 300 m perlu disediakan ujung runway,
dan pada bandar udara dimana beroperasi pesawat jet besar maka jarak ini dapat dinaikan
paling sedikit 600 m
FORMULIR II II - 47
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5. Permukaan Runway 6.2.10 Konstruksi Permukaan Lapisan bitumen, aspal atau beton harus memiliki kedalaman tekstur
permukaan (surface texture depth) rata-rata tidak kurang dari 1 mm
disepanjang lebar dan panjang runway sepenuhnya
Rumput/alami & tanah liat sama dengan yang dipakai oleh Pesawat
Udara udara berukuran kecil
Catatan : Lapisan perkerasan runway harus sedemikian rupa
sehingga pada saat diuji dengan alat uji bersisi lurus sepanjang 3 m
yang ditempatkan dimana saja pada permukaan, tidak ada deviasi
lebih besar dari 3 mm diantara permukaan bawah alat (lowere edge)
dan permukaan perkerasan runway dimanapun disepanjang alat uji
6.2.10 Kondisi Permukaan
- Air
- Retak/Pecah
- Lapisan Karet
- Ketidakaturan
Permukaan
- Kerusakan oleh cairan
korosif
- Kebocoran Pipa
Pembuangan
- Gerusan/Erosi saluran
- Rerumputan
- Tanah Lunak
- Tanda lain berpotensi
hazard
- Gerusan/Erosi saluran
- Rerumputan
- Tanah Lunak
- Tanda lain berpotensi
hazard
6.2.11 Kekuatan Permukaan PCN >ACN<1,1 PCN (Fleksibel)
PCN >ACN<1,05 PCN (Rigid)
6 Bahu Runway 6.2.12 Lebar Lebar (Runway + Bahu) harus disediakan tidak boleh kurang dari 36
m, jika lebar runway 30 m dan digunakan Pesawat Udara udara > 100
seat
Code Letter A -
Code Letter B -
FORMULIR II II - 48
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter C ≥ 60 m
Code Letter D ≥ 60 m
Code Letter E ≥ 60 m
Code Letter F ≥ 75 m
6.3.13 Karakteristik Bahu - Sama lebar dikedua sisi
Runway
- miring ke arah bawah dan menjauh dari permukaan runway
- tahan terhadap erosi semburan mesin pesawat udara
- mampu menyediakan dukungan bagi Pesawat Udara udara tanpa
mengakibatkan kerusakan struktur Pesawat Udara
6.2.12.5 Kemiringan Melintang ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5%
6.2.12.6 Permukaan Bahu Runway Untuk melayani pesawat jet (jet-prpopelled aeroplanes)
permukaannya harus dilapisi pelindung bitumen, aspal atau beton
7 Declared Distance 5.1.4.13 TORA TORA = Panjang RWY
TODA TODA = TORA + CWY
ASDA ASDA = TORA + SWY
LDA LDA = Panjang RWY (Jika threshold tidak digantikan)
8 Runway Strip 6.3.2 Panjang ≥ 30 m ≥ 60 m ≥ 60 m ≥ 60 m
(c)
Non Instrumen 6.3.3.1 Lebar (ab) ≥ 80 m (c) ≥ 90 m ≥ 150 m
≥ 60 m (a) min.
min. 60 m,
30 m jika MTOW
siang hari,
<5700 Kg, (b) min.
MTOW<5.700
80 m, malam hari
Kg
(b)
Instrumen Non 6.3.3.2 Lebar ≥ 90 m ≥ 90 m ˃ 150 m (jika ≥ 300 m (Jika
Presisi lebar 30 m)(a) lebar runway 45
(a) 90 m, jika m atau lebih (b)
Pesawat 150 m, landing
minimal
Udara udara
3C
(a) (a)
Instrumen Presisi 6.3.3.3 Lebar ≥ 300 m (a) ≥ 300 m (a)
Memanjang 105 Memanjang 105
m, lebar m, lebar
≥ 150 m ≥ 150 m bertahap bertahap
dikurangi dikurangi
sampai 75 m, sampai 75 m,
dari garis dari garis
FORMULIR II II - 49
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
tengah 150 m tengah 150 m
6.3.4 Kekuatan Mampu untuk mencegah runtuhnya nose landing gearpesawat
udara, Permukaan harus dipersiapkan sedemikian rupa agar mampu
menyediakan daya pengereman bagi sebuah pesawat udara dan
dibawah permukaan, mampu memiliki daya dukung yang cukup
untuk menghindari kerusakan terjadi pada pesawat udara. Untuk
memenuhi kebutuhan yang beragam, pedoman berikut ini
diperuntukan guna mempersiapkan strip. Produsen pesawat udara
mempertimbangkan kedalamanan maksimum sebesar 15 cm ketika
nose landing gear terperosok tanpa harus rusak
FORMULIR II II - 50
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
visual untuk dan Cat 1 Aproach Cat 1 Aproach Cat 1 Aproach Cat 1
peralatan penunjang
keselamatan
penerbangan
(c)
77,5 m
(c)Precision
Aproach Cat 1,
2 & 3, dan Kode
Huruf F
- Memiliki masa rendah dan rapuh
- Semua objek yang menetapk yang diijinkan berada dirunway strip harus memiliki masa rendah
dan rapuh
- harus dapat menahan benturan sesekali dari pesawat udara yang kritis terhadap desain
perkerasan runway
6.3.11 Penempatan peralatan dan instalasi pada area operasional
6.3.11.1 Tidak ada peralatan atau 45 m 45 m 60 m pada 60 m pada
instalasi yang diijinkan runway runway
ditempatkan dalam jarak precission precission
240 m dari akhir runway approach approach
kategori I, II, III kategori I, II, III
strip dan didalam :
FORMULIR II II - 51
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
internasional (b)
Perlu disediakan
240 m,
internasional
6.4.2.3 Lebar min. 2 x lebar runway
6.4.3 Kemiringan ≤ 5%
6.4.4 Objek Bersih dari objek tetap, selain alat bantu navigasi dan peralatan
sarana pendukung kegiatan pencegahan hewan liar / burung dari
bandar udara, baik tetap maupun bergerak dan Bermassa rendah
dan rapuh
6.4.6 Daya Dukung Mengurangi risiko kerusakan Pesawat Udara, kedalam maksimum
gigi roda depan dengan CBR 15-20 %, dapat dilalui kendaraan PKP-PK
6.4.6 Sistem Penghenti
(Arresting System)
Panjang Panjang RESA dapat dikurangi jika system penghenti terpasang
dengan kemempuan level of protection sedikitnya sama dengan
RESA
10 Clearway 6.5.3.1 Panjang Tidak lebih dari setengah panjang TORA
(a) (a)
6.5.3.2 Lebar ≥ 150 m (a) ≥ 150 m (a)
Dapat dikurangi Dapat dikurangi
90 m, jika 90 m, jika
≥ 60 m ≥ 80 m MTOW < MTOW <
22.700 kg dan 22.700 kg dan
operasi VMC operasi VMC
siang hari siang hari
6.5.4 Kemiringan ≤ 1,25% ≤ 1,25% ≤ 1,25% ≤ 1,25%
6.5.5 Objek - Bersih dari objek tetap/bergerak selain alat bantu visual/navigasi
- Bermassa rendah dan rapuh
11 Stopway 6.6.1 Panjang Berada dan berakhir di 60 m sebelum ujung runway strip
Lebar Sama lebar dengan runway yang berhubungan
6.6.2 Permukaan Harus diperkeras atau dilapisi kembali untuk memiliki karakteristik
gesekan permukaan sekualitas runway
6.6.3 Kemiringan 2% 2% 1% 1%
6.6.4 Daya Dukung Mampu menahan paling tidak satu lintasan Pesawat Udara kritis,
tanpa menyebabkan kerusakan struktur Pesawat
12 Taxiway 6.7.1 Lebar
Code Letter A ≥ 7,5 m
Code Letter B ≥ 10,5 m
FORMULIR II II - 52
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(a)
Code Letter C ˃ 18 m (a) Dapat dikurangi 15m, jika jarak antar roda < 18 m
(b
Code Letter D ˃ 23 m ) (b) Dapat dikurangi 18 m, jika Pesawat Udara dengan bentangan
roda terluar < 9 m
Code Letter E ≥ 23 m
Code Letter F ≥ 25 m
6.7.2 Clearance Tepian
Minimum
Code Letter A ≥ 1,5 m
Code Letter B ≥ 2,25 m
Code Letter C ≥ 4,5 m (a) (a) Dapat dikurangi 3 m, Jika Jarak antar roda < 18 m
Code Letter D ≥ 4,5 m
Code Letter E ≥ 4,5 m
Code Letter F ≥ 4,5 m
6.7.3 Desain kecepatan Taxiway
20 km/h 24 m
30 km/h 54 m
40 km/h 96 m
50 km/h 150 m
60 km/h 216 m
70 km/h 294 m
80 km/h 384 m
90 km/h 486 m
100 km/h 600 m
6.7.3.3 Dimensi dari desain fillet Radius Panjang Radius Fillet Radius Fillet
berdasarkan referensi Taxiway (R) transisi sampai untuk menilai untuk melacak
pesawat udara (m) ke fillet (L) (m) pelebaran garis tengah
oversteer (F) (m)
simetris (F)
(m)
Code Letter A 22.5 15 18.75 18
Code Letter B 22.5 15 17.75 16.5
Code Letter C 30 45 18 16.5
Code Letter D 45 75 29-30 25
Code Letter E 45 75 29-30 25
Code Letter F 45 75 29-30 25
6.7.3.3 Lebar Runway Lebar taxiway Lebar Taxiway R1, R2, Ro, R1,
Radius Fillet
(Wr) (m) paralel (Wr2) kedalam dan R2
FORMULIR II II - 53
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(m) keluar (Wr2)
(m)
30, 30, 39, 25,
Code Letter A 18 15 30
25
41.5, 30, 41.5,
Code Letter B 23 18 26.5
25, 30
41.5, 41.5, 53,
Code Letter C 30 23 26.5
25, 35
30, 60, 71.5,
Code Letter D 45 30 26.5
35, 35
60, 60, 71.5,
Code Letter E 45 30 23
35, 55
60, 60, 75, 45,
Code Letter F 60 30 18
50
6.7.4.1 Kemiringan Memanjang
Code Letter A ≤ 3%
Code Letter B ≤ 3%
Code Letter C ≤ 1,5%
Code Letter D ≤ 1,5%
Code Letter E ≤ 1,5%
Code Letter F ≤ 1,5%
6.7.4.2 Perubahan Kemiringan
Code Letter A 1 % per 25 m (radius minimum kurfa 2.500m)
Code Letter B 1 % per 25 m (radius minimum kurfa 2.500m)
Code Letter C 1 % per 30 m (radius minimum kurfa 3.500m)
Code Letter D 1 % per 30 m (radius minimum kurfa 3.500m)
Code Letter E 1 % per 30 m (radius minimum kurfa 3.500m)
Code Letter F 1 % per 30 m (radius minimum kurfa 3.500m)
6.7.5 Kemiringan Melintang
Code Letter A ≥ 1 % - ≤ 3%
Code Letter B ≥ 1 % - ≤ 3%
Code Letter C ≥ 1 % - ≤ 1,5%
Code Letter D ≥ 1 % - ≤ 1,5%
Code Letter E ≥ 1 % - ≤ 1,5%
Code Letter F ≥ 1 % -≤ 1,5%
6.7.6 Jarak Pandang taxiway
Code Letter A 150 m dari 1,5 m di atas taxiway
FORMULIR II II - 54
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter B 200 m dari 2 m di atas taxiway
Code Letter C 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter D 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter E 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter F 300 m dari 3 m di atas taxiway
6.7.7 Daya Dukung Harus sama dengan kekuatan runway
6.7.8 Konstruksi Permukaan Harus diperkeras atau dilapisi kembali untuk memiliki karakteristik
gesekan permukaan sekualitas runway
6.7.9.1 Radius Putar Rapid Exit ≥ 275 m ≥ 275 m ≥ 550 m ≥ 550 m
Taxiway
0 0 0 0
6.7.9.4 Sudut perpotongan rapid 45 - 45 - 45 - 45 -
0 0 0 0
exit taxiway 25 /sebaiknya 25 /sebaiknya 25 /sebaiknya 25 /sebaiknya
0 0 0 0
30 30 30 30
13 Bahu Taxiway 6.7.10.2 Lebar Total Code letter A, B, dan C belum memerlukan bahu
Code Letter C ≥ 35 m
Code Letter D ≥ 38 m
Code Letter E ≥ 44 m
Code Letter F >60 m (a) (a) Jika digunakan A-380/ Pesawat Udara sejenis dilapis
setidaknya 3 m pada kedua sisi
6.7.10.4 Permukaan bahu taxiway - Jika digunakan oleh pesawat udara bermesin jet harus tahan
terhadap erosi semburan mesin jet.
- Jika digunakan oleh pesawat udara jet berbadan lebar seperti
A380 atau pesawat sejenisnya yang menggantung diatas bahu
taxiway, dilapis hingga lebar 3 m pada kedua sisi taxiway
14 Taxiway Strip 6.7.11.1 Lebar
Code Letter A >16,25 m
Code Letter B >21,5 m
Code Letter C >26 m
Code Letter D >40,5 m
Code Letter E >47,5 m
Code Letter F >57,5 m
6.7.11.12 Lebar Graded Area
Code Letter A ≥ 11 m
Code Letter B ≥ 12,5 m
Code Letter C ≥ 12,5 m
Code Letter D ≥ 19 m
Code Letter E ≥ 22 m
FORMULIR II II - 55
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter F ≥ 30 m
6.7.11.13 Kemiringan Melintang
Code Letter A ≤ 3%
Code Letter B ≤ 3%
Code Letter C ≤ 2,5%
Code Letter D ≤ 2,5%
Code Letter E ≤ 2,5%
Code Letter F ≤ 2,5%
6.7.11.4 Objek -objek pada - Bersih dari objek tetap, selain alat bantu navigasi visual atau alat
taxiway strip bantu navigasi yang digunakan untuk memandu pesawat udara atau
kendaraan
6.7.12 Taxiway berbentuk Apabila diukur tegak lurus dengan garis tengah taxiway, harus tidak
jembatan boleh kurang dari lebar total taxiway pagagraf 6.7.11.2 (lebar min.
dapat kurang dari lebar taxiway yang berkaitan, jika penahan lateral
yang memadai diterapkan pada sisi bagian tersebut untuk mencegah
pesawat udara keluar dari bagian tersebut)
15 Pemisah Taxiway 6.7.13 Jarak minimum
Objek ke Objek Paragraf
Code Letter A 16,25 m
Code Letter B 21,5 m
Code Letter C 26 m
Code Letter D 40,5 m
Code Letter E 47,5 m
Code Letter F 57,5 m
Garis Tengah Taxiway
Code Letter A 23,75 m
Code Letter B 33,5 m
Code Letter C 44 m
Code Letter D 66,5 m
Code Letter E 80 m
Code Letter F 97,5 m
Garis Tengah Non Instrument Runway
Code Letter A 37,5 m 47,5 m 52,5 m -
Code Letter B 42 m 52 m 57 m -
Code Letter C 48 m 58 m 63 m 93 m
Code Letter D - - 93 m 101 m
Code Letter E - - - 107,5 m
FORMULIR II II - 56
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter F - - - 115 m
Garis Tengah Instrument Non Presisi Runway
Code Letter A 52,5 m 52,5 m 82,5 m -
Code Letter B 57 m 57 m 87 m -
Code Letter C 63 m 63 m 93 m 93 m
Code Letter D - - 176 m 176 m
Code Letter E - - - 182,5 m
Code Letter F - - - 190 m
Garis Tengah Instrument Presisi Runway
Code Letter A 82,5 m 82,5 m 157,5 m -
Code Letter B 87 m 87 m 162 m -
Code Letter C 93 m 93 m 168 m 168 m
Code Letter D - - 176 m 176 m
Code Letter E - - - 182,5 m
Code Letter F - - - 190 m
16 Holding Bay, 6.8.4 Jarak Minimum Non Instrumen Non Precision Precision Precision
Runway Holding Approach Aproach Cat I Aproach Cat II
Position, 30 m 40 m 60 m -
Intermediate 45 m 40 m 60 m -
Holding Position (ab) (ab)
and Road-Holding 75 m 75 m 90 m (a) 90 m (a)
Precision Aproach cat Precision Aproach cat
Position I, II, & III, dapat I, II, & III, dapat
dikurangi 5 m/meter, dikurangi 5 m/meter,
jika elevasi lebih jika elevasi lebih
rendah dari rendah dari
threshold marking ( threshold marking (
b) Precision Aproach b) Precision Aproach
cat I, II, & III, dapat cat I, II, & III, dapat
ditambah jika ditambah jika
terdapat glide path terdapat glide path
dan fasilitas localizer dan fasilitas localizer
(abc) (abc)
75 m 75 m 90 m (a) 90 m (a)
Precision Aproach cat Precision Aproach cat
I, II, & III, dapat I, II, & III, dapat
dikurangi 5 m/meter, dikurangi 5 m/meter,
jika elevasi lebih jika elevasi lebih
rendah dari rendah dari
threshold c Precision threshold c Precision
Aproach cat I, II, & III, Aproach cat I, II, & III,
107 m jika code 107 m jika code
letter F marking ( b) letter F marking ( b)
Precision Aproach cat Precision Aproach cat
I, II, & III, dapat I, II, & III, dapat
ditambah jika ditambah jika
terdapat glide path terdapat glide path
dan fasilitas localizer dan fasilitas localizer
FORMULIR II II - 57
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0
17 Apron 6.9.2 Dimensi untuk 1 Pesawat Self Taxing (45 ) Nose In
Udara Panjang Lebar Panjang Lebar
Code Letter A 40 m 25 m - -
Code Letter B 40 m 25 m - -
Code Letter C 70 m 55 m 95 m 45 m
Code Letter D 70 - 85 m 55 - 80 m 190 m 70 m
Code Letter E 70 m 55 - 80 m 190 m 70 m
Code Letter F 85 m 55 - 80 m 190 m 70 m
6.9.3 Jarak Pemisah Apron Garis Tengah Clearance
aircraft parking Antar
position taxiline Pesawat
ke objek Udara
Code Letter A 12 m 3,0 m
Code Letter B 16,5 m 3,0 m
Code Letter C 24,5 m 4,5 m
Code Letter D 36 m 7,5 m
(a)
Code Letter E 42,5 m 7,5 m
(a) 10 m, jika
menggunakan
parkir bebas
(a)
Code Letter F 50,5 m 7,5 m (a)
10 m, jika
menggunakan
parkir bebas
6.9.4 Kemiringan mak 2 % mak 2 % mak 2 %
6.9.5 Daya Dukung Harus sama dengan kekuatan runway
6.9.6 Jalan Apron min. 3 m dari posisi parkir Pesawat Udara
18 Posisi Parkir 6.10 Jarak Minimum > 100 m dari posisi parkir lain, gedung, atau area umum, tidak
Pesawat Udara berada diatas peralatan bawah tanah, berupa bahan berupa bahan
yang diisolasi bakar Pesawat Udara dan gas, kabel listrik dan komunikasi
19 Semburan Mesin 6.11.2 Kecepatan angin maksimum
Jet a. Penumpang dan area
umum utama, dimana
60 km/jam
penumpang berjalan dan
berkumpul
b. Area umum kecil, tidak
80 km/jam
banyak orang berkumpul
c. Jalan Umum 50 km/jam
FORMULIR II II - 58
CODE NUMBER HASIL PEMERIKSAAN
FASILITAS REFF MOS URAIAN PEMERIKSAAN
NO 1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
d. Personil yang bekerja 80 km/jam
e. Peralatan Apron 80 km/jam
f. Area parkir Pesawat
60 km/jam
Udara ringan
g. Bangunan & Struktur lain <100 km/jam
6.12.3 Pagar Beton maupun logam
20 Fasilitas Glider 6.13.2 Lebar bahu min. 60 m
Jarak Pemisah Antara
Garis Tengah dari dua
min. 120 m
Glider Runway strip
21 Pengecekan Metode PCI Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai
Kondisi Permukaan 55% - 40% (cukup)
Runway, Taxiway Sempurna 100% - 85%
dan Apron Sangat Baik 85% - 70%
Baik 70% - 55%
Cukup 55% - 40%
Buruk < 40%
Metode IRI Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai
6,6 - 10,9 (sedang)
Sangat Baik 0,0 - 3,6
Baik 3,6 - 6,6
Sedang 6,6 - 10,9
Jelek 10,9 - 17,6
Sangat Jelek > 17,6
MU - Meter Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai ≥
0,6
SFC : > 0,60 Kemungkinan kecelakaan sangat kecil, permukaan kasar
SFC : 0,55 - 0,60 Kemungkinan kecelakaan akan mulai terjadi, permukaan masih kasar
SFC : 0,40 - 0,55 Kecelakaan terjadi dan beresiko fatal, terjadi dalam bentuk slip
Grip Tester Angka kekesatan yang direkomendasikan adalah 0,74 - 0,53
FORMULIR II II - 59
FORMULIR II II - 60
B. CHECKLIST MARKA, RAMBU DAN TANDA
FORMULIR II II - 128
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Marka terdiri dari dua strip berwarna putih, Jarak = 150 m, 8.6.7.4
Panjang = 30-45 m, Lebar = 4 m, Jarak Lateral = 6 m (code
number 1), Jarak = 250 m, Panjang = 30-45 m, Lebar = 6 m,
Jarak Lateral = 9 m (code number 2), Jarak = 300 m, Panjang
= 45-60 m, Lebar = 6-10 m, Jarak Lateral = 18-22,5 m (code
number 3), Jarak = 400 m, Panjang = 45-60 m, Lebar = 6-10
m, Jarak Lateral = 18-22,5 m (code number 4)
Touchdown Zone 8.6.8
Harus disediakan untuk runway precision approach code 8.6.8.1
number 2 atau 3 atau 4
Marka terdiri dari pasangan marka segi empat berwarna 8.6.8.2
putih, Pasangan marka = 1 (<900), 2 (900-1199), 3 (1200-
1499), 4 (1500-2399), 6 (> 2400)
Non-precission approach atau non-instrument runway 8.6.8.4
dengan code number 3 dan 4 dapat disediakan marka
touchdown zone
Side Stripe 8.6.9
Harus disediakan diantara threshold permukaan runway 8.6.9.1
yang diperkeras
Harus disediakan pada precission approach runway 8.6.9.2
sebaiknya terdiri dari dua stripe, satu diletakkan disepanjang 8.6.9.3
masing-masing tepi runway dengan tepi luar masing-masing
stripe kira-kira berada pada sisi runway, kecuali jika lebar
runway lebih dari 60 m maka stripes sebaiknya berada 30 m
dari runway centre line
Jika tersedia turn pad runway, maka marka runway side 8.6.9.4
stripe harus diteruskan diantara runway dan turn pad
runway
harus diteruskan pada perpotongan antara runway dengan 8.6.9.5
taxiway
Berwarna putih, Lebar min = 0,9 m jika lebar runway >30 m, 8.6.9.6
0,45 m jika lebar runway <30 m
Runway End 8.6.10
Berwarna Putih, Lebar = 1,8 m. Jika threshold berada pada
ujung runway, maka marka runway end dapat berhimpitan
pada bagian Marka threshold yang berhubungan
FORMULIR II II - 64
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Dapat ditampilkan di sepanjang intermediate holding 8.6.14.1
position
Jika marka intermediate holding position disediakan pada 8.6.14.2
perpotongan taxiway yang diperkeras, harus diletakkan
melintasi taxiway dengan jarak dari dekat tepi perpotongan
taxiway mencukupi untuk memastikan safe clearance antara
pesawat udara yang sedang taxi
Harus terdiri dari satu garis putus tunggal berwarna kuning, 8.6.14.3
lebar 0,15 m, memanjang melewati lebar keseluruhan
taxiway dengan sudut tegak lurus terhadap taxi guideline.
Masing-masing garis dan spasi harus memiliki panjang 1,0 m,
Taxiway Edge 8.6.15
Harus disediakan pada taxiway yang diperkeras, dua garis
berwarna kuning yang berkelanjutan dengan lebar 0,15 m,
spasi 0,15 m
FORMULIR II II - 65
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
terbang primer (primary aircraft parking position marking).
Jika apron pada saat yang bersamaan digunakan oleh
pesawat udara tersebut dan pesawat udara yang lebih
ringan, operator bandar udara juga harus menyediakan
marka posisi parkir pesawat udara sekunder (secondary
aircraft parking position marking) pada apron untuk
melayani pesawat udara yang lebih ringan
Jika apron hanya mengakomodasi pesawat udara dengan 8.7.1.2
Maximum All Up Mass (MAUM) kurang dari 5.700 kg, tidak
ada keharusan atas adanya taxi guidelines ataupun marka
aircraft parking positions. Dalam kasus ini, operator bandar
udara dapat memutuskan apakah akan menyediakan marka
atau membebaskan pelaksanaan parkir yang dilakukan
secara acak
Rancangan desain marka apron harus memastikan bahwa 8.7.1.3
clearance standards yang relevan terpenuhi sehingga
manuver yang aman dan penempatan posisi pesawat udara
yang tepat dapat tercapai. Perlu diperhatikan untuk
menghindari marka yang tumpang tindih
Aircraft Stand 8.7.2
Jika pesawat udara diarahkan oleh marshaller, maka ‘nose 8.7.2.1
wheel position principle’ harus diberlakukan
Jika pesawat udara diarahkan oleh penerbang, maka ‘cockpit 8.7.2.2
position principle’ harus diberlakukan
Jika ada perubahan pada kontrol posisi pesawat udara 8.7.2.3
antara penerbang dan marshaller, maka aircraft stand harus
diubah dari prinsip yang satu ke prinsip lainnya. Pada
garbarata (aviobridge), aircraft stand harus dirancang
menggunakan prinsip posisi kokpit
Apron Edge 8.7.4
Harus disediakan jika batas antara perkerasan dengan 8.7.4.1
kekuatan tinggi tidak dapat dibedakan dengan daerah
disekitarnya, dan parkir pesawat udara yang tidak dibatasi
pada posisi parkir tetap. Jika dibutuhkan apron edge marking
maka harus diindentifikasi oleh dua garis kuning tak terputus
dengan lebar 0,15 m dan terpisah sejauh 0,15 m.
Tepi apron dengan permukaan kerikil, pasir atau permukaan 8.7.4.2
alami lainnya harus diidentifikasi menggunakan cone, yang
dipisahkan dengan jarak maksimum 60 m dan dicat kuning
kecuali untuk apron helikopter yang harus dicat hijau
Parking Clearance Line 8.7.5
Dapat disediakan pada posisi parkir pesawat udara untuk 8.7.5.1
menggambarkan area yang harus tetap bebas dari personil,
kendaraan dan peralatan saat pesawat udara taxiing (atau
ditarik) ke posisi atau sesudah menghidupkan mesin dalam
persiapan untuk keberangkatan jika tidak ada apron safety
lines
Harus disediakan pada apron yang digunakan oleh light 8.7.5.2
aircraft dengan pola penempatan parkir sembarang, jika
ingin membatasi parkir pada daerah tertentu
Harus meliputi garis merah tak terputus dengan lebar 0,10 m 8.7.5.3
atau jika diinginkan 0,20 m untuk apron dengan dimensi
yang luas. Jika dibutuhkan, garis tak terputus berwarna putih
atau kuning dengan lebar 0,10 m di masing-masing sisi dapat
memperjelas parking clearance lines. Kata-kata “PARKING
CLEARANCE” harus dicat kuning di sisi tempat pesawat udara
ringan parkir dan dapat terbaca dari sisi tersebut. Kata-kata
tersebut harus diulang pada interval tidak lebih dari 50 m,
menggunakan huruf dengan ketinggian 0,3 m yang terletak
0,15 m dari garis tersebut
Aircraft Type Limit Line 8.7.6
Jika ada bagian dari perkerasan yang berdampingan namun
tidak dapat mengakomodasi jenis pesawat udara yang
sejenis, maka informasi tentang kondisi ini harus disediakan
dengan marka pada daerah bagian perkerasan yang terbatas.
FORMULIR II II - 66
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Marka harus terdiri dari garis kuning putus-putus, berisikan
strip sepanjang 3 m dan lebar 0.3 m, terpisah dengan jarak 1
m. Designator harus berada 0.15 m di atas garis, dalam huruf
dan angka dengan tinggi 0.5 m. Marka diulangi pada interval
tidak lebih dari 50 m
Parking Weight Limit Line 8.7.7
Jika bagian perkerasan yang berdampingan tidak dapat
mengakomodasi berat pesawat udara yang sejenis, maka
harus ditandai dengan marka aircraft weight limit pada
bagian perkerasan yang lebih lemah. Marka ini harus terdiri
dari garis kuning putus-putus, meliputi tiga garis dengan
panjang 3 m dan lebar 0,3 m dan rentang 1 m. Marka
designator harus berada 0,15 m di atas garis tersebut,
dengan ketinggian huruf dan angka 0,5 m. Marka ini harus
diulang pada interval tidak lebih dari 50 m
Equipment Clearance Line 8.7.8
Harus digunakan pada apron yang padat untuk membantu
kendaraan servis agar tidak mengganggu pesawat udara
yang sedang bermanuver. Marka ini harus terdiri dari garis-
garis merah dengan panjang 1 m, lebar 0,15 dan rentang 1
m. Petunjuk “EQUIPMENT CLEARANCE” harus dicat pada sisi
garis dimana peralatan berada dan dapat terbaca dari sisi
tersebut. Petunjuk ini harus diulang di sepanjang garis pada
interval yang tidak lebih dari 30 m. Huruf-hurufnya
mempunyai ketinggian 0,3 m, berada 0,15 m dari garis, dan
dicat merah.
Equipment Storage 8.7.9
Digunakan untuk menggambarkan daerah dimana kendaraan
dan peralatan dapat parkir atau disimpan dengan bebas
tanpa melanggar alokasi daerah area stand atau taxiway
manapun, termasuk permukaan taxiway strip.
Harus terdiri dari garis yang tidak terputus dengan cat
merah, lebar 0,1 m. Kata “EQUIPMENT STORAGE” harus
dicat merah pada sisi dimana peralatan ditempatkan dan
dapat dibaca dari arah sisi tersebut. Tinggi huruf harus 0,3 m
dan berjarak 0,15 m dari garis, sebagaimana diperlihatkan di
bawah ini. Marka ini harus diulang dengan interval tidak
melebihi 50m disepanjang garis batas.
lead-in dan lead-out 8.7.10
Harus disediakan pada setiap aircraft stand di apron yang 8.7.10.1
diperkeras dengan aircraft parking position markings.
Untuk marka aircraft stand primer harus berupa garis tak 8.7.10.2
terputus dengan lebar 0,2 m dan dicat kuning. Garis ini
mempunyai karakteristik yang sama dengan taxi guideline.
Jika apron memiliki lebih dari satu aircraft stand sehingga 8.7.10.3
ada panduan sekunder untuk beberapa parking stand yang
dapat digunakan, maka harus ada garis putus-putus untuk
membedakan dari garis primer. Garis primer harus ditujukan
untuk pesawat udara yang paling kritis. Direkomendasikan
untuk menggunakan warna (hitam) untuk mengontraskan
jika garis seperti ini dicat pada lantai beton.
Taxi Lead-in Line Designation 8.7.11
Harus disediakan di apron yang mempunyai lebih dari satu 8.7.11.1
aircraft stand yang diberi marka dan tidak ada tanda aircraft
stand; atau apron yang mempunyai lebih dari lima belas
aircraft stand yang diberi marka.
Harus terletak di awal setiap garis taxi guideline yang 8.7.11.2
bercabang atau garis lead-in. Marka ini juga harus sejajar
sehingga dapat dilihat oleh penerbang dari pesawat udara
yang sedang mendekati posisi taxi, yang terdiri dari 3 (tiga)
jenis marka yaitu aircraft stand number designation, aircraft
type limit designation dan aircraft weight limit designation.
Menunjukan aircraft stand yang akan diarahkan oleh garis 8.7.11.3
tersebut. Jika garis lead-in mengarah ke beberapa posisi
maka garis penunjuk harus terdiri dari nomor pertama dan
FORMULIR II II - 67
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
terakhir posisi yang dituju. Misalnya, guideline mengarah
pada enam nomor posisi 1 hingga 6 maka yang ditunjukkan
adalah 1—6. Designation harus berupa karakter dengan
tinggi 2 m dan dicat kuning.
Mengindikasikan aircraft stand mana yang mampu 8.7.11.4
mengakomodasi jenis pesawat udara tertentu. Nomor
designation ini harus berupa karakterberwarna kuning
dengan tinggi 2 m dan jarak 0,3 m dari garis lead-in. Aircraft
type limit designations yang tepat harus disediakan di garis
lead-in untuk setiap posisi dimana pembatasan tersebut
berlaku. Jika garis lead-in mengarah ke posisi parking apron
untuk helikopter maka harus disediakan penunjuk “H ONLY”.
Menginformasikan kepada penerbang mengenai batasan 8.7.11.5
berat untuk posisi parkir tertentu. Nomor tersebut
menjelaskan berat maksimum yang diperbolehkan dalam
bentuk, ‘9.000 kg’. Nomor designation harus dicat warna
kuning dengan tinggi 2 m dan dengan jarak 0,3 m dari garis
lead-in.
Pilot Turn Line 8.7.12
Jika dibutuhkan, penerbang turn line harus diletakkan tegak
lurus terhadap garis lead-in, ditempatkan pada sisi kiri jika
dilihat dari posisi penerbang, dan harus memiliki panjang 6
m dan lebar 0,3 m serta dicat warna kuning. Huruf-huruf
aircraft type designation harus dicat kuning dengan tinggi 1
m dan jarak 0,15 m di bawah bar, menghadap ke arah
kedatangan pesawat udara. Jika dibutuhkan lebih dari satu
turn bar dan stop line maka harus diberi kode. Nomor
designation harus ditempatkan dengan jarak ke garis lead-in
Marshaller Stop Line 8.7.13
Harus ditempatkan dimana nose wheel pesawat udara 8.7.13.1
berhenti, pada sisi kanan dari, dengan posisi tegak lurus
terhadap alignment line, sebagaimana yang dilihat oleh
marshaller pada posisi menghadap pesawat udara yang
datang.
Harus berwarna kuning, dengan tinggi huruf 0,3 m dan jarak 8.7.13.2
0,15 m di bawah stop line. Hurufnya harus dapat dibaca oleh
marshaller yang menghadap ke pesawat udara yang datang,
Penerbang Stop Line 8.7.14
Jika diperlukan, penerbang stop line harus ditempatkan 8.7.14.1
sedemikian rupa, sehingga saat pesawat udara dihentikan,
garis tersebut berada tepat di sebelah kiri penerbang.
Penerbang stop line harus memiliki panjang 6 m dan offset
dari alignment line.
Jika segala jenis pesawat udara akan ditempatkan pada satu 8.7.14.2
posisi parkir, maka offset untuk code letter C harus
digunakan dan Markanya diperpanjang hingga 11 m. (Ref.
Code Letter dan Offset X : A, B = 0 M; C = 5 M; D, E = 10 M)
Harus dibuat dengan huruf warna kuning dengan tinggi 1 m 8.7.14.3
dan jarak 0,15 m di bawah penerbang stop line,
Aircraft Stand Number Designation 8.7.15
Digunakan untuk memberikan informasi tambahan 8.7.15.1
mengenai apron yang diperkeras dimana ada lebih dari satu
posisi parkir pesawat udara. Aircraft stand primer harus
diberi nomor tanpa terkecuali. Posisi sekunder harus
diidentifikasi dengan nomor yang sama sesuai dengan type
pesawat udara.
Harus berada bersebelahan dengan posisi parkir, baik di 8.7.15.2
ground atau di garbarata, dan harus terlihat oleh penerbang.
Untuk pesawat udara fixed wing, posisi designation yang 8.7.15.3
diberi marka di ground harus diletakkan 4 m didepan posisi
nose wheel dan 5 m ke kiri, dari sudut pandang penerbang.
Nomor designation tersebut harus berwarna kuning dan
terdiri dari karakter-karakter dengan tinggi 1 m dan dalam
lingkaran berdiameter 2 m dan ketebalan garis 0,15 m,
FORMULIR II II - 68
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Pada posisi di garbarata, designation garbarata harus sama 8.7.15.4
dengan aircraft stand number designation yang terkait.
Ukuran posisi designation tidak boleh kurang dari ukuran
legenda dan muka (Face) yang telah ditetapkan dalam Tabel
8.14-1.
Garbarata (Aerobridge) 8.7.16
Area di bawah garbarata harus bebas dari kendaraan dan 8.7.16.1
peralatan untuk memastikan keselamatan operasi garbarata.
Posisi roda yang direkomendasikan untuk garbarata
menggunakan kotak atau lingkaran untuk menetapkan posisi
garbarata dengan aman (jika sedang tidak digunakan) dan
memungkinkan pesawat udara memasuki stand dengan
aman. Tebal 0,15 m dan spasi 0,5 - 1,0 m. Garis pinggiran
dan bentuk berwarna merah serta lingkaran berwarna putih
(padat/solid)
Aerobridge safety marking terdiri dari garis berwarna merah 8.7.16.2
dengan bentuk trapesium. Area ini memperlihatkan fungsi
area pergerakan garbarata. Lokasinya dekat dengan aircraft
parking stand.
No Parking Area 8.7.17
Diindikasikan dengan garis merah di dalam batas berwarna
merah. Kendaraan atau peralatan tidak diperbolehkan
berada dalam area ini. Tebal 0,15 m dan spasi 0,5 - 1,0 m
Equipment parking area 8.7.18
Digunakan sebagai area batas dimana didalamnya peralatan
dan kendaraan dapat parkir saat memberikan servis/layanan
terhadap pesawat udara yang di darat. Marka ini
diindikasikan dengan garis berwarna putih berdimensi 0,15
m dan garis pinggir berwarna hitam
Fuel Hydrant Marking 8.7.19
Harus meliputi kata "FUEL" yang dicat warna merah (baik
garis pinggiran/batas dan karakter), tebal garis pinggir 0,2 m
dan tinggi karakter 0,5 m
Tug Parking Position Lines 8.7.20
harus disediakan di garbarata dan posisi parkir pesawat
power-in/push-out lainnnya, untuk memastikan tug yang
diparkir tidak mengganggu keselamatan dari pesawat udara
yang datang. Marka-nya harus terdiri dari garis warna merah
dengan lebar 0,10 m dan berbentuk U, lebar 3,5 m dengan
1,0 m panjang awal dan 3 m jarak dari nose pesawat udara
kritis
Apron Service Road 8.7.21
Harus diberi marka untuk menjaga lalu lintas kendaraan 8.7.21.1
terbebas dari aktivitas pesawat udara dan taxiway, dan
untuk meminimalisasi resiko kecelakaan kendaraan-dengan-
kendaraan.
Setiap jalur di apron service road harus memiliki lebar 8.7.21.2
minimum untuk dapat mengakomodasi kendaraan terlebar
yang digunakan di lokasi tersebut, misalnya kendaraan
darurat atau ground support equipment.
Harus terdiri dari garis berkelanjutan yang dicat warna putih 8.7.21.3
dengan lebar 0,1 m.
Terletak bersebelahan dengan pesawat udara yang sedang 8.7.21.4
taxi maka side marking harus ditunjukkan dengan garis putih
ganda tidak terputus. Ini mengindikasikan “DO NOT CROSS”.
Masing-masing garis memiliki lebar 0.1 m. Jarak antara dua
garis putih tidak boleh kurang dari 0.05 m.
Jika service road apron memotong taxiway atau garis apron 8.7.21.5
taxilane, maka service road marking dapat diwakili dengan
pola zipper. Panjang setiap segmen zipper tidak boleh lebih
dari 50 cm. Tipe edge marking ini membuat jalan lebih
terlihat oleh penerbang pesawat udara yang beroperasi di
taxiway atau taxyline. Dimensi A, B = 1 M; C, D = 2 M. Warna
garis pinggiran/ batas berwarna putih, warna karakter
FORMULIR II II - 69
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
berwarna hitam
Harus meliputi kata "FUEL" yang dicat warna merah (baik
garis pinggiran/batas dan karakter), tebal garis pinggir 0,2 m
dan tinggi karakter 0,5 m
Tug Parking Position Lines 8.7.20
harus disediakan di garbarata dan posisi parkir pesawat
power-in/push-out lainnnya, untuk memastikan tug yang
diparkir tidak mengganggu keselamatan dari pesawat udara
yang datang. Marka-nya harus terdiri dari garis warna merah
dengan lebar 0,10 m dan berbentuk U, lebar 3,5 m dengan
1,0 m panjang awal dan 3 m jarak dari nose pesawat udara
kritis
Apron Service Road 8.7.21
Harus diberi marka untuk menjaga lalu lintas kendaraan 8.7.21.1
terbebas dari aktivitas pesawat udara dan taxiway, dan
untuk meminimalisasi resiko kecelakaan kendaraan-dengan-
kendaraan.
Setiap jalur di apron service road harus memiliki lebar 8.7.21.2
minimum untuk dapat mengakomodasi kendaraan terlebar
yang digunakan di lokasi tersebut, misalnya kendaraan
darurat atau ground support equipment.
Harus terdiri dari garis berkelanjutan yang dicat warna putih 8.7.21.3
dengan lebar 0,1 m.
Terletak bersebelahan dengan pesawat udara yang sedang 8.7.21.4
taxi maka side marking harus ditunjukkan dengan garis putih
ganda tidak terputus. Ini mengindikasikan “DO NOT CROSS”.
Masing-masing garis memiliki lebar 0.1 m. Jarak antara dua
garis putih tidak boleh kurang dari 0.05 m.
Jika service road apron memotong taxiway atau garis apron 8.7.21.5
taxilane, maka service road marking dapat diwakili dengan
pola zipper. Panjang setiap segmen zipper tidak boleh lebih
dari 50 cm. Tipe edge marking ini membuat jalan lebih
terlihat oleh penerbang pesawat udara yang beroperasi di
taxiway atau taxyline. Dimensi A, B = 1 M; C, D = 2 M. Warna
garis pinggiran/ batas berwarna putih, warna karakter
berwarna hitam
Pasengger Path 8.7.22
Jika disediakan, Passenger Path Markings bertujuan untuk 8.7.22.1
membantu mengatur pergerakan penumpang yang naik atau
turun. Passenger Path Markings harus disediakan sesuai
dengan pola dan warna standar. Marka perlintasan pejalan
kaki yang tersedia harus sesuai dengan perkiraan trafik
jumlah penumpang.
Berwarna Putih, Panjang = 2 m, lebar = 0,5 m, spasi 0,5 m 8.7.22.2
Typical Apron 8.7.23
Marka pada apron setidaknya dapat menggambarkan
ketersediaan marka sehingga terbentuk apron dengan
typical apron marking
Self Manoeuvring Parking 8.7.24
Digunakan untuk prosedur dimana pesawat udara masuk 8.7.24.1
dan meninggalkan aircraft stand dengan menggunakan
tenaga sendiri.
Aircraft stand agar memberikan area bebas minimum antar 8.7.24.2
pesawat udara yang menggunakan stand dan juga antara
pesawat udara dengan bangunan yang berdekatan atau
objek tetap lainnya
clearance antara pesawat udara dengan bangunan atau
objek tetap lainnya : A, B = 3 M, C = 4,5 M, D,E,F = 7,5 M
clearance antara aircraft taxilane centerline ke objek : A = 12
M, B = 16,5 M C = 24,5 M, D = 36 M, E = 42,5 M, F = 50,5 M
clearance antara apron taxiway centerline ke objek : A =
16,25 M, B = 21,5 M C = 26 M, D = 40,5 M, E = 47,5 M, F =
57,5 M
4 MANDATORY INSTRUCTION 8.8
FORMULIR II II - 70
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Jika tidak dapat memasang mandatory instruction sign untuk 8.8.1
mengidentifikasi lokasi di luar area dimana pesawat udara
taxiing atau dimana kendaraan tidak boleh masuk tanpa
persetujuan bandar udara control tower, maka marka
mandatory instruction harus disediakan pada permukaan
area yang diperkeras.
Jika secara operasional dibutuhkan, seperti pada taxiway 8.8.2
yang lebarnya melebihi 60 m, atau untuk membantu
pencegahan runway incursion, maka mandatory instruction
sign harus ditambahkan dengan marka mandatory
instruction.
harus berada di sebelah taxiway dan ditempatkan sama di 8.8.3
sekitar taxiway centre line dan di bagian sisi holding marka
runway-holding position sebagaimana diperlihatkan dalam
Gambar 8.8-1. Jarak antara pinggiran marka terdekat dengan
marka runway-holding position atau marka taxiway centre
line tidak boleh kurang dari 1m.
harus berada di kedua marka taxiway centre line dan di sisi 8.8.4
marka runway-holding position sebagaimana diperlihatkan
dalam Gambar 8.8-1. Jarak antara pinggiran marka terdekat
dengan marka runway-holding position atau marka taxiway
center line tidak boleh kurang dari 1 m.
Kecuali jika secara operasional tidak diperlukan, maka marka 8.8.5
mandatory instruction dilarang ditempatkan di runway.
harus terdiri dari tulisan berwarna putih dengan latar 8.8.6
belakang merah. Kecuali untuk marka NO ENTRY, tulisannya
harus memberikan informasi yang sama dengan mandatory
instruction sign yang berkaitan.
Marka NO ENTRY harus terdiri dari tulisan berwarna putih 8.8.7
bertuliskan NO ENTRY dengan latar belakang berwarna
merah.
Jika antara marka dan permukaan perkerasan masih kurang 8.8.8
kontras, maka marka mandatory instruction harus disertai
dengan garis pinggiran yang sesuai, lebih diutamakan warna
putih atau hitam.
Tinggi karakter tulisan harus 4 m untuk code letter C, D, E 8.8.9
atau F, dan 2 m untuk code letter A atau B. Tulisan harus
dalam bentuk dan ukuran yang diperlihatkan dalam
Lampiran 3.
Latarnya harus persegi panjang dengan perluasan minimum 8.8.10
0,5 m secara lateral dan vertikal dari ujung tulisan.
FORMULIR II II - 71
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
dengan tulisan berwarna hitam dan pinggiran kuning dengan
tulisan berwarna kuning.
Tinggi karakter 4 m. Tulisan dalam bentuk dan ukuran 8.9.8
sebagaimana diperlihatkan dalam standar 8.10 Karakter
Penunjuk untuk marka taxi dan apron.
6 DESIGNATION UNTUK MARKA TAXI DAN APRON 8.10
Semua huruf dan angka yang digunakan dalam designation
untuk marka taxi dan apron harus menggunakan bentuk dan
ukuran yang sesuai dengan gambar berikut.Dimensi
sebenarnya harus ditentukan sesuai dengan standar tinggi
keseluruhan untuk setiap designator spesifik. Ukuran kotak-
kotak di gambar berikut adalah 0,20 m. Lihat gambar di
bawah.
7 MARKA OBSTACLE 8.11
Umum 8.11.1
Semua kategori objek yang dianggap sebagai obstacle harus 8.11.1.1
ditandai oleh pemiliknya. Tanggung jawab untuk pengaturan
dan pemeliharaan marka obstacle pada bangunan dan
struktur merupakan tanggung jawab pemilik.
Catatan:
Marka obstacle dimaksudkan untuk mengurangi bahaya
terhadap pesawat udara dengan memberi tanda keberadaan
obstacle tersebut. Hal ini tidak berarti mengurangi batasan
operasi yang dapat disebabkan oleh obstacle.
Dalam kondisi dimana pengaturan marka obstacle tidak 8.11.1.2
dapat diterapkan, maka pemasangan lampu pada obstacle
dapat diterapkan sebagai pengganti marka obstacle.
Objek yang harus diberi marka dalam obstacle limitation 8.11.2
surfaces
Objek yang harus diberi marka dalam obstacle limitation
surfaces
Kendaraan dan objek bergerak lainnya, tidak termasuk 8.11.2.1
pesawat udara, di area pergerakan bandar udara merupakan
obstacle dan harus diberi marka.
Elevated aeronautical ground lights dalam area pergerakan 8.11.2.2
harus diberi marka sehingga dapat dilihat di siang hari.
Semua obstacle dalam jarak yang ditetapkan dalam Tabel 8.11.2.3
6.7-7, dari taxiway centreline, apron taxiway atau aircraft
stand taxiline harus diberi marka.
Obstacle tetap yang melebihi di atas take-off climb surface 8.11.2.4
sampai 3000 m dari inner edge of the take-off climb surface
harus diberi marka, kecuali marka tersebut dapat
dihilangkan jika obstacle dihalangi oleh obstacle tetap,
marka dapat dihilangkan jika obstacle diterangi oleh
medium-intensity obstacle lights, Type- A, di siang hari dan
tingginya melebihi permukaan disekitarnya dan tidak lebih
dari 150 m, marka dapat dihilangkan jika obstacle diterangi
oleh high-intensity obstacle lights di siang hari dan marka
dapat dihilangkan jika obstacle berupa mercusuar/menara
dan kajian aeronautical mengindikasikan bahwa cahaya dari
mercusuar/menara tersebut telah mencukupi.
Objek tetap selain obstacle yang berdekatan dengan take-off 8.11.2.5
climb surface harus diberi marka dan jika marka tersebut
dianggap perlu untuk memastikan penghindarannya. Untuk
pengecualian, marka tersebut dapat dihilangkan jika objek
tersebut diterangi oleh medium-intensity obstacle lights,
Type-A, di siang hari dan tingginya melebihi permukaan
disekelilingnya dan tidak lebih dari 150 m atau objek
tersebut diterangi oleh high-intensity obstacle lights di siang
hari.
Obstacle tetap yang melebihi di atas permukaan approach 8.11.2.6
sampai 3.000 m dari inner edge atau di atas permukaan
transisi harus ditandai, kecuali marka tersebut dapat
dihilangkan jika obstacle tertutup oleh obstacle tetap
lainnya, marka dapat dihilangkan jika obstacle tersebut
FORMULIR II II - 72
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
diterangi oleh medium-intensity obstacle lights, Type A, di
siang hari dan tingginya melebihi permukaan sekitarnya dan
tidak lebih dari 150 m dan marka dapat dihilangkan jika
obstacle tersebut diterangi oleh high-intensity obstacle lights
tinggi di siang hari.
Obstacle tetap di atas permukaan horisontal harus ditandai, 8.11.2.7
kecuali Marka tersebut dapat dihilangkan jika obstacle
tertutup oleh obstacle tetap lainnya atau untuk daerah yang
secara luas terhalang oleh objek atau area yang tidak dapat
dipindahkan, telah ditetapkan prosedur untuk memastikan
area bebas vertikal yang aman di bawah jalur penerbangan
yang telah ditentukan atau kajian aeronautical menunjukkan
obstacle bukan merupakan operasional yang signifikan;
Marka dapat dihilangkan jika obstacle diterangi oleh
medium-intensity obstacle lights, Type A, di siang hari dan
tingginya melebihi permukaan di sekitarnya serta tidak lebih
dari 150 m dan Marka dapat dihilangkan jika obstacle
diterangi oleh high-intensity obstacle lights di siang hari.
Objek tetap yang melebihi di atas permukaan obstacle 8.11.2.8
protection surface harus diberi marka.
Objek lain di dalam obstacle limitation surfaces harus diberi 8.11.2.9
marka jika kajian aeronautical menunjukkan bahwa objek
tersebut dapat menimbulkan bahaya terhadap pesawat
udara (meliputi objek yang berdekatan dengan visual routes
misalnya sungai atau jalan raya).
Jaringan di atas berupa kawat, kabel, dlll, serta sungai, 8.11.2.10
lembah atau jalan raya yang memotong harus diberi marka.
Menara pendukungnya juga harus ditandai atau dipasang
lampu jika kajian aeronautical menunjukkan bahwa jaringan
di atas tersebut dapat menimbulkan bahaya terhadap
pesawat udara.
Objek yang harus diberi marka dalam obstacle limitation 8.11.3
surfaces
Obstacles di luar batasan Obstacles Limitation Surfaces, 8.11.3.1
setidaknya objek tersebut mencapai ketinggian 150 m atau
melebihi elevasi permukaan harus diberi marka, kecuali jika
Obstacle tersebut diterangi oleh high-intensity obstacle
lights di siang hari maka marka dapat dihilangkan.
Objek lain di luar obstacle limitation surfaces harus diberi 8.11.3.2
marka dan/atau pencahayan jika kajian aeronautical
mengindikasikan bahwa objek tersebut dapat menimbulkan
bahaya terhadap pesawat udara (meliputi objek yang
berdekatan dengan visual routes misalnya sungai dan jalan
raya).
Jaringan di atas berupa kawat, kabel, dll, serta sungai, 8.11.3.3
lembah atau jalan raya yang memotong harus diberi marka
dan menara pendukungnya juga harus diberi marka dan
pencahayaan jika kajian aeronautical mengindikasikan
bahwa jaringan di atas tersebut dapat menimbulkan bahaya
terhadap pesawat udara.
Objek Tetap 8.11.4
Jika dapat diterapkan, objek tetap yang diberi marka harus 8.11.4.1
berwarna. Tetapi jika tidak maka Marka atau bendera dapat
dipasang pada atau diatasnya, kecuali jika objek tersebut
sudah cukup terlihat karena bentuk, ukuran atau warnanya.
Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan pola papan 8.11.4.2
catur jika permukaannya rata dan proyeksinya pada suatu
bidang vertikal sama atau lebih dari 4,5 m pada kedua
dimensi. Polanya harus terdiri dari segi empat yang sisinya
tidak kurang dari 1,5 m dan tidak lebih dari 3 m, sudutnya
berwarna lebih gelap. Warna polanya harus kontras satu
dengan lainnya dan dengan latar belakang yang terlihatjelas.
Warna jingga dan putih atau sebagai alternatif warna merah
dan putih dapat digunakan, kecuali jika warna ini menyatu
dengan latar belakangnya
FORMULIR II II - 73
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan garis yang 8.11.4.3
saling kontras jika permukaannya rata dan mempunyai satu
dimensi, horisontal atau vertikal lebih dari 1,5 m dan dimensi
lainnya, horisontal atau vertikal kurang dari 4,5 m atau
mempunyai tipe kerangka dengan dimensi vertikal atau
horisontal yang lebih dari 1,5 m.
Pola garis harus tegak lurus dengan dimensi terpanjang dan 8.11.4.4
mempunyai lebar sekitar 1/7 panjang dimensi atau 30 m,
mana yang lebih kecil. Warna garisnya harus kontras dengan
latar belakang sehingga dapat terlihat. Warna jingga dan
putih dapat digunakan, kecuali jika warna ini tidak terlihat
kontras dengan latar belakangnya. Garis pada objek yang
ekstrim harus mempunyai warna yang lebih gelap
Catatan: lebar garis dan menentukan jumlah ganjil garis
mengacu pada Tabel 8.11-1
Objek harus diberi warna dengan warna yang mencolok jika 8.11.4.5
proyeksinya pada suatu bidang vertikal mempunyai dimensi
kurang dari 1,5 m. Warna jingga atau merah dapat
digunakan kecuali warna tersebut tidak kontras dengan latar
belakangnya
Catatan: 8.11.4.5
Untuk beberapa latar belakang, dapat digunakan warna
selain jingga atau merah untuk mendapatkan kontras
dengan latar belakangnya.
Objek Tetap 8.11.4
Jika dapat diterapkan, objek tetap yang diberi marka harus 8.11.4.1
berwarna. Tetapi jika tidak maka Marka atau bendera dapat
dipasang pada atau diatasnya, kecuali jika objek tersebut
sudah cukup terlihat karena bentuk, ukuran atau warnanya.
Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan pola papan 8.11.4.2
catur jika permukaannya rata dan proyeksinya pada suatu
bidang vertikal sama atau lebih dari 4,5 m pada kedua
dimensi. Polanya harus terdiri dari segi empat yang sisinya
tidak kurang dari 1,5 m dan tidak lebih dari 3 m, sudutnya
berwarna lebih gelap. Warna polanya harus kontras satu
dengan lainnya dan dengan latar belakang yang terlihatjelas.
Warna jingga dan putih atau sebagai alternatif warna merah
dan putih dapat digunakan, kecuali jika warna ini menyatu
dengan latar belakangnya
Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan garis yang 8.11.4.3
saling kontras jika permukaannya rata dan mempunyai satu
dimensi, horisontal atau vertikal lebih dari 1,5 m dan dimensi
lainnya, horisontal atau vertikal kurang dari 4,5 m atau
mempunyai tipe kerangka dengan dimensi vertikal atau
horisontal yang lebih dari 1,5 m.
Pola garis harus tegak lurus dengan dimensi terpanjang dan 8.11.4.4
mempunyai lebar sekitar 1/7 panjang dimensi atau 30 m,
mana yang lebih kecil. Warna garisnya harus kontras dengan
latar belakang sehingga dapat terlihat. Warna jingga dan
putih dapat digunakan, kecuali jika warna ini tidak terlihat
kontras dengan latar belakangnya. Garis pada objek yang
ekstrim harus mempunyai warna yang lebih gelap
Catatan: lebar garis dan menentukan jumlah ganjil garis
mengacu pada Tabel 8.11-1
Objek harus diberi warna dengan warna yang mencolok jika 8.11.4.5
proyeksinya pada suatu bidang vertikal mempunyai dimensi
kurang dari 1,5 m. Warna jingga atau merah dapat
digunakan kecuali warna tersebut tidak kontras dengan latar
belakangnya
Catatan: 8.11.4.5
Untuk beberapa latar belakang, dapat digunakan warna
selain jingga atau merah untuk mendapatkan kontras
dengan latar belakangnya.
Bendera untuk menandai objek tetap harus dipasang di 8.11.4.6
sekitar atau di atas atau di sekitar tepi tertinggi objek
FORMULIR II II - 74
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
tersebut. Jika bendera digunakan untuk menandai objek
yang luas atau beberapa objek yang berdekatan, maka
bendera tersebut harus dipasang setidaknya setiap 15 m.
Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang ditimbulkan
dari objek yang ditandainya
Panjang tiap sisi bendera yang digunakan untuk menandai 8.11.4.7
objek tetap tidak boleh kurang dari 0,6 m.
Bendera yang digunakan untuk menandai objek tetap harus 8.11.4.8
berwarna jingga atau kombinasi dua segitiga, satu berwarna
jingga dan satu lagi putih, atau satu berwarna merah dan
satu lagi putih, kecuali jika warna ini tidak kontras dengan
latarnya, maka warna lain yang lebih mencolok dapat
digunakan.
Marka yang dipasang pada atau berdekatan dengan objek 8.11.4.9
harus diletakkan pada posisi yang terlihat untuk
mempertahankan definisi umumnya dan dapat terlihat
dalam cuaca cerah dari jarak sekurang 1000 m untuk objek
dilihat dari udara dan 300 m untuk objek dilihat dari darat,
dari semua arah dimana pesawat udara cenderung
mendekati objek tersebut. Bentuk marka harus dapat
dibedakan sebisa mungkin untuk memastikan marka
tersebut tidak disalahartikan dengan marka untuk informasi
lain dan marka tersebut tidak meningkatkan bahaya yang
ditimbulkan objeknya.
Marka harus terdiri satu warna. Jika dipasang, warna merah 8.11.4.10
dan putih atau putih dan jingga harus dipasang secara
berurutan. Warna yang dipilih harus kontras dengan latar
belakangnyasehingga terlihat jelas.
Objek Bergerak (Kendaraan) 8.11.5
Marka objek bergerak (kendaraan) yang rutin digunakan 8.11.5.1
pada area manuvering di siang hari harus dicat oleh
pemiliknya dengan warna tunggal yang kontras, diutamakan
warna merah untuk kendaraan darurat dan kuning untuk
kendaraan servis. Jika sudah dicat, maka tidak memerlukan
marka tambahan.
Kendaraan yang tidak dicat warna merah atau kuning harus 8.11.5.2
ditandai, dengan menggunakan vehicle warning light yang
sesuai dengan Paragraf 9.20.1 atau bendera
Bendera harus tidak kurang dari 0,9 m pada masing-masing 8.11.5.3
sisi dan terdiri dari pola papan catur berwarna merah dan
putih, setiap kotak mempunyai sisi tidak kurang dari 0,3 m.
Bendera tersebut harus dipasang di sekitar atau di atas tepi
tertinggi objek tersebut. Bendera tidak boleh meningkatkan
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh objek.
Wind Turbines 8.11.6
Harus ditandai oleh pemiliknya jika telah ditentukan sebagai 8.11.6.1
obstacle
Rotor blade, nacelle dan 2/3 bagian atas dari tiang penopang 8.11.6.2
turbin harus dicat putih, kecuali jika telah diindikasi berbeda
oleh kajian aeronautical
Kawat, Kabel di atas tanah dll dan Menara Pendukung 8.11.7
Harus diberi marka agar dilengkapi dengan rambu oleh 8.11.7.1
pemiliknya. Menara pendukung juga harus diwarnai.
Objek Bergerak (Kendaraan) 8.11.5
Marka objek bergerak (kendaraan) yang rutin digunakan 8.11.5.1
pada area manuvering di siang hari harus dicat oleh
pemiliknya dengan warna tunggal yang kontras, diutamakan
warna merah untuk kendaraan darurat dan kuning untuk
kendaraan servis. Jika sudah dicat, maka tidak memerlukan
marka tambahan.
Kendaraan yang tidak dicat warna merah atau kuning harus 8.11.5.2
ditandai, dengan menggunakan vehicle warning light yang
sesuai dengan Paragraf 9.20.1 atau bendera
Bendera harus tidak kurang dari 0,9 m pada masing-masing 8.11.5.3
sisi dan terdiri dari pola papan catur berwarna merah dan
FORMULIR II II - 75
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
putih, setiap kotak mempunyai sisi tidak kurang dari 0,3 m.
Bendera tersebut harus dipasang di sekitar atau di atas tepi
tertinggi objek tersebut. Bendera tidak boleh meningkatkan
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh objek.
FORMULIR II II - 78
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
dapat dihindari;
e. pada bandar udara yang memiliki atau akan memiliki
taxiway dalam jumlah besar, penunjuk alphanumeric
dapat digunakan untuk taxiway intersection yang
pendek. Taxiway intersection berikutnya harus
menggunakan huruf yang sama, dengan nomor
berurutan. Jika nomor berurutan tidak dapat diterapkan
karena geometri sistem taxiway maka semua rencana
taxiway (bagan bandar udara) yang digunakan
penerbang harus mencakup informasi mengenai
penunjuk yang tidak ada;
f. penggunaan huruf dan nomor harus dapat dipahami
dengan mudah. Jika memang perlu menggunakan
penunjuk alphanumeric dua digit, maka perlu diberikan
perhatian untuk memastikan bahwa nomor yang
digunakan pada penunjuk taxiway tidak boleh rancu
dengan penunjuk runway.
Harus diaplikasikan pada semua bandar udara baru. Bandar 8.14.2.2
udara yang menggunakan penamaan taxiway yang telah
ditetapkan dapat meneruskan operasinya atau mengganti
penamaan taxiway sesuai dengan standar
Dimensi, Lokasi dan Pemberian Huruf 8.14.3
Rambu (sign) harus diletakkan untuk memberikan clearance 8.14.3.1
yang cukup untuk pesawat udara yang bergerak. Ukuran dan
lebar signboard tergantung dari lokasi tanda tersebut,
ukuran karakter dan juga panjang tulisan yang disampaikan.
Jika Movement Area Guidance Signs disediakan hanya pada 8.14.3.2
satu sisi taxiway, maka rambu (sign) ini harus terletak pada
sisi kiri penerbang kecuali jika tidak dapat diterapkan. Jika
Movement Area Guidance Signs akan dibaca dari kedua arah,
maka posisinya harus diatur sehingga berada di sudut kanan
taxi guideline. Jika Movement Area Guidance Signs akan
dibaca hanya dari satu arah, maka posisinya harus diatur
pada 75 derajat terhadap taxi guideline.
Rambu (sign) harus dapat dilihat oleh penerbang dan 8.14.3.3
pengemudi kendaraan saat melakukan manuver di area
pergerakan. Kondisi ini dapat dicapai jika sign dapat dibaca
saat penerbang mengikuti panduan yang berasal dari
pandangan mereka terhadap taxiway di depan pesawat
udara. Oleh karena itu, jika dapat diterapkan maka sign
harus diletakkan dekat dengan tepi yang diperkeras.
Saat memilih lokasi tanda (sign), maka aturan dalam Annex 14 Volume I,
5.4 harus diikuti. Lingkungan taxiway harus sedemikian rupa sesuai dengan
panduan penempatan yang harus diikuti untuk menghindari kerusakan
karena dampak engine pod atau baling-baling (propellers) atau akibat efek
jet blast.
8.14.3.4
Ukuran rambu (sign) dan Jarak Lokasi, termasuk rambu (sign) Exit Runway
8.14.4
Ukuran tanda (sign) dan jarak lokasi harus sesuai dengan 8.14.4.1
Tabel 8.14.1.
Lebar huruf dan panah harus sesuai dengan yang ditetapkan 8.14.4.2
(tinggi / lebar : 200 mm / 32 mm, 300 mm / 48 mm, 400 mm
/ 64 mm)
Bentuk dan ukuran huruf, angka dan simbol yang digunakan 8.14.4.3
pada movement area guidance signs harus sesuai dengan
yang ditetapkan. Jarak grid yang digunakan dalam gambar
berikut adalah 0,20 m.
Di sisi manapun tulisan, Lebar permukaan rambu(sign) harus 8.14.4.4
memberikan lebar minimum yang sama dengan setengah
tinggi tulisan. Dalam kasus rambu (sign) huruf tunggal, lebar
harus ditingkatkan hingga tinggi tulisan tersebut. Dalam
semua kasus, lebar permukaan mandatory sign yang hanya
ada pada satu sisi taxiway tidak boleh kurang dari 1,94 M
dengan code number 3 atau 4 dan 1,46 M dengan code
number 1 atau 2
FORMULIR II II - 79
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Struktural 8.14.5
Rambu (sign) harus bersifat frangible. Rambu (sign) yang
terletak dekat runway atau taxiway harus cukup pendek
guna menjaga clearance untuk propeller dan engine pod
pesawat udara jet.
Penerangan 8.14.6
Rambu (sign) harus diberi penerangan jika dimaksudkan 8.14.6.1
untuk penggunaan : di kondisi jarak visual runway kurang
dari 800 m atau di malam hari, dengan instrument runway
atau di malam hari, dengan non-instrument runway code
number 3 atau 4.
Rambu (sign) harus reflektif (retro reflective) dan/atau diberi 8.14.6.2
penerangan jika dimaksudkan untuk penggunaan di malam
hari dengan non-instrument runway code number 1 atau 2.
Rata-rata luminans rambu (sign) harus seperti berikut: jika 8.14.6.3
operasi dilakukan di rentang visual runway kurang dari 800
m, maka rata-rata luminans tanda setidaknya harus 30 cd /
m2 (merah), 150 cd / m2 (kuning), 300 cd / m2 (putih) dan
jika operasional dilakukan di malam hari, di rentang visual
runway 800 m atau lebih besar, maka rata-rata luminans
tanda setidaknya harus 10 cd / m2 (merah), 50 cd / m2
(kuning), 100 cd / m2 (putih).
Rasio cahaya antara elemen merah dan putih tanda harus 8.14.6.4
tidak kurang dari 1:5 dan tidak boleh lebih dari 1:10.
Rata-rata luminans rambu (sign)harus dihitung berdasarkan 8.14.6.5
ICAO Annex 14, Volume 1, Appendix 4.
Untuk mendapatkan keseragaman sinyal, nilai luminans 8.14.6.6
harus tidak boleh lebih dari rasio 1,5:1. Jika ukuran grid 7,5
cm, rasio antara nilai luminans titik grid yang bersebelahan
harus tidak lebih dari 1,25:1. Rasio antara nilai luminans
maksimum dan minimum di seluruh permukaan rambu harus
tidak lebih dari 5:1.
Rambu(sign) harus berwarna merah, putih, kuning dan hitam 8.14.6.7
sesuai dengan rekomendasi dalam ICAO Annex 14, Volume
1, Appendix 1, untuk tanda (sign) yang diberi penerangan
secara eksternal, tanda(sign) retro-reflective dan rambu yang
bertransiluminasi yang sesuai.
Mandatarory Instruction Signs 8.14.7
harus disediakan untuk mengidentifikasi lokasi dimana 8.14.7.1
aircraft melakukan taxi atau kendaraan tidak boleh berjalan
kecuali diijinkan oleh bandar udara control tower.
Movement Area Guidance Signs yang merupakan instruksi 8.14.7.2
wajib, meliputi runway designation signs, category I, II or III
holding position signs, runway-holding position signs, aircraft
NO ENTRY signs, road-holding position (vehicular STOP)
signs.
Marka runway holding position pola A harus dilengkapi 8.14.7.3
dengan runway designation sign pada perpotongan
taxiway/runway atau perpotongan runway/runway.
Marka runway holding position pola B harus dilengkapi 8.14.7.4
dengan category I, II or III holding position signs.
Marka runway holding position pola A pada runway holding 8.14.7.5
position sebagaimana yang dijelaskan pada Paragraf 6.8
harus dilengkapi dengan runway holding position sign.
Runway designation sign pada perpotongan taxiway/runway 8.14.7.6
dapat dilengkapi dengan location sign dengan posisi ke arah
luar taxiway.
Tulisan pada Mandatory Instructions Signs harus berwarna 8.14.7.7
putih dengan latar belakang warna merah.
Jika diperlukan secara operasional, seperti taxiway dengan 8.14.7.8
lebar lebih dari 60 m atau untuk membantu dalam
pencegahan runway incursion, maka mandatory instruction
sign perlu ditambah dengan marka mandatory instruction.
Runway Designation Sign 8.14.7.9
FORMULIR II II - 80
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Harus disediakan di runway/taxiway intersection, dimana 8.14.7.9.1
dipasang marka runway holding position denganpola ‘A’.
Hanya penunjuk untuk satu ujung runway yang harus
diperlihatkan jika taxiway intersection berada pada atau di
dekat ujung runway. Penunjuk untuk kedua ujung runway,
posisinya ditetapkan dengan baik sesuai dengan posisi
melihat sign tersebut, yaitu harus memperlihatkan dimana
taxiway berada.
Taxiway location sign harus diletakan berdampingan dengan 8.14.7.9.2
runway designation sign, di posisi sebelah luar (paling jauh
dari taxiway).
Harus disediakan setidaknya di sebelah kiri taxiway 8.14.7.9.3
menghadap arah pendekatan (approach) menuju runway.
Jika lebar taxiway melebihi 60 m, atau untuk membantu
dalam runway incursion, maka runway designation sign
harus disediakan di masing-masing sisi taxiway.
Cat I, II, or III holding position sign 8.14.7.10
Jika terdapat marka taxi-holding position pola B,
sebagaimana diperlihatkan di bawah, Category I, II or III
runway designation sign harus disediakan setidaknya di sisi
kiri taxiway menghadap ke arah approach menuju runway.
Jika lebar taxiway lebih dari 60 m, maka runway designation
signCategory I, II or III harus disediakan di setiap sisi taxiway.
FORMULIR II II - 81
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
taxiway intersection. Jika tidak ada marka taxiway
intersection, tanda (sign) harus dipasang minimal 60m dari
centerline perpotongan taxiway dengan code number 3 atau
4, dan minimal 40m jika code number 1 atau 2.
Yang termasuk Movement Area Guidance Signs untuk 8.14.8.4
informasi adalah direction signs, location signs, destination
signs, runway exit signs, runway vacated signs and
intersection take-off signs.
Location Signs 8.14.8.5
Harus disediakan bersamaan dengan runway designation 8.14.8.5.1
sign kecuali pada perpotongan runway/runway.
Harus disediakan bersamaan dengan direction sign, kecuali 8.14.8.5.2
jika berdasarkan kajian aeronautical mengindikasikan tidak
diperlukan.
Jika diperlukan, location sign dapat disediakan untuk 8.14.8.5.3
mengidentifikasi taxiway exiting apron atau taxiway
melewati perpotongan.
Jika taxiway berakhir pada perpotongan “T” dan diperlukan 8.14.8.5.4
untuk mengidentifikasinya, direction sign dan/atau visual aid
yang lain dapat digunakan.
Location sign dapat disediakan pada intermediate holding 8.14.8.5.5
position. Jika dibutuhkan untuk identifikasi setiap rangkaian
intermediate holding position pada taxiway yang sama,
location sign dapat berisi designation taxiway dan angka.
Taxiway location sign dipasang bersamaan dengansi runway 8.14.8.5.6
designation sign harus diposisikan diluar runway designation
sign.
Location sign harus berisi designation dari lokasi taxiway, 8.14.8.5.7
runway, atau permukaan lainnya yang dilewati atau dimasuki
oleh pesawat udara. Location sign harus berwarna kuning
dengan latar hitam dan jika berdiri sendiri maka harus diberi
pinggiran kuning.
Direction Sign 8.14.8.6
Kombinasi location dan direction sign harus disediakan jika 8.14.8.6.1
digunakan untuk mengindikasikan routing information
sebelum perpotongan taxiway. Direction sign berisi alpha
atau alphanumeric yang mengidentifikasikan taxiway dan
tanda panah untuk menunjukkan arah.
Setiap arah taxiway harus diindikasikan dengan tanda panah. 8.14.8.6.2
Direction sign harus dengan huruf berwarna hitam dan latar
kuning. Direction sign harus dilengkapi dengan location sign,
kecuali jika penunjuk taxiway sudah diperlihatkan dengan
baik di location sign sebelumnya di sepanjang taxiway.
Direction sign, barikade dan/atau visual aid yang sesuai 8.14.8.6.3
lainnya yang digunakan untuk mengidentifikasi perpotongan
T dapat diletakkan pada sisi yang berlawanan dari
persimpangan yang menghadap taxiway .
Gambar
Destination Signs 8.14.8.7
Direction sign harus disediakan jika dibutuhkan secara 8.14.8.7.1
operasional untuk mengidentifikasi designation dan
direction dari taxiway pada perpotongan.
Jika dibutuhkan, destination dapat disediakan untuk 8.14.8.7.2
mengindikasikan arah ke tujuan spesifik di bandar udara,
seperti area cargo, general aviation, dll.
Destination signs harus dengan huruf berwarna hitam dan 8.14.8.7.3
latar kuning, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.14-
18. Destination signs memberikan informasi kepada
penerbang mengenai fasilitas pada atau di dekat area
pergerakan. Tanda (sign) ini tidak boleh diletakkan bersama
dengan location sign atau direction sign.
Tulisan dalam destination sign harus berisi alpha, 8.14.8.7.4
alphanumerik, atau numeric yang mengidentifikasikan
tujuan dan panah yang mengindikasikan arah. Berikut ini
contoh teks untuk rambu secara umum yang digunakan
FORMULIR II II - 82
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
sebagai destination sign.
Intersection Take-Off Sign 8.14.8.8
Intersection take-off sign dapat disediakan jika operasional 8.14.8.8.1
membutuhkan untuk mengindikasikan take-off run available
(TORA) yang tersedia untuk perpotongan take-offs.
Intersection take-off sign memberikan informasi kepada 8.14.8.8.2
penerbang mengenai panjang take-off yang tersedia dari
suatu taxiway, dimana intersection departure tersedia.
Tanda (sign) ini diberikan agar penerbang dapat memastikan
kembali bahwa ia berada di lokasi take-off yang tepat : Jika
titik take-off tidak berada di dekat titik awal runway, maka
rambu akan menunjukan jarak take-off run yang tersedia
dalam satuan meter, ditambah dengan arah panah, yang
ditempatkan dan diarahkan dengan tepat untuk
menunjukkan arah dimana take-off run tersedia, Jika
intersection departure tersedia di kedua arah, maka
dibutuhkan dua tanda, masing-masing untuk setiap arah
take-off.
Intersection take-off sign terletak di tengah posisi runway- 8.14.8.8.3
holding di jalur masuk taxiway. Jarak antara tanda (sign)
dengan runway centre line harus tidak kurang dari 60 m jika
code number 3 atau 4, dan tidak kurang dari 45 m jika code
number 1 atau 2.
Jika hanya satu intersection take-off sign yang disediakan, 8.14.8.8.4
maka harus diletakkan di sisi kiri taxiway. Jika take-off dapat
dilakukan pada kedua arah, maka kedua tanda harus
diletakkan di masing-masing sisi taxiway, sesuai dengan arah
take-off. Intersection take-off sign tidak boleh mengganggu
pandangan penerbang terhadap mandatory instruction sign
runway manapun.
Tulisan pada intersection take-off sign harus terdiri dari 8.14.8.8.5
numerical yang mengindikasikan take-off run available yang
ada dalam satuan meter dan panah.
Rambu (sign) keluar/exit runway 8.14.8.9
Harus tersedia jika terdapat kebutuhan operasional untuk 8.14.8.9.1
mengidentifikasi runway exit.
Harus disediakan bagi runway yang digunakan dalam Land 8.14.8.9.2
and Hold Short Operation (LAHSO), kecuali pada saat hanya
digunakan oleh pesawat udara Performance Category A,
seperti yang dijelaskan dalam AIP. Untuk tujuan ini, pesawat
udara non-jet dengan bobot di bawah 5,700kg dapat
dianggap sebagai pesawat udara Category A.
Tanda (sign) harus terdiri dari huruf berwarna hitam dengan 8.14.8.9.3
latar belakang kuning, dengan tanda panah hitam mengarah
keluar dari nomor taxiway, atau ke arah kanan nomor
taxiway untuk keluar ke arah kanan, atau ke arah kiri untuk
keluar ke kiri.
Runway exit sign harus diletakkan pada sisi yang sama 8.14.8.9.4
dengan taxiway exit sign, 60 m sebelum pertemuan exit
dimana code number runway 3 atau 4 dan 30 m jika code
number runway 1 atau 2. Lihat Gambar 8.14-21.
Dimensi tanda(Sign dimensions) 8.14.8.10
Runway vacated sign 8.14.8.11
Harus tersedia jika pada exit taxiway tidak terdapat taxiway 8.14.8.11.1
centre line lights dan terdapat kebutuhan untuk penerbang
meninggalkan runway dan area perimeter ILS/MLS
critical/sensitive atau lower edge dari permukaan inner
transitional, manapun yang terjauh dari runway centre line.
Runway vacated sign harus diletakan sedikitnya pada satu 8.14.8.11.2
sisi taxiway. Jarak antara sign dengan runway centre line
harus tidak kurang dari yang lebih besar antara : Jarak antara
runway centerline dengan area perimeter ILS/MLS
critical/sensitive atau Jarak antara runway centerline dengan
lower edge dari permukaan inner transitional, manapun
yang terjauh dari runway centre line.
FORMULIR II II - 83
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Jika disediakan bersamaan dengan runway vacated sign, 8.14.8.11.3
taxiway location sign harus diposisikan di sebelah luat
runway vacated sign.
Tulisan pada runway vacated sign harus sama dengan 8.14.8.11.4
gambar marka runway holding position pattern.
Information sign selain location sign harus tidak ditempatkan 8.14.8.12
dengan mandatory instruction sign.
Jika location sign dan direction sign digunakan dalam 8.14.8.13
kombinasi : Seluruh direction sign yang berkaitan dengan left
turns harus diletakkan di sisi kiri location sign, dan seluruh
direction sign yang berkaitan dengan right turns harus
diletakkan di sisi kanan location sign, kecuali jika terdapat
persimpangan yang terdiri dari 1 perpotongan taxiway,
location sign mungkin dapat diletakkan di sisi kiri dan kanan.
Direction sign harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga 8.14.8.15
panah keberangkatan meningkat secara vertical seiring
dengan meningkatnya deviasi taxiway yang berhubungan.
Direction sign yang sesuai harus ditempatkan di sebelah 8.14.8.16
location sign dimana arah dari lokasi taxiway berubah secara
signifikan melewati perpotongan; dan
Direction sign yang berdekatan harus digambarkan oleh garis 8.14.8.17
hitam vertical
Taxiway harus dapat diidentifikasi dengan designator yang 8.14.8.18
terdiri dari huruf, kombinasi huruf yang diikuti angka. Saat
menunjukkan taxiway, penggunaan huruf I, O atau X dan
penggunaan kata seperti inner dan outer harus dihindari
untuk mencegah ambigu dengan angka 1, 0 dan marka
closed.
Penggunaan angka yang berdiri sendiri pada maneuvering 8.14.8.19
area harus dicadangkan untuk runway designation.
Bandar Udara Identification Sign 8.14.9
Harus diletakkan pada Bandar udara dimana ada cukup 8.14.9.1
alternative untuk indentifikasi visual.
Harus diletakkan pada bandar udara sedemikian rupa 8.14.9.2
sehingga dapat diidentifikasi dari udara, dan terbaca dari
semua sudut di atas horisontal.
Karakteristik bandar udara identification signs: 8.14.9.3
a. berisi nama bandar udara;
b. warna yang dipilih untuk rambu ini harus memiliki
kontras yang cukup dengan latar belakangnya agar dapat
dilihat dengan jelas; dan
c. karakternya harus mempunyai tinggi tidak kurang dari 3
m.
VOR Bandar Udara Check Point Sign 8.14.10
Jika VOR bandar udara checkpoint pada bandar udara telah 8.14.10.1
ditetapkan, maka harus diindikasikan oleh marka dan rambu
VOR bandar udara checkpoint.
VOR bandar udara checkpoint sign harus diletakkan sedekat 8.14.10.2
mungkin dengan checkpoint-nya sehingga tulisannya dapat
terlihat dari kokpit pesawat udara yang diposisikan dengan
benar pada VOR bandar udara checkpoint marking.
Karakteristiknya adalah 8.14.10.3
VOR bandar udara checkpoint sign harus terdiri dari tulisan 8.14.10.3.1
berwarna hitam dengan latar berwarna kuning;
Tulisan pada VOR checkpoint sign harus sesuai dengan salah 8.14.10.3.2
satu dari alternatif, dimana:
VOR adalah singkatan yang mengindikasikan sebagai VOR
checkpoint;
116.3 adalah contoh frekuensi radio VOR yang terkait;
147° adalah contoh bearing VOR, ke sudut terdekat yang
harus diindikasikan pada VOR check point; dan
NM adalah contoh jarak dalam mil nautical ke DME yang
ditempatkan dengan VOR terkait
Catatan :
FORMULIR II II - 84
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Toleransi untuk bearing value yang ditunjukkan pada sign
adalah sesuai dengan Annex 10, Volume I, Attachment E. Hal
ini akan tercatat bahwa checkpoint hanya bias digunakan
secara operasional jika pemeriksaan periodic menunjukan
harus konsisten sampai ±2 derajat dari bearing yang
disebutkan.
Aircraft stand identification signs 8.14.11
Aircraft stand identification marking harus dilengkapi dengan 8.14.11.1
aircraft stand identification sign jika memungkinkan.
Aircraft stand identification sign harus diletakkan sedemikian 8.14.11.2
rupa agar dapat dilihat dengan jelas dari kokpit pesawat
udara sebelum memasuki aircraft stand.
Aircraft stand identification sign harus terdiri dari tulisan 8.14.11.3
berwarna hitam dengan latar belakang kuning.
11 MARKER 8.15
Pendahuluan 8.15.1
Marker harus ringan dan frangible, dapat berupa cone atau 8.15.1.1
gable. Bentuk lain yang dapat digunakan untuk rambu yang
mengidentifikasi area kerja yang luas, tergantung dari
persetujuan Ditjen Hubud. Agar tidak menyebabkan
kerusakan terhadap pesawat udara, saat terpasang rambu
harus kuat dan tidak mudah bergerak karena tiupan angin,
hembusan propeller/baling-baling dan efflux mesin jet.
Catatan :
Penggunaan jangkar atau rantai, untuk mencegah rambu
yang rusak dari pemasangannya dan terhembus,
dimungkinkan. Petunjuk frangibility rambu tercantum dalam
Bandar udara Design Manual (Doc 9157), Part 6.
Cone yang digunakan sebagai rambu runway mempunyai 8.15.1.2
tinggi 0,3 m dan diameter dasar 0,4 m. Semua rambu cone
lainnya mempunyai tinggi 0,5 m dengan diameter dasar 0,75
m. Rambu cone dicat dengan warna-warna berikut : putih
(rambu runway), kuning (rambu taxiway), kuning (rambu
apron edge), putih (rambu runway strip), merah (rambu
stopway), hijau (rambu helicopter apron edge), putih dengan
pusat pita merah 25 cm (rambu unserviceability), putih
terpisah dan warna latar yang sesuai (rambu runway strip
(displaces threshold))
Marker gable mempunyai panjang 3 m, lebar 1 m dan tinggi 8.15.1.3
0,5 m; dicat putih.
Cone PVC berwarna jingga fluorescent (berpendar) dengan 8.15.1.4
tinggi sekitar 0,5 m dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi visual mengenai pekerjaan di bandar udara kepada
organisasi kerja. Cone ini tidak boleh digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai adanya perubahan area
pergerakan kepada penerbang. Rambu pada daerah
pergerakan harus menggunakan cone standar.
Penggunaan marker pada runway strip 8.15.2
Jika batasan graded portion suatu runway strip perlu 8.15.2.1
ditentukan, maka marker runway strip harus diletakkan
disepanjang tepi graded portion suatu runway strip.
Marker Runway strip harus berwana putih dan dapat berupa 8.15.2.2
gable, cone atau flush. Marker berbentuk gable lebih
diutamakan, sedangkan marker berbentuk flush hanya boleh
digunakan jika runway strip saling tumpang tindih/overlap.
Penempatan gable sebagai rambu side strip tidak boleh
melebihi 180 m, penempatan cone sebagai rambu side strip
tidak boleh melebihi 90 m.
Dengan persetujuan terlebih dahulu dari Ditjen Hubud, drum 8.15.2.3
besi berukuran 200 liter (44 galon) atau ban dapat digunakan
sebagai marker runway strip di bandar udara yang digunakan
oleh pesawat udara dengan kapasitas tidak lebih dari 9
tempat duduk (Lihat Bab13). Panjang drum besi dipotong
setengah dan diletakkan dengan bagian terbuka di bawah.
Marker runway strip drum dan ban harus dicat putih.
FORMULIR II II - 85
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Penggunaan marka ini tidak diijinkan untuk bandar udara
bersertifikat dan beregister yang melayani angkutan udara
niaga.
Pengunaan marker pada unsealed runway 8.15.3
Pada unsealed runway, marker runway harus disediakan di 8.15.3.1
sepanjang kedua sisi runway dimana terdapat kekurangan
kontras antara runway dan runway stripnya, dan
keseluruhan runway strip tidak dijaga sesuai standar runway
grading normal. Jarak longitudinal marker runway tidak
boleh lebih dari 90 m.
Marker runway dapat diganti dengan marker runway strip 8.15.3.2
jika keseluruhan runway strip dijaga sesuai standar runway
grading normal. Thresholdnya harus ditandai baik dengan
marker threshold normal atau dengan marker cone runway
dengan pola yang sama dengan yang ditetapkan untuk ujung
runway strip.
Jika unsealed runway mempunyai permanent displaced 8.15.3.3
threshold di satu ujungnya, maka dua set rambu strip harus
disediakan pada ujung tersebut. Setiap set harus mempunyai
dua warna. Set yang berhubungan dengan permanent
displaced threshold ini harus dicat sehingga setengahnya
menghadap ke arah kedatangan pesawat udara (arah
pertama) berwarna putih dan setengahnya lagi harus dicat
sesuai dengan warna latar belakangnya sehingga tidak
terlalu menarik perhatian bagi penerbang yang sedang
beroperasi di arah lainnya (arah kedua). Rambu yang
berhubungan dengan ujung runway strip terlihat berwana
putih jika dipandang dari arah kedua dan tidak terlalu
menarik perhatian untuk yang menghadap ke arah pertama.
Marker ujung dwi warna yang terkait displaced threshold 8.15.3.4
harus berupa cone, sedangkan yang terkait dengan ujung
runway strip dapat berupa cone atau gable.
Jika tersedia runway light, marker dapat digabung dengan 8.15.3.5
peralatan lighting. Jika tidak ada runway light, rambu
berbentuk (gable) flat rectangular atau conical shape dapat
ditempatkan untuk membatasi runway.
Penggunaan marker pada unsealed taxiway 8.15.4
Jika tepi dari unsealed taxiway atau taxiway strip tidak 8.15.4.1
terlihat secara jelas, maka marker tepi taxiway harus
disediakan untuk menunjukkan kepada penerbang bahwa
tepi dari taxiway yang dapat digunakan.
Jika disediakan, marker taxiway harus berupa cone berwarna 8.15.4.2
kuning dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan penerbang menggambarkan tepi dari
unsealed taxiway.
Marker stopway edge 8.15.5
Marker stopway edge harus disediakan jika perpanjangan 8.15.5.1
dari stopway tidak terindikasi dengan jelas jika dibandingkan
dengan daratan sekitarnya.
Marker stopway edge harus cukup berbeda dari marker 8.15.5.2
stopway edge apapun yang digunakan untuk memastikan
bahwa kedua jenis marker ini tidak rancu.
Penggunaan marker pada unsealed apron 8.15.6
Jika tepi apron yang tidak diperkeras tidak terlihat jelas oleh 8.15.6.1
penerbang, maka marker sisi apron harus disediakan.
Jika disediakan, marker sisi apron harus berupa cone 8.15.6.2
berwarna kuning dan harus diberi jarak sehingga
memungkinkan penerbang untuk menggambarkan dengan
jelas area unsealed apron.
12 SIGNAL AREA DAN PANEL 8.16
Pendahuluan 8.16.1
Signal Area perlu disediakan hanya jika dimaksudkan untuk 8.16.1.1
penggunaan visual ground signal dalam berkomunikasi
dengan pesawat udara yang mengudara. Sinyal seperti ini
FORMULIR II II - 86
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
mungkin diperlukan jika bandar udara memiliki bandar udara
control tower atau unit pelayanan bandar udara flight
information, atau jika bandar udara digunakan oleh pesawat
udara yang tidak dilengkapi dengan radio.
Visual ground signals juga bermanfaat dalam kasus gagalnya 8.16.1.2
komunikasi radio dua-arah dengan pesawat udara. Meskipun
demikian, harus diketahui bahwa jenis informasi yang dapat
disampaikan dengan visual ground signals harus ada dalam
AIP atau NOTAM. Oleh karena itu kebutuhan akan ground
signal harus dievaluasi sebelum memutuskan untuk
menyediakan signal area.
Lokasi signal area 8.16.2
Signal area harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga 8.16.2.1
dapat terlihat dari semua sudut azimut di atas 10° di atas
horisontal saat dilihat dari ketinggian 300 m.
Karakteristik dari signal area 8.16.3
Signal area harus
a. berdiameter 9 meter
b. berwarna hitam
c. pinggirannya menggunakan :
d. pinggiran berwarna putih dengan lebar 1 meter; atau
e. 6 rambu putih yang diberi jarak sama, masing-masing
dengan diameter dasar tidak lebih dari 0,75 m
f. tidak lebih dari 15 m dari wind direction indicator, atau
jika berlaku, dari wind direction indicator primer. Wind
direction indicator primer berada paling dekat ke apron
bandar udara.
Ground signals in signal area 8.16.4
‘Total unserciveability’ signal harus ditampilkan dalam signal 8.16.4.1
area jika bandar udara ditutup untuk pendaratan pesawat
udara.
‘Total unserviceability’ signal harus terdiri dari dua garis 8.16.4.2
putih yang lebarnya tidak lebih dari 0,9 m dan panjangnya 6
m, dan masing-masing saling memotong secara tegak lurus.
Restricted operation’ signal harus ditampilkan di signal area 8.16.4.3
pada suatu bandar udara dengan lebih dari satu jenis
permukaan pada area pergerakannya, jika pesawat udara
hanya menggunakan:
a. runway, taxiway dan apron dengan permukaan sealed;
atau
b. runway dengan permukaan kerikil; jika tidak ada runway,
taxiway dan apron dengan permukaan sealed.
Untuk tujuan dalam Paragraf 8.16.4.3: 8.16.5
a. runway, taxiway atau apron dengan permukaan sealed
adalah yang seluruh atau sebagian besar permukaannya
merupakan sealed.
b. runway, taxiway atau apron dengan permukaan kerikil
adalah yang seluruh atau sebagian besar permukaannya
terbuat dari kerikil (gravel);
c. restricted operation’ signal harus terdiri dari 2 lingkaran
berwarna putih dengan diameter 1,5 m dan dihubungkan
oleh balok berwarna putih dengan panjang 1,5 m dan
lebar 0,4 m;
d. glider operation’ signal harus terdiri dari garis putih
dengan panjang 5 m dan lebar 0,4 m dan disilang pada
titik secara tegak lurus oleh dua garis dengan lebar 0,4 m
dan panjang 2,5 m, masing-masing berjarak 1,05 m dari
ujung strip horisontal terdekat, sebagaimana
diperlihatkan di bawah.
FORMULIR II II - 87
C. CHECKLIST OBSTACLE
FORMULIR II II - 88
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
Note : kombinasi juga dngn intensitas rendah – Tipe B
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
Lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke
permukaan
tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :
Warna : merah, tetap
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat
3) Untuk tinggi objek > 150 m : (pilihan) 9.36.4.6
Karakteristik lampu : (pilihan)
- Intensitas tinggi - TIPE A, yaitu :
Warna : putih, berkedip (40-60 fpm)
Intensitas cahaya : 200.000 Cd (siang)
20.000 Cd (senja)
2.000 Cd (malam)
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke
permukaan
Tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :
Warna : merah, berkedip (20-60 fpm)
Intensitas cahaya : 2.000 Cd ( malam )
- Note : Mandiri / kombinasi dngan intensitas rendah – Tipe
B
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan jarak
lampu
Lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan tanah
/
gedung terdekat
- Intensitas sedang - TIPE C, yaitu :
Warna : merah, tetap
Intensitas : 2.000 Cd (malam)
Lokasi : diatas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak
Lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke
permukaan
tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang – TIPE A, yaitu :
Warna : Putih, berkedip (20-60 fpm)
Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)
2.000 Cd (malam)
Note : Disertakan lampu tambahan
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat
b. CEROBONG ASAP
- Karakteristik lampu
1) Untuk tinggi objek < 45 m : 9.36.4.4
Karakteristik lampu : (pilihan)
- Intensitas rendah – TIPE A, yaitu :
Warna : merah, tetap (fixed)
Intensitas cahaya : 10 Cd (malam hari)
Lokasi : sebelum puncak cerobong
- Intensitas rendah – TIPE B, yaitu :
Warna: merah, tetap (fixed)
Intensitas cahaya : 32 Cd (malam hari)
Lokasi : sebelum puncak cerobong
2) Untuk tinggi objek 45 m s/d 150 m : (pilihan) 9.36.4.5
Karakteristik lampu : (pilihan)
- Intensitas sedang – TIPE A, yaitu :
Warna : putih, berkedip ( 20 -60 fpm)
Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)
2.000 Cd (malam)
Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak
lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke
permukaan
tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang - Tipe B, yaitu :
Warna : merah, berkedip (20 – 60 fpm)
Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)
Note : kombinasi juga dengan intensitas rendah – Tipe B
Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak
FORMULIR II II - 89
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :
Warna : merah, tetap
Intensitas cahaya : 2.000 cd (malam)
Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat
3) Untuk tinggi objek > 150 m : (pilihan) 9.36.4.6
Karakteristik lampu : (pilihan)
- Intensitas tinggi – TIPE A, yaitu :
Warna : putih, berkedip (40-60 fpm)
Intensitas cahaya : 200.000 Cd (siang)
20.000 Cd (senja)
2.000 Cd (malam)
Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak
lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke
permukaan
tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :
Warna : merah, berkedip (20 – 60 fpm)
Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)
Note : mandiri / kombinasi dngn intensitas rendah –Tipe B
Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak
Lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke
permukaan
permukaan tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :
Warna : merah, tetap
Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)
Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang - TIPE A, yaitu :
Warna : putih, berkedip ( 20-60 fpm)
Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)
2.000 Cd (malam)
Note : Disertakan lampu tambahan
Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat
c. OBJEK YANG LUAS
- Karakteristik lampu :
1) Untuk tinggi objek < 45 m : 9.36.4.4
Karakteristik lampu : (pilihan)
- Intensitas rendah – TIPE A, yaitu :
Warna : merah, tetap (fixed)
Intensitas cahaya : 10 Cd (malam hari)
Lokasi : di puncak / teratas , jarak per lampu 45 m
- Intensitas rendah – TIPE B, yaitu :
Warna : merah, tetap (fixed)
Intensitas cahaya : 32 Cd (malam hari)
Lokasi : di puncak / teratas, jarak per lampu 45 m
2) Untuk tinggi objek 45 m s/d 150 m : (pilihan) 9.36.4.5
Karakteristik lampu : (pilihan)
- Intensitas sedang – TIPE A, yaitu :
Warna : putih, berkedip ( 20 – 60 fpm )
Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)
2.000 Cd (malam)
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke
permukaan
Tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m
- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :
Warna : merah, berkedip (20-60 fpm )
Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)
Note : Kombinasi juga dengan intensitas rendah – Tipe B
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
Tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m
- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :
Warna : merah, tetap
Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
FORMULIR II II - 90
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
Tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m
3) Untuk tinggi objek > 150 m : (pilihan) 9.36.4.6
Karakteristik lampu : (pilihan)
- Intensitas tinggi – TIPE A, yaitu :
Warna : putih, berkedip (40-60 fpm)
Intensitas cahaya : 200.000 Cd (siang)
20.000 Cd (senja)
2.000 Cd (malam)
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke
permukaan tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :
Warna : merah, berkedip (20-60 fpm)
Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)
Note : mandiri / kombinasi dengan intensitas rendah –
Tipe B
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m
- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :
Warna : merah, tetap
Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)
Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada
jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat
- Intensitas sedang - TIPE A, yaitu :
Warna : putih, berkedip (20 -60 fpm)
Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)
2.000 Cd (malam)
Note : Disertakan lampu tambahan
Lokasi : di atas/ tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak
lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan
tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m
FORMULIR II II - 92
D. CHECKLIST AERODROME LIGHTING
c.
Penempatan PAPI terletak di sisi kiri runway
dari arah pendaratan dan jarak PAPI yang
gambar 9.9.4
terdekat dengan runway edge adalah 15 m
dengan toleransi ± 1 m, dan untuk jarak
antar lampu yang lain adalah 9 m dengan
toleransi ± 1 m
d. Unit lampu harus dipasang serendah
mungkin dan dibuat dari bahan yang mudah 9.9.4.5
pecah.
APAPI 9.9.4
a. Terdiri dari 2 unit lampu 9.9.4.2
b. Masing-masing sudut yang terbentuk mulai
9.9.1.1 huruf
dari lampu yang terdekat dengan runway
(d)
edge adalah 2° 45’ dan 3° 15’,
FORMULIR II II - 94
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
c. Penempatan PAPI terletak di sisi kiri runway
dari arah pendaratan dan jarak PAPI yang
terdekat dengan runway edge adalah 10 m
gambar 9.9.4
dengan toleransi ± 1 m, dan untuk jarak
antar lampu yang lain adalah 6 m dengan
toleransi ± 1 m
d. Unit lampu harus dipasang serendah
mungkin dan dibuat dari bahan yang mudah 9.9.4..5
pecah.
3 LAMPU RUNWAY
Lampu Runway Edge
a. Merupakan lampu menyala tetap 9.11.1.4
b. Memancarkan cahaya variabel putih 9.11.1.4
c. Pada jarak 600 m atau sepertiga dari
panjang runway, mana yang lebih kecil,
9.11.1.4 huruf
dihitung dari ujung runway arah take off
(b)
atau landing, lampu harus terlihat berwarna
kuning
d. Intensitas harus kurang dari 50 cd kecuali
pada bandar udara tanpa penerangan luar 9.11.1.16
(extraneous lighting)
e. Sistem penerangan runway edge intensitas
rendah memiliki 1 tahapan pengaturan
penerangan
f. Sistem penerangan runway edge intensitas
menengah memiliki 3 tahapan pengaturan 9.11.2.1
penerangan
g. Sistem penerangan runway edge intensitas
tinggi memiliki 5 atau 6 tahapan pengaturan
penerangan
h. Lampu runway edge harus ditempatkan di
9.11.3
sepanjang kedua sisi runway,
i. Jarak Longitudinal Lampu Runway Edge
untuk instrument runway, tidak lebih dari
9.11.4.1
60 m sedangkan untuk non-instrument
runway, tidak lebih dari 100 m
j. Jarak lateral tidak lebih dari 3 m dari garis
9.11.5.1
tepi runway
k. Jika lebar runway < 30 m, penempatan
lampu harus membentuk lebar runway 30 9.11.5.2
m
l. Karakteristik Lampu Runway Edge Intensitas
Rendah dan Menengah 9.11.6
FORMULIR II II - 95
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
threshold
2. Cakupan beam lampu 3.5° pada runway
dengan lebar 30-45 m dan 4.5° pada 9.11.7.2
runway dengan lebar 60 m
3. Memancarkan warna putih variabel
kecuali untuk lampu yang ditempatkan
dalam jarak 600 m dari ujung runway 9.11.7.3
harus memancarkan sinar warna
kuning.
Lampu Runway Threshold
a. Penempatan lampu runway threshold
1. Jika threshold berada di ujung runway –
sedekat mungkin dengan ujung runway
9.12.2 huruf
dan tidak boleh lebih dari 3 m di luar
(a)
ujung runway atau 1 m di dalam ujung
runway
2. Jika pada displaced threshold – pada
displaced threshold dengan toleransi ± 1 9.12.2
m.
b. Pola Lampu Runway Threshold Intensitas
Rendah dan Menengah (Non-Instrument or 9.12.3.
Non-Precision Runway)
1. Terdiri dari 10 lampu unidirectional pada 9.12.3.1 huruf
runway dengan lebar 30 m (a)
5 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana 9.12.3.1 huruf
lampu paling luar sejajar dengan baris (a) butir i
lampu runway edge; dan
5 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana 9.12.3.1 huruf
lampu paling luar sejajar dengan baris (a) butir ii
lampu runway edge lainnya
2. 14 lampu unidirectional untuk runway 9.12.3.1 huruf
dengan lebar 45 m (b)
7 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana 9.12.3.1 huruf
lampu paling luar sejajar dengan baris (b)b butir i
lampu runway edge; dan
7 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana 9.12.3.1 huruf
lampu paling luar sejajar dengan baris (b) butir ii
lampu runway edge lainnya;
3. 16 lampu unidirectional pada runway 9.12.3.1 huruf
dengan lebar 60 m, (c)
8 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana 9.12.3.1 huruf
lampu paling luar sejajar dengan baris (c) butir i
lampu runway edge; dan
8 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana 9.12.3.1 huruf
lampu paling luar sejajar dengan baris (c) butir ii
lampu runway edge lainnya
c. Pola alternatif ( hanya untuk Bandar udara
yang operasionalnya dominan digunakan 9.12.3.4
untuk flying school dan general aviation)
1. Lampu omnidirectional, satu di setiap
ujung threshold dan segaris dengan 9.12.3.4
lampu runway edge; dan
2. 6 lampu unidirectional dengan interval
yang sama antara 2 lampu 9.12.3.4
omnidirectional
d. Pola Lampu Runway Threshold Intensitas
Tinggi (precision approach runway, terdiri 9.12.4
dari :
1. Wing bar; 9.12.4
FORMULIR II II - 96
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
2. 15 lampu unidirectional untuk runway
9.12.4
dengan lebar 30 m,
5 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana
9.12.4
lampu paling luar sejajar dengan baris
lampu runway edge;
5 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana
9.12.4
lampu paling luar sejajar dengan baris
lampu runway edge
3. 21 lampu unidirectional pada runway
9.12.4
dengan lebar 45 m
7 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana
9.12.4
lampu paling luar sejajar dengan baris
lampu runway edge;
7 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m ditengah 9.12.4
lampu runway threshold;
7 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 2,4 m dimana
9.12.4
lampu paling luar sejajar dengan baris
lampu runway edge;
4. 22 lampu unidirectional pada runway
9.12.4
dengan lebar 60 m
8 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 3 m dimana
9.12.4
lampu paling luar sejajar dengan baris
lampu runway edge
6 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 3 m ditengah 9.12.4
lampu runway threshold;
8 lampu unidirectional yang berjarak
sama dengan interval 3 m dimana
9.12.4
lampu paling luar sejajar dengan baris
lampu runway edge.
5. Lampu runway threshold harus berupa
9.12.5
lampu inset jika:
Threshold secara permanen di-
9.12.5
displaced; atau
Threshold juga dilengkapi dengan lampu
9.12.5
threshold intensitas tinggi; atau
Tidak dapat dipasang lampu elevated 9.12.5
e. Karakteristik Lampu Runway Threshold
9.12.6
Intensitas Rendah dan Menengah
1. Lampu bagian dalam (inner) harus
berupa lampu fixed unidirectional
memancarkan warna hijau dengan 9.12.6 huruf
menghadap arah approach tidak kurang (b)
dari 38° atau lebih dari 180° di atas
azimuth
2. Distribusi lampu pada arah approach
9.12.6 huruf
harus sedekat dan sepraktis mungkin
(c)
dengan distribusi lampu runway edge;
3. Intensitas lampu warna hijau 1 hingga 9.12.6 huruf
1,5 kali intensitas lampu runway edge (d)
f. Karakteristik Lampu Runway Threshold
9.12.7
Intensitas Tinggi
1. Berupa lampu fixed 9.12.7
2. Memancarkan warna hijau menghadap
9.12.7
arah approach
Lampu Runway End 9.13.2
a. Lokasi Lampu Runway End
1. Jika ujung runway berada pada bagian 9.13.2 huruf
terujung dari runway – sedekat mungkin (a)
FORMULIR II II - 97
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
dengan bagian terujung dan tidak lebih
dari 3 m di luar, atau 1 m dibagian
terujung
2. Jika ujung runway tidak berada dibagian
9.13.2 huruf
terujung runway, diletakkan di ujung
(b)
runway, dengan toleransi ± 1 m
3. Pada taxiway untuk keluar dari runway 9.13.2 huruf
(c)
4. Pada area runway turning 9.13.2 huruf
(c)
5. Pada area lain yang serupa 9.13.2 huruf
(c)
6. Lampu Runway End harus harus
diletakkan pada lokasi sehingga pesawat
yang menggunakan area tidak perlu 9.13.2
melewati barisan lampu merah yang
mencakup lampu-lampu Runway End.
b. Pola Lampu Runway End untuk Intensitas
Rendah dan Medium (Non-instrument atau 9.13.3.1
non-precision runway)
1. 6 lampu unidirectional untuk runway 9.13.3 .1
dengan lebar 30 m huruf (a)
3 lampu unidirectional berjarak interval
4,8 m dan lampu paling luar sejajar 9.13.3 .1 hruf
dengan barisan lampu runway edge; (a) butir i
dan
3 lampu unidirectional berjarak interval
4,8 m dan lampu paling luar sejajar 9.13.3.1 huruf
dengan barisan lampu runway edge (a) butir ii
lainnya
2. 8 lampu unidirectional untuk runway 9.13.3.1
dengan lebar 45 m huruf (b)
4 lampu unidirectional berjarak interval
9.13.3.1
4,8 m dan lampu paling luar sejajar
huruf (b) butir
dengan barisan lampu runway edge; i
dan
lampu unidirectional berjarak interval
9.13.3.1
4,8 m dengan lampu paling luar sejajar
huruf (b) butir
dengan barisan lampu runway edge ii
lainnya
3. 8 lampu unidirectional untuk runway 9.13.3.1
dengan lebar 60 m huruf (c)
4 lampu unidirectional berjarak
9.13.3.1
interval 2,4 m dan lampu paling luar
huruf (c)
sejajar dengan barisan lampu runway butir i
edge;
4 lampu unidirectional berjarak interval 9.13.3.1
2,4 m dan lampu terluar sejajar dengan huruf (c) butir
barisan lampu runway edge lainnya ii
c. Pola Lampu Runway End Intensitas Tinggi
9.13.4
(precision approach runway)
1. 8 lampu unidirectional untuk runway
9.13.4.1
dengan lebar 30 m
3 lampu unidirectional berjarak interval
9.13.4.1 huruf
4,8 m dan lampu paling luar sejajar
(a) butir i
dengan barisan lampu runway edge
2 lampu unidirectional berjarak 9.13.4.1 huruf
interval 4,6 m ditengahnya; dan (a) butir ii
3 lampu unidirectional berjarak interval
4,8 m dan lampu paling luar sejajar 9.13.4.1 huruf
dengan barisan lampu runway edge (a) butir iii
lainnya
2. 11 lampu unidirectional untuk runway 9.13.4.1 huruf
dengan lebar 45 m (b)
4 lampu unidirectional berjarak interval 9.13.4.1 huruf
4,8 m dan lampu paling luar sejajar (b) butir i
FORMULIR II II - 98
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
dengan barisan lampu runway edge
3 lampu unidirectional berjarak interval 9.13.4.1 huruf
4,8 m ditengahnya; dan (b) butir ii
4 lampu unidirectional berjarak interval
4,8 m dan lampu paling luar sejajar 9.13.4.1 huruf
dengan barisan lampu runway edge (b) butir iii
lainya
3. 12 lampu unidirectional untuk runway 9.13.4 huruf
dengan lebar 60 m (c)
4 lampu unidirectional berjarak interval
9.13.4 huruf
6 m dan lampu paling luar sejajar
(c) butir i
dengan barisan lampu runway edge
4 lampu unidirectional berjarak interval 9.13.4 huruf
6 m ditengahnya (c) butir ii
4 lampu unidirectional berjarak interval
9.13.4 huruf
6 m dan lampu paling luar sejajar
(c) butir iii
dengan barisan lampu runway edge
d. Karakteristik Lampu runway end Intensitas
9.13.5
Rendah dan Medium
1. Lampu fixed unidirectional 9.13.5.1
huruf (a)
2. Memancarkan warna merah dengan
menghadap arah runway tidak kurang 9.13.5.1
dari 38° atau lebih dari 180° di atas huruf (a)
azimuth;
3. Intensitas lampu merah harus < 1/4 dan
9.13.5.1
tidak lebih 1/2 dari intensitas lampu
huruf (b)
runway edge
4. Distribusi lampu menghadap runway
9.13.5.1
harus sedekat mungkin dengan lampu
huruf (c)
runway edge
e. Lampu runway end intensitas rendah dan
9.13.5.2
medium harus berupa lampu inset jika :
1. Runway juga dilengkapi dengan lampu 9.13.5.2
runway end intensitas tinggi huruf (a)
2. Tidak dapat dipasang elevated light 9.13.5.2
huruf (b)
f. Karakteristik Lampu Runway End Intensitas
9.13.6
Tinggi
1. Lampu inset fixed unidirectional 9.13.6 huruf
(a)
2. Memancarkan warna merah dengan 9.13.6 huruf
menghadap arah runway (a)
Threshold Wing Bars
a. Digunakan pada kondisi :
1. Pada type runway precision approach
runway, jika secara operasional 9.12.8.1 huruf
disyaratkan threshold pada malam hari (a)
terlihat lebih jelas
2. Pada type runway non precision atau
9.12.8.1
precision approach runway, terdapat
huruf (b)
temporary displaced threshold
b. Penempatan Threshold wing bar :
1. Ditempatkan secara simetris pada kedua 9.12.8.1 huruf
sisi threshold (c)
2. Masing-masing wing bar terdiri dari 5 9.12.8.1 huruf
lampu yang terpisah sejauh 2,4 m (c) butir i
3. Pada sudut yang tepat terhadap runway 9.12.8.1 huruf
centerline (c) butir ii
c. Karakteristik Threshold Wing Bar
1. Berupa lampu undirectional permanen 9.12.8.2 huruf
(a) butir i
2. Berwarna hijau 9.12.8.2 huruf
(a) butir i
3. Menghadap arah approach 9.12.8.2 huruf
(a) butir i
FORMULIR II II - 99
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
Lampu Identifikasi Runway Threshold
a. Harus digunakan pada kondisi :
1. Di threshold non-precision approach
runway saat tambahan kejelasan
9.12.8.3 huruf
threshold diperlukan atau jika tidak
(a)
dapat mengadakan alat bantu
penerangan approach lainnya
2. Di bandar udara dengan layout 9.12.8.3 huruf
runway/taxiway di sekitar threshold (a)
b. Lokasi lampu identifikasi runway threshold :
1. Sejajar dengan thresholdnya dan kurang
lebih 10 m di luar setiap garis lampu runway 9.12.8.4 huruf
edge untuk permanent threshold atau (a)
permanent displaced threshold
2. Apabila tidak ada kondisi displaced threshold
maka : 9.12.8.4 huruf
1. 12 m hingga 15 m di luar masing-masing (a)
garis lampu runway edge
2. Segaris dengan threshold.
3. Jarak lateral hingga 20 m dari garis
lampu runway edge
4. Jarak longitudinal hingga 12 m sebelum
threshold.
5. Tinggi maksimum di atas permukaan
tidak lebih 1 m.
c. Karakteristik lampu identifikasi runway
threshold.
1. Lampu berkedip (flashing)
2. Kedipan (flashes) lampu adalah 60-120 per
menit
3. Warna sinar lampu putih 9.12.8.5
4. Jarak minimum pancaran pada kondisi sinar
matahari cerah berkisar 7 km
5. Sumbu beam masing-masing unit lampu
harus diarahkan 15° ke luar dari garis yang
paralel dengan runway centre line dan
miring dengan sudut 10° di atas horisontal
Penerangan Runway sebelum displaced
Threshold
a. Jika bagian runway yang dapat digunakan
oleh pesawat udara berada sebelum
displaced threshold, yaitu untuk take-off 9.12.8.6 huruf
dan landing dari arah berlawanan, lampu (a)
runway edge di bagian runway ini harus :
FORMULIR II II - 100
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
lebih dari 1,8 m di luar tepi turn pad
d. Jarak interval tidak lebih dari 15 m 9.14.1
e. Jika awal dari kemiringan runway turn pad
lebih dari 10 m dari lampu runway edge
sebelumnya maka lampu tepi berwarna biru 9.14.1
harus berada diawal daerah
berputar/turning
f. Harus disediakan untuk menandai
perubahan arah (kemiringan) di sepanjang 9.14.1
sisi turn pad.
Lampu Stop Way
a. Harus ditempatkan di sepanjang kedua sisi
stopway sejajar dengan lampu runway edge 9.15.1.2
dan dipasang hingga ujung stopway
b. Interval lampu stopway tidak lebih dari
9.15.1.3
jarak pada lampu runway edge
c. Pasangan lampu terakhir ditempatkan di
9.15.1.3
ujung stopway (stopway end)
d. Ujung stopway (stopway end) harus
ditegaskan paling sedikit 2 lampu stopway
yang ditempatkan memotong ujung 9.15.1.4
stopway (stopway end) di antara pasangan
terakhir lampu stopway
e. Karakteristik lampu stop way :
1. Lampu fixed dan unidirectional 9.15.2 huruf
(a)
2. Menunjukkan warna merah mengarah 9.15.2 huruf
ke runway (a)
3. Tidak terlihat oleh pilot yang melakukan 9.15.2 huruf
pendaratan melalui atas stopway (a)
4. Distribusi lampu yang mengarah ke
9.15.2 huruf
runway harus sesedekat mungkin
(b)
seperti distribusi lampu runway edge
5. Intensitas lampu warna merah tidak
boleh kurang dari 1/4, dan tidak boleh 9.15.2 huruf
lebih dari 1/2 intensitas lampu runway (c)
edge
Lampu Runway Center Line Untuk precision
approach runway Category II atau III
a. Ditempatkan mulai dari threshold hingga ke
ujung dengan jarak longitudinal kurang 9.16.2.1
lebih:
1. 15 m untuk runway yang ditujukan
9.16.2.1
untuk digunakan dengan kondisi
huruf (a)
Runway Visual Range kurang dari 300 m
2. 30 m untuk runway yang ditujukan
9.16.2.1
untuk digunakan dengan kondisi
huruf (b)
Runway Visual Range 300 m atau lebih
b. Jarak lampu terhadap marka runway center
9.16.2.2
line tidak lebih dari 0.6 m
c. Penggeseran letak lampu terhadap marka
harus ke arah sisi kiri pesawat yang akan 9.16.2.3
mendarat
d. Jika runway digunakan dari kedua arah,
patokan yang digunakan adalah arah yang
9.16.2.3
paling banyak digunakan untuk pendaratan
FORMULIR II II - 101
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
h. 300 m terakhir sebelum ujung runway
(runway end), lampunya harus 9.16.3.1
menunjukkan warna merah.
Lampu Runway Touchdown Zone Untuk
precision approach runway Category II atau III
FORMULIR II II - 103
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
g. Lampu taxiway centreline digunakan untuk
9.24.2.5
runway exit dan untuk tujuan entry, :
1. Warna lampu pada saat terlihat oleh
seorang pilot pesawat udara yang
9.24.2.5
memasuki runway harus menunjukkan
warna hijau
2. Warna dari lampu yang terlihat oleh
seorang pilot pesawat udara yang
9.24.2.5
meninggalkan runway harus berwarna
hijau dan kuning saling berseling
h. Lokasi Lampu Taxiway Centre line : 9.24.3
1. Ditempatkan pada garis tengah pada
9.24.3
taxiway atau
2. Sejajar taxiway centre line dengan jarak
9.24.3
tidak lebih dari 0,3 m
i. Jarak longitudinal lampu taxiway centre line
9.24.4
pada bagian yang lurus dari taxiway:
1. Pada runway non-instrument, non
precision atau precision approach
Category I jaraknya 60 m dan pada sisa 9.24.4.1
jarak 60 M Terakhir Sebelum Runway
atau Apron adalah 15 m
2. Pada runway precision approach
Category II jaraknya 30 m dan pada sisa
9.24.4.1
jarak 60 M Terakhir Sebelum Runway
atau Apron adalah 15 m
3. Pada runway precision approach
Category III jaraknya 15 m dan pada sisa
9.24.4.1
jarak 60 M Terakhir Sebelum Runway
atau Apron adalah 7,5 m
j. Lampu taxiway centre line pada short
straight section ( bagian taxiway yang lurus
dengan panjang kurang dari 180 meter) 9.24.4.2
harus ditempatkan dengan jarak tidak lebih
dari 30 m
k. Taxiway yang menuju ke runway, lampu
terakhir tidak boleh lebih dari 1 m di luar 9.24.4.3
barisan lampu runway edge
l. Bagian taxiway yang berubah dari lurus
menjadi melengkung, lampu taxiway centre
line harus tetap berlanjut dari bagian yang 9.24.4.4
lurus tersebut dengan jarak yang sama
terhadap tepi luar taxiway
m Jarak longitudinal lampu taxiway centreline
pada bagian taxiway yang melengkung : 9.24.4.5
FORMULIR II II - 104
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
kurva yang merentang 60 m sebelum
dan sesudah kurva
n. Lampu taxiway centreline pada exit
taxiways, selain rapid exit taxiways, harus: 9.24.5
FORMULIR II II - 107
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
Untuk iluminasi horisontal – 20 lux
dengan rasio keseragaman (uniformity 9.33.3 huruf
ratio) [rata-rata terhadap minimum] (c) butir i
tidak lebih dari 4
Untuk iluminasi vertikal – 20 lux pada
ketinggian 2 m di atas apron pada arah 9.33.3 huruf
parkir yang relevan, paralel terhadap (c) butir i
aeroplane centre line
Pada area apron lainnya : 9.33.3 huruf
(c) butir ii
Iluminasi horizontal 50 persen dari
iluminasi rata-rata pada posisi parkir
pesawat udara dengan rasio 9.33.3 huruf
keseragaman (uniformity ratio) [rata- (c) butir ii
rata terhadap minimum) tidak lebih dari
4 terhadap 1.
4. Kontrol Peredupan Cahaya dapat d
9.33.3 huruf
diturunkan menjadi tidak kurang dari 50
(e)
persen dari nilai normalnya
5. Untuk apron yang digunakan oleh
9.33.3 huruf
pesawat udara yang lebih besar, apron
(f)
floodlighting harus :
Dimasukkan ke dalam sistem pasokan 9.33.3 huruf
tenaga listrik sekunder bandar udara (f) butir i
Memiliki kemampuan untuk dapat
dihidupkan kembali setelah terputusnya
pasokan listrik hingga 30 detik dan 9.33.3 huruf
mencapai tingkat iluminasi tidak kurang (f) butir ii
dari 50 persen nilai normal hanya dalam
tempo 60 detik
VISUAL DOCKING GUIDANCE SYSTEMS 9,34
a. Karakteristik Visual Docking Guidance
9.34.2
Systems
1. harus menyediakan pemandu azimuth
dan stopping 9.34.2.1
FORMULIR II II - 109
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
publications
2. Operator bandar udara harus
memberitahu Ditjen Hubud rincian
aircraft docking guidance system yang 9.34.8.2
akan digunakan untuk operasi
International
3. Informasi yang disediakan terdiri dari : 9.34.8.3
Jenis-jenis visual docking guidance 9.34.8.3 huruf
system; (a)
Memungkinkan, untuk jenis-jenis sistem
9.34.8.3 huruf
yang saat ini tidak dijelaskan dalam AIP
(b)
Indonesia; dan
Posisi parkir di mana sistem dipasang 9.34.8.3 huruf
(c)
6 ADVANCED VISUAL DOCKING GUIDANCE
9,35
SYSTEMS
a. Lokasi A-VDGS 9.35.2
1. A-VDGS harus terletak sedemikian rupa
sehingga panduan tidak terhalang dan
tanpa keraguan disediakan oleh
personel yang bertanggung jawab,dan 9.35.2.1
personel yang membantu, docking
pesawat udara di sepanjang manuver
docking
b. Karakteristik A-VDGS 9.35.3
1. Harus menyediakan informasi panduan
pada tahap yang sesuai dalam manuver 9.35.3.1
docking berikut ini :
Indikasi emergency stop; 9.35.3.1 huruf
(a)
Tipe dan model pesawat udara yang
9.35.3.1 huruf
menjadi tujuan dari penyediaan
(b)
panduan;
Indikasi pergeseran lateral pesawat 9.3563.1
udara relatif terhadap stand centre line; huruf (c)
Arah koreksi azimuth yang dibutuhkan
9.35.3.1 huruf
untuk mengoreksi pergeseran dari stand
(d)
centre line
Indikasi jarak ke posisi stop; 9.35.3.1 huruf
(e)
Indikasi ketika pesawat telah mencapai 9.35.3.1 huruf
posisi stopping yang benar; (f)
Indikasi peringatan jika pesawat 9.35.3.1 huruf
melebihi posisi stop yang seharusnya (g)
2. Harus mampu memberikan informasi
pemanduan docking untuk semua
9.35.3.2
kecepatan taxi pesawat udara selama
manuver docking
3. Penyimpangan pesawat udara dari garis
tengah stand lebih dari 1 m ketika 9.35.3.3
dioperasikan dalam kondisi normal
4. Informasi terkait pergeseran lateral
pesawat relatif terhadap garis tengah
9.35.3.6
stand harus diberikan setidaknya 25 m
sebelum posisi berhenti
5. Continuous closure distance dan closure
rate harus diberikan sejak setidaknya 15 9.35.3.7
m sebelum posisi stop
7 AERODROME BEACON 9.4
LAMPU :
a. Warna : (pilihan)
- Putih dan warna lain (kedip bergantian) ,
untuk bandar udara internasional atau 9.4.1.4
bandar udara pada daerah yang ramai
- Hijau , untuk bandar udara di daratan
FORMULIR II II - 110
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
- Kuning, untuk bandar udara di perairan
b. Frekuensi Kedipan : 20 - 30 per menit 9.4.1.6
c. Pancaran Sinar : terlihat di semua sudut
9.4.1.7
azimut
d. Distribusi intensitas cahaya : 9.4.1.8
Sudut Elevasi 1 sampai 2 derajat, Intensitas
Efektif Minimum Kedipan Warna Putih
adalah 25.000 candela
Sudut Elevasi 2 sampai 8 derajat, Intensitas
Efektif Minimum Kedipan Warna Putih
adalah 50.000 candela
Sudut Elevasi 8 sampai 10 derajat, Intensitas
Efektif Minimum Kedipan Warna Putih
adalah 25.000 candela
Sudut Elevasi 10 sampai 15 derajat,
Intensitas Efektif Minimum Kedipan Warna
Putih adalah 5.000 candela
Sudut Elevasi 15 sampai 20 derajat,
Intensitas Efektif Minimum Kedipan Warna
Putih adalah 2.000 candela
e. Intensitas efektif dari kedipan lampu
berwarna tidak boleh kurang dari 0,15 kali
9.4.1.9
intensitas kedipan lampu warna putih pada
sudut elevasi yang berhubungan
8 LAMPU PEMBERI SINYAL 9.5.2
LAMPU :
a. Warna : merah, hijau, dan putih
b. Penyalaan : 1 warna, diikuti 2 warna lainnya
c. Pancaran sinar : diarahkan manual ke target
d. Penyampaian pesan : dengan kode morse
internasional, kecepatan 6-8 kata per menit
9 WIND DIRECTION INDICATOR
MARKA :
a. terdiri dari kain berbentuk tabung
memanjang (sleeve) dengan ujung
mengerucut yang dipasang pada tiang 6,5 m 8.5.2.1
di atas tanah.
b. dipasang pada tiang 6,5 m di atas tanah.
c. Ukurang sleeve : panjang 3,6 m , meruncing
8.5.2.2
dari diameter 0,9 m ke 0,45 m
d Pada diameter 0,9 m dipasang kerangka
e. Ujung memanjang (sleeve) tetap terbuka 8.5.2.3
f. dipasang ke tiang sehingga dapat berputar
dengan bebas
g. Warna kain : orange / orange - putih /
8.5.2.4
merah - putih
h. berada di pusat lingkaran diameter 15 m,
8.5.2.5
diwarnai hitam, dan dibatasi dengan :
- perimeter putih, lebar 1,2 m , atau
- 15 lingkaran dengan jarak sama, masing -
masing berdiamter 0,75 m berwarna
putih
LAMPU :
a. Jumlah : (pilihan)
- 4 lampu @ 200 W 240 V tungsten filament
general purpose ditempatkan pada
vertical elliptical industry reflectors atau
round deep bowl reflectors,
- 8 lampu @ 120 W 240 V PAR 38 dalam
reflectorless fitting
- jumlah lain, namun penerangan setara
dengan diatas
b. Lokasi : (pilihan) 9.6.2.1
- 4 lampu : ditempatkan di antara 1.8 m
FORMULIR II II - 111
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
dan 2.2 m di atas pertengahan tiang
indikator, dan pada jarak radial di antara
1,7 m dan 1,9 m di sekeliling sumbu
perputaran wind sleeve;
- 8 lampu : di antara 1,8 m dan 2,2 m di
atas pertengahan tiang indikator, dan
pada jarak radial di antara 1,7 m and 1,9
m di sekeliling sumbu perputaran wind
sleeve;
c. Pancaran Sinar :
- tidak menyilaukan pilot
- merata menyinari daerah lambaian
9.6.2.2
maksimum wind sleeve
LOKASI PENEMPATAN :
a. terlihat dari pesawat yang mengudara atau
dari pesawat yang ada pada area 8.5.1.3
pergerakan
b. bebas dari efek gangguan udara
8.5.1.4
(disebabkan bangunan / struktur lain)
c. Lokasi penempatan :
- ditempatkan di threshold, kecuali untuk
runway 1200 meter atau kurang dapat
8.5.1.5
diletakkan di tengah - tengah (terlihat dari
apron dan dari kedua arah pendaratan)
- di sisi kiri runway, dari arah pesawat yang
8.5.1.6.a
sedang landing
- di luar runway strip 8.5.1.6.b
10 (INTENSITAS, KONFIGURASI, WARNA)
Intensitas, Konfigurasi, dan warna lampu tidak
membahayakan keselamatan penerbangan,
untuk lokasi pada :
1. INSTRUMENT RUNWAY - KODE 4
Di daerah persegi empat, panjang min 4.500
m sebelum threshold dan lebar min 750 m
9.1.3
di masing-masing sisi dari perpanjangan
garis tengah runway
2. INSTRUMENT RUNWAY - KODE 2 ATAU 3
Di daerah persegi empat, panjang min 3.000
m sebelum threshold dan lebar min 750 m
di masing-masing sisi dari perpanjangan
garis tengah runway
3. KASUS LAINNYA
Di daerah Approach Runway
11 PEMELIHARAAN PERALATAN VISUAL AID
Pemeliharaan tingkat I :
a. pembersihan ruangan
b. pembersihan peralatan , unit/bagian
peralatan / modul
c. pemeriksaan peralatan, unit/bagian
peralatan atau modul
d. pemeriksaan meter pengukuran dan lampu
indikator SKEP/157/IX
/2003,
e. pengukuran dan pencatatan besaran listrik, PASAL 11,
elektronika, mekanikal, cahaya, panas, ANGKA 2
kimia dan radiasi
f. penggantian / penambahan air pendingin,
bahan bakar minyak, olie, grease, dan air
murni
g. penggantian lampu indikator, komponen
pengaman dan komponen habis pakai
lainnya
Pemeliharaan tingkat II :
a. pemeliharaan pencegahan secara berkala,
dengan kegiatan berikut :
FORMULIR II II - 112
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
1. uji coba peralatan, unit/bagian
peralatan
2. pengamatan tampilan dan target
3. pengecekan keluaran peralatan,
unit/bagian peralatan
b. pemeliharaan perbaikan peralatan yang SKEP/157/IX
mengalami kelaian / gangguan / kerusakan /2003, PASAL
ringan, dengan kegiatan berikut : 11, ANGKA 3
1. analisis kerusakan
2. penyetelan paramater peralatan
3. penggantian dan penyetelan
unit/bagian/modul peralatan yang rusak
dengan unit/bagian/modul peralatan
cadangan
Pemeliharaan tingkat III :
a. analisis kerusakan
SKEP/157/IX
b. perbaikan dan penyetelan
/2003, PASAL
unit/bagian/modul peralatan yang 11, ANGKA 3
mengalami gangguan / kerusakan
Pemeliharaan tingkat IV :
a. analisis kerusakan
b. perbaikan perangkat lunak (software)
sistem peralatan
LAMPU :
interval tidak boleh lebih jauh dari 7,5 m
9.36.2.2
(Tergambar jelas daerah unserviceable)
Jika dipotong oleh runway atau taxiway
yang masih dapat digunakan dan akan
digunakan pada malam hari, lampu
9.36.1.2
unserviceability ditempatkan menyilang
jalan masuk ke area yang ditutup dalam
interval yang tidak lebih dari 3 m.
warna : merah terus menerus (steady red
9.36.3.1
light)
Intensitas : kurang dari 10 cd 9.36.3.2
DI APRON
MARKA :
a. berupa tanda silang putih yang diletakkan di
8.13.2.1
bagian yang tidak terpakai dari runway.
b. dimensi sesuai gambar 8.13-2 8.13.2.3
RAMBU UNSERVICEABLE :
a. memasang rambu unserviceable di area
8.13.2.2
masuk
b. Cone :
ukuran cone standar
warna : putih-merah-putih 8.13.3.1
lebar garis merah : 25 cm disekeliling pusat
c. Bendera :
warna : merah / jingga / kuning / salah satu
8.13.3.2
warna dengan kombinasi putih
Bentuk : persegi , ukuran 0,5 m
d. Papan Rambu :
tinggi 0,5 m dan lebar 0,9 m 8.13.3.3
warna : merah-putih / jingga - putih,
berbentuk garis vertikal
interval 3 m area yang tidak terpakai
RAMBU BATAS KERJA :
a. bentuk cone atau papan rambu
b. dimensi : tinggi 0,5 m , lebar : 0,75 m (untuk
cone)
FORMULIR II II - 114
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
c. warna : orange 8.13.4
d. diberi interval
e. lokasi : di apron dan di area lainnya
LAMPU :
a. interval tidak boleh lebih jauh dari 7,5 m
9.37.2.2
(Tergambar jelas daerah unserviceable)
b. warna : merah terus menerus (steady red
light) 9.37.3.1
11 APLIKASI
Sistem penerangan eksisting harus dioperasikan
dan dipelihara sesuai dengan prosedur yang ada 9.1.1.1
apabila :
Apakah ada fitting lampu dari sistem
9.1.1.1 huruf
penerangan telah digantikan dengan fitting
(a)
dengan jenis yang berbeda? Atau;
Apakah ada fasilitas 9.1.1.1 huruf
ditingkatkan/diperbaharui ? Atau; (b)
Apakah ada perubahan di kategori: 9.1.1.1 huruf
(c)
i. Bandar udara; atau
ii. kepadatan lalu lintas bandar udara atau:
Apakah dalam kondisi khusus sehingga
Ditjen Hubud menetapkan bahwa untuk
kepentingan keselamatan, suatu fasilitas
lighting harus memenuhi standar pada Bab
9 MOS
FORMULIR II II - 118
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
huruf (e)
Intensitas lampu harus bisa dirubah paling sedikit
dalam 3 tahapan, untuk lampu runway edge, 9.1.11.3.
threshold dan runway end intensitas menengah
Jika suatu runway dilengkapi dengan lampu
runway edge intensitas menengah dan tinggi, 3
9.1.11.3.
tahapan intensitas terendah akan dilayani oleh
sistem intensitas menengah
Untuk lampu taxiway : 9.1.11.5.
- Lampu taxiway centerline dengan rata-rata
intensitas sinar utama pada tingkatan 50 cd 9.1.11.5.
atau lebih rendah, 3 tahapan kontrol huruf (a)
intensitas harus tersedia
- Lampu taxiway centreline dengan rata-rata
intensitas sinar utama pada tingkatan 100
cd atau lebih besar, secara umum
mensyaratkan lebih dari 3 tahapan kontrol
intensitas, atau jika tidak demikian adalah 9.1.11.5.
dengan mengurangi secara permanen daya huruf (b)
keluaran maksimum lampu dengan
menetapkan tahap intensitas maksimum
kurang dari 100% daya yang bisa
dikeluarkan lampu.
- Lampu taxiway edge dipasang pada sirkuit
listrik yang sama dengan lampu runway
9.1.11.5.
edge intensitas rendah atau menengah, dan
huruf (c)
akan dikontrol oleh pengontrol lampu
runway
Pengurangan intensitas dari setiap tahapan yang
berurutan susunan intensitasnya harus disusun
9.1.11.6.
sebagai berikut: 100%, 30%, 10%, 3%, 1% dan
0.3%.
Pada suatu bandar udara yang penerangannya
disediakan dengan pengaturan intensitas tetapi
ATS tidak beroperasi selama 24 jam & operator
bandar udara membiarkan lampu untuk tetap
9.1.11.7.
menyala sepanjang malam, tahapan intensitas
yang direkomendasikan yang memberikan
iluminasi yang mencukupi tapi tidak menyilaukan
pilot adalah tahapan 2.
Jika sistem penerangan dioperasikan oleh ATS,
sistem tersebut harus dipantau secara otomatis
9.1.11.8.
sehingga dapat memberikan indikasi secepatnya
berkenaan dengan:
- sistem penerangan yang sedang menyala; 9.1.11.8.
huruf (a)
- intensitas masing-masing sistem 9.1.11.8.
penerangan; huruf (b)
- adanya kegagalan pada sistem penerangan; 9.1.11.8.
huruf (c)
dan informasi tersebut secara otomatis 9.1.11.8.
akan disampaikan ke posisi operator. huruf (d)
FORMULIR II II - 119
REFERENSI HASIL PEMERIKSAAN
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN
PERATURAN S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
VISUAL LAINNYA
FORMULIR II II - 120
E. CHECKLIST PEMILIHAN ARUS HUBUNGAN SERI (SERIES LINE CURRENTS) UNTUK BERBAGAI TAHAP INTENSITAS
BANDAR UDARA :
KOTA :
TANGGAL :
Nominal HASIL
STAGE
NO JENIS PERALATAN Minimum PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
Intensity At
7 6 5 4 3 2 1 S U N/A
Rated Output
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Runway Edge Lights, Low Intensity 100 cd 100 %
6.6 A
2 Runway Edge Lights, Medium Intensity 300 cd typical 100% 30 % 10 %
6.6 A 5.4 A 4.5 A
3 Runway Edge Lights, High intensity 10,000 cd 100% 30 % 10 %
6.6 A 5.4 A 4.5 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
4 Approach Lights 20,000 cd 100% 25% 6.5% 2% 0.5% 0.12%
12.5A/6.6A series isolating transformer 12.5 9.5 A 7.5 A 6.2 A 5.0 A 4.0 A
A
6.6A/6.6A series 6.6 A 5.3 A 4.3 A 3.6 A 3.2 A 3.0 A
Approach Lights 6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
5 Runway Centre line lights 5,000 cd 100% 25% 8 % 2.5% 0.8% 0.25%
6.6 A 5.2 A 4.4 A 3.8 A 3.3 A 3.0 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
6 Runway Touchdown Zone lights 5,000 cd 100 % 25% 8 % 2.5% 0.8 % 0.25%
6.6 A 5.2 A 4.4 A 3.8 A 3.3 A 3.0A
7 Taxiway Centre line lights 50 cd 100% 40 % 16%
6.6 A 5.5 A 4.8 A
8 PAPI or APAPI 15,000 cd red 100% 30% 10% 3% 1 % 0.3%
light 6.6 A 5.5A 4.8 A 3.85A 3.4 A 3.0 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
FORMULIR II II - 128
F. CHECKLIST MANAJEMEN GANGGUAN BINATANG LIAR
c. Meminimalkan atau
menghilangkan penyebab
masuknya dan hewan liar,
melalui :
1) Pembersihan semak
belukar
2) Membatasi ketinggian
rumput
3) Penutupan drainase
4) Mengatur tempat
pembuangan sampah di
lapangan
d. Melakukan identifikasi
kegiatan kawanan burung
dalam radius 13 KM
e. Melaksanakan penyimpanan
catatan pengawasan
keberadaan burung dan
hewan liar
f. Melakukan koordinasi
dengan unit terkait terhadap
potensi atas kemungkinan
kejadian terkait terhadap
potensi atas kemungkinan
kejadian akibat burung
Keterangan:
N/A = Not Available
S = Satisfactory
U = Unsatisfactory
FORMULIR II
II - 124
G. CHECKLIST PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN
(PKP-PK)
Keterangan:
N/A = Not Available
S = Satisfactory
U = Unsatisfactory
FORMULIR II
II - 126
H. CHECKLIST PERSONEL
Keterangan:
N/A = Not Available
S = Satisfactory
U = Unsatisfactory
FORMULIR II
II - 127
I. CHECKLIST KABANDARA
HASIL
KRITERIA PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6
1 PENDIDIKAN FORMAL
a. Kebandarudaraan
b. Keudaraan
3 KEPANGKATAN
FORMULIR II II - 128
HASIL
KRITERIA PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6
4 KOMPETENSI
PENGETAHUAN
I. KETERAMPILAN
5 TANGGUNG JAWAB
FORMULIR II II - 129
HASIL
KRITERIA PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6
c. Menyusun program penaggulangan keadaan darurat di bandar udara
(airport emergency plan / AEP)
Keterangan:
N/A = Not Available
S = Satisfactory
U = Unsatisfactory
FORMULIR II II - 130
Formulir II.2b Checklist Audit Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
FORMULIR II II - 131
telah dilakukan?
13. Dan tahu bahwa buku pedoman sudah CASR139.133
dimutakhirkan?
14. Adakah prosedur yang memastikanbahwa jika ada CASR 139.133
penyimpangan dari buku pedoman (manual) yang
dibuat untuk memastikan keselamatan pesawat
udara akan dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dalam tempo 30 hari?
Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar udara.
Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan tingkat pelayanan
dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).
A.3 DATA ATAU INFORMASI YANG DILAPORKAN KEPADA AERONAUTICAL INFORMATION SERVICE
(AIS)
FORMULIR II II - 132
b. Jasa pelayanan darat pesawat udara (ground
handling) yang tersedia
c. Prosedur khusus jika ada
d. Tindakan pencegahan setempat jika ada
Dimensi bandar udara (Aerodrome) dan informasi terkait: CASR 139 Appendix 1, Bagian 3
1. Arah runway sebenarnya (true Bearing) dan nomor Butir 3.2 Huruf (a)
runway
2. Panjang, lebar dan kemiringan memanjang runway Butir 3.2 Huruf (a)
3. Lokasi dari displaced threshold jika ada Butir 3.2 Huruf (a)
4. Koordinat geografis dari masing-masing threshold Butir 3.2 Huruf (i)
5. Jenis permukaan runway Butir 3.2 Huruf (a)
6. Jenis runway (instrument, non-instrument) Butir 3.2 Huruf (a)
7. Zona bebas obstacle yang tersedia (runway Butir 3.2 Huruf (a)
instrumen yang dapat diterapkan)
8. Dimensi dan jenis permukaan untuk RESA dan Butir 3.2 Huruf (b)
stopway
9. Panjang,lebar&jenis permukaan runway strip Butir 3.2 Huruf (b)
10. Dimensi, profildan jenis permukaan dari clearway Butir 3.2 Huruf (e)
jika ada
11. Jenis perkerasan dan kekuatanrunway dalam sistem Butir 3.2 Huruf (m)
Aircraft Classification Number – Pavement
Classification Number (ACN-PCN)
12. Declared distance runway untuk setiap runway Butir 3.2 Huruf (o)
13. Jarak intersection take-off dari setiap runway, jika
tersedia
14. Panjang, lebar dan jenis permukaan taxiway Butir 3.2 Huruf (c)
15. Lokasi dan penetapan rute standar taxi Butir 3.2 Huruf (h)
16. Koordinat geografis dari masing-masing intersection Butir 3.2 Huruf (j)
taxiway
17. Jenis permukaan dan kekuatan perkerasan apron Butir 3.2 Huruf (d)
serta nomor parking stand
18. Koordinat geografis parking stand Butir 3.2 Huruf (k)
19. AerodromeObstacle Chart Type A MOS 7.2
20. Kategori PKP-PK bandar udara (aerodrome) Butir 3.2 Huruf (q)
21. Lokasi dan frekuensi dari VOR Butir 3.2 Huruf (g)
22. Lokasi dan elevasi dari altimeter pre-flight yang Butir 3.2 Huruf (n)
dipersiapkan pada apron, jika tersedia
23. Koordinat geografis dan elevasi tertinggi untuk Butir 3.2 Huruf (l)
setiap obstacle yang signifikan di approach dan take-
off climb area, circling area dan di sekitar bandar
udara (vicinity of the aerodrome).
24. Informasi contact person (Koordinator) yang Butir 3.2 Huruf (p)
bertanggung jawab terhadap pemindahan pesawat
yang rusak dan pernyataan kemampuan untuk
memindahkan pesawat udara besar yang rusak
dengan menggunakan peralatan yang ada di bandar
udara.
Informasi tentang sistem visual aid CASR 139 Appendix 1
1. Tiperunway lighting, jika ada, untuk setiap runway Butir 3.2 Huruf (f)
2. Tipeapproach lighting Butir 3.2 Huruf (f)
3. visual approach slope indicatoruntuk setiap runway, Butir 3.2 Huruf (f)
jika ada
4. Apakah portabel lighting tersedia? Butir 3.2 Huruf (f)
5. Tipe taxiway lighting Butir 3.2 Huruf (f)
6. Tipe Apron Lighting Butir 3.2 Huruf (f)
7. Alat bantu visual lain untuk runway, taxiway dan Butir 3.2 Huruf (f)
apron, jika ada
8. Rincian marka untuk runway, taxiway dan apron Butir 3.2 Huruf (f)
9. Ketersediaan standby power, switching Butir 3.2 Huruf (f)
arrangements and changeover times
10. Penjabaran visual docking guidance systems di apron Butir 3.2 Huruf (f)
yang digunakan untukpenerbangan internasional,
dan posisi parkir pesawat udara
Catatan : Lihat ICAO Annex 15 untuk spesifikasi elemen data dan tingkat akurasi yang disyaratkan untuk elemen data
aeronautika.
FORMULIR II II - 133
A.4 PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI BANDAR UDARA
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (AerodromeManual)
1. Apakah buku pedoman(manual) sudah dirubah CASR 139.131 (1)
sesuai dengan kondisi saat ini agar keakuratannya CASR 1
tetap terpelihara?
2. Apakah penyelenggara bandar udara sudah CASR 139.131 (2)
menjalankan arahan yang diberikan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan
perubahan buku pedoman(manual) sesuai MoS?
3. Apakah penyelenggara bandar udara sudah CASR 139.131 (3)
memberitahu Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara secara tertulis dalam tempo 14 hari atas
dirubahnya buku pedoman?
4. Apakah copy buku pedoman(manual) masih CASR 139.127
disimpan/dipegang oleh orang yang sesuai dalam
daftar distribusi pedoman ?
5. Apakah personel yang ditunjuk sebagai pengontrol CASR 139.App 1
buku pedoman(manual)telah melakukan tugasnya? Bag 5 Butir 5.1d
6. Apakah buku pedoman(manual)terus menerus CASR 139.131 (1)
dimutakhirkan?
7. Apakah ada struktur organisasi dan manajemen yang CASR 139 App 1
bertanggung jawab terhadap operasional dan Bab 5 Butir a
pemeliharaan di bandar udara?
8. Apakah struktur organisasi berada pada section yang CASR 139.App 1
sesuai dengan buku pedoman(manual)? Bab 5 Butir b
9. Apakah ada rincian tanggung jawab manajemen di CASR 139.App 1
setiap prosedur pengoperasian bandar udara? Bab 5 Butir c
10. Apakah manajemen memiliki suatu proses untuk
memastikan bahwa bandar udaradioperasikan sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman(manual)?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah ada daftar personel yang bertanggungjawab
CASR 139.App 1
atas operasional dan pemeliharaan bandar udara
Bag 5 Butir 5.1c
(aerodrome) ?
3. Apakah rincian kontak personel mereka benar? Inspektur Cek
Fasilitas
Apakah sudah tersedia fasilitas pelatihan untuk CASR 139.035 (1)
peningkatan pengetahuan personel terhadap persyaratan
teknis bandar udara yang terus diperbaharui sesuai
dengan standar kebutuhan?
Prosedur
1. Apakah personel terkait telah dapat memahami Inspektur Cek
bahwa kondisi yang ada dalam pengecualian
(exemption) telah sesuai program pengelolaan
keselamatan (safety plan)?
2. Apakah kondisi-kondisi dalam pengecualian yang Inspektur Cek
tercantum pada sertifikat juga sesuai?
Cek Produk
1. Apakah catatan pelatihan personel mengindikasikan Inspektur Cek
adanya komitmen manajemen?
2. Apakah para personel memahami akan persyaratan Inspektur Cek
dan tanggungjawab masing-masing?
Umpan Balik
1. Apakah personel didorong untuk melaporkan adanya Inspektur Cek
masalah berkaitan dengan Administrasi?
2. Dan apakah laporan tersebut ditindaklajuti? Inspektur Cek
FORMULIR II II - 134
1. Apakah dalam buku pedoman (manual) berisikan CASR 139 App1
prosedur untuk pemeliharaan rutin permukaan area Bag4 Butir 4.7 (d)
pergerakan dan sistem drainase untuk memastikan
bahwa kinerja (performance) area pergerakan tidak
berkurang?
2. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan CASR 139 App1
pemeliharaan runway yang diaspal dan/atau tidak Bag4 Butir 4.7
diaspal, serta bahu landas pacu (shoulder) dan safety (a,b,c)
area?
3. Apakah didalam pengaturan pemeliharaan runway MOS.10.13
yang dilapis ulang (overlay) telah dituangkan ke
dalam MOWP (method of working plan) termasuk
prosedur pengembalian kondisi runway ke status
kondisi normal untuk operasi peswat udara?
4. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan CASR 139 App1
pemeliharan taxiway yang diaspal atau tidak diaspal Bag4 Butir 4.7
serta bahu landas pacu (shoulder)? (a.b,c)
5. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan untuk CASR 139 App1
pemeliharaan Bag4 Butir 4.7 (c)
runway strip dan taxiway strip yang berhubungan?
6. Apakah telah tersedia suatu prosedur atau program MOS 10.12
manajemen pemeliharaan perkerasan (pavement
management system) meliputi runway , taxiway
apron guna menjaga fasilitas tersebut dalam kondisi
yang tidak mengganggu keselamatan ?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang CASR 139.127
menyimpan catatan sesuai dengan bukupedoman
(manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang CASR 139.133
cukup dan memadai?
2. Sudahkah penyelenggara bandar udara menyediakan Inspektur Cek
peralatan yang cukup dan tepat?
Prosedur
1. Apakah kegiatan pemeliharaan di atau dekat area MOS 139.101
pergerakan dikontrol sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
2. Apakah pemeliharaan area pergerakan dilakukan MOS 10.12.3.2
sesuai dengan jadwal atau rutinitas yang tercantum
dalam buku pedoman (manual) ?
3. Dapatkah hasil uji kekesatan landas pacu (runway) MOS.10.12.4
dikaitkan dengan serviceability dan batas-batas
keselamatan?
4. Apakah personel memahami akan persyaratan CASR.139.033(1)
keselamatan berkaitan dengan area pergerakan? MOS.10.14
5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus Inspektur Cek
diikuti?
Cek Produk
1. Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan CASR 139 App1
pengaturan keselamatan kerja (work safety)? Bag 4.8
2. Apakah bantuan visual dan pemarkaan permukaan MOS.8.6
dalam kondisi seperti yang seharusnya?
3. Apakah pengaspalan permukaan terbebas dari MOS 10.17.13.1
masalah permukaan (pantulan, genangan air, dsb)
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pemeliharaan diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 135
pergerakan dan KKOP? & 4.15
MoS 139
Bag.10.2
10. Apakah memuat informasi tempat dimana logbook CASR 139 App1
disimpan? BAB IV
Bag.4.5(d)
MoS 139 Bag.
10.2.12
FORMULIR II II - 136
d) Tergantung kebutuhan operasional terkait
keselamatan :
(1) Permintaan ATC ( at request of ATC)
(2) Setelah terjadi fenomena cuaca yan buruk.
Materi Inspreksi :
a) Kondisi permukaan pada area pergerakan
(Movement Area),
termasuk keberadaan air seperti : Air di
permukaan, retak atau pecah; rubber deposit);
ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan
korosif; kebocoran pipa pembuangan khususnya
yang mengandung butiran halus non kohesif sub-
grade didaerah curah hujan tinggi; gerusan atau
erosi saluran air; gundukan rayap atau gundukan
lain yang terhalang oleh rerumputan yang
panjang; tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya
dari kerusakan perkerasan aspal (pavement
distress) yaitu berpotensi manjadi hazard serta
Inspeksi juga harus memeriksa bagian runway
yang mungkin licin saat basah. Terutama pada
daerah perkerasan runway yang tidak memenuhi
ketentuan kekesatan/gesekan runway yang
ditetapkan oleh Ditjen Hubud.
b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan
ground signal seperti visibilitas marka dan rambu;
penggunaan marka dan rambu yang tepat; adanya
gangguan terhadap level dan alignment cahaya;
pemeriksaan intensitas cahaya; berubah warna
atau lensa kotor; bola lampu yang putus,
pemasangan bola lampu yang salah, atau cara
pemasangan bola lampu salah; kondisi pondasi
lampu yang mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan
instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan
kerusakan terhadap pemasangan petunjuk arah
angin serta kerusakan kain petunjuk arah angin
atau warna pudar.
c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda asing
(foreign object), seperti komponen pesawat udara
atau komponen lainnya; perkakas mesin seperti
peralatan kecil dan peralatankhusus; puing-puing
(debris), seperti pasir, bebatuan lepas, beton,
kayu, plastik, potongan ban dan lumpur; dan
perhatian khusus selama dan setelah kegiatan
konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan
berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam
kondisi basah.
d) Obstacles yang mengganggu permukaan Take-off,
Approach dan Transisi. Operator bandar udara
harus memiliki prosedur dan peralatan untuk
petugas dalam melaksanakan inspeksi terhadap
objek-objek yang ketinggiannya melebihi
ObstacleLimitation Surface(OLS).
e) Burung atau binatang lain yang berada pada
areapergerakan (Movement Area) atau di sekitar
aerodrome.Pemeriksaan harus meliputi:Kondisi
pagar bandara, khususnya didaerah
kritis;Memperhatikan iklim atau musim, seperti
padakehadiran burung di waktu-waktu tertentu
setiaptahunnya, atau kedalaman genangan
air;kemungkinan dijadikannyya sarang
olehburung/binatang pada infrastruktur
aerodrome seperti,gedung, peralatan, dan gable
markers;prosedur mitigasi bahaya burung, harus
dimasukkan kedalam prosedur manajemen
lingkungan Bandar Udara;penarik perhatian
burung dari luar Bandar udara sepertitempat
penggembalaan hewan, area piknik, fasilitasaerasi
dan pembuangan limbah dan daerah
tempatpembuangan akhir, tempat pelelangan
ikan; sertapenggunaaan prosedur penanganan
FORMULIR II II - 137
gangguan(harassement procedure)
burung/binatang jikadibutuhkan.
f) Penilaian Empiris terhadap daya dukung pada
unrated runway pavements dan runway strips
g) Masa berlaku NOTAM
h) Pagar Bandar Udara, Pelaksanaan inspeksi harus
memeriksa pagar yang rusak,gerbang yang
terbuka dan tanda-tanda percobaanmasuknya
bintang atau orang.
13. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang dilatih CASR 139.033
dengan baik? MOS 139 Bag.
10.1.3.1
FORMULIR II II - 138
dituruti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan dari salah satu contoh fasilitas Inspektur Cek
bandar udara (aerodrome) sesuai dengan hasil dari
inspeksi serviceability?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan inspeksi diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 139
(manual)?
2. Apakah saat inspeksi dilakukan sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
3. Apakah suatu inspeksi lengkap dilakukan dalam satu MoS 139
periode 12 (dua belas) bulan? Bag.10.21.4.1
4. Apakah setiap hal yang diinspeksi tidak lebih dari 12 MoS 139
(dua belas) bulan setelah inspeksi sebelumnya? Bag.10.21.4.1
FORMULIR II II - 140
yang bertanggungjawab melaporkan perubahan dan Bag4 Butir 4.1 (b)
nomor telepon untuk menghubunginya selama dan
sesudah jam kerja?
5. Dan proses yang memastikan bahwa personel MOS.10.6.2
pelapor (reporting officer) telah dilatih sesuai MOS 12.4
dengan Manual of Standard (MOS)?
6. Dan pengaturan untuk melaporkan perubahan CASR 139.105
informasi bandar udara (aerodrome) yang
diterbitkan dalam Aeronautical Information
Publication (AIP) kepada Aeronautical Information
Services AIS dan Direktorat Jenderal Perhubungan
udara?
7. Dan untuk memastikan bahwa pemberitahuan ke CASR 139.105
Aeronautical Information Services (AIS) adalah dalam
bentuk tertulis?
8. Dan prosedur untuk menerbitkan NOTAM? MOS 10.3
9. Termasuk NOTAM untuk perubahan temporer atau MOS 10.3.2
permanen pada kondisi fisik bandar udara yang
dapat mempengaruhi keselamatan pesawat udara?
10. Termasuk rincian bahwa penyelenggara bandar CASR. 139.105 (5)
udara harus membuat letter of agreement (LOA)
atau sejenisnya dengan unit pelayanan informasi
aeronautika di unit ATS bandar udara masing –
masing untuk memastikan mekanisme dan
koordinasi penerbitan NOTAM
11. Dan kejadian lainnya yang berkaitan dengan MOS 10.2.1.4
operasional atau pemeliharaan bandar udara
(aerodrome) yang dapat mempengaruhi
keselamatan pesawat udara?
12. Dan pengaturan penyimpanan catatan atau laporan Inspektur Chek
yang dibuat?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek
2. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan Inspektur Chek
catatan sesuai dengan buku pedoman(manual)?
3. Apakah tersedia data pelatihan dari personel? Inspektur Chek
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang CASR 139.103
cukup dan memadai?
2. Apakah personel pelapor telah dilatih sesuai dengan CASR 139.103
buku pedoman(manual)? MOS 10.1.3
Prosedur
1. Apakah perubahan kondisi fisik telah dilaporkan ke CASR 139.075
Aeronautical Information Services (AIS) dan dibuat CASR 139.075 (3)
sesuai dengan buku pedoman (manual)? CASR 139.075 (4)
Dan perubahan pada informasi yang diterbitkan? CASR 139 App1
Dan untuk obstacle? Bag 4 Butir 4.1
2. Apakah laporan dibuat oleh personel yang ditunjuk CASR 139.165 (1)
dalam buku pedoman (manual)? CASR 139 App1
Bag4 Butir 4.1
3. Apakah rincian contact person sesuai dengan yang CASR 139 App1
ada di buku pedoman? Bag4 Butir 4.1
4. Apakah para personel memahami persyaratan Inspektur Chek
keselamatan terkait dengan pelaporan?
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus CASR 139.129
diikuti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan mendukung kebenaran NOTAM Inspektur Chek
yang ada atau yang terakhir?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pelaporan diketahui, Inspektur Chek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?
Catatan : Untuk Pemeriksaan karakteristik fisik, Marka, Rambu dan Tanda, Obstacle, Aerodrome
Lighting, PKP-PK, Personel dan Kriteria Kabandara dan lain lain sama dengan Formulir
II.2.a Checklist Audit Sertifikasi Dan Audit Keselamatan Operasi Bandar Udara.
FORMULIR II II - 141
Formulir II.2c Checklist Audit registrasi
Dan Audit Keselamatan
Tempat Pendaratan dan
Lepas Landas Helikopter
A. ELEVATED HELIPORT
CHECKLIST AUDIT REGISTRASI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
FORMULIR II II - 152
12. Helikopter yang beroperasi saat ini :
13. Penggunaan :
- Bentuk 2.2.2.2
EH : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.2.2.3 d
≤2%
- Strength 2.2.2.3 e
FORMULIR II II - 153
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3
≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2
≤4%
- Type Permukaan 1.3.5.1 d
IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2
Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1 f
- Lebar 2.2.6.2
(strength)
GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7
(ATR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.2.7.2
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
(strength)
ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing)
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.2.7.4
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7
FORMULIR II II - 155
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA
- Designation 1.5.3.1.g
- Dimensi
HS : min 1,2 x D
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk
berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.2.8.9
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
FORMULIR II II - 156
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
FORMULIR II II - 157
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m
- Transitional Surface (TRS) 3.4.1.2
3.4.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi
harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
4.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.4.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
FORMULIR II II - 158
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
dan karakterisktik helicopter
Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m,
divergen : 10%, length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.4.2.1
intensity)
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Warna : putih
Untuk persegi/persegi panjang : imterval ≤50m, min 4 unit lampu
Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.4.2.2 a
interval dan intensity)
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Warna : hijau
Interval : ≤5m
Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.4.2.2 b
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Warna : putih
Interval : ≤5m
Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type FATO
FORMULIR II II - 159
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan ton,
diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol.
II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking 4.4.1.7
4.4.1.8
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan : “Emergency
Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker 4.3.1.6
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
FORMULIR II II - 160
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
1 Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
1 Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP 6.6 a
- CO2 6.6 c
VII. MISCELLANEOUS
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4 Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5 Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
6 Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR) 5.1.3
Wajib
8 Personil Reporting Officer 5.1.3
Wajib
CATATAN :
1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Elevated Heliport “(Nama
Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat temuan
(finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Elevated Heliport “(Nama
Heliport)”sebagai berikut :
Tindak Lanjut
No Unsur Temuan dan Type Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE RESTRICTION
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISSELENEOUS
FORMULIR II II - 162
4. Pemilik/penyelenggara Elevated Heliport “(Nama Heliport)” wajib merawat dan
mempertahankan terpenuhinya persyaratan teknis dan operasional heliport yang
dioperasikan serta melaporkan setiap adanya perubahan yang dapat mempengaruhi
keselamatan penerbangan.
Demikian Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat
dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ............................
Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan :
1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Elevated Heliport “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 163
B SURFACE LEVEL HELIPORT
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
FORMULIR II II - 164
diterapkan) FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)
- Bentuk 2.1.1.2
≤3%
- Strength 2.1.1.3.d
FORMULIR II II - 165
REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.1.2.3
≤2%
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength :
2,5 x MTOM
TLOF yang terletak pada Helicopter Stand, Strength : min
beban statis (static load bearing) dari MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.1.2.7
2.1.2.8
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2
- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang
digunakan
IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal
panjang 60 m dari outer edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b
≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9
IMC, wajib
- Dimensi 2.1.4.1
2.1.4.2
Minimal lebar = lebar SA
Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e
FORMULIR II II - 166
REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
GTW : 1,5 x UCW
GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤7%
Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
Low mass, fragile
Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan
ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW
FORMULIR II II - 167
REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
- Koordinat 1.5.3.3
- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan
untuk berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
(strength)
Strength : beban statis (static load bearing) MTOM
D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas :
minimal 0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.1.7.2
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
Low mass, fragile 2.1.7.12
Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan penambahan ketinggian
5%
(TOF)
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface 3.2.2
(APP)
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
FORMULIR II II - 168
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.2.1.2
3.2.1.3
(TRS)
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.2.2
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
FORMULIR II II - 169
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface (TRS) 3.2.1.2
3.2.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2
Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
FORMULIR II II - 170
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
Warna : putih, omni directional
FORMULIR II II - 171
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Runway type FATO
o Interval ≤50m, min 3 marka/marker setiap sisi
o Marka, warna : putih, lebar : 1m, panjang : 9m
FATO non Runway Type
o Interval 1,5 ≤2 m
o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m, panjang : 1,5m
4.3.1.2.c
- FATO Designation Marking
Wajib, untuk Runway type FATO
Lokasi marka di awal FATO
4.3.1.2.d
- Aiming Point Marking
Wajib, untuk FATO yang tidak berhimpitan/menjadi satu
dengan TLOF dan Runway-type FATO
Letaknya di dalam FATO untuk Runway-type FATO, dan
selain Runway-type FATO di tengah FATO
Warna : putih, bentuk : segi tiga sama sisi dengan panjang
9m, w = 1m
4.3.1.3
- TLOF Perimeter Marking
Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.3.1.4
- Touchdown Marking
Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.3.1.5
Wajib
Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.3.1.10
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-
type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.3.1.11
4.3.1.12
Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.3.1.13
4.3.1.14
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & 4.3.1.6
Marker
Wajib, jika diterapkan GTW
Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking
pada MOS 139 Vol. I
FORMULIR II II - 172
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
FORMULIR II II - 173
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
6.2
2. Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP
- CO2
- Performance B Level
VII. MISCELLANEOUS
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan
Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
FORMULIR II II - 174
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
CATATAN :
1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Surface Level Heliport
“(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II
Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Surface
Level Heliport “(Nama Heliport)” sebagai berikut :
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE RESTRICTION
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS
FORMULIR II II - 175
Demikian Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat dengan
sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..........................
1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Surface Level Heliport “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 176
C. HELIDECK
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
FORMULIR II II - 177
14. No. Register Heliport :
- Bentuk 2.3.1.2
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2
≤2%
- Type permukaan 2.3.2.6
FORMULIR II II - 178
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA
- Daya dukung 2.3.2.3
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
FORMULIR II II - 179
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
: 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
(APP)
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
2. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.5.3.1
3.5.3.2
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2
: 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.5.3.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
FORMULIR II II - 180
V. ALAT BANTU VISUAL
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.5.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.5.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.5.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.5.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
FORMULIR II II - 181
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
Dimensi dalam meter
Warna : putih
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II
4.5.3.5
- TLOF Perimeter Marking
Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.5.3.2
- Touchdown Marking
Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.5.3.6
Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1c
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type
FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.5.3.3
4.5.3.4
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan
ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
FORMULIR II II - 182
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
45 kg minimal 2 unit
- CO2 6.6.c
≥18 kg
- Performance B Level 6.6.b
2 nozzle + hose
Discharge : 5 lt s.d 6 lt per menit per meter persegi
VII. MISCELLANEOUS
FORMULIR II II - 183
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
CATATAN :
1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Helideck “(Nama Heliport)”
ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP.
40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan
Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Helideck
“(Nama Heliport)” sebagai berikut :
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE RESTRICTION
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS
3. Pemilik / penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan
dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama
sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.
4. Pemilik / Penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan
terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap
adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini
dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, .............................
1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Helideck “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 185
D. SHIPBOARD
CHECKLIST AUDIT REGISTRASI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SHIPBOARD ( Nama Heliport )7
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
FORMULIR II II - 186
direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi saat ini :
13. Penggunaan :
- Bentuk 2.4.1.2
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11
- Strength 2.3.1.3
Apabila Coidential :
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
Apabila collocated :
Mengikuti kekuatan TLOF
- Keberadaan objek tetap 2.4.1.5
- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
Minimal 1D
Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki batasan arah
touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki
2 arah berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11
≤2%
- Type permukaan 1.5.3.1 d
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.4.2.9
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.6
3.6.1
Obstacle Sector (OS) 3.6.2
Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada 3.6.3
pada haluan/buritan (purpose-built heliport), wajib, ≤ 150° : 3.6.4
3.6.5
TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut
3.6.6
s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak
TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d
FORMULIR II II - 188
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya :
0,05D+50% jarak
Apabila berada tidak pada lokasi tsb diatas (non purpose-
built heliport), lihat MOS 139, vol II, bab 4, sub bab 3.6
3.5.2
Obstacle Free Sector (OS)
Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada
pada haluan/buritan (purpose-built heliport) , wajib, ≥ 210°
:
- Take-off Climb Surface 3.6.8.1
(TOF)
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640 m
- Approach Surface 3.6.8.1
3.6.8.2
(APP) 3.6.8.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
2. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.6.8.1
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
FORMULIR II II - 189
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Approach Surface (APP) 3.6.8.1
3.6.8.2
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan 3.6.8.3
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
o Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
o Slope#2 : 3% (continued slope#1), length :
2.500m H=150m (flat), length : 4.500m
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1
1. Windsock
FORMULIR II II - 190
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.5.2.2
Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.5.3.4
Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
4.5.3.11
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12
45 kg
- CO2 6.6 c
≥18 kg
- Performance B Level 6.6 b
Canon, 2 monitor
Discharge : 60 lt
VII. MISCELLANEOUS
FORMULIR II II - 192
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi
melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
CATATAN :
1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Shipboard “(Nama Heliport)”
ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP.
40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
– Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas
Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara
Shipboard “(Nama Heliport)” sebagai berikut :
FORMULIR II II - 193
No Unsur Temuan dan Type Temuan Tindak Lanjut Temuan
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS
3. Pemilik / penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan
dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama
sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.
4. Pemilik / Penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan
terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap
adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini
dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ................................
1. ............................ ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. ............................ ……………………………………………
Penanggung Jawab
Shipboard “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 194
Formulir II.2d Checklist Audit Registrasi dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
Perairan
KETERANGAN
ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
Lebar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
FORMULIR II II - 186
tambatan (Jika Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
ada)
FORMULIR II II - 187
8 Windsock MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
a. Warna MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
b. Ukuran : MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
1) Medium MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9) III
2) Small MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
V. COMMUNICATION :
VI. NAVIGATION :
2. DCP
3. CO2
4. CO2
Catatan :
S : Satisfactory
US : Unsatisfactory
N/A : Not Available
FORMULIR II II - 188
Formulir II.3a Checklist Inspeksi
Keselamatan
Operasi Bandar Udara
FORMULIR II II - 199
Formulir II.3b Checklist Inspeksi
Keselamatan Operasi
Tempat Pendaratan dan
Lepas Landas Helikopter
Checklist Inspeksi Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport) Dalam Rangka
Keselamatan Untuk Surface Level, Elevated Level, Helideck Dan Shipboard Menggunakan Wajib
Menggunakan Checklist Pemeriksaan Buku Pedoman Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter serta Chechlist Teknis sesuai dengan jenis/type heliport
II - 200
CHECKLIST PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN BUKU PEDOMAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
HASIL TEMUAN
NO ITEMS EVALUASI INSPEKTUR
TIDAK
MEMENUHI
MEMENUHI
BUKU PANDUAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER
Kata Pengantar
Daftar isi
Lampiran - lampiran
Lembar amandemen
1. BAB I
DATA DAN INFORMASI UMUM
1.1 Lingkup dan tujuan
1.2 Dasar Hukum
1.3 Nama penyelenggara
1.4 Struktur organisasi dan manajemen
penyelenggara
1.5 Sistem pencatatan pergerakan helikopter
1.6 Tanggung jawab penyelenggara
1.7 Pelayanan Lalu Lintas
2. BAB II
DATA DAN INFORMASI LOKASI DAN FASILITAS
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS
HELIKOPTER
1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan fasilitas
utama, termasuk windsock
1.2 Gambar lokasi terhadap bandara terdekat
1.3 Gambar desain teknis TLOF/FATO, termasuk
safety area jika diterapkan
1.4 Data dan informasi lokasi dan tinggi Obstacle
FORMULIR II II - 199
HASIL TEMUAN
NO ITEMS EVALUASI INSPEKTUR
TIDAK
MEMENUHI
MEMENUHI
1.5 Data dan informasi fasilitas tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter
3. BAB III
STANDAR PROSEDUR PENGOPERASIAN TEMPAT
PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
3.1 Standar prosedur pelayanan pendaratan dan
lepas landas helikopter
3.2 Standar prosedur inspeksi
3.3 Standar prosedur pengaturan dan pengendalian
obstacle
3.4 Standar prosedur pemeliharaan area
pergerakan
3.5 Standar prosedur pelaporan
3.6 Standar prosedur Keadaan Darurat di Heliport
3.7 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency
Medevac Terkait Fasilitas Heliport, jika heliport
digunakan untuk malam hari
3.8 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency
Medevac Terkait Emergency Response (ERP),
jika heliport digunakan untuk malam hari
4. BAB IV
SISTIM PELAPORAN
4.1 Penyusunan laporan setiap perubahan yang
terjadi
4.2 Nama dan tanggung jawab petugas pelaporan
II - 200
II - 201
A. ELEVATED HELIPORT
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
FORMULIR II II - 199
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.2.2
- Bentuk 2.2.2.2
EH : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.2.2.3 d
≤2%
- Strength 2.2.2.3 e
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3
≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2
II - 200
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≥
permukaan TLOF
7. Safety Area (SA)
- Dimensi 2.2.5
≤4%
- Type Permukaan 1.3.5.1 d
IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2
Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1 f
- Lebar 2.2.6.2
(strength)
GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7
(ATR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.2.7.2
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
II - 201
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
- Daya dukung 2.2.7.3
(strength)
ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing)
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.2.7.4
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7
- Designation 1.5.3.1.g
- Dimensi
HS : min 1,2 x D
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk
berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.2.8.9
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
12. Obstacle Limitation Surface and Sector
- Take-off Climb Surface 3.4.1.1
3.4.1.2
(TOF) 3.4.1.3
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.2.1
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah
tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :
1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
II - 202
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Approach Surface 3.4.1.1
3.4.1.2
(APP) 3.4.1.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.2.1
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah
tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.4.1.2
3.4.1.3
(TRS)
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi
harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.4.1.2
3.4.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO.
Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan
CON
Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.4.1.2
3.4.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO
Divergen : 5%
Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
Length : 1100m from outer edge of HIS
13. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.4.1.1
3.4.1.2
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.1.3
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah 3.4.2.1
tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :
1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.4.1.1
3.4.1.2
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.1.3
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah 3.4.2.1
tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m
II - 203
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.4.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
II - 204
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.4.1.10
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan ton,
diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol.
II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking 4.4.1.7
4.4.1.8
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan : “Emergency
Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker 4.3.1.6
II - 205
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.4.1.9
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
1 Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2 Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP 6.6 a
- CO2 6.6 c
VII. MISCELLANEOUS
Wajib
8 Personil Reporting Officer 5.1.3
Wajib
II - 207
B. SURFACE LEVEL HELIPORT
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )
...... ..
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
II - 208
III. KARAKTERISTIK FISIK
Reff Ket
(Mos Hasil
Items
139 Vol. Pemeriksaan S US NA
II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.1.1.1
Wajib memiliki minimal 1 buah
Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c
- Bentuk 2.1.1.2
≤3%
- Strength 2.1.1.3.d
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.1.2.3
≤2%
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength :
2,5 x MTOM
TLOF yang terletak pada Helicopter Stand, Strength : min
beban statis (static load bearing) dari MTOM
II - 209
Reff Ket
(Mos Hasil
Items
139 Vol. Pemeriksaan S US NA
II)
- Keberadaan objek tetap 2.1.2.7
2.1.2.8
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2
- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang
digunakan
IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal
panjang 60 m dari outer edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b
≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9
IMC, wajib
- Dimensi 2.1.4.1
2.1.4.2
Minimal lebar = lebar SA
Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e
Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
GTW : 1,5 x UCW
GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤7%
Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
Low mass, fragile
Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan
ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW
- Koordinat 1.5.3.3
- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan
untuk berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
(strength)
Strength : beban statis (static load bearing) MTOM
D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas :
minimal 0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.1.7.2
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
Low mass, fragile 2.1.7.12
Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan penambahan ketinggian
5%
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. ttObstacle Limitation Surface and Sector 3.2.1
II - 211
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Take-off Climb Surface 3.2.2
(TOF)
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
(APP)
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.2.1.2
3.2.1.3
(TRS)
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
II - 212
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface (TRS) 3.2.1.2
3.2.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 240cm, D1 : 60cm, D2 : 30cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
II - 213
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka
arrow
Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4.1
4.2.4.2
Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan
heliport dan karakterisktik helicopter
Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO
: 3m, divergen : 10%, length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.2.5.1
4.2.5.2
intensity) 4.2.5.3
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Warna : putih
Untuk persegi/persegi panjang : interval ≤50m, min 4 unit
lampu
Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu
- Aiming Point light (warna, jumlah, jarak 4.2.6.1
4.2.6.2
interval dan intensity) 4.2.6.3
Jika diterapkan, untuk IMC dan Night operation
Warna : putih
Jumlah Lampu : min 6 unit
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.2.7.2
4.2.7.3
interval dan intensity) 4.2.7.4
Wajib , untuk IMC dan Night operation 4.2.7.6
Warna : hijau 4.2.7.7
Interval : ≤5m
Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.2.7.5
Wajib
Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.3.1.10
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-
type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.3.1.11
4.3.1.12
Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.3.1.13
4.3.1.14
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & 4.3.1.6
Marker
Wajib, jika diterapkan GTW
Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking
pada MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker 4.3.1.7
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
II - 215
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP
- CO2
- Performance B Level
VII. MISCELLANEOUS
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan
Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
II - 216
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
II - 217
C. HELIDECK
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
HELIDECK ( Nama Heliport )
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
II - 218
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.3.1.1
- Bentuk 2.3.1.2
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2
≤2%
- Type permukaan 2.3.2.6
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.3.2.7
2. Drainage 2.3.2.5
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.5
(APP)
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
II - 220
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
: 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.5.3.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.5.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.5.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.5.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.5.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
II - 221
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)
- Obstacle light (warna, jumlah dan letak) 4.5.2.3
Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1c
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type
FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.5.3.3
4.5.3.4
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan
ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
II - 222
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6.a
45 kg minimal 2 unit
- CO2 6.6.c
≥18 kg
- Performance B Level 6.6.b
2 nozzle + hose
Discharge : 5 lt s.d 6 lt per menit per meter persegi
VII. MISCELLANEOUS
II - 223
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
II - 224
D. SHIPBOARD
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SHIPBOARD ( Nama Heliport )7
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
II - 225
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.4.1.1
- Bentuk 2.4.1.2
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11
- Strength 2.3.1.3
Apabila Coidential :
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
Apabila collocated :
Mengikuti kekuatan TLOF
- Keberadaan objek tetap 2.4.1.5
- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
Minimal 1D
Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki batasan arah
touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki
2 arah berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11
≤2%
- Type permukaan 1.5.3.1 d
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.4.2.9
II - 226
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
Minimal 6 points
5. Landing Net (LN) 2.4.3
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
(TOF)
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640 m
- Approach Surface 3.6.8.1
3.6.8.2
(APP) 3.6.8.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
2. Location of Obstacle Sector
II - 227
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.6.8.1
3.6.8.2
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan 3.6.8.3
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
o Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
o Slope#2 : 3% (continued slope#1), length :
2.500m H=150m (flat), length : 4.500m
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1
1. Windsock
Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.5.3.4
Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
4.5.3.11
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
6.2
1. Rescue Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
II - 229
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6 a
45 kg
- CO2 6.6 c
≥18 kg
- Performance B Level 6.6 b
Canon, 2 monitor
Discharge : 60 lt
VII. MISCELLANEOUS
II - 230
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
II - 231
Formulir II.3c Checklist Inspeksi
Keselamatan Operasi
Bandara Perairan
I.
HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
1. Bagian 1 : Informasi Umum
1.1 Lingkup
1.2 Dasar Hukum
1.3 Nama Penyelenggara Bandara Perairan
(water aerodrome) Beserta Alamat Dan No
Telephone Yang Bisa Dihubungi Setiap Saat
1.4 Struktur Organisasi dan Manajemen
Penyelenggara
1.5 Sistem Pencatatan Pergerakan Pesawat
Udara
1.6 Tanggung Jawab Penyelenggara Bandar
Udara
2. Bagian 2 : Data dan Fasilitas Bandar Udara
Perairan
2.1 Gambar Lokasi Bandar Udara Yang
Menunjukan Fasilitas Utama Termasuk
Penunjuk Arah Angin Untuk
Pengoperasian Bandar Udara Perairan
2.2 Gambar Lokasi Yang Memperlihatkan
Jarak tempat Bandar Udara Perairan ke
Bandar Udara Terdekat
2.3 Gambar Desain Teknis Water Aerodrome
2.4. Lokasi Dan Tinggi Obstacle Berdasarkan
Koordinat Titik Referensi Dalam Sistem
Koordinat WGS 84
2.5 Data Fasilitas :
a. Fasilitas Water Operating Area
b. Fasilitas Jalur Taxiway
c. Fasiltas Apron / Ramp
d. Kolam Putar/Turning basin
e. Fasilitas Dermaga Tetap / Dermaga
Apung
f. Tambatan Apung (Mooring Buoy)
g. Penghalang (Obstacle)
h. Lampu hambatan
i. Lampu Water Operating Area (Jika
digunakan untuk penerbangan malam
hari)
j. Lampu sorot (Flood Light), jika
digunakan untuk penerbangan malam
hari
II - 232
HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
k. Lampu Suar (Aerodrome Beacon),
jika digunakan untuk penerbangan
malam hari
l. Alat bantu Cuaca dan Penentu
kecepatan Angin
m. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction
Indicator)
n. Fasilitas Komunikasi Dan Navigasi
Penerbangan Termasuk Personel
Yang Memiliki Lisensi yang Sah Dan
Masih Berlaku
o. Prosedur IAP, jika digunakan untuk
penerbangan malam hari
p. PKP-PK
3. Bagian 3 : Prosedur Pengoperasian Bandar
Udara Perairan
a. Standar prosedur pelayanan bandar
udara perairan;
b. Standar prosedur inspeksi bandar udara
perairan;
c. Standar prosedur pengaturan dan
pengendalian obstacle;
d. Standar prosedur pemeliharaan daerah
pergerakan bandar udara perairan;
e. Standar prosedur pelaporan bandar
udara perairan.
keterangan
Item Reff Hasil Pemeriksaan
S US NA
Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
Lebar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
II - 233
III. JALUR TAXIWAY :
Hasil keterangan
NO Item Reff
Pemeriksaan S US NA
1. Dimensi Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway Lamp. I huruf B (2) (a)
2. Jarak Bebas Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway terhadap Lamp. I huruf B (2) (b)
Halangan
3. Kolam Putar MOS CASR 139 Vol III,
(Turning Basin) Lamp. I huruf B (2) (c)
a. Kolam Putar Radius MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (1)
b. Jarak Bebas Turning MOS CASR 139 Vol III,
Basin terhadap Lamp. I huruf B (2) (c) (2)
halangan
c. Anchorage MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
1) Jenis MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
2) Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
3) Jarak antara MOS CASR 139 Vol III,
tambatan (Jika Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
ada)
II - 234
a. Jarak dari Turning MOS CASR 139 Vol III,
Basing Lamp. I huruf C (3) (a)
b. Jarak dari Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway Lamp. I huruf C (3) (b)
4. Dermaga Apung MOS CASR 139 Vol III,
(Floating Pier) Lamp. I huruf C (4)
a. Dimensi MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (4) (b)
b. Gang (Jalur MOS CASR 139 Vol III,
penghubung dari Lamp. I huruf C (4) (c)
dermaga)
6. Anchorage/Mooring MOS CASR 139 Vol III,
Buoy. Lamp. I huruf C (6)
7. Lampu MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8)
a. Lampu Suar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (a)
b. Lampu Sorot MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (b)
c. Prosedur Pendekatan MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (c)
d. Observasi cuaca MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (d)
8 Windsock MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
a. Warna MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
b. Ukuran : MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
1) Medium MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9) III
2) Small MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
V. OBSTRUCTION RESTRICTION
1. Take off Runway & Aprroach Runway :
NO Item Reff Hasil Keterangan
Pemeriksaan S US NA
1. Take off Runway …. and MOS CASR 139 Vol
Approach Runway…. I, Bab 7
2. Take off Runway ….. MOS CASR 139 Vol
and I, Bab 7
Approach Runway ….
VI. COMMUNICATION :
VII. NAVIGATION :
2. DCP
3. CO2
4. CO2
Catatan :
S : Satisfactory
US : Unsatisfactory
N/A : Not Available
II - 236
CHECKLIST PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN BUKU PEDOMAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
HASIL TEMUAN
Kata Pengantar
Daftar isi
Lampiran - lampiran
Lembar amandemen
1. BAB I
DATA DAN INFORMASI UMUM
2. BAB II
DATA DAN INFORMASI LOKASI DAN
FASILITAS TEMPAT PENDARATAN DAN
LEPAS LANDAS HELIKOPTER
1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan fasilitas
utama, termasuk windsock
1.2 Gambar lokasi terhadap bandara terdekat
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :
Minimal 0,83 D
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO,
Strength : 2,5 x MTOM
3. Drainage 2.1.9
- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar
yang digunakan
IMC, minimal lebar 45 m dari centerline
FATO, minimal panjang 60 m dari outer
edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b
≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9
- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
GTW : 1,5 x UCW
GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
- Daya dukung 2.1.5.3
2.1.5.10
(strength)
GTW, strength : beban statis (static load
bearing) MTOM
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.1.5.9
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.5.6
2.1.5.7
Hanya alat bantu visual 2.1.5.8
Low mass, fragile
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan
penambahan ketinggian = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge GTW)
8. Helicopter Air Taxiway (ATW)
dan Air Taxi-route (ATR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤7%
Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
Low mass, fragile
Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan
penambahan ketinggian = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge ATW
9. Helicopter Stand (HS)
- Designation 1.5.3.1.g
- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang
dipergunakan untuk berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS =
lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
Low mass, fragile 2.1.7.12
Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan
penambahan ketinggian 5%
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1. Windsock 4.1.1
Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.3.1.1
Wajib,
Runway type FATO
o Interval ≤50m, min 3 marka/marker
setiap sisi
o Marka, warna : putih, lebar : 1m,
panjang : 9m
FATO non Runway Type
o Interval 1,5 ≤2 m
o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m,
panjang : 1,5m
- FATO Designation Marking 4.3.1.2.c
CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :
Temuan dan Type Tindak Lanjut
No Unsur
Temuan Temuan
1. PERSYARATAN
ADMINISTRASI
PERSYARATAN
2. STANDAR TEKNIS
A. HELICOPTER
CHARACTERISTIC
B. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
C. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
D. PENGGUNAAN
RUANG UDARA DAN
JALUR DARI & KE
HELIPORT
3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..............................
1. ....................
……………………………………………
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :
yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Gambar Bangunan terkait
kelayakan dan kekuatan struktur
bangunan elevated heliport dari
instansi yang berwenang/ badan
hukum
≤2%
- Strength 2.2.2.3 e
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3
≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO,
Strength : 2,5 x MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
3. Drainage 2.2.4.3
- Dimensi 2.2.5
IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2
- Lebar 2.2.6.2
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7
- Lebar 2.2.7.2
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7
HS : min 1,2 x D
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang
dipergunakan untuk berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS =
lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Wajib
Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.4.1.1
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO,
kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D- 4.4.1.10
Value Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan 4.4.1.7
4.4.1.8
Emergency Exit Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah
tulisan : “Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway 4.3.1.6
Marking & Marker
Wajib, jika diterapkan GTW
Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi
holding marking pada MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & 4.3.1.7
Marker
Wajib, jika diterapkan ATW
- Helicopter Stand Marking 4.3.1.8
CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR 139)
Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :
3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..............................
1. ....................
……………………………………………
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
HELIDECK ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
V. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :
yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Sertifikat kelayakan konstruksi
platform dari Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral
atau instansi lain yang berwenang
untuk helideck diatas platform,
atau Sertifikat Kelas Kapal dari
instansi yang berwenang untuk
helideck di atas kapal
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada
saat rejected take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu
menampung beban satis helikopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
2. Touch down and Lift Off Area 2.3.2.1
(TLOF)
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Wajib memiliki minimal 1 buah
Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Bentuk 2.3.2.2
≤2%
- Tipe permukaan 2.3.2.6
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1. Windsock 4.5.1.1
Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.5.3.1a
CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :
3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..............................
1. ....................
……………………………………………
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
SHIPBOARD ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :
yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Sertifikat kelayakan konstruksi
platform dari Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral
atau instansi lain yang berwenang
untuk helideck diatas platform,
atau Sertifikat Kelas Kapal dari
instansi yang berwenang untuk
helideck di atas kapal
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11
- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
Minimal 1D
Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki
batasan arah touchdown (limited direction
touchdown) namun memiliki 2 arah
berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11
≤2%
- Tipe permukaan 1.5.3.1 d
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1. Windsock 4.5.1
Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.5.3.1a
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D- 4.5.3.4
Value Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :
3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..............................
1. ....................
……………………………………………
CHECK LIST
INSPEKSI KESELAMATAN TAHUNAN
(ANNUAL SAFETY INSPECTION)
BANDAR UDARA (NAMA BANDARA)
I. AERODROME DATA
1. Nama Bandara :
2. Pemilik :
3. Pengelola :
4. Lokasi :
5. Reference point/
coordinate
- Latitude : XX° XX' XX" S
- Longitude : XXX° XX' XX.xx" E
6. Elevasi : 229 feet
7. Aerodrome referensi
temperature : ° C (highest)
8. Jenis pelayanan ATS
(Air Traffic Service) : Un attended/Afis/ADC
9. Dimensi runway : mX m
10. Klasifikasi bandar udara : (1,2,3,4) (A,B,C,D,E,F)
11. Type runway : Non Instrument/Non Precision/Non Instrument
12. Strength and surface of runway : PCN/LBS
13. Pesawat terbesar yang beroperasi :
14. Jam operasi :
15. Jarak dan arah ke kota/bandara terdekat : KM/NM
16. Nomor Register Bandar Udara :
II. CHECKLIST RUNWAY
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
KM 21/2005
1. Marka : SNI 03-7095-
2005/MOS
a. Pre-runway-end MOS.8.3.2
b. Runway Centreline SNI.6.1.1/MOS.
marking 8.3.3
c. Runway Designation SNI.6.1.1/MOS.8.
Marking 3.4
d. Runway end marking MOS.8.3.5
e. Runway Side-stripe SNI.6.1.4/MOS.8.
marking 3.6
f. Aiming Point marking SNI.6.1.5/MOS.8.
3.7
g. Touchdown zone SNI.6.1.6/MOS.8.
marking 3.8
h. Threshold marking SNI.6.1.3/MOS.
8.3.9
i. Temporarily Displaced MOS.8.3.11
Threshold marking
j. Displaced Threshold SNI.6.1.7
marking
k. Pre-threshold marking SNI.6.1.8
2. Runway Lighting
(warna dan kondisi): MOS.9.9
a. Runway Edge Lights. MOS.9.9.2
b. Runway Threshold MOS.9.9.9
Lights.
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
c. Runway End Lights. MOS.9.9.16
d. Runway Turning Area MOS.9.9.21
Edge Lights.
e. Stopway Lights. MOS. 9.9.22
f. Runway Center Line MOS. 9.9.23
Lights.
g. Runway Touchdown MOS. 9.9.24
Zone Lights.
3. Lebar Runway 18m s/d
MOS. 6.2.3
60m
4. Runway Strip
a. Panjang Runway Strip
(Code Number 1 : 30m), MOS. 6.2.17
(Code Number 2,3,4:60m)
b. Lebar Runway Strip
(Code Number 1ab: 60m/30m),
(Code Number 2c : 80m), MOS.6.2.18.
(Code Number 3 : 90m),
(Code Number 3,4 : 150m)
5. RESA
(panjang min. 90m, lebar 2 x lebar
runway )
(panjang min 60 m untuk code number MOS.6.2.25
3,4 (pesawat propeller))
(Code Number 1,2 & non instrument
tdk diperlukan RESA)
6. Kondisi runway dan
runway strip
a. Runway bebas dari
FOD.
b. Permukaan runway
(retak, crack).
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
c. Ketinggian rumput di
runway strip.
7. PAPI/VASI MOS.9.8.3/9.8.4.
8. Wind Direction MOS.8.7
Indicator
9. Rambu : SNI 03-7095-2005
a. Mandatory SNI
Instruction Sign 7.1.1/MO.8.6.7
1). Runway Designation
Sign MOS.8.6.8
2). Runway
Intersection Sign MOS.8.6.13
b. Information Sign. SNI.7.1.1/MOS.8.
6.14
1) Direction Sign MOS.8.6.16
2) Designation Sign MOS.8.6.17
3) Take-Off Run
Available Sign MOS.8.6.18
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
KM 21/2005
1. Marka : SNI 03-7095-
2005/MOS
a. Taxi Guideline Marking MOS. 8.4.2
b. Runway Holding SNI.6.2.2/MOS.
Position Marking 8.4.3
c. Intermediate Holding MOS. 8.4.4
Position Marking
d. Taxiway Edge Marking SNI.6.2.3/MOS.8.
4.5
e. Holding Bay Marking MOS.8.4.6
f. Taxiway Pavement MOS.8.4.7
Strength Limit Marking
g. Taxiway Centreline SNI.6.2.1
Marking
h. Taxi Shoulder Marking SNI.6.2.4
i. Exit Guidance Line SNI.6.2.6
Marking
j. Road Holding Position SNI.6.2.7
Marking
Taxiway
2. Lighting(warna dan
kondisi): MOS.9.12
a. Taxiway Center Line
Lights MOS.9.12.1
b. Taxiway Edge Lights. MOS.9.12.7
c. Runway Guard Lights. MOS.9.12.16
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
Lebar taxiway 7.5m
3. MOS.6.3.1
s/d 25m
4. Taxiway Strip MOS.6.3.11
5. Kondisi taxiway strip
6. Rambu : SNI 03-7095-2005
a. Mandatory SNI
Instruction Sign 7.1.1/MOS.8.6.7
1) Runway Holding
Position Sign MOS.8.6.10
2) Aircraft NO ENTRY MOS.8.6.11
3) Vehicular STOP MOS.8.6.12
4) Runway Intersection
Sign MOS.8.6.13
b. Information Sign. SNI.7.1.1/MOS.8.
6.14
1) Taxiway Location
Sign MOS.8.6.15
2) Direction Sign MOS.8.6.16
3) Designation Sign MOS.8.6.17
4) Runway exit sign MOS.8.6.19
N/
NO OBJEK REF. PERATURAN S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
A
1. Apakah sudah tersedia KM 24/2005
layanan PKP-PK? SNI 03-7095-2005
ANNEX 14.9
2. Periksa movement 3 KM 24/2005
(tiga) bulan terakhir SNI 03-7095-2005
apakah < 700 movement, ANNEX14.9.2.3/5/6
jika ya kategori dapat
ditoleransi turun satu
level kategori.
3 Hasil uji petik terakhir KM 24/2005
Respon time kendaraan SNI 03-7095-2005
PKP-PK, mobil pertama ANNEX14.9.2.3/5/6
maksimal 3 menit, Mobil
berikutnya 4 menit).
4 Periksa dokumen lisensi & KM 24/2005
rating personil PKP-PK. SNI 03-7095-2005
ANNEX14.9.2.3/5/6
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
5 Periksa kelengkapan
KM 24/2005
peralatan personil PKP-PK
SNI 03-7095-2005
antara lain : Helm, sarung
ANNEX14.9.2.3/5/
tangan, sepatu boat,
6
masker, baju tahan api.
6 Periksa apakah area
sekitar bandara terdapat KM 24/2005
gunung, danau, rawa SNI 03-7095-2005
rawa, perairan, sehingga ANNEX14.9.2.3/5/
memerlukan kendaraan 6
khusus.
7 Periksa kelengkapan grid KM 24/2005
map termasuk yang ada SNI 03-7095-2005
dimobil. ANNEX14.9.2.3/5/
6
8 Periksa kelengkapan KM 24/2005
rescue pada tiap SNI 03-7095-2005
kendaraan PKP-PK. ANNEX14.9.2.3/5/
6
9 Minimum jumlah KM 24/2005
kendaraan yang tersedia SNI 03-7095-2005
sesuai dengan kategori ANNEX14.9.2.3/5/
PKP-PK. 6
V. CHECKLIST PERSONIL BANDAR UDARA
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1 Apakah personel Teknik CASR 139.045
bandara memiliki
STKP/Lisensi
2 Apakah personel Listrik CASR 139.045
bandara memiliki STKP/
Lisensi
3 Apakah personel CASR 139.045
Mekanikal bandara
memiliki STKP/ Lisensi
4 Apakah personel CASR 139.045
Elektronika bandara
memiliki STKP/ Lisensi
5 Apakah personel PKP-PK CASR 139.045
memiliki STKP/ Lisensi
6 Apakah personel kontrol CASR 139.045
pergerakan pesawat /
memiliki STKP/ Lisensi
7 Apakah personel CASR 139.045
Marshalling memiliki
STKP/ Lisensi
8 Apakah personel CASR 139.045
Aviobridge memiliki STKP/
Lisensi
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
9 Apakah personel CASR 139.045
Peralatan Pelayanan
Darat Pesawat Udara
(GSE) memiliki STKP/
Lisensi
10 Apakah personel CASR 139.045
pengelola & pemantau
lingkungan memiliki
STKP/ Lisensi
11 Apakah personel salvage CASR 139.045
memiliki STKP/ Lisensi
12 Apakah memiliki personel CASR 139
Reporting Officer Appendik 4.3
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1. Apakah mempunyai SOP MOS.139.10.14 .
Bird Strike?
2. Ketika terjadi hazard MOS.139.10.14
apakah sudah dilakukan
tindakan mitigasi?
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1. Pemberian tanda obstacle
berupa marka dan
MOS.139.9.1.4
perlampuan pada malam
hari
2. Kendaraan beroperasi di
area manouver bandar
MOS.139.8.10.4
udara harus dilengkapi
dengan rambu dan lampu.
3. Pada daerah yang
sedang dalam pekerjaan
pembangunan dilengkapi
dengan marka dan atau MOS.139.8.9.4.
lampu berwarna merah,
bendera warna
merah/orange/kuning dan
putih
4. Radio komunikasi dua
arah (baik yang hand held
MOS.139
maupun yang dipasang di
Apendik 4.4
kendaraan) yang
dipergunakan
penyelenggara bandar
udara di daerah
pergerakan (movement
area);
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
5 Peralatan yang MOS.139
dipergunakan untuk Apendik 4.4
mengusir/menghalau
burung;
6 Pemagaran bandar udara. MOS.139
Apendik 4.4
A Aerodrome Manual
B AEP
1 Status dan kecukupan
Pencatatan amendemen dan keakuratan
2
checklist
3 Keakuratan kontak personel
D Pencatatan
1 Pencatatan operasional
5 Pencatatan keamanan
Pencatatan keberangkatan pesawat di luar
6
standard (pengecualian)
7 Pencatatan training staf operasional
Pencatatan tumpahan bahan bakar, oli dan
8
barang berbahaya
Pencatatan Bird Strike and Bird
9
Harassment
10 Pencatatan pemilik TIM
Pencatatan pelanggaran pengemudi sisi
11
udara
12 Pencatatan tentang pemberitahuan yang
disampaikan kepada NOTAM office dan
AIS atau kepada operator perusahaan
penerbangan;
13 Pencatatan tentang pekerjaan pekerjaan di
Bandar udara
14 Approach surveys
E Published Information
1 AlP – Notam
2 AIC, Sup
F Logbook
1 Logbook Lighting
Pencatatan pengetesan peralatan
2
emergency
3 Logbook-logbook lain
G Prosedur
Hazardous and Dangerous Goods
1
Procedures and Approved Handlers
2 Low Visibility Procedures
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
1 MOWP
CATATAN :
FORMULIR III
FORMAT PERSIAPAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI, REGISTRASI
DAN PENGAWASAN
5. Lingkup Audit
Mengetahui,
Tim Audit Sertifikasi/Registrasi /Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara
Pengendali TIM,
1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………
2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………
1. Audit Sertifikasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan
1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan
I. JENIS KEGIATAN
1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan
I. JENIS KEGIATAN
1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan
XXXX
Di
XXXXX
1. Mengacu pada surat Saudara Nomor : xxxxx tanggal xxxx perihal xxxx,
dengan hormat disampaikan bahwa untuk proses *penerbitan/perpanjangan
*Sertifikat/Register Bandar Udara xxxx akan dilaksanakan audit
*penerbitan/perpanjangan *sertifikat/register bandar udara untuk
memverifikasi Aerodrome Manual dengan pelaksanaan sistem yang ada,
meliputi prosedur, personel, fasilitas, dan sampling dari pelaksanaan
prosedur beserta hasil kinerjanya;
2. Pelaksanaan audit *penerbitan/perpanjangan *sertifikat/register bandar
udara sebagaimana pada butir 1 (satu) di atas, akan dilaksanakan oleh Tim
Audit *Penerbitan/Perpanjangan *Sertifikat/Register Bandar Udara yang
ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara
sebagaimana terlampir, mulai tanggal xxx s/d xxx, meliputi Buku Pedoman
Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) dan Buku Sistem
Manajemen Keselamatan Bandar Udara (ASMS)(*untuk register tanpa
ASMS);
3. Untuk kelancaran pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud pada butir 2
(dua) diatas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data dan
informasi terkait dengan personel, fasilitas/peralatan, SOP, serta dokumen
terkait lainnya untuk audit dan kontak personel yang akan mendampingi
pelaksanaan audit;
4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Perhubungan Udara xxxxxxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP …………………..
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal : Tanggal/bulan/tahun
a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
DIREKTUR BANDAR UDARA
xxxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP
Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .................;
b. Buku pedoman pengoperasian Bandar Udara ...................;
c. Buku sistem manajemen keselamatan Bandar Udara .....................;
d. Dokumen AMDAL (khusus bandar udara yang melayani angkutan udara niaga dengan rute penerbangan dari dan ke luar negeri)…………..;
e. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………….;
f. Sertifikat bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan) ……………..;
g. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)
h. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP.
AERODROME MANUAL
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Information Service/AIS)
………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .............
XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.
Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Register Bandar Udara .................;
b. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………..;
c. Buku pedoman pengoperasian Bandar Udara ...................;
d. Register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan)……………..;
e. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)………….;
f. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP.
AERODROME MANUAL
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Information Service/AIS)
………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .............
XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.
Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Register Bandara Perairan.................;
b. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………..;
c. Rekomendasi teknis pembangunan bandara perairan (khusus penerbitan)………….
- Bukti kepemilikan atau penguasaan lahan (khusus penerbitan) …………;
- Rekomendasi dari pemerintah daerah setempat mengenai keterpaduannya dengan rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota/propinsi (khusus
penerbitan ..........;
- Rekomendasi dari instansi diwilayah setempat yang bertanggung jawab dibidang pertahanan dan keamanan negara mengenai keterpaduan sistem keamanan
dan pertahanan nasional...........;
- Rekomendasi dari departemen atau kementerian yang bertanggung jawab dibidang kelautan/pantai dan/atau pelayaran...........:
- Hasil kajian / studi kelayakan teknis dan operasional dan lingkungan.............;
- Rancangan teknik terinci bandara perairan..............;
d. Buku pedoman pengoperasian Bandara Perairan...................;
e. Register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan)……………..;
f. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)………….;
g. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP.
AERODROME MANUAL
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
1.1 Lingkup
hari)
j. Lampu sorot (Flood Light), jika digunakan
untuk penerbangan malam hari
k. Lampu Suar (Aerodrome Beacon), jika
digunakan untuk penerbangan malam hari
l. Alat bantu Cuaca dan Penentu kecepatan
Angin
m. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction
Indicator)
n. Fasilitas Komunikasi Dan Navigasi
Penerbangan Termasuk Personel Yang
Memiliki Lisensi yang Sah Dan Masih
Berlaku
o. Prosedur IAP, jika digunakan untuk
penerbangan malam hari
p. PKP-PK
perairan;
c. Standar prosedur pengaturan dan
pengendalian obstacle;
d. Standar prosedur pemeliharaan daerah
pergerakan bandar udara perairan;
e. Standar prosedur pelaporan bandar udara
perairan.
………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Register Bandara Perairan.............
XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.
1. Menunjuk surat Saudara Nomor : xxxx tanggal xxxx perihal xxxx, dan
memperhatikan hasil pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi
yang disampaikan, dengan hormat diberitahukan bahwa persyaratan
administrasi telah memenuhi persyaratan dan Heliport Manual telah
memenuhi kaidah penyusunan(* dengan beberapa catatan perbaikan
yang wajib ditindaklanjuti* bila ada ) (matrik pemeriksaan heliport manual
terlampir)
xxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP. xxxxxxxxxx
FORMULIR III III - 26
LAMPIRAN SURAT
Nomor :
Tanggal :
PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI
HELIPORT
A. HELIPORT MANUAL
KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS
NO ITEMS ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK HASIL TEMUAN TINDAK
LANJUT
Kata Pengantar
Daftar isi
Lampiran - lampiran
NO ITEMS ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK HASIL TEMUAN TINDAK
LANJUT
Lembar amandemen
1. BAB I
DATA DAN INFORMASI UMUM
2. BAB II
DATA DAN INFORMASI LOKASI
DAN FASILITAS TEMPAT
PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER
1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan
fasilitas utama, termasuk windsock
1.2 Gambar lokasi terhadap bandara
terdekat
NO ITEMS ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK HASIL TEMUAN TINDAK
LANJUT
1.3 Gambar desain teknis TLOF/FATO,
termasuk safety area jika diterapkan
1.4 Data dan informasi lokasi dan tinggi
Obstacle
1.5 Data dan informasi fasilitas tempat
pendaratan dan lepas landas
helikopter
3. BAB III
STANDAR PROSEDUR
PENGOPERASIAN TEMPAT
PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER
NO ITEMS ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK HASIL TEMUAN TINDAK
LANJUT
KETERSE MASA
LICENSE
DIAAN JUM BERLAKU TINDAK
ITEMS HASIL TEMUAN KET
NO LAH LANJUT
ADA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1. Personil HLO
2. Personil Radio
Operator
3. Personil Fire
Fighting Officer
4. Personil
Pelaporan
(Reporting
Officer)
……………, tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Register ……..
xxxxx
Pangkat/Gol
NIP.
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
....................
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara
..................................
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
Di
………….
xxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
Tembusan Yth : NIP.………………
1. Direktur Jenderal Perhubungan Udara;
……………..
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap dokumen kelengkapan data yang disampaikan
melalui surat …………. nomor : ……………., rencana pembangunan heliport telah memenuhi
ketentuan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata cara PKPS bagian 139 - 06, Prosedur
Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter
(Heliport) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor KP 40 Tahun 2015
tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Bagian 139 Volume II, Tempat
Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
Adapun data dan informasi rencana pembangunan heliport (NAMA HELIPORT) adalah
sebagai berikut.
1. Nama Heliport : ………..
2. Type Heliport : ………..
3. Pemilik : ………..
4. Penyelenggara : ………..
5. Lokasi : ………..
6. Penanggung jawab pembangunan : ………..
7. Jarak dan arah dari
bandara terdekat : ………..
8. Koordinat : ………..
9. Elevasi : ………..
10. Helikopter Terkiritis
Yang direncanakan : ………..
xxxxxxxxxxxxx
Pangkat / Gol
NIP. xxxxxxxxxxxxx
KETERANGAN/CATATAN:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
* coret yang tidak perlu
FORMULIR IV IV- 1
Formulir IV.2 Contoh Format CheckList
Agenda Rapat Penutupan
Sertifikasi/Registrasi/
Pengawasan
KETERANGAN/CATATAN:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
FORMULIR IV IV- 2
Formulir IV.3 Contoh Daftar Hadir Rapat
Pembukaan/Penutupan
Sertifikasi/Registrasi/
Pengawasan
HARI, TANGGAL :
JAM :
TEMPAT :
ACARA :
FORMULIR IV IV- 3
Formulir IV.4a Contoh Format Berita Acara
Audit/Inspeksi/Pengawasan/
Keselamatan Bandar Udara
1. Nama Bandara :
2. Lokasi :
3. Status Penggunaan :
4. Koordinat ARP
- Latitude :
- Longitude :
5. Penyelenggara :
6. Dimensi Runway :
7. Kode Referensi Bandar Udara :
8. Tipe runway :
FORMULIR IV IV- 4
II. HASIL AUDIT
2.
3.
4.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam pembuatan laporan akhir
pelaksanaan pengawasan keselamatan operasi bandar udara.
1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………
2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………
FORMULIR IV IV- 5
Formulir IV.4b Contoh Format Berita Acara
Audit Registrasi Dan
Pengawasan Tempat
Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
FORMULIR IV IV- 6
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
……………………………………….
CATATAN :
2. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE
RESTRICTION
FORMULIR IV IV- 7
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS
Jakarta, ................................
1. ............................
……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. ............................
……………………………………………
Penanggung Jawab
“(Nama Heliport)”
FORMULIR IV IV- 8
Formulir IV.4c Contoh Format Berita Acara
Registrasi dan Pengawasan
Keselamatan Bandara
Perairan
I. AERODROME DATA :
1.
Nama Bandar Udara Perairan :
2.
Milik/Pengelola :
3.
Kota/Propinsi :
4.
Reference Point/
Coordinate :
5. Elevasi :
6. Aerodrome referensi
temperature :
7. Klasifikasi :
8. Jam operasi :
9. Jarak dan arah ke kota :
10. Pelayanan ATS :
11. Pesawat yang beroperasi :
………………………………………….
FINDING (TEMUAN) :
NO. UNSUR / ELEMEN TEMUAN dan TIPE TEMUAN KETERANGAN
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam pembuatan laporan akhir pelaksanaan
Audit Register Bandar Udara Perairan (nama bandara).
Tempat, tanggal/bulan/tahun
FORMULIR IV IV- 9
Tim Audit Keselamatan Penanggung Jawab
Bandara Perairan…..
1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………
2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………
FORMULIR IV IV- 10
FORMULIR V
FORMAT PELAPORAN HASIL SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN
PENGAWASAN
FORMULIR V V-0
Formulir V.1a Format Laporan Sertifikasi,
Registrasi dan Pengawasan
Bandar Udara dan Bandara
Perairan
NO UNSUR ELEMEN
CONTOH :
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety
Regulations Part 139 Aerodromes), diatur bahwa Bandar Udara yang telah memenuhi
ketentuan keselamatan penerbangan Direktur Jenderal Perhubungan Udara memberikan
Sertifikat Bandar Udara untuk Bandar udara yang melayani pesawat udara yang memiliki
kapasitas lebih dari 30 tempat duduk untuk angkutan niaga (*dibawah 30 tempat duduk
untuk register), setelah memiliki buku pedoman pengoperasian Bandar udara (Aerodrome
Manual) yang memenuhi persyaratan teknis tentang personil, fasilitas, prosedur dan
sistem manajemen keselamatan Bandar udara(*tidak wajib umtk register bandar udara)
FORMULIR V V-1
(*untuk pengawasan diisi : Pengawasan keselamatan ini dilaksanakan dalam pemenuhan
Undang-Undang No: 1 tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 312, bahwa Menteri
Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Udara cq. Direktorat Bandar Udara bertanggung
jawab untuk melakukan pengawasan keselamatan penerbangan nasional, khususnya
keselamatan operasi bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*.)
Kerahasiaan
Laporan audit/inspeksi/pengamatan* ini bersifat rahasia antara Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dan penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter*. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau penyelenggara bandar
udara, bandara perairan, tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* tidak akan
menyebarkan sebagian atau keseluruhan laporan ini, kecuali atas persetujuan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dan penyelenggara bandar udara, bandara perairan,
tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* terkait.
Metode Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan mendalam terhadap prosedur,
fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat
tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku. Audit keselamatan
dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi efektifitas sistem yang sudah
berjalan. Sampling dilakukan terhadap hal-hal krusial dalam sistem dan/atau
defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem sistemik yang memerlukan
review sistem secara keseluruhan oleh penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter*.
Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir
objek tertentu. Inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap unsur tertentu pengawasan
dan/atau pada output yang ada (kondisi nyata di lapangan) terhadap standar dan
ketentuan yang berlaku. Penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter* wajib untuk melakukan tindakan pemulihan dan tindakan perbaikan
sehingga temuan tidak terjadi lagi.
Pengamatan adalah kegiatan penelusuran yang mendalam atas bagian tertentu dari
prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan dan
pemangku kepentingan lainnya untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Pengamatan keselamatan dilakukan terhadap unsur dan/atau
output yang diindikasikan risiko keselamatan semakin meningkat.*
Catatan : hilangkan bagian yang tidak menjadi jenis pengawasan keselamatan yang
sedang dilaporkan
Observasi
Merupakan temuan yang bersifat minor yang dapat berkontribusi tidak terpenuhinya
ketentuan peraturan. Walaupun begitu, perhatian tetap diperlukan untuk perbaikan dan
menghindari terulang lagi di kemudian hari. Penyelenggara Bandar udara diminta untuk
mengambil langkah peningkatan/perbaikan sistem secara berkelanjutan. Tindakan
tersebut dilaporkan kepada Direktorat Bandar Udara dan menjadi perhatian dalam
pelaksanaan pengawasan di kemudian hari.
FORMULIR V V-2
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN)
Merupakan temuan tidak dipenuhinya (non compliance) terhadap ketentuan peraturan dan
harus ditindaklanjuti. Penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter* harus dengan jelas mengambil tindakan dalam upaya untuk pemenuhan
peraturan dengan langkah-langkah:
1) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan yang diambil untuk
memulihkan atau memenuhi ketentuan peraturan sehingga terwujud keselamatan
operasi bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*.
2) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan tindakan investigasi untuk
mengetahui penyebab utama masalah atau defisiensi. Jika penyelenggara bandar
udara sudah menerapkan Safety Management System (SMS), tindakan identifikasi ini
merupakan bagian dari SMS.
3) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan perbaikan yang diambil
terhadap penyebab utama masalah atau defisiensi untuk memastikan hal tersebut
tidak terulang kembali. Corrective action akan menjadi suatu sistem untuk menjamin
personel memahami ketentuan peraturan dan adanya monitoring pemenuhan
ketentuan peraturan secara berkelanjutan.
Penyelenggara bandar udara (pemegang sertifikat bandar udara) atau penyelenggara
tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (pemegang register)* harus mencatat
tindakan pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan (corrective action)
dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen
Perhubungan Udara sebelum batas waktu yang ditentukan. Kalau tindakan perbaikan
(corrective action) tidak bisa diselesaikan pada waktu yang ditentukan, penyelenggara
bandar udara harus mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective action)
diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan (corrective action) merupakan pelaksanaan
sistem untuk training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan perbaikan (corrective
action) – nya merupakan adanya program training, lengkap dengan waktu dan
pesertanya.
V. RINGKASAN AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*
1. Latar Belakang
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
(diisi dengan penjelasan singkat mengenai gambaran umum penyelenggara bandar udara,
jenis pesawat yang beroperasi, aerodrome reference code number, serta data dan
kondisibandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*)
FORMULIR V V-3
VI. INDEKS TEMUAN AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*
NOMOR
TIPE TEMUAN TEMUAN
(diisi dgn Observasi (Observasi
No. UNSUR ELEMEN
atau PTP/NCN atau
atau SA) PTP/NCN
atau SA)
1.
2.
3.
4.
(diisi dengan ringkasan hasil audit/inspeksi/pengamatan*) untuk tiap-tiap elemen sesuai dengan
kondisi di bandar udara tersebut, termasuk temuan yang menjadi Observasi atau Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN) atau Safety Alerts (SA),
beserta nomor tipe temuan dan alasannya).
Jakarta, tanggal/bulan/tahun
1. xxxxxx :
Ketua
2. xxxxxxx :
xxxxxxxxxxx
Anggota
Pangkat/Gol
NIP. :
3. xxxxxxxxx :
Anggota
4. xxxxxxxxx :
Anggota
FORMULIR V V-4
Formulir V.1b Format Laporan Registrasi
Heliport
Catatan :
FORMULIR V V-5
Formulir V.2 Format Pemberitahuan Tidak
Terpenuhinya Peraturan PTP
(Non Compliance Notification
/NCN)
Nomor PTP/NCN
Nama Penyelenggara Bandar Udara
Acuan Peraturan Permenhub PM 55/ 2015 PKPS 139 Bandar
Udara (CASR 139 butir …… (diisi sesuai
dengan nomor bagian CASR yang harus
dipernuhi dalam temuan ini)) atau Peraturan
lainnya
Tanggal diterbitkan
Tanggapan paling lambat tanggal
Tipe Safety Alerts
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya
Peraturan (PTP)
………………………………………………………………………………………..
FORMULIR V V-6
TANGGAPAN UNTUK PEMBERITAHUAN TIDAK TERPENUHINYA
PERATURAN (PTP)
Tindak Lanjut Temuan / Corrective Action : bagian ini harus diisi oleh penyelenggara bandar udara
selaku operator dan diserahkan kembali ke Subdirektorat Personel dan Operasi Bandar Udara,
Direktorat Bandar Udara – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Gedung Karya Lantai 24, Jalan
Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 11001, sebelum batas waktu seperti yang tercantum pada
halaman 1.
FORMULIR V V-7
Formulir V.3 Format Tindak Lanjut Sertifikasi
Registrasi/Pengawasan Bandar Udara
Tipe pengawasan :
Nama Penyelenggara Bandar Udara :
Nama Bandar Udara :
Nomor Audit :
Tanggal Audit :
Tanggapan paling lambat tanggal :
Referensi Audit :
Tindak Lanjut Temuan : bagian ini harus diisi oleh penyelenggara Bandar udara selaku operator dan diserahkan kembali ke Sub Direktorat Personel
dan Operasi Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Gedung karya lantai 24, Jalan Medan Merdeka
Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110, sebelum batas waktu seperti yang tercantum diatas. Silahkan mengisi seriinci mungkin pada lembar terpisah jika
tidak mencukupi)
FORMULIR V V-8
Formulir V.4 Contoh Surat Tindak Lanjut Temuan
di
XXXXX
1. Menunjuk surat Saudara nomor : xxxxx tanggal xxxx Perihal xxxxx dan
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : xxxx tanggal xxx
tentang Pemberitahuan Audit Penerbitan/Perpanjangan
Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara,
bersama ini disampaikan hasil pelaksanaan
audit/inspeksi/pengamatan/pemantauan dimaksud sebagaimana terlampir
(Laporan Audit Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan Bandar Udara).
2. Berdasarkan hasil temuan audit/inspeksi/pengamatan/pemantauan dalam
laporan tersebut, terdapat xxx temuan dengan kategori Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN)
dan xxx temuan dengan kategori Observasi.
3. Dalam rangka proses Penerbitan/Perpanjangan
Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara,
Penyelenggara Bandar Udara xxxxx diminta untuk menindaklanjuti hasil
temuan audit tersebut, dengan melengkapi progres tindak lanjut seperti
pada formulir Tindak Lanjut Temuan (TLT) dan mengisi Tanggapan Untuk
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan (PTP) serta mengirimkan
paling lambat tanggal xxxxx.
4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
xxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP.
FORMULIR V V-9
Formulir V5 Format Laporan akhir
Sertifikasi Dan Registrasi
Bandar Udara
LAPORAN AKHIR
AUDIT PENERBITAN/PERPANJANGAN
SERTIFIKAT / REGISTER BANDAR UDARA
I. DASAR HUKUM
Diisi dengan peraturan perundang-undangan, dokumen yang mendasari audit
penerbitan/perpanjangan sertifikat/register/pengawasan bandar udara
1. PEMERIKSAAN ADMINISTRASI :
Diisi dengan jumlah finding yang berstatus open/close dan kesimpulan penegasan tanggung jawab
penyelenggara bandar udara/bandara perairan untuk tindak lanjut finding yang masih berstatus
open
Jakarta, tanggal/bulab/tahun
xxxxx xxxxx
Pangkat/Gol Pangkat/Gol
NIP NIP
Mengetahui,
Kepala Sub Direktorat
Personel Dan Operasi Bandar Udara
xxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP
FORMULIR V V - 10
FORMULIR V V - 11
FORMULIR VI
FORMAT PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
(AERODROME MANUAL)
(NAMA BANDAR UDARA)
Nomor : SBU/RBU/AM-DBU/…../TAHUN
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) pada Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara
(Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome).
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) pada Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini merupakan dokumen yang terdiri dari data dan informasi
operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas, informasi personel terkait
pengoperasian dan perawatan, serta organisasi dan manajemen penyelenggaraan Bandar
Udara (NAMA BANDAR UDARA) termasuk semua perubahannya sesuai peraturan dan
ketentuan yang berlaku.
Jakarta, XXXXXX
a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
DIREKTUR BANDAR UDARA
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VIb : Format penerimaan (acceptance)
SMS Manual
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
(SAFETY MANAGEMENT SYSTEM) OPERASI BANDAR UDARA
(NAMA BANDAR UDARA)
Nomor : SBU/SMS-DBU/…./ TAHUN
/ 2015
Buku Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2009 tentang Penerbangan, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM.55 Tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome), Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Keselamatan (Safety
Management System) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP
223/X/2009 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
(Safety Management System) Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-
01, Airport Safety Management System).
Buku Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini merupakan sebuah sistem manajemen termasuk struktur
organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan ketentuan yang dilaksanakan sebagai
kebijakan keselamatan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, XXXXXXX
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VIc. : Format penerimaan (acceptance)
Heliport Manual
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
(HELIPORT MANUAL)
... (NAMA SURFACE LEVEL/ELEVATED/HELIDECK/SHIPBOARD)
Nomor : ..../HM-DBU/……/TAHUN
Jakarta, XXXXXX
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VId. : Format penerimaan (acceptance)
Water Aerodrome Manual
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA PERAIRAN
(WATER AERODROME MANUAL)
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Manual) pada
Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) ini mengacu pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety Regulation/CASR
Part 139 Aerodrome).
Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Manual) pada Bandar
Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) ini merupakan dokumen yang terdiri
dari data dan informasi operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas,
informasi personel terkait pengoperasian dan perawatan, serta organisasi dan manajemen
penyelenggaraan Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) termasuk
semua perubahannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, XXXXXX
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx