Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PEMBAHASAN

Dengue Hemmorhagic

Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat tipe
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik
(WHO, 2011). Terdapat tiga tahapan yang dialami penderita penyakit DBD, yaitu
fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan (WHO,2009).

Setelah masuk dalam tubuh manusia, virus dengue berkembang biak dalam sel
retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang berlangsung 5-7
hari. Akibat infeksi ini, muncul respon imun baik humoral maupun selular, antara
lain anti netralisasi, anti-hemaglutinin dan anti komplemen. Antibodi yang muncul
pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi mulai
terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah ada jadi meningkat.
Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah .

Demam hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga, dan
menghilang setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar
antibodi IgM, oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi
primer dan sekunder. Pada infeksi primer antibodi IgG meningkat sekitar demam
hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG meningkat pada hari kedua.
Oleh karena itu diagnosa dini infeksi primer hanya dapat ditegakkan dengan
mendeteksi antibodi IgM setelah hari sakit kelima, diagnosis (Aspirator Vol. 2 No.
2 Tahun 2010 : 110 –119).
a. Kasus :

Seorang anak perempuan berinisial An E yang berumur 17 tahun datang kerumah sakit
dengan keluhan demam ± 5 hri sebelum masuk rumah sakit, mual, dan muntah, terdapat
bintik merah di tangan, merasa nyeri di bawah perut, haid hari pertama dan An. E
mengatakan tinggal di Labuan Bajo.

b. Teori :

Tanda dangejala yang sering muncl pada pendderita DF :

 Demam tinggi sampai 40 ℃ dan mendadak, Demam terjadi secara mendadak


berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah
 Perdarahan. Uji tourniquet positif . Perdarahan, petekia, epitaksis, perdarahan massif.
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi
pada kulit

 Mual muntah

 Nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut

Pemeriksaan Fisik
a. Kasus : Pada pemeriksaan fisik di ketahui klien tampak sakit sedang, klien tampak
lemah, berbaring, dan klien terpasang infus di sebelah tangan kanan, kesadara
compos mentis, dengan tanda-tanda vital Tekanan Darah : 110/70 mmHg, RR:
20x/menit, Nadi : 82x/menit, Spo2 : 97 %, Suhu : 38,7 ℃. An E tampak lemah,
perdarahan hidung (-), perdarahan telinga (-), adanya bintik merah pada tangan, bibir
dan mulut kerig (-), adana nyeri tekan pada perut agia bawah dan An E sedang haid
pertama sesuai dengan siklus menstruasi. Pada pemeriksaan darah lengkap tanggal
03-12-2021 di dapatkan hasil WBC .208 e310/ul, PLT 341 e3/ul, ada tanggal 04-12-
2021 hasil WBC 365 10e3/ul dan PLT 17,5 e3/ul.
b. Teori : Perdarahan, petekia, epitaksis, perdarahan massif. Perdarahan biasanya terjadi
pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa
uji torniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia
( bintik-bintik merah akibat perdarahan intradermak / submukosa ) purpura
( perdarahan di kulit ), epistaksis ( mimisan ), perdarahan gusi, . Perdarahan ringan
hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan
haematemesis, dan melena ( tinja berwarna hitam karena adanya perdarahan.
Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.

Darah

a) Trombosit menurun

b) Hb Meningkat lebih 20 %

c) Ht Meningkat Lebih 20 %

d) Leukosit menurun pada hari ke – 2 dan ke – 3

e) Protein darah rendah

f) Ureum PH bias meningkat

g) Na dan Cl rendah

Pemeriksaan IgM dan IgG

Pemeriksaan IgG/IgM dilakukan secara dini dengan prinsip Rapid Diagnostic Test
(RDT). Pemeriksaan IgG/IgM Rapid Tes menggunakan teknik
Immunochromatograpic untuk mendeteksi secara kualitatif sekaligus membedakan
antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue di dalam serum. Penggunaan RDT
mempercepat dalam menegakkan diagnosa kasus infeksi dengue (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2011) serta dapat membedakan antara infeksi primer
dengan infeksi sekunder virus dengue. Pada pemeriksaan antibodi dengan sampel
darah yang diambil pada hari ke-3 setelah gejala DBD, infeksi primer virus dengue
ditandai oleh IgG(-)/IgM(-) atau IgG()/IgM(+), sedangkan infeksi sekunder ditandai
oleh IgG(+)/IgM(+) atau IgG(+)/IgM(-) (Kulkarni et al., 2011). RDT diindikasikan
pada pasien demam tinggi mendadak 2-7 hari yang disertai dua atau lebih manifestasi
klinis berikut: sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mialgia, artralgia, ruam,
manifestasi perdarahan, dan belum didiagnosa penyakit lain (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2011).

Masalah keperawatan yang di temukan pada An E :


a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
b. Mual berhubngan dengan distensi lambung
c. Resiko Perdararahan berhubungan dengan koagulasi trombositopeni
d. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis

Anda mungkin juga menyukai