Disusun oleh :
YOANA SAMUL
NPM: 21203030
2021
1
BAB I
KONSEP NYERI
A. Pengertian.
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik psikospiritual,
lingkungan dan sosial. (SDKI, 2016).
Jadi dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik
B. Klasifikasi.
1. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onsel mendadak atau lambat dan
berinteraksi ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan. (NANDA, 2018-
2020)
2. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onsel mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
(NANDA, 2018-2020)
C. Etiologi.
1. Biologis: penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau jaringan tubuh.
2
4. Psikologi: penyebab nyeri yang bersifat psikologi seperti kelainan organik,
nekrosis traumatic, eulzofronia. (SDKI, 2016)
Reseptor nyeri adalah organ yang berfungsi untuk menerima rangsangan nyeri.
Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam
kulit yang berespon hanya terhadap reseptor. Reseptor nyeri adalah ujung syaraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis
reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireceptor dapat
dikelompokan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatic
dalam (deep somatic), dan pada daerah visceral. Karena letaknya yang berbeda-
beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor
kutaneus berasal dari kulit dan subkutan nyeri berasal dari kulit dan subkutan
biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringat kulit
(Kutaneus) dibagi menjadi 2 komponen yaitu:
Struktur reseptor nyeri sosmatik dalam meliputi receptor nyeri yang terdapat
pada tulang pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainya. Karena
struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan
sulit dilokalisasi. Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor visceral seperti jantung,
hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak
sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat cenitif terhadap penekanan iskemia
dan inflamasi. (Price, 2007)
E. Patofisiologi.
3
Reseptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung-ujung saraf bebas yang berespon
terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanik, deformasi, suhu yang
ekstrim dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif, reseptor-
reseptor lain misalnya badan pacini dan misner juga mengirim informasi yang
dipresepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara lain
adalah histamine, bradikini serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium dan ion
hydrogen. Masing-masing zat tersebut tertimbun di tempat cidera hipoksi atau
kematian sel. Nyeri cepat (fast pain) disalurkan kekorda spindlis oleh serat A delta,
nyeri lambat (slow pain) disalurkan kekorda spinalis oleh sera C lambat (Kowalak,
2013).
F. Manifestasi Klinis.
a. Mengeluh nyeri.
b. Tampak meringis.
c. Bersikap protektif.
e. Gelisah.
f. Sulit tidur.
a. Mengeluh nyeri.
c. Tampak meringis.
d. Gelisah.
4
g. Bersikap protektif.
h. Waspada.
j. Anoreksia.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan diabdomen.
H. Penatalaksanaan Nyeri.
2. Non farmakolongi:
a. Imaging guide.
b. Music theraphy.
d. Akupresus/akupuntur.
e. Distrksi/relaksasi.
f. Hipnotis
5
BAB II
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
b. Penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Mulai kapan dimulai nyeri, skala nyeri, lokasi, intensitas, kualitas, gejala yang
menyertai perjalanan nyeri dan pengaruh terhadap aktivitas sehari hari. Skala
nyeri yang digunakan adalah 0-5 / 0-10.
Keterangan:
0 = tidak nyeri
6
a. Pola Oksigenasi
b. Pola Nutrisi
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas
e. Pola Istirahat
f. Personal Hygiene
g. Pola Beribadah
h. Pola Bekerja
i. Pola Sekesualitas
B. Pemeriksaan
a.Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran umum
2) Kesadaran
3) Tekanan darah
4) Nadi
5) Suhu
6) Respirasi rate
7) Berdasarkan P,Q,R,S,T
7
a) P (Provoking) : faktor yang mempengaruhi berat atau
ringannya nyeri.
b.Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Ada lesi atau tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk kepala pasien
serta keadaan rambut pasien.
2) Mata
Bentuk simetris atau tidak, konjumgtiva anemis atau tidak, ada nyeri atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan mata untuk
mengetahui adanya kelainan atau tidak.
3) Hidung
Bentuk simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada pembengkakan di
daerah polip atau tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan
hidung untuk mengetahui adanya secret dan pembengkakan.
4) Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada infeksi atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan telinga untuk
mengetahui ada cairan yang berlebih atau adanya infeksi di sekitar telinga.
5) Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak. Fungsi untuk pemeriksaan
mulut untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau adanya gigi kotor dan
berlubang.
6) Leher
8
Ada lesi atau tidak, ada pembengkakan kelenjar getah bening atau tidak,
ada pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak
7) Dada
Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara jantung.
b) Perkusi : Sonor/Resonan.
8) Abdomen
9) Integumen
10) Genetalia
C. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual/fungsional, dengan onset mendadak/lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b) Batasan karakteristik :
9
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standard daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat mengungkapkanya.
2. Diforesis
3. Dilatasi pupil
5. Perilaku distraksi
7. Putus asa
d) Pemeriksaan P,Q,R,S,T
10
D. Intervensi
E. Implementasi
F. Evaluasi
11
P (Planning) : Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan atau
dimodifikasi
Pathway
Kerusakan fungsi dan Bahan kimia Tekanan Mekanis, Otak (koterks somatio
jaringan tubuh deformasi suhu sensorik)
ekstrim.
Kerusakan sel
Merangsang nosispeptor
( reseptor nyeri)
Dihantarkan
Serabut tipe A
Serabut tipe C
Medula Spinalis
Presepsi nyeri
Nyeri Akut
Kowalak, 2013
12
DAFTAR PUSTAKA
13