Eliza Ayunda Kasus 7 Manajemen Keperawatan
Eliza Ayunda Kasus 7 Manajemen Keperawatan
MANAJEMEN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUANG
RAWAT INAP
Disusun Oleh : Eliza Ayunda Putri
1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
No. Rekam Medis : 00.698934
Tempat, Tanggal lahir : 5 Februari 1932
: 89 tahun
Umur
: Ruang VIP
Ruang Rawat Inap
: Laku-laki
Jenis Kelamin
: Islam
Agama
: Menikah
Status
: SMP
Pendidikan terakhir
: Wiraswasta
Pekerjaan
: Sunda
Suku
: Indonesia
Bahasa
: Kp. Kulalet rt 05 rw 08 ds. Andir kec.
Alamat
Baleendah.
Pembiayaan kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan : Kelas VIP
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. E
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Sunda
Hubungan dengan klien : Anak kandung
: Sunda, Indonesia
Bahasa
: Kp. Kulalet rt 05 rw 08 ds. Andir kec.
Alamat:
Baleendah.
1) Sistem Pernapasan
Pasien sesak napas dengan RR 30x/mnt. Suara napas Ronkhi (+).
Batuk berdahak berwarna putih kekuningan.
2) Sistem Kardiovaskular
Bunyi jantung terdengar 1 dan S2 tidak ada bunyi tambahan, CRT <
3 detik, TD 110/80 mmHg dan N 85 x/mnt .
3) Sistem Pencernaan
Bising usus aktif, 8 x/menit. Tida ada distensi abdomen. Mual (+)
Muntah (+).
4) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening
5) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat distensi vesika urinaria.
6) Sistem Persarafan
N1 (Olfaktorius): pasien dapat membedakan bau kopi.
N2 (Optikus): Terdapat penurunan penglihatan karena faktor usia.
N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): Gerak bola
mata kesegala arah, respon pupil miosis (mengecil)
N5 (Trigeminus): mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas
yang diusapkan pada kelopak mata, klien dapat membedakan
sensasi kasar, halus, tajam, dan tumpul pada area wajah. Reflek
mengedip (+).
N7 (Fasialis): wajah simetris, tidak ada kelumpuhan dimuka
N8 (Auditorius): kemempuan mendengar (+) pasien dapat
mendengar dengan baik.
N9 dan N10 (Glosofaringeus): klien dapat menelan dengan baik
saat minum akan tetapi terdapat dahak yang susah untuk
dikeluarkan
N11 (Asesorius): klien dapat menoleh kekanan dan kekiri dengan
normal. Kekuatan otot sternokleidomastoideus dan trapezius (+).
N12 (Vagus): klien dapat menggerakan lidahnya kesegala arah
dengan bebas.
Pemeriksaan Tanda Meningeal
- Test kaku kuduk (-)
- Test Brudzinski 1 (+)
7) Sistem Muskuloskeletal
a) Ektremitas atas:
Tidak ada lesi, kekuatan otot 5/5, refleks tendon bisep trisep
tidak ada penurunan. Kemampuan fleksi dan ekstensi tidak
terbatas.
b) Ektremitas bawah:
Kemampuan abduksi dan aduksi mampu tetapi harus dibantu,
kekuatan otot 5/5.
8) Sistem Integumen
Tidak terdapat lesi dan rambut berwarna putih.
3. Hasil pemeriksaan penunjang
a. Foto Thorax dan pasien di diagnosa Tb Paru
b. Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 13,9 14-18 gr/dl
Leukosit 6,020 5000-10.000 mm3
Eritrosit 4,74 4,3 - 5,6 ul/mm3
Hematokrit 44,4 38,8 – 50 %
Trombosit 183000 150.000 – 450.000 mm3
SGOT 14 5 – 40 ul/l
SGPT 96 7 – 56 ul/l
4. Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Bersihan Setelah dilakukan Manajemen jalan napas
jalan napas tindakan
Observasi
tidak efektif keperawatan 3x24
1) Monitor pola napas
b.d mukos jam bersihan jalan
tertahan napas pasien dapat 2) Monitor bunyi napas
teratasi dengan
3) Monitor sputum (jumlah, warna)
kriteria :
Terapeutik
a. Tidak ada mukos
pada jalan napas 1) Pertahankan kepatenan jalan napas
5) Berikan oksigen
Edukasi
Kolaborasi
O:
A:
P:
C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien Tn. A datang ke ruangan VIP pada pukul 14.30 WIB dengan
diantar pekarya kesehatan (Dadang) dengan menggunakan kursi roda dan
sudah terpasang infus RL ditanggan kanan. Pasien diantarkan ke ruangan
kamar 11A kemudian ditempatkan di tempat tidur sambil memasangkan
infus ke standar infus dan mengatur tetesannya, lalu meminta ijin keluar
untuk melakukan operan dengan petugas UGD. Kami (Perawat Indah dan
mahasiswa) melakukan operan pasien dengan petugas UGD (Dadang) di
depan Nurse Station dan yang disampaikan antara lain:
a. Pasien dengan diagnosa TB. Paru
b. Pasien sudah dikonsulkan ke dr Aryo Sp.PD advisnya:
• Infus RL 1500 cc/24 jam (20 gtt/mt) (sudah terpasang di UGD)
• Pasien sudah diperiksa foto thorax di UGD hasil terlampir
c. Status pasien BPJS.
Setelah selesai serah terima, perawat ruangan (indah)
menandatangani form transfer internal sebagai bukti serah terima
pasien.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
Setelah proses serah terima pasien dengan petugas UGD, lalu
dilakukan pengkajian dan pemeriksaan tanda-tanda vital terhadap pasien
dengan hasil: TD 110/80 mmHg, Nadi 80x/mt, Respirasi 30x/mt Suhu
36,50C, Akral hangat, CRT <2 detik, kulit terlihat kemerahan suara paru
ronkhi (+) dan pasien mengalami penurunan BB 6kg. Pasien diberikan
informasi tentang hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan serta
diberikan informasi tentang ruangan diantaranya:
a. Ruang perawatan yaitu ruang VIP kamar 11A
b. Posisi kamar mandi ada di samping kiri depan
c. Arah kiblat
d. Posisi bel ada di belakang tempat tidur atau menggunakan bel yang
memakai kabel jika memerlukan bantuan.
e. Jam besuk/berkunjung di ruang rawat inap yaitu:
Senin –Jumat : Pagi : 11.00 – 12.00 WIB
Sore : 16.00 – 17.00 WIB
Sabtu-Minggu/Libur :Pagi : 10.00-12.00 WIB
Sore : 16.00- 18:00 WIB
f. Menyarankan kepada keluarga pasien untuk selalu ada yang
menunggu satu orang.
g. Jadwal makan pasien yaitu Pagi jam 07.00 WIB, Siang jam 12.00
WIB, Sore jam 17.00 WIB.
h. Dokter yang merwat pasien adalah dr Aryo Sp.PD dan visitenya
setiap hari tetapi biasanya pagi hari
i. Perawat yang bertanggung jawab pada shift sore yaitu perawat
Indah.
j. Mengingatkan pasien dan keluarga pasien untuk menjaga barang
pribadi dan tidak menyimpan barang-barang berharga di kamar.
k. Menganjurkan pasien untuk istirahat dan banyak minum
l. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya cuci tangan
untuk mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan teknik 6 langkah
dan 5 moment (sebelum melakukan tindakan, sebelum ke
lingkungan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, sesudah
melakukan tindakan dan sesudah dari lingkungan pasien).
Bukti orientasi pasien dan keluarga ditulis di lembar edukasi terintegrasi
dan ditandan tangani oleh perawat dan keluarga pasien.
3. Tingkat Ketergantungan pasien
Jelaskan tabel ketergantungan pasien dengan Barthel Index
Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25 - 50
Resiko rendah (RR) : 0 – 24
Interpretasi penilaianresiko jatuh pasien : Pasien memiliki risiko
jatuh sedang sehingga pasien diberikan tanda stiker resiko jatuh.
7. Penilaian Resiko Dekubitus
Penilaian Resiko dekubitus Skor Tgl:8-10-21 Tgl:9-10-21 Tgl:11-10-21
Kondisi fisik Sangat baik(1) 1
Buruk(2) 2
Sedang(3) 3 3 3 3
Baik(4) 4
Kondisi Stupor(1) 1
mental
Delirium(2) 2
Apatis(3) 3
CM(4) 4 4 4 4
Aktifitas Tirah baring(1) 1 1 1 1
Kursi Roda(2) 2
Dipapah(3) 3
Mandiri(4) 4
Mobilitas Immobile(1) 1
Sangat terbatas(2) 2
Agak terbatas(3) 3 3 3 3
Baik(4) 4
Inkontinentia Selalu(1) 1
Sering(2) 2
Kadang(3) 3 3 3 3
Tidak(4) 4
Skor total 14 14 14
Keterangan Skor:
Tidak beresiko decubitus jika skor ≥ 14
Beresiko decubitus jika skor ≤ 14
Interpretasi penialain resiko dekubitus : Pasien memiliki resiko
decubitus dengan hasil nilai 14 (≤ 14) maka pasien harus dilakukan
posisi mika miki
8. Pengkajian Nyeri
Pada saat dikaji dan selama perawatan, pasien tidak mengeluh adanya
nyeri. Skala nyeri 0 dari 10 menggunakan Numeric Rating Scale
9. Kebutuhan Waktu Perawatan Pada Pasien
Buat rekapan jenis tindakan keperawatan dengan lamanya
pelaksanaan tiap hari (minimal 3 hari perawatan)
Hari pertama :
Perawatan minimal :
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4.Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6.Pengobatan prosedur memerlukan pengobatan
Perawatan parsial :
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu dilakukan sendiri
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4.Folley kateter, intake ouput dicatat
5. Pasien dengan pasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan total :
1. Segalanya diberi bantuan
2. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3. Makan memerlukan NGT, inravena terapi
4.Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst
3. Laboratorium dan
pemeriksaan diagnostik
4. Ruang Perawatan:
Kelas VIP
5. Visit Dokter Spesialis
6. Tindakan Keperawatan
7. Materai
12. Edukasi Pasien dan Keluarga
a) Pengendalian infeksi
Pasien diberikan penjelasan tentang pentingnya cuci tangan
sesuai dengan anjuran dari WHO untuk menghindari paparan
infeksi virus dan bakteri yang ada di rumah sakit yaitu dengan
cara 6 langkah cuci tangan dan 5 moment pelaksanaan cuci
tangan baik dengan menggunakan air mengalir ataupun
menggunakan handrub. Perawat menunjukkan dimana pasien
dengan mudah mendapatkan handcrub di di luar kamar pasien
dan menunjukkan wastafel untuk cuci tangan yang ada di dekat
pintu kamar mandi. Pasien dan keluarganya memerhatikan
penjelasan yang diberikan, dan terlihat antusias dengan
penjelasan yang diberikan dan ikut mempraktekan cara cuci
tangan 6 langkah.
b) Diit dan obat-obatan
Keluarga pasien mengatakan baru masuk ruang perawatan jadi
belum tahu jam makan serta jenis makanan yang disajikan rumah sakit
13. Discharge Planning pada Pasien
a. Peralatan yang dibutuhkan saat discharge planning:
No Peralatan yang Digunakan Jumlah
1 Leafleat 1
2 Obat-obatan 1
3 Surat Kontrol 1
b. Indikator discharge planning :
INDIKATOR
A. Tahap Pengkajian
Mengklarifikasi dan mengidentifikasi identitas pasien untuk memastikan
keluhan yang dirasakan oleh pasien. Kemudian mengkaji tingkat
pengetahuan pasien terkait dengan penyakit yang di derita, meliputi
pengertian penyakit, tanda dan gejalanya, pencegahan kambuhnya penyakit
dan apa hal-hal yang harus dihindari oleh pasien, seperti makan tidak
teratur. Berdasarkan pengkajian klien mengatakan tetangga nya ada yang
terkena TB paru dan klien sering kontak dengan tetangganya.
B. Tahap Perencanaan
D. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada pasien
dan keluarga tentang keadaan Tn. A, pasien dan keluarga mengatakan
mengerti apa saja yang telah dijelaskan perawat dan akan terus berupaya
membantu dalam pemulihan pasien
14. Kepuasan Pasien / dan Keluarga
Penilaian kepuasan pasien dan keluarga dilakukan melalui wawancara.
Pasien dan keluarga mengatakan cukup puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Sakit Swasta B Bandung.
15. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang dibutuhkan oleh pasien yaitu komunikasi
dengan dokter spesialis untuk pemerian therapi, ahli gizi untuk nutrisi selama
perawatan dan setelah pulang ke rumah dan petugas analisa laborat untuk
pemeriksaan darah rutin
16. HAMBATAN, PENDUKUNG DAN SOLUSI
a. Masalah : Penentuan diagnosa keperawatan
1) Hambatan/tantangan
Pengambilan diagnosa pasien lebih cenderung hanya satu
diagnosa yang merupakan keluhan utama yang ada pada pasien.
Keluhan lain yang ada pada pasien jarang dimunculkan sebagai
diagnosa keperawatan sehingga diagnosa keperawatan dari mulai
pasien masuk sampai pulang tidak berubah, bertambah atau
berkurang.
2) Faktor pendukung
Keungkinan hal ini terjadi karena ketidakfahaman perawat
dalam pengangkatan diagnosa keperawatan juga kurang pahamnya
perawat terhadap standar asuhan keperawatan yang berlaku
diruangan.
3) Solusi dalam penyelesaian masalah
Diperlukan sosialisasi tentang standar asuhan keperawatan
terutama kepada perawat-perawat baru sehingga dapat
memahaminya. Disamping itu diperlukan adanya bimbingan dari
perawat senior ke perawat junior serta supervisi dari kepala tim dan
kepala ruangan.