Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Pada Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Omah Rochmah,S.Pd.AUD, M.M

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Siti Munawaroh (2019.4.7.1.01126)


Epi Sopiani (2019.4.7.1.01086)
St. Patimah (A) (2019.4.7.1.01128)
Imas Permasih (2019.4.7.1.01090)

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
SEMESTER V KELAS B
INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI )
BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan kepada kami sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Cirebon, 28 Juli 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 5

A. Komponen-Komponen Pembelajaran............................................................ 5
1. Peserta didik............................................................................................ 5
2. Pendidik .................................................................................................. 5
B. Tujuan Pembelajaran...................................................................................... 5
C. Materi Pembelajaran....................................................................................... 7
D. Strategi dan Metode Pembelajaran................................................................. 8
1. Strategi pembelajaran anak usia dini ...................................................... 9
2. Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini ................................10
E. Media dan Evaluasi Pembelajran...................................................................11
1. Media Pembelajran .................................................................................11
2. Evaluasi Pembelajran .............................................................................12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................16

A. Kesimpulan ....................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan istilah yang diambil dari terjemahan kata "Instruction".
Seringkali orang membedakan kata pembelajaran ini dengan "pengajaran", akan tetapi
tidak jarang pula orang memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata tersebut.
Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan
pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks guru-murid di kelas
formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas
formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru
secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui
usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi
proses belajar. Dengan definisi seperti ini, kata pengajaran lingkupnya lebih sempit
dibanding kata pembelajaran. Di pihak lain ada yang berpandangan bahwa kata
pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya sama, yaitu suatu proses interaksi
antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dari komponen-komponen yang
ada didalamnya, menurut Moedjiono dan Dimyati komponen-komponen proses belajar
megajar tersebut adalah peserta didik, Pendidik, tujuan pembelajaran, materi/isi,
strategi/metode, media dan evalusi.. Oleh karenanya dalam makalah ini akan membahas
tentang “Komponen-Komponen Pembelajaran”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Komponen-Komponen dalam Pembelajaran beserta Pengertiannya ?
2. Apa Saja Tujuan dan Materi/Isi Pembelajaran ?
3. Bagaimana Stategi/Metode Pembelajaran ?
4. Apa saja Media dan Evaluasi dalam Pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Untuk Komponen-Komponen dalam Pembelajaran beserta
Pengertiannya.
2. Untuk Mengetahui Tujuan dan Materi/Isi Pembelajaran.
3. Untuk Mengetahui Strategi/Metode Pembelajaran.
4. Untuk Mengetahui Media dan Evaluasi Pembelajaran.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen-Komponen Pembelajaran
Menurut Moedjiono dan Dimyati komponen-komponen proses belajar megajar
tersebut adalah peserta didik, guru, tujuan pembelajaran, materi/isi, strategi/metode,
media dan evalusi.1
1. Peserta didik
Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai
perasaaan dan fikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi yaitu sandang, pangan, papan, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi
dirinya sesuai dengan potensinya.
Menurut undang undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik adalah subjek yang bersifat unik yang mencapai kedewasaan secara
bertahap.
2. Pendidik
Pengertian Pendidik menurut Muhammad Ali merupakan pemegang peranan
sentral proses belajar mengajar. Guru yang setiap hari berhadapan langsung dengan
siswa termasuk karakterisrik dan problem mengajar yang mereka hadapi berkaitan
dengan proses belajar mengajar.
Dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa Pendidik adalah seseorang
dengan fitrahnya sebagai manusia berkepribadian yang memegang peranan penting
dalam proses belajar mengajar dan berpartisipasi penuh dalam menyelenggarakan
pendidikan. Berkaitan dengan penelitian ini guru dalam pembelajaran mata diklat
membuat pola adalah guru yang ahli di bidangnya dan berkompeten, tentunya guru
yang bisa membimbing siswa dalam pembuatan pola.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara dalam upaya mencapai
1
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1993).

5
tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan pendidikan dan tujuan
pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan pembelajaran (umum dan khusus), tujuan-
tujuan itu bertingkat, berakumulasi, dan bersinergi untuk menuju tujuan yang lebih tinggi
tingkatannya, yakni membangun manusia (peserta didik) yang sesuai dengan yang dicita-
citakan.2
Secara rinci tujuan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan merupakan tujuan yang sifatnya umum dan seringkali
disebut dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan ini merupakan tujuan
jangka panjang yang ingin dicapai dan didasari oleh falsafah negara (Indonesia
didasari oleh Pancasila).
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
tujuan pendidikan nasional (Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Tujuan Institusional/Lembaga
Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah
atau lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan
pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya
sendirisendiri. Tidak seperti tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional ini
sifatnya lebih kongkrit. Tujuan institusional ini dapat dilihat dalam kurikulum setiap
lembaga pendidikan.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi
Tujuan ini dapat dilihat dari GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) setiap
bidang studi Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional,
sehingga kumulasi dari setiap tujuan kurikuler ini akan menggabarkan tujuan
institusional.
4. Tujuan Instruksional/Pembelajaran

2
Cepi Riyana, Komponen-Komponen Pembelajaran, (Bandung : UPI, 2017), hlm, 6-8.

6
Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan
nstruksional atau pembelajaran. Tujuan ini seringkali dibedakan menjadi dua bagian
yaitu:
a) Tujuan Instruksional/Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan instruksional umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum
dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik. Tujuan
instruksional umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu bidang
studi yang ada di dalam GBPP.
b) Tujuan Instruksional/ Pembelajaran khusus
Tujuan instruksional khusus merupakan penjabaran dari tujuan instruksional
umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan instruksional
umum tersebut dapat lebih dispesifikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya.

Tujuan merupakan dasar untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dan juga


menjadi landasan untuk menentukan materi, strategi, media dan evaluasi pembelajaran.
Dengan demikian perilaku yang di lakukan siswa merupakan perilaku dalam upaya untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan diharapkan tidak ada perilaku lain di luar tujuan
pembelajaran. Sehingga diperlukan rumusan deskripsi tentang cara untuk mengukur
perilaku sebagai akibat dari hasil belajar. Hal tersebut menjadi bagian penting yang
dilakukan oleh evaluasi pembelajaran dengan perumusan instrumen yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran.

C. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pada dasarnya adalah "isi" dari kurikulum, yakni berupa
mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Secara umum isi
kurikulum itu dapat dipilah menjadi tiga unsur utama, yaitu logika (pengetahuan tentang
benar-salah; berdasarkan prosedur keilmuan), etika (pengetahuan tentang baikburuk)
berupa muatan nilai moral, dan estetika (pengetahuan tentang indah-jelek) berupa
muatan nilai seni. Sedangkan bila memilahnya berdasarkan taksonomi Bloom dkk, bahan
pembelajaran itu berupa kognitif (pengetahuan), afektif (sikap/nilai), dan psikomotor
(keterampilan).3
Bila dirinci lebih lanjut, isi kurikulum atau bahan pembelajaran itu dapat
dikategorikan menjadi 6 jenis, yaitu: fakta, konsep/teori, prinsip, proses, dan nilai serta
keterampilan.
3
Ibid, hlm, 13-14.

7
a. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau telah dialami/dikerjakan bisa berupa
objek atau keadaan tentang sesuatu hal.
b. Konsep/teori adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian umum, suatu set
atau sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian fakta, dimana pernyataan
tersebut harus memadukan, universal, dan meramalkan.
c. Prinsip merupakan suatu aturan/kaidah untuk melakukan sesuatu, atau kebenaran
dasar sebagai titik tolak untuk berpikir.
d. Proses adalah serangkaian gerakan, perubahan, perkembangan atau suatu cara/
prosedur untuk melakukan kegiatan secara operasional. Nilai adalah suatu pola,
ukuranl norma, atau suatu tipe/model. Ia berkaitan dengan pengetahuan atas
kebenaran yang bersifat umum. Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk berbuat
sesuatu, baik dalam pengertian fisik maupun mental.

Tugas guru di sini adalah memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.


Dalam memilih bahan pembelajaran, guru dapat mempertimbangkan kriteria-kriteria
sebagai berikut: relevansi (secara psikologis dan sosiologis), kompleksitas,
rasional/ilmiah, fungsional, dan komprehensif/keseimbangan. Sedangkan pengembangan
bahan ajar itu sendiri dapat disusun dengan menggunakan suatu sekuen bahan ajar yang
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sekuen kronologis, sekuen kausal, sekuen
struktural, sekuen logis dan psikologis, sekuen spiral, dan lain-lain.4

Dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran, guru dapat


melakukannya dengan dua cara, yakni resources by design, yaitu sumber-sumber belajar
yang secara dirancang dan dikembangkan untuk kepentingan pembelajaran dan resources
by utilization, yaitu sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan pembelajaran.

D. Strategi dan Metode Pembelajaran


Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru
untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana
aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar5

4
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1997), hlm, 105-107.
5
Yaumi Muhammad, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013).

8
Yaumi (2013) mengatakan Metode pembelajaran adalah :6
a. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Cara
yang digunakan dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran
b. Cara agar peserta melakukan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Contohnya ceramah, tanya jawab, menyanyi, bercerita, mendongeng, bermain peran,
demonstrasi, diskusi ,dan sebagainya.
1. Strategi pembelajaran anak usia dini
Beberapa jenis strategi pembelajaran untuk PAUD, antara lain:7
a. Strategi pembelajaran langsung,
Yaitu materi pembelajaran disajikan langsung pada anak didik dan anak
didik langsung mengolahnya, misalnya bermain balok, puzzle, melukis dan lain-
lain. Diharapkan anak didik bekerja secara menyeluruh dan peran guru hanya
sebagai fasilitator.
b. Strategi belajar individual,
Dilakukan oleh anak didik secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan
keberhasilan pembelajaran anak didik sangat ditentukan oleh masing-masing
individu anak yang bersangkutan.
c. Strategi belajar kelompok,
Bentuk belajar kelompok bisa dalam pembelajaran kelompok besar, dan
kelompok kecil. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar
individual karena setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu belajar
kelompok dapat terjadi pada anak didik yang memiliki kemampuan tinggi akan
terhambat oleh anak didik yang kemampuannya biasa-biasa saja. Strategi
pembelajaran kelompok dapat dikatakan strategi pembelajaran deduktif dan
induktif.
d. Strategi pembelajaran deduktif
Adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-
konsep, kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi dari yang abstrak menuju ke hal
yang kongkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke
khusus.
e. Strategi induktif,

6
Ibid.
7
sjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Jakarta: Alfabeta, 2010)

9
Bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret kemudian secara
perlahan anak didik dihadapkan pada materi yang cukup rumit, strategi ini
dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
2. Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
Didunia pendidikan, banyak ragam metode pembelajaran. Dari sekian metode
yang ada, seorang guru dapat menggunakan dua, tiga bahkan lebih metode
pembelajaran sekaligus dalam proses belajar mengajar di kelas atau di luar kelas. Hal
ini bisa dilakukan agar perhatian dan minat para murid dapat tercurahkan pada materi
pelajaran yang disampaikan.
Agar tujuan pembelajaran yang hendak dicapai bisa terealisasi secara optimal,
maka seorang guru bisa menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang
digunakan pada pendidikan anak usia dini, sebagai berikut:
1) Metode Bermain
Bermain adalah aktifitas anak sehari-hari. Sebagaian besar orang mengerti apa
yang dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka tidak dapat memberikan
batasan apa yang dimaksud dengan bermain. Beberapa ahli peneliti memberikan
batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-aspek tingkah laku yang berbeda
dalam bermain.
2) Metode cerita
Metode cerita adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana seorang
guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid yang pada
umumnya bersifat pasif. Dalam hal ini biasanya guru menyampaikan cerita tertentu
dan dengan alokasi waktu tertentu pula.
Dalam pengajaran yang menggunakan metode cerita, perhatian terpusat pada
guru, sedangkan murid hanya menerima secara pasif. Sehingga timbul kesan murid
hanya sebagai obyek yang selalu menganggap benar apa yang disampaikan oleh
guru.
3) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
memperlihatkan kepada seluruh murid tentang cara melakukan sesuatu.
4) Metode Simulasi
Metode simulasi adalah metode belajar mengajar dengan cara menirukan
situasi tiruan untuk memahami konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu. Metode

10
ini digunakan sebagai asumsi bahwa tidak semua proses pembelajaran bisa
dilakukan secara langsung pada obyek yang sebenarnya.
5) Metode karya wisata
Metode karya wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan jalan
mengajak para murid keluar kelas mengunjungi suatu tempat untuk mempelajari
atau menyelidiki hal tertentu, dibawah bimbingan guru.
6) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada murid.
Metode ini bertujuan untuk merangsang perhatian siswa dan mengukur
kemampuan siswa terhadap materi yang dibahas.
Metode ini tepat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan proses
berfikir dan digunakan sebagai selingan dalam metode cerita atau ceramah.
E. Media dan Evaluasi Pembelajran
1. Media Pembelajran
Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi
kebutuhan media di suatu lingkungan pendidikan anak usia dini. Kebutuhan-
kebutuhan ini dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau
diskusi tentang masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan
proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran anak usia dini.8
Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru atau calon guru memperoleh
data tentang jenis-jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program
pembelajaran anak usia dini. Jenis-jenis media yang diidentifikasi tersebut harus
disesuaikan dengan tema, kemampuan dan tujuan yang diinginkan. Data kebutuhan
ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan media pembelajaran.
Keragaman dan jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
sangat banyak dan variatif oleh karena itu dalam perkembangannya timbul usaha-
usaha untuk mengelompokkan dan mengklasifikasi media-media tersebut menurut
kesamaan ciri atau karakteristiknya
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam bahan ajar ini jenis media tersebut akan
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu media visual, media audio, dan media

8
Badru Zaman, Cucu Eliyawati, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Jakarta : Universitas Pendidikan
Indonesia, 2010)

11
audio-visual. Di bawah ini secara singkat diuraikan keterangan dari masing-masing
jenis dan karakteristik media pembelajaran tersebut.9
a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini
nampaknya yang paling sering digunakan oleh guru pada lembaga pendidikan
anak usia dini untuk membantu menyampaikan isi dari tema pendidikan yang
sedang dipelajari.
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio yaitu program
kaset suara dan program radio.
Penggunaan media audio dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini
pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-
aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini
mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan media
lainnya.
c. Media Audio-Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi dari media audio
dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan
menggunakan media audio-visual ini maka penyajian isi tema kepada anak akan
semakin lengkap dan optimal. Selain itu media ini dalam batas-batas tertentu
dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu
berperan sebagai penyampai materi, karena penyajian materi bisa diganti oleh
media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan
kemudahan bagi anak untuk belajar. Contoh dari media audio visual ini di
antaranya program televisi/video pendidikan/instruksional, program slide suara,
dsb.
2. Evaluasi Pembelajran
Evaluasi adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak. Evaluasi proses dan hasil

9
Ibid.

12
belajar dengan model bermain di PAUD disesuaikan dengan indikator pencapaian
perkembangan anak dan mengacu pada standar penilaian.10
Menurut Wahyudin dan Agustin bahwa evaluasi dalam konteks pembelajaran
di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah prosedur sistematis yang digunakan
untuk memperoleh informasi tentang kemajuan berbagai aspek perkembangan
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama kurun waktu tertentu.
Dalam pembelajaran anak usia dini guru dapat mengevaluasi sejauh mana
pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil, ataukah penggunaan media yang
kurang tepat, kurang menarik ataupun menggunakan metode yang kurang tepat.
Evaluasi dilakukan guna memperbaiki proses pembelajaran di keesokan hari agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.11
Evaluasi pada anak usia dini menurut Iswantiningtyas dan Wulansari
dilakukan dengan mengadakan suatu pengamatan, pencatatan dan dokumentasi
tentang kegiatan anak. Evaluasi tidak hanya digunakan untuk mengukur keberhasilan
suatu program, akan tetapi untuk memantau kemajuan dan perkembangan anak.
Pelaksanaan evaluasi pada anak usia dini dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan sehingga kemajuan belajar dan perkembangannya dapat
diketahui.12
Evaluasi juga merupakan proses mendokumentasi keterampilan dan
perkembangan anak. Evaluasi mengukur level perkembangan anak dan memberikan
indikasi tahap perkembangan anak selanjutnya. Evaluasi bukanlah sekedar
mengukur, mengurutkan ranking, ataupun mengelompokkan anak dalam kategori
tertentu.5
Dari beberapa pengertian diatas dapat simpulkan bahwa, evaluasi
pembelajaran pendidikan anak usia dini adalah suatu proses untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan setiap anak dari mulai terlaksananya pelaksanaan
pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dilakukan antara
guru dan peserta didik.

10
Rosyid Ridho, Markhamah, dan Darsinah, Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) di KB “Cerdas” Kecamatan Sukarejo Kabupaten Kendal, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 16, No. 2,
Agustus 2015, hlm, 65
11
Wahyudin U dan Agustin M, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini: Panduan Guru, Tutor,
Fasilitator dan Pengelola Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2011).
12
Veny Iswantinigtyas dan Widi Wulansari, Pentingnya Penilaian Anak Usia Dini, Proceeding of The
ICECRS, Vol. 1 No. 3, 2018, h. 199

13
Ada empat fokus evaluasi untuk pembelajaran anak usia dini, yaitu sebagai
berikut:13
a. Evaluasi perencanaan
b. Evaluasi pelaksanaan.
c. Evaluasi media.
d. Evaluasi perkembangan anak.
Dalam evaluasi pendidikan anak usia dini (PAUD), ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh guru, antara lain:14
a. Pengamatan langsung (observasi).
b. Mencatat kegiatan yang dilakukan dan tahapan main anak.
c. Mencatat ungkapan pertanyaan (tanya jawab), pernyataan anak.
d. Membaca hasil karya anak, mendokumentasikan semua bahasa natural anak ke
dalam portofolio masing-masing anak.

Macam-macam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini

1) Pemberian Tugas
Pemberian tugas merupakan cara penilaian berupa tugas yang harus
dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara perseorangan maupun
kelompok.
2) Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak.
3) Anekdot record
Anecdotal Record atau catatan anekdot merupakan kumpulan catatan
peristiwa-peristiwa penting tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu.
Catatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kreativitas anak baik yang
bersifat positif maupun negatif, kemudian ditafsirkan guru sebagai bahan
penilaian setiap akhir semester.
4) Unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja dilakukan berdasarkan tugas anak didik dalam
melakukan perbuatan yang dapat diamati. Misalnya berdoa, bernyanyi, dan
berolahraga.

13
Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm, 167.
14
Ibid, hlm, 168.

14
5) Percakapan
Percakapan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan
atau penalaran anak mengetahui sesuatu. Percakapan merupakan pengumpulan
data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber informasi yang
dilakukan dengan dialog (tanya jawab).
6) Portofolio
Portofolio adalah kumpulan tugas dan pekerjaan seseorang secara
sistematis. Berdasarkan pengertian ini guru dapat menoleksi karya peserta didik
berdasarkan aturan tertentu. Dalam bidang pendidikan portofolio berarti
pengumpulan karya anak selama mengikuti kegiatan pembelajaran pada satuan
pendidikan tertentu.
Portofolio dipergunakan untuk mengukur prestasi belajar anak yang
bertumpu pada perbedaan individual. Dengan demikian, penilaian portofolio
dilakukan dengan membandingkan karya anak dari waktu ke waktu dengan
dirinya sendiri.15

Evaluasi dilakukan secara sistematis yang diawali dengan pengamatan yang


dilakukan setiap hari, pencatatan harian, penganalisaan data setiap bulan, dan rekap
perkembangan selama semester.

15
Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm, 198-204.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling
berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar.
Di dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen pembelajaran, yaitu : peserta
didik, Pendidik, tujuan pembelajaran, materi/isi, strategi/metode, media dan evalusi.
Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain
memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik.
Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran
yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar.
Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-
mengajar tidak dapat berjalan baik
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik
dari isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca
tidak merasa puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami
harapkan agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1993).

Latif Mukhtar, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2013).

Mulyasa, 2014, Manajemen PAUD, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014).

Ridho Rosyid, Markhamah, dan Darsinah, Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) di KB “Cerdas” Kecamatan Sukarejo Kabupaten Kendal, Jurnal


Penelitian Humaniora, Vol. 16, No. 2, Agustus 2015.

Riyana Cepi, Komponen-Komponen Pembelajaran, (Bandung : UPI, 2017)

sjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Jakarta: Alfabeta, 2010)

Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 1997)

Veny Iswantinigtyas dan Widi Wulansari, Pentingnya Penilaian Anak Usia Dini, Jurnal

Proceeding of The ICECRS, Vol. 1 No. 3, 2018.

Wahyudin U dan Agustin M, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini: Panduan Guru,

Tutor, Fasilitator dan Pengelola Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2011).

Yaumi Muhammad, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013).

Zaman Badru, Cucu Eliyawati, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Jakarta : Universitas

Pendidikan Indonesia, 2010)

17

Anda mungkin juga menyukai