BAB I
PENDAHULUAN
4. Kondisi Diskonitinuitas
Ada lima karakteristik diskontinuitas yang masuk dalam pengertian
kondisi diskontinuitas, yaitu sebagai berikut kemenerusan (persistence),
celah atau bukaan (separation/aperture), kekasaran (roughness), material
pengisi (infilling/gouge), dan tingkat kelapukan (weathering)
(Bieniawski,1989).
5. Kondisi Airtanah
Kondisi airtanah secara umum dapat digambarkan dengan kondisi seperti
berikut: kering (completely dry), lembab (damp), basah(wet), terdapat tetesan
air (dripping), atau terdapat aliran air(flowing). Semakin minim keterdapatan
airtanah nya, maka semakin stabil lereng.
2.5 Pemetaan Scanline
Pemetaan scanline merupakan pemetaan geoteknik yang melibatkan
pengukuran dan pencatatan atribut dari semua bidang diskontinuitas yang
terdapat disepanjang dengan garis sampling. Menurut ISRM (1981) dalam Arif
(2016), panjang scanline yang disarankan harus diantara 10 sampai 50 kali
perkirakan nilai rata-rata jarak antar diskontinuitas. Panjang scanline yang
digunakan tergantung dari tujuan pengukuran scanline-nya.
2.6 Geological Strength Index (GSI)
Hoek dkk., (1995) mengusulkan metode untuk mendapatkan estimasi
kekuatan massa batuan terkekarkan (joint rock mass), berdasarkan pada penilaian
ikatan antar struktur pada massa batuan dan kondisi permukaan struktur geologi
yang dikenal sebagai Original Hoek-Brown Criterion. Kriteria ini terus
dikembangkan dan dimasukkan ke dalam konsep Geological Strength Index
(GSI).
Berdasarkan Hoek dkk., (1995) nilai GSI (Geological Strength Index) dapat
diperkirakan berdasarkan nilai Rock Mass Rating (RMR) dengan menggunakan
persamaan 2.4
GSI = RMR89’- 5 (2.4)
2.7 Slope Mass Rating (SMR)
Slope Mass Rating (SMR) adalah perkiraan sudut kemiringan lereng
pengupasan yang aman yang didasarkan dari nilai RMR. Ada beberapa klasifikasi
Slope Mass Rating (SMR) yaitu:
1. Laubscher (1975) dalam (Zakaria dkk., 2012) membahas hubungan RMR
dan SMR sebagai berikut (Tabel 2.2):
Tabel 2.2 Hubungan nilai RMR dan SMR (Laubscher (1975) dalam (Zakaria dkk., 2012)
SMR RMR
75° 81 – 100
65° 61 – 80
55° 41 - 60
45° 21 - 40
35° 0 - 20
Tahap Pendahuluan
Proposal dan Perizinan
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
Dept. Mine Operation Pt. Indomining
Penyelidikan Lapangan Pengamatan GeologiLapangan Metode Scanline
Penyelidikan
bidang diskontinuitas
Jenis Litologi
kondisi bidang diskontinuitas -Peta Lokasi Penelitian
Struktur Geologi -Peta Lokasi
kondisi airtanah -DPaetnaeLliatibaonratorium
-Seperti Pengujian m
SDifaattaMLeakbaonraiktoriu
Pengolahan Data
Perhitungan Jarak Bidang Diskontinuitas
Desain Lereng
Ya
Selesai
R)M(RbotBoal Tot
Kuat Rock
Domain
Orientasi
Jarak Spasi
Tekan Quality Kondisi Kondisi
Bidang
Batuan Designatio Diskontinuitas Airtanah
Diskontinuitas
Utuh n
(RQD)
1 2 15 20 20 10 67
1 2 2 10 20 18 10 65
3 2 20 20 20 10 72
2 1 2 20 20 20 10 72
2 2 20 20 18 10 70
Tabel 4.3 Kelas Massa Batuan dari Klasifikasi RMR pada Lereng Sidewall PIT B
Bobot
Total 100 – 81 80 – 61 60 – 41 40 – 21 0 – 20
Nomor
I II III IV V
Kelas
Deskripsi Sangat Sangat
Baik Sedang Buruk
Batuan baik buruk
4.4 Geological Strength Index (GSI)
Nilai GSI yang didapatkan diperlihatkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Nilai Geological Strength Index (GSI) pada Lereng Sidewall PIT B
Domain Orientasi RMR GSI
1 67 62
1 2 65 60
3 72 67
2 1 72 67
2 70 65
Nilai Rata - Rata 69,2 64,2
Faktor keamanan yang didapatkan dari hasil analisis kestabilan lereng dengan
menggunakan Software Rocscience Slide V6.009 terhadap sayatan A-A’ dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Nilai faktor keamanan terhadap sayatan A-A’
Tipe Kekuatan Metode Nilai FK
Generalized Hoek-Brown Bishop 2,421
Janbu 2,269
Mohr-Coloumb Bishop 3,075
Janbu 2,811
Dari nilai SMR yang didapatkan melalui klasifikasi Laubscher (1975) yaitu
sebesar 650, maka dapat dibuktikan lereng Side Wall PIT B PT. Indomining masih
tergolong stabil dengan nilai faktor keamanan yang dihasilkan > 1,25. Pada Tabel
4.7 sampai dengan Gambar 4.13 diperlihatkan nilai faktor kemanan dan hasil
desain ulang lereng dengan menggunakan nilai SMR.
Tabel 4.7 Nilai faktor keamanan terhadap sayatan A-A’
Tipe Kekuatan Metode Nilai FK
Bishop 1,908
Generalized Hoek-
Brown Janbu 1,888
Bishop 2,608
Mohr-Coloumb
Janbu 2,556
5.1 Kesimpulan
Hasil yang dapat disimpulkan dari analisis kestabilan lereng side wall Pit B
PT. Indomining adalah sebagai berikut:
1. Litologi yang terdapat pada daerah penelitian adalah batulempung, batupasir,
dan batubara. Struktur geologi yang terdapat pada lereng penelitian berupa
kekar. Dari hasil analisis kestabilan lereng yang telah dilakukan, dapat
diketahui lereng lokasi penelitian tidak berpotensi untuk terjadinya longsoran.
2. Dari hasil kalkulasi data lapangan, dilakukan pembobotan massa batuan dan
didapatkan nilai RMR 69, 2 (tergolong baik), nilai GSI 64,2, nilai SMR 65 0
(Laubscer, 1975), 69, 980 (Hall, 1985), dan 77,290 (Orr, 1922).
3. Dari hasil analisis kestabilan lereng dengan menggunakan Software
Rocsience Slide V6.009, didapatkan nilai faktor keamanan dengan tipe
kekuatan Generalized Hoek-Brown 2,421 (Bishop), 2,269 (Janbu) dan untuk
tipe kekuatan Mohr Coloumb 3,075 (Bishop), 2,811 (Janbu). Dari semua nilai
faktor keamanan yang didapatkan, 2,269 merupakan hasil yang paling
minimum dan sekaligus acuan untuk menentukan lereng ini masuk dalam
golongan lereng stabil.
5.2 Saran
Dari hasil analisis kestabilan lereng side wall Pit B PT. Indomining,
didapatkan faktor keamanan yang cukup baik, yaitu 2,269, sehingga lereng ini
cukup kuat untuk menahan beban yang ada diatasnya seperti lepasan hasil
pengerukan. Dari nilai SMR yang didapatkan tergolong cukup besar, yaitu 65 0,
sehingga nilai ini dapat dijadikan sebagai acuan sudut kemiringan lereng
maksimal untuk pengoptimalisasian pengambilan batubara.
DAFTAR PUSTAKA