Anda di halaman 1dari 3

REVIEW PSAK 65 & 68

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1


REFRESHMENT :
“ PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) : Merupakan Standar prosedur / proses pada seorang
akuntan dalam menetapkan dasar-dasar penyajian laporan keuangan dengan tujuan umum yang
bertujuan agar tercipta keseragaman dalam penyampaian laporan keuangan oleh akuntan”

PSAK 65 :
“ Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi.
( Konsolidasi secara umum bisa berarti peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu
perusahaan dalam kata lain disebut dengan Merger )

Didalam :
PSAK 65 : “mendefinisikan kriteria konsolidasi sekaligus menguraikan tentang prosedur
konsolidasi.”

PSAK No. 65 menganut azas pengendalian (control) dan bukannya pemilikan (ownership) yaitu
konsolidasi dilakukan bila terdapat pengendalian maka kemampuan untuk mengatur kebijakan
finansial dan operasonal suatu perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan perusahaan
tersebut. Pengendalian akan dianggap ada, bila dimiliki secara langsung atau tidak langsung,
lebih dari 50% hak suara dari suatu perusahaan.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


terdapat banyak hal yang bersifat pengimplementasian yang tidak diatur secara spesifik dan rinci,
sehingga untuk mengetahui perlakuan yang lazim atau alternatif yang ada, harus merujuk
kedalam praktek atau pelaksanaan pada masing-masing entitas. Hal ini dapat dipahami,
mengingat bahwa masih terdapat kerancuan penerapan teori tentang entitas ( entity theory) dan
teori tentang induk perusahaan pada berbagai transaksi , sehingga tidak semua teknik yang
dilakukan atau diterapkan secara
konsisten dengan berdasarkan pada konsepnya, walaupun secara mayoritas teknik yang
diterapkan berlandaskan pada teori induk perusahaan. Pengendalian dianggap ada,

walaupun pemilikan di bawah 50%, bila dipenuhi salah satu syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai hak secara lebih dari 50% berdasarkan perjanjian dengan investor
lainnya.
2. Mempunyai hak untuk mengendalikan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian
3. Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan
4. Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus
Konsolidasi tidak dilakukan apabila :

Pengendalian bersifat sementara, karena pemilikan saham untuk dijual atau dialihkan dalam
jangka pendek seperti :
1. bila Bank dengan debitur yang dikuasai. Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi
atau perjanjian jangka panjang sehingga mempengaruhi secara signifikan kemampuannya
dalam mentransfer dana kepada Induk Perusahaan.

Konsolidasi tetap dapat dilakukan walaupun bidang usaha berbeda, terdapat hak minoritas yang
besar, atau anak perusahaan berusaha di luar negeri. Anak perusahaan yang tidak
dikonsolidasikan harus dilaporkan sesuai dengan PSAK 13 tentang Akuntansi Untuk Investasi.

Sumber:
Hendra Lesmana, SE., M.Ak., WMI., AAAIJ
Email: hendra@indonesiare.co.id
Profile web : https://indonesiare.co.id

PSAK 68 :
“Pengukuran Nilai Wajar. “

PSAK 68 ini merupakan contoh-contoh yang diadopsi dari IFRS 13 Fair Value Measurement.

IFRS 13
“ menyatakan bahwa fair value adalah harga yang akan diterima untuk penjualan aset atau pembayaran
sebuah kewajiban dalam transaksi yang teratur antara partisipan pasar pada tanggal pengukuran.”

Meminjam istilah Suwardjono (2008; p. 475),


“ fair value adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-
pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan.”

Fair value Measurement


Ditegaskan dalam SFAS 157 dan IFRS 13,
fair value adalah pengukuran berbasis pasar (market-base-measurement), dan bukan pengukuran khusus
berbasis nilai yang Dikembangkan entitas (entity-specific measurement) yang menguasai aset atau
liabilitas tertentu dikukur. Oleh karena itu, fair value measurement harus didasarkan pada asumsi
bahwa market price adalah harga pasar yang bisa diobservasi di pasar aktif. Jika harga yang
dimaksudkan tidak dapat diobservasi, market price adalah harga yang mungkin ditawarkan
oleh market participants (pembeli) yang akan digunakan sebagai penelitian aset atau
liabilitas (Roekhudin, 2013).

Berdasarkan observabilitas harga pasar, SFAS-157 membuat gradasi atau hierarki


input pengukuran fair value menjadi dua level (tingkatan), yaitu input yang bisa diobservasi
dan input yang tidak dapat diobservasi di pasar (unobservable inputs). Selanjutnya,
berdasarkan ketersediaan input yang relevan terhadap aset atau liabilitas dan berdasar daya
uji input relatif (relative realibility of the inputs)..
Dari isu pengukuran, akuntansi
fair value menyampaikan informasi tentang nilai kekayaan dan kepengurusan manajemen
dengan menyatakan semua aset dan kewajiban pada neraca sebesar nilai yang lebih relevan
kepada pemegang saham (Penman, 2007; p. 36).

Terdapat tiga hierarki dalam mengestimasi fair value, yaitu :


Menggunakan nilai pasar komparasi dengan harga pasar dari item yang dapat diperbandingkan dengan
item yang dinilai, dan dengan menggunakan estimasi (Hitz, 2007).

Anda mungkin juga menyukai