Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN PADA

PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Belajar Klinik

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

Riska Septiani
Maulidia Zahida
Viancha Samiera Berliana
Retno Kurniawati
Yulita Octaviani
Septi Eka Novela
Putri Nurul Fajriah
Davilla Pingkan Aqista Yusticia

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGAM STUDI PROFESI KEBIDANAN BANDUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho Allah,
karena tanpa rahmat dan ridha-Nya kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Ida Widiawati, S.ST., M.Kes.
selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Belajar Klinik yang
membimbing kami dalam mengerjakan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dalam
penulisan makalah ini. Kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
dunia pendidikan.

Bandung, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2. Tujuan ............................................................................................................ 8
1.3. Manfaat ........................................................................................................ 17
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................3
1.1. Konsep Persalinan Dan Bayi Baru Lahir ....................................................... 3
1.2. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir ... 8
1.3. Konsep Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir 17
1.4. Pathway Persalinan ...................................................................................... 21
1.5. Pathway Bayi Baru Lahir ............................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Persalinan merupakan suatu proses yang normal, alami dan sehat. Ganguan
kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan menjadi sebuah ancaman baik bagi
ibu maupun bagi bayi yang akan dilahirkan. Salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur derajat kesehatan suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut World Health Organization (WHO)
tahun 2016 angka kematian dan kesakitan ibu hamil, melahirkan dan nifas merupakan
masalah besar yang terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia (Dewi, 2017)
Menurut dara hasil Survey Demograi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017, derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk
mengurangi kematian ibu dan anak. SDKI mengungkapkan bahwa jumlah AKI di
Indonesia mencapai 305/100.000 KH sedangkan jumlah AKB mencapai 223/100.000
KH.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, pada 2019 total
kematian bayi berjumlah 114 kasus, dan di tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 82
kasus, sedangkan angka kematian ibu, pada 2019 berjumlah 29 kasus dan pada tahun
2020 turun menjadi 28 kasus. Menurut paparan Dirjen Kesehatan Masyarakat (2018),
penyebab kematian ibu di Indonesia sebagian besar disebabkan karena perdarahan,
hipertensi dan lain-lain. Sedangkan kematian neonatal dini lebih banyak disebabkan
secara langsung karena asfiksia, infeksi (sepsis dan infeksi saluran pernafasan),
prematuritas dan hypothermia.
Komplikasi persalinan pada ibu dan bayi baru lahir sebagai faktor penyebab
tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dalam
pertolongan persalinan dengan Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Persalinan
Normal merupakan asuhan persalinan yang bersih dan aman mulai dari kala I sampai
dengan kala IV. Kematian maternal dan kematian perinatal merupakan cermin
kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan di tengah masyarakat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB
disarankan bahwa petugas kesehatan diharapkan dapat mencegah terjadinya

1
komplikasi obstetrik dan neonatal, seperti asfiksia, kelainan kongenital, penyakit
penyerta lainnya pada bayi dan hipertensi dalam kehamilan dan nifas
(Kusumawardani & Handayani, 2018).
Selain itu upaya lain yang dapat dilakukan bidan dalam menurunkan AKI dan
AKB adalah dengan memberikan asuhan kebidanan yang baik dan berkualitas pada
saat persalinan dan kepada bayi baru lahir. Asuhan persalinan yang baik yang harus
dilakukan bidan hendaklah menggunakan pendekatan manajeman kebidanan secara
sistematis dalam menerapkan metode pemecahan masalah mulai dari pengkajian,
analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi. Sedangkan pemberian
asuhan pada bayi baru lahir perlu dilakukan penanganan yang dilakukan secara dini,
aman, bersih dan cepat untuk mencegah terjadinya kematian dan kesakitan pada bayi
baru lahir.
1.2. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Untuk memahami dan menerapkan asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru
lahir yang tepat terhadap pasien
b) Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh data subjektif dari pasien
2. Untuk memperoleh data objektif dari pasien
3. Untuk memperoleh data assessment dari pasien
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien sesuai
dengan kewenangan bidan
1.3. MANFAAT
a) Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan kepada lahan praktik sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan dalam pemberian asuhan persalinan dan bayi baru lahir.
b) Bagi Profesi Bidan
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta mengaplikasikan
pengalaman dalam pemberian asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir
yang sesuai dengan kewenangan kepada pasien.
c) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan referensi baru sebagai sarana informasi dan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang pemberian asuhan kebidanan persalinan dan bayi
baru lahir yang sesuai dengan kewenangan kepada pasien.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI

1.1. KONSEP PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR


Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian
kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut :
1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001).
2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi
yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya
dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam
(Mayles, 1996).
3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).
4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002).
A. Macam-macam persalinan
a. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut.
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
c. Persalinan Anjuran

3
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin.
B. Persalinan berdasarkan umur kehamilan
a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau
bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau
bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
b. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau
bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
c. Partus maturus atau a’terme
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau
bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
d. Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.
C. Sebab-sebab mulainya persalinan
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya
banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi
persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar
progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori
prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan
adalah sebagai berikut :
a. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah

4
mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone
mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive
terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah
tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.

b. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi
Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot
rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-
tanda persalinan.

c. Keregangan Otot-otot.

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas


tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan
Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang
bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan
makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah
keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
d. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering
lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin,
dan induksi (mulainya ) persalinan.
e. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang

5
dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Prostaglandin dapat dianggap sebagai
pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan
adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban
maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau
selama persalinan.
D. Tanda dan Gejala Persalinan

Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan,


akan dibahas materi sebagai berikut :
Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan
sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.

b. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam
pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing
tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang
disebut Pollakisuria.
c. False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya
merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His
pendahuluan ini bersifat:
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
2) Tidak teratur
3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang

6
4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak,
kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan
telah terjadi pembukaan dan penipisan.
e. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-
28 jam sebelum persalinan mulai.
f. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti
diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
hormon terhadap sistem pencernaan.
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :
a. Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sifat sebagai berikut :

1. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian


depan.
2. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
4. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
5. Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran,
penipisan dan pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis

7
keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane
Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir
lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang
lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada
pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek
sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan
akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

1.2. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN


DAN BAYI BARU LAHIR
A. Konsep Bayi Baru Lahir
Neonatus (bayi baru lahir) normal adalah bayi yang baru lahir sampai
usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu.Bayi lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala ssecara spontan tanpa
gangguan,menangis kuat,nafas secara spontan dan teratur, berat badan
antara 2500-4000gram dan panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter,
walaupun bayi baru lahir pramasa adalah lebih kecil).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama. Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru
mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu
dan dengan berat 2.500-4.000 gram.
B. Adaptasi Fisiologis
Adapun tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk
mempertahankan hidupnya secara mandiri dengan cara :
1. Bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi
pernapasannya sendiri.
2. Mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah
yang cukup.

8
3. Mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
C. Perubahan sistem pernapasan

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas


melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru –
paru.

D. Perubahan Sistem Peredaran Darah

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil


oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan
oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan
diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada


seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh
mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan
resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

9
E. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim
ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Sehingga bayi
melakukan beberapa adaptasi pada tubuhnya untuk menghasilkan panas.

F. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah


tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat

10
lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya
sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :

1. melalui penggunaan ASI

2. melaui penggunaan cadangan glikogen

3. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.


G. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan


menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk
menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas.

Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum


sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan
neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi
baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan
makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI
on demand.
H. Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga


menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun
yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh
yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh
kekebalan alami:
1. perlindungan oleh kulit membran mukosa
2. fungsi saringan saluran napas
3. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
4. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

11
I. Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi Fisiologis
1. Lingkungan pranatal
2. Jenis persalinan
3. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan
4. Lamanya periode kehamilan
5. Sikap orang tua
6. Perawatan pascanatal
J. Pemeriksaan Awal

Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat


vitalitas fungsi tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi
tubuh yang bersifat essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup
bayi seperti pernapasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks –
refleks primitive seperti menghisap dan mencari putting susu. Bila tidak
ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan umum bayi akan menurun
dengan cepat dan bahkan mungkin meninggal. Pada beberapa bayi
mungkin dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10 – 30 menit sesudah
lahir namun bayi tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat.

a) Pemeriksaan tanda – tanda vital

▪ Suhu tubuh

Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5 derajat


celcius - 37,5 derajat celcius pada pengukuran diaksila.
▪ Nadi
Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120 – 140 kali permenit.
▪ Pernapasan

Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan,


iramanya. Pernapasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali
permenit.

b) Bayi dinyatakan cukup bulan, jika usia gestasinya lebih kurang 36


– 40 minggu. Maturitas bayi mempengaruhi kemampuannya untuk

12
beradaptasi di luar rahim (uterus)

c) Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium. Tinja bayi pada


24 jam pertama kelahiran hingga 2 atau 3 hari berbentuk mekonium
yang berwarna hijau tua yang berada di dalam usus bayi sejak dalam
kandungan ibu. Mekonium mengandung sejumlah cairan amnion,
verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, lanugo dan zat sisa dari
jaringan tubuh.

d) Bayi menangis atau bernapas. Sebagian besar bayi bernapas


spontan. Perhatikan dalamnya pernapasan, frekuensi pernapasan,
apnea, napas cuping hidung, retraksi otot dada. Dapat dikatakan
normal bila frekuensi pernapasan bayi jam pertama berkisar 80 kali
permenit dan bayi segera menangis kuat pada saat lahir.
e) Tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif. Sistem neurologis
bayi secara anatomi dan fisiologis belum berkembang sempurna,
sehingga bayi menunjukkan gerakan – gerakan tidak terkoordinasi,
control otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
f) Warna kulit bayi normal. Perhatikan warna kulit bayi apakah
warna merah muda, pucat, kebiruan, atau kuning, timbul perdarahan
dikulit atau adanya edema. Warna kulit bayi yang normal, bayi
tampak kemerah – merahan.
g) Berat badan bayi
Berat badan bayi pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam
sesudah lahir. Adapun pembagian kriteria berat badan baru lahir
adalah:

▪ Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g kurang
dari 4000gr

▪ Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant :


bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
▪ Bayi berat besar: bayi dengan berat badan lahir > 4.000 gram
h) APGAR

13
Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran
untuk memberi kesempatan kepada bayi memulai perubahan
kemudian menit ke-5 serta pada menit ke-10. Dari lima variable nilai
APGAR hanya pernapasan dan denyut jantung yang berkaitan erat
dengan terjadinya hipoksia dan anoksia.
Penilaian :
▪ Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2

▪ Nilai tertinggi adalah 10

▪ Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik

▪ Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang &


membutuhkan tindakan resusitasi

▪ Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius &


membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi

i) Behavioral State

▪ Quite sleep state

▪ Active sleep state

▪ Drowsy state

▪ Quiet Alert state

▪ Active alert state

▪ Crying state

j) Pemeriksaan Fisik

▪ Kepala
Pemeriksaan adanya trauma kelahiran misalnya : caput
suksedaneum, sefalhematoma, perdarahan subaponeurotik/ fraktur
tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan congenital seperti :
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
▪ Telinga

14
Pemeriksaan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan,
tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna
dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun
telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat
pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre – robin).
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
▪ Mata
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau
retina, adanya secret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat terjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down.
▪ Hidung dan mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan
simetris. Bibir dipastikan tidak adanya sumbing, dan langit – langit
harus tertutup. Refleks hisap bayi harus bagus, dan berespons
terhadap rangsangan. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup
bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
▪ Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal.
Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan
pada fleksus brakhialis. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
▪ Dada
Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris.
Payudara baik pada laki – laki maupun perempuan terlihat membesar
karena pengaruh hormone wanita dari darah ibu. Periksa

15
kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan
abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau
interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan.
▪ Bahu, lengan dan tangan
Gerakan normal, kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan
kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur.
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili.
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu
buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21.
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut, sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
▪ Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan
tali pusat. Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan, jika
perut sangat cekung, kemungkinan terdapat hernia diafragmatika,
perut yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali
atau tumor lainnya. Jika perut kembung kemungkinan adanya
enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus
persisten.
▪ Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan
smegma (kelenjer kecil yang terletak di bawah prepusium
mensekresi bahan yang seperti keju) pada lekukan. Labia mayora
normalnya menutupi labia minora dan klitoris. Klitoris normalnya
menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan, diduga pengaruh
hormon ibu disebut juga psedomenstruasi. Normalnya terdapat
umbai himen.
Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan kedua
testis turun kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak

16
pada ujung glands penis. Epispadia adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan dorsal.
Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
ventral penis.
▪ Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik, dengan
gerakan yang simetris. Refleks menggenggam normalnya ada.
Kelemahan otot parstial atau komplet dapat menandakan trauma
pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis normalnya ada. Ekstremitas
bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan fleksi dengan baik.
Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
▪ Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-
tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau
cekungan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukkan adanya abnormalitas medulla spinalis atau kolumna
vertebra.
▪ Kulit
Verniks (tidak perlu dibersihkan karena adanya untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak
hitam, tanda – tanda lahir. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang
banyak terdapat pada bayi kurang bulan.
▪ Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir
dan tetap tidak berubah sampai masa dewasa. Beberapa refleks lain
normalnya ada waktu lahir, yang menunjukkan imaturitas neurologis,
refleks – refleks tersebut akan hilang pada tahun pertama. Tidak
adanya refleks – refleks ini menandakan masalah neurologis yang
serius.
1.3. KONSEP DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
DAN BAYI BARU LAHIR

17
Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah
dengan metode pengaturan pemikiran dan tindakan dalam suatu urutan logis baik
pasien maupun petugas kesehatan. Proses itu digambarkan dalam arti kata
perilaku yang diharapkan dari klinis tersebut. Hal ini digambarkan dengan jelas
bahwa proses berpikir dan bertindak yang terlibat, tetapi juga tingkat perilaku
dalam setiap langkah yang akan dicapai dalam rangka memberikan
asuhan/pelayanan yang aman dan menyeluruh.

Proses asuhan kebidanan ada tujuh langkah yang secara periodik disaring
ulang, itu mulai dengan pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi.
Ketujuh langkah terdiri dari kerangka yang menyeluruh dan dapat diterapkan
dalam setiap situasi. Setiap langkah bagaimanapun dapat diuraikan dalam tugas
yang terbatas dan ini bervariasi sesuai dengan kondisi pasien.

Tahapan Asuhan Kebidanan

Langkah I : Identifikasi Data Dasar

Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk evaluasi pasien. Data


dasar ini termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik apabila perlu,
tinjau catatan saat ini atau catatan lama dari rumah sakit. Tinjauan singkat dari
data laboratorium dan pemeriksaan tambahan lainnya, semua informasi pasien
dari semua sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien. Bidan kumpulan
data awal yang menyeluruh walaupun pasien itu ada komplikasi yang akan
diajukan kepada dokter konsulen.

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penungjang bila perlu. Anamnesa, meliputi tanya jawab
untuk memperoleh meliputi riwayat kesehatan ibu, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu, riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar,
data, social, ekonomi dan psikologi serta meliputi HPHT, HTP, pergerakan janin,
umur kehamilan, sakit perut tembus kebelakang sejak kapan dan ada pelepasan
lendir dan darah.

Langkah Ke II : Identifikasi Diangnosa/Masalah Aktual

18
Dikembangkan dari data dasar : interpretasi dari data ke masalah atau
diagnosa khusus yang teridentifikasi. Kedua kata masalah maupun diagnosa
dipakai, karena beberapa masalah tidak dapat didefenisikan sebagai diagnosa
tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat wacana yang menyeluruh
untuk pasien. Hipotermi adalah suhu dibawah 36,5ºC, yang terbagi atas :
hipotermi ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5ºC, hipotermi sedang
yaitu suhu antara 32-36ºC dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh

Hipotermi dapat terjadi pada bayi baru lahir (neonatus), yaitu pada bayi
dengan asfiksia, bayi BBLR, bayi dengan sepsis, distress pernafasan, pada bayi
prematur atau bayi kecil yang memiliki cadangan glukosa yang sedikit (Rukiyah
dan Yulianti, 2013:287)

Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lainnya berdasarkan


masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi, pencegahan apabila
perlu menunggu dengan waspada dan persiapan untuk suatu pengakhiran apapun.
Pada langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan sambil mengamati klien, sangat diharapkan oleh bidan jika masalah
potensial benarbenar terjadi dilakukan asuhan yang aman.

Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi

Merefleksikan proses manajemen yang sifatnya terus menerus tidak hanya


pada asuhan primer yang periodik selama kunjungan antenatal tetapi juga selama
bidan terus bersama wanita itu misalnya selama waktu bersalin. Data baru terus
dikumpulkan dan dievaluasi. Jika terjadi kasus gawat darurat bidan harus segera
tindakan segera dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.

Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan

Membuat suatu rencana asuhan yang komprehensif, ditentukan oleh


langkah sebelumnya, adalah suatu perkembangan dari masalah atau diagnosa
yang sedang terjadi atau terantisipasi dan juga termasuk mengumpulkan
informasi tambahan atau tertinggal untuk data dasar. Suatu rencana asuhan yang
komprehensif tidak saja mengcakup apa yang ditentukan oleh kondisi pasien dan

19
masalah yang terkait, tetapi juga menggaris bawahi bimbingan yang terantisipasi
(anticipatory guinde) untuk seperti apa yang diharapkan terjadi berikutnya.

Langkah VI : Implementasi Asuhan Kebidanan

Melaksanakan perencanaan asuhan menyeluruh, perencanaan ini bisa dilakukan


seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan
pelaksanannya (yaitu : memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar
terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter dan
keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien yang mengalami
komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen
asuhan klien

Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi langkah terakhir ini sebenarnya adalah merupakan pengecekan


apakah rencana asuhan tersebut, yang meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanannya dan dianggap tidak efektif jika memang tidak efektif.

Beberapa hal yang di evaluasi : apakah ibu sudah mengerti dengan


penjelasan yang diberikan, apakah ibu sudah melakukan apa yang telah di
anjurkan dan telah diajarkan, bagaimana keadaan umum bayi, mengukur tanda-
tanda vital bayi untuk memantau keadaan bayi, apa kecemasan pada ibu teratasi,
apakah kasus neonatus dengan hipotermi dapat teratasi.

20
1.4. PATHWAY PERSALINAN

21
1.5. PATHWAY BAYI BARU LAHIR

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Adrian. (2018). Buku Ajar Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.


2. Ari Kurniawan. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
3. Armini, Ni Wayan. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak
Pra Sekolah. Yogyakarta : ANDI
4. Helen, Varney. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2.
Jakarta: EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai