RINGKASAN BUKU I Dan BUKU II Edited
RINGKASAN BUKU I Dan BUKU II Edited
ISBN : 979-9483-26-3
BAB I PENDAHULUAN
C. Teori-teori Belajar
Untuk menjawab pertanyaan “bagaimana proses belajar itu terjadi” ternyata tidak
mudah, hal itu karena tidak semua ahli merumuskan sama. Oleh karenanya ada baiknya di
sini dipaparkan beberapa pendapat antara lain sebagai berikut:
1. Aliran Skolastik
Kelompok ini beranggapan bahwa belajar tidak lain adalah mengulang-mengulang
bahan yang dipelajari makin sering diulang makin dikuasai.
2. Herbart
Jiwa manusia terdiri dari unsur-unsur kecil berupa tanggapan, tanggapan-tanggapan
tersebut masing-masing mempunyai kekuatan. Makin kuat suatu tanggapan maka
makin besar peranannya dalam tingkah laku individu. Oleh karena itu pendidik/ guru
harus memberi tanggapan sejelas mungkin dan mengusahakan memasukkan
tanggapan tersebut sering mungkin ke dalam alam kesadaran. Hal itu mengingat
tanggapan-tanggapan yang ada dalam alam alam tak sadar. Kata lain yang sejajar
artinya adalah mengusahakan berulang-ulang memunculkan tanggapan.
3. Aliran Ilmu Jiwa Daya
Mereka beranggapan bahwa jiwa manusia mempunyai berbagai daya, misalnya daya
mengenal, daya mengingat, daya berhayal, daya berpikir, dan sejenisnya. Daya-daya
tersebut dapat diperkuat dan diperbaiki fungsinya dengan dilatih. Misalnya untuk
melatih daya ingat dengan jalan menghafal angka-angka, huruf-huruf, ungkapan-
ungkapan , yang penting di sini adalah pembentukan dan penguatan daya ingat.
Demikian pula daya pikir bisa dilatih dengan menggunakan masalah-masalah yang
sulit-sulit secara terus-menerus. Daya fantasi dengan kesusastraan. Perlu di ingat,
aliran ini labih mementingkan pembentukan daya-daya daripada bahan pelajaran.
Dengan daya-daya yang mapan dan telah terlatih akan bisa digunakan terhadap
segala macam soal atau bahan dalam yang lain.
4. Teory Koneksionisme
Eksprimen yang pernah dilakukan Torndike bisa digambarkan secara singkat,
menurut teori ini belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara
stimulus dan respons.
Hubungan S dan R ini mempunyai beberapa hukum sebagai berikut:
1. Hukum Pokok
Law of readness
o bila sudah ada “kecendrungan bertindak” lalu bertindak akan membawa
kepuasan, dan tidak akan ada tindakan-tindakan lain untuk mengubah kondisi
itu.
o bila sudah ada “kecendrungan bertindak”tetapi tidak bertindak
akanmenimbulkan ketidakpuasan. Hal ini akan menimbulkan ketidakpuasan.
Hal ini akan menimbulkan response-response lain untuk
mengurangi/meniadakan ketidakpuasan.
o apabila belum ada”kecendrungan bertindak” dipaksa bertindak makaakan
menimbulkan ketidakpuasan untuk menghilangkan/mengurangi ketidakpuasan
tersebut akan muncul tindakan-tindakan lain.
2. Hukum Subsidier
Law of multiplerespons dalam keadaan problematis biasanya individu tidak dapat
segera memilih dan menentukan jawaban/respon yang tepat. Ia mencoba bermacam-
macam respon, pertama,kedua,ketiga mungkin salah akhirnya menemukan respon
yang benar. Proses ini disebut “trial and error”.
D. Transfer Belajar
1. Pengertian
Menurut L.D.Crow and A.Crow:
(pemeindahan-pemindahankebiasaan berpikir, perasaan atau pekerjaan,ilmu
pengetahuan atau keterampilan, dari suatu keadaan belajar ke keadaan belajar yang
lain biasanya disebut transfer latihan/belajar). Pemindahan hasil belajar itu
sebenarnya bisa terjadi dari mata pelajaran satu ke mata pelajaran yang lain atau
kehidupan nyata diluar sekolah.
2. Macam-macamTransfer
a. Transfer Positif
Dikatakan positif jika hasil belajar dalam satu mata pelajaran tertentu
membantu terhadap mata pelajaran/situasi yang lain.
b. Transfer Negatif
Apabila hasil belajar dalam suatu bidang studi mengganggu,memperlambat
atau mempersulit bidang studi lain dikatakan negatif.
3. Teori-teori Transfer Belajar
Secara umum para ahli berpendapat bahwa transferdalam belajar itu bisa terjadi,akan
tetapi,apa sebenarnya hakekat transfer itu dan bagaimana dalam belajar, mereka berbeda
pendirian.
Pendapat mereka secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga,sebagai berikut:
a. Teori Disiplin formal/Ilmu Jiwa Daya
Bertitik tolak dari anggapan jiwa manusia terdiridari berbagai daya, daya
mengingat,daya pikir dan lain-lain, maka mereka beranggapan bahwa transfer hanya
bisa terjadi bila daya-daya tersebut dapat diperkuat dan “didisplinkan” dengan
latihan-latihan yang keras dan terus-menerus. Setelah daya-daya itu terlatih maka
akan mudah terjadi transfer secara otomatis ke bidang-bidang lain.
b. Teori Generalisasi
Peletak pandangan iniadalah Charles Judd,ia beranggapanbahwa transfer bisa terjadi
bilasituasi baru dan situasi lama yang telah dipelajari mempunyai kesamaan
prinsip,pola atau struktur,tidak kesamaan akan mampu mengamalkan dalam situasi
yang berbeda,demikian pula prinsip ekonomi,hukum,pendidikan dan lain-lain.
Teori diatas tersebut sampai sekarang masih menunjukkan kebenaran, kemampuan
berpikir logis sistematis,ternyata cukupmembantu di bidang-bidang lain (Ilmu Jiwa Daya).
Unsur-unsur yang samaatau pola-pola yang mirip bila dipahami betul orang pun tertolong
dalam menghadapi situasi yang sama sekali baru ( elemen identik dan generalisasi).
E. Prinsip-prinsip Belajar
Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli bisa dirangkum prinsip-prinsip
belajar antara lain sebagai berikut:
1. Belajar akan berhasiljika disertaikemauandan tujuan tertentu.
2. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan.
3. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.
4. Belajar lebih berhasil jikatujuan belajar berhubungan dengan aktivitas belajar itu
sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.
5. Belajar lebih berhasiljika bahan yang sedang di pelajari dipahami, bukan sekedar
menghafal fakta.
6. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain.
7. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar.
8. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus di dahului oleh pemahaman.
B. Kompetensi Guru
Pada prinsipnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu kompetensi kepribadian;
kompetensi penguasaan atas bahan dan kompetensi dalam cara belajar mengajar.
1. Kompetensi Kepribadian
Faktor penting bagi guru adalah kepribadiannya, kepribadiannya itu yang akan
menentukan, apakah ia akan menjadi pembimbing dan pembina yang baik bagi anak
didiknya, ataukah akan jadi perusak atau penghancur, bagi hari esok anakdidiknya, terutama
bagi siswa yang masih sangat muda (SD) dan mereka yang sedang mengalami masa
goncang remaja, sebab mereka belum mampu melihat dan memilih nilai, mereka baru
mampu melihat pendukung nilai. Saat-saat seperti ini proses imitasi dan identifikasi sedang
berjalan.
C. Aspek-aspek Psikologi dalam Mengajar
Menurut L.D. Crow, Ph.D. dan Alice Crow, Ph. D.
Ada lima aspek mengajar sebagai berikut:
1. Mengarahkan dan membimbing belajar.
2. Menimbulkan motivasi pada siswa untuk belajar.
3. Membantu siswa-siswa dalam mengembangkan sikap yang baik dan diinginkan.
4. Memperbaiki teknik mengajar.
5. Mengenaldan mengusahakan terbentuknya pribadi yang bermutu dan berguna dalam
rangka menuju suskes dalam mengajar.
A. Intelegensi
Secara global, hakekat intelegensi bisa diillutrasikan sebagai berikut:
1. Kemampuanmemahami sesuatu, makin tinggi intelegensi seseorang,akan makin
cepatlah ia memahamisesuatu yang dihadapi, problema dirinya sendiri, dan
problema dirinya sendiri, dan problema lingkungannya.
2. Kemampuan berpendapat,mkin cerdas seseorang makin cepat pulamengambil
ide,langkah penyelesaian masalah, memilih cara-cara yang tepat diantara sekian
alternatif penyelesaian, segera dipilih mana yang paling ringan dankecil
resikonya dan besar manfaatnya;
3. Kemampuankontrol dan kritik,makin cerdas seseorang makin tinggi pula daya
kontrol dan kritiknya terhadapapa yang diperbuat, sehingga tidakdiulangi
lagi,paling tidak frekuensi pengulangan kesalahan adalah kecil.
B. Kecerdasan Emosi
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar adalah
emosi. Hasil-hasil penelitian psikologi kontemporer menunjukkan bahwa disamping adanya
faktor yang berasal dari IQ, ternyata belajar dan prestasi sangat ditentukan oleh Emotional
Intellegence atau kecerdasan emosi.
Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya mempunyai peransekitar 20% dalam
menentukan keberhasilan hidup, sedangkan 80%sisanya sitentukan oleh faktor-faktor lain.
Di antara yang terpenting adalah kecerdasan emosi (Emotional Quotion). Dalam kehidupan
banyak sekali masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan semata dengan menggunakan
kemampuan intelektual seseorang. Kematangan emosi ternyata sangat menentukan
keberhasilannya. Dengan kata lain, kecerdasan emosi mempunyai kontribusi yang sangat
besar dalam mencapai keberhasilan hidup. Berbeda dengan kebanyakan pemikiran
konvensional,emosi ini tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang dipandang sebagai
sesuatu yang bersifat positif atau negatif, tetapi berlaku sebagai sumber energi autentisitas
dan semangat manusia yang paling kuat dan dapat memberikan sumber kebijakan intuitif.
Kecerdasan emosi menunjuk kepada suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri
masing-masing dan perasaan orang lain,kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri, dan
menata dengan baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam berhubungan
dengan orang lain. Kecerdasan emosi memiliki limaunsur yaitu kesadaran diri (self-
awareness), pengaturan diri (self- regulation),motivasi (motivation), empati (empathy) dan
keterampilan sosial (social skill).
Dilihat dari subjek yang memperhatikan, maka hal-hal menarik perhatian adalah jika
semua hal tersebut bersangkut paut dengan pribadi subjek, yaitu berupa :
B. Jenis-jenis Belajar
Belajar sebagai suatu aktivitas mencakup beberapa jenis, yaitu :
a. Belajar bagian
b. Belajar wawasan
c. Belajar diskriminatif
d. Belaajar secara global
e. Belajar isidental
f. Belajar instrumental
g. Belajar intensional
h. Belajar laten
i. Belajar mentah
j. Belajar produktif
k. Belajar secara verbal.
C. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Belajar
Belajar sebagi suatu aktivitas mental atau psikis dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar tersebut menurut
Slameto ( 1988:56) dan Suryabrata (1986) dibagi atas dua faktor utama yaitu faktor yang
bersumber dari dalam diri peserta didik (faktor interen) dan yang bersumber dari luar diri
peserta didik (faktor eksteren). Yang termasuk ke dalam faktor interen, misalnya faktor
jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor psikologis. Yang termasuk ke dalam faktor eksteren
misalnya faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Untuk menjadi guru yang efektif dibutuhkan komitmen dan motivasi mengajar yang
tinggi. Dengan komitmen dan motivasi mengajar yang tinggi yang dimiliki oleh guru
yang efektif daapt membantu mengatasi masa- masa sulit dan maslah-masalah yang
melelahkan dalam mengajar. Guru yang efektif juga harus punya kepercayaan diri terhadap
kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan emosi mereka.
BAB X MUTU PROSES DAN HASIL BELAJAAR MENGAJAR SEBAGI FOKUS
PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Faktor –faktor yang mempengaruhi mutu proses dan hasil belajar mengajar di kelas
dilihat dari segi pendekatan sistem , yaitu :
a. Masukan
b. Proses
c. Keluaran