CBR Fix
CBR Fix
Nama Pengarang
Buku Utama : Drs. H. Mustaqim
Buku Pembanding : Prof. Dr. H. Abdul Hadis, M. Pd. dan
Prof. Dr. Hj. Nurhayati B., M.Pd.
BAB I PENDAHULUAN
1
Mengkritik sebuah buku adalah salah satu tuntutan kegiatan belajar bagi
mahasiswa di perguruan tinggi. Mengkritik buku merupakan suatu kegiatan yang
bukan hanya membandingkan antara satu buku dengan buku lainnya, akan tetapi
mahasiswa juga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kajian
keilmuannya dari buku yang di kritiknya. Berangkat dari hal tersebut, dalam
Critical Book Report ini berisi mengenai hasil rangkuman, kritik, kelemahan dan
kelebihan buku berjudul Psikologi Pendidikan dan Psikologi dalam Pendidikan.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2. Untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dalam mencari informasi.
3. Untuk memberikan informasi yang faktual bagi para pembaca.
2
BAB II ISI BUKU
Ringkasan Buku Utama
BAB I
PENDAHULUAN
3
6. Hygiene rokhani.
7. Soal transfer dlaam belajar.
8. Test dan soal penilaian atau pengukuran.
9. Teori dasar tentang motivasi.
10. Arti motivation bagi pengajaran.
11. Perkembangan sosial dan emosional.
12. Perbedaan-perbedaan individu.
Perbandingan luas dan sempitnya pembahasan tiap-tiap sub pembahasan
antara penulis satu dengan yang lain sangat tergantung pada cara pandang dan
pendekatan mereka, namun demikian pada umumnya mereka memberri daerah
yang lebih luas terhadap soal belajar, hal ini tercantum antaralain oleh :
a. Penelitian Earli E. Emme terhadap:
Sembilan belas buku yangterbit sejak tahun 1933-1941, hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa soal belajar menempati urutan teratas, baru
kemudian disusul soal-soal yang berhubungan dengan perkembangan
selama masa anak-anak dan remaja.
b. Pernyataan Lester D.Crow,Ph.D. dan Alice Crow Ph.D
Psikologi pendidikan memberikan gambaran dan penerangan tentang
pengalaman-pengalaman belajar seseorang individu sejak dilahirkan
sampai usia tua. Pokok persoalannya adlaah mengenai keadaan-keadaan
yang dapat mempengaruhi belajar.
4
berhubungan dengan masalah belajar dan mengajar dan segala variasi serta
modelnya.
BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
5
Kedua pernyataan di atas memberi ilham bahwa istilah pertumbuhan tidak
bisa di pisahkan secara tajam, namun jika ingin di bedakan maka pertumbuhan
lebih menunjuk kepada perubahan fisik sedangkan perkembangan lebih menunjuk
kepada perubahan psikis yang jelas, baik pada pertumbuhan maupun
perkembangan terjadi proses perubahan, perubahan tersebut terjadi akibat dari
kekuatan-kekuatan intern secara otomatis dan kekuatan-kekuatan dari luar.
6
memperhatikan kebutuhan jasmani yang memadai; seperti air susu,
makanan tambahan yang bergizi dan lingkungan kebendaan yang cukup.
2. Masa Estetis
Secara harfiyah Estetis mempunyai arti indah, namun yang jelas pada
masa ini anak mengalami perkembangan panca indera (peka), munculnya
gejala kenakalan yang sering disebut Kemratu-ratu (Jawa). Hal ini timbul
karena perkembangan bahasa mereka mengalami kemajuan yang pesat,
maka sampailah pada taraf pengenalan dirinya sendiri sebagai subyek, ia
sadar bahwa ia juga seperti seperti orang lain (dewasa) maka ia tidak boleh
melakukan sesuatu, dan memang dorongan ingin tahu dan ingin merasa
untuk memperoleh pengalaman sudah cukup kuat.
3. Masa Intelektual
Pada masa ini anak telah matang untuk masuk Sekolah Dasar, dengan ciri
umum mereka lebih mudah di didik daripada masa sebelumnya. Masa
intelektual ini diakhiri dengan masa yang disebut masa pueral dengan dua
sifat yang menonjol yaitu ingin berkuasa dan ekstrovet. Sifat ini menjelma
menjadi aneka ragam aktivitas anatara lain:
a. Mempunyai cita-cita menjadi orang besar, orang kuat.
b. Mereka lebih mementingkan hal-hal yang berhubungan dengan
kelompok sebaya.
c. Menuntut perbuatan adil dari guru terutama masalah nilai/hadiah dan
hukuman.
d. Senang ke tempat-tempat yang belum dikenal, serta senang membaca
buku avontur ( ceritera pengalaman hebat ).
4. Masa Remaja
Masa remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih
banyak lagi nama yang diberikan oleh para ahli. Secara umum remaja
mula-mula tidak mau memakai pedoaman hidup dan sikap atau pedoman
hidup yang baru, hal ini yang menyebabkan kegoncangan.
Secara bagan proses penemuan nilai-nilai hidup para remaja adalah
sebagai berikut:
a. Masa fakim pedoman, lalu mencari
7
b. Masa identifikasi nilai
c. Masa pemilihan dan pengujian.
BAB III
BELAJAR
A. Pengertian Belajar
1. Menurut Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand:
“Learning a relatively permanent change in behaviour traceable to
experince and prectice”
(belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan
oleh pengalaman dan latihan).
2. Clifford T. Morgan:
“Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result
of past experince”.
(belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan
hasil pengalaman yang lalu).
3. Dr. Musthofa Fahmi:
(sesungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk) aktivitas yang
(yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau
pengalaman).
8
4. Guilford
“learning is any change in behaviour resulting from stimulation”.
(belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan).
Batasan-batasa belajar di atas secara umum bisa disimpulkan; belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan
pengalaman. Dengan kata lain lebih rinci belajar adalah:
a. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja.
b. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani,
kecepatan reseptual, isi ingatan, abilitas berpikir , sikap terhadap nilai-nilai
dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan
aspek psikis dan fisik);
c. Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.
B. Jenis-jenis Belajar
1. Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrosyi, jenis belajar ada tiga)
a. Belajar pengetahuan
b. Belajar keterampilan
c. Belajar perasaan dan hati.
2. Menurut Dr. Muhammad Al.Hadi Afify jenis belajar dan empat:
a. Aqal
b. Akhlaq
c. Fisik
d. Sosial.
3. Menurut Prof. Dr. Nasution:
a. Belajar berdasarkan pengamatan
b. Belajar berdasarkan gerak
c. Belajar berdasarkan hafalan
d. Belajar karena masalah (pemecahan masalah)
e. Belajar berdasarkan emosi.
4. Menurut Robert M. Gagne.
a. Keterampilan motorik;
b. Sikap;
9
c. Kemahiran intelektual;
d. Informal verbal;
e. Pengetahuan kegiatan intelektual
C. Teori-teori Belajar
Untuk menjawab pertanyaan “bagaimana proses belajar itu terjadi” ternyata
tidak mudah, hal itu karena tidak semua ahli merumuskan sama. Oleh karenanya
ada baiknya di sini dipaparkan beberapa pendapat antara lain sebagai berikut:
1. Aliran Skolastik
Kelompok ini beranggapan bahwa belajar tidak lain adalah mengulang-
mengulang bahan yang dipelajari makin sering diulang makin dikuasai.
2. Herbart
Jiwa manusia terdiri dari unsur-unsur kecil berupa tanggapan, tanggapan-
tanggapan tersebut masing-masing mempunyai kekuatan. Makin kuat
suatu tanggapan maka makin besar peranannya dalam tingkah laku
individu. Oleh karena itu pendidik/ guru harus memberi tanggapan sejelas
mungkin dan mengusahakan memasukkan tanggapan tersebut sering
mungkin ke dalam alam kesadaran. Hal itu mengingat tanggapan-
tanggapan yang ada dalam alam alam tak sadar. Kata lain yang sejajar
artinya adalah mengusahakan berulang-ulang memunculkan tanggapan.
3. Aliran Ilmu Jiwa Daya
Mereka beranggapan bahwa jiwa manusia mempunyai berbagai daya,
misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berhayal, daya berpikir,
dan sejenisnya. Daya-daya tersebut dapat diperkuat dan diperbaiki
fungsinya dengan dilatih. Misalnya untuk melatih daya ingat dengan jalan
menghafal angka-angka, huruf-huruf, ungkapan-ungkapan , yang penting
di sini adalah pembentukan dan penguatan daya ingat. Demikian pula
daya pikir bisa dilatih dengan menggunakan masalah-masalah yang sulit-
sulit secara terus-menerus. Daya fantasi dengan kesusastraan. Perlu di
ingat, aliran ini labih mementingkan pembentukan daya-daya daripada
bahan pelajaran. Dengan daya-daya yang mapan dan telah terlatih akan
bisa digunakan terhadap segala macam soal atau bahan dalam yang lain.
10
4. Teory Koneksionisme
Eksprimen yang pernah dilakukan Torndike bisa digambarkan secara
singkat, menurut teori ini belajar adalah pembentukan atau penguatan
hubungan antara stimulus dan respons.
Hubungan S dan R ini mempunyai beberapa hukum sebagai berikut:
1. Hukum Pokok
Law of readness
1. bila sudah ada “kecendrungan bertindak” lalu bertindak akan
membawa kepuasan, dan tidak akan ada tindakan-tindakan lain untuk
mengubah kondisi itu.
2. bila sudah ada “kecendrungan bertindak”tetapi tidak bertindak
akanmenimbulkan ketidakpuasan. Hal ini akan menimbulkan
ketidakpuasan. Hal ini akan menimbulkan response-response lain
untuk mengurangi/meniadakan ketidakpuasan.
3. apabila belum ada”kecendrungan bertindak” dipaksa bertindak
makaakan menimbulkan ketidakpuasan untuk
menghilangkan/mengurangi ketidakpuasan tersebut akan muncul
tindakan-tindakan lain.
2. Hukum Subsidier
Law of multiplerespons dalam keadaan problematis biasanya individu
tidak dapat segera memilih dan menentukan jawaban/respon yang tepat. Ia
mencoba bermacam- macam respon, pertama,kedua,ketiga mungkin salah
akhirnya menemukan respon yang benar. Proses ini disebut “trial and
error”.
D. Transfer Belajar
1. Pengertian
Menurut L.D.Crow and A.Crow:
(pemeindahan-pemindahankebiasaan berpikir, perasaan atau
pekerjaan,ilmu pengetahuan atau keterampilan, dari suatu keadaan belajar
ke keadaan belajar yang lain biasanya disebut transfer latihan/belajar).
11
Pemindahan hasil belajar itu sebenarnya bisa terjadi dari mata pelajaran
satu ke mata pelajaran yang lain atau kehidupan nyata diluar sekolah.
2. Macam-macamTransfer
a. Transfer Positif
Dikatakan positif jika hasil belajar dalam satu mata pelajaran tertentu
membantu terhadap mata pelajaran/situasi yang lain.
b. Transfer Negatif
Apabila hasil belajar dalam suatu bidang studi
mengganggu,memperlambat atau mempersulit bidang studi lain dikatakan
negatif.
3. Teori-teori Transfer Belajar
Secara umum para ahli berpendapat bahwa transferdalam belajar itu bisa
terjadi,akan tetapi,apa sebenarnya hakekat transfer itu dan bagaimana dalam
belajar, mereka berbeda pendirian.
Pendapat mereka secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga,sebagai
berikut:
a. Teori Disiplin formal/Ilmu Jiwa Daya
Bertitik tolak dari anggapan jiwa manusia terdiridari berbagai daya, daya
mengingat,daya pikir dan lain-lain, maka mereka beranggapan bahwa
transfer hanya bisa terjadi bila daya-daya tersebut dapat diperkuat dan
“didisplinkan” dengan latihan-latihan yang keras dan terus-menerus.
Setelah daya-daya itu terlatih maka akan mudah terjadi transfer secara
otomatis ke bidang-bidang lain.
b. Teori Generalisasi
Peletak pandangan iniadalah Charles Judd,ia beranggapanbahwa transfer
bisa terjadi bilasituasi baru dan situasi lama yang telah dipelajari
mempunyai kesamaan prinsip,pola atau struktur,tidak kesamaan akan
mampu mengamalkan dalam situasi yang berbeda,demikian pula prinsip
ekonomi,hukum,pendidikan dan lain-lain.
12
Teori diatas tersebut sampai sekarang masih menunjukkan kebenaran,
kemampuan berpikir logis sistematis,ternyata cukupmembantu di bidang-bidang
lain (Ilmu Jiwa Daya). Unsur-unsur yang samaatau pola-pola yang mirip bila
dipahami betul orang pun tertolong dalam menghadapi situasi yang sama sekali
baru ( elemen identik dan generalisasi).
E. Prinsip-prinsip Belajar
Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli bisa dirangkum prinsip-
prinsip belajar antara lain sebagai berikut:
1. Belajar akan berhasiljika disertaikemauandan tujuan tertentu.
2. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan.
3. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.
4. Belajar lebih berhasil jikatujuan belajar berhubungan dengan aktivitas
belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.
5. Belajar lebih berhasiljika bahan yang sedang di pelajari dipahami, bukan
sekedar menghafal fakta.
6. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain.
7. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar.
8. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus di dahului oleh pemahaman.
13
BAB IV
PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR
A. Pengertian Mengajar
1. Menurut Dr. Harold Benyamin:
(mengajar ialah suatu proses pengaturan kondisi-kondisi dengan mana
pelajaran merubah tingkah lakunya dengan sadar ke arah tujuan-tujuan
sendiri).
2. Menurut Prof. Drs. S.Nasution,MA:
Mengajar ada yang bersifat teacher centered dan ada yang pupil centered,
tipe pertama bisa diberi batasan sebagai berikut:
Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Dua batasan
mengajar diatas, sudah cukup memberi gambaran tentang apa itu
mengajar, pembahasan secara luas dan rinci telah dibahas ilmu yang
langsung berhubungan dengannya, misalnya didaktik metodik.
Secara global mengajarbisa dibedakan menjadi:
a. Mengajar menurut faham lama:
Guru senantiasa aktif menyampaikan dan memompakan
informasi/fakta-fakta agar dikuasai siswa, siswa sendiri hanya
menerima/pasif.
b. Mengajar menurut faham baru:
Guru sebagai pengelola, pengatur, pracik lingkungan berupa tujuan,
materi, metode dan alat dengan siswa, siswa harus aktif.
B. Kompetensi Guru
Pada prinsipnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu kompetensi
kepribadian; kompetensi penguasaan atas bahan dan kompetensi dalam cara
belajar mengajar.
1. Kompetensi Kepribadian
Faktor penting bagi guru adalah kepribadiannya, kepribadiannya itu yang
akan menentukan, apakah ia akan menjadi pembimbing dan pembina yang baik
bagi anak didiknya, ataukah akan jadi perusak atau penghancur, bagi hari esok
14
anakdidiknya, terutama bagi siswa yang masih sangat muda (SD) dan mereka
yang sedang mengalami masa goncang remaja, sebab mereka belum mampu
melihat dan memilih nilai, mereka baru mampu melihat pendukung nilai. Saat-
saat seperti ini proses imitasi dan identifikasi sedang berjalan.
BAB V
POTENSI-POTENSI PESERTA DIDIK
A. Intelegensi
Secara global, hakekat intelegensi bisa diillutrasikan sebagai berikut:
1. Kemampuanmemahami sesuatu, makin tinggi intelegensi
seseorang,akan makin cepatlah ia memahamisesuatu yang dihadapi,
problema dirinya sendiri, dan problema dirinya sendiri, dan problema
lingkungannya.
2. Kemampuan berpendapat,mkin cerdas seseorang makin cepat
pulamengambil ide,langkah penyelesaian masalah, memilih cara-cara
yang tepat diantara sekian alternatif penyelesaian, segera dipilih mana
yang paling ringan dankecil resikonya dan besar manfaatnya;
3. Kemampuankontrol dan kritik,makin cerdas seseorang makin tinggi
pula daya kontrol dan kritiknya terhadapapa yang diperbuat, sehingga
15
tidakdiulangi lagi,paling tidak frekuensi pengulangan kesalahan adalah
kecil.
B. Kecerdasan Emosi
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan
belajar adalah emosi. Hasil-hasil penelitian psikologi kontemporer menunjukkan
bahwa disamping adanya faktor yang berasal dari IQ, ternyata belajar dan prestasi
sangat ditentukan oleh Emotional Intellegence atau kecerdasan emosi.
Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya mempunyai peransekitar
20% dalam menentukan keberhasilan hidup, sedangkan 80%sisanya sitentukan
oleh faktor-faktor lain. Di antara yang terpenting adalah kecerdasan emosi
(Emotional Quotion). Dalam kehidupan banyak sekali masalah-masalah yang
tidak dapat dipecahkan semata dengan menggunakan kemampuan intelektual
seseorang. Kematangan emosi ternyata sangat menentukan keberhasilannya.
Dengan kata lain, kecerdasan emosi mempunyai kontribusi yang sangat besar
dalam mencapai keberhasilan hidup. Berbeda dengan kebanyakan pemikiran
konvensional,emosi ini tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang dipandang
sebagai sesuatu yang bersifat positif atau negatif, tetapi berlaku sebagai sumber
energi autentisitas dan semangat manusia yang paling kuat dan dapat memberikan
sumber kebijakan intuitif.
Kecerdasan emosi menunjuk kepada suatu kemampuan untuk memahami
perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain,kemampuan untuk
memotivasi dirinya sendiri, dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul
dalam dirinya dan dalam berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi
memiliki limaunsur yaitu kesadaran diri (self-awareness), pengaturan diri (self-
regulation),motivasi (motivation), empati (empathy) dan keterampilan sosial
(social skill).
16
BAB VI
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
17
dibicarakan di sini meski dengan global. Suatu test dikatakan reliable bila test
tersebut memiliki consistencif,maksudnya bilatest diberikan kepada sekelompok
subyek yang sama dalam dua saat/waktu yang berbeda, hasilnya tetap sama atau
hampir semua.
D. Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum,alat adalah sesuatu yang digunakan untuk
memprmudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara
lebih efektif dan efesien. Kata “alat” biasa disebut juga dengan istilah
“instrumen”. Dengan demikian makaalat evaluasi juga dikenal dengan instrumen
evaluasi. Secara garis besar alat evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu, non tes dan
tes.
18
E. Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Dalam evaluasiada dua acuan yang dijadikan standar untuk dibandingkan
dengan hasil pengukuran acuannya tersebut adalah:
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
2. Penilaian Acuan Norma (PAN)
BAB I
LATAR BELAKANG PENTINGNYA PSIKOLOGI
DALAM PENDIDIKAN
19
gejala minat yang rendah yang ditunjjukan oleh peserta didik di kelas sebagai
faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan hasil pembelajaran peserta
didik di kelas, maka guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu metode,
strategi, dan penedekatan pembelajaran di kelas yang dapat
menumbuhkembangakan minat belajar dan motivasi belajar.
Adapun strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran yang dapat
diterapkan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik yang mamiliki minat
belajar dan motivasi belajar yang rendah ialah metode belajar cara belajar siswa
aktif (CBSA) yang menggunakan pendekatan keterampilan proses (PKP),
pendekatan kontstuktivistik, metode diskusi, metode pembelajaran koperatif,
metode penemuan dan penyelidikan, metode contextual teaching learning (CTL),
metode eksperimen, dan berbagai metode, strategi, dan pendekatan pemeblajaran
yang menuntut aktivitas belajar peserta didik daalm mengikuti proses
pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan di tempat belajr lainnya.
Dari uraian diatas menunjukkan bahawa banyak masalah-masalah yang
dihadapi oleh para guru daalm proses pendidikan di kelas. Masalah-masalah
tersebut merupakan masalah psikologis peserta didik yang sangat mempengaruhi
proses pembelajaran di kelas, sehingga perlu diketahui dan dipahami oleh para
calon guru dan para guru yang telah mengajar dan mendidik. Oleh karena itu,
mata kuliah Psikolog Pendidikann merupakan mata kuliah wajib dipelajarai oleh
para calon guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan atau tenaga
keguruan berupa IKIP, FKIP, STKIP, dan lembaga keguruan lainnya.
20
5) Perbandingan hasil pendidkan formal dengan pendidikan informal.
6) Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterima.
7) Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh petugas
pendidikan.
8) Pengaruh interaksi guru dan murid dan antara murid dengan murid.
9) Hamabtan, kesulitan, ketegangan, dan lain hal yang dialami murid
selama proses pendidikan.
10) Pengaruh perbedaan individu dalam batas kemampuan belajar.
(Abimanyu,1996)
21
diharapkan daapt berjalan dengan efisen dan efektif, sebab para guru
menggunakan cara yang tepat dan sesuai dengan keadaan peserta didik.
Mata kuliah Psikologi Pendidikan sebagai modal dasar bagai para calon guru
dan para guru dalam melakukan prose pemeblajaran kepada peserta didik di
kelas karena substansi dari matakuliah ini ialah mencakup kajian tentang :
a) Latar belakang pentingnya psikologi dalam pendidikan,
b) Pengertian pskologi pendidikan dan ruang lingkup psikologi pendidikan,
c) Gelaja atau aktivitas umum jiwa manusia,
d) Pertumbuahan dan perekmbanagan anak dan remaja
e) Belajar dan permasalahannya
f) Teori-teori belajar
g) Interaksi belajar mengajar di kelas dan permasalahannya
h) Manajemen kelas berbasi psikologi pendidikan
i) Mengajar dan belajar yang efektif
j) Mutu proses dan hasil belajar mengajar sebgai fokus psikologi pendidikan.
BAB II
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
22
memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Witherington (Buchori, 1988) mengemukakan bahwa psikologi pendidikan adalah
susti studi yang sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang
berubungan dengan pendidikan manusia. Sedangkan menurut The American
People of Encyclopedia psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang
berusahaa untuk mengaplikasiakan psinsip-prinsip psikologis daalm memecahkan
persoalan pendidikan. Dalam perkembaangan lebih lanjut, psikologi pendidikan
meluas menajdi berbagai kajain daalm mengkaji tentang masalah- masalah yang
dalami peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di kelas.
23
lingkup dari psikologi pendidikan, juag dibaahas tenatng pusat perhatian dari
psikologi pendidikan sebagi displin ilmu yang merupakan bagain integral dari
psikologi umum. Suardiman (1988:6) mengemukakan bahwa ada tiga elemen
yang menajadi pusat perhatian oleh para ahli psikologi pendidikan dan paar guru,
yaitu anak didik, proses belajar, dan situasi belajar. Ketiga eleman ini saling
berhubungan erat satu sama lain.
BAB III
GELAJA AKTIVITAS UMUM JIWA MANUSIA
YANG PERLU DIKETAHUI OLEH CALON GURU DAN GURU
24
Perhatian belajar yang dimiliki oleh peserta didik dan manusia pada umumnya
dibagi atas beberapa macam, yaitu perhatian intensif dan tidak intensif, perhatian
spontan dan perhatian sekehendak, perhatian terpancar, perhatian terpust, dan
perhatian campuran ( Manrihu, 1989 : 18-19). Terdapat beberapa faktor yang
menarik perhatian belajar peserta didik jika dilihat dari segi objek yang
diperhatikan, yaitu :
a. Perangsang yang berubah-ubah
b. Perangsang yang kuat
c. Perangsang yang tiba-tiba
d. Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu.
25
motif-motif ekstrinsik dan motif-motf intrinsik. Motivasi belajar yang dimiliki
oleh peseta didik memiliki tiga fungsi, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
akan melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c. Meyeleksi perbuatan yakni menentukan perbutan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan dengan serasi guna encapai tujuan, dengan meyisihkan tujuan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (1990 : 84).
3) Pikiran Peserta Didik
Perbedaan kemempuan berpikir antara individu yang satu dengan individu
lain pada umumnya disebabkan faktor intelegensi , tingkat pengetahuan, tingkat
pengalaman, tingkat pendidikan, dan berbagai faktor lainnya yang berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir individu. Berpikir sebagai aktivits mental memiliki
tiga fungsi, yaitu membentung pengertian, membentuk pendapat, dan
pembentukan kesimpulan ( La Sulo, 1990 :28)
Ada dua jenis proses berpikir yang daapt dilakukan individu, yaitu jenis berpikir
divergen dan konvergen.
4) Perasaan Peserta Didik
Pereasaan ialah gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya
berhubungan dengan fungsi mengenal dan dialami dalam kulaitas senang atau
tidak senang dalam berbagai taraf. Persaan ini terdiri dari berbagai jenis, yaitu
perasaan jasmaniah dan perasaan rohaniah. Dengan memehami perasaan peserta
didik sebagai geljaar mental siswa, seorang guru akan menghindari berbagai sikap
dan perilaku dan ucapan atau tutur kaata yang daapt membunuh aktivitas siswa
dan kreativitas peserta didik di kelas.
5) Sikap Belajar Peserta Didik
Sikap diartikan sebagai kecenderungan seseorang untuk bereaksi terhadap
suatu objek atau rangsangan tertentu. Dengan mengacu kepada pengertian
tentang sikap secara umum, maka pengertian sikap belajar ialah kecenderungan
peserta didik utuk bereaksi terhadap materi pelejaran di sekolah. Dengan kata
lain, sikap belajar ialah kecenderungan peserta didik untuk merasa senang-tidak
senang dalam melakukan aktivitas belajar.
26
Faktor –faktor yang memepengaruhi sikap belajar peserta didik ilah
kemempuan dan gaya guru dikelas, selain itu metode, pendekatan, dan strategi
pembelajaran yang digunakan guru. Jika semua fator-faktor tersebut memberikan
pengaruh yang positif kepada peserta didik, maka sikap yang terbentuk pada diri
peserta didik ilaah sikap bejar yang baik, yaitu peserta didik merasa senang dalam
mengikuti proses pemeblejraan yang dikelola oleh guru di kelas.
6) Ingatan Peserta Didik
Ingatan biasanya didefenisikan sebagai kecakapan untuk menerima ,
meyimpan dan memproduksi kesan-kesan. Proses dalam ingatan ialah mencakup
proses mencamkan, proses menyimpan, dan reproduksi. Jika proses menyimpan
tersebut daapt berangsung dengan baik dan tersimpan dalam memori dengan baik,
maka kegiatan reproduksi terhadap apa yang telah dipelajari berlangsung dengan
baik.
7) Fantasi Peserta Didik
Fantasi ialah kesanggupan manusia untuk membentuk tenggapan-tanggapan
baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada dan tenggapan
baru itu tidak harus sesuai dengan benda-benda yang ada ( Manrihu, 1989 : 24).
Berfantasi secara positif bagi peserta didik sanagtlah diperlukan, sebab melalui
proses fantasi dalam aktivitas pembelajran, peserta didik daapt diilhami oleh
berbagai gagasan atau ide-ide baru yang bermanfaat bagi peserta didik itu sendiri
dan masyarakat.
8) Tanggapan Peserta Didik
Bigot (1950) mendefenisikan tanggapan sebagai bayang-bayang yang tinggal
dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan. Tanggapan atau persepsi
peserta didik dipengaruhi oleh indera yang mendasari terjadinya tanggapan itu.
Karena itu persepsi peserta didik digolongkan kedalam beberapa tipe tanggapan,
yaitu tipe tanggapan visual, auditif, gustatoris, dan alfaktoris.
9) Minat Belajar Peserta Didik
Minat belajar daapt diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan oleh
peserta didik daalm melakukan aktivitas beljar, baik di rumah, di sekolah , dan di
masyarakat.
27
Minat belajar peserta didik, juga dipengaruhi oleh berbagai faktor , diantaranya
faktor objek beljara, metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang
digunakan oleh guru, sikap dan perilaku guru, media pemelajaran, fasilitas
pembelajaran, lingkungan belajar, suara guru, dan lainnya.
10) Pengamatan Belajar Peserta Didik
Pengamatan ialah suatu aktivitas jiwa untuk menganal diri kita sendiri dan
lingkungan sekitar kita dengan meleihat, mendengar, membau, dan mencecapnya
( Manrihu, 1989:20)
Faktor pengamtan belajar peserta didik merupakan faktor yang amat penting
diperhatikan oleh paar calon guru dan guru. Proses pengamatan pada diri peserta
didik terjadi melalui proses penangkapan pesan dan kesan oleh pancaindera
peserta didik. Oleh karena itu, agar proses pemebelajaran di kelas dapat diketahui,
dipahami, dan dikuasai oleh peserta didik melalui proses pengamatan, maka guru
dalam mengelola proses pembelajran sebaiknya menggunakan alat peraga yang
dapat membantu pengamatan anak, baik yang bertipe visual, auditif, taktil,
gustatve, dan alfaktoris.
11) Kepribadian Peserta Didik
Faktor kepribadian peserta didik perlu mendapat perhatian dari pihak guru,
karena dengan mengetahui dan memehami kepribadian setiap peserta didikk,
maka guru daapt meyesesuaikan proses pembelajarannya di kelas sesuai dengan
karakteristik kepribadian yang dimiliki masing-masing peserta didik.
Para calon guru juga perlu mengetahui tentang perekembangan kepribadian
manusia. Pengetahuan tentang kepribadian manusia tersebut, harus menjadi dasar
bagi guru dalam melaksanakan proses pendidikan di kelas agar proses pendidikan
yang dilakukan guru sesuai dengan perbedaan perkembangan kepribadian peserta
didik.
12) Intelegensi dan Bakat
Intelegensi dan bakat pada faktor psikologis yang tururt mempengaruhi
keberhaslan proses dan hasil pendidikan di sekolah. Intelensi secara sederhana
dapat diartikan sebagai kecerdasan. Namun, intelegensi pada hakikatnya adalah
kemampuan manusia untuk berpikir.
28
BAB IV
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA
SEBAGAI PESERTA DIDIK
29
BAB V
BELAJAR DAN PERMASALAHANNYA
A. Pengertian Belajar
Aktivitas belajar di sekolah merupakan inti dari proses pendidikan di
sekolah. Belajar merupakan alat utama bagi peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran sebagai unsur proses pendidikan di sekolah. Sedangkan
mengajar merupakan alat utama bagi guru sebaagi pendidik dan pengajar daalm
mencapai tujuan pemebelajaran sebaagi proses pendidikan di kelas.
Belajar secara psikologis daapt diartikan sebagai sebagai suatu proses
perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya daalm
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan
dalam seluruh aspek perilaku. Perubahan yang terjadi daalm individu sebagai hasil
belajar banyak sekali, baik diliat dari segi sifat maupun jenisnya. Namun, tidak
semua perubahan alam diri individu merupakan perubahan dalam pengertian
belajar. Jadi dari penegrtian belajar menurut para ahli psikologi, khususnya ahli
psikologi pendidikan, yaitu cciri-ciri suatu perubahan perilaku berupa:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
f. Perubahan mencakup seluruh aspek perilaku (Slameto,1988:3-4).
B. Jenis-jenis Belajar
Belajar sebagai suatu aktivitas mencakup beberapa jenis, yaitu :
a. Belajar bagian
b. Belajar wawasan
c. Belajar diskriminatif
d. Belaajar secara global
e. Belajar isidental
f. Belajar instrumental
30
g. Belajar intensional
h. Belajar laten
i. Belajar mentah
j. Belajar produktif
k. Belajar secara verbal.
BAB VI
TEORI-TEORI BELEJAR DALAM
PENDIDIKAN PESERTA DIDIK
31
b) Suatu produk tertentu merupakan produk pemrograman pengajaran
yang disajikan daalm bentuk atuan-satuan kecil disertai umpan balik
segera setelah setiap satuan pendidikan dipelajari (Moeslichatoen,
1989 :19).
32
a. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin
tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk
mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru.
b. Belajar akan lebih cepat dan bermakna bila bahan yang dipelajarari
reelavan dengan kebutuhan siswa.
c. Belajar dapat ditingkatan dengan mengurangi ancaman dari luar.
d. Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif daripada belajar secara pasif
dan orang beljar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri
e. Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran,
maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama
f. Kebebasan, kreativitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat
ditingkatkan dengan evaluasi diri sendiri dan evalusai orang lain tidak
begitu penting.
33
BAB VII
INTERAKSI MENGAJAR DI KELAS
DAN PERMASALAHANNYA
A. Pengertian Megajar
Pengertian belajar pada hakekatnya ialah usaha untuk menciptakan kondisi
atau sistem lingkungan mendukung dan memungkinkan berlangsungnya proses
belajar (Sardiman, 1990 : 47). Mengajar secara luas dapat diartikan sebagai
aktivitas mengorganisasikan dan mengatur lingkunagan-lingkungan sebaik-
baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
34
kurikulum, faktor metode dan stategi serta pendekatan pemeblajaran, faktor
sistem manajemen sekolah, dan faktor sistem evaluasi dan hasil pembelajaran.
BAB VIII
MANAJEMEN KELAS YANG BERBASIS
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
35
B. Prinsip-Prinsip Sisplin Kelas Sebagai Wujud Manajemen Kelas Yang
Berbasis Psikologi Pendidikan
Dalam semangat pendekatan pendidikan displin yng mengacu psikologi
pendidikan , hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip
demokrasi. Oleh karena itu, pendekatan displin yang dilakukan oleh para
guru harus memperhatikan beberapa displin berikut ini, yaitu :
a. Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan
di kelas
b. Mengembangkan budaya displin di kelas dan mengembangkan
profesionalisme guru daalm menumbuhkembangkan budaya displin di
kelas
c. Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik
daalm melaksanakan budaya displin di kelas
d. Menumbuhkembangakan kesungguhan untuk berbuat dan berinovasi
dalam menegakkan budaya displin di kelas oleh para guru dan peserta
didik di kelas
e. Menghindari persaan tertekan dan rasa terpaksa pada diri guru dan
peserta didik dalam menegakkan dan melaksanakan budaya displin di
kelas.
36
memperhatikan jenis-jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya, apakah
dilakukan oleh individu atau kelompok. Langkah tersebut dimulai dari tahap
pencegahan sampai kepada tahap penyembuhan, dengan tetap bertumpu kepada
penenkanan substansinya bukan pribadi peserta didik.
Rachman (1999 :210-123) mengemukakan bahwa ada empat tahapan dalam
memelihara dispin (termasuk displin kelas), yaitu :
a. Tahap pencegahan
b. Tahap pemeliharaan
c. Tahap campur tangan
d. Tahap pengatura
BAB IX
MENGAJAR DAN BELAJAR YANG EFEKTIF
DAN PERMASLAAHANNYA
37
g. dapat mengetahui cara menggunakan komputer dan cara mengajar
peserta didik untuk menggunakan komputer untuk menuli dan berkreasi
BAB X
MUTU PROSES DAN HASIL BELAJAAR MENGAJAR
SEBAGI FOKUS PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN
38
j. Guru menggunakan stimulus untuk membangkitkan motivasi dan
minat belajar siswa.
k. Guru mengadakan pengajaran di kelompok kecil.
l. Guru memimpin diskusi kelompok.
m. Guru mengajar atas perbedaan individu.
n. Guru mengajar melalui penemuan siswa.
o. Guru mengembangkan kreativitas siswa.
p. Guru memberikan kegatan pengeyaan dan remedial kepada siswa.
q. Guru memberikan tugas belajar kepad siswa secara individual maupun
kelompok.
r. Guru menilai sikap dan perilaku kerjasama siswa dalam mengikuti
PBM di kelas.
s. Guru menilai penugasan siswa terhadap materi pelajaran dengan tes
formatif.
t. Guru menjelaskan kembali jawaban siswa atas pertanyaan siswa lain.
u. Guru menarik kesimpulan tentang pokok bahasah yang diajarkan paad
akhir pertemuan di kelas.
v. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
w. Guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.
39
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan
Buku utama
Beberapa kelebihan dalam buku ini yaitu buku ini memberikan gambaran
yang tepat kepada seluruh pembaca mengenai bagaimana hakikat, konsep-
konsep dasar psikologi pendidikan serta fungsi dan tujuan psikologi
pendidikan itu sendiri bagi calon pendidik. Pembahasan setiap bab tersusun
sistematis dan memiliki keterkaitan. Dimulai dari psikologi anak,
kecerdasan (Intellegensi) dan penilaiannya, pertumbuhan dan perkembangan
pada umumnya, hakikat perbuatan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi
perbuatan belajar, soal transfer dalam belajar, test dan soal penilaian atau
pengukuran, teori dasar tentang motivasi, arti motivation bagi pengajaran,
perkembangan sosial dan emosional, perbedaan-perbedaan individu. Buku ini
membahas mengenai individualisasi siswa di dalam kelas. Dengan kata lain,
materi bab kedua merupakan pengembangan dari materi bab pertama, materi
bab empat merupakan pengembangan dari materi bab tiga, begitu seterusnya
sampai pada bab terakhir. Jadi, ada hubungan yang berkesinambungan
disetiap bab yang disajikan pada buku Psikologi Pendidikan. Dalam buku
Psikologi Pendidikan juga disusun oleh sebuah tim atau oleh beberapa orang,
sehingga isinya dari berbagai sudut pandang yang berbeda, tidak seperti
buku-buku yang saya baca, dimana hanya dari pandangan seorang penulis.
Sehingga isinya semakin memperluas wawasan mahasiswa. Buku ini banyak
berisi banyak berisis bahasa asing, sehingga sangat menarik bagi mahasiswa.
Apalagi mahasiswa sangat senang dengan istilah-istilah asing untuk
menambah perbendaharaan mereka ketika berdiskusi dengan teman atau
civitas akademika. Kelebihan lainnya dari buku Psikologi Pendidikan kapada
guru dan calon guru ialah memeberikan bekal pengetahuan kepda guru dan
calon guru tentang gejala-gejala kejiwaan anak di dalam situasi pendidikan,
sehingga para guru dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan keadaan
peserta didik. Oleh karena itu, pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran
40
di kelas diharapkan daapt berjalan dengan efisen dan efektif, sebab para guru
menggunakan cara yang tepat dan sesuai dengan keadaan peserta didik.
Buku Pembanding
Buku Psikologi dalam Pendidikan ini juga sangat menarik sebagai sumber
informasi kepada mahasiswa yang akan menjadi seorang calon pendidik.
Buku ini memberikan landasan-landasan mengenai psikologi siwa yang akan
dihadapi ketika terjun ke lapangan. Sub bab yang dijelaskan secara rinci dan
saling memiliki keterkaitan. Disini saya melihat pembahasan yang ditulis oleh
pengarang berasal dari banyak referensi. Penulis mampu menarik perhatian
pembaca dalam menemukan berbagai informasi di dalamnya, pembahasan
yang tidak monoton. Penulis buku lebih dari satu orang sehingga pemahaman
terhadap materi yang dibahas dalam buku tidak hanya dari satu sudut pandang
saja namun lebih yang menghasilkan kerangka berfikir lebih meluas terhadap
objek-objek yang dibahas. Walau buku ini tidak terlalu tebal namun isi materi
sudah mencakup semua materi mengenai psikologi dalam pendidikan.
Sampul buku juga cukup menarik minat pembaca untuk membaca buku ini.
Pada buku ini sangat jelas memberi pemahaman pada pembaca atau
mahasiswa khusunya yang akan menjadi calon guru letak perbedaan antara
mendidik dan mengajar. Selama ini banyak yang menyama artikan antara
mendidik dan mengajar. Namun pada dasarnya itu adalah kedua hal yang
sangat berbeda. jika dibandingkan dengan buku utama, buku pembanding ini
lebih mengulas materi-materi yang sangat berkenaan dengan bagaimana cara
menjadi seorang guru yang baik dan benar, serta berbagai macam metode dan
teknik yang harus dikuasai seorang (calon) guru agar bisa memahami serta
menguasai berbagai iklim yang bersangkutan dengan siswa di dalam kelas,
dan menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dialamai peserta didik
selama proses pendidikan berlangsung di dalam ataupun diluar kelas,
sehingga sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh mahasiswa jurusan
keguruan.
41
3.2 Kelamahan
Buku Utama
Dalam sistematika penulisan, terdapat beberapa tanda baca yang tidak sesuai
dengan fungsinya digunakan dalam pembahasan seperti tanda garis hubung
yang digunakan sebagai tanda baca koma. Terdapat tanda baca titik yang
pengetikkannya lebih dari satu kali. Pada beberapa kutipan yang diambil dari
penelitian ahli lain, tidak terdapat tanda baca kutip atau kalimat yang
menyatakan sebuah kutipan sehingga menyulitkan bagi pembaca untuk
mengetahui apakah kalimat tersebut benar-benar merupakan sebuah kutipan
atau gagasan dari penulis itu sendiri. Penulis banyak mengutip pengertian dari
beberapa ahli namun penulis tidak membuat kesimpulan dari kutipan para
ahli tersebut. Sehingga terkesan penulis tidak mampu memuat aspirasinya
sendiri. Pada materi pertumbuhan dan perkembangan menyajikan periodesasi
menurut Prof.Dr. Kohnstam, namun tidak disertai dengan contoh serta
rentang usia anak mengalami periodesasi pertumbuhan tersebut, membuat
pembaca berfikir secara mengambang. Jika dilampirkan rentang usia pasti
pembaca lebih mudah memahaminya. Buku ini memuat teori-teori yang
dicetuskan oleh ahli pendidikan, namun teori-teori tersebut tidak dijelaskan
secara rinci. Dan lebih banyak memuat teori-teori dari para ahli luar negeri.
Buku ini memuat gambar sebagai pendukung agar pembaca mengerti, namun
gambar tersebut tidak dibarengi dengan penjelasan. Sehingga pembaca harus
memiliki daya analisa yang tajam. Dan ini tentu menyulitkan pembaca non-
pendidikan tinggi. Mungkin bagi para pembaca akan mengalami sedikit
kejenuhan saat memuat informasi dari buku Psikologi Pendidikan ini karena
dalam buku ini penulis terlalu banyak membuat point-point baik antar sub-
bab maupun antar bab. Sehingga membuat pembaca bingung ditambah lagi
penjelasan di setiap pony-point yang disajikan penulis tidak disertai dengan
menjelasan yang mendetail, hanya secara ringkas saja. Jadi kurang
memberikan pemahaman yang mendalam. Dan ini juga akan menjadi suatu
kesulitan bagi pembaca yang tidak mempunyai pendidikan tinggi.
42
Buku Pembanding
Tidak semua materi dalam buku di sertai penjelasan gambar, sehingga materi-
materi tersebut sulit dipahami pembaca. Buku ini tidak memuat banyak
pendapat para ahli. Sehingga pemahaman mahasiswa tentang Psikologi
Pendidikan tidak meluas. Isi materi ini banyak yang di ulang-ulang.
Sehingga membuat pembaca hilang fokus ketika sedang membaca buku ini.
Buku ini banyak memuat bahasa-bahasa akademik, sehingga membuat
pembaca dari kalangan non-pendidikan kesulitan memahami bahasa tersebut
dan kesulitan tersebut membuat pembaca dari kalangan non-pendidikan tidak
memahami semua isi buku. Beberapa penjelasan materi dalam buku ini
memakai bahasa asing. Hal ini tentunya membuat pembaca agak kecewa.
Harusnya istilah bahasa inggris disajikan juga menggunakan bahasa
Indonesia. Karena seperti kita ketahui fungsi bagan adalah sebagai rincian
penjelas dari suatu materi yang dipaparkan. Tapi jika sampai materi tidak
jelas dan istilah-istilah pun tidak jelas, pasti pembaca merasa sia-sia
membaca buku ini. Memang buku yang berjudul Psikologi dalam Pendidikan
ini sudah mencakup semua materi, namun menurut saya setiap materi tidak
semua yang dikupas tuntas pembahasannya. Padahal dilihat dari sub bab yang
ada dalam buku sudah mencakup semua materi yang berkenaan dengan
psikologi dalam pendidikan hanya saja pembahasan mengenai sub-sub bab
tersebut kurang mendetail atau mendalam. Hanya secara rinci saja. Jadi, bagi
pembaca yang kurang memiliki kecakapan daya tangkap dalam memahami
suatu hal, akan mengalami kesulitan membaca buku ini. Ada beberapa
pembahasan yang berupa pengertian yang mengutip dari beberapa ahli namun
penulis buku sendiri tidak mencantumkan asumsi siapa yang beliau kutip.
Hanya bebrapa saja yang beliau cantumkan nama pencetusnya. Dalam hal ini
pembaca yang kritis pasti akan meragukan kemutakhiran buku ini karena
tidak jelas dari mana pengertian-pengertian tersebut bisa muncul. Dalam
pembahasan mengenai jenis-jenis belajar. Dari sebelas point yang dibuat,
penulis tidak menyertakan contoh. Padahal kita sadari contoh membantu kita
sebagai pembaca untuk memahami hal-hal yang sedang kita baca.
43
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil review yang telah reviewer lakukan bahwa dari kedua buku ini
dapat kita ambil kesimpulan bahwa Psikologi Pendidikan dan Psikologi
dalam Pendidikan adalah dua disiplin ilmu yang saling memiliki keterkaitan
yang sangat erat. Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang menerangkan
tentang aktivitas individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses
pendidikan. Tentunya seorang guru akan banyak mengalami Masalah-
masalah psikologis peserta didik yang sangat mempengaruhi proses
pembelajaran di kelas, sehingga perlu diketahui dan dipahami oleh para
calon guru dan para guru yang telah mengajar dan mendidik. Oleh karena itu,
mata kuliah Psikolog Pendidikan merupakan mata kuliah wajib dipelajarai
oleh para calon guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan atau
tenaga keguruan berupa IKIP, FKIP, STKIP, dan lembaga keguruan lainnya.
Dan untuk menguasai atau mempelajari bagaimana kejiwaan seorang siswa
saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, buku Psikologi dalam
Pendidikan telah menyajikan materi-materi mengenai hal tersebut. Kontibusi
psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan terhadap dunia
pendidikan memang sangat besar karena menyangkut seua aspek di bidang
pendidikan, bukan hanya menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri,
akan tetapi juga menyangkut maslaah-masalah di luar proses belajar
mengajar.
4.2 Saran
Penulis seharusnya mencantumkan lebih banyak lagi daftar pustaka atau
referensi sehingga penulis lebih banyak mendapatkan landasan-landasan atas
materi-materi yang penulis kemukakan dalam buku utama dan buku
pembanding, dan pembahasan materi lebih dalam dan lengkap. Bagi editor
yang telah melakukan revisi terhadap buku ini, seharusnya teliti dalam
meletakkan tanda baca dan beberapa kutipan-kutipan peneliti lain.
44
BAB V DAFTAR PUSTAKA
45