Anda di halaman 1dari 18

E s

E Phaprds
rr
tr
rr
-,
r

l-
rr
g
l-

rr INTERNALAUDIT
rl_
r-.-
r.-
CHARTER
t_
r
E-
l:
g
l_
rJ
l-
f.I
l-
E-
l_
s
Ffrapr#b

INTERNAL AUDIT
CHARTER
Phaprift
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang 1

B. Sistem Pengendalian lnEmal 2


C. Organisasi Satuan Pengamasan lntenr 2
D. Tugas, Tarqgung Jawab dan Warenang 5
E. Prinsip Good Corporate Govemance 7
F. Hubungan Keriadengan Pihak Lain 9
G. Tanggurg Jawab dan \llfanrenang Manapmen 11
H. Standar Profesi, Kode Etik, dan Jaminan Mutu 12
l. Pelaporan 14
J. Penutup 15

Itffi Atdit Chafter


PhaprFt
oo7IGCGI2020

PIAGAIil UNIT AUDIT INTERNAL


{INTERNAL AUDTT CHARTER)

A. Latar Belakang
Satuan Pengawasan lntq.;n merupakan satah satu unit kerja yang menialankan fungsi
pemeriksaan lnternal, yaitu suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang
bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan
memperbaiki operasional perusahaan, meJalui pendekatan yang sistematis, dengan cara
mengevaluasidan meningkatkan efektivitas manaiemen risiko, pengendalian, dan proses
tata kelola perusahaan. . Unit Audit lnternal adalah unit kerja dalam Emiten atau
Perusahaan Publik yang menjalankan fungsi Audit lnternal.

Pelaksanaan fungsi Satuan Pengawasan lntern tersebut dapat berialan efektif jika
terdapat komitmen dari personil untuk melaksanakannya, adanya dukungan
manajemenldireksi, pengaturan tugas, serta pedoman yang mengatur hubungan kerja,
baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan ke dalam meliputi penaatan atas standar kode
etik, pelaksanaan evaluasi, serta iaminan mutu pelaksanaan pengawasan- Sedangkan
hubungan ke luar menyangkut hubungan dengan auditan, auditor ekstemal, komite audit
dan direksi. Untuk lebih menjamin terselenggaranya pengaturan hubungan ke dalam dan
hubungan ke luar tersebut, dibutuhkan suatu panduan yang disebut Piagam Unit Audit
lnternal alau tnternal A,udit Charter.

Piagam Audit lntemal merupakan dokumen tertulis yang memuat tujuan, kewenangan
dan tanggung jawab Satuan Pengawasan lntern, serta menggambarkan hubungan
Satuan Pengawasan lntern dengan Direksi, Komite Audit, Auditan dan Auditor Eksternal,
sesuai Perafuran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/ POJK.0d,t2A15.

lntemal Audit Charter


=a
{

-
q
Phaprlft
a B. Sistem Pengendalian lnternal
:r Pengendalian lnternal (lntemal conbat) adalah suatu proses, struktur atau sistem yang

e didesain untuk memberikan reasonable assurance (kepastian yang bisa diterima setelah
mempertimbangkan biaya, waktu, dan atau pertimbangan relevan lainnya), bahwa (i)
- kegiatan operasi dilakukan dengan efektif, efisien, dan ekonomis; (ii) peraturan dan/atau
=e perundang-undangan yang berlaku telah dipatuhi; serta (iii) sistem pelaporan keuangan
-- dapat diandalkan. Reasonable assurance tersebut tercipta bila seluruh komponen
a pengendalian internd, fitu: lingkungan pengendalian, proses nbk assesrnenf, aktivitas

a pengendalian, sistem informasi dan komunikasi, serta aktivitas pengawasan (monitoring),


telah ada dan berjalan se€ra efektif. Walaupun penetapan kebijakan umum rnengenai
3 pengendalian internal merupakan tanggung jawab manajemen dan personel lain yang
berwenang, namun implementasinya menjadi tanggung jawab setiap individu di dalam
perusahaan.

Fungsi pengawasan internal adalah fungsi di dalam perusahaan yang memberikan jasa
assurance dan konsultasi yang independen dan objektif yang menjadi bagian dari proses
-
manajemen risiko, pengendalian, dan gavernance. Fungsi ini membantu manajemen
-
perusahaan dalam memonitor, mengevaluasi, dan memberi masukan perbaikan atas
eksistensi, kecukupan, danlatau efektivitas pengendalian internal. Lebih jauh lagi, fungsi
pemeriksaan internaljuga memberikan rekomendasi menuju perubahan yang memberikan

- nilai tambah bagi perusahaan.

- Satuan Pengawasan lntern adalah unit organisasi di dalam perusahaan yang


€ metaksanakan fungsi pemeriksaan internal. Dengan diterbitkan piagam ini, seluruh
I tingkatan manajemen perusahaan diharuskan untuk memberikan komitmen sepenuhnya
bagi berfungsinya Satuan Pengawasan lntern dengan baik di PT Phapros Tbk.

-
C. Organisasi Satuan Pengawasan lntern
-
h 1. Kedudukan
J
- Kedudukan dan peran Satuan Pengawasan lntern harus ditempatkan pada posisiyang

- memungkinkan Satuan Pengawasan lntem dapat bertindak mandiri dalam melakukan


I Intenpl Audit Charter
--J Qtc
+
e
-\,:-
ts'
=a


Phaprib
tugasnya. Kedudukan Satuan Pengawasan lntern berada langsung di bawah Direktur
- Utama, dalam arti Kepala SPI bertanggung iawab kepada Direktur Utama, karena

- Satuan Pengawasan lntern merupakan perpanjangan tangan Direksi dalam hal


e pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan sendiri
oleh Direksi.

-- Laporan yang dihasilkan oleh Satuan Pengawasan lntem disampaikan langsung


kepada Direktur Utarna atau Direktur lain jika diperlukan dan juga dapat diberikan
--
kepada Komite Audit*dalam hal terdapat permintaan tertulis oleh Dewan Komisaris
{ '
kepada Direktur Utama.

Sesuai dengan kedudukannya, Satuan Pengawasan lntern besifat independen


terhadap unit kerja lainnya dalam perusahaan.
-
a
-
Struktur Organisasi.
Satuan Pengawasan lntern dipirnpin ohh seorang Kepala Satuan Pengawasan lntern
{
yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan
- Komisaris.

- Direktur Utama dapat membefrrentikan Kepala Satuan Pengawasan lntern, setelah


mendapat percetujuan Dewan Komisaris, jika Kepala Satuan Pengawasan lntern tidak
-
memenuhi persyaratan sebagai Auditor lnternal dalarn Satuan Pengawasan lntern
sebagaimana diatur dalam Piagam Unit Audit lnternal ini dan/atau gagal atau tidak
- cakap daiam menjalankan iugas.
-
Auditor yang duduk dalarn Satuan Pengawasan Intern bertanggungjawab secara
- langsung kepada Kepala Satuan Pengawasan lntern.

€ 3. Ruang Lingkup Tugas
Ruang lingkup tugas Satuan Pengawasan lntern, sesuai dengan fungsinya sebagai
- pelaksana pemeriksaan internal, adalah menyusun dan melaksanakan rencana

pemeriksaan tahunan dengan rnelakukan penilaian terhadap:
€ a. Kewajaran dan keakuratan pertanggungjawaban keuangan.
b. Efisiensi, kehematan, dan efektivitas penggunaan sumber daya.
-

Intenal Audif Charfer
{ @e
a
{
!
E
e
ra
=a
e Phaprib
c. Kecukupan dan efektivitas struktur dan sistem pengendalian intemal.
il d. Efektivitas sistem manaienen risiko.
a e. Peningkatan kualitas penerapan Good Carporate Govemance.
rr Penjabaran lebih lanjut dari cakupan ruang lingkup tugas Satuan Pengawasan lntern
tersebut adalah melakukan penguiian dan penilaian atas hal-halsebagai berikut:
=r
e 1) Bidang Keuangan

e lnformasi keuangqrr dan informasi lain yang relevan, apakah telah disajikan secara

3 akurat, handal, tepat waktu dan mengandung informasi yang bermanfaat sesuai
prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum.
e 2) Ketaatan pada peraturan perundangan-perundangan
a Penilaian terhadap ketaatan bagian yang bersangkutan pada peraturan perundang-

-- undangan maupun terhadap ketentuan yang mendasari transaksilkegiatan yang


a mempunyai pengaruh kepada laporan keuangan serta ketaatan kepada Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan yang telah ditetapkan.
- 3) Bidang operasional perusahaan
- Penggunaan sumberdaya ekonomiperusahaan, apakah telah dikelola dengan baik,
- efisien dan berdaya guna. Selain itu, menilai pencapaian realisasiyang sebenarnya

- dibandingkan target yang telah ditetapkan, termreuk penguiian ketaatan bagian


yang bersangkutan terhadap standar yang berlaku serta berkaitan kehematan, daya
-
guna dan hasilguna.
{
4) Bidang struktur dan sistem pengendalian internal
- Kecukupan, kehandalap dan efektivitas sistern pngendalian internal.

5) Bidang penerapan Goad Corporate Govemance
- Penerapan Good Corporate Govemance oleh pelaku-pelaku bisnis dalam
perusahaan, termasuk penilaian atas kebiiakan penerapan Gaod Corporate
Govemance yang telah dltetapkan oleh perusahaan.
6) Bidang manajemen risiko
Sistem manejemen risiko yang diterapkan perusahaan dalam rangka membantu
I
b

manajemen meminimalkan dampak dan kemungkinan keteriadian risiko.


I
7) Bidang investigasi

Intemal Audit Chofier
{
- fl6*
a

.-
\--
itt
=r
=l
ia
Phap*f-
ir
=t Kegiatan dalam perusahaan yang diindikasikan adanya kecurangan atau
penyimpangan yang merugikan keuangan perusahaan.
B 8) Tugas lainnya

=l Konsultasidibidang lainnya yang ada kaitannya dengan perusahaan sesuai dengan


T penugasan atau permintaan dari Direktur Utama.

E Persyaratan Auditor Satuan Pengawasan lntern


qr Persyaratan Auditor Satuan Pengawasan lntern
:r
:

a. Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan obyektif
dalam pelaksanaan tugasnya.
=r
? b. Memilikipengetahuan dan pengalaman mengenaiteknis audit dan disiplin ilmu lain

e c.
yang relevan dengan bidang tugasnya.
Memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan di bidang pasar
? modal dan peratuian perundang-unda ngan terkait lainnya
e d. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi, baik lisan maupun
e tertulis, secara efektif.

a e.
f.
Mematuhi standar profesiyang dikeluarkan oleh AsosiasiAudit lnternal.
Mematuhi Kode Etik Audit lnternal.

g. Meniaga kerahasiaan informasi dan/atau data perusahaan terkait dengan
€ pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan internal kecuali diwajibkan
{ berdasarkan peraturan perundang-undangan atau penetapan atau putusan
{ pengadilan.
h. Memahami prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko, dan
- i. Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan
{
profesionalismenya secara terus-menerus.
e
a
b-
D. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
E 1. Tugas dan Tanggung Jawab

Satuan Pengawasan lntern memiliki tugas dan tanggung jawab untuk :

-
h
a. Menyusun dan melaksanakan renmna Audit lnternaltahunan;
{
{
Intennl Audit Charfer 5
-J @{s
{
{
!
H
a
:a
B Pfraprnf*
e b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem
=r manajemen risiko sesuai dengan kebiiakan perusahaan
e ;

Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang


Ir keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi
e informasi, dan kegiatan lainnya;

a d. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang

e diperiksa pada semua tingkat manajemen;


Membuat LaporantlasilAudit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur
=r Utama dan Dewan Komisaris;
j. f. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak laniut perbaikan yang
:r telah disarankan;
E g. Bekerja sama dengan Komite Audit;
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit lnternal yang
? h.

dilakukannya, dan
{ Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
{
2. Wewenang
{
Dalam metaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan perencanaan audit,
a pelaksanaan audit, serta evaluasi sistem dan prosedur, Satuan Pengawasan lntern

- diberikan wewenang untuk memperoleh keyakinan bahwa sasaran dan tujuan


{ perusahaan dapat dicapai secara optimal. Kewenangan Satuan Pengawasan lntern

{ meliputi:

{ a. Mengakses seluruh informasiyang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas


dan fungsinya
{
b. Melakukan komunikasisecara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau
{
E-
Komite Audit serta anggota dari Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit;

- c. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris,
-a-
dan/ atau Komite Audit

- d. Melakukan koordinasi kegiatan dengan Auditor Eksternal; dan


{ e. Meminta laporan tindak lanjut dan perbaikan yang dilakukan oleh Auditan.
{
Internal Audit Charfer /6
{ e,

{
{
u
Phaprib
E. PRINSIP GOOD CORPORATE GOy.ERNAA'CE
Sebagaisalah satu organ perusahaan yang dituntut untuk dapat melaksanakan fungsi dan
pe_rannya secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundang-perundangan
yang berlaku, Satuan Pengawasan lntern wajib menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate G ovem ance, yaitu:

1. lndependensi
Satuan Pengawasan fntern wajib memiliki kemandirian dalam melaksanakan tugasnya,
yaitu:
a. Anggota Satuan Pengawasan lntern independen darijajaran manajemen lainnya dan
tidak terlibat dalam aktivitas operasional perusahaan.

b. Satuan Pengawasan lntern bertanggung jawab langsung dan menyampaikan laporan


hasil pemeriksaan secara teratur kepada Direktur Utama. Satuan Pengawasan lntern
dapat menyampaikan tembusan laporan hasilpemeriksaan kepada Dewan Komisaris
melalui Komite Audit, jika ada permintaan tertulis dari Dewan Komisaris kepada
Direksi-

c. Satuan Pengawasan lntern tidak boleh diberi tanggung jawab dalam pengembangan
dan implementasi rincisuatu sistem baru, namun dapat berperan sebagai pengamat
(observe) atau penasehat (adviserl terutama sekali yang menyangkut metode dan
standar pengendalian dari sistem yang baru.

d. Satuan Pengawasan lntern wajib memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam


melaksanakan fungsi dan perannya.

e. Satuan Pengawasan lntern harus memilikikomitmen yang kuat untuk melaksanakan


fungsinya secara independen, bebas dari pengaruh dan tekanan dari manapun.

2. Responsibilitas
Satuan Pengawasan lntem wajib melaksanakan seluruh pelaksanaan fungsinya sesuai
dengan yang ditentukan dalam standar profesiatau dipersyaratkan dalam praktik-praktik
terbaik internal audit.

Intennl Audit Charfer


q6'
Phaprlft
Prinsip responsibilitas yang dapat diimplementasikan Satuan Pengawasan lntern antara
Iain:
a. Menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan tennasuk anggarannya, setelah
berkonsultasi dengan Direksi dan Komite Audit, yang kemudian disahkan oleh
Direksi.

b. Melaksanakan Program Kerja Pengawasan Tahunan yang telah disahkan, termasuk


penugasan khusuq dari Direktur Utama danlatau atas permintaan dari Komite Audit
melalui Dewan Komisaris.

c. Menjaga integritas dan obyektifitas serta bertindak profesional.


d. Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Direktur Utama. Tembusan
laporan hasil pemeriksaan dapat disampaikan kepada Dewan Komisaris melalui
Komite Audit jika ada permintaan dari Dewan Komisaris kepada Direksi.

Akuntabilitas
Kepala Satuan Pengawasan lntern wajib merumuskan tugas, hak, wewenang dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan fungsinya secara terinci dan jelas. Kepala Satuan
Pengawasan lntern harus memberikan pertangunggjawaban atau menjawab dan
menerangkan kineda kepada Direktur Utama atas hasil pelaksanaan tugasnya antara
lain:

a. Menyampaikan Program Kerja Pengawasan Tahunan termasuk anggarannya kepada


Direktur Utama untuk mendapat persetujuan-

b. Melapod<an atau menyajikan informasi tentang status dan hasil pelaksanaan


Program Kerja Pengawasan Tahunan secara periodik, bulanan, triwulanan,
semesteran, atau tahunan.

c. Melaporkan penilaian atas kecukupan dan efektivitas proses pengendalian internal,


pengelolaan risiko, dan implementasi prinsipprinsip Good Corporate Gavemance.

Internal Audif Charfer


qe
a
=o
io
B
Phaprlf*
F. HUBUNGAN KERJA DENGAN PIHAK LAIN
E 1. Hubungan dengan Auditan
a Hubungan Satuan Pengawasan lntern dengan Auditan atau pihak yang diaudit secara
io ,umum merupakan hubungan antar unit yang melaksanakan audit dengan unit yang
T diaudit. Hubungan tersebut mengatur tata cara yang harus dipenuhi dalam setiap

a penugasan, baik sebelum pelaksanaan pengawasan, dalam masa pengawasan,

e maupun selesaidilaksanakan (masa pembuatan laporan dan tindak lanjut).

Hubungan kerja Satuan Pengawasan lntern dengan Auditan meliputi:


io . Dalam setiap pnuga6an pemeriksaan, tujuan, ruang lingkup, serta jangka waktu
il pemeriksaan harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pimpinan Unit yang
i3 diperiksa, sekaligus meminta dukungan dari Pimpinan Unit.

e . Auditan wajib membantu proses pemeriksaan dan bersifat terbuka dalam

e .
memberikan keterqnganldata temuan selarna pemeriksaan berlangsung"
Pembicaraan temuan hasil pemeriksaan dan rekomendasi untuk memperoleh
{
komentar maupun tanggapan, baik lisan maupun tertulis, dari Pimpinan Unit yang
{ diperiksa dan sekaligus meminta kesanggupan dari Pimpinan Unit untuk
d pelaksanaan tindak lanjutnya.

{ . Satuan Pengawasan lntem wajib mempertahankan kemandiriannya terhadap


Auditan. Dalam pelaksanaan pemeriksaan sejauh mungkin dihindarkan adanya
{
konflik kepentingan antara Satuan Pengawasan lntern dan Auditan.
=3 . Auditan wajib melaksanakan rekornendasi Satuan Pengawasan Intern yang telah
{ dibahas dan disetujui, atas masalah-masalah yang memerlukan tindak lanjut.
{ . Satuan Pengawasan lniern wajib memonitoring hasilpelaksanaan tindak lanjut dari

{ rekomendasi yang disampaikan kepada Auditan.

{ 2. Hubungan dengan Auditor Ekstemal


{ Satuan Pengawasan lntem harus menjalin kerjasama dengan Auditor Eksternal(Kantor
{ Akuntan PubliU KAP dan lndependen Auditor lainnya) dalam rangka mencapai hasil
kerja yang optimal.
{
Beberapa cara dalam melakukan koordinasi antara Satuan Pengawasan lntem dan
{
Eksternal Auditor antara lain:
{
Internal Audit Charfer 9
{
@6
{
{
d
tr_
ro
If
if
b Phap.]f*
a. Satuan Pengawasan lntern sebagai pendamping dan penghubung bagi Auditor
ID Eksternal dalam rangka plaksanaan auditnya.
b b. Satuan Pengawasan lntern mernbantu penyediaan datalinformasi atas permintaan
a , Auditor Eksternal.
ir c. Satuan Pengawasan lntern memberikan akses kepada Auditor Eksternal tentang
a hasil pekerjaan Satuan Pengawasan lntern melalui kesediaannya melakukan
a pertemuan/pembahasan dan rapat.

a d. Satuan Pengawasln lntern menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada


Auditor Eksternal dan menerima Management Letter dari Auditor Ekstemal melalui
io
Direksi. Adanya transfiormasi informasi hasil pemeriksaan ini dapat menjadi bahan
I) analisa dan evaluasi untuk mengurangi duplikasi dan tumpang tindih pemeriksaan
ir atau menentukan ruang lingkup pemeriksaan yang akan dilaksanakan.
e e. Satuan Pengawasa'n lntern memonitor hasil temuan Auditor Eksternal, sekaligus
{ mendorong Pimpinan Unit yang diaudit melaksanakan tindak lanjutnya.

{ f. Satuan Pengawasan lntern dan Auditor Eksternal harus bersama-sama memahami


teknik, metode dan terminologi audit yang dipergunakan masing-masing agar dapat
{
berkomunikasi secara efektif.
{
3. Hubungan dengan Komite Audit
Satuan Pengawasan lntern wajib membina hubungan dengan Komite Audit, karena
{
Komite Audit adalah organ pendukung yang dibentuk untuk membantu Komisaris dalam
{
hal kegiatan pengawasan.
-
{ Hubungan kerja antara Satuan Pengawasan lntern dengan Komite Audit antara lain
{ menyangkut aspek sebagai berikut:
{ a. Dalam proses penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan, Satuan
I Pengawasan lntern dapat meminta masukan dan pertimbangan Komite Audit-

€ b. Satuan Pengawasan lntern memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada Komite

E Audit melalui Direktur Utama apabila terdapat permintaan tertulis dari Dewan
Komisaris kepada Direksi.
b


Infernal Audit Charter 10
q6
=
{
{
{
R
B
ro
E^
-<,
{
Phaprlf-
a c. Komite Audit menelaah dan menilai hasil laporan realisasi kineria pemeriksaan
tahunan Satuan Pengawasan lntern rnzrupun laporan lainnya yang dituiukan kepada
a Komite Audit.
a d. Satuan Pengawasan lntern meminta saran dan masukan dari Komite Audit dalam
{ penyusunan Piagam Audit lnternat, termasuk dalam hal terdapat perubahan atau

{ revisi Piagam Audit lnternal.


b^ e. Satuan Pengawasap lntern, melalui Direktur Utama, menginformasikan kepada
{
Komite Audit secare* tepat waktu setiap adanya indikasi kecurangan (fraud) yang
{
melibatkan manajemen ltau karyawan yang terlibat se€ra signiftkan.
{ f. Komite Audit harus memastikan kemandirian fungsi Satuan Pengawasan Intern dan
memastikan bahwa temuan hasil pemeriksaan telah ditindaklanjutisecara wajar.
E
{
G. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG MANAJEMEN
{ Dalam upaya untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
manajemen unit kerja harus berperan aktif melalui tanggung jawab dan wewenang yang
{
diembannya.
{
1. Tanggung Jawab Manajemen Unit Keria
{
. Mengetahui dan memahami risiko yang terkait dengan kegiatan operasi pada unit
kerjanya;
{ r Membangun dan memeliharan sistem pengendalian internalyang dapat mengurangi
{ tingkat dampak dan kemungkinan ketedadian rislko sampai pada tingkat yang dapat
ditolerir:

{ o Memantau kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal secara


berkesinambungan dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki
{
kekurangan yang ditemukan;

h
. Membantu Satuan Pengawasan lntern dalam pelaksanaan tugasnya dan melakukan
{ koreksi atau tindak lanjut atas rekomendasi yang disampaikan.
b^
{
{
{
Infenal Audit Charfer 11

{ q6
{
{

R
b
a
a Phapr#b
T
b 2. Wewenang Manaiernen Unit Keda
. Membuat kebijakan, prosedur dan standar untuk nrengarahkan dan nrengendalikan
a kegiatan usaha;
b -. Mengelola dan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
a usaha dalarn tingkat risiko yang dapat ditolerir;

a . Melakukan tindakan koreksi tefiadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan

a diantisipas'.
:
a STANDAR PROFESI, KODE ETIK, DAN JAMINAN TUTU
a 1. Standar Pofesi
e Standar Profesi Auditor Satuan Pengawasan lntern adalah suatu acuan atau
a persyaratan yang minimal harus dipenuhi dalam setiap pelaksanaan tugas Satuan
Pengawasan lntern. Standar tersebut dirancang untuk meniamin mutu pelaksanaan

{ pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. Selain itu, standar tersebut


dimaksudkan untuk menetapkan batas tanggung jawab dan pelaksanaan pemeriksaan
{
oleh personil Satuan Pengawasan lntem.

Standar ProfesiAuditor Satuan Pengawasan lntem perusahaan mengacu pada standar
{ audit internal yang diletapkan oleh Asosiasi Audit lnternal.
{ Staf Satuan Pengawasan lntern harus memperhatikan kerahasiaan dan kewaiiban
{ hukum dalam melaksanakan tugasnya, serta dijalankan se@ra profesional, obyektif,

{ dan tidak memihak.

{ 2. Kode Etik
€ Kode etik merupakan standar perilaku yang wajib ditaati oleh Auditor Satuan
{ Pengawasan lntem. Kode etik Satuan Pengawasan lntem mewajibkan Auditor Satuan
L
Pengawasan lntem menlalankan tanggung jawab pelaksanaan tugas dengan
{
b bijaksana, bermartabat, dan terhormat, sehingga dapat menumbuhkan citra positif dan
{
kepercayaan terhadap hasil kerja Satuan Pengawasan lntern oleh sfakeholders.

Etika yang harus dimiliki dan dilaksanakan oleh Auditor Satuan Pengawasan lntern
=
{ meliputi:

= Infernol Audit Charfer


--
@6
e
-!l
{
L,

[se
3

E
T a. Auditor lnternal harus menunjukkan kejuiuran, obyektivitas dan kesungguhan dalam
melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya.
3 b. Auditor lntemal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
a menyimpang atau rnelanggar hukum.
c. Auditor lnternal tidak boleh secara sadar terlibat tindakan atau kqiatan yang dapat
-!' mendiskreditkan profesi Auditor lnternalatau mendiskreditkan organisasinya.

a d. Auditor lnternal harus menahan diri dari keterlibatan dalam kegiatan yang dapat

3 menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya atau kegiatan yang dapat


menimbulkan prasangka, yang nreragukan kemampuannya untuk dapat
T melaksanakan tugas dan memenuhitanggung jawab profesinya secara obyektif.
io e. Auditor lnternal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun dari karyawan,
a klien, pelanggan, pemasok, atau mitra bisnis organisasinya, yang dapat atau patut
e diduga dapat mempengaruhi pertimbangan profesionalnya.

{ f. Auditor lnternalhanya melakukan jasa-jasa yang diselesaikan dengan menggunakan


kompetensi profesional yang dimilikinya.
{
g. Auditor lnternal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi
standar profesi audit lnternal.
a h. Auditor lnternal harus bersikap hati-hatidan biiaksana dalam menggunakan informasi
{ yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor lnternal tidak boleh
{ menggunakan informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi; (ii)

{ secara melanggar hukum, atau; (iii) yang dapat menimbulkan kerugian terhadap

a i.
organisasinya.
Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, Auditor harus mengungkapkan $emua fakta-
{
fakta penting yang diketahuinya, yaitu tukta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i)
a mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu atau (ii) rnenutupi adanya praktik-
a praktik yang melanggar hukum.

{ j. Auditor lnternal harus senantiasa meningkatkan kompetensi efektivitas dan kualitas

{ pelaksanaan tugasnya. Auditor lnternal wajib mengikuti pendidikan profesional


berkelanjutan.
{
a Internal Audit Charter
{
6ia
{
a
a
3

Io a
Io
Phaprds
{
b Jaminan Mutu
Untuk menjamin mutu hasil pemeriksaan seffira konsisten, Satuan Pengawasan lntern
a harus mengembangkan teknik dan metode Audit lnternal yang tepat serta terus menerus
a -melakukan
upaya pengembangan kemarnpuan stafnya.
ro Dalam setiap penugasan audit harus dilakukan superuisi dan dokumentasi yang

B memadaidengan cara:

s a. Program pengawasan yang dikembangkan harus menyatakan tujuan dan ruang

3 lingkup setiap pemeriksaan.


b. Setiap program pengawasan harus dikaii ulang dan disetuiui oleh Manajer Satuan
B Pengawasan lntern.
a c. Manajer Satuan Pengawasan lntern menetapkan anggaran waktu setiap penugasan

{ pemeriksaan, dan Ketua Tim Pemeriksaan menetapkan anggaran waktu untuk


setiap prosedur pemeriksaan.
{
d. Manajer Satuan Pengawasan lntern mereviu kertas keria audit sebelum

penyelesaian pemeriksaan.
€ e. Laporan hasil pemeriksaan dibuat tertulis dan ditandatangani oleh Manajer Satuan
3 Pengawasan lntern.

B I. PELAPORAN

io Pelaporan pemeriksaan menyajikan temuan/ kondisi, dan Saran Tindak atas temuan Hasil
Pemeriksaan. Laporan Satuan Pengawasan lntern harus diselesaikan dalam waktu
sepuluh hari kerja dari waHu pembahasanl Closing Audit dengan unit kerja yang diperiksa.
B Laporan Hasil Pemeriksaan ditandatangani oleh Kepala Satuan Pengawasan lntern dan
B disampaikan kepada Direktur Utama, tembusan laporan disampaikan kepada pihak yang
B terkait dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit jika ada permintaan dari Dewan
{ Komisaris kepada Direksi.
E^
-g Unit Kerja yang diperiksa harus memberikan tanggapan tertulis dalam waktu dua minggu
setelah laporan hasil pemeriksaan disampaikan. Tanggapan harus menunjukkan rencana
-g
tindak lanjut yang telah dan akan dilakukan sehubungan dengan temuan/ kondisi dan
{
Saran Tindak dalam laporan hasilpemeriksaan.
{
Intemal Audit Charter t4
{ @6/



b
b
B
b
b
b PENUTUP
B Piagam Audit lnternal ini dapat dfietaah dan dimutakhirkan untuk rnenyesuaikan fungsi,
ts talggung jawab, dan wewenang Satuan Pengawasan lntern PT Phapros Tbk serta
B lingkungan perusahaan yang berubah dengan cepat. Komite Audit berhak meminta

b perubahan sebelum waktunya apabila terdapat hal-hal yang secara signifikan


mempengaruhi hal-hal tersebut.
B
B
I

: ' DitetaPkan diJakarta


b ranssal .0. 2..N$V...2.020


b>
{
b-
{
L:
{
E:
{s
E>
{('
{!'
b
i-, Heru Marsdno
{!t
L-
{
L-
sL
fL
:t3
Komisaris lndependen
t*rrr Huo"

fis
l-
:.{s Komisaris lndependen
L
:s
b
L-, Interrnl Audit Chdrfer
{
L, 6a
fH
r('
b

Anda mungkin juga menyukai