Anda di halaman 1dari 14

SAP BERMAIN

KEPERAWATAN ANAK
TERAPI BERMAIN ORIGAMI

Pembimbing : Ns. Syalvia Oresti, M.Kep

Nama : Amelia Prameswary

Nim : 1810105044
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES ALIFAH PADANG
2020/2021

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan seluruh
rahmat dan nikmatnya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah Karya Ilmiah Penulis sadar masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam
membuat makalah ini.

Walaupun demikian penulis sudah berusaha dengan maksimal demi kesempurnaan


penyusunan makalah ini baik dari hasil kegiatan diskusi dalam penyusunan makalah ini.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan bagi penulis guna untuk
kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

Padang, 20 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.........................................…………………………..........…..…

DAFTAR ISI .......................... ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................

A.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.Analisis Kasus.........................................................................

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di ruang kanak-kanak


Sub Pokok Bahasan : Belajar Melipat Kertas (origami)
Tujuan : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak
Tempat : Ruang perawatan kanak-kanak
Waktu : Jum'at,20 Maret 2020
Sasaran : Anak di ruang kanak-kanak
Metode : Bermain bersama
Media : kertas origami

A. Pendahuluan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar
mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan,
cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk
kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan


juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan
ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang
mendapat kesempatan bermain.

B. Tujuan
1.  TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah diajak bermain, di harapkan anak dapat mengembangkan kreatifitas dan
menjadi lebih aktif melaui pengalaman bermain, dan anak dapat beradaptasi dengan
lingkungan dan bergaul dengan teman sebayanya.
2.  TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah diakaj bermain, anak diharapkan sebagai berikut :
a.   Mengembangkan kreatifitas
b. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul
c.  Mengembangkan daya imajinasi
d.  Menumbuhkan sportivitas
e.  Mengembangkan kepercayaan diri
C.  Perencanaan
1. Jenis Program Bermain
Belajar melipat kertas dengan kertas lipat (origami) yang telah tersedia.
2.  Karakteristik Bermain
a.          Melatih motorik halus
b.         Melatih kesabaran, keterampilan dan ketelitian
3.  Karakteristik Peserta
a.          Usia 3-5 tahun
b.         Jumlah peserta : 1-3 orang anak
c.          Keadaan umum mulai membaik
d.         Klien dapat duduk
e.          Peserta kooperatif
4.        Metode : demonstrasi
5.        Media
a.         Kertas lipat (origami)
b.         Benang
c.         Gunting
d.        Jarum
D.       Strategi Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu Media
1 Persiapan 5 menit Peralatan bermain
  Menyiapkan ruangan
  Menyiapkan alat
  Menyiapkan peserta
2 Pembukaan 5 menit
  Beri salam pembuka
  Memperkenalkan diri
  Sesama anak saling berkenalan
  Menjelaskan maksud dan tujuan
3 Kegiatan Bermain 15 menit Peralatan bermain
  Anak diminta mengambil kertas
lipat
  Kemudian bantu anak untuk
melipat bentuk yang mudah
  Bantu anak untuk melubangi
hasil lipatannya dengan jarum
  Potong benang ±10 cm
  Gantung hasil lipatan anak di
tempat yang dapat dijangkau
olehnya
4 Penutup 5 menit
  Memberi reward pada anak atas
hasil karyanya.
  Memberi reward yang lebih
untuk anak yang hasil karyanya
paling bagus
  Memberi salam penutup
MATERI TERAPI BERMAIN

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengelaman


traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan keteganganatau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang
tua, kehilangan kontrol, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri.
Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makanan, menangis, teriak,
memukul, menendang, tidak kooperatif, atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Salah satunya upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi
pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan
yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenagan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertubuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik,intelektual,emosional dan sosial sehinggah bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu,
mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu media bagi perawat
untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologi
menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak akan mengeksperikan imajinasinya dalam
goresan warna pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks.
Tujuan

1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak hospitalisasi pada
anak sehinggah dapat mempercepat proses kesembuhan anak.
2. Tujuan Khusus
 Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia
pre-school.
 Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam
mewarnai gambar.
 Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehinggah
anak tidak kehilangan waktu bermain.

I. KEUNTUNGAN BERMAIN
1. Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
2. Membuang ekstra energi.
3. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ.
4. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
5. Anak belajar mengontrol diri.
6. Berkembangnya berbagai keterampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
7. Meningkatnya daya kreativitas.
8. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
9. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
10. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya untuk saling bekerja sama
11. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
12. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
II. MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermaina dalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh
melihat gambar di buku/majalah mendengar cerita atau musik, menonton
televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk
aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
III. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi
ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, dll.

IV. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

V. BENTUK- BENTUK PERMAINAN


1. Usia 0 – 12 bulan
 Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
 Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 – 24 bulan
 Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkansumbersuara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatihimajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik
 Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir
yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),
balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk
dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.

3. Usia 25 – 36 bulan
 Tujuannya adalah :
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal
dan membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
 Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
 Tujuannyaadalah :
a.Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c.Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e.Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkansportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
 Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-
anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain anak sebaya, orang tua, orang lain diluarrumah.

5. Usia Prasekolah
 Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olahraga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepedarodatiga
e. Benda berbagaimacamukuran.
f. Bonekatangan.
g. Mobil.
h. Kapalterbang.
i. Kapallautdsb
6. Usia sekolah
 Jenispermainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)


Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.

8. Usiaremaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

VI. EVALUASI
Peserta terapi bermain mampu:
1.      Anak dapat menyelesaikan satu bentuk lipatan dan kemudian digantung
2.      Anak dapat aktif dan mengikuti kegiatan
3.      Anak merasa senang dan gembira
4.      Mengurangi rasa takut anak pada perawat
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, 2007, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Markum.A.H, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta

Erlita, 2006. Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak, Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai