Nama : Nim
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Seorang perempuan berusia 88 tahun tinggal dipanti werda, mengeluh sakit daerah
persendian, dan sering mengalami kekakuan dan bengkak pada sendi di daerah kaki, otot
kaki mengalami spastic dan terlihat membengkak. Pengkajian didapat tekanan darah 130/90
mmHg, Skala KaTz Index kategori D, dengan nilai Barthel indeks 75, SPMSQ menjawab
salah 4, dengan MMSE 24. mengatakan nyeri sendi skala nyeri 5, disertai bunyi krepitasi
pada sendi yang digerakan, sulit berjalan, terlihat tofus pada sendi pada ekstermitas bawah
dextra dan sinistra, kekuatan otot extermitas bawah dextras dan sinistra 3, terlihat meringis
menahan sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan uric acid 8,5 mg/dl,
klien mengatakan sudah menapouse sejak usia 48 tahun. Klien merasakan nyeri bertambah
saat malam dan pagi hari, klien hanya mengoleskan balsam pada bagian yang mengalami
nyeri, saat malam hari sering terbangun karena nyeri dan sulit tidur kembali, klien
mengatakan tidak merasa haus dan jarang minum air putih, dan menyukai makan jeroan
ayam.
1. Sri wahyuni : Bagaimana cara mengatasi otot kaki yang mengalami spastic?
2. Susanti : Bagaimana cara perawat mengurangi rasa nyeri yang dialami
pasien pada kasus tersebut ?
3. Syarah : Tindakan apa yang tepat pada pasien nyeri?
4. Sici : Apa yang mengakibatkan jika pasien mengalami nyeri skala 5
5. Shinta Prima Dewi : Apakah jika kurang air minum putih bisa menyebabkan sakit
sendi ?
6. Sri inda rahayu : Berapa rentang nilai normal pemeriksaan uric acid pada
lansia dan apakah mengkonsumsi jeroan ayam mempengaruhi kadar pemeriksaan uric
acid, dan diet bagaimanakah yang di anjurkan untuk lansia pada kasus ini?
7. Siti Jamilah : Jelaskan mengapa kadar asam urat meningkat pada kasus
tersebut ?
8. Suwindri : apakah ada cara yang bisa digunakan untuk membantu
mengurangi pembangkakan pada kaki?
9. Tiara Amelia : Berapa nilai normal uric acid, dan apa penyebab uric acid
tinggi ?
10. Tasya : Apakah komplikasi yang akan terjadi bila ibu terus
mengalami nyeri berkepanjangan ?
Menjawab pertanyaan Step 3 :
6. Tia novelia
Kadar asam urat pada lansia perempuan yaitu : 7,24 mg/dl sedangkan pada lansia laki-
laki diperoleh kadar rata-rata asam urat 7,73 mg/dl. Iya, karena mengkonsumsi atau
makan jeroan ayam dapat meningkatkan kadar purin dalam tubuh. Jeroan ayam salah
satu makanan yang tinggi zat purin. Sedangkan diet yang dapat dianjurkan pada lansia
yaitu sebaiknya menghindari makan yang tinggi zat purin dan mengatur pola makan.
Cara mengatasi kaki bengkak dapat berbeda satu sama lain, tergantung dari
penyebabnya. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk membantu
mengurangi pembengkakan secara umum, yaitu:
a. Meninggikan posisi kaki ketika berbaring. Posisikan kaki hingga berada di atas
jantung. Agar semakin nyaman, Anda bisa menaruh bantal sebagai tumpuan lutut.
b. Lebih aktif bergerak. Jika kaki bengkak tidak disebabkan oleh cedera, maka Anda
disarankan untuk mulai lebih aktif bergerak, dengan melakukan pemanasan ringan,
dan menggerakkan kaki.
c. Perhatikan makanan. Kurangi konsumsi garam agar cairan yang menumpuk di kaki
bisa berangsur-angsur berkurang.
d. Gunakan celana yang lebih longgar. Hindari menggunakan celana yang terlalu
ketat, untuk mecegah terganggunya aliran darah maupun cairan lainnya, dari dan
ke area kaki.
e. Jaga berat badan ideal. Konsumsi makanan yang lebih sehat dan berolahraga secara
teratur.
f. Berikan tekanan ke kaki. Gunakan stoking atau kaus kaki kompresi khusus untuk
meredam pembengkakan.
g. Jangan duduk atau berdiri terlalu lama. Berdiri atau bergeraklah setidaknya satu
kali, setiap satu jam.
h. Kompres dengan es. Suhu dingin dari es akan mempersempit pembuluh darah di
kaki, sehingga cairan tidak lagi menumpuk di area tersebut. Kompres es juga akan
membantu meredakan nyeri.
i. Minum obat. Obat golongan diuretik dapat membantu meredakan kaki bengkak
dengan memicu pegeluaran cairan berlebih melalui urine. Konsultasikan dengan
dokter sebelum menggunakan obat ini.
9. (Suwindri 21117116)
normal pada perempuan, yaitu 2,5-7,5 mg/dL. dan normal pada laki-laki adalah 4,0-8,5
mg/dL
penyebab penumpukan kadar uric acid berlebih dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti :
Mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi, seperti daging merah, jeroan
hewan, dan beberapa jenis hidangan laut (misalnya teri, sarden, kerang, atau tuna).
Mengonsumsi minuman beralkohol dan minuman tinggi gula.
Menggunakan obat, seperti diuretik, aspirin, ciclosporin, dan beberapa obat kemoterapi.
Memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, sindrom metabolik, penyakit jantung,
penyakit ginjal, penyakit tiroid, kolesterol tinggi, leukemia, anemia, sleep apnea,
hipertensi, dan obesitas.
3) Obesitas (kegemukan).
4) Intoksikasi (keracunan timbal). 5) Pada penderita diabetes melitus yang tidak
terkontrol dengan baik. Dimana akan ditemukan mengandung benda-benda keton
(hasil buangan metabolisme lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda
keton yang meninggi akan menyebabkan kadar asam urat juga ikut meninggi.
(Putu Gede. Gout Arthritis pada Lansia: Sebuah Laporan Kasus. 2016 . Ilmu penyakit
dalam)
Penyebab tingginya asam urat dalam darah hingga terjadi hiperunsernia ada beberapa
yaitu: adanya gangguan metabolisme purin bawaan, kelainan pembawa sifat atau gen,
kebiasaan pola makan berkadar purin tinggi ( seperti: daging, jeroan, kepiting, kerang,
keju,kacang tanah, bayam, buncis), penyakit seperti: leukemia (kanker sel darah
putih),kemoterapi, radioterapi. Peningkatan kadar asam urat dalam darah
(hiperurisemia)disebabkan oleh peningkatan produksi (overproduction), penurunan
pengeluaran (underexcretion) asam urat melalui ginjal, atau kombinasi keduanya (Kurnia,
2015).
Etiologi dari artritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi, obesitas, konsumsi
purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih tinggi daripada wanita, yang
meningkatkan resiko mereka terserang artritis gout. Perkembangan artritis gout sebelum usia
30 tahun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun angka kejadian artritis
gout menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah usia 60 tahun. Prevalensi artritis gout
pada pria meningkat dengan bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84
tahun (Weaver, 2008). Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah menopause,
kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan penurunan level estrogen
karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini menyebabkan artritis gout jarang pada
wanita muda (Roddy dan Doherty, 2010).Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting
pada pria dan wanita. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak faktor, seperti peningkatan
kadar asam urat serum (penyebab yang paling sering adalah karena adanya penurunan fungsi
ginjal), peningkatan pemakaian obat diuretik, dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar
asam urat serum (Doherty, 2009).
Sumber : Firdayanti, Susanti & Muhammad Azdar Setiawan. 2019. PERBEDAAN JENIS
KELAMIN DAN USIA TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA
HIPERURISEMIA. JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.12 ISSN: 2597-8012.
2. TASYA 21117118
Mahasiswa mampu mengetahui terapi yang bisa dilakukan di rumah.
Kompres jahe merupakan campuran air hangat dan juga parutan jahe yang sudah
diparut sehingga akan ada efek panas dan pedas. Efek panas dan pedas dari jahe tersebut
dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan
sirkulasi darah dan menyebabkan penurunan nyeri dengan menyingkirkan produk - produk
inflamasi seperti bradikinin, histamine dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri. Panas
akan merangsang sel saraf menutup sehingga transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan
otak dapat dihambat (Kumar, 2013). Kompres jahe dilakukan dengan cara menempelkan jahe
yang telah di sangrai dan di tumbuk terlebih dahulu di area persendian yang mengalami nyeri
lalu kemudian dibalut dengan menggunakan kasa gulung, kompres ini dilakukan selama 20
menit (Zuriati, 2017).
Sumber : Jurnal Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain
Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
Terapi
GOUT dapat di atasi dengan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi. Terapi
farmakologi untuk gout dapat menggunakan Obat Anti-Inflamasi NonSteroid
(OAINS), Inhibitor Xanthine Oxidiase (IXO) dan urikosurik (Noviyanti, 2015).
Beberapa terapi nonfarmakologi dapt dilakukan seperti dengan cara merubah gaya
hidup, terapi gizi medis, kebugaran jasmani (olahraga) seperti senam yoga, terapi
kompres serai wangi hangat dan rendam air jahe hangat (Wahyuningsih, Aini &
Saparwati, 2016; Tatara, Wungouw & Polii, 2013).
Senam yoga dan rendan air jahe hangat dapat meransang sistem effektor sehingga
mengeluarkan signal yang akan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer.
Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan aliran darah ke setiap jaringan khususnya
yang mengalami radang dan nyeri bertambah, sehingga terjadi penurunan nyeri sendi
pada jaringan yang meradang (Noorhidayah, 2013). Penurunan atau perubahan nyeri
pada penderita GOUT merupakan indikasi terjadinya perubahan kadar asam urat
darah.
Salah satu terapi nonfarmakologik yang telah terbukti pada beberapa penelitian
mampu mengatasi berbagai permasalahan kesehatan adalah akupresur. Akupresur
merupakan salah satu intervensi keperawatan, yaitu tindakan pemberian tekanan ke
titik khusus pada tubuh untuk mengurangi nyeri, menghasilkan relaksasi, dan
mencegah atau mengurangi rasa mual. Akupresur merupakan pengobatan yang aman
karena hanya menggunakan pemijatan dengan jari tanganTerapi akupresur pada titik
Ki.3 bertujuan untuk memperbaiki atau mengoptimalkan fungsi sekresi ginjal
sehingga ginjal akan mensekresi asam urat dengan baik dan terjadi penurunan kadar
asam urat darah.
(Arif rakhman. Pengaruh terapi akupressure terhadap kadar asam urat. jurnal skolastik
keperawatan Vol. 1, No.2 Juli - Desember 2015 )
1. Serangan gout berulang setelah serangan awal menyebabkan ketidak mampuan mobilitas
selama 2-3 minggu.
5. Nefropati asam urat menyebabkan gagal ginjal akut biasanya berkaitan dengan tumor
dan kemoterapi.
Sumber : Intan Hardianti, Diana Mayasari. 2020. Penatalaksanaan Gout Artritis dan
Hipertensi pada Wanita Lansia Obesitas Grade Melalui Pendekatan Dokter Keluarga.
Vol 10, No 1.
Komplikasi
- Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita asam urat adalah: radang sendi akut
berulang dan kekambuhannya semakin lama akan semakin sering sendi yang sakit akan
bertambah banyak, kristal yang terbentuk semakin besar bahkan bisa menjadi pecah,
timbul batu pada saluran kemih bahkan bisa menyebabkan gagal ginjal (Misnadiarly,
2007).
Sumber : Tria Febriyanti, Wiwit Dwi Nubadriyah & Ni Luh Diah Ayu Sita Dewi. 2020.
HUBUNGAN KEMAMPUAN PENGATURAN DIET RENDAH PURIN DENGAN
KADAR ASAM URAT (The Correlation between the Ability in Purine Diet
Management and Uric Acid). Jurnal Ners LENTERA, Vol. 8, No. 1.
- Resiko komplikasi yang tinggi seperti nefropati dan urolitiasis (Arthritis Foundation,
2016; Clause & Saseen, 2018; Purba & Warastuti, 2017).
Sumber :
Siti Nur Hasina & Muhamad Khafid. 2020. PENGARUH SLEEP HYGIENE DAN
ERGONOMIC EXERCISE BERBASIS SPIRITUAL CARE TERHADAP KADAR
ASAM URAT DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA ARTHRITIS GOUT. Jurnal
Keperawatan Vol.12, No. 2, Hal : 203 - 216.
Komplikasi yang muncul akibat arthritis gout antara lain:a. Gout kronik bertophus
Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi)
di sekitar sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat di
sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa juga
ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral jantung, retina mata, pangkal
tenggorokan.b. Nefropati gout kronik Penyakit tersering yang ditimbulkan karena
hiperurisemia. terjadi akibat dari pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada
jaringan ginjal bisa terbentukmikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus.
c. Nefrolitiasis asam urat (batu ginjal) Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam
ginjal, bisa menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air
kemih jenuh dengan garamgaram yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat,
sistin dan mineral struvit (campuran magnesium, ammonium, fosfat).d. Persendian menjadi
rusak hingga menyebabkan pincang
suwindri 21117116
Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat antara lain adalah
sebagai berikut :a. Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun
saat tidur. b. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan
teraba panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3 hingga 10 hari, dilanjutkan
dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang dapat terjadi berulang kali dan
makin lama makin berat. Dan bila berlanjut akan mengenai beberapa sendi dan
jaringan bukan sendi. c. Disertai pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan
thopi. d. Terjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis.
(Putu Gede. Gout Arthritis pada Lansia: Sebuah Laporan Kasus. 2016 . Ilmu penyakit
dalam)
Tujuan pengobatan pada penderita artritis gout adalah untuk mengurangi rasa nyeri,
mempertahankan fungsi sendi dan mencegah terjadinya kelumpuhan. Terapi yang
diberikan harus dipertimbangkan sesuai dengan berat ringannya artrtitis gout (Neogi,
2011). Penatalaksanaan utama pada penderita artritis gout meliputi edukasi pasien
tentang diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi obyektif penderita, dan
perawatan komorbiditas (Khanna et al, 2012).
Penatalaksanaan Medis
Allopurinol efektif ketika berisiko terjadi insufisiensi ginjal atau kalkuli/batu ginjal
Kartikosteroid dapat digunakan pada pasien yang tidak berespon terhadap terapi lain
Penatalaksanaan Keperawatan
Dorong pasien utuk membatasi konsumsi makanan tinggi purin, tyerutama daging
organ (jeroan), dan membatasi asupan alkohol. Dorong pasien untuk memertahan kan berat
tubuh normal. Upaya ini dapat membatu mencegah episode gout yang nyeri.
Pada episode atritis gout akut , penatalaksaan nyeri sangat penting. Tinjau medikasi
persama pasien dan keluarga. Tekankan penting melanjutkanmedikasi untuk
mempertahankan efektivitas
Sumber : Brunner & Suddarth. 2013. Buku keperawatan medikal bedah edisi 12. Jakarta :
EGC
1. Kolkisin
Dosis : 0,5 – 0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal dan diikuti 0,5 – 0,6
mg tiap 2 jam sampai gejala penyakit hilang atau mulai timbul gejala saluran cerna,
misalnya muntah dan diare. Dapat diberikan dosis maksimum sampai 7 – 8 mg tetapi
tidak melebihi 7,5 mg dalam waktu 24 jam. Untuk profilaksis diberikan 0,5 – 1,0 mg
sehari.
2. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Contohnya: indometasin, fenilbutazon.
3. Obat urikosurik/ anti hiperurisemia Contohnya: alopurinol, probenesid, sulfinpirazon,
dan febuxostat.
4. Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan
mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang
dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID. Jika goutnya monarticular, pemberian
antra- articular yang paling efektif. Contohnmya: dexametason, hidrokortison,
prednisone.
Sumber ( Purwaningsih T. Faktor-faktor Risiko Hiperurisemia. 2009. Setyoningsih R.
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperurisemia Pada Pasien Rawat
Jalan RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2009.)
Bagian tubuh yang dapat mengalami GOUT adalah tumit, pergelangan kaki, jari,
pergelangan tangan dan siku dengan tanda dan gejala pada bagian sendi yang
mengalami GOUT akan mengalami pembengkakan, kemerahan, panas dan nyeri luar
biasa saat pagi maupun malam hari (Ode, 2012). Bila penatalaksanaan GOUT tidak
efektif maka selain menimbulkan rasa nyeri yang hebat juga dapat akan menimbulkan
peradangan yang lambat laun merusak struktur sendi dan menyebabkan kecacatan
(Dalimartha, 2008).
2) Terganggunya fungsi sendi yang biasanya di satu tempat, sekitar 70-80 % pada pangkal
ibu jari;
3) Terjadi hiperurisemia;
4) Terjadi hiperurikemia dan penimbunan kristal urat yang khas yaitu kristal monosodium
urat dalam cairan dan jaringan sendi,ginjal, tulang rawan dan lain-lain;
5) Terdapat tofus yang telah dibuktikan secara kimiawi; 6) Telah terjadi >1 kali
; 7) Adanya serangan pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki. Serangan juga biasa
terjadi di tempat lain seperti pergelangan kaki, punggung kaki, lutut, siku, pergelangan tangan
atau jari- jari tangan;
tubuh >38o C), dan pembengkakan tidak simetris pada satu sendi dan terasa panas;
10) Tak ditemukan adanya bakteri pada saat serangan dan imflamasi
11) Nyeri hebat di pinggang bila terjadi batu ginjal akibat penumpukan asam urat di ginjal;
12) Gejala yang lain : ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah atau
gusi berdarah
Prognosis artritis gout dapat dianggap sebuah sistem bukan penyakit sendiri. Dengan kata lain
prognosis penyakit artritis gout merupakan prognosis penyakit yang menyertainya (Tehupeiroy,
2003). Artritis gout sering dikaitkan dengan morbiditas yang cukup besar, dengan episode serangan
akut yang sering menyebabkan penderita cacat. Namun, artritis gout yang diterapi lebih dini dan
benar akan membawa prognosis yang baik jika kepatuhan penderita terhadap pengobatan juga baik
(Rothschild, 2013).
Jarang artritis gout sendiri yang menyebabkan kematian atau fatalitas pada penderitanya.
Sebaliknya, artritis gout sering terkait dengan beberapa penyakit yang berbahaya dengan angka
mortalitas yang cukup tinggi seperti hipertensi, dislipidemia, penyakit ginjal, dan obesitas. Penyakit-
penyakit ini bisa muncul sebagai komplikasi maupun komorbid dengan kejadian artritis gout
(Tehupeiroy, 2003).
Dengan terapi yang dini, artritis gout dapat dikontrol dengan baik. Jika serangan artritis gout
kembali, pengaturan kembali kadar asam urat (membutuhkan urate lowering therapy dalam jangka
panjang) dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan penderita. Selama 6 sampai 24 bulan pertama
terapit artritis gout, serangan akut akan sering terjadi (Schumacher et al, 2007). Luka kronis pada
kartilago intraartikular dapat mengakibatkan sendi lebih mudah terserang infeksi. Tofus yang
mengering dapat menjadi infeksi karena penumpukan bakteri. Tofus artritis gout kronis yang tidak
diobati dapat mengakibatkan kerusakan pada sendi. Deposit dari kristal monosodium urat di ginjal
dapat mengakibatkan inflamasi dan fibrosis, dan menurunkan fungsi ginjal (Rothschild, 2013).
Pada tahun 2010, artritis gout diasosiasikan sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit
kardiovaskuler. Analisis 1383 kematian dari 61527 penduduk Taiwan menunjukkan bahwa individu
dengan artritis gout dibandingkan dengan individu yang memiliki kadar asam urat normal, hazard
ratio (HR) dari semua penyebab kematian adalah 1,46 dan HR dari kematian karena penyakit
kardiovaskuler adalah 1,97. Sedangkan individu dengan artritis gout, HR dari semua penyebab
kematian adalah 1,07, dan HR dari kematian karena penyakit kardiovaskuler adalah 1,08 (Kuo et al,
2010)
Sumber : Jurnal artritis gout dan perkembangannya fandi wahyu widyanto rumah sakit aminah blitar
Menambahkan jawaban no 8
Pasien dianjurkan minum air putih, minimal 2.5 liter/hari. Konsumsi cairan yang
tinggi dapat membantu mengeluarkan asam urat melalui urin.
Jus sirsak kaya akan kandungan vitamin C sehingga sangat baik untuk meningkatkan
daya tahan tubuh. Kandungan vitamin C dalam jus sirsak berfungsi sebagai
antioksidan dan memiliki kemampuan untuk menghambat produksi enzim xantin
oksidanse. Oleh karena itu, jus sirsak dapat menghambat proses pembentukan asam
urat dalam tubuh. Kandungan senyawa alkaloid isquinolin dalam jus sirsak berberan
sebagai analgesik. Jadi, jus sirsak juga bisa meredamkan rasa nyeri akibat asam urat.
Selain itu jus sirsak pun berfungsi sebagai antiinflamasi. Kombinasi dari antiinflamasi
dan analgetik inilah yang berkhasiat mengobati asam urat. Dengan demikian, jus
sirsak sangat baik dikonsumsi oleh penderita asam urat
(Yuli Yantina. Pengaruh pemberian jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat di
dusun iii taqwasari desa natar kecamatan natar kabupaten lampung selatan.jurnal kesehatan
holistik vol 10, No 1, Januari 2016 : 32-35 )
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Nama : Ny.M
Usia : 88 Tahun
Jenis kelamin :P
Diagnosis : Gout Atritis
B. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d Nyeri (D.0055, Hal 126)
2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit (D.0074, Hal 166)
3. Resiko kerusakan integritas kulit b.d kekurangan / kelebihan volume cairan
(D.0129, Hal 300)
4. Gangguan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi (D.0054. Hal 124)
C. Interveni Keperawatan
1. Moditifikasi
Keterangan lingkungan
2. Batasi waktu
1. Menurun
tidur siang
2. cukup menurun 3. Fasilitasi
menghilangkan
3. sedang
stres sebelum
4. cukup meningkat’ tidur
4. Tetapkan jadwal
5. meningkat
tidur rutin
5. Lakukan
prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan
2. Luaran tambahan :
tingkat keletihan B. Manajemen nyeri
Observasi :
No Kriteria hasil T
1. Identifikasi
1. Verbalasi 3
lokasi,
kepulihan energi
karakteristik,du
Tenaga 4 rasi,frekuensi,k
Kemampuan 4 ualitas, intesitas
melakukan nyeri
aktivitas rutin 2. Identifikasi
5. meningkat dan
memperingan
nyeri
Teraupetik
1. Berikan teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi
rasa nyeri
(misal, TENS,
hipnosis,
akupresur dll)
2. Fasilitas
istirahat dan
tidur
3. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,perio
de, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
3. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
Kaloborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Keterangan pada
1. Meningkat kesejajaran
3. Sedang tepat
4. Cukup menurun
5. Menurun Edukasi
1. Informasikan
saat akan
dilakukan
perubahan
posisi
2. Ajarkan cara
menggunakan
postur yang
baik dan
mekanika
tubuh yang
baik selama
melakukan
perubahan
posisi
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
premedikasi
sebelum
mengubah
posisi, jika
perlu
Keterangan dll)
1. Meningkat
2. Cukup meningkat Teraupetik
3. Sedang
4. Cukup menurun 1. Ubah posisi
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis,
lotion,serum)
2. Anjurkan
minum air yang
cukup
3. Anjurkam
meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan buah
dan sayur
1. Kekuatan 1. Fasilitas
Kriteria hasil
otot aktivitas
menurun No Kriteria hasil T mobilisasi
2. Rentang dengan alat
gerak bantu
1. Pergelangan kaki 44
(ROM) 2. Fasilitas
(kanan)
menurun melakukan
3. Sendi kaku 2. Pergelangan kaki 4 pergeraka jika
4. Gerakan (kiri) perlu
tidak 3. Lutut (kanan) 4 3. Libatkan
terkoordina 4. Lutut (kiri) 4 keluarga untuk
si membantu
Keterangan
5. Gerakan pasien dalam
1. Menurun
terbatas meningkatkan
2. Cukup menurun
6. Fisik lemah pergerakkan
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan
melakukan
mobilisasi diri
3. Ajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus
dilakukan