Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

TINJAUAN TEORITIS GASTRITIS

A. DEFINISI GASTRITIS
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magg berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan ulserasi di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian
secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan
gastritis.
Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung. Tergantung pada
penyebabnya, gastritis bisa berlangsung akut atau kronik dan bisa menyerupai
kondisi yang lebih berat seperti atrofi mukosa lambung. Nyeri perut sebelah atas
merupakan gejala yang paling sering dialami oleh penderita gastritis, dan kadang
disebut sebagai dispepsia. Pada beberapa kondisi, gastritis bisa mengarah pada
pembentukkan tukak dan beresiko terhadap kanker lambung. Akan tetapi,
sebagian besar penderita, gastritis bukanlah kondisi yang berbahaya dan bisa
sembuh cepat dengan pengobatan.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI LAMBUNG


1. Anatomi Lambung (gaster)

1
Lambung berbentuk seperti huruf J dan merupakan pembesaran dari
saluran pencernaan. Lambung terletak tepat dibawah diafragma pada daerah
epigastrik, umbilikal, dan hipokardiak kiri di perut. Bagian superior lambung
merupakan kelanjutan dari esofagus. Bagian inferior berdekatan dengan
duodenum yang merupakan bagian awal dari usus halus. Pada setiap individu,
posisi dan ukuran lambung bervariasi. Sebagai contoh, diafragma mendorong
lambung ke bawah pada setiap inspirasi dan menariknya kembali pada setiap
ekspirasi. Jika lambung berada dalam keadaan kosong bentuknya menyerupai
sosis yang besar, tetapi lambung dapat meregang untuk menampung makanan
dalam jumlah yang sangat besar. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter.
Lambung dibagi oleh ahli anatomi menjadi empat bagian, yaitu bagian
fundus, kardiak, “body” atau badan, dan pilorus. Bagian kardiak mengelilingi
lower esophageal sphincter. Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran
dan pemasukan. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan
makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia
dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi
makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan
mencegah terjadinya aliran balik isis usus halus kedalam lambung. Bagian bulat
yang terletak diatas dan disebelah kiri bagian kardiak adalah fundus. Di bawah
fundus adalah bagian pusat yang terbesar dari lambung, yang disebut dengan
“body” atau badan lambung. Bagian yang menyempit, pada daerah inferior adalah
pilorus. Tepi bagian tengah yang berbentuk cekung dari lambung disebut dengan
lesser curvature atau lekukan kecil. Tepi bagian lateral ( samping ) yang berbentuk
cembung disebut dengan greater curvature atau lekukan besar. Pilorus
berkomunikasi dengan bagian duodenum dari usus halus melalui sphincter yang
disebut dengan pyloric sphincter.

2
2. Histologi Lambung

Dinding lambung terdiri atas 4 lapisan, yaitu :


a. Mukosa
Mukosa merupakan lapisan tebal dengan permukaan halus dan licin yang
kebanyakan berwarna coklat kemerahan namun berwarna pink di daerah
pylorik. Pada lambung yang berkontraksi, mukosa terlipat menjadi
beberapa lipatan rugae, kebanyakan berorientasi longitudinal. Rugae ini
kebanyakan ditemukan mulai dari pinggir daerah pyloric hingga kurvatur
mayor. Rugae ini merupakan lipatan-lipatan besar pada jaringan konektif
submukosa dan bukan variasi ketabalan mukosa yang menutupinya, dan
rugae ini akan menghilang jika lambung mengalami distensi. Seperti
pada semua saluran cerna lainnya, mukosa ini tersusun oleh epitel
permukaan, lamina propria, dan mukosa muskuler.

3
Setiap kelenjar terdiri dari empat tipe sel sekretori, yaitu :
 Zymogenic
Zymogenic (peptic) atau sel kepala (chief cells) merupakan sumber
enzim pencernaan yaitu enzim pepsin dan lipase. Sel chief ini
biasanya terletak pada bagian basal, bentuknya berupa silindris
(kolumner) dan nukleusnya berbentuk bundar dan euchromatik. Sel
ini mengandung granul zimogen sekretoris dan karena banyaknya
sitoplasmik RNA maka sel ini sangat basophilic. Sel parietal
(Oxyntic) merupakan sumber asam lambung dan faktor intrinsik,
yaitu glycoprotein yang penting untuk absorbsi vitamin B12. Sel ini
berukuran besar, oval, dan sangat eosinophilic dengan nukleus
terletak pada pertengahan sel. Sel ini terletak terutama pada apical
kelenjar hingga bagian isthmus. Sel ini didapati hanya pada interval
sel-sel lainnya disepanjang dinding foveola dan menggembung di
lateral dalam jaringan konektif.
 Parietal
Sel parietal memiliki ultraktruktur yang unik terkait dengan
kemampuan mereka untuk mengsekresikan asam hydrochloric.
Bagian luminal dari sel ini, berinvaginasi membentuk beberapa
kanal buntu yang menyokong sangat banyak microvili ireguler. Di
dalam sitopaslma yang berhadapan dengan kanal ini adalah
membran tubulus yang sangat banyak (sistem tubulovesicular).
Terdapat sangat banyak mitokondria yang tersebar di seluruh
organella ini. Membran plasma yang menyelimuti mikrovili
memiliki kosentrasi H+/K+ ATPase yang sangat tinggi yang secara
aktif mengsekresikan ion hidrogen kedalam lumen, ion chloride
pun keluar mengikuti gradien eletrokimia ini. Struktur yang akurat
dari sel ini beragam tergantung dari fase sekretoriknya : ketika
terstimulasi, jumlah dan area permukaan dari mikrovili membesar
hingga lima kali lipat, diduga akibat fusi segera dari sistem

4
tubulovesikuler dengan membran plasma. Pada akhir sekresi
terstimulasi, proses ini terbalik, membran yang berlebihan kembali
pada sistem tubuloalveolar dan mikrovili menghilang.
 Mukus
Sel leher mukosa sangat banyak pada leher kelenjar dan tersebar
sepanjang dinding regio bagian basal. Sel ini mengsekresikan
mukus, dengan vesikel sekretorik apikalnya mengandung musin
dan nukelusnya terletak pada bagian basal. Namun, produksinya
secara histokimia berbeda dengan produksi dari sel mukosa
permukaan
 Neuroendocrine
Sel neuroendokrin ditemukan disemua jenis kelenjar gastrik namun
lebih banyak ditemukan pada corpus dan fundus. Sel ini terletak
pada bagian terdalam dari kelenjar, diantara kumpulan sel chief .
Sel ini berbentuk pleomorfik dengan nukleus ireguler yang diliputi
oleh granular sitoplasma yang mengandung kluster granul
sekretorik yang besar (o,3 microm). Sel ini mensintesis beberapa
amino biogenic dan polipeptide yang penting dalam mengendalikan
motilitas dan sekresi glanduler. Pada lambung sel ini termasuk sel
G(yang mensekresi gastrin), sel D (somatostatin), dan sel
enterochromaffin-like/ECL (histamine). Sel-sel ini membentuk
sistem sel neuroendokrin yang berbeda-beda.

Didalam mukosa terdapat kalenjar yang berbeda yang dibagi


menjadi tiga zona, yaitu :
 kelenjar kardia, berfungsi menghasikan lisozom
 kelenjar lambung, berfungsi mensekresikan asam, enzim-enzim,
mukus, dan hormon-hormon.
 kelenjar pilorus, berfungsi menghasilkan hormon dan mukus.

5
2. Submukosa
Submukosa merupakan lapisan bervariabel dari jaringan
konektif yang terdiri dari bundel kolagen tebal, beberapa serat elastin,
pembuluh darah, dan pleksus saraf, termasuk pleksus submukosa
berganglion (Meissner's) pada lambung.
3. Muscularis eksterna
Muscularis eksterna merupakan selaput otot tebal berada tepat
dibawah serosa, dimana keduanya terhubung melalui jaringan konektif
subserosa longgar. Dari lapisan terdalam keluar, jaringan ini memiliki
lapisan serat otot oblique, sirkuler, dan longitudinal, walaupun celah
antara tiap lapisan tidak berbeda satu sama lain. Lapisan sirkuler kurang
begiru berkembang pada bagian oesofagus namun semakin menebal pada
distal antrum pyloric untuk kemudian membentuk sphincter pyloric
annular. Lapisan longitudinal luar kebanyakan terdapat pada 2/3 bagian
kranial lambung dan lapisan oblique dalam pada setengah bagian bawah
lambung.
Kerja dari muskularis eksterna ini adalah menghasilkan pergerakan
adukan yang mencampur makanan dengan produk sekresi lambung.
Ketika otot berkontraksi, volume lambung akan berkurang dan
menggerakkan mukosa menjadi lipatan longitudinal atau rugae (lihat
atas). Rugae ini akan datar kembali dan menghilang ketika lambung
penuh akan makanan dan muskulatur berelaksasi dan menipis. Aktivitas
otot diatur oleh jaringan saraf autonom yang tidak bermyelin, yang
terdapat pada lapisan otot dalam plexus myenterik (Auerbach's)
4. Serosa atau Peritoneum
Serosa merupakan perpanjangan dari peritoneum visceral yang
menutupi keseluruhan permukaan pada lambung kecuali sepanjang
kurvatura mayor dan minor pada pertautan omentum mayor dan minor,
dimana lapisan peritoneum meninggal suatu ruang untuk saraf dan
vaskler. Serosa juga tidak ditemukan pada bagian kecil di posteroinferior
dekat dengan orificium kardiak dimana lambung berkontak dengan

6
diafragma pada refleksi gastrophrenik dan lipatan gastropancreatik.
Serosa mengandung banyak lemak apabila umur bertambah.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis
untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui
saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik, pilorik,
hepatik dan seliaka.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan
ganlia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri
yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium.
Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi
lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa
(meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan
mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung.
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu,
dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus
seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang yang mensuplai
kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis
adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis
(retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum.
Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan
menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum, serta
berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan
kehati melalui vena porta.

3. Fisiologi Lambung
 Mencerna makanan secara mekanikal.
 Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000
mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponene utamanya yaitu
mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan air. Hormon gastrik
yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah.

7
 Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein
dirobah menjadi polipeptida
 Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,
alkohol, glukosa, dan beberapa obat.
 Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung
oleh HCL.
 Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung)
kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum,
akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.
Getah asam lambung yang dihasilkan:
 Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin
dan pepton)
 HCl, fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan
desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga
menjadi pepsin
 Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk
kasein dari kaseinogen (kaseinogen dan protein susu)
 Lipase lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak
yang merangsang sekresi getah lambung

C. KLASIFIKASI
Gastritis terbagi dua, yaitu:
a. Gastritis akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda
dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan
neutrofil. Jenisnya adalah: gastritis stress akut, gastritis erosive kronis,
gastritis eosinofilik, gastritis bakterialis.
b. Gastitis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan
kilnik bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi H. pylori.
Jenisnya adalah: gastritis sel plasma, penyakit meniere.

8
D. ETIOLOGI
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri
atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang
berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau
minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan
melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan
mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap
melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus,
sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung
(esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke
lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri
dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding
lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama,
kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim-enzim dan asam lambung) untuk
lebih menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini
sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding
lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga
yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan
keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab
yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :
a. Gastritis Akut.
1) Gastritis stress akut, merupakan jenis Gastritis yang paling berat, yang
disebabkan akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada
lambung.

9
2) Gastitis erosif kronis, bisa merupakan akibat dari :
 Crohn's disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan
peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang
dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika
lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's disease (yaitu
sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok
daripada gejala-gejala gastritis.
 Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen
dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan
cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding
lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
3) Gastritis esinofilik, terjadi akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi
cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.

b. Gastritis kronik
1) Gastritis sel plasma, merupakan Gastritis yang penyebabnya tidak
diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam
dinding lambung dan organ lainnya.
2) Penyakit meniere, merupakan jenis gastritis yang pnyebabnya tidak
diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya menebal,
kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10%
penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
3) Gastritis Bakterialis.
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang
hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.
Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat
ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur

10
oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi
oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak
dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi
H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic
ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang
kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding
lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophicgastritis, sebuah
keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan
rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah
dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat
dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga
meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian
besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker
dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada
penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini
sedangkan yang lain tidak.
c. Penyebab Lainnya
 Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi
dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding
lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi
normal.
 Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan
menyebabkan pendarahan dan gastritis.
 Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophicgastritis terjadi ketika
sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam
dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara
bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-
kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor
intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi
vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan

11
pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat
mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune
atrophicgastritis terjadi terutama pada orang tua.
 Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti
kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding
lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan
peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan
yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan
mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat
mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil
asam lambung.
 Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu
mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati.
Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil
dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot
sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah
empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak
bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung
dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.
 Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi
kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal
hati atau ginjal.

E. PATOFISIOLOGI
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk
kedalam lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga
lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi
balik ion hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan peningkatan difusi balik
ion hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan peningkatan sekresi asam
lambung yang meningkat/ banyak. Asam lambung dan enzim-enzim pencernaan.
Kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi peradangan.

12
Demikian juga terjadi peradangan dilambng karena invasi langsung pada sel-sel
dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Perdangan ini termanifestasi seperti
perasaan perih di epigastrium, rasa panas/terbakar dan nyeri tekan. Spasme
lambung juga mengalami peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esofagus
sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila iritasi/erosi pada
mukosalambung sampai pada jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah.
Sehingga kontinuitasnya terputus dan menimbulkan hematemesis maupun melena.

13
Pathways
Stress alcohol, obat makanan(pedas, panas, asam) helicobacter pylory

Merangsangsaraf iritasiselepitelcolumnergaster menyerangbagian fundus


Simpatik N Vagus gaster
Produksi mucus berkurang
Deskuamasisel
Responlambung responlambung
dilatasimukosa eksfollasi Responradangkronis
* Destruksikelenjar
Erosiselmukosa * Metaplasia

Produksi HCL↑ Kerusakanpembuluh selmukosa elastisitas


Darahmukosa hilang selberkurang

CP I mual, muntah iritasilambung CP III perdarahan gastritis kronis kekakuan

CP II nyeri melena
hematomesis nyeri
Gastritis akut komplikasiulkuspeptikum

14
F. MANIFESTASI KLINIS
Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis,
gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang
lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :
 Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat
menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan
 Mual
 Muntah
 Kehilangan selera
 Kembung
 Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan
 Kehilangan berat badan
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala
mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang
berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang
ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera.
Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.
Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung,
tapi hal ini jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga
terjadi borok pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat
menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan
memerlukan perawatan segera.
Karena gastritis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit
pencernaan dengan gejala - gejala yang mirip antara satu dengan yang
lainnya, menyebabkan penyakit ini mudah dianggap sebagai penyakit
lainnya seperti :
 Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang
biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare,
kram perut dan mual atau muntah, juga ketidaksanggupan untuk
mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua
hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus.

15
 Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada
ini biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung
naik dan masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan
antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa
asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah
dicerna kembali ke mulut.
 Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus
menerus dan parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya
borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer atau borok lambung adalah
luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum
adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau
lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai
beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini
dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.
 Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait
pada penyakit tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi
stress dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau
makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya
adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.

G. PENATALAKSANAAN
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan
mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam
kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya.
a. Terapi terhadap asam lambung
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung
dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah
sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-
obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti :
 Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk
cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk

16
mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan
dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
 Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi
rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat
seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung yang diproduksi.
 Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk
mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa”
asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa
proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-
pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole,
lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini
juga menghambat kerja H. pylori.
 Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk
melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil.
Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika
meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter
biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini.
Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang
juga menghambat aktivitas H. pylori.

b. Terapi terhadap H. pylori


Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori.
Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan
penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth
subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat
pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual,
menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan
untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen
yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih

17
efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang
lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga
tampaknya meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan
pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan
dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai
untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan
menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih
walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

H. Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic
ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis
dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan
secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di
dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula
pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya
terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi
akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue)
lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem
kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila
ditemukan pada tahap awal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn E. 1999. Rencana Askep ed. 3. EGC : Jakarta.

FKPP SPK Se-Jabar. 1996. Perawatan Pasien V A.

Sylvia A. Prince. 1995. Patofisiologi konsep klinis proses – proses penyakit ed. 4
buku 2. EGC : Jakarta.

Soeparman. 1984. Ilmu Penyakit Dalam jilid I ed. 3. FKUI : Jakarta.

Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah Jilid 3. Yayasan IAPK


Pajajaran Bandung.

19
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN GASTRITIS
DI RUANG PAVILIUN RSUD PALABUHNARATU

A. PENGKAJIAN
1. Data demografi
 Nama : Ny. N
 Usia : 40 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pendidikan : SLTA
 Agama : Islam
 Alamat : Citarik
 Dx. Medis : Gastritis Kronis
 No. CM : 786066
 Tanggal Masuk : 21-04-2019
 Tanggal Pengkajian : 21-04-2019

2. Pengkajian
 Keluhan Utama
Nyeri ulu hati
 Riwayat Kesehatan Saat Ini
- Tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh Nyeri ulu hati
yang dirasakan lebih nyeri setelah makan, disertai mual dan muntah
lebih dari 3x perhari, Perut terasa kembung.
 Riwayat kesehatan masa lalu
- Sekitar tahun 2018, klien pernah di rawat di RSUD Palabuhanratu di
ruang perawatan lumba bawah dengan diagnosa gastritis. Klien
mempunyaI riwayat penyakit gastritis sejak tahun 2012, rutin
meminum obat mylanta 3x1 sendok sebelum makan.

20
 Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderita klien, yaitu gastritis. Dan dikeluarganya tidak
mempunyai penyakit keturunan.
 Pola Hidup
a. Pola Aktivitas dan Lingkungan
Klien ibu rumah tangga klien mengasuh ke 3 cucunya Sehingga
makan tidak tepat waktu sudah menjadi hal yang biasa.
b. Pola Hubungan dan Peran
Sejak memiliki sakit maag klien mengatakan aktifitas sehari-harinya
menjadi terganggu, karena perasaan nyeri dan mual membuat tidak
nyaman dan tidak leluasa dalam beraktifitas.
c. Pola persepsi dan konsep diri
- Body image
Klien mengatakan menerima keadaan dirinya saat ini dan tidak
merasa malu dengan penyakitnya
- Ideal diri
Klien berharap penyakitnya dapat segera disembuhkan dan bisa
kembali kerumah dengan keluarganya
- Harga diri
Klien tidak merasa harga dirinya berkurang akibat penyakit yang
dideritanya
- Identitas diri
Klien mengatakan seorang ibu mempunyai 5 orang anak, dan 4
orang cucu
- Pola koping
Dalam mengatasi masalah klien selalu membicarakan pada
suaminya dan anak-anaknya dalam menyelesaikan setiap masalah.

21
 Penanggulangan Stress
Klien sudah mulai tenang menghadapi kondisinya. Klien menyadari
apabila ia stress maka sakitnya akan lama sembuh. Klien berpasrah
diri kepada Alloh SWT. Untuk menyebuhkan sakitnya
d. Pola praktik kesehatan
Klien memakan obat mylanta untuk mengurangi nyerinya bila ia
merasa mual atau nyeri ulu hati . klien jarang melakukan olahraga.
Klien sering mengkonsumsi jamu-jamu tradisional untuk kesehatan
tubuhnya. Untuk menyebuhkan sakitnya klien hanya berobat ke
dokter/mantri saja.
e. Gaya Hidup
Klien senang makan-makan yang belemak, goreng-gorengan. Klien
tidak pernah mengkonsumsi alkohol.
 Pengkajian Psikososial
Klien merasa nyaman dengan kondisinya saat ini. Klien menyadari
semakin ia cemas maka sakitnya akan semakin lama. Saat nyeri terasa
hebat klien hanya mampu memasrahkan diri kepada Alloh SWT. akan
perkembangan penyakitnya.
 Pengkajian spiritual
Klien merasa yakin bahwa dirinya bisa sembuh. Klien akan berusaha
untuk menjaga pola makannya agar sakitnya tidak kambuh lagi. Klien
memasrahakan segalanya kepada Alloh SWT.
 Pengkajian Sosial-Ekonomi
klien berada dilingkungan tempat tinggal Yang nyaman. Anak-anaknya
dan suaminya selalu mendukungnya dan sabar menghadapi klien selama
klien sakit. Klien sering berdialog dengan anak-anaknya mengenai
penyakitnya. Tanggapan orang-orang terdekatnya bahwa sakitnya klien
adalah ujian bagi semua anggota keluarga.

22
 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Lemah
1. TTV
TD : 110/80 mmHg
Resp : 22 x/menit
Suhu : 36,80C
Nadi : 88 x/menit

2. Antropometri
BBawal : 46 kg
BB saatdikaji : 45 kg
TB : 145 cm
IMT : 21,4 kg
Rumus IMT menurut WHO
Berat badan ideal =BB (Kg):( TB (M) X TB (M ))
Kesimpulan : dari hasil IMT diatas, dapat disimpulkan bahwa klien berada
dalam keadaan berat badan yang normal. Dimana, nilai rentang normal
IMT adalah 18-25 kg.
3. Pemeriksaan fisik
- Kepala
Saat dilakukan pengkajian dapat terlihat kepala klien simetris kiri
kanan, kulit kepala bersih tanpa adanya kotoran kepala, rambut hitam,
panjang dan tipis, namun sedikit terlihat putih dan tidak terlihat adanya
luka. Saat dilakukan palpasi tidak terasa adanya nyeri tekan.
- Mata
Saat dilakukan inspeksi pada mata terlihat konjungtiva anemis, reaksi
pupil normal, reaksi berkedip normal, lapang pandang normal dan
tidak ada nyeri tekan pada kelopak mata
- Hidung

23
Saat dilakukan inspeksi terlihat hidung bersih tanpa ada kotoran
hidung
- Mulut
Saat inspeksi dilakukan terlihat mukosa bibir klien kering, kulit bibir
sedikit terkelupas, lidah tampak kotor dengan bercak-bercak putih,
serta gigi tampak ada dua yang lubang. Mengunyah dan menelan tidak
ada hambatan.
- Telinga
Inspeksi yang dilakukan pada klien terlihat sedikit ada kotoran telinga
- Leher :
Saat dilakukan inspeksi terlihat leher klien tampak bersih, tidak
tampak adanya benjolan ataupun memar.
- Dada : bentuk dada simetris dengan pengembangan dada yang
sama.
- Perut :Saat dilakukan ispeksi terlihat klien dalam keadaan bersih.
Saat palpasi dilakukan, adanya nyeri tekan pada epigastrium dan
terdengar bunyi hipertympani, bisingusus 8x/menit, distensi abdomen
(+), turgor baik,
- Ekstremitas : tangan dan kaki tampak pucat, akral dingin, CRT < 2
detik atau yang dapat diartikan bahwa ketika perawat melakukan
penekanan pada kuku menandakan Hb/sel darah merah klien tidak
kurang.
- Genitalia : BAK baik, sudah 2 hari BAB>dari 3x perhari.

4. Pemeriksaan penunjang

Tanggal JenisPemeriksaan HasilPemeriksaan Nilai Normal


21 April 2019 Hemoglobin 11,3 gr% L=13-17 gr%
Leukosit 8200 / mm3 4.000-10.000 / mm3
Trombosit 274.000 / mm3 150-450 Ribu / mm3
Hematokrit 44 % L=40-49 %

24
5. Terapi yang diberikan

JenisTerapi RuteTerapi Dosis

Rl Parenteral 1500cc/hari

ranitidin IV 2 x 1 amp

Ondancetron IV 3 x 1 amp

sucralfat Oral 3 x 1 cth

25
B. ANALISA DATA
Nama :Ny.N
Umur : 40 Tahun
No. Data Etiologi Masalah
1 DS: Pola makan tidak teratur Gangguan rasa
- Klien nyaman: nyeri
mengeluh Lambung kosong
nyeri ulu hati HCL Tetap diproduksi
DO:
- Ekspresi wajah Membran mukosa lambu iritas/radang
tampak
meringis Merangsang pengeluaran zar

- Skala nyeri 3 vasoaktif

- Nyeri tekan
epigastrium (+) Ujung-ujung syaraf

- Distensi
Respon nyeri
abdomen (+)
- Perfusi abd.
Nyeri epigastrium
Hipertimpani
2 DS: klien mengeluh Gangguan digesti Gangguan nutrisi
mual, muntah 3x kurang dari
perhari, lemas, tidak Sisa makanan di digesti bakteri colon kebutuhan
nafsu makan,
DO: Terbentuk gas ber >>
BB awal 46 kg
BB saat dikaji 45 kg Kembung, mual
Turgor baik
Makan habis ¼ porsi Anorexia

Nutris< dari kebutuhan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

26
Nama : Ny. N
Umur : 40 thn
No. Diagnosa keperawatan Tanggal Tanggal Ttd nama
Ditemukan Teratasi perawat
1 Gangguan rasa nyaman: 21-04-19 21-04-19 Seri Maryanti
nyeri b.d. iritasi mukosa
lambung
2 Gangguan pemenuhan 21-04-19 23-04-19 Seri Maryanti
nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d
peningkatan gas
lambung

27
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. N
Umur : 40 thn
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Nyeri Kronis berhubungan dengan NOC: NIC :
adanya iritasi mukosa gaster ditandai Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain Manajemen
dengan : selama 1x 24 jam nyeri kronis pasien - monitoring TTV
DS: berkurang dengan kriteria hasil: - Monitor kepuasan pasien terhadap
Nyeriuluhati - Tidak ada gangguan tidur manajemen nyeri
DO: - Tidak ada ekspresi menahan nyeri - Tingkatkan istirahat dan tidur yang
- Gangguan aktifitas dan ungkapan secara verbal adekuat
- Skalanyeri 3 - tidak ada tegangan otot - Kelola anti analgetik
- Anoreksia (+) - Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
- Perubahan pola tidur - Ajarkan/ Lakukan tehnik
- Ekspresi wajah tampak meringis nonfarmakologis (relaksasi, masase
- Nyeri tekan epigastrium (+) punggung)
- Distensi abdomen (+) -

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kaji adanya alergi makanan

28
dari kebutuhan tubuhBerhubungan selama 3x 24 jam nutrisi kurang teratasi - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
dengan : peningkatan gas lambung dengan indikator: menentukan jumlah kalori dan nutrisi
DS: - Klien mengatakan nafsu makan yang dibutuhkan pasien
-    Nyeri abdomen meningkat - Yakinkan diet yang dimakan mengandung
-    Muntah - Makan 1 porsi habis tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Rasa penuh tiba-tiba setelah makan - Klien tidak mengeluh mual - Ajarkan pasien bagaimana membuat
DO: catatan makanan harian.
- Diare (+) - Monitor adanya penurunan BB dan gula
- Muntah . dari 3x/hari darah
- tidak nafsu makan - Monitor lingkungan selama makan
- Bising usus berlebih - Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak
- Konjungtiva pucat selama jam makan
-     - Monitor turgor kulit
  - Monitor kekeringan, rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
- Monitor mual dan muntah
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor intake nuntrisi

29
- Informasikan pada klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
- Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi
selama makan
- Kelola pemberan anti emetik:.....
- Anjurkan banyak minum
- Pertahankan terapi IV line
- Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oval

30
CATATAN TINDAKAN DAN EVALUASI
Nama : Ny. N
Umur : 40 Tahun
No Tanggal Tindakan Evaluasi Paraf
1 Tgl 21- 14.30 WIB
04-2019 - mengobservasi TTV TTV
- TD: 110/80 mmhg
- N: 88X/menit
- RR: 22X/Menit
- Suhu: 36,5c
- Nyeri ulu hati (+)
- Mengidentivikasi keluahan klien - Skala nyeri 3
15.00
- Memberikan kompres hangat - Klien mengatakan
dengan buli-buli ke area yang rasa yeri berkurang
nyeri (epigastrium) dari yang pertama
dirasakan. Skala
16.30 nyeri 1
- Memberi pendidikan kesehatan - Klien akan
pada klien dan keluarga mencoba
mengenai teknik relaksasi untuk menerapkan teknik
mengurangi nyeri tanpa obat relaksasi napas
dalam untuk
17.30 mengirangi nyeri
- Memberi terapi inj ranitidin tanpa obat
Memberi terapi oral sucralfat 1 - klien tampak
tablet tenang, nyeri
berkurang
- mengkaji adanya alergi - Klien mengatan
makanan tidak memiliki
alergi terhadap

31
makanan
- Melakukan
- Kolaborasi dengan ahli gizi
19.00 pelaporan agar
untuk menentukan jumlah
pasien dilakukan
kalori dan nutrisi yang
skrining gizi, dan
dibutuhkan pasien
19.15 konsultasi
- Yakinkan diet yang dimakan
mengenai nutrisi
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
2 22-04- - Mengobs. TTV TTV
2019 - Mengajarkan pasien bagaimana - TD: 110/80 mmhg
membuat catatan makanan - N: 86X/menit
harian. - RR: 22X/Menit
- Suhu: 36,8c
09.30 - Melakukan monitoring - BB 45 Kg
penurunan BB
11.00 - Mengidentifikasi Adanya
pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan - Anemis (-)
konjungtiva - Kemerahan (-)
- Menyajikan makan dalam
keadaan hangat
- Memonitor intake makanan - Klien mengatakan
- memberi terapi sucralfat tab nyeri berkurang,
13.00 - menjelaskan pada klien dan skala nyeri 1
keluarga pentingnya nutrisi - Makan habis ¾
bagi klien porsi
- Menganjurkan untuk makan Klien mengatakan
sedikit tapi sering makan sedikit tp
sering mengurang
rasa mual

32
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : NY. N
Usia : 40 tahun
No. Diagnosa Tanggal Perkembangan Paraf
1 Gangguan 21-04-19 S: Klien mengatakan nyeri
rasa nyaman: ulu hati berkurang
nyeri O: K/U klien tampak tenang,
skala nyeri 2
A: Masalah teratasi skala
nyeri 1, tidak ada ekspresi
menahan nyeri)
P: lanjutkan intervensi dx 2
2 Gangguan 21-04-19 S: Klien mengatakan makan
pemenuhan habis ¼ porsi, masih kurang
nutrisi kurang nafsu mkan,
dari 0 : K/U Lemas, anemis (-),
kebutuhan muntah (-)
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
3 Gangguan 22-04-19 Klien mengatakan makan
pemenuhan habis 3/4porsi, nafsu makan
nutrisi kurang meningkat, mual (-)
dari 0 : K/U Lemas, anemis (-),
kebutuhan muntah (-)
A: Masalah pemenuhan
nutrisi < dari kebutuhan
teratasi
P: pertahankan intervensi

33
34

Anda mungkin juga menyukai