Draft Permentan ISPO 9 Mei 2020
Draft Permentan ISPO 9 Mei 2020
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG
PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA.
Bab I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. Lembaga Sertifikasi ISPO;
b. Syarat dan Tata Cara Sertifikasi ISPO;
c. Prinsip dan Kriteria ISPO;
d. Pembinaan dan Pengawasan;
e. Pendanaan.
-4-
f. Sanksi Administrasi;
Bab II
LEMBAGA SERTIFIKASI ISPO
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
(1) Selain tugas LS ISPO sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, LS ISPO
mempunyai tugas:
a. menginformasikan sertifikat ISPO kepada publik;
b. menyampaikan laporan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali
kepada Menteri secara daring mengenai:
1. Sertifikat ISPO yang telah diterbitkan;
-5-
Bab III
SYARAT DAN TATA CARA SERTIFIKASI ISPO
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Bagian Kedua
Syarat Sertifikasi ISPO
Pasal 7
Pasal 8
-6-
Pasal 9
(1) Pekebun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b yang mengajukan
Sertifikasi ISPO harus memenuhi persyaratan:
a. surat tanda daftar usaha Perkebunan;
b. bukti kepemilikan tanah dan diakui Negara; dan
(2) Pekebun yang mengajukan Sertifikasi ISPO sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara perseorangan atau berkelompok.
(3) Kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk kelompok
pekebun, gabungan kelompok pekebun, koperasi, atau kelembagaan
ekonomi pekebun, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memiliki Tim Sistem
Kendali Internal (Internal Control System/ICS) yang bertanggung jawab
dalam penerapan ISPO.
Pasal 10
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pekebun
melampirkan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).
Bagian Ketiga
Tata Cara Pengajuan Permohonan
Pasal 11
(1) Pemohon berupa Perusahaan Perkebunan menyampaikan permohonan
Sertifikasi ISPO kepada LS ISPO dengan dilampiri persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
(2) Pemohon berupa Pekebun menyampaikan permohonan Sertifikasi ISPO
kepada LS ISPO dengan dilampiri persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 dan Pasal 10.
(3) Setelah LS ISPO menerima permohonan, LS ISPO melakukan verifikasi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
-7-
Pasal 12
(1) Perjanjian sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) huruf
b paling kurang selama 1 (satu) siklus sertifikasi.
(2) Perjanjian sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang
memuat hak dan kewajiban, rencana sertifikasi, penilikan, jangka waktu
perjanjian dan perubahan, aturan pembekuan dan penghentian sertifikasi.
(3) Rencana sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. audit tahap 1 (satu);
b. audit tahap 2 (dua);
c. pengambilan keputusan sertifikasi; dan
d. sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan sertifikasi.
Pasal 13
(1) LS ISPO setelah menandatangani perjanjian sertifikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf b, melaksanakan audit tahap 1
(satu).
(2) Audit tahap 1 (satu) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penilaian terhadap:
a. tinjauan kelengkapan dan kebenaran dokumen legalitas;
b. sampel kebun dan usaha pengolahan yang akan dinilai pada audit
tahap ke-2;
c. titik kritis dari kebun dan usaha pengolahan seperti kebun dengan
kawasan lindung, tempat penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3), kebun dengan kemiringan tertentu;
d. para pihak/pemangku kepentingan yang dipilih sebagai narasumber.
-8-
Pasal 14
(1) Apabila hasil audit tahap 1 (satu) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13:
a. sesuai, dilanjutkan dengan audit tahap 2 (dua); atau
b. ditemukan ketidaksesuaian, diberi kesempatan untuk melengkapi
dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.
(2) Apabila dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 huruf b tidak dapat diselesaikan, proses audit
tahap 1 dihentikan dan permohonan dikembalikan kepada pemohon
disertai alasan penghentian.
Pasal 15
(1) Audit tahap 2 (dua) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf
b meliputi penilaian terhadap:
a. seluruh dokumen yang digunakan oleh pemohon;
b. penerapan prinsip dan kriteria ISPO di kebun dan usaha pengolahan;
c. kompetensi dari petugas/karyawan yang terlibat di kebun dan usaha
pengolahan;
d. konfirmasi penerapan prinsip dan kriteria ISPO kepada para
pihak/pemangku kepentingan yang dipilih sebagai narasumber
Pasal 16
(1) Apabila hasil audit tahap 2 (dua) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15:
a. sesuai, dilanjutkan dengan pengambilan keputusan sertifikasi; atau
-9-
(2) Apabila dalam jangka waktu paling lama 6 (tiga) bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 huruf b tidak dapat melakukan perbaikan, proses
audit tahap 2 (dua) dihentikan dan permohonan dikembalikan kepada
pemohon disertai alasan penghentian.
Pasal 17
Pasal 18
(1) Berdasarkan hasil audit sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf a,
LS ISPO melakukan pengambilan keputusan berdasarkan hasil tinjauan
seluruh informasi terdokumentasi mulai dari permohonan sampai dengan
laporan Tim audit.
(2) LS ISPO dalam melakukan pengambilan keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memiliki:
a. mekanisme yang jelas dan transparan; dan
b. sumber daya manusia yang tidak memiliki konflik kepentingan.
(3) Pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. pemberian sertifikat ISPO; atau
b. penolakan pemberian sertifikat ISPO.
-10-
(4) Keputusan pemberian sertifikat ISPO sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a dipublikasikan di website LS ISPO paling lama 30 hari setelah
keputusan sertifikasi ditetapkan.
(5) Dalam hal LS ISPO tidak memberikan sertifikat ISPO sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b, permohonan dikembalikan kepada
pemohon disertai alasan penolakan.
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
-11-
(1) Usaha perkebunan kelapa sawit yang telah memperoleh sertifikat ISPO
wajib dilakukan penilikan oleh LS ISPO penerbit sertifikat dalam periode
siklus sertifikasi.
(2) Penilikan pertama dilakukan antara 9 (sembilan) bulan sampai 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal keputusan sertifikasi.
(3) Dalam hal terjadi kendala pelaksanaan penilikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), maka diberi perpanjangan waktu penilikan paling lama 3
(tiga) bulan sejak keputusan sertifikasi sebelumnya.
(4) Perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan
kepada Menteri dan KAN.
(5) Apabila dalam penilikan terdapat ketidaksesuaian, diberikan waktu
perbaikan selama 3 (tiga) bulan dari rapat penutupan penilikan.
(6) Keputusan hasil penilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) dapat berupa pemeliharaan, pembekuan, pembatalan atau pencabutan
sertifikat ISPO.
Pasal 23
Ukuran sampel untuk penilikan 0,6√y dan dilakukan pembulatan ke atas, serta
diambil dari kebun yang belum dinilai pada sertifikasi awal.
Pasal 24
(1) Sertifikat ISPO yang telah habis masa berlakunya wajib diperpanjang
kembali.
(2) Perpanjangan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
Pelaku Usaha dengan mengajukan permohonan sertifikasi ulang paling
lama 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku sertifikat ISPO.
(3) Perpanjangan sertifikat dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil
audit satu siklus sebelumnya.
(4) Pelaksanaan sertifikasi ulang dilakukan melalui audit tahap 1 (satu) dan 2
(dua) sesuai dengan proses sertifikasi awal.
(5) Apabila tidak ada perubahan signifikan mempengaruhi pemenuhan prinsip
dan kriteria ISPO maka LS ISPO yang sama dapat langsung melakukan
Audit Tahap 2 (dua).
(6) Waktu audit untuk sertifikasi ulang adalah 0.8 HOK sertifikasi awal.
-12-
Pasal 25
(1) Dalam pelaksanaan sertifikasi ISPO dapat terjadi ketidakpuasan berupa
keluhan terhadap proses maupun penetapan sertifikasi ISPO.
(2) Keluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dimohonkan oleh:
a. pemantau independen;
b. Pelaku Usaha; atau
c. masyarakat terdampak
(3) Keluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan kepada LS ISPO
dilampiri dengan:
a. gugatan yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh yang
menggugat atau kuasanya;
b. bukti terakhir dan dokumen pendukung yang lengkap; dan
c. usulan cara penyelesaian permasalahan.
Pasal 26
(1) LS ISPO membentuk komite penyelesaian keluhan yang berjumlah 3 (tiga)
orang terdiri dari 2 (dua) orang yang mewakili LS ISPO dan 1 (satu) orang
ahli.
(2) Anggota komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak boleh
mempunyai hubungan dengan pihak yang menyampaikan keluhan dan
tidak mempunyai kepentingan dalam penyelesaian gugatan.
(3) Komite Penyelesaian Keluhan harus menyelesaikan gugatan paling lama 20
(dua puluh) hari sejak diterimanya permohonan gugatan.
(4) Apabila pemohon tidak dapat menerima hasil komite penyelesaian keluhan,
maka pemohon dapat mengajukan permohonan banding.
(5) Mekanisme penanganan keluhan dapat diakes publik.
Pasal 27
(1) Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) yang tidak puas
terhadap putusan komite penyelesaian keluhan dapat mengajukan
banding kepada Komite ISPO.
-13-
(2) Komite ISPO membentuk komite banding yang berjumlah 3 (tiga) orang
terdiri dari 2 (dua) orang yang mewakili Komite ISPO dan 1 (satu) orang
ahli.
(3) Anggota komite sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak boleh
mempunyai hubungan dengan pihak yang menyampaikan keluhan dan
tidak mempunyai kepentingan dalam penyelesaian gugatan.
(4) Komite banding harus menyelesaikan gugatan paling lama 20 (dua puluh)
hari sejak diterimanya permohonan gugatan.
(5) Putusan komite banding bersifat final dan mengikat.
(6) Mekanisme penanganan banding dapat diakses publik.
Pasal 28
Selama proses penyelesaian keluhan atau banding, sertifikat ISPO yang telah
diterbitkan dinyatakan tetap berlaku.
Bagian Keempat
Audit Khusus dan Transfer Sertifikat ISPO
Pasal 29
(1) Audit khusus merupakan audit lapangan yang dilakukan diluar jadual audit
reguler dan mekanismenya ditetapkan oleh LS ISPO.
(2) Audit khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. audit terhadap perluasan ruang lingkup;
b. audit terhadap tindak lanjut keluhan/banding; atau
c. audit perubahan.
(3) Audit terhadap perluasan ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a dilakukan dalam menindaklanjuti permohonan perluasan ruang
lingkup sertifikasi pelaku usaha.
(4) Audit terhadap perluasan ruang lingkup sebagaimana dimaksud ayat pada
(3) dapat dilakukan bersamaan dengan penilikan.
(5) Audit terhadap tindak lanjut keluhan/banding sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dilakukan dengan memverifikasi keluhan/banding.
-14-
(6) Audit perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dilakukan
karena perubahan peraturan perundang-undangan, perubahan manajemen,
perubahan kepemilikan.
Pasal 30
(1) Dalam hal tertentu Sertifikat ISPO yang masih berlaku dapat ditransfer
kepada LS ISPO lain.
(2) Hal tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Permintaan pemegang sertifikat ISPO;
b. dicabutnya akreditasi LS ISPO oleh KAN; atau
c. berakhirnya akreditasi LS ISPO.
(3) Permintaan transfer sertifikat kepada LS ISPO lain yang dilakukan atas
permintaan pemegang sertifikat ISPO sebagaimana dimaksudpada ayat (2)
huruf a dapat dilakukan setelah masa 1 (satu) siklus sertifikasi.
(4) Permintaan transfer sertifikat kepada LS ISPO lain yang dilakukan atas
permintaan pemegang sertifikat ISPO dilakukan bukan atas dasar
persaingan tidak sehat.
Pasal 31
Pasal 32
Tata cara transfer sertifikat apabila akreditasi LS ISPO dicabut oleh KAN,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) huruf b meliputi :
a. LS ISPO yang dicabut akreditasinya berkewajiban untuk mentransfer
Sertifikat ISPO;
b. Transfer sertifikat sebagaimana dimaksud pada huruf a diberikan kepada
LS ISPO terakreditasi dan terdaftar di Komite ISPO,
c. Transfer sertifikat sebagaimana dimaksud pada huruf b dengan
persetujuan pemegang Sertifikat ISPO dan LS ISPO penerima sertifikasi;
d. LS ISPO penerima transfer sertifikat berkoordinasi dengan LS ISPO
penerbit sertifikat untuk meninjau permohonan transfer sertifikat;
e. peninjauan dalam transfer sertifikat dilakukan dalam bentuk peninjauan
dokumen.
f. untuk memastikan tinjauan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf
e, dilakukan kunjungan lapangan.
g. untuk memastikan sertifikasi yang telah dilakukan peninjauan, LS ISPO
penerima harus :
1) melakukan penilaian dari awal terhadap Pemegang Sertifikat ISPO;
atau
2) melakukan audit yang berkonsentrasi pada area masalah yang ada.
h. Jika terdapat ketidaksesuaian prinsip dan kriteria ISPO:
1) LS ISPO penerbit sertifikat harus menutup, sebelum sertifikat
dipindahkan; atau
2) LS ISPO penerima harus memastikan bahwa ketidaksesuaian tersebut
sudah ditutup.
-16-
i. Apabila sudah sesuai dan tidak ada potensi masalah yang diidentifikasi
dalam peninjauan sebelum transfer sertifikat dilakukan, LS ISPO penerima
dapat menerbitkan sertifikat dengan mengikuti aturan keputusan
sertifikasi normal.
i. Program penilikan berikutnya harus mengacu pada jadwal penilikan
seperti sertifikasi asalnya kecuali LS ISPO melakukan audit awal atau
sertifikasi ulang sesuai dengan hasil tinjauan yang dilakukannya.
Pasal 33
Tata cara transfer sertifikat karena LS ISPO berakhir masa akreditasi dan tidak
memperpanjang akreditasinya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2)
huruf c meliputi :
a. LS ISPO yang telah habis masa berlaku akreditasinya dan tidak
memperpanjang akreditasinya wajib untuk mentransfer Sertifikat ISPO
yang telah diterbitkan kepada LS ISPO terakreditasi dan terdaftar di Komite
ISPO, dengan persetujuan pemegang Sertifikat ISPO dan LS ISPO penerima
sertifikasi;
b. transfer Sertifikat ISPO sebagaimana dimaksud pada huruf a hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tidak melebihi 40 (empat puluh) hari sejak
habis masa berlaku akreditasinya;
c. LS ISPO penerima transfer sertifikat berkoordinasi dengan LS ISPO
penerbit sertifikat untuk meninjau permohonan transfer sertifikat;
d. peninjauan dalam transfer sertifikat dilakukan dalam bentuk peninjauan
dokumen.
e. untuk memastikan tinjauan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf
d, dilakukan kunjungan lapangan.
f. untuk memastikan sertifikasi yang telah dilakukan peninjauan, LS ISPO
penerima harus :
1) melakukan penilaian dari awal terhadap Pemegang Sertifikat ISPO;
atau
2) melakukan audit yang berkonsentrasi pada area masalah yang ada.
g. Jika terdapat ketidaksesuaian prinsip dan kriteria ISPO:
1) LS ISPO penerbit sertifikat harus menutup, sebelum sertifikat
dipindahkan; atau
2) LS ISPO penerima harus memastikan bahwa ketidaksesuaian tersebut
sudah ditutup.
-17-
h. Apabila sudah sesuai dan tidak ada potensi masalah yang diidentifikasi
dalam peninjauan sebelum transfer sertifikat dilakukan, LS ISPO penerima
dapat menerbitkan sertifikat dengan mengikuti aturan keputusan
sertifikasi normal.
i. Program penilikan berikutnya harus mengacu pada jadwal penilikan
seperti sertifikasi asalnya kecuali LS ISPO melakukan audit awal atau
sertifikasi ulang sesuai dengan hasil tinjauan yang dilakukannya
Pasal 34
Pasal 35
(1) Sertifikat ISPO yang dibekukan tidak dapat ditransfer ke LS ISPO lain.
(2) Biaya transfer Sertifikat ISPO karena permintaan pemegang Sertifikat ISPO
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat ISPO.
(3) Biaya transfer Sertifikat ISPO karena pencabutan atau berakhirnya
akreditasi LS ISPO dibebankan kepada LS ISPO.
Bagian Kelima
Auditor LS ISPO
Pasal 36
Pasal 37
dengan jenis audit yang dilakukan adalah audit sertifikasi awal atau
audit sertifikasi ulang; dan
f. merupakan auditor internal LS ISPO.
(2) Persyaratan Kompetensi Kolektif Tim Audit sebagai berikut:
a. Tim Audit LS ISPO secara kolektif harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk menilai pemenuhan prinsip dan kriteria ISPO
legalitas, budidaya, pengolahan, lingkungan dan K3, serta sosial dan
ekonomi.
b. Apabila kompetensi kolektif Tim Audit tidak dapat dipenuhi oleh auditor
maka dapat menggunakan tenaga ahli teknis.
BAB IV
PRINSIP DAN KRITERIA ISPO
Pasal 38
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 39
Pasal 40
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 41
Pasal 42
BAB VII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 43
(1) LS ISPO yang tidak menyampaikan laporan secara berkala setiap 3 (tiga)
bulan sekali kepada Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf b, diberikan sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. dikeluarkan dari daftar LS ISPO di Kementerian Pertanian.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 2 (dua) kali
dalam tenggang waktu 1 (satu) bulan untuk melakukan pelaporan.
(3) Apabila teguran tertulis ke-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
dipenuhi, LS ISPO dikeluarkan dari daftar LS di Kementerian Pertanian.
Pasal 44
(1) Perusahaan Perkebunan yang tidak memiliki sertifikat ISPO sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diberikan sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
-22-
Pasal 45
Pekebun yang tidak memiliki sertifikat ISPO sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf b, tidak diutamakan untuk mendapatkan program bantuan
pemerintah dalam pengelolaan dan pengembangan perkebunan.
Pasal 46
(1) Pelaku Usaha pemilik sertifikat ISPO yang tidak mempertahankan prinsip
dan kriteria ISPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) diberikan
sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. pembekuan sertifikat ISPO; atau
c. pencabutan sertifikat ISPO.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 2 (dua) kali
dalam tenggang waktu 2 (dua) bulan untuk melakukan perbaikan.
(3) Apabila teguran tertulis ke-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
dipenuhi, dilakukan pembekuan sertifikat ISPO selama 6 (enam) bulan.
(4) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tidak ada perbaikan, maka diusulkan pencabutan sertifikat ISPO
kepada LS ISPO yang berwenang.
Pasal 47
-23-
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 48
(1) Sertifikat ISPO yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Menteri ini
berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa
berlaku sertifikat ISPO.
Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini masa berlaku Sertifikat ISPO
berakhir dengan ketentuan apabila:
a. Pelaku usaha:
b. LS ISPO
Pasal 49
(1) LS ISPO yang telah terdaftar dan memiliki SK pengakuan sebagai LS ISPO
yang ada sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku dengan
-25-
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
Pasal 51
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
Diundangkan di Jakarta
-26-
Pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
NOMOR :
TANGGAL :
PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM
OIL/ISPO) UNTUK PEKEBUN
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
1 KEPATUHAN 1.1 Legalitas dan Memiliki sertifikat tanah, Hak atas tanah harus ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
TERHADAP Pengelolaan Pekebun akta jual beli tanah, girik dapat ditunjukkan jika pekebun memiliki
PERATURAN DAN dan bukti kepemilikan seperti Sertifikat tanah, sertifikat tanah, akta jual
PERUNDANGAN tanah lainnya yang sah. akta jual beli tanah, beli tanah, girik dan bukti
girik dan bukti kepemilikan tanah lainnya
kepemilikan. yang sah.
Nama pemegang Hak ✓ ✓ ✓ ✓
Atas Tanah ( SHM, Tidak Memenuhi
SKT) sesuai dengan
jika pekebun tidak memiliki
nama unit sertifikasi.
sertifikat tanah, akta jual
Luas Hak Atas Tanah ✓ ✓ ✓ ✓ beli tanah, girik dan bukti
(SHM, SKT, tidak dapat kepemilikan tanah lainnya
lebih besar dari STDB. yang sah.
Luasan operasional ✓ ✓ ✓ ✓ atau
telah sesuai dengan nama pemegang alas hak
Hak Atas Tanah (SHM, tidak sesuai dengan nama
SKT) yang ada Hak yang mengajukan
Atas Tanah. sertifikasi.
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
Tidak memenuhi
jika tidak tersedia hasil
identifikasi areal sengketa
pada seluruh area
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
operasionalnya yang
berada didalam lokasi
kebun
Tersedia peta ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
lahan/sketsa yang jika tersedia peta
menjadi sengketa. lahan/sketsa yang menjadi
sengketa
Tidak Memenuhi
jika tidak tersedia peta
lahan/sketsa yang menjadi
sengketa
Tersedia laporan ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
proses penyelesaian jika tersedia laporan
sengketa telah proses penyelesaian
dilaporkan ke Instansi sengketa telah dilaporkan
terkait dan tanda ke Instansi terkait dan
terimanya. tanda terimanya.
Tidak memenuhi
jika tidak tersedia laporan
proses penyelesaian
sengketa telah dilaporkan
ke Instansi terkait dan
tanda terimanya.
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
disesuaikan dengan
kondisi lingkungan
masyarakat dan usaha
taninya
2.3.1. Pembukaan Lahan Memiliki dan Tersedia SOP ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Pembukaan lahan yang melaksanakan SOP dan pembukaan lahan. SOP
memenuhi kaidah-kaidah instruksi kerja cara
Tidak memenuhi jika tidak
konservasi tanah dan air. pembukaan lahan tanpa
memiliki SOP
bakar.
Tersedia dokumentasi/ ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
rekaman kegiatan dokumen/ rekaman
pembukaan lahan
Tidak memenuhi jika tidak
tanpa membakar,
memiliki dokumen/
rekaman
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
penanaman pada lahan rekaman
miring yang dapat
Tidak memenuhi jika tidak
ditanami dengan
memiliki rekaman
melakukan terasering.
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
penanaman pada lahan rekaman
yang memerlukan
Tidak memenuhi jika tidak
konservasi dilakukan
memiliki rekaman
dengan pembuatan
sistem drainase dan
terasering.
2.3.2. Perbenihan 1. Menggunakan benih Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Untuk mendukung tanaman berasal dari menggunakan benih rekaman
produktivitas tanaman dari produsen benih yang sesuai dengan standar
Tidak memenuhi jika tidak
Pekebun, benih yang telah mendapat yang sudah dilepas
memiliki rekaman
sertifikat dari instansi oleh Pemerintah.
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
2.3.4. Penanaman pada Memiliki catatan untuk Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Lahan Gambut penanaman pada lahan penanaman dilakukan rekaman
Penanaman kelapa sawit di gambut yang mengacu pada lahan gambut
Tidak memenuhi jika tidak
kebun pada lahan gambut kepada peraturan dan berbentuk hamparan
memiliki rekaman
dapat dilakukan dengan ketentuan yang berlaku. dengan kedalaman < 3
memperhatikan karakteristik m dan proporsi
lahan gambut sehingga mencakup 70% dari
tidak menimbulkan total areal.
kerusakan fungsi Lapisan tanah mineral
lingkungan. dibawah gambut bukan
pasir kuarsa atau tanah
sulfat masam dan pada
lahan gambut dengan
tingkat kematangan
matang (saprik).
Areal disisakan minimal
30% tidak ditanami
untuk konservasi.
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pengaturan jumlah rekaman
tanaman dan jarak
Tidak memenuhi jika tidak
tanam sesuai dengan
memiliki rekaman
kondisi lapangan dan
praktek budidaya
perkebunan terbaik.
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
adanya tanaman rekaman
penutup tanah.
Tidak memenuhi jika tidak
memiliki rekaman
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
pengolahan.
Tidak memenuhi
jika tidak tersedia rekaman
pemberian informasi
kepada pemangku
kepentingan dan tindak
lanjut terdapat permintaan
informasi
3. Memiliki dokumen Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi
tanggapan atau rekaman terhadap jika tersedia rekaman
pelayanan informasi tanggapan atau terhadap tanggapan atau
terhadap permintaan pelayanan informasi pelayanan informasi
informasi dari terhadap permintaan terhadap permintaan
pemangku informasi dari informasi dari pemangku
kepentingan. pemangku kepentingan
kepentingan.
Tidak Memenuhi
jika tidak tersedia rekaman
terhadap tanggapan atau
pelayanan informasi
terhadap permintaan
informasi dari pemangku
kepentingan.
5 PENINGKATAN Meningkatkan kinerja Memiliki dokumen hasil Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi
USAHA SECARA dengan mengembangkan penerapan perbaikan/ identifikasi potensi jika tersedia rekaman
BERKELANJUTAN dan mengimplementasikan peningkatan usaha yang dilakukannya tindakan terkait kegiatan perbaikan/
rencana aksi yang berkelanjutan. perbaikan
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
NOMOR :
TANGGAL :
PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK :
( I ) PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG MELAKUKAN USAHA BUDIDAYA PERKEBUNAN DAN TERINTEGRASI DENGAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL
PERKEBUNAN
( B ) PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG MELAKUKAN USAHA BUDIDAYA PERKEBUNAN
( P ) PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG MELAKUKAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
1:50.000 atau
1:100.000 untuk
izin lokasi setelah
Tahun 1993; atau
dengan skala
lainnya.
2. Tanah yang dapat Tanah dalam Izin √ √ √ Memenuhi
ditunjuk dalam Izin Lokasi sesuai dengan Jika tanah sesuai dgn
Lokasi merupakan Rencana Tata Ruang RTRW
tanah yang peruntuk Wilayah (RTRW) pada
annya sesuai dengan saat izin lokasi Tidak Memenuhi
Rencana Tata Ruang diterbitkan. Jika tanah tidak sesuai
Wilayah (RTRW). dgn RTRW
3. Pemegang Izin Lokasi Tersedia dokumentasi √ √ Memenuhi
wajib membebaskan pembebasan lahan Jika mempunyai
tanah dalam dari hak pada masa waktu Izin dokumen
dan kepentingan pihak Lokasi berlaku.
lain sesuai peraturan Tidak Memenuhi
perundang-undangan. Jika tidak mempunyai
dokumen
1.1.2 Perolehan Lahan 1. Lahan perkebunan Tersedia Izin √ √ √ Memenui
Lahan perkebunan yang yang berasal dari Pelepasan Kawasan Jika perusahaan memiliki
berasal dari kawasan hutan kawasan hutan Hutan dari Instansi dokumen yang sah
produksi konversi wajib produksi konversi terkait untuk lahan yang
mempunyai Izin Pelepasan wajib mempunyai Izin berasal dari kawasan Tidak memenuhi
Kawasan Hutan dari KLHK Pelepasan Kawasan hutan yang dapat Jika perusahaan tidak
atau BKPM serta dilengkapi Hutan dari KLHK atau dikonversi. memiliki dokumen yang
dengan rekaman tahapan BKPM serta dilengkapi sah
dengan rekaman
tahapan pelepasan
2
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
3
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
1.1.3 Hak Atas Tanah 1. Memiliki Hak atas 1. Tersedia Sertifikat √ √ √ Memenuhi
Memiliki Hak atas Tanah Tanah (HGU, HGB, Hak atas tanah Jika perusahaan memiliki
(HGU, HGB, Hak Pakai) HP/Hak Pakai) yang (HGU, HGB, HP). dokumen HGU/HGB/HP
yang sah sesuai dengan sah dengan luasan 2. Tersedia Surat √ √ yang sah sesuai dengan
Peraturan Dasar Pokok sesuai peraturan Keputusan Hak luasan yang dikelola
Agraria No. 5 tahun 1960. perundang-undangan di atas Tanah dari
( I, B, P ) bidang pertanahan. instansi terkait. Tidak memenuhi
3. Kesesuaian nama √ √ Jika kebun tidak memiliki
pemegang Hak sertifikat HGU/HGB/HP
Atas Tanah (HGU, yang sah dengan luasan
HGB, HP) dengan yang sesuai yang
nama pelaku usaha dikelola.
perkebunan.
4. Kesesuaian jenis √ √
penggunaan atau
pemanfaatan tanah
(komoditi usaha
perkebun an), Hak
Atas Tanah (HGU,
HGB, HP) dengan
keputusan
pemberian haknya.
5. Kesesuaian lokasi √ √ √
dan luasan
operasional berada
didalam areal HGU.
6. Masa berlaku Hak √ √
Atas Tanah (HGU,
4
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
4. Tersedia dokumen/ √
rekaman monitoring
pemeliharaan batas
HGU.
5. Tersedia petugas √
yang ditetapkan
untuk melakukan
monitoring
pemeliharaan batas
HGU/HGB/HP.
6
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
7
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
8
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
2. Tersedia Akta √ √
perubahan terakhir
yang disahkan oleh
Intansi pemerintah
terkait dan sesuai
dengan dengan
nama organisasi
perkebunan.
9
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
11
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
Perkebunan yang
belum melakukan
kerjasama tersebut
wajib melakukan
kegiatan produktif
untuk masyarakat
sekitar yang
diketahui oleh
gubernur atau
bupati/walikota
sesuai
kewenangannya.
4. Badan hukum √ √
dalam bentuk
koperasi tidak wajib
memfasilitasi
pembangunan
kebun masyarakat
seluas 20%.
5. Tersedia bukti √ √
laporan perkem-
bangan realisasi
fasilitasi
pembangunan
kebun masyarakat
sekitar kepada
instansi pemerintah
terkait (Dinas
Perkebunan).
14
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
termasuk didalam
IUP.
5. Lokasi IUP sesuai √ √ √
sesuai dengan
Rencana Tata
Ruang Wilayah.
6. Jumlah unit dan √ √ √
kapasitas
terpasang atau
volume produksi
produk dari Pabrik
Kelapa Sawit (PKS)
sesuai dengan
kapasitas yang
tertera didalam IUP.
7. Komoditi yang √ √ √
tertera dalam
dokumen IUP
sesuai dengan
komoditi yang
diusahakan.
8. Untuk IUP-P, √ √ √
ditunjukkan dengan
ketersediaan bahan
baku TBS yang
diolah di PKS paling
rendah 20% dari
kebun sendiri.
16
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
17
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
18
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
tahun sejak
diperoleh hak atas
tanah.
2.3 PENERAPAN TEKNIS
BUDIDAYA DAN
PENGOLAHAN HASIL
2.2.1 Pembukaan Lahan 1. Perusahaan 1. Tersedia SOP √ √ √ Memenuhi
Pembukaan lahan yg Perkebunan harus pembukaan lahan Jika memiliki SOP..
memenuhi kaidah-kaidah memiliki Standard tanpa bakar
konservasi tanah dan air. Operating Procedure termasuk penataan Tidak memenuhi
( I, B ) (SOP) pembukaan lahan. Jika tidak memiliki SOP
lahan termasuk 2. Tersedia SOP √ √ √
penataan lahan. pembukaan lahan
dengan yg
memperhatikan
kaidah-kaidah
konservasi tanah
dan air.
3. Tersedia SOP √ √ √
pembukaan lahan
dengan terasering
apabila perusahaan
memiliki kemiringan
lahan (3–15%).
21
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
5. Pembukaan lahan √ √ √
dan penanaman
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 50 m kiri
kanan tepi anak
sungai.
6. Pembukaan lahan √ √ √ √
dan penanaman
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 2 (dua) kali
kedalaman jurang
dari tepi jurang.
7. Pembukaan lahan √ √ √ √
dan penanaman
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 130 kali
selisih pasang
tertinggi dan
pasang terendah
dari tepi pantai.
3. Memiliki bukti yang 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
mendukung tidak kegiatan Jika memiliki bukti.
adanya kegiatan pembukaan lahan
pembakaran di areal tanpa bakar. Tidak Memenuhi
konsesi perkebunan, 2. Tersedia laporan √ √ √ √ Jika tidak memiliki bukti.
seperti riwayat tindakan
pemunculan titik api di penanggulangan
area konsesi semenjak kebakaran.
22
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
lingkungan atau
AMDAL/ RKL-RPL
yang sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
4. Tersedia dokumen √ √ √ √
pelaporan kepada
institusi yang
berwenang apabila
kegiatan
penanaman seperti
tersebut diatas
tidak dilakukan
oleh perusahaan.
2.2.2 Perbenihan 1. Perusahaan 1. Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
Perusahaan Perkebunan Perkebunan memiliki penggunaan benih Jika memiliki SOP.
dalam melakukan SOP Perbenihan. bina.
penanaman harus 2. Tersedia SOP √ √ √ √ Tidak Memenuhi
menggunakan benih unggul Penggunaan benih Jika tidak memiliki SOP.
bersertifikat. dgn kualitas dan
( I, B ) umur sesuai
ketentuan teknis.
3. Tersedia SOP √ √ √ √
Penangangan
benih yang tidak
memenuhi
persyaratan.
24
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
25
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
Tidak Memenuhi
Jika tidak memiliki
dokumen.
pengelolaan
penanaman di
lahan gambut.
3. Memiliki dokumentasi 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
rekaman penerapan penanaman di Jiika memiliki dokumen.
penanaman di lahan lahan gambut
gambut sesuai dengan dilengkapi dengan: Tidak Memenuhi
standar atau peraturan Peta jenis tanah, Jika tidak memiliki
yang berlaku. Dokumen dokumen.
identifikasi
kedalaman gambut
dan Laporan
identifikasi lahan
gambut.
2. Tersedia dokumen √ √ √ √
hasil identifikasi dan
pemetaan
kedalaman lahan
gambut di dalam
area HGU dan bukti
pelaporan kepada
lembaga
pemerintah terkait.
3. Tersedia hasil √ √ √ √
implementasi SOP
terkait penanaman
dan perawatan
kelapa sawit di
lahan gambut.
28
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
4. Tersedia hasil √ √ √ √
monitoring
subsidensi dan
pengaturan muka
tinggi air.
2.2.5 Pemeliharaan 1. Prosedur Pemelihara - Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
Tanaman an Tanaman dengan pemeliharaan tanaman Jiika memiliki SOP.
( I, B, P ) menerapkan Good sesuai dengan praktek
Agriculture Practices peraturan perundangan Tidak Memenuhi
(GAP) kelapa sawit. terkait pemanfaatan Jika tidak memiliki SOP.
lahan gambut untuk
budidaya kelapa sawit.
2. Penerapan pemelihara- 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
an tanaman kelapa rencana Jiika memiliki dokumen.
sawit yang sesuai pemeliharaan
dengan standar atau tanaman, yang Tidak Memenuhi
peraturan yang berlaku meliputi: Jika tidak memiliki
dan prinsip a. konsolidasi dokumen.
pengelolaan tanaman;
lingkungan, termasuk b. penyisipan
pemupukan sesuai tanaman;
dengan rekomendasi, c. pemeliharaan
pemeliharaan piringan, piringan pohon;
pemeliharaan tanaman d. pemeliharaan
penutup dan sanitasi penutup tanah;
kebun. e. pemupukan
berdasarkan
analisa tanah
dan daun;
29
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
f. Pemeliharaan
terasering dan
tinggi muka air;
g. Drainase;
h. Tunas pasir
(TBM)
2. Tersedia dokumen √ √ √ √
pemeliharaan
tanaman tahun
berjalan dan 1
(satu) tahun
sebelumnya, yang
meliputi:
a. konsolidasi
tanaman;
b. penyisipan
tanaman;
c. pemeliharaan
piringan pohon;
d. pemeliharaan
penutup tanah;
e. pemupukan
berdasarkan
analisa tanah
dan daun;
f. Pemeliharaan
terasering dan
tinggi muka air;
g. Drainase;
h. Tunas pasir
(TBM)
30
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
31
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
d. Penanganan
limbah pestisida
dilakukan sesuai
petunjuk teknis
Komisi Pestisida
untuk
meminimalisir
dampak negatif
terhadap
lingkungan;
e. Tenaga (regu)
pengendali yang
sudah terlatih oleh
institusi yang
berwenang dan
disetujui oleh
komisi pestisida
khusus untuk
penggunaan
pestisida terbatas;
f. Gudang
penyimpanan alat
dan bahan
pengendali OPT;
g. Jenis tanaman
inang musuh alami.
2. Prosedur mitigasi 1. Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
penggunaan bahan mitigasi Jika memiliki SOP.
kimia untuk kegiatan penggunaan bahan
penyemprotan kimia, mencakup:
hama/gulma yang penanganan dan
32
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
3. Tersedia rekaman √ √ √
penggunaan
Pestisida yang telah
terdaftar di Komisi
Pestisida
Kementerian
Pertanian dan izin
pestisida masih
dalam masa
berlaku.
4. Memiliki Komitmen Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
tertulis pihak tertulis yang ditetapkan Jika memiliki dokumen.
manajemen perusahaan terkait
perusahaan untuk komitmen dalam Tidak Memenuhi
pengurangan bahan pengurangan bahan Jika tidak memiliki
kimia dalam kegiatan kimia dalam kegiatan dokumen.
operasional pemeliharaan tanaman.
perkebunan.
5. Memiliki Rekaman Tersedia rekaman √ √ √ √ Memenuhi
penggunaan dan penggunaan pestisida Jika memiliki rekaman.
pengurangan dan pengurangannnya
penggunaan bahan dengan subtitusi bahan Tidak Memenuhi
kimia untuk kegiatan yang ramah lingkungan/ Jika tidak memiliki
upkeeping penggunaan agens rekaman.
(pemeliharaan hayati untuk upkeeping
tanaman) perkebunan. (pemeliharaan
tanaman) perkebunan.
35
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
implementasi
penangananan
hasil sortasi TBS.
4. Akses pengiriman TBS 1. Tersedia program √ √ Memenuhi
dari lokasi kebun pemeliharaan jalan Jika memiliki dokumen.
(Tempat Pemungutan di kebun.
Hasil/ TPH) menuju 2. Tersedia rekaman √ √ √ Tidak Memenuhi
tempat pengolahan hasil realisasi dan Jika tidak memiliki
(PKS) harus terpelihara evaluasi yang dokumen.
untuk menjaga kualitas mendukung
TBS terjaganya kualitas
TBS.
2.2.10 Pengolahan TBS 1. Memiliki SOP proses Tersedia SOP proses √ √ √ √ Memenuhi
Perusahaan Perkebunan pengolahan maupun pengolahan (mulai dari Jika memiliki SOP.
harus merencanakan dan proses pemantauan perencanaan produksi
melaksanakan pengolahan dan pengukuran sampai pengukuran Tidak Memenuhi
TBS melalui penerapan kualitas Crude Palm Oil kualitas produk) sesuai Jika tidak memiliki SOP.
praktek pengolahan yang (CPO). dengan pedoman
baik (Good Management penanganan pasca
Practices/ GMP). panen hasil pertanian
( I, P ) asal tanaman yang
baik.
2. Memiliki Dokumen Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
pelaksanaan SOP proses pengolahan, Jiika memiliki dokumen.
proses pengolahan maupun pemantauan
maupun proses dan pengukuran Tidak Memenuhi
pemantauan dan kualitas TBS menjadi Jika tidak memiliki
pengukuran kualitas produk. dokumen.
Crude Palm Oil (CPO).
37
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
5. Laporan √ √ √
pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan sudah
mencakup seluruh
aktivitas yang
sesuai dengan
dokumen
lingkungan yang
disahkan
6. Format laporan √ √
pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan
mengacu kepada
aturan terkait
7. Laporan √ √ √
pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan telah
dilaporkan secara
berkala kepada
instansi terkait
secara berkala
sesuai dengan
dokumen
lingkungan yang
disahkan.
2. PKS memiliki izin 1. Dapat ditunjukkan √ √ Memenuhi
pemanfaatan limbah Izin pemanfaatan Jika memiliki dokumen
cair untuk Land limbah cair atau
40
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
dilaporkan secara
berkala kepada
instansi yang
berwenang sesuai
dengan peraturan
yang berlaku.
3. Memiliki Instalasi 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
Pengolahan Air Limbah tata letak (layout) Jika memiliki Dokumen
(IPAL) untuk memenuhi Instalasi
baku mutu air limbah Pengolahan Air Tidak Memenuhi
(PKS memiliki Instalasi Limbah yang ika tidak memiliki
Pengolahan Air Limbah menjelaskan fungsi dokumen
(IPAL) yang memadai dari setiap instalasi
Perlu rujukan untuk (kolam).
IPAL yang memadai 2. Pengelolaan limbah √ √
cair di IPAL telah
dilakukan dengan
baik dan tidak
tersedia kebocoran
yang dapat
mencemari
lingkungan.
4. Memiliki dokumen izin Tersedia dokumen Izin √ √ Memenuhi
dari Pemerintah Pembuangan Limbah Jika memiliki Dokumen
Daerah untuk Cair Pabrik Kelapa
pembuangan air limbah Sawit ke badan air dari Tidak Memenuhi
ke badan air. instansi yang ika tidak memiliki
berwenang dan masih dokumen
berlaku.
5. Memiliki dokumen izin Tersedia dokumen Izin √ √ Memenuhi
dari menteri yang Pembuangan Limbah Jika memiliki Dokumen
43
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
44
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
49
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
pemukiman atau
fasilitas umum
d) Jarak lokasi dengan
fasilitas daerah
yang dilindungi
seperti cagar alam,
hutan lindung,
kawasan suaka
minimal 300 meter
4. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
Perjanjian kerjasama kerjasama Jika memiliki Dokumen
dengan pihak ketiga mencakup
yang memiliki izin dari pengumpul dan/ Tidak Memenuhi
instansi terkait untuk atau pengangkut ika tidak memiliki
menangani limbah B3. dan/ atau pengolah dokumen
Limbah B3.
2. Pihak pengumpul √ √ √
dan/ atau
pengangkut harus
memiliki dokumen
kerjasama dengan
pengolah Limbah
B3.
3. Pihak pengumpul √ √ √
dan/ atau
pengangkut dan/
atau pengolah
harus memiliki izin
yang masih berlaku.
5. Memiliki dokumen Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
penyimpanan dan neraca (catatan keluar Jika memiliki Dokumen
50
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
berkala untuk
sarana dan
prasarana
pengendalian/
penanggulangan
kebakaran.
4. Memiliki anggaran Tersedia anggaran √ √ √ Memenuhi
untuk pencegahan dan untuk pencegahan dan Jika memiliki anggaran
penanggulangan penanggulangan
kebakaran lahan kebakaran. Tidak Memenuhi
ika tidak memiliki
anggaran
5. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
pelaksanaan pelaksanaan pen- Jika memiliki Dokumen
pencegahan, cegahan, pemanta -
penanggulangan, uan dan penanggu - Tidak Memenuhi
pemantauan langan kebakaran. ika tidak memiliki
kebakaran dan 2. Tersedia dokumen √ √ √ dokumen
pemeliharaan sarana pemeliharaan
dan prasarana serta sarana dan
pelaporannya. prasarana
kebakaran
3. Tersedia laporan √ √ √
pelaksanaan
pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran,
dilaporkan per 6
(enam) bulan sekali
ke instansi terkait
54
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
55
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
2. Tersedia bukti √ √ √
terdokumentasi/
rekaman kegiatan
sosialisasi berkala
kawasan lindung
dan NKT kepada
tenaga kerja dan
masyarakat sekitar
kebun.
5. Melakukan kegiatan 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
dalam rangka menjaga pengelolaan NKT Jika memiliki dokumen
kawasan lindung dan dan kawasan
Nilai Konservasi Tinggi lindung lainnya Tidak Memenuhi
(NKT)serta melaporkan sesuai dengan Jika tidak memiliki
kepada instansi yang dokumen hasil dokumen
berwenang. identifikasinya.
2. Tersedia rekaman √ √ √
hasil pemantauan
kegiatan
pengelolaan
kawasan lindung
dan NKT minimum
setahun sekali.
3. Tersedia Laporan √ √ √
pengelolaan dan
pemantauan
kawasan lindung
57
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
dan NKT
disampaikan
kepada instansi
pemerintah terkait.
3.7.1. Konservasi 1. Memiliki SOP Tersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi
Keanekaragaman Pelestarian berisi dokumentasi Jika memiliki SOP
Hayati (Biodiversity) keanekaragaman tentang pelestarian
Perusahaan Perkebunan hayati (biodiversity). keanekaragaman Tidak Memenuhi
harus melaksanakan hayati (biodiversity). Jika tidak memiliki SOP
konservasi
keanekaragaman hayati 2. Daftar jenis tumbuhan 1. Tersedia daftar √ √ Memenuhi
pada areal yang dikelola dan satwa prioritas di jenis tumbuhan dan Jika memiliki dokumen
( I, B ) kebun dan sekitar satwa prioritas di
kebun, (dari dokumen kebun dan sekitar Tidak Memenuhi
lingkungan) sebelum kebun sebelum Jika tidak memiliki
dan sesudah kegiatan dokumen
dimulainya usaha perkebunan
perkebunan. dilakukan.
2. Tersedia rencana √ √
pemantauan
tumbuhan dan
satwa satwa
prioritas di kebun
dan sekitar kebun.
3. Tersedia dokumen √ √
termutakhir tentang
daftar jenis
tumbuhan dan
satwa prioritas di
kebun dan sekitar
58
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
kebun berdasarkan
hasil pemantauan.
3. Keberadaan tumbuhan 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
dan satwa prioritas laporan keberadaan Jika memiliki dokumen
yang disampaikan tumbuhan dan
kepada institusi yang satwa prioritas yang Tidak Memenuhi
menangani konservasi termutakhir. Jika tidak memiliki
dan perlindungan 2. Tersedia dokumen √ √ dokumen
tumbuhan dan satwa tanda terima
liar. penyerahan laporan
keberadaan
tumbuhan dan
satwa prioritas yang
disampaikan
kepada institusi
yang menangani
konservasi dan
perlindungan
tumbuhan dan
satwa liar.
4. Melaksanakan 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
sosialisasi kepada rencana sosialisasi Jika memiliki dokumen
masyarakat sekitar kepada masyarakat
mengenai keberadaan sekitar mengenai Tidak Memenuhi
tumbuhan dan satwa keberadaan Jika tidak memiliki
prioritas. tumbuhan dan dokumen
satwa prioritas.
2. Tersedia bukti √ √ √
terdokumentasi/
rekaman kegiatan
sosialisasi berkala
59
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
kepada masyarakat
sekitar tentang
keberadaan
tumbuhan dan
satwa prioritas.
5. Memiliki dokumen 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
apabila pernah penanganan Jika memiliki dokumen
ditemukan dan/ atau apabila ditemukan
terjadi insiden dengan insiden dengan Tidak Memenuhi
satwa prioritas dan/ satwa prioritas dan/ Jika tidak memiliki
atau satwa liar. atau satwa liar. dokumen
2. Tersedia bukti √ √ √
pelaporan rekaman
penanganan
kepada BKSDA
setempat.
62
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
kawasan dengan
potensi erosi.
3.8 MITIGASI EMISI GAS 1. Memiliki SOP mitigasi 1. Tersedia SOP √ √ √ Memenuhi
RUMAH KACA (GRK) emisi Gas Rumah Kaca terdokumentasi Tersedia SOP
Perusahaan Perkebunan (GRK). tentang tata cara terdokumentasi
Harus Melakukan identifikasi sumber-
Inventarisasi dan Mitigasi sumber gas rumah Tidak memenuhi
Sumber Emisi GRK. kaca. Tidak memiliki SOP
2. Tersedia SOP √ √ √ terdokumentasi
tentang perhitungan
GRK dan
identifikasi sumber
data dan
penggunaan faktor
emisi yang
termutakhir sesuai
dengan aturan dan
acuan yang
berlaku.
2. Memiliki inventarisasi 1. Dokumen hasil √ √ √ Memenuhi
sumber emisi GRK. inventarisasi Memilki dokumen
sumber emisi GRK.
2. Tersedia data √ √ √ Tidak memenuhi
pendukung Tidak memiliki dokumen
terdokumentasi
untuk perhitungan
GRK.
3. Memiliki hasil Tersedia dokumen hasil √ √ √ Memenuhi
perhitungan GRK. perhitungan GRK yang Memiliki dokumen
benar sesuai dengan
Tidak memenuhi
63
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
64
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
65
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
69
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
4. Penempatan √ √
sarana dan
prasarana
pemadam kebakar-
an yang mudah
diakses.
5. Tersedia program √ √ √
dan realisasi
pemeliharaan dan/
atau penggantian
sarana dan
prasaran pemadam
kebakaran sesuai
dengan jenis dan
peraturannya.
7. Perusahaan melakukan 1. Tersedia daftar √ √ √ Memenuhi
pemeriksaan kesehatan pekerja yang harus Jika tersedia dokumen
secara berkala untuk dilakukan pemeri- daftar pekerja yang harus
seluruh pekerja dan ksaan kesehatan dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan kesehatan berkala dan kesehatan
khusus untuk pekerja pemeriksaan
dengan resiko tertentu. kesehatan khusus Tidak memenuhi
Hasil pemeriksaan untuk pekerja Jika tidak tersedia daftar
dievaluasi dan dengan resiko pekerja yang harus
ditindaklanjuti secara tertentu dan dilakukan pemeriksaan
memadai jika termutakhir. kesehatan
ditemukan pekerja yang 2. Tersedia bukti √ √ √ √
terkena penyakit akibat pelaksanaan
kerja. pemeriksaan
kesehatan berkala
dan pemeriksaan
70
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
kesehatan khusus
untuk pekerja
dengan resiko
tertentu sesuai
dengan daftar yang
ada.
3. Pemeriksaan √ √ √ √
berkala dilakukan
oleh petugas
khusus sesuai
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku.
4. Tersedia bukti √ √ √
tindak lanjut dari
hasil pelaksanaan
kesehatan berkala
dan pemeriksaan
kesehatan khusus
untuk pekerja
dengan resiko
tertentu.
71
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
rangan pengguna-
an pekerja anak,
dan pelarangan
diskriminasi dalam
pekerjaan.
2. Perusahaan dan √ √ √
agen tenaga kerja
(jika menggunakan
agen perekrutan)
tidak melakukan
pemungutan biaya
kepada tenaga
kerja.
3. Perusahaan dan √ √ √
agen tenaga kerja
(jika menggunakan
agen perekrutan)
tidak melakukan
penahanan doku-
men asli milik
tenaga kerja
dengan alasan
apapun.
4. Pengumuman √ √ √
perekrutan tenaga
kerja dan persyara-
tannya untuk
semua tingkatan
pekerja yang
diinformasikan
secara terbuka.
74
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
75
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
3. Sosialisasi √ √ √
peraturan terkait
jam kerja dan hak
cuti pekerja.
4. Penerapan √ √ √
peraturan
perusahaan terkait
jam kerja dan hak
cuti pekerja.
3. Setiap pekerja memiliki 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
salinan dokumen hubungan kerja Jika tersedia dokumen
hubungan kerja yang berisi kontrak kerja sesuai
(kontrak kerja, SK informasi paling dengan persyaratan.
Pengangkatan Pekerja) sedikit:
76
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
77
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
ditandatangani
kedua belah pihak.
4. Perusahaan yang 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
menggunakan tenaga RPTKA (Rencana Jika tersedia dokumen
kerja asing harus Penggunaan RPTKA
menunjukkan RPTKA Tenaga Kerja Asing
(Rencana Penggunaan (jika ada tenaga Tidak Memenuhi
Tenaga Kerja Asing), kerja asing) Jika tiidak memiliki
IMTA (Izin 2. Tersedia dokumen √ √ √ √ dokumen RPTKA
Menggunakan Tenaga IMTA
Asing), serta mematuhi
peraturan terkait
mengenai penggunaan
tenaga kerja asing.
5. Seluruh pekerjaan 1. Daftar pekerja yang √ √ √ √ Memenuhi
yang bersifat tetap berisi informasi JIka tersedia dokumen
tidak boleh dilakukan tentang: daftar pekerja dan
oleh Pekerja Waktu a. Profil pribadi informasi tentang profile
Tertentu (PKWT) atau pekerja (nama, pekerja dengan lengkap
Pekerja Harian Lepas. waktu lahir,
Pekerja Harian Lepas lokasi lahir, Tidak memenuhi
yang telah bekerja lebih alamat sesuai Jika tidak tersedia
dari 3 (tiga) bulan remi sesuai dokumen daftar pekerja
secara terus menerus KTP, agama, dan informasi tentang
harus diangkat menjadi tanggal mulai profile pekerja dengan
Pekerja Waktu Tidak masuk kerja,dll. lengkap.
Tertentu (PKWTT). b. Status tipe .
hubungan kerja. .
2. Daftar hadir √ √ √
lengkap pekerja 6
(enam) bulan
78
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
terakhir sesuai
dengan tipe
hubungan kerja.
3. Bukti pengangkatan √ √ √
pekerja harian
berdasarkan aturan
hukum berlaku.
6. Melaporkan informasi 1. Perusahaan √ √ √ Memenuhi
data ketenagakerjaan membuat laporan Jika mempunyai
dan perkembangannya ketenagakerjaan dokumentasi
kepada Disnaker dan
setempat setiap 1 perkembangannya Tidak Memenuhi
(satu) tahun sekali. secara rutin sesuai Jika tidak mempunyai
dengan aturan dokumentasi
hukum yang
berlaku.
2. Format laporan √ √ √
mengikuti aturan
hukum yang
berlaku dan
disyahkan oleh
pejabat yang
berwenang.
3. Bukti penyerahan √ √ √
laporan ke Disnaker
sesuai dengan
aturan hukum dan
tanda terima oleh
petugas Disnaker.
79
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
82
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
pekerja yang
konsisten.
7. Target kerja yang 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
ditetapkan harus target kerja untuk Jika tersedia dokumen
sesuai dengan pekerja sesuai
kemampuan pekerja, dengan bidang Tidak memenuhi
sarana pendukung dan pekerjaannya. Jika tidak tersedia
aspek-aspek relevan 2. Sistem pemberian √ √ √ √ dokumen
lainnya. penghargaan dan
sangsi terkait
pencapaian target
kerja.
3. Para pekerja √ √ √ √
memahami dan
menerima target
kerja yang
dtetapkan termasuk
sistem pemberian
penghargaan dan
sangsi .
4. Sarana dan √ √ √ √
prasarana diberikan
untuk
meningkatkan
kinerja dalam
rangka mencapai
target yang
ditetapkan.
4.4 PENGGUNAAN 1. Dokumen Pelarangan 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
PEKERJA ANAK Penggunaan Pekerja kebijakan
Anak perusahaan terkait
83
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
85
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
2. Tersedia √ √ √ √
mekanisme
pengaduan dan
keluhan pekerja
disosialisasikan dan
diketahui oleh para
pekerja disemua
tingkatan dan
pekerja kontraktor.
Tidak memenuhi
JIka tersedia daftar
karyawan anggota
Koperasi
90
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
terukur pertahun
bersama dengan
masyarakat
masyarakat sekitar
sebagai bentuk
tanggung jawab
perusahaan antara
lain dalam hal
pendidikan,
kesehatan,
pembangunan
jalan, sarana
olahraga, sosial-
budaya, dan
kegiatan
keagamaan.
2. Memiliki prosedur- Tersedia prosedur: √ √ √ Memenuhi
prosedur terkait a. Identifikasi potensi Jika memiliki dokumen
pemenuhan tanggung program tanggung
jawab sosial jawab sosial Tidak memenuhi
kemasyarakatan. perusahaan; JIka tidak memiliki
b. Pelaksaaan dokumen
program kerja
tanggung jawab
perusahaan;
c. Pemantauan
pelaksanaan
tanggung jawab
perusahaan.
3. Melakukan 1. Tersedia bukti fisik √ √ √ √ Memenuhi
pembangunan di dan dokumen
92
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
6 PENERAPAN 6.1 SUMBER TBS 1. Memiliki sistem untukTersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi
TRANSPARANSI DIKETAHUI mengetahui sumber menjelaskan tata cara Jika memiliki dokumen
( I, B, P ) pemasok TBS yang pembelian TBS dari Sistem Sumber
bersertifikat ISPO dan
pihak ketiga Pemasok.
tidak bersertifikat. (mencakup pembelian
Tidak Memenuhi
dari sumber yang legal,
jika tidak memiliki Sistem
kriteria dan penentuan
Sumber Pemasok.
kategori risiko
pemasok).
2. Memiliki informasi 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
pemasok TBS ke PKS. daftar nama Jika memiliki dokumen
pemasok TBS informasi pemasok TBS
termasuk tengkulak,
koordinat dan Tidak Memenuhi
kategori risiko tinggi Jika tidak memiliki
atau risiko rendah informasi pemasok TBS
dari para pemasok
TBS.
96
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
2. Tersedia dokumen √ √ √
rekaman
penerimaan TBS di
PKS.
3. Dokumen harga TBS. 1. Penetapan harga √ √ √ √ Memenuhi
pembelian TBS Jika memiliki dokumen.
sesuai ketentuan
yang ditetapkan Tidak Memenuhi
oleh Dinas Jika tidak memiliki
Perkebunan atau dokumen.
instansi yang
ditunjuk pemerintah
setempat.
6.2 HARGA TBS YANG PKS secara periodik 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
ADIL DAN memberikan informasi surat penetapan Jika memiliki informasi
TRANSPARAN terkini harga TBS terhadap harga TBS bulanan harga TBS
( I, B, P ) pemasok TBS (untuk periode satu
tahun kebelakang), Tidak Memenuhi
dari Dinas Jika tidak memiliki
Perkebunan. informasi harga TBS
2. Tersedia dokumen √ √ √
rekaman bukti
pengiriman TBS,
informasi harga
TBS terhadap
pemasok oleh
auditee dengan
pertimbangan
apabila harga yang
digunakan berbeda
97
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
dengan penetapan
Dinas Perkebunan.
3. Tersedia bukti √ √ √
pembayaran TBS
dari pihak luar
kebun sendiri yang
diterima sesuai
yang disepakati.
6.3 KETERBUKAAN 1. SOP pelayanan Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
TERHADAP informasi. pelayanan informasi Jika memiliki SOP.
INFORMASI YANG yang tidak dikecualikan
TIDAK BERSIFAT atau bilamana Tidak Memenuhi
RAHASIA DAN pengungkapan Jiika tidak memiliki SOP.
PENANGANAN informasi tersebut akan
KELUHAN berdampak negatif
Penyediaan Data dan terhadap ekonomi,
Informasi Kepada Instansi lingkungan dan sosial.
Terkait Serta Pemangku 2. Memiliki Dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
Kepentingan Lainnya Selain pemberian informasi pemberian informasi Jika memiliki dokumen.
Informasi Yang Dikecualikan kepada pemangku yang dikecualikan
Sesuai Peraturan kepentingan sesuai kepada pemangku Tidak Memenuhi
Perundang-Undangan. peraturan yang kepentingan sesuai Jika tidak memiliki
berlaku. dengan peraturan dokumen.
yang berlaku.
3. Memiliki Dokumen 2. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
tanggapan atau tanggapan atau Jika memiliki dokumen.
pelayanan informasi layanan informasi
terhadap permintaan terhadap Tidak Memenuhi
informasi dari permintaan dari Jika tidak memiliki
pemangku pemangku dokumen.
kepentingan. kepentingan sesuai
98
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
dengan
keperluannya.
4. Memiliki sistem 1. Tersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi jika memiliki
penerimaan dan memuat tata cara SOP Sistem penerimaan
pemberian informasi dan tata waktu dan pemberian informasi.
yang tidak bersifat Penerimaan dan
rahasia kepada pihak Pemberian Tidak Memenuhi jika
terkait. Informasi kepada tidak memiliki SOP.
pihak terkait.
2. Memiliki √ √ √
personil yang
bertanggung
jawab terkait
dengan
Penerimaan
dan
Pemberian
Informasi
tersebut.
3. Memiliki rekaman Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi jika memiliki
permintaan informasi, permintaan informasi, rekaman.
tanggapan dan tanggapan dan
pemberian informasi. pemberian informasi Tidak Memenuhi jika
(untuk periode satu tidak memiliki rekaman.
tahun kebelakang).
4. Sistem dan Realisasi 1. Tersedia prosedur √ √ √
Penanganan Keluhan penerimaan dan
penanganan
keluhan dari
stakeholder
99
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
2. Tersedia rekaman √ √ √ √
penerimaan dan
tindak lanjut
penanganan
keluhan dari
stakeholder
3. Tersedia √ √ √
perencanaan atas
penanganan
keluhan yang
diterima oleh
auditee
6.4 MEMILIKI KOMITMEN Memiliki dan 1. Tersedia √ √ √ Memenuhi
UNTUK TIDAK mendeklarasikan Kode Etik mekanisme terkait Jika memiliki SOP Kode
MELAKUKAN Usaha yang jujur dan kode etik Etik.
TINDAKAN YANG bebas korupsi yang telah pelaksanaan bisnis,
DAPAT disosialisasikan kepada pencegahan dan Tidak Memenuhi
DIINDIKASIKAN SUAP publik. pemberatasan Jika tidak memiliki SOP
( I, B, P ) tindak pencucian Kode Etik.
uang,
pemberantasan
tindak pidana
korupsi dan
pencegahan dan
pemberatasan
korupsi yang
disahkan oleh
manajemen
perusahaan.
2. Tersedia bukti √ √ √
deklarasi dan/ atau
100
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
sosialisasi
mekanisme terkait
kode etik kepada
seluruh tingkatan
pekerja dan pihak
ketiga.
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
104