CG Disclousure
CG Disclousure
Juniarti
Fakultas Ekonomi Unversitas Kristen Petra
Email: yunie@petra.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah good corporate governance dan
voluntary disclosure berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Good corporate governance
diproksikan dengan proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dan kualitas audit. Voluntary disclosure diukur dengan
menggunakan metode scoring atas kriteria voluntary disclosure yang telah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio dan firm size sebagai variabel kontrol. Hasil
penelitian membuktikan bahwa secara parsial kepemilikan institusional dan kualitas audit
berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Sementara itu proporsi komisaris independen
kepemilikan manajerial, voluntary disclosure dan variabel kontrol tidak berpengaruh
signifikan terhadap cost of debt.
ABSTRACT
This study is aimed to investigate the influences of good corporate governance and
voluntary disclosure conducted by a company on its costs of debt.. Good corporate governance
would be estimated by using the proportion of independent commissionare; managerial
ownership; institutional ownership; and audit quality. Voluntary disclosure would however be
calculated based on the scoring method of some selected criterias. The study also includes debt
equity ratio and firm size as controlled variables in its estimated model. The result proves that
institutional ownership and quality audit negative-significantly affect the companies’ costs of
debt. In contrast the other variables as well as the both controlled variables do not contribute
to the to costs of debt.
88
Juniarti: Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure 89
power untuk mengadakan perubahan pada saat pada proporsi dewan komisaris dan komite
manajemen sudah dianggap tidak efektif lagi pengawas pada perusahaan-perusahaan di
dalam mengelola perusahaan (Ashbaugh et al. Australia. Penelitiannya membuktikan bahwa
2004). terdapat hubungan yang negatif antara proporsi
Adanya unsusr komisaris independen dalam komisaris independen dan komite pengawas
struktur organisasi perusahaan yang biasanya terhadap kinerja perusahaan. Dewan komisaris
beranggotakan dewan komisaris yang berasal dari yang independensi secara umum mempunyai
luar perusahaan berfungsi untuk menyeimbang- pengawasan yang lebih baik terhadap manajemen,
kan dalam pengambilan keputusan khususnya sehingga mengaruhi kemungkinan kecurangan
dalam rangka perlindungan terhadap pemegang dalam menyajikan laporan keuangan yang
saham minoritas dan pihak-pihak lain yang dilakukan manajemen (Chtourou et al. 2001)
terkait. Istilah dan keberadaan Komisaris Proksi lain yang dalam pengukuran GCG
Independen baru muncul setelah terbitnya Surat adalah kualitas audit. Beberapa penelitian
edaran Bapepam Nomor: SE03/PM/2000 dan sebelumnya menunjukkan bahwa auditor
Peraturan Pencatatan Efek Nomor 339/BEJ/07- menawarkan berbagai tingkat kualitas audit
2001 tgl 21 Juli 2001. Menurut ketentuan tersebut untuk merespon adanya variasi permintaan klien
perusahaan publik yang tercatat di Bursa wajib terhadap kualitas audit. Penelitian-penelitian
memiliki beberapa anggota Dewan Komisaris sebelumnya membedakan kualitas auditor
yang memenuhi kualifikasi sebagai Komisaris berdasarkan perbedaan big five dan non big five
Independen yaitu jumlah komisaris independen dan ada juga yang menggunakan spesialisasi
adalah sekurang-kurangnya 30% dari seluruh
industri auditor untuk memberi nilai bagi kualitas
jumlah anggota komisaris, perlunya dibentuk
audit ini seperti penelitian. Perusahaan-perusahaan
komite audit serta keharusan perusahaan
yang telah menerapkan good governance tentu
memiliki sekretaris perusahaan (corporate
saja akan berupaya untuk menggunakan auditor
secretary).
yang berkualitas. Teori reputasi memprediksikan
Komisaris independen adalah anggota dewan
adanya hubungan positif antara kualitas audit
komisaris yang tidak terafiliasi dengan
dengan ukuran KAP (Lennox 2000) dimana jika
manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
ukuran KAP besar maka akan menghasilkan
pemegang saham pengendali, bebas dari
audit yang lebih berkualitas karena reputasinya
hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
lebih bagus di mata masyarakat. DeAngelo (1981)
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
menyatakan bahwa kualitas audit yang dilakukan
bertindak independen atau bertindak semata-
oleh akuntan publik dapat dilihat dari ukuran
mata demi kepentingan perusahaan (Komite
KAP yang melakukan audit. KAP besar (big four)
Nasional Kebijakan Governance 2004). Komisaris
dipersepsikan akan melakukan audit dengan lebih
independen merupakan posisi terbaik untuk
berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil (non
melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta
big four). Hal tersebut karena KAP besar memiliki
perusahaan yang good governance.
lebih banyak sumber daya dan lebih banyak klien
Dalam mengelola perusahaan menurut
sehingga mereka tidak tergantung pada satu atau
kaedah-kaedah umum GCG, peran komisaris
beberapa klien saja, selain itu karena reputasinya
independen, sangat diperlukan.
yang telah dianggap baik oleh masyarakat
Vafeas (2000) mengatakan peranan dewan
menyebabkan mereka akan melakukan audit
komisaris juga diharapkan dapat meningkatkan
dengan lebih berhati-hati.
kualitas laba dengan membatasi tingkat
manajemen laba melalui fungsi monitoring atas
Volutantary Disclosure
pelaporan keuangan. Penelitian Beasley (1996)
menguji hubungan antara proporsi dewan Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
komisaris dengan kecurangan pelaporan mengungkapkan tidak hanya masalah yang
keuangan. Dengan membandingkan perusahaan diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,
yang melakukan kecurangan dengan perusahaan tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
yang tidak melakukan kecuarangan, dia keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
menemukan bahwa perusahaan yang melakukan pemangku kepentingan lainnya. Dengan adanya
kecurangan memiliki persentase dewan komisaris pengungkapan sukarela yang dilakukan
eksternal yang secara signifikan lebih rendah perusahaan dapat mendorong keyakinan investor
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak dan kreditur dalam menentukan kebijakan
melakukan kecurangan. Penelitian yang investasi yang diambil.
menggunakan komisaris independen tidak Botosan (1997), Suripto (1998), Hail (2002)
banyak. James dan Cotter (2007) memusatkan membagi kriteria voluntary disclosure dalam
Juniarti: Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure 91
beberapa item. Banyaknya item voluntary menurut ketentuan yang berlaku di suatu sistem
disclosure dalam laporan tahunan yang digunakan perekonomian negara. Adanya komisaris inde-
untuk menghitung indeks voluntary disclosure penden dalam struktur dewan komisaris
bervariasi antara peneliti satu dengan peneliti merupakan salah satu perwujudan independensi
lainnya. Kriteria-kriteria tersebut digunakan dan transparansi dalam perusahaan. Penelitian
untuk menentukan apakah perusahaan telah yang dilakukan Anderson et al. (2003)
mengungkapkan informasi di luar apa yang telah membuktikan bahwa cost of debt berbanding
diwajibkan, sebagai tambahan informasi bagi terbalik dengan komisaris independen, ukuran
pengguna laporan keuangan. dewan, komite audit independen, ukuran dan
Berdasarkan kriteria-kriteria voluntary jumlah pertemuan. Dalam rangka tindakan
disclosure yang digunakan dalam penelitian monitoring, bondholders mempertimbangkan
sebelumnya, dan telah disesuaikan dengan keefektifan pengawasan atas dewan dan komite
peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu dengan audit sebagai sumber jaminan atas integritas nilai
tidak memasukkan kriteria mandatory disclosure dalam laporan keuangan. Hasil penelitian
seperti yang tercantum dalam PSAK dan menunjukkan bahwa semakin besar proporsi
peraturan Bapepam, maka kriteria voluntary komisaris independen, maka cost of debt
disclosure yang dipakai dalam penelitian ini perusahaan semakin kecil. Dalam penelitian Piot
menggunakan kriteria voluntary disclosure yang (2007), menggunakan komisaris independen
digunakan dalam penelitian Suripto (1998). sebagai mekanisme corporate governance. Adanya
Kriteria-kriteria tersebut akan disesuaikan komisaris independen diharapkan mampu
menyeimbangkan pengambilan keputusan dewan
dengan kondisi perusahaan manufaktur yang
komisaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menjadi sampel penelitian, sehingga kriteria
proporsi komisaris independen berpengaruh
voluntary disclosure yang dipakai dalam penelitian
signifikan mengurangi cost of debt. Keberadaan
ini berjumlah 32 item.
komisaris independen pada suatu perusahaan
dapat mempengaruhi integitas suatu laporan
Cost of Debt
keuangan yang dihasilkan oleh manajemen.
Susiana dan Herawaty (2007) menjelaskan bahwa
Cost of debt dapat didefinisikan sebagai jika perusahaan memiliki komisaris independen,
tingkat yang harus diterima dari investasi untuk maka laporan keuangan yang disajikan oleh
mencapai tingkat pengembalian (yield rate) yang manajemen cenderung lebih berintegritas, karena
dibutuhkan oleh kreditur atau dengan kata lain di dalam perusahaan terdapat badan yang
adalah tingkat pengembalian yang dibutuhkan mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak di
oleh kreditur saat melakukan pendanaan dalam luar manajemen perusahaan dan membuat
suatu perusahaan (Fabozzi 2007). Biaya hutang kinerja manajemen lebih baik. Kinerja manajemen
meliputi tingkat bunga yang harus dibayar oleh yang baik dapat menurunkan resiko perusahaan.
perusahaan ketika melakukan pinjaman. Sedang- Hal ini tentu dapat menjadi pertimbangan
kan menurut Singgih (2008), cost of debt adalah kreditur dalam menentukan return yang diminta.
tingkat bunga sebelum pajak yang dibayar Berdasarkan latar belakang di atas, maka
perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Biaya hipotesis yang didapat sebagai berikut:
hutang dihitung dari besarnya beban bunga yang H1o: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dibayarkan oleh perusahaan tersebut dalam negatif antara proporsi komisaris indepen-
periode satu tahun dibagi dengan jumlah den terhadap cost of debt.
pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut. H1a: Terdapat pengaruh yang signifikan negatif
Francis et al. (2005) juga menggunakan interest antara proporsi komisaris independen
rate dari hutang perusahaan untuk menghitung terhadap cost of debt.
besarnya cost of debt yang diterima perusahaan.
Sehingga cost of debt dapat dirumuskan sebagai Hasil penelitian Anderson et al. (2005)
berikut: menunjukkan bahwa debtholders secara signifikan
meminta risk premium yang lebih rendah pada
interest expense
CO D= (1) perusahaan yang memiliki kepemilikan
average interest bearing debt manajerial besar. Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa mekanisme corporate
Komisaris independen dapat berfungsi untuk governance yang lain, seperti board independence,
mengawasi jalannya perusahaan dengan memasti- executive compensation, dan shareholders yang
kan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan besar memiliki pengaruh yang penting terhadap
praktek-praktek transparansi, disclosure, keman- hubungan antara kepemilikan manajerial dan cost
dirian, akuntabilitas dan praktek keadilan of debt.
92 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 11, NO. 2, NOVEMEBR 2009: 88-100
Friend dan Lang dalam Brailsford et al. (1999) pengawasan manajemen yang efektif.
menyatakan bahwa manajer yang bertindak Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka
sebagai pemegang saham tentu akan bertindak hipotesis yang akan diuji,
lebih hati-hati terutama dalam hal pengambilan
H3o: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
kebijakan hutang untuk menghindari terjadinya
negatif antara kepemilikan institusi
kesulitan keuangan atau kebangkrutan usaha.
terhadap cost of debt.
Salah satu cara untuk menghindari resiko
H3a: Terdapat pengaruh yang signifikan negatif
tersebut adalah dengan menekan jumlah hutang
antara kepemilikan institusi terhadap cost of
yang dimiliki perusahaan. Selain itu adanya
debt.
kepemilikan manajerial dalam struktur kepe-
milikan saham perusahaan, akan membuat
Sanders dan Allen (1993) melakukan
kreditur melihat kinerja manajemen yang lebih
pengujian kualitas pelaporan keuangan peme-
baik. Sehingga resiko perusahaan dinilai rendah di rintah sebagai sinyal bagi kredit analis. Penelitian
mata kreditur. Berdasarkan penelitian tersebut, ini mengukur kualitas laporan keuangan dengan
maka hipotesis yang akan diuji: menggunakan proksi kualitas audit yang dibagi
H2o: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan menjadi dua yaitu KAP big four dan KAP non big
negatif antara kepemilikan manajerial four. Hasil penelitannya menunjukkan bahwa
dengan cost of debt. laporan keuangan yang diaudit oleh KAP big four
H2a: Terdapat pengaruh yang signifikan negatif secara statistik berpengaruh positif terhadap
antara kepemilikan manajerial dengan cost peringkat utang suatu perusahaan yang nantinya
of debt. membuat biaya utang lebih murah. Willekens,
Bauwhede dan Gaeremynck (2004) melakukan
Crutchley & Hansen (1999) yang menyatakan penelitian tentang pengaruh internal dan
bahwa kepemilikan oleh institusional juga dapat eksternal governance serta voluntary disclosure
menurunkan agency costs, karena dengan adanya terhadap kinerja keuangan dan non keuangan.
monitoring yang efektif oleh pihak institusional Penilaian internal dan eksternal governance
menyebabkan penggunaan utang menurun. Hal dengan membuat corporate governance index
ini karena peranan utang sebagai salah satu alat mencakup 4 proksi, yaitu dewan komisaris
monitoring sudah diambil alih oleh kepemilikan independen, keberadaan audit komite, kualitas
institusional. Dengan demikian kepemilikan audit eksternal dan departemen audit internal.
institusional dapat mengurangi agency cost of debt. Penelitian dilakukan dengan melakukan
Penelitian yang dilakukan Roberts dan Yuan pengujian secara individu atas keempat proksi
tersebut terhadap kinerja keuangan dan non
(2006) menemukan bukti yang kuat bahwa
keuangan. Hasil penelitiannya menyimpulkan
kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya
bahwa kualitas auditor eksternal memiliki
pinjaman secara signifikan. Penelitian ini
pengaruh yang paling kuat terhadap kinerja
mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional keuangan dan non keuangan, kemudian diikuti
dapat mengurangi biaya pinjaman bank karena dengan dewan komisaris independen dan
dengan kepemilikan institusi yang besar membuat keberadaan suatu departemen audit internal.
pihak diluar perusahaan melakukan pengawasan/ Hasil penelitian dilakukan Khurana & Raman
monitoring yang lebih ketat terhadap pihak (2004) serta Mansi (2004) bahwa perusahaan yang
manajemen, sehingga manajemen didorong untuk diaudit oleh KAP big four, biaya utang dan
meningkatkan kinerja perusahaan. Meningkatnya ekuitasnya lebih murah daripada perusahaan
kinerja perusahaan membuat risiko perusahaan yang diaudit KAP non big four. Hal tersebut
juga kecil sehingga kreditur meminta return yang disebabkan karena KAP yang berukuran besar
lebih rendah. Lebih lanjut, dampak kepemilikan reputasinya lebih terpercaya di mata publik
institusional lebih kuat untuk debitur dengan sehingga akan berusaha melakukan audit secara
tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi. lebih berhati-hati daripada KAP yang berukuran
Kepemilikan institusional berpengaruh negatif kecil (non big four). Jika audit dilakukan secara
baik secara statistik maupun ekonomi terhadap lebih berhati-hati maka audit yang dihasilkan pun
biaya pinjaman. Kepemilikan institusional adalah akan lebih berkualitas.
jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh Hasil penelitian Pittman & Fortin (2004) yang
institusi (Beiner et al. 2003). Hubungannya menggunakan sampel perusahaan-perusahaan di
menjadi lebih kuat dengan tingginya tingkat Amerika yang listed sejak 1977-1988 yang menguji
asimetri informasi. Investor institusional berperan apakah reputasi auditor dapat mempengaruhi
secara aktif dalam corporate governance dengan biaya modal yang ditanggung perusahaan berhasil
mengurangi tingkat risiko dari perusahaan tempat menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh
mereka menginvestasikan portfolionya melalui KAP big four dapat menikmati biaya modal yang
Juniarti: Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure 93
lebih rendah karena audit yang dilakukan oleh memiliki yield yang lebih tinggi dan rating yang
KAP big four yang tergolong sebagai KAP rendah. Selanjutnya Khurana dan Raman (2003)
berukuran besar lebih berkualitas karena adanya melakukan pengujian terhadap aspek-aspek
unsur kehati-hatian di dalam yang dilatar- fundamental yang mempengaruhi harga pada
belakangi oleh reputasi auditor yang sudah pasar obligasi. Penelitian ini menggunakan yield to
terpercaya di mata masyarakat. maturity sebagai variabel dependent dan size serta
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, debt equity ratio sebagai variabel kontrol. Hasil
maka hipotesis yang ingin diuji adalah: penelitian menunjukkan bahwa ukuran
H4o: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan perusahaan yang dihitung dengan total asset
negatif antara kualitas audit dengan cost of berpengaruh negatif terhadap yield sedangkan
debt. debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap
H4a: Terdapat pengaruh yang signifikan negatif yield.
antara kualitas audit dengan cost of debt. Model analisis penelitian secara keseluruhan
digambarkan dalam gambar1.
Penelitian Sengupta (1998) menyatakan
adanya pengaruh yang signifikan negatif antara Variabel Utama
1. Good Corporate Governance yang diproxi
tingkat disclosure terhadap cost of debt, sehingga dengan:
semakin luas tingkat disclosure suatu perusahaan • Komisaris independen
maka akan menikmati biaya utang yang rendah. • Kepemilikan manajerial
• Kepemilikan institusional
Penelitian yang sama dari Nikolaev dan Lent
• Kualitas audit
(2005), Chen dan Jian (2007) juga menemukan 2. Voluntary Disclosure Cost of Debt
hubungan yang signifikan negatif dan kuat antara
tingkat disclosure dengan cost of debt di mana
perusahaan yang mengungkapkan informasinya Variabel Kontrol
1. Debt equity ratio
secara lebih transparan akan menikmati
2. Ukuran Perusahaan (firmsize)
keuntungan dengan rendahnya biaya bunga
pinjaman yang harus dibayar dibandingkan Gambar 1 Model Analisis
perusahaan yang pengungkapan informasinya
kurang transparan karena perusahaan yang Model persamaan untuk menguji hipotesis
kurang transparan dipandang lebih berisiko secara keseluruhan, sebagai berikut:
daripada perusahaan yang lebih transparan .
Maka hipotesis yang ingin diuji: COD = a +bKINDi +cKMANi +dKINSTi +eKUADi
+fVDISCi +gDERi +hSIZEi + εi
H5o: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
negatif antara tingkat pengungkapan Dimana:
sukarela (voluntary disclosure) dengan cost COD = Cost of debt perusahaan i pada
of debt. tahun t
H5a: Terdapat pengaruh yang signifikan negatif KIND = Proporsi komisaris independen
antara tingkat pengungkapan sukarela perusahaan i
(voluntary disclosure) dengan cost of debt. KMAN = Kepemilikan manajerial
perusahaan i
METODOLOGI PENELITIAN KINST = Kepemilikan institusional
perusahaan i
Berdasarkan penelitian dan hipotesis yang KUAD = Kualitas audit perusahaan i
telah dikemukakan, maka model analisis yang VDISC = Voluntary disclosure perusahaan i
digunakan dalam penelitian ini adalah model DER = Debt equity ratio
regresi berganda. Penelitian ini menggunakan SIZE = ukuran perusahaan i
variabel kontrol yang terdiri dari ukuran a = konstanta
perusahaan (firm size) dan debt to equity ratio b, c, d, e, f, g, h = koefisien regresi
Pemilihan kedua variabel ini didasari oleh εi = error terms
penelitian Bhojraj dan Sengupta (2003) yang
meneliti mengenai pengaruh corporate governance Penelitian ini memiliki variabel utama yang
terhadap bond rating dan yields. Penelitian terdiri dari good corporate governance, voluntary
tersebut menggunakan ukuran perusahaan (size) disclosure, cost of debt, dan beberapa variabel
dan debt equity ratio sebagai variabel kontrol. kontrol seperti debt equity ratio dan ukuran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan perusahaan (firm size). Definisi operasional
yang memiliki debt equity ratio yang besar akan variabel-variabel tersebut ada pada Tabel 1.
94 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 11, NO. 2, NOVEMEBR 2009: 88-100
Dari hasil penyaringan sampel sesuai dengan yang diukur dengan menggunakan dummy
kriteria yang telah ditentukan, diperoleh jumlah variable, memiliki rata-rata 70%. Hal tersebut
sampel yang digunakan di dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan
adalah sebanyak 35 perusahaan. menggunakan KAP big-four untuk melakukan
Atas seluruh data di atas, dilakukan audit atas laporan keuangannya. Debt equity ratio
pengujian statistik deskriptif yang menunjukkan memiliki rata-rata 67,14% (di bawah 100%), hal ini
hasil sebagai berikut: menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan
memiliki hutang yang lebih kecil dibandingkan
Tabel 3. Hasil Statistik Deskriptif dengan total equity yang dimiliki. Pada tabel hasil
Descriptive Statistics statistik deskripif dapat dilihat bahwa rata-rata
N Minimum Maximum Mean
Srd. ukuran perusahaan yang menggunakan proxy
Deviation
COD 166 .00 .89 .1051 .11639
total asset memiliki rata-rata 5E+012.
VDISC 166 .3438 .9063 .605700 .1561731 Sebelum melakukan pengujian hipotesis
KIND 166 .0000 .8000 .362892 .1459551 dengan regresi berganda, dilakukan pengujian
KMAN 166 .0000 .2578 .011177 .0454769
KINST 166 .0033 .9795 .716277 .1848040 terhadap empat asumsi klasik terlebih dahulu.
KUAD 166 0 1 .70 .458 Hasil pengujian asumsi klasik multikolinieritas
DER 166 .030 3.980 .67139 .777593
SIZE 166 3E+010 6E+013 5E+012 9.819E+012
Pengujian asumsi klasik normalitas dilakukan
Valid N (listwise) 166 dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Pada pengujian sebelumnya
Hasil statistik deskriptif dari pengolahan data (sebelum transformasi Ln), hasil SPSS menunjuk-
yang ada yang terdiri dari mean, minimum, kan bahwa terjadi problem normalitas. Menurut
maximum, standard deviation, dan N (jumlah Ghozali (2001), untuk menyelesaikan problem
data). Dalam melakukan analisa regresi dengan normalitas tersebut, dilakukan semilog terhadap
menggunakan data keuangan sering dijumpai persamaan yang diuji. Logaritma natural dilaku-
adanya outliers berupa data yang nilainya ekstrim. kan terhadap persamaan di sebelah kiri, yakni
Adanya nilai ekstrem pada data dapat terhadap nilai cost of debt. Dengan menggunakan
menimbulkan terjadinya kebiasan dan meng- α = 5%, hasil pengujian kedua p-value residual
ganggu validitas data, untuk menghindarinya dari persamaan regresi berada lebih besar
maka data yang mempunyai nilai ekstrim akan daripada 5%, dengan demikian tidak terjadi
dikeluarkan (Verdiyana 2006). Penghilangan data problem normalitas.
outliers ini dilakukan agar tidak mengganggu hasil Hasil pengujian asumsi klasik multikolinearitas
penelitian dan untuk memperoleh tingkat menunjukkan tidak terjadi problem multikolinieri-
normalitas data yang lebih baik. Data-data yang tas karena nilai VIF kurang dari 10 yang berarti
diuji dalam penelitian ini adalah sebanyak 166 korelasi antar variabel independen masih bisa
data dari 175 data, sehingga data ekstrem yang ditolerir (Gujarati 2003).
dihilangkan sebanyak 9 data. Pengujian asumsi klasik autokorelasi dilaku-
Dalam tabel 3 terlihat bahwa voluntary kan dengan menggunakan besaran Durbin-
disclosure memiliki nilai minimum 34,38% dan Watson (D-W). Nilai nilai Durbin-Watson sebesar
maksimum 90,63%, artinya voluntary discosure 1,965 hasil tersebut memenuhi kriteria D-W yang
yang memenuhi kriteria paling tinggi sebanyak 29 terletak antara batas atas (du) dan (4-du), dimana
dan paling rendah adalah 11 dari 32 item besar (du) adalah 1,832 dan besar (4-du) adalah
voluntary disclosure yang telah ditentukan. Rata- 2,168. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak
rata proporsi komisaris independen dalam terjadi problem autokorelasi.
struktur dewan komisaris adalah 36,29%, hal ini Pengujian asumsi klasik heterokesdastisitas
berarti rata-rata proporsi komisaris independen dilakukan dengan uji glejser. Pada pengujian
yang dimiliki perusahaan tidak terlalu besar (di sebelumnya, estimasi menunjukkan adanya
bawah 50%). Nilai rata-rata kepemilikan problem heterokesdastisitas, akan tetapi problem
manajerial hanya menunjukkan angka sebesar tersebut dapat diatasi dengan melakukan transfor-
1,11%, dengan nilai maksimum 25,78% dan nilai masi logaritma natural (Ln) terhadap persamaan
minimum 0%. Nilai ini menunjukkan rata-rata di sebelah kiri, yaitu nilai cost of debt.
proporsi kepemilikan manajerial yang dimiliki Dalam penelitian ini, persamaan regresi
perusahaan sangat kecil, bahkan sebagian besar untuk pengujian hipotesis, selain menggunakan
tidak ada. Kepemilikan institusional yang dimiliki variabel bebas good corporate governance yang
perusahaan memiliki rata-rata 71,63%, itu artinya diwakili oleh komisaris independen, kepemilikan
rata-rata perusahaan memiliki persentase manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas
kepemilikan institusional yang cukup besar, audit, serta voluntary disclosure, juga digunakan
karena rata-ratanya di atas 50%. Kualitas audit variabel kontrol yaitu debt equity ratio dan size.
96 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 11, NO. 2, NOVEMEBR 2009: 88-100
Hasil pengujian regresi atas variable-variabel yang (2003), Piot (2007), Susiana dan Herawati (2007).
diteliti dapat dilihat pada Tabel 4 sampai Tabel 6 Hal ini dimungkinkan karena keberadaan
berikut: komisaris independen dalam struktur dewan
komisaris hanya untuk memenuhi persyaratan
Tabel 4. Nilai R, R square, SEE untuk pengujian dan suatu keharusan bagi perusahaan yang
hipotesis menerapkan good corporate governance. Hasil
Model Summary penelitian ini, juga sejalan dengan hasil penelitian
Model R R Square Adjusted Std. Error of the yang dilakukan oleh Klein (1997) dan Brickley et
R Square Estimate
1 .299a .089 .049 .80379 al. (1997) yang menyatakan bahwa tidak ada
a. Predictors: (Constant), SIZE, KIND, KMAN, DER, KUAD, VDISC, KINST jaminan dengan banyak komposisi komisaris
independen dan pemisahan posisi pimpinan
Tabel 5. F Test dan Signifikansi untuk Pengujian dewan komisaris dengan CEO akan meningkat-
Hipotesis kan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
ANOVAb
Sum of Mean Adanya komisaris independen dalam sebuah
Model df F Sig.
Squares Square perusahaan dinilai cukup penting. Hanya saja hal
1 Regression 9.924 7 1.418 2.194 .037a
Residual 101.435 157 .646
tersebut tidak dibarengi dengan adanya tindakan
Total 111.360 164 yang serius dalam menerapkan prinsip-prinsip
good corporate governance. Penempatan atau
Tabel 6. Konstanta, Koefisien Regresi, T Test, dan penambahan anggota dewan komisaris indepen-
Signifikansi untuk Pengujian Hipotesis den dimungkinkan hanya sekedar memenuhi
Coefficiensa ketentuan formal, sementara pemegang saham
Unstandardized Unstandardized
Coefficients Coefficients
mayoritas (pengendali) masih memegang peranan
Model B Std. Error Beta t Sig. penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat
1 (Constant) -2.008 .444 -4.520 .000
VDISC .355 .454 .067 .782 .435 (Boediono 2005). Siregar dan Siddharta (2005) juga
KIND
KMAN
.585
-1.748
.463
1.543
.104
-.097
1.262
-1.133
.209
.259
menyatakan bahwa pengangkatan dewan
KINST -.813 .404 -.183 -2..012 .046 komisaris independen oleh perusahaan mungkin
KUAD -.347 .148 -.193 -2.340 .021
DER -.154 .083 -.145 -1.840 .068 hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja
SIZE -1.2E-014 .000 -.139 -1.638 .103
tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan good
corporate governance (GCG) di dalam perusahaan.
ANALISA DAN PEMBAHASAN Sehingga peranan komisaris independen dalam
menciptakan transparansi belum dapat terlihat
Pengujian dilakukan terhadap 35 sampel oleh kreditur.
perusahaan dalam industri manufaktur, untuk Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan
mengetahui mana yang lebih berpengaruh bahwa kepemilikan manajerial perusahaan tidak
signifikan antara good corporate governance dan berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Hasil
voluntary disclosure terhadap cost of debt. Dari tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang
hasil Uji F dapat dilihat bahwa tingkat dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976),
signifikansinya sebesar 0,001 (di bawah 0,05), hal Anderson et al. (2005), Friend dan Lang dalam
tersebut menunjukkan bahwa variabel komisaris Brailsford et al. (1999). Adanya kepemilikan
independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan manajerial dalam kepemilikan saham perusahaan
institusional, kualitas audit, voluntary disclosure, seharusnya memberikan dorongan bagi pihak
debt equity ratio, dan size secara bersama-sama manajemen untuk meningkatkan kinerjanya.
mempengaruhi cost of debt. Akan tetapi, proporsi kepemilikan manajerial yang
Pada hasil uji T yang ditunjukkan oleh tabel cenderung sedikit menyebabkan pihak manajemen
coefficient, variabel komisaris independen, merasa enggan untuk bekerja semaksimal
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, mungkin. Selain itu, menurut Sujoko dan
voluntary disclosure, dan size memiliki p-value di Soebiantoro (2007), hal tersebut dikarenakan
atas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel- manajemen tidak mempunyai kendali dalam
variabel tersebut tidak mempengaruhi cost of debt. menentukan kebijakan hutang karena banyak
Sedangkan untuk kualitas audit dan debt equity dikendalikan oleh pemilik mayoritas. Pihak
ratio mempengaruhi cost of debt dengan p-value kreditur masih menganggap perusahaan masih
dibawah 0,05. beresiko dan bisa saja pihak manajemen bertindak
Hasil penelitian pada pengujian hipotesis 1 kurang hati-hati dalam menentukan kebijakan
menunjukkan bahwa proporsi komisaris hutang yang dilakukannya.
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengujian hipotesis ketiga menyimpulkan
cost of debt. Hasil tersebut berbeda dengan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
penelitian yang dilakukan oleh Anderson et al. signifikan terhadap cost of debt. Hasil penelitian
Juniarti: Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure 97
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh kepada kreditur atau tidak, bahkan terkadang
Bhojraj dan Sengupta (2003), Agrawal dan laporan keuangan yang disediakan perusahaan
Mandelker (1990), serta Crutchley et al. (1999). cenderung diabaikan. Pihak bank akan lebih
Hal ini menunjukkan bahwa adanya kepemilikan memperhatikan pemenuhan persyaratan
institusional memberikan pengaruh yang berarti perusahaan pada 5C, yaitu character, capability,
sebagai tindakan monitoring yang dilakukan collateral, condition of economy, dan capital.
kepada pihak manajemen. Semakin besar tingkat Adanya persyaratan 5C yang harus dipenuhi,
kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi bank
efektif pula mekanisme kontrol terhadap kinerja dalam memberikan keputusan pinjaman kepada
manajemen. Sehingga kreditur memandang resiko perusahaan. Perusahaan yang memiliki sejarah
perusahaan rendah dan tentu saja hal ini kredit atau pinjaman yang baik, tentu akan
berdampak pada cost of debt yang ditanggung memberikan penilaian yang positif pula bagi pihak
perusahaan sebagai return yang diminta oleh kreditur. Sehingga kreditur lebih mempercayai
kreditur. kredibilitas perusahaan dalam hal pengembalian
Hasil penelitian untuk pengujian hipotesis pinjaman.
keempat menunjukkan bahwa kualitas audit Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-
berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Hasil rata voluntary disclosure perusahaan manufaktur
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan yang menjadi sampel masih relatif rendah.
oleh Susiana dan Herawaty (2007), Piot (2007), Laporan tahunan perusahaan memang
serta Velury et. al. (2003). Semakin besar kualitas memberikan informasi yang bersangkutan secara
audit, maka cost of debt perusahaan semakin kecil. spesifik. Investor dan kreditur membutuhkan
Perusahaan memilih menggunakan KAP big-four informasi dalam laporan tersebut untuk membuat
karena memiliki reputasi yang baik. Demi analisis dan mengambil keputusan. Namun
menjaga reputasinya, KAP big-four menggunakan demikian, tidak semua informasi yang dibutuhkan
sistem yang lebih baik, sumber daya manusia yang dapat diperoleh melalui laporan tahunan. Laporan
berkualitas, dan bertindak lebih berhati-hati tahunan bukan merupakan satu-satunya sumber
dalam melakukan proses pemeriksaan (auditing). informasi, sehingga investor dan kreditur dapat
Hal ini dipandang sebagai hal yang positif bagi memanfaatkan sumber informasi lainnya. Selain
pihak kreditur karena perusahaan tersebut dinilai itu, kreditur menganggap bahwa voluntary
lebih transparan, sehingga resiko perusahaan disclosure yang diungkapkan oleh manajemen
lebih rendah dan cost of debt yang ditanggung hanya sebagai upaya untuk menarik kreditur agar
perusahaan juga kecil. memberikan pinjaman, sehingga informasi yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disampaikan bisa saja tidak mencerminkan
hipotesis kelima tidak terbukti karena tingkat kondisi yang sebenarnya. Seharusnya, manajemen
voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan perlu memperhatikan tingkat atau luas serta
terhadap cost of debt. Hasil tersebut berbeda jenis-jenis pengungkapan sukarela yang hendak
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh disampaikan melalui laporan keuangan dan
Sengupta (1998) dan Francis et al. (2005). Menurut laporan tahunan. Dengan kata lain, memperluas
Sudarmadji dan Sularto (2007), ada beberapa lagi pengungkapan sukarela yang dapat
alasan yang menyebabkan voluntary disclosure mempengaruhi keputusan kreditur agar mereka
tidak berpengaruh yaitu tersedianya sumber- dapat lebih mengetahui, menilai, dan
sumber informasi lain selain laporan keuangan mempercayai perusahaan. Sehingga mereka akan
yang tersedia dengan biaya yang lebih murah, tertarik untuk memberikan pinjaman dengan
adanya keraguan terhadap kemampuan kreditur return yang rendah, dan akhirnya dapat
dalam memahami kebijakan dan prosedur membawa dampak pada menurunnya cost of debt
akuntansi sehingga kreditur seringkali tidak perusahaan.
menggunakan informasi-informasi yang tersedia Kedua variabel control yang digunakan dalam
dalam memberikan pinjaman, khususnya penelitian ini menunjukkan tidak adanya
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) pengaruh yang signifikan terhadap cost of debt
yang dilakukan oleh manajemen. Dengan kata bertentangan dengan hasil penelitian Bhojraj dan
lain, informasi-informasi yang diberikan Sengupta (2003), Khurana dan Raman (2003).
manajemen terlalu banyak, sedangkan daya serap Rasio keuangan yang seharusnya dapat
pengguna atas informasi tersebut sangat terbatas. membantu pihak kreditur dalam menentukan
Penyebab lainnya yaitu pihak kreditur keputusan investasinya, menjadi cenderung
terutama bank, tidak memperhatikan apakah diabaikan. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi
perusahaan telah memberikan informasi yang karena pihak kreditur menganggap bahwa pihak
lebih dalam hal pengungkapan secara sukarela manajemen dapat melakukan tindakan
98 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 11, NO. 2, NOVEMEBR 2009: 88-100
Brickley, J., Lease, R.C., & Smith, C.W. (1988). Hail, L. (2001), The impact of voluntary corporate
Ownership structure and voting on disclosure on the ex ante cost of capital-a
antitakeover amendments. Journal of Swiss point of view. Retrieved fhttp://helious.
Financial Economics, 20, 267-91. unive.it/bauhaus/
Chen, Y.M & Jian J.Y. (2007). The Impact of Hendriksen, E. & Michael, F.V.B. (2001). Accoun-
Information Disclosure and Transparency ting theory. USA: Mc. Graw-Hill.
Rankings System (IDTRs) and Corporate James, C.O & Cotter J (2007) Corporate governance,
Governance Structure on Interest Cost of sustainability and the assesment of default
Debt. Working Paper, National Yunlin risk, Asian Journal of Finance and Accounting
University of Science and Technology, http://www.macrothink.org/journal/index.php/
Taiwan. ajfa/article/viewPDFInterstitial/93/96
Chtourou, S.M., Jean B. & Lucie C. (2001). Jensen, M. C., & Meckling, W.H. (1976). Theory of
Corporate Governance and Earnings Mana- the firm: managerial behaviour, agency cost
gement. Working Paper, University Laval and ownership structure. Journal of Financial
Quebec City, Canada. Economics, 3 (4), 305-360.
Cornett M. M, Marcuss, S.J. & Tehranian, H. Khurana, I.K. & Raman, K.K. (2003). Are funda-
(2006). Earnings management, corporate mentals priced in the bond market?
governance, and true financial performance. Contemporary Accounting Research, 20 (3),
Retrieved from: http://papers.ssrn.com/sol3/ 465-494.
papers.cfm?abstract_id=886142.
Komite Nasional Kebijakan Governance.(2006).
Crutchley, C.E, Jensen M.R.H., Jahera, J.S. Jr,. Pedoman umum GCG.28 November 2008.
and Raymond, J. E. (1999). Agency problems http://www.cicfcgi.org/news/files/Pedoman_G
and the simultaneity of financial decision CG_060906.pdf
making the role of institutional ownership. Lennox, C.S. (2001). Going concern opinion in
International Review of Financial Analysis, failing companies: auditor dependence and
8(2), 177-197. opinion shopping. Working paper, Economic
Darmawati, Deni, R.G.R. & Khomsiyah. (2004). Dep., University of Bristol.
Hubungan corporate governance dan kinerja Newell, R., dan Wilson, G. (2002). A premium for
perusahaan. Simposium Nasional Akun- good governance. The MCKinsey Quartely 3,
tansi VII Denpasar Bali. 20-23.
DeAngelo, L.E. (1981). Auditor size and audit Nikolaev, V. & Laurence V. L. (2005). The
quality. Journal of Accounting and Econo- endogeneity bias in the relation between
mics, 3, 183-199. cost-of debt capital and corporate disclosure
policy. European Accounting Review 14, 677-
Fabozzi, F..J. (2007). Bond markets, analysis, and 724.
strategies (ed.8). New Jearsey: Prentice Hall.
Piot, C. & Piera, F.M. (2007). Corporate governance,
Fidyati, Nisa. (2004). Pengaruh mekanisme audit quality, and the cost of debt financing
corporate governance terhadap earnings of French listed companies. Retrieved from:
management pada perusahaan seasoned http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract
equity offering (SEO). Jurnal Ekonomi, _id=960681
Manajemen dan Akuntansi 2 (1), 1-23.
Pittman, J.A. & Fortin, S. (2004). Auditor choice
Forum for Corporate Governance in Indonesia and the cost of debt capital for newly public
(FCGI). (2002). The essence of good corporate firms. Journal of Accounting and Economics,
governance konsep dan implementasi 37, 113-136.
perusahaan public dan korporasi indonesia. Roberts, G. S. & Yuan, L. (2006). Does Institutional
Jakarta: Yayasan Pendidikan Pasar Modal Ownership Affect the Cost of Bank
Indonesia & Sinergy Communication. Borrowing?. Working paper, York University.
Francis, J.R., Khurana, K.I., & Pereira R. (2005). Retrieved September 10, 2008 from
Disclosure incentives and effects on cost of http://ssrn.com.
capital around the world. The Accounting Sanders, G. & Allen, A. (1993). Signaling govern-
Review, 80 (4), 1125-1162. ment financial reporting quality to credit
Gujarati, D.N. (2003). Basic econometrics. New analysts. Journal Public Budgeting &
York: Mc Graw Hill. Finance, 73-84.
100 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 11, NO. 2, NOVEMEBR 2009: 88-100
Shleifer, A. & Vishny, R.W. (1997). A Survey of Susiana & Herawaty, A. (2007). Analisis pengaruh
corporate governance. Journal of Finance, 52 independensi, mekanisme corporate
(2), 737-783. governance, dan kualitas audit terhadap
integritas laporan keuangan. Simposium
Sengupta, P. (1998). Corporate disclosure quality Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar.
and the cost of debt. The Accounting Review,
73 (4), 459-474. Turley, S. & Zaman, M. (2004). The corporate
governance effects of audit committees.
Singgih, M.L. (2008). Pengukuran kinerja Journal of Management and Governance, 8,
perusahaan dengan metode economic value 305-332.
added. Tesis S-1, Universitas ITS Surabaya
Vafeas, N. (2000). Board structure and the
Siregar, S.V. & Utama, S. (2005). Pengaruh informativeness of earnings. Journal of
struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, Accounting and Public Policy, 139–160
dan praktek corporate governance terhadap Velury, U., Reisch, J.T., & O’Reilly, D. (2003).
pengelolaan laba (earnings management). Institutional ownership and the selection of
Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI. industry specialist auditors. Review of
Subekti, I. & Kusuma, I.W. (2000). Asosiasi antara Quantitative Finance and Accounting, 21,
35-48
set kesempatan investasi dengan kebijakan
pendanaan dan deviden perusahaan, serta Verdiyana, R.(2006). Variabel-variabel yang
implikasinya pada perubahan harga saham. mempengaruhi luas pengungkapan dalam
Simposium Nasional Akuntansi, IV, IAI, laporan tahunan perusahaan. Tesis S-1,
820-845 Universitas Islam Indonesia.
Sudarmadji, A.M. & Sularto, L. (2007). Pengaruh Tjager, I.N., Alijoyo, F.A., Djemat, H.R., dan
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, Soembodo, B. (2003). Corporate governance:
dan tipe kepemilikan perusahaan terhadap Tantangan dan kesempatan bagi komunitas
luas voluntary disclosure laporan keuangan bisnis Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo.
tahunan. ISSN, 2, 1858-2559. Wahyudi, U. & Pawestri, H.P. (2006, Agustus 23-
Sujoko & Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh 26). Implikasi struktur kepemilikan
struktur kepemilikan saham, leverage, terhadap nilai perusahaan: dengan
faktor intern dan faktor ekstern terhadap keputusan keuangan sebagai variabel
nilai perusahaan. Jurnal Manajemen dan intervening. Simposium Nasional Akuntansi
IX, Padang.
Kewirausahaan, 9 (1), 41-48.
Willekens, M., Bauwhede, H. dan Gaeremynck, A.,
Suripto, B. (1998). Pengaruh karakteristik (2004). Voluntary audit committee formation
perusahaan terhadap luas pengungkapan and practices among Belgian listed companies,
sukarela dalam laporan tahunan. Thesis S- International Journal of Auditing, 8, Iss.3,
2, Universitas Gadjah Mada. 207-222.