Anda di halaman 1dari 12

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/pythagoras
PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 12 (2), 2017, 149-160

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa dalam Menyelesaikan Akar


Pangkat Persamaan Kompleks Berdasarkan Tingkat Kemampuan Akademik

S. Suripah 1 *, Aulia Sthephani 1


1
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP, Universitas Islam Riau. Jalan Kaharuddin Nasution,
No. 113, Perhentian Marpoyan, Pekanbaru, Riau 28284, Indonesia
* Corresponding Author. Email: rifah@edu.uir.ac.id
Received: 23 October 2017; Revised: 29 December 2017; Accepted: 22 January 2018

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa dalam menyelesaikan akar pangkat persamaan kompleks berdasarkan tingkat kemampuan
akademik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
mahasiswa semester 6 tahun ajaran 2016/2017 program studi pendidikan Matematika Universitas Islam
Riau sebanyak 132 orang. Objek penelitian adalah kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa
pada mata kuliah analisis kompleks. Data hasil penelitian dianalisis dengan cara mendeskripsikan
kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa berdasarkan tingkat kemampuan akademik rendah,
sedang dan tinggi pada masing-masing indikator yang telah didefinisikan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa cara berpikir kreatif matematis mahasiswa yang berkemampuan akademik tinggi sudah mampu
mengidentifikasi penyelesaian soal pada semua indikator. Mahasiswa yang berkemampuan akademik
sedang sudah mampu mengidentifikasi penyelesaian soal pada indikator fluency dan elaboration,
sedangkan pada indikator flexibility dan originality masih banyak jawaban yang relatif sama. Sedangkan
pada mahasiswa berkemampuan akademik rendah baru mampu mengidentifikasi sebatas pengetahuan
pada indikator originality dan elaboration, sedangkan pada indikator fluency dan flexibility belum ada
yang benar.
Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif matematis, tingkat kemampuan akademik.

Students’ Mathematical Creative Thinking Ability in Solving Complex Roots of Equations


Based on The Level of Academic Ability

Abstract
This study aims to describe the ability of students' mathematical creative thinking in solving the
complex roots of equation based on the level of academic ability. The study was descriptive qualitative
research. The subjects were students of 6th semester in the academic year of 2016/2017 Department of
Mathematics Education, Islamic University of Riau as many as 132 people. The objectives of this
research were the ability of students' mathematical creative thinking in complex analysis courses. The
data were analyzed by describing students' mathematical creative thinking ability based on low, medium
and high academic ability level on each defined indicator. The results of this study show that the
mathematical creative thinking of students with high academic ability has found been able to solve
questions in all indicators. Furthermore, students who are in the medium ability have found already
able to solve problems on indicators of fluency and elaboration, whereas in the indicator of flexibility
and originality there are still many relatively similar answers. Besides, the students with low academic
ability are able to identify only in the level of knowledge on originality and elaboration indicator,
whereas the fluency and flexibility indicator are not yet correct.
Keywords: mathematical creative thinking ability, level of academic ability.

How to Cite: Suripah, S., & Sthephani, A. (2017). Kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa dalam
menyelesaikan akar pangkat persamaan kompleks berdasarkan tingkat kemampuan akademik. Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika, 12(2), 149-160. doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v12i2.16509

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pg.v12i2.16509

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 150
S. Suripah, Aulia Sthephani

kreatif matematis, mahasiswa dapat meng-


PENDAHULUAN
organisasikan berpikir matematik dalam proses
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional pembelajaran. Setiap diri seseorang pada dasar-
No. 41 tahun 2007 tentang standar proses, me- nya mempunyai potensi kreatif, hanya saja
nyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan permasalahannya adalah bagaimana mengem-
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, bangkan potensi yang dimiliki tersebut selama
inspiratif, menyenangkan, menantang, memoti- proses pembelajaran berlangsung dalam kelas.
vasi peserta didik untuk berpartisipatif aktif serta Permasalahan yang selama ini dihadapai dari
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, tinjauan pendidikan salah satunya adalah belum
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, tercapainya dan dioptimalkannya keterampilan
minat, dan perkembangan fisik serta psikologi berpikir. Padahal salah satu peran yang sangat
peserta didik. Salah satu yang diamanatkan esensial adalah bagaimana manusia dapat
dalam standar proses tersebut bahwa pembel- memadukan antara kemampuan berpikir dengan
ajaran diselenggarakan dengan memberi ruang skill. Oleh karenanya keterampilan berpikir seha-
kreativitas bagi peserta didik. Salah satu tujuan rusnya mulai dilatih sejak dini, sehingga tidak
pembelajaran matematika yang dimaksud dalam mengalami hambatan perkembangan ketika
kurikulum 2006 adalah mengembangkan aktivi- dibangku kuliah. Sebagaimana pendapat
tas kreatif yang melibatkan siswa. Secara tidak Pehkonen, Naveri, dan Laine (2013) bahwa
langsung kurikulum tersebut mengisyaratkan pemecahan masalah sebaiknya diberikan mulai
pentingnya mengembangkan kreativitas siswa dari matematika sekolah. Hal ini dimaksudkan
dan kemampuan berpikir kreatif dalam pembel- agar membentuk pola mental siswa sehingga
ajaran matematika. terbiasa dalam memecahkan masalah
Johnson &Johnson (2010) mengatakan matematika.
bahwa berpikir kreatif adalah kebiasaan berpikir Berpikir berarti proses melakukan suatu
yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, ide atau gagasan baru. Istilah berpikir kreatif dan
menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kreativitas seringkali dihubungkan dalam setiap
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka su- pembahasan baik dalam artikel maupun buku-
dut pandang yang menakjubkan, dan menemukan buku teks. Kedua istilah tersebut pada dasarnya
ide-ide yang tidak terduga. Selanjutnya Alvino berhubungan secara konseptual, namun kedua-
(Sumarmo, 2010) menyatakan bahwa berpikir nya tidak berarti sama. Munandar (2002) men-
kreatif memuat empat komponen yaitu: kelan- definisikan kreativitas sebagai kemampuan yang
caran (fluency), fleksibel (flexibility), keaslian mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
(originality), dan elaborasi (elaboration). Dalam orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan
suasana non-otoriter, ketika siswa belajar atas untuk mengelaborasi suatu gagasan. Sedangkan
prakarsa sendiri, diberikan kepercayaan untuk Sriraman (2005), mendefinisikan kreatifitas
berpikir dan berani mengemukakan gagasan sebagai kemampuan untuk memilih antara kom-
baru, maka kemampuan berpikir kreatif dapat binasi yang berguna dan tidak berguna sama
berkembang. Vygotsky menghendaki bahwa dengan karakterisasi seni pemahat sebagai proses
setting kelas pembelajaran matematika untuk membuang suatu yang tidak diperlukan. Adapun
menumbuhkan berpikir kreatif dan berpikir ting- tugas mental dalam hal ini adalah menerima,
kat tinggi dapat dilakukan melalui pembelajaran mengingat, memberi analisa kritik dan memper-
kooperatif, sehingga siswa dapat saling ber- gunakan hasilnya dalam pemecahan masalah.
interaksi dan saling memunculkan strategi- Griffin, McGaw & Care (2012, p.38), memberi-
strategi pemecahan masalah yang efektif dan kan gambaran tentang kreativitas sebagai
dalam pembelajaran menekankan scaffolding. keterampilan berpikir atau merupakan salah satu
Adapun pendapat dari Arends dan Kilcher (2010) aspek penting yang harus dikembangkan dalam
menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah salah berpikir.
satu jenis berpikir yang sangat menarik dimana Beberapa ahli mengatakan bahwa berpikir
terkait dengan keterampilan kognitif dan kemam- kreatif dalam matematika merupakan kombinasi
puan menemukan solusi baru untuk suatu berpikir logis dan berpikir divergen yang didasar-
masalah. kan intuisi, tetapi dalam kesadaran yang memper-
Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa hatikan fleksibilitas, kefasihan, dan kebaruan,
keterampilan berpikir kreatif merupakan hal yang (Pehkonen, 1999; Krutetskii, 1976; Silver, 1997).
sangat penting untuk dikembangkan dalam pen- Haylock, (1997) menjelaskan bahwa untuk
didikan matematika. Hal ini dikarenakan melalui mengenal berpikir kreatif dalam matematika

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 151
S. Suripah, Aulia Sthephani

adalah dengan melihat respons siswa dalam me- an berpikir itu sebagaimana diungkapkan dalam
nyelesaikan masalah dengan cara memperhatikan pendapat Munandar dan Alvino, dimana ada
proses dan berpikir divergen meliputi flek- kesamaan dalam mendefinisikan kemampuan
sibilitas, keaslian, dan kelayakan. berpikir kreatif dan kreativitas yaitu sebagai
Berpikir kreatif sering didefinisikan seba- fluency, flexibility, dan originality. Nur (2011)
gai berpikir divergen. Hal ini dijelaskan oleh mengemukakan ciri dari kemampuan berpikir
Guilford (Kaufman, Plucker, & Baer, 2008) kreatif, yaitu: fluency, flexibility, elaboration,
bahwa “it is in the divergent-thinking category sensitivity, dan originality.
that we find abilities that are most significant in Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
creative thinking and invention. Selanjutnya maka kemampuan berpikir kreatif matematik
Kaufman, Plucker, & Baer (2008); Yuan & adalah kemampuan yang meliputi empat aspek
Sriraman (2010), menjelaskan empat aspek da- yaitu (a) kelancaran (fluency) menunjukkan
lam berpikir divergen yaitu, Fluency, originality, kemampuan siswa dalam memberikan banyak
Flexsibility, dan Elaboration. Soeyono (2014, ide, dan menyelesaikan masalah dengan jawaban
p.212) menambahkan bahwa ada beberapa poin yang tepat; (b) keluwesan (flexibility) yaitu
penting yang berkaitan dengan berpikir kreatif, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
yakni proses berpikir divergen untuk menemukan dalam satu cara, kemudian dengan menggunakan
solusi yang baru yang menekankan pada aspek cara lain; (c) originality yaitu kemampuan siswa
kelancaran (fluently), keluwesan (flexibility), ke- dalam menyelesaikan masalah menurut caranya
aslian (originality), dan elaborasi (elaboration) sendiri; dan (d) elaboration yaitu kemampuan
Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa untuk menyelesaikan masalah dengan melakukan
yang termasuk dalam kategori berpikir divergen langkah-langkah terperinci.
adalah faktor kelancaran, fleksibilitas, orisinal- Akar pangkat bilangan kompleks merupa-
itas, dan elaborasi. Kelancaran dalam berpikir kan salah satu bahasan yang ada pada mata kuliah
mengacu pada kuantitas output yaitu jumlah analisis kompleks. Pada materi akar dan pangkat
tanggapan terhadap rangsangan yang diberikan bilangan kompleks, dibutuhkan keterampilan
atau jumlah ide yang diberikan pada setiap tingkat tinggi untuk menentukan akar-akar
latihan. Fleksibilitas dalam berpikir mengacu bilangan kompleks dan argument dari bilangan
perubahan dari beberapa jenis: perubahan dalam kompleks. Materi ini cukup menantang dan
arti, interpretasi, atau penggunaan sesuatu, per- mengharapkan adanya skill dan kemampuan
ubahan dalam memahami tugas, perubahan berpikir kreatif mahasiswa dalam proses pene-
strategi dalam melakukan tugas, atau perubahan muan dan proses operasi sebelum menemukan
arah berpikir, yang mungkin berarti penafsiran hasil akhir. Salah satu konsep dasar yang melan-
tujuan baru. Orisinalitas dalam pemikiran berarti dasi kajian teori ini adalah aplikasi rumus
produksi yang tidak biasa, tidak masuk akal, De’Movre dan teorema Euler. Pada saat itulah
tanggapan jarak jauh, atau pandai. Selain itu, ide konflik kognitif tidak menutup kemungkinan
asli harus secara sosial berguna. Elaborasi dalam memaksa mahasiswa untuk berpikir kreatif da-
pemikiran berarti kemampuan seseorang untuk lam mencari solusi penyelesaian soal. Sebagai-
menghasilkan langkah-langkah rinci untuk mana pendapat Nurina dan Retnawati (2015)
membuat rencana kerja. bahwa Pada tahap berpikir tingkat tinggi siswa
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, cenderung lebih menggunakan logika daripada
terdapat hubungan antara berpikir kreatif dan hanya sekedar mengingat dan menghafal rumus,
kreativitas. Kreativitas merupakan bagian dari sehingga penguasaan konsep akan total dan
kemampuan berpikir kreatif dimana kreativitas memungkinkan siswa untuk dapat menyelesaikan
merupakan hasil dari kemampuan berpikir masalah matematis yang lebih kompleks.
kreatif. Hal ini berarti dalam proses mental Harapan besar dosen adalah mahasiswa
terdapat kegiatan mengungkapkan kemungkinan- mampu menyelesaikan soal-soal dan aplikasi
kemungkinan baru, membuka sudut pandang rumus tersebut dengan menggunakan kemampu-
yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide an kreatifnya. Hal ini dimaksudkan penyelesaian
yang tidak terduga sebagaimana diungkapkan yang diperoleh mahasiswa bisa beragam dengan
dalam pendapat Johnson. Dengan demikian menggunakan konsep-konsep dasar pada mata
dalam kegiatan-kegiatan tersebut sangat memer- kuliah yang lain. Pada tahap berikutnya, konsep
lukan kemampuan-kemampuan dalam berpikir dasar akar pangkat bilangan kompleks dapat
kreatif dan kreativitas untuk menghasilkan atau diaplikasikan pada pembuktian fungsi analitik
membangkitkan ide-ide. Kemampuan-kemampu- dan fungsi harmonik, sebagaimana dikatakan

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 152
S. Suripah, Aulia Sthephani

Soemarsono (2007), bahwa konsep dasar sebe- samaan kompleks berdasarkan tingkat kemampu-
lumnya menjadi dasar untuk aplikasi materi an akademik. Tempat penelitian dilaksanakan
berikutnya. Pendapat ini diperkuat oleh Conklin pada Program Studi Pendidikan Matematika
(2012, p.14), bahwa dalam melatih kemampuan Universitas Islam Riau tahun ajaran 2016/2017.
berpikir tingkat tinggi, diperlukan berpikir kritis Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan
dan kreatif. Oleh karenanya konsep awal harus Februari sampai dengan Juli 2016.
dikuasai dengan baik. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
Kenyataan yang ada di lapangan selama ini semester 6 tahun ajaran 2016/2017 Program
yang peneliti amati sebagai dosen pengampu Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam
mata kuliah analisis kompleks, mahasiswa pasif Riau sebanyak 132 orang. Subjek dibagi atas tiga
dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. kelompok kemampuan akademik yaitu maha-
Mahasiswa belum maksimal dalam mengem- siswa kemampuan rendah (33), kemampuan
bangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Maha- sedang (66 orang) dan kemampuan tinggi (33
siswa banyak melupakan materi dasar yang orang). Pengambilan subjek didasarkan pada ke-
terkait dengan konsep analisis. Sebagai uji awal butuhan penelitian. Objek penelitian adalah
pada mahasiswa sebelumnya, peneliti memberi- kemampuan berpikir kreatif matematis maha-
kan tes kemampuan awal tentang pengetahuan siswa pada mata kuliah analisis kompleks pada
matematika yang berkaitan dengan konsep ana- materi akar pangkat persamaan kompleks di
lisis. Hasil yang diperoleh, ternyata masih jauh Universitas Islam Riau.
dari harapan. Peneliti menduga, hal tersebut Data kemampuan berpikir kreatif mate-
terjadi karena belum terbiasanya mahasiswa de- matis dikumpulkan dengan menggunakan teknik
ngan proses yang dilakukan dalam kelas. Selama tes dan wawancara. Tes diberikan kepada semua
ini mahasiswa banyak dimanjakan dengan mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Se-
asupan materi dari dosen. Begitu sampai pada mentara wawancara dilakukan pada perwakilan
konsep yang harus menghubungkan antar materi masing-masing kategori kemampuan mahasiswa.
lain, para mahasiswa tidak terbiasa mengingat Hal ini dimaksudkan keterbatasan peneliti dalam
kembali prinsip-prinsip dasar yang membangun pengambilan data dengan pertimbangan tertentu
pemahaman. Oleh karenanya peneliti mencoba dan waktu yang tidak memungkinkan semua
membiasakan mahasiswa sejak dini untuk dapat subjek untuk diwawancarai.
membangun dan mengkoneksikan pengetahuan Instrumen yang digunakan untuk me-
lama dengan materi terkait. Salah satu proses ngumpulkan data pada penelitian ini berupa data
yang peneliti lakukan adalah dengan mencoba tes dan non tes. Instrumen kemampuan berpikir
melatih mahasiswa memahamkan konsep teori kreatif pada penelitian ini berupa seperangkat tes
dengan aplikasi yang nyata dalam konteks berupa soal uraian. Tes ini bertujuan untuk
kehidupan. mengetahui kemampuan berpikir kreatif maha-
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ber- siswa dalam menyelesaikan soal analisis kom-
maksud untuk mengetahui kemampuan berpikir pleks khususnya pada materi akar dan pangkat
kreatif matematis mahasiswa pendidikan mate- persamaan kompleks. Instrumen tes ini disusun
matika di FKIP UIR. Mengacu pada kurikulum berdasarkan kisi-kisi soal dengan mengacu pada
yang ada di UIR, maka penelitian ini difokuskan standar kurikulum 2013 sebanyak 4 item soal
pada mata kuliah analisis kompleks, yakni pada dengan indikator-indikator yang telah ditentukan
materi akar pangkat persamaan kompleks. Ada- yakni, (1) Kelancaran (fluency) yaitu kemampuan
pun kemampuan akademik mahasiswa dikelom- dalam memberikan banyak ide, dan menyelesai-
pokkan berdasarkan level akademik, rendah kan masalah dengan jawaban yang tepat; (2)
sedang dan tinggi. Dengan demikian, tujuan dari Keluwesan (flexibility) yaitu kemampuan untuk
penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampu- memecahkan masalah dalam satu cara, kemudian
an berpikir kreatif matematis mahasiswa dalam dengan menggunakan cara lain; (3) Originality
menyelesaikan akar pangkat persamaan kom- yaitu kemampuan dalam menyelesaikan masalah
pleks berdasarkan tingkat kemampuan akademik. menurut caranya sendiri; (4) Elaboration yaitu
kemampuan untuk menyelesaikan masalah
METODE
dengan melakukan langkah-langkah terperinci.
Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Instrumen non-tes berupa lembar wawan-
Data yang deskripsikan adalah kemampuan ber- cara dalam penelitian ini digunakan untuk data
pikir kreatif matematis mahasiswa semester pendukung dalam menggali informasi lebih lan-
enam dalam menyelesaikan akar pangkat per- jut tentang hambatan-hambatan yang mungkin

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 153
S. Suripah, Aulia Sthephani

dialami ataupun hal yang menjadi support dalam sebanyak 2 orang atau 1,5%. Dari data tersebut
hal kemampuan mahasiswa khususnya terhadap mengindikasikan bahwa mahasiswa sudah mam-
kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Dalam pu menyelesaikan masalah dengan langkah-
proses perkuliahan bisa saja komponen tertentu langkah terperinci ditandai mahasiswa mampu
menjadi penyebab dari gejala yang timbul dalam menyelesaikan soal sesuai dengan langkah-lang-
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. kah yang diminta, walaupun cara yang ditem-
Teknik analisis data pada penelitian ini puhnya lebih panjang. Hal ini juga mengindikasi-
digunakan teknik analisis secara deskriptif kuali- kan bahwa, dalam menyelesaikan soal,
tatif. Analisis data yang digunakan yaitu dengan mahasiswa sudah terbiasa memperhatikan cara
mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif yang biasa diajarkan dosen dengan konsep mana
mahasiswa dalam menyelesaikan soal akar dan yang harus dipahami terlebih dahulu sebagai
persamaan kompleks pada mata kuliah analisis langkah menyelesaikan persoalan yang harus
kompleks. Adapun kemampuan mahasiswa pada diselesaikan.
penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yakni Selanjutnya mahasiswa bisa dikatakan
mahasiswa berkemampuan rendah, sedang dan belum mampu untuk memecahkan masalah
tinggi. Pengelompokkan mahasiswa tersebut dalam satu cara, kemudian dengan menggunakan
ditentukan berdasarkan data kemampuan awal cara lain secara luwes (flexibility). Hal ini dapat
yang diambil melalui nilai sebelumnya. dilihat dari sebagian besar mahasiswa dalam
Sementara informasi yang diperoleh ber- menyelesaikan soal masih terpaku pada apa yang
dasarkan hasil wawancara dikembangkan sebagai sepintas diketahui, terlihat dari hasil pekerjaan
deskripsi data pendukung tambahan yang me- mahasiswa, belum paham bahwa 𝑧 2 , dapat difak-
mungkinkan untuk mendukung informasi tentang torkan terlebih dahulu, sehingga menghasilkan
kemampuan berpikir kreatif mahasiswa yang bentuk persamaan yang dapat dibentuk menjadi
belum dapat tergambarkan melalui tes secara bentuk persamaan 1 dan persamaan 2. Dari salah
tertulis. Oleh karenanya dukungan data tambahan satu persamaan yang terbentuk, kemudian
melalu penggalian informasi secara lisan diper- dijadikan solusi untuk mencari nilai x berdasar-
lukan. Data wawancara dideskripsikan melalui kan persamaan yang diketahui, selanjutnya dapat
percakapan dan rekap dengan baik yang diper- dilakukan substitusi pada persamaan yang ke 2
siapkan sebagai bukti data penelitian. Selanjut- untuk mencari solusi nilai y. Pada tahapan beri-
nya pada tahap terakhir peneliti melakukan kutnya seharusnya mahasiswa menggabungkan
triangulasi dari data yang diperoleh sebagai hasil pengetahuan awal yakni, dari nilai x dan nilai y
sinkronisasi antara data hasil tes dan wawancara. yang diketahui, dimasukan dalam bentuk per-
samaan awal sehingga terbentuk persamaan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat difaktorkan untuk mencari nilai x dan y
Profil Kemampuan Berpikir Kreatif yang mungkin dari akar kuadrat yang diminta.
Matematis Mahasiswa Namun pada langkah ini hampir semua maha-
Data kemampuan berpikir kreatif mate- siswa terputus pengetahuannya sehingga terhenti
matis mahasiswa yang diperoleh melalui tes penyelesaina baru sebatas pemfaktoran saja. Hal
kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tingkat ini tampak jelas dari contoh hasil kerjaan maha-
kemampuan akademik memberikan informasi siswa pada Gambar 1.
mengenai persentase dan jumlah jawaban maha- Kemudian pada penguasaan indikator 1
siswa yang menjawab dengan benar dan salah. dan 3 sebagian besar mahasiswa belum lancar
Adapun hasil tes jawaban siswa tentang kemam- dan masih tidak original dalam menyelesaikan
puan berpikir kreatif mahasiswa matematika permasalahan, yaitu dengan ditandai sebagian
Universitas Islam Riau dapat dilihat pada Tabel besar mahasiswa belum mampu dalam
1. memberikan banyak ide sehingga dalam
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa secara menyelesaikan masalah hasilnya masih terbatas
keseluruhan jumlah mahasiswa yang menjawab dan belum tepat pada sasaran yang diminta.
dengan benar paling banyak adalah pada indi- Kemudian terkait dengan indikator yang ke 3,
kator 4 yaitu sebanyak 62 orang atau 47%. Se- mahasiswa masih terpaku pada cara rutin, belum
dangkan banyaknya mahasiswa yang menjawab mampu menyelesaikan masalah dengan caranya
benar paling sedikit yaitu pada indikator 2 sendiri.

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 154
S. Suripah, Aulia Sthephani

Tabel 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa Berdasarkan Indikator yang Ditentukan
dan Tingkat Kemampuan Akademik
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Tingkat
1 2 3 4
Akademik
B % S % B % S % B % S % B % S %
Tinggi 17 52 16 48 2 6,1 31 94 10 30 23 70 26 79 7 21
Sedang 6 9,1 60 91 0 0 66 100 2 3 64 97 33 50 33 50
Rendah 0 0 33 100 0 0 33 100 1 3 32 97 3 9,1 30 91
Jumlah 23 17 109 83 2 1,5 130 98,5 13 9,8 119 90,2 62 47 70 53
Keterangan:
B: Menjawab Benar
S: Menjawab Salah
Tabel. 2 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Mahasiswa Tingkat Kemampuan
Akademik Tinggi
Indikator Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. Kemampuan dalam ▪ Mampu memasukkan persamaan ▪ Menentukan nilai x dan y.
memberikan banyak ide, kompleks, namun masih salah dalam Tapi masalahnya agak
dan menyelesaikan menentukan nilai x dan y. bingung dengan persamaanya
masalah dengan jawaban ▪ Ada yang menggunakan rumus ABC, ▪ Menguraikan dulu persamaan
yang tepat (fluency). namun belum tepat. 𝑧 2 + 𝑧 + 1 = 0 dalam bentuk
▪ Ada yang mengerjakan langsung pemfaktoran hingga terbentuk
tanpa memperhatikan persamaan 2 persamaan.
kompleks dalam bentuk lain. ▪ Bisa juga menggunakan
rumus ABC untuk mencari x
dan y.
2. Kemampuan untuk ▪ 𝑧 2 , tidak difaktorkan terlebih dahulu. ▪ Suka lupa kalau bentuk akar
memecahkan masalah ▪ Rata-rata langsung meggenaralisasikan kuadrat itu berbentuk 𝑧 2 .
dalam satu cara, bentuk persamaan untuk mencari nilai x ▪ Tidak berpikir panjang
kemudian dengan dan nilai y langsung mencari nilai r dan 𝜃.
menggunakan cara lain ▪ Pada langkah ini hampir semua ▪ Langsung memasukan ke
(flexibility). mahasiswa terputus pengetahuannya bentu D’Movre.
sehingga terhenti penyelesaina baru ▪ Terpikirnya ya langsung
sebatas pemfaktoran saja. menetukan nilai 𝑧𝑘
3. Kemampuan dalam ▪ Jelas dalam menuliskan jawaban. ▪ Mengingat akar-akar dari
menyelesaikan masalah ▪ Sudah melengkapi data yang harusnya bilangan kompleks akan
menurut caranya sendiri dibutuhkan, walaupun hasilnya belum membentuk segi n beraturan.
(Originality). tepat. ▪ Menentukan nilai .r yang dari
▪ Menyelesaikan masalah dengan cara akar pangkat 6 yang nilainya
yang bisa tanpa harus terpaku pada sama dengan i
rutinitas. ▪ Coba kerjakan dengan cara
▪ Cara mensketsa grafik rata-rata sudah biasa terus, coba kerjakan
benar. dengan cara yang lain ternyata
hasilnya sama.
▪ Untuk menskets grafik harus
menentukan nilai dari akar
kompleks.
4. Kemampuan untuk ▪ Mahasiswa sudah mampu menentukan ▪ Memahami informasi yang ada
menyelesaikan masalah persamaan kompleks sesuai dengan pada soal.
dengan melakukan maksud soal. ▪ Langsung mencari nilai-nilai
langkah-langkah ▪ Mahasiswa mampu menentukan nilai r dari r dan 𝜃.
terperinci (Elaboration). dan 𝜃. ▪ Mengecek kembali kuadran
▪ Menentukan nilai 𝜃 pada kuadran yang yang sesuai dengan nilai 𝜃
sesuai. ▪ Memasukkan nilai 𝜃 ke rumus
▪ Mahasiswa mampu menentukan akar- D’Movre untuk mencari akar
akar suatu bilangan kompleks bilangan kompleks.
menggunakan rumus D’Movre.

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 155
S. Suripah, Aulia Sthephani

Tabel. 3 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Mahasiswa Tingkat Kemampuan
Akademik Sedang.
Indikator Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. Kemampuan dalam ▪ Sudah mensubstitusikan nilai x ▪ Lupa kalau bilangan kompleks bisa
memberikan banyak ide, dan y ke bentuk persamaan ditulis dalam bentuk 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦
dan menyelesaikan yang diketahui namun ▪ Langsung mengerjakan apa yang
masalah dengan jawaban penyelesaiannya belum tepat. tampak dalam persamaan dengan cara
yang tepat (fluency). ▪ Mencoba cara lain tetapi hasil memfaktorkan.
akhir belum tepat. ▪ Mencoba menggunakan rumus ABC
▪ Nilai x dan y belum untuk mencari x dan y, namun lupa
disubstitusikan sehingga cara mensubstitusikan ke persamaan.
jawaban akhir belum berbentuk
x dan iy.
2. Kemampuan untuk ▪ 𝑧 2 , tidak difaktorkan terlebih ▪ Suka lupa kalau bentuk akar kuadrat itu
memecahkan masalah dahulu. berbentuk 𝑧 2 .
dalam satu cara, kemudian ▪ Langsung mencari nilai r dan 𝜃. ▪ Tidak berpikir panjang langsung
dengan menggunakan cara ▪ Langsung mencari nilai z, tanpa mencari nilai r dan 𝜃.
lain (flexibility). melalui rumus D’Movre (𝑧𝑘 ) ▪ Langsung memasukan ke bentu
D’Movre.
▪ Terpikirnya ya langsung menetukan
nilai 𝑧𝑘
3. Kemampuan dalam ▪ Salah dalam menentukan nilai ▪ Memahami konsep sifat-sifat operasi
menyelesaikan masalah 𝜃. Ada juga yang mencari hitung pada bilangan kompleks.
menurut caranya sendiri dengan rumus 𝑧 𝑛 . ▪ Mencari nilai masing-masing z.
(Originality). ▪ Terdapat jawaban yang relatif ▪ Mengerjakan dengan cara yang tahu
sama dengan jawaban teman. saja.
▪ Cara mensketsa grafik rata-rata ▪ Menentukan batas-batas atau nilai dari
sudah benar walaupun gambar solusi akar-akar yang diminta, baru
sudutnya belum sama besar. digambar.
4. Kemampuan untuk ▪ Beberapa mahasiswa mencari ▪ Memahami informasi yang ada pada
menyelesaikan masalah nilai sinus dan cosinus dahulu. soal masih ambigu.
dengan melakukan ▪ Langkah-langkah terperinci ▪ Cari saja nilai sinus dan cosinusnya.
langkah-langkah terperinci sudah dikerjakan. ▪ Pakai cara yang saya tahu saja.
(Elaboration). ▪ Hasil akhir sudah relatif benar.

Gambar 1. Contoh penyelesaian soal no 2 (indikator 2)

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 156
S. Suripah, Aulia Sthephani

Tabel. 4 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Mahasiswa Tingkat Kemampuan
Akademik Rendah.
Indikator Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. Kemampuan dalam ▪ Mencoba memasukkan persamaan ▪ Bentuk bilangan kompleks ingat
memberikan banyak ide, kompleks, namun masih salah yaitu z = x + iy
dan menyelesaikan masalah dalam menentukan nilai x dan y. ▪ Langsung mengerjakan persamaan
dengan jawaban yang tepat ▪ Ada yang menggunakan rumus dengan cara memfaktorkan.
(fluency). ABC, namun belum tepat. ▪ Menggunakan rumus ABC untuk
▪ Tidak ada yang benar dalam mencari x dan y, namun lupa cara
menyelesaikan soal. mensubstitusikan ke persamaan.
2. Kemampuan untuk ▪ Sebagian besar tidak menjawab. ▪ Bingung sekali melihat Persamaan
memecahkan masalah ▪ Beberapa mahasiswa yang seperti itu
dalam satu cara, kemudian mencoba menjawab, jauh dari ▪ Satu cara saja bingung, apalagi cara
dengan menggunakan cara konsep yang diharapkan. lain.
lain (flexibility). ▪ Tidak ada jawaban yang benar ▪ Kemampuan menggabungakan
konsep belum nyambung.
3. Kemampuan dalam ▪ Beberapa mahasiswa mencoba ▪ Keliru mencari argument utamanya.
menyelesaikan masalah mencari 𝑧 𝑛 ▪ Kalau persamaan yang sudah rumit
menurut caranya sendiri ▪ Terdapat jawaban yang relatif susah mencari nilai r nya.
(Originality). sama dengan jawaban teman ▪ Dikerjakan saja apa yang tahu.
dengan kesalahan yang sama. ▪ Mencari batas-batas nilai z masih
▪ Cara mensketsa grafik masih bingung.
banyak yang salah. Dikarenakan
nilai dari akar-akarnya tidak
didapatkan.
4. Kemampuan untuk ▪ Tiga mahasiswa mampu ▪ Agak lupa dengan akar pangkat 3
menyelesaikan masalah meyelesaikan sesuai langkah yang ▪ Langsung cari saja r dan 𝜃
dengan melakukan langkah- diminta. ▪ Lupa rumus D’Movre (𝑧𝑘 nya
langkah terperinci ▪ Sebagian besar tidak melakukan
(Elaboration). langkah terperinci.
▪ Banyak yang keliru pada
penentuan kuadran.

Gambar 2. Contoh Penyelesaian soal no 3 (indikator 3)

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 157
S. Suripah, Aulia Sthephani

Gambar 3. Contoh Penyelesaian soal no 4 (indikator 4)


Indikator 2 peneliti memperoleh informasi menyelesaikan masalah dengan melakukan
bahwa sebagian besar mahasiswa tidak mampu langkah-langkah terperinci, seperti tampak pada
menyelesaikan soal dengan benar, hal ini dikare- contoh penyelesaian pada Gambar 3.
nakan: (1) mahasiswa mengerjakan langsung Sebagai gambaran yang lebih jelas menge-
dengan cara mencari nilai r dan 𝜃 menggunakan nai pernyataan tersebut, dapat direpresentasikan
cosinus pada kuadran 3, (2) mahasiswa langsung melalui triangulasi hasil jawaban mahasiswa
mengguankan teorema D’Movre untuk mencari dengan hasil wawancara yang diperoleh dari
nilai 𝑍𝑘 , (3) mahasiswa terburu-buru berhenti perwakilan mahasiswa pada masing-masing ting-
sampai di 𝑍𝑘 , beranggapan bahwa itu sudah me- kat kemampuan akademik sebagai berikut.
rupakan hasil akhir. Sebagai contoh penyelesaian Analisis Data Mahasiswa pada Kemampuan
jawaban mahasiswa disajikan pada Gambar 1. Tinggi
Sedangkan untuk indikator 1 dan 3, terlihat
sebagian mahasiswa belum dapat menyelesaikan Data yang diperoleh dari hasil jawaban
soal dengan tepat dikarenakan: (1) mahasiswa mahasiswa secara tertulis dan data wawancara,
tidak mencari solusi dari akar-akar bilangan kom- selanjutnya dilakukan perbandingan untuk
pleks, tetapi justru menentukan nilai dari 𝑧 𝑛 itu mengetahui sahih atau tidaknya data yang diper-
sendiri, (2) mahasiswa masih salah dalam menen- oleh. Tabel 2 adalah ringkasan data hasil tes
tukan nilai 𝑟 dan 𝜃, 3) mahasiswa masih ada yang tertulis dan data wawancara kemampuan berpikir
mengerjakan soal tanpa memperhatikan kedu- kreatif matematis mahasiswa tingkat kemampuan
dukan kuadran yang sebenarnya. Sebagai akibat akademik tinggi.
hasil akhir tidak tepat sehingga representasi gam- Berdasarkan Tabel 2, pada mahasiswa
barnya tidak benar. Adapun contoh hasil analisa kemampuan akademik tinggi dapat disimpulkan
mahasiswa dapat dilihat pada contoh Gambar 2. bahwa: (1) mahasiswa sudah mampu dalam
Selanjutnya pada indikator 4, peneliti me- memberikan banyak ide, dan menyelesaikan
lihat bahwa sebagian besar jawaban mahasiswa masalah, namun beberapa belum menghasilkan
telah mampu melakukan elaborasi, hal ini meng- jawaban yang tepat dikarenakan kurang teliti
indikasikan bahwa mahasiswa telah mampu terhadap solusi yang dibangun melalui operasi

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 158
S. Suripah, Aulia Sthephani

hitung; (2) mahasiswa belum mampu memecah- cara. Beberapa mahasiswa tidak menjawab; (3)
kan masalah dalam satu cara, juga dengan cara mahasiswa belum mampu menyelesaikan masa-
lain; (3) mahasiswa sudah mampu menyelesai- lah menurut caranya sendiri apalagi dengan cara
kan masalah menurut caranya sendiri walaupun lain; (4) mahasiswa belum mampu menyelesai-
konsep yang digunakan kurang tepat; (4) maha- kan masalah dengan melakukan langkah-langkah
siswa mampu menyelesaikan masalah dengan terperinci.
melakukan langkah-langkah terperinci, namun Berdasarkan deskripsi data hasil tes dan
beberapa mahasiswa sudah mencoba membukti- wawancara, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kan walaupun masih salah. secara umum mahasiswa sudah mampu mem-
berikan ide, namun belum mampu melaksanakan
Analisis Data Mahasiswa pada Kemampuan
ide dengan baik. Sebagai akibat dalam
Sedang
menyelesaikan masalah masih terbatas pada cara
Data yang diperoleh dari hasil jawaban tertentu, belum mampu berkreasi dengan banyak
mahasiswa secara tertulis dan data wawancara, cara. Namun demikian sebagian besar mahasiswa
selanjutnya dilakukan perbandingan untuk me- secara orisinil mampu menyelesaikan masalah.
ngetahui sahih atau tidaknya data yang diperoleh. Artinya disini ada karakter baik yang muncul
Tabel 3 adalah ringkasan data hasil tes tertulis sebagai dasar untuk dapat digali kembali dan
dan data wawancara kemampuan berpikir kreatif dilatih bagaimana mahasiswa mampu memuncul-
matematis mahasiswa tingkat kemampuan kan ide kreatif. Sebagai hasil yang mungkin
akademik sedang. diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan
Berdasarkan Tabel 3, pada mahasiswa langkah-langkah pengerjaan secara terperinci.
kemampuan akademik sedang dapat disimpulkan Apabila dilihat dari tingkat kemampuan
bahwa: (1) mahasiswa sudah mampu dalam akademik, mahasiswa pada kemampuan tinggi,
memberikan banyak ide, dan menyelesaikan paling banyak menjawab benar adalah soal untuk
masalah, namun beberapa belum menghasilkan indikator 4 yaitu sebanyak 26 orang (79%), se-
jawaban yang tepat dikarenakan kurang teliti dangkan paling sedikit menjawab benar yaitu
dalam menentukan nilai 𝜃; (2) mahasiswa belum untuk soal indikator 2 sebanyak 2 orang (6,1%).
mampu memecahkan masalah dalam satu cara, Untuk mahasiswa pada kemampuan sedang,
dan juga dengan cara lain hasil akhir masih salah; paling banyak menjawab benar adalah pada
(3) mahasiswa belum mampu menyelesaikan indikator 4 sebanyak 33 orang (50%), sedangkan
masalah menurut caranya sendiri dengan ditandai paling sedikit menjawab benar yaitu untuk soal
masih banyak jawaban yang relatif sama; (4) indikator 2 sebanyak 0 orang (100%). Mahasiswa
mahasiswa sudah mampu menyelesaikan masa- pada kemampuan rendah, menjawab dengan
lah dengan melakukan langkah-langkah terpe- benar paling banyak adalah untuk soal indikator
rinci, walaupun beberapa mahasiswa masih 4 sebanyak 3 orang (9,1%), sedangkan untuk soal
kurang tepat. indikator 1 dan 2 tidak satupun mahasiswa
menjawab dengan benar.
Analisis Data Mahasiswa pada Kemampuan
Berdasarkan hasil analisis data tes dan
Rendah
hasil wawancara, peneliti mendapatkan deskripsi
Data yang diperoleh dari hasil jawaban informasi diantaranya adalah: (1) untuk soal indi-
mahasiswa secara tertulis dan data wawancara, kator 1, mahasiwa pada kemampuan tinggi dan
selanjutnya dilakukan perbandingan untuk sedang sudah mampu memberikan banyak ide
mengetahui sahih atau tidaknya data yang dan menyelesaikan masalah, namun beberapa
diperoleh. Tabel 4 merupakan ringkasan data belum menghasilkan jawaban yang tepat dikare-
hasil tes tertulis dan data wawancara kemampuan nakan kurang teliti terhadap solusi yang dibangun
berpikir kreatif matematis mahasiswa tingkat melalui konsep yang dikuasai dan operasi hitung
kemampuan akademik rendah. yang dilakukan kurang teliti. Temuan ini meng-
Berdasarkan Tabel 4, pada mahasiswa indikasikan bahwa kemampuan berpikir kreatif
kemampuan akademik rendah dapat disimpulkan seseorang, akan semakin berkembang dengan
bahwa: (1) mahasiswa belum mampu dalam pembiasaan melatih mahasiswa pada keterampil-
memberikan banyak ide, dan menyelesaikan an tingkat tinggi atau biasa sering dikenal dengan
masalah, walau sudah mencoba mengerjakan, HOTS. Temuan ini sesuai pendapat Nurina dan
namun belum menghasilkan jawaban yang tepat Retnawati (2015), bahwa pada tahap berpikir
dikarenakan kurang paham; (2) mahasiswa juga tingkat tinggi siswa cenderung lebih mengguna-
belum mampu memecahkan masalah dalam satu kan logika daripada mengingat dan menghafal

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 159
S. Suripah, Aulia Sthephani

rumus. Sedangkan pada mahasiswa kemampuan UCAPAN TERIMAKASIH


rendah, Beberapa mahasiswa belum mampu da-
Ucapan terimakasih disampaikan kepada
lam memberikan banyak ide, walaupun sudah
Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Dirjen
mencoba menyelesaikan masalah, namun belum
Dikti, yang telah mendanai penelitian ini melalui
menghasilkan jawaban yang tepat dikarenakan
program Penelitian Dosen pemula. Tidak Lupa
kurang paham. (2) untuk soal indikator 2, maha-
ucapan terimakasih disampaiakan kepada Lem-
siswa pada tingkat kemampuan tinggi, sedang
baga penelitian Universitas Islam Riau yang telah
dan rendah belum mampu memecahkan masalah
memfasilitasi penelitian ini.
dengan satu cara ataupun cara lain, hal ini ditan-
dai dengan adanya beberapa mahasiswa belum DAFTAR PUSTAKA
mampu melengkapi bebera data atau informasi Arends, R.I., & Kilcher, A. (2010). Teaching for
yang dibutuhkan dalam penyelesaian soal. student learning: becoming an
Temuan ini sesuai pendapat Rochani (2016), accomplished teacher. New York:
bahwa kegiatan yang mengarah pada aktivitas Routledge.
kognitif, sikap kritis dan kreatif salah satunya
mampu menyelesaikan masalah yang diajukan. Conklin, W. (2012). Higher-order thinking skills
(3) untuk soal indikator 3, sebagian besar maha- to develop 21st century learners.
siswa pada tingkat kemampuan akademik tinggi, Huntington Beach: Shell Educational
sedang dan rendah sudah mampu menyelesaikan Publishing, Inc.
masalah dengan caranya sendiri, walaupun masih Depdiknas. (2007). Peraturan menteri pendidikan
banyak mahasiswa pada kemampuan sedang dan nasional Republik Indonesia nomor 41,
rendah masih belum bisa menyelesaikannya. (4) tahun 2007 tentang standar proses untuk
untuk soal indikator 4, mahasiswa kemampuan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
akademik tinggi dan sedang sudah mampu me- Griffin, P., McGaw, B., & Care, E. (Eds). (2012).
nyelesaiakan masalah dengan langkah-langkah Assessment and teaching of 21st skills.
terperinci, sedangkan pada mahasiswa kemam- New York, NY: Springer Publishing
puan rendah hanya beberapa yang sudah men- Company.
coba menyelesaikan masalah walaupun belum Haylock, D. (1997). Recognising mathematical
secara rinci. Temuan ini sesuai pendapat creativity in school children. ZDM 29 (3),
Suswono (2005), bahwa dalam proses pembel- 68-74.
ajaran diperlukan cara yang dapat mendorong
siswa untuk memahami masalah dan mening- Johnson, D.W., & Johnson, R.T. (2010).
katkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam Colaborative learning. strategi
menyusun rencana penyelesaian dan melibatkan pembelajaran untuk sukses bersama.
siswa secara aktif, sedangkan guru atau dosen (Terjemahan Narulita Yusron). Bandung:
berperan sebagai fasilitator. Nusa Media. (Buku asli diterbitkan tahun
2004).
SIMPULAN Kaufman, Plucker & Baer. (2008). Essentials of
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan creativity assessment. John Wiley.
dan analisis yang telah dijelaskan, dapat disim- Krutetskii, V. A (1976). The psicologi of
pulkan bahwa: cara berpikir kreatif matematis mathematical abilities in school children.
mahasiswa yang berkemampuan akademik tinggi Chicago: University of Chicago Press.
sudah mampu mengidentifikasi penyelesaian soal Munandar, U. (2002). Kreativitas keberkatan.
pada semua indikator. Mahasiswa yang berke- strategi mewujudkan potensi kreatif dan
mampuan akademik sedang sudah mampu meng- bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
identifikasi penyelesaian soal pada indikator Utama.
fluency dan elaboration, sedangkan pada indi-
kator flexibility dan originality masih banyak Nur, S. H. (2011). Kemampuan berpikir kreatif
jawaban yang relatif sama. Sedangkan pada matematis dan pembelajaran matematika
mahasiswa berkemampuan akademik rendah berbasisi masalah open ended. Jurnal
baru mampu mengidentifikasi sebatas pengetahu- Pendidikan Matematika 5(1), 104-111.
an pada indikator originality dan elaboration, Nurina, D., & Retnawati, H. (2015). Keefektifan
sedangkan pada indikator fluency dan flexibility pembelajaran menggunakan pendekatan
belum ada yang benar. problem posing dan pendekatan open-
ended ditinjau dari HOTS. Pythagoras:

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)


Pythagoras, 12 (2), 2017 - 160
S. Suripah, Aulia Sthephani

Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), Soemarsono. (2007). Strategi belajar mengajar.


129-136. Surakarta: UNS Press
doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v10i2.9 Soeyono, Y. (2014). Pengembangan bahan ajar
128 matematika dengan pendekatan open-
Pehkonen, E. (1992). Using probel-field as a ended untuk meningkatkan kemampuan
method of change. Mathematics Education berpikir kritis dan kreatif siswa SMA.
3(1), 3-6. Pythagoras: Jurnal Pendidikan
Pehkonen, E., Naveri, L., & Laine, A. (2013). On Matematika, 9(2), 205-218.
teaching problem solving in school doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v9i2.90
mathematics. Center for Educational 81
policy Studies,. 3, 9-23. Sriraman, B. (2005). The characteristics of
Resnick,M; et al. (2005). Design principles for mathematics creativity. The Mathematics
tools to support creative thinking. Institute Educator. 2004. 14(1), 19-34.
for Software Research: School of Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan disposisi
Computer Science. 1-18 Diakses pada 10 matematik apa mengapa dan bagaimana
Januari 2017 dari Dikembangkan pada peserta Didik.
http://repository.cmu.edu/isr. FPMIPA UPI Bandung.
Rochani, S. (2016). Keefektifan pembelajaran Siswono, T. Y. E. (2005). Upaya meningkatkan
matematika berbasis masalah dan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
penemuan terbimbing ditinjau dari hasil pengajuan masalah. Jurnal Pendidikan
belajar kognitif kemampuan berpikir Matematika dan Sains. FMIPA UNY.
kreatif. Jurnal Riset Pendidikan X(1). 1-9
Matematika, 3(2), 273-283. Yuan & Sriraman. (2010). An exploratory study
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v3i2. of relationships between student’s
5722 creativity and mathematical problem-
Silver, E.A. (1997). Fostering creativity through posing abilities. The Elements of
instruction rich in mathematical problem Creativity and Giftedness in Mathematics,
solving and problem posing. Diakses pada xx-xy. Sense Publisher. All rights
12 agustus 2015 dari. reserved.
http://www.fizkarlsruhe.de/fiz/publication
s/zdm/2dm97343.pdf.

Copyright © 2017, Pythagoras, ISSN 1978-4538 (print), ISSN 2527-421X (online)

Anda mungkin juga menyukai