php/pythagoras
PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 12 (2), 2017, 149-160
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa dalam menyelesaikan akar pangkat persamaan kompleks berdasarkan tingkat kemampuan
akademik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
mahasiswa semester 6 tahun ajaran 2016/2017 program studi pendidikan Matematika Universitas Islam
Riau sebanyak 132 orang. Objek penelitian adalah kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa
pada mata kuliah analisis kompleks. Data hasil penelitian dianalisis dengan cara mendeskripsikan
kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa berdasarkan tingkat kemampuan akademik rendah,
sedang dan tinggi pada masing-masing indikator yang telah didefinisikan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa cara berpikir kreatif matematis mahasiswa yang berkemampuan akademik tinggi sudah mampu
mengidentifikasi penyelesaian soal pada semua indikator. Mahasiswa yang berkemampuan akademik
sedang sudah mampu mengidentifikasi penyelesaian soal pada indikator fluency dan elaboration,
sedangkan pada indikator flexibility dan originality masih banyak jawaban yang relatif sama. Sedangkan
pada mahasiswa berkemampuan akademik rendah baru mampu mengidentifikasi sebatas pengetahuan
pada indikator originality dan elaboration, sedangkan pada indikator fluency dan flexibility belum ada
yang benar.
Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif matematis, tingkat kemampuan akademik.
Abstract
This study aims to describe the ability of students' mathematical creative thinking in solving the
complex roots of equation based on the level of academic ability. The study was descriptive qualitative
research. The subjects were students of 6th semester in the academic year of 2016/2017 Department of
Mathematics Education, Islamic University of Riau as many as 132 people. The objectives of this
research were the ability of students' mathematical creative thinking in complex analysis courses. The
data were analyzed by describing students' mathematical creative thinking ability based on low, medium
and high academic ability level on each defined indicator. The results of this study show that the
mathematical creative thinking of students with high academic ability has found been able to solve
questions in all indicators. Furthermore, students who are in the medium ability have found already
able to solve problems on indicators of fluency and elaboration, whereas in the indicator of flexibility
and originality there are still many relatively similar answers. Besides, the students with low academic
ability are able to identify only in the level of knowledge on originality and elaboration indicator,
whereas the fluency and flexibility indicator are not yet correct.
Keywords: mathematical creative thinking ability, level of academic ability.
How to Cite: Suripah, S., & Sthephani, A. (2017). Kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa dalam
menyelesaikan akar pangkat persamaan kompleks berdasarkan tingkat kemampuan akademik. Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika, 12(2), 149-160. doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v12i2.16509
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pg.v12i2.16509
adalah dengan melihat respons siswa dalam me- an berpikir itu sebagaimana diungkapkan dalam
nyelesaikan masalah dengan cara memperhatikan pendapat Munandar dan Alvino, dimana ada
proses dan berpikir divergen meliputi flek- kesamaan dalam mendefinisikan kemampuan
sibilitas, keaslian, dan kelayakan. berpikir kreatif dan kreativitas yaitu sebagai
Berpikir kreatif sering didefinisikan seba- fluency, flexibility, dan originality. Nur (2011)
gai berpikir divergen. Hal ini dijelaskan oleh mengemukakan ciri dari kemampuan berpikir
Guilford (Kaufman, Plucker, & Baer, 2008) kreatif, yaitu: fluency, flexibility, elaboration,
bahwa “it is in the divergent-thinking category sensitivity, dan originality.
that we find abilities that are most significant in Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
creative thinking and invention. Selanjutnya maka kemampuan berpikir kreatif matematik
Kaufman, Plucker, & Baer (2008); Yuan & adalah kemampuan yang meliputi empat aspek
Sriraman (2010), menjelaskan empat aspek da- yaitu (a) kelancaran (fluency) menunjukkan
lam berpikir divergen yaitu, Fluency, originality, kemampuan siswa dalam memberikan banyak
Flexsibility, dan Elaboration. Soeyono (2014, ide, dan menyelesaikan masalah dengan jawaban
p.212) menambahkan bahwa ada beberapa poin yang tepat; (b) keluwesan (flexibility) yaitu
penting yang berkaitan dengan berpikir kreatif, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
yakni proses berpikir divergen untuk menemukan dalam satu cara, kemudian dengan menggunakan
solusi yang baru yang menekankan pada aspek cara lain; (c) originality yaitu kemampuan siswa
kelancaran (fluently), keluwesan (flexibility), ke- dalam menyelesaikan masalah menurut caranya
aslian (originality), dan elaborasi (elaboration) sendiri; dan (d) elaboration yaitu kemampuan
Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa untuk menyelesaikan masalah dengan melakukan
yang termasuk dalam kategori berpikir divergen langkah-langkah terperinci.
adalah faktor kelancaran, fleksibilitas, orisinal- Akar pangkat bilangan kompleks merupa-
itas, dan elaborasi. Kelancaran dalam berpikir kan salah satu bahasan yang ada pada mata kuliah
mengacu pada kuantitas output yaitu jumlah analisis kompleks. Pada materi akar dan pangkat
tanggapan terhadap rangsangan yang diberikan bilangan kompleks, dibutuhkan keterampilan
atau jumlah ide yang diberikan pada setiap tingkat tinggi untuk menentukan akar-akar
latihan. Fleksibilitas dalam berpikir mengacu bilangan kompleks dan argument dari bilangan
perubahan dari beberapa jenis: perubahan dalam kompleks. Materi ini cukup menantang dan
arti, interpretasi, atau penggunaan sesuatu, per- mengharapkan adanya skill dan kemampuan
ubahan dalam memahami tugas, perubahan berpikir kreatif mahasiswa dalam proses pene-
strategi dalam melakukan tugas, atau perubahan muan dan proses operasi sebelum menemukan
arah berpikir, yang mungkin berarti penafsiran hasil akhir. Salah satu konsep dasar yang melan-
tujuan baru. Orisinalitas dalam pemikiran berarti dasi kajian teori ini adalah aplikasi rumus
produksi yang tidak biasa, tidak masuk akal, De’Movre dan teorema Euler. Pada saat itulah
tanggapan jarak jauh, atau pandai. Selain itu, ide konflik kognitif tidak menutup kemungkinan
asli harus secara sosial berguna. Elaborasi dalam memaksa mahasiswa untuk berpikir kreatif da-
pemikiran berarti kemampuan seseorang untuk lam mencari solusi penyelesaian soal. Sebagai-
menghasilkan langkah-langkah rinci untuk mana pendapat Nurina dan Retnawati (2015)
membuat rencana kerja. bahwa Pada tahap berpikir tingkat tinggi siswa
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, cenderung lebih menggunakan logika daripada
terdapat hubungan antara berpikir kreatif dan hanya sekedar mengingat dan menghafal rumus,
kreativitas. Kreativitas merupakan bagian dari sehingga penguasaan konsep akan total dan
kemampuan berpikir kreatif dimana kreativitas memungkinkan siswa untuk dapat menyelesaikan
merupakan hasil dari kemampuan berpikir masalah matematis yang lebih kompleks.
kreatif. Hal ini berarti dalam proses mental Harapan besar dosen adalah mahasiswa
terdapat kegiatan mengungkapkan kemungkinan- mampu menyelesaikan soal-soal dan aplikasi
kemungkinan baru, membuka sudut pandang rumus tersebut dengan menggunakan kemampu-
yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide an kreatifnya. Hal ini dimaksudkan penyelesaian
yang tidak terduga sebagaimana diungkapkan yang diperoleh mahasiswa bisa beragam dengan
dalam pendapat Johnson. Dengan demikian menggunakan konsep-konsep dasar pada mata
dalam kegiatan-kegiatan tersebut sangat memer- kuliah yang lain. Pada tahap berikutnya, konsep
lukan kemampuan-kemampuan dalam berpikir dasar akar pangkat bilangan kompleks dapat
kreatif dan kreativitas untuk menghasilkan atau diaplikasikan pada pembuktian fungsi analitik
membangkitkan ide-ide. Kemampuan-kemampu- dan fungsi harmonik, sebagaimana dikatakan
Soemarsono (2007), bahwa konsep dasar sebe- samaan kompleks berdasarkan tingkat kemampu-
lumnya menjadi dasar untuk aplikasi materi an akademik. Tempat penelitian dilaksanakan
berikutnya. Pendapat ini diperkuat oleh Conklin pada Program Studi Pendidikan Matematika
(2012, p.14), bahwa dalam melatih kemampuan Universitas Islam Riau tahun ajaran 2016/2017.
berpikir tingkat tinggi, diperlukan berpikir kritis Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan
dan kreatif. Oleh karenanya konsep awal harus Februari sampai dengan Juli 2016.
dikuasai dengan baik. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
Kenyataan yang ada di lapangan selama ini semester 6 tahun ajaran 2016/2017 Program
yang peneliti amati sebagai dosen pengampu Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam
mata kuliah analisis kompleks, mahasiswa pasif Riau sebanyak 132 orang. Subjek dibagi atas tiga
dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. kelompok kemampuan akademik yaitu maha-
Mahasiswa belum maksimal dalam mengem- siswa kemampuan rendah (33), kemampuan
bangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Maha- sedang (66 orang) dan kemampuan tinggi (33
siswa banyak melupakan materi dasar yang orang). Pengambilan subjek didasarkan pada ke-
terkait dengan konsep analisis. Sebagai uji awal butuhan penelitian. Objek penelitian adalah
pada mahasiswa sebelumnya, peneliti memberi- kemampuan berpikir kreatif matematis maha-
kan tes kemampuan awal tentang pengetahuan siswa pada mata kuliah analisis kompleks pada
matematika yang berkaitan dengan konsep ana- materi akar pangkat persamaan kompleks di
lisis. Hasil yang diperoleh, ternyata masih jauh Universitas Islam Riau.
dari harapan. Peneliti menduga, hal tersebut Data kemampuan berpikir kreatif mate-
terjadi karena belum terbiasanya mahasiswa de- matis dikumpulkan dengan menggunakan teknik
ngan proses yang dilakukan dalam kelas. Selama tes dan wawancara. Tes diberikan kepada semua
ini mahasiswa banyak dimanjakan dengan mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Se-
asupan materi dari dosen. Begitu sampai pada mentara wawancara dilakukan pada perwakilan
konsep yang harus menghubungkan antar materi masing-masing kategori kemampuan mahasiswa.
lain, para mahasiswa tidak terbiasa mengingat Hal ini dimaksudkan keterbatasan peneliti dalam
kembali prinsip-prinsip dasar yang membangun pengambilan data dengan pertimbangan tertentu
pemahaman. Oleh karenanya peneliti mencoba dan waktu yang tidak memungkinkan semua
membiasakan mahasiswa sejak dini untuk dapat subjek untuk diwawancarai.
membangun dan mengkoneksikan pengetahuan Instrumen yang digunakan untuk me-
lama dengan materi terkait. Salah satu proses ngumpulkan data pada penelitian ini berupa data
yang peneliti lakukan adalah dengan mencoba tes dan non tes. Instrumen kemampuan berpikir
melatih mahasiswa memahamkan konsep teori kreatif pada penelitian ini berupa seperangkat tes
dengan aplikasi yang nyata dalam konteks berupa soal uraian. Tes ini bertujuan untuk
kehidupan. mengetahui kemampuan berpikir kreatif maha-
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ber- siswa dalam menyelesaikan soal analisis kom-
maksud untuk mengetahui kemampuan berpikir pleks khususnya pada materi akar dan pangkat
kreatif matematis mahasiswa pendidikan mate- persamaan kompleks. Instrumen tes ini disusun
matika di FKIP UIR. Mengacu pada kurikulum berdasarkan kisi-kisi soal dengan mengacu pada
yang ada di UIR, maka penelitian ini difokuskan standar kurikulum 2013 sebanyak 4 item soal
pada mata kuliah analisis kompleks, yakni pada dengan indikator-indikator yang telah ditentukan
materi akar pangkat persamaan kompleks. Ada- yakni, (1) Kelancaran (fluency) yaitu kemampuan
pun kemampuan akademik mahasiswa dikelom- dalam memberikan banyak ide, dan menyelesai-
pokkan berdasarkan level akademik, rendah kan masalah dengan jawaban yang tepat; (2)
sedang dan tinggi. Dengan demikian, tujuan dari Keluwesan (flexibility) yaitu kemampuan untuk
penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampu- memecahkan masalah dalam satu cara, kemudian
an berpikir kreatif matematis mahasiswa dalam dengan menggunakan cara lain; (3) Originality
menyelesaikan akar pangkat persamaan kom- yaitu kemampuan dalam menyelesaikan masalah
pleks berdasarkan tingkat kemampuan akademik. menurut caranya sendiri; (4) Elaboration yaitu
kemampuan untuk menyelesaikan masalah
METODE
dengan melakukan langkah-langkah terperinci.
Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Instrumen non-tes berupa lembar wawan-
Data yang deskripsikan adalah kemampuan ber- cara dalam penelitian ini digunakan untuk data
pikir kreatif matematis mahasiswa semester pendukung dalam menggali informasi lebih lan-
enam dalam menyelesaikan akar pangkat per- jut tentang hambatan-hambatan yang mungkin
dialami ataupun hal yang menjadi support dalam sebanyak 2 orang atau 1,5%. Dari data tersebut
hal kemampuan mahasiswa khususnya terhadap mengindikasikan bahwa mahasiswa sudah mam-
kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Dalam pu menyelesaikan masalah dengan langkah-
proses perkuliahan bisa saja komponen tertentu langkah terperinci ditandai mahasiswa mampu
menjadi penyebab dari gejala yang timbul dalam menyelesaikan soal sesuai dengan langkah-lang-
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. kah yang diminta, walaupun cara yang ditem-
Teknik analisis data pada penelitian ini puhnya lebih panjang. Hal ini juga mengindikasi-
digunakan teknik analisis secara deskriptif kuali- kan bahwa, dalam menyelesaikan soal,
tatif. Analisis data yang digunakan yaitu dengan mahasiswa sudah terbiasa memperhatikan cara
mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif yang biasa diajarkan dosen dengan konsep mana
mahasiswa dalam menyelesaikan soal akar dan yang harus dipahami terlebih dahulu sebagai
persamaan kompleks pada mata kuliah analisis langkah menyelesaikan persoalan yang harus
kompleks. Adapun kemampuan mahasiswa pada diselesaikan.
penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yakni Selanjutnya mahasiswa bisa dikatakan
mahasiswa berkemampuan rendah, sedang dan belum mampu untuk memecahkan masalah
tinggi. Pengelompokkan mahasiswa tersebut dalam satu cara, kemudian dengan menggunakan
ditentukan berdasarkan data kemampuan awal cara lain secara luwes (flexibility). Hal ini dapat
yang diambil melalui nilai sebelumnya. dilihat dari sebagian besar mahasiswa dalam
Sementara informasi yang diperoleh ber- menyelesaikan soal masih terpaku pada apa yang
dasarkan hasil wawancara dikembangkan sebagai sepintas diketahui, terlihat dari hasil pekerjaan
deskripsi data pendukung tambahan yang me- mahasiswa, belum paham bahwa 𝑧 2 , dapat difak-
mungkinkan untuk mendukung informasi tentang torkan terlebih dahulu, sehingga menghasilkan
kemampuan berpikir kreatif mahasiswa yang bentuk persamaan yang dapat dibentuk menjadi
belum dapat tergambarkan melalui tes secara bentuk persamaan 1 dan persamaan 2. Dari salah
tertulis. Oleh karenanya dukungan data tambahan satu persamaan yang terbentuk, kemudian
melalu penggalian informasi secara lisan diper- dijadikan solusi untuk mencari nilai x berdasar-
lukan. Data wawancara dideskripsikan melalui kan persamaan yang diketahui, selanjutnya dapat
percakapan dan rekap dengan baik yang diper- dilakukan substitusi pada persamaan yang ke 2
siapkan sebagai bukti data penelitian. Selanjut- untuk mencari solusi nilai y. Pada tahapan beri-
nya pada tahap terakhir peneliti melakukan kutnya seharusnya mahasiswa menggabungkan
triangulasi dari data yang diperoleh sebagai hasil pengetahuan awal yakni, dari nilai x dan nilai y
sinkronisasi antara data hasil tes dan wawancara. yang diketahui, dimasukan dalam bentuk per-
samaan awal sehingga terbentuk persamaan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat difaktorkan untuk mencari nilai x dan y
Profil Kemampuan Berpikir Kreatif yang mungkin dari akar kuadrat yang diminta.
Matematis Mahasiswa Namun pada langkah ini hampir semua maha-
Data kemampuan berpikir kreatif mate- siswa terputus pengetahuannya sehingga terhenti
matis mahasiswa yang diperoleh melalui tes penyelesaina baru sebatas pemfaktoran saja. Hal
kemampuan berpikir kreatif berdasarkan tingkat ini tampak jelas dari contoh hasil kerjaan maha-
kemampuan akademik memberikan informasi siswa pada Gambar 1.
mengenai persentase dan jumlah jawaban maha- Kemudian pada penguasaan indikator 1
siswa yang menjawab dengan benar dan salah. dan 3 sebagian besar mahasiswa belum lancar
Adapun hasil tes jawaban siswa tentang kemam- dan masih tidak original dalam menyelesaikan
puan berpikir kreatif mahasiswa matematika permasalahan, yaitu dengan ditandai sebagian
Universitas Islam Riau dapat dilihat pada Tabel besar mahasiswa belum mampu dalam
1. memberikan banyak ide sehingga dalam
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa secara menyelesaikan masalah hasilnya masih terbatas
keseluruhan jumlah mahasiswa yang menjawab dan belum tepat pada sasaran yang diminta.
dengan benar paling banyak adalah pada indi- Kemudian terkait dengan indikator yang ke 3,
kator 4 yaitu sebanyak 62 orang atau 47%. Se- mahasiswa masih terpaku pada cara rutin, belum
dangkan banyaknya mahasiswa yang menjawab mampu menyelesaikan masalah dengan caranya
benar paling sedikit yaitu pada indikator 2 sendiri.
Tabel 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa Berdasarkan Indikator yang Ditentukan
dan Tingkat Kemampuan Akademik
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Tingkat
1 2 3 4
Akademik
B % S % B % S % B % S % B % S %
Tinggi 17 52 16 48 2 6,1 31 94 10 30 23 70 26 79 7 21
Sedang 6 9,1 60 91 0 0 66 100 2 3 64 97 33 50 33 50
Rendah 0 0 33 100 0 0 33 100 1 3 32 97 3 9,1 30 91
Jumlah 23 17 109 83 2 1,5 130 98,5 13 9,8 119 90,2 62 47 70 53
Keterangan:
B: Menjawab Benar
S: Menjawab Salah
Tabel. 2 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Mahasiswa Tingkat Kemampuan
Akademik Tinggi
Indikator Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. Kemampuan dalam ▪ Mampu memasukkan persamaan ▪ Menentukan nilai x dan y.
memberikan banyak ide, kompleks, namun masih salah dalam Tapi masalahnya agak
dan menyelesaikan menentukan nilai x dan y. bingung dengan persamaanya
masalah dengan jawaban ▪ Ada yang menggunakan rumus ABC, ▪ Menguraikan dulu persamaan
yang tepat (fluency). namun belum tepat. 𝑧 2 + 𝑧 + 1 = 0 dalam bentuk
▪ Ada yang mengerjakan langsung pemfaktoran hingga terbentuk
tanpa memperhatikan persamaan 2 persamaan.
kompleks dalam bentuk lain. ▪ Bisa juga menggunakan
rumus ABC untuk mencari x
dan y.
2. Kemampuan untuk ▪ 𝑧 2 , tidak difaktorkan terlebih dahulu. ▪ Suka lupa kalau bentuk akar
memecahkan masalah ▪ Rata-rata langsung meggenaralisasikan kuadrat itu berbentuk 𝑧 2 .
dalam satu cara, bentuk persamaan untuk mencari nilai x ▪ Tidak berpikir panjang
kemudian dengan dan nilai y langsung mencari nilai r dan 𝜃.
menggunakan cara lain ▪ Pada langkah ini hampir semua ▪ Langsung memasukan ke
(flexibility). mahasiswa terputus pengetahuannya bentu D’Movre.
sehingga terhenti penyelesaina baru ▪ Terpikirnya ya langsung
sebatas pemfaktoran saja. menetukan nilai 𝑧𝑘
3. Kemampuan dalam ▪ Jelas dalam menuliskan jawaban. ▪ Mengingat akar-akar dari
menyelesaikan masalah ▪ Sudah melengkapi data yang harusnya bilangan kompleks akan
menurut caranya sendiri dibutuhkan, walaupun hasilnya belum membentuk segi n beraturan.
(Originality). tepat. ▪ Menentukan nilai .r yang dari
▪ Menyelesaikan masalah dengan cara akar pangkat 6 yang nilainya
yang bisa tanpa harus terpaku pada sama dengan i
rutinitas. ▪ Coba kerjakan dengan cara
▪ Cara mensketsa grafik rata-rata sudah biasa terus, coba kerjakan
benar. dengan cara yang lain ternyata
hasilnya sama.
▪ Untuk menskets grafik harus
menentukan nilai dari akar
kompleks.
4. Kemampuan untuk ▪ Mahasiswa sudah mampu menentukan ▪ Memahami informasi yang ada
menyelesaikan masalah persamaan kompleks sesuai dengan pada soal.
dengan melakukan maksud soal. ▪ Langsung mencari nilai-nilai
langkah-langkah ▪ Mahasiswa mampu menentukan nilai r dari r dan 𝜃.
terperinci (Elaboration). dan 𝜃. ▪ Mengecek kembali kuadran
▪ Menentukan nilai 𝜃 pada kuadran yang yang sesuai dengan nilai 𝜃
sesuai. ▪ Memasukkan nilai 𝜃 ke rumus
▪ Mahasiswa mampu menentukan akar- D’Movre untuk mencari akar
akar suatu bilangan kompleks bilangan kompleks.
menggunakan rumus D’Movre.
Tabel. 3 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Mahasiswa Tingkat Kemampuan
Akademik Sedang.
Indikator Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. Kemampuan dalam ▪ Sudah mensubstitusikan nilai x ▪ Lupa kalau bilangan kompleks bisa
memberikan banyak ide, dan y ke bentuk persamaan ditulis dalam bentuk 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦
dan menyelesaikan yang diketahui namun ▪ Langsung mengerjakan apa yang
masalah dengan jawaban penyelesaiannya belum tepat. tampak dalam persamaan dengan cara
yang tepat (fluency). ▪ Mencoba cara lain tetapi hasil memfaktorkan.
akhir belum tepat. ▪ Mencoba menggunakan rumus ABC
▪ Nilai x dan y belum untuk mencari x dan y, namun lupa
disubstitusikan sehingga cara mensubstitusikan ke persamaan.
jawaban akhir belum berbentuk
x dan iy.
2. Kemampuan untuk ▪ 𝑧 2 , tidak difaktorkan terlebih ▪ Suka lupa kalau bentuk akar kuadrat itu
memecahkan masalah dahulu. berbentuk 𝑧 2 .
dalam satu cara, kemudian ▪ Langsung mencari nilai r dan 𝜃. ▪ Tidak berpikir panjang langsung
dengan menggunakan cara ▪ Langsung mencari nilai z, tanpa mencari nilai r dan 𝜃.
lain (flexibility). melalui rumus D’Movre (𝑧𝑘 ) ▪ Langsung memasukan ke bentu
D’Movre.
▪ Terpikirnya ya langsung menetukan
nilai 𝑧𝑘
3. Kemampuan dalam ▪ Salah dalam menentukan nilai ▪ Memahami konsep sifat-sifat operasi
menyelesaikan masalah 𝜃. Ada juga yang mencari hitung pada bilangan kompleks.
menurut caranya sendiri dengan rumus 𝑧 𝑛 . ▪ Mencari nilai masing-masing z.
(Originality). ▪ Terdapat jawaban yang relatif ▪ Mengerjakan dengan cara yang tahu
sama dengan jawaban teman. saja.
▪ Cara mensketsa grafik rata-rata ▪ Menentukan batas-batas atau nilai dari
sudah benar walaupun gambar solusi akar-akar yang diminta, baru
sudutnya belum sama besar. digambar.
4. Kemampuan untuk ▪ Beberapa mahasiswa mencari ▪ Memahami informasi yang ada pada
menyelesaikan masalah nilai sinus dan cosinus dahulu. soal masih ambigu.
dengan melakukan ▪ Langkah-langkah terperinci ▪ Cari saja nilai sinus dan cosinusnya.
langkah-langkah terperinci sudah dikerjakan. ▪ Pakai cara yang saya tahu saja.
(Elaboration). ▪ Hasil akhir sudah relatif benar.
Tabel. 4 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Mahasiswa Tingkat Kemampuan
Akademik Rendah.
Indikator Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. Kemampuan dalam ▪ Mencoba memasukkan persamaan ▪ Bentuk bilangan kompleks ingat
memberikan banyak ide, kompleks, namun masih salah yaitu z = x + iy
dan menyelesaikan masalah dalam menentukan nilai x dan y. ▪ Langsung mengerjakan persamaan
dengan jawaban yang tepat ▪ Ada yang menggunakan rumus dengan cara memfaktorkan.
(fluency). ABC, namun belum tepat. ▪ Menggunakan rumus ABC untuk
▪ Tidak ada yang benar dalam mencari x dan y, namun lupa cara
menyelesaikan soal. mensubstitusikan ke persamaan.
2. Kemampuan untuk ▪ Sebagian besar tidak menjawab. ▪ Bingung sekali melihat Persamaan
memecahkan masalah ▪ Beberapa mahasiswa yang seperti itu
dalam satu cara, kemudian mencoba menjawab, jauh dari ▪ Satu cara saja bingung, apalagi cara
dengan menggunakan cara konsep yang diharapkan. lain.
lain (flexibility). ▪ Tidak ada jawaban yang benar ▪ Kemampuan menggabungakan
konsep belum nyambung.
3. Kemampuan dalam ▪ Beberapa mahasiswa mencoba ▪ Keliru mencari argument utamanya.
menyelesaikan masalah mencari 𝑧 𝑛 ▪ Kalau persamaan yang sudah rumit
menurut caranya sendiri ▪ Terdapat jawaban yang relatif susah mencari nilai r nya.
(Originality). sama dengan jawaban teman ▪ Dikerjakan saja apa yang tahu.
dengan kesalahan yang sama. ▪ Mencari batas-batas nilai z masih
▪ Cara mensketsa grafik masih bingung.
banyak yang salah. Dikarenakan
nilai dari akar-akarnya tidak
didapatkan.
4. Kemampuan untuk ▪ Tiga mahasiswa mampu ▪ Agak lupa dengan akar pangkat 3
menyelesaikan masalah meyelesaikan sesuai langkah yang ▪ Langsung cari saja r dan 𝜃
dengan melakukan langkah- diminta. ▪ Lupa rumus D’Movre (𝑧𝑘 nya
langkah terperinci ▪ Sebagian besar tidak melakukan
(Elaboration). langkah terperinci.
▪ Banyak yang keliru pada
penentuan kuadran.
hitung; (2) mahasiswa belum mampu memecah- cara. Beberapa mahasiswa tidak menjawab; (3)
kan masalah dalam satu cara, juga dengan cara mahasiswa belum mampu menyelesaikan masa-
lain; (3) mahasiswa sudah mampu menyelesai- lah menurut caranya sendiri apalagi dengan cara
kan masalah menurut caranya sendiri walaupun lain; (4) mahasiswa belum mampu menyelesai-
konsep yang digunakan kurang tepat; (4) maha- kan masalah dengan melakukan langkah-langkah
siswa mampu menyelesaikan masalah dengan terperinci.
melakukan langkah-langkah terperinci, namun Berdasarkan deskripsi data hasil tes dan
beberapa mahasiswa sudah mencoba membukti- wawancara, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kan walaupun masih salah. secara umum mahasiswa sudah mampu mem-
berikan ide, namun belum mampu melaksanakan
Analisis Data Mahasiswa pada Kemampuan
ide dengan baik. Sebagai akibat dalam
Sedang
menyelesaikan masalah masih terbatas pada cara
Data yang diperoleh dari hasil jawaban tertentu, belum mampu berkreasi dengan banyak
mahasiswa secara tertulis dan data wawancara, cara. Namun demikian sebagian besar mahasiswa
selanjutnya dilakukan perbandingan untuk me- secara orisinil mampu menyelesaikan masalah.
ngetahui sahih atau tidaknya data yang diperoleh. Artinya disini ada karakter baik yang muncul
Tabel 3 adalah ringkasan data hasil tes tertulis sebagai dasar untuk dapat digali kembali dan
dan data wawancara kemampuan berpikir kreatif dilatih bagaimana mahasiswa mampu memuncul-
matematis mahasiswa tingkat kemampuan kan ide kreatif. Sebagai hasil yang mungkin
akademik sedang. diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan
Berdasarkan Tabel 3, pada mahasiswa langkah-langkah pengerjaan secara terperinci.
kemampuan akademik sedang dapat disimpulkan Apabila dilihat dari tingkat kemampuan
bahwa: (1) mahasiswa sudah mampu dalam akademik, mahasiswa pada kemampuan tinggi,
memberikan banyak ide, dan menyelesaikan paling banyak menjawab benar adalah soal untuk
masalah, namun beberapa belum menghasilkan indikator 4 yaitu sebanyak 26 orang (79%), se-
jawaban yang tepat dikarenakan kurang teliti dangkan paling sedikit menjawab benar yaitu
dalam menentukan nilai 𝜃; (2) mahasiswa belum untuk soal indikator 2 sebanyak 2 orang (6,1%).
mampu memecahkan masalah dalam satu cara, Untuk mahasiswa pada kemampuan sedang,
dan juga dengan cara lain hasil akhir masih salah; paling banyak menjawab benar adalah pada
(3) mahasiswa belum mampu menyelesaikan indikator 4 sebanyak 33 orang (50%), sedangkan
masalah menurut caranya sendiri dengan ditandai paling sedikit menjawab benar yaitu untuk soal
masih banyak jawaban yang relatif sama; (4) indikator 2 sebanyak 0 orang (100%). Mahasiswa
mahasiswa sudah mampu menyelesaikan masa- pada kemampuan rendah, menjawab dengan
lah dengan melakukan langkah-langkah terpe- benar paling banyak adalah untuk soal indikator
rinci, walaupun beberapa mahasiswa masih 4 sebanyak 3 orang (9,1%), sedangkan untuk soal
kurang tepat. indikator 1 dan 2 tidak satupun mahasiswa
menjawab dengan benar.
Analisis Data Mahasiswa pada Kemampuan
Berdasarkan hasil analisis data tes dan
Rendah
hasil wawancara, peneliti mendapatkan deskripsi
Data yang diperoleh dari hasil jawaban informasi diantaranya adalah: (1) untuk soal indi-
mahasiswa secara tertulis dan data wawancara, kator 1, mahasiwa pada kemampuan tinggi dan
selanjutnya dilakukan perbandingan untuk sedang sudah mampu memberikan banyak ide
mengetahui sahih atau tidaknya data yang dan menyelesaikan masalah, namun beberapa
diperoleh. Tabel 4 merupakan ringkasan data belum menghasilkan jawaban yang tepat dikare-
hasil tes tertulis dan data wawancara kemampuan nakan kurang teliti terhadap solusi yang dibangun
berpikir kreatif matematis mahasiswa tingkat melalui konsep yang dikuasai dan operasi hitung
kemampuan akademik rendah. yang dilakukan kurang teliti. Temuan ini meng-
Berdasarkan Tabel 4, pada mahasiswa indikasikan bahwa kemampuan berpikir kreatif
kemampuan akademik rendah dapat disimpulkan seseorang, akan semakin berkembang dengan
bahwa: (1) mahasiswa belum mampu dalam pembiasaan melatih mahasiswa pada keterampil-
memberikan banyak ide, dan menyelesaikan an tingkat tinggi atau biasa sering dikenal dengan
masalah, walau sudah mencoba mengerjakan, HOTS. Temuan ini sesuai pendapat Nurina dan
namun belum menghasilkan jawaban yang tepat Retnawati (2015), bahwa pada tahap berpikir
dikarenakan kurang paham; (2) mahasiswa juga tingkat tinggi siswa cenderung lebih mengguna-
belum mampu memecahkan masalah dalam satu kan logika daripada mengingat dan menghafal