Anda di halaman 1dari 13

PENILAIAN AKUNTABILITAS

PENANGGUNG JAWAB PROGRAM DAN


PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
PUSKESMAS PATEK
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat
telah di bangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten /Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :
a. Pusat Penggerak Pembangunan berwawasan kesehatan;
b. Pusat Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas dilengkapi
dengan instrument manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan tingkat Puskesmas
2. Lokakarya Mini Puskesmas
3. Penilaian kinerja Puskesmas dan Manajemen sumber daya, termasuk alat, serta
didukung Obat,keuangan dan tenaga serta didukukung dengan menajemen system
pencatatan dan pelaporan disebut system menajemen Puskesmas (SIMPUS) dan
upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan kualiti assureance)
Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan
sebagaimana disebutkan dalam rencana trategi departemen kesehatan dan program specific
daerah. Maka area program yang akan menjadi prioritas disuatu daerah, perlu dirumuskan secara
spesific oleh dearah sendiri, demikian pula srategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus
disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta potensi setempat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran
cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja
puskesmas, perlu diadakan penilaian kinerja puskesmas.

B. Penilaian Kinerja Puskesmas


Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
kerja/prestasi puskesmas.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat puskesmas sebagai instrument mawas diri
karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliput hasil
pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi puskesmas
yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh puskesmas.
Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kapupaten/kota bersama puskesmas dapat
menetapkan puskesmas kedalam kelompok (I, II,III) sesuai dengan pencapain kinerjanya. Pada
setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat
kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat
diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.
C. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.
b. Tujuan Khusus
1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapain hasil cakupan dan mutu kegiatan serta
manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2. Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan
peringkat katagori kelompok puskesmas.
3. Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
tahun yang akan dating.

2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas:


1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan
target yang harus dicapai;
2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencapai penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan diwilayah kinerjanya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas (out put dan out come);
3. Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat menetapkan tingkat urgensi
suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan
prioritasnya;
4. Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan
sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas .

D. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas


Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan
pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan
upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten /kota dan kegiatan
upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan tiga fungsi puskesmas yang
diselenggarakan melalui pemdekatan kesehatan masyarakat dengan tetap mengacu pada
kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi “puskesmas patek......................”.
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

A. BAHAN DAN PEDOMAN


Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan
pelayanan kesehatan , manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Sedangkan dalam
pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil/masalah
sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada buku pedoman penilaian kinerja
puskesmasdari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan
R.I tahun 2006.

B. TEKNIS PELAKSANAAN
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas Dewantara tahun 2016,
sebagaimana berikut di bawah ini:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan puskesmas
tahun 2016 (Januari s.d Desember 2016) dengan variabel dan sub variabel yang
terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2015
2. Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini :
a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Cakupan sub variable (SV) di hitung dengan membagi hasil pencapaian (H)
dngan target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%)-H x100%.
Cakupan Variabel (V) di hitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variable (∑
SV) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n) atau V (%) - ∑ SV

Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
 skala 1 nilai 4
 skala 2 nilai 7
 skala 3 nilai 10
Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing
kelompok manajemen:
Cara Penilaian :
1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala dimasukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel.
1.Hasil Total Kinerja Kegiatan di Puskesmas Dewantara Tahun 2016
Tabel. 1 Hasil Total Kinerja Kegiatan Puskesmas Dewantara Tahun 2016
No Komponen Kegiatan Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan
1 Pelayanan Kesehatan
2 Manajemen
3 Mutu
Rata-rata Kinerja

Penanganan komplikasi 100% 10 Baik


Kepatuhan terhadap standar ANC 100% 10 Baik
Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB 100% 10 Baik
Paru
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan 100% 10 Baik
Puskesmas
Rata-rata nilai

Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas
Dewantara tahun 2016 adalah ( termasuk kinerja Baik ).
No Jenis Kegiatan Cakupan Nilai Tingkat Kinerja
1 Drop out pelayanan ANC 0% 10 Baik
(K1-K4)
2 Persalinan oleh tenaga 98,97% 10 Baik
kesehatan
3 Manajemen Keuangan 10

Rata-rata

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen Puskesmas Dewantara tahun 2015 adalah : 8,89 (kinerja
Baik)
1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Dewantara

BAB IV
ANALISIS HASIL KINERJA

A. Perbandingan Hasil Kinerja Tahun 2015 dengan Tahun 2016


Belum dapat dibandingkan karena pada tahun 2015 menggunakan penilaian kinerja dengan
CMI tool.
1. Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan)
UPT Puskesmas Dewantara Tahun 2016
Dari grafik diatas semua kegiatan belum mencapai 100% yang termasuk kurang yaitu:
Upaya Promosi Kesehatan ( ) dan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular ( ).
Kemudian dapat kita jabarkan lagi kedalam pencapaian kinerja per kegiatan.
Dari grafik diatas terlihat bahwa untuk kegiatan bayi mendapatkan ASI eksklusif hanya
mencapai 20% dan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat %.
Terlihat bahwa penyuluhan PHBS yang kurang adalah di tempat-tempat umum.

Terlihat bahwa kegiatan yang belum mencapai 100% adalah kegiatan pengawasan
sanitasi tempat-tempat umum % dan penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga
%. Hal ini disebabkan sanitasi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 89%, pemeriksaan
penyehatan lingkungan pada perumahan 55% dari 4948 rumah seharusnya diperiksa.
Untuk kegiatan KIA dan KB, Kesehatan Ibu %), Kesehatan Bayi (%), Upaya Kesehatan
Bayi dan Anak Prasekolah (%)., Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja (%),
Pelayanan Keluarga Berencana (%). Untuk Kesehatan Bayi dan Anak Prasekolah kami belum
mengadakan kegiatan DTKB apras sehingga belum dapat dinilai.
Untuk kegiatan Kesehatan Ibu, Linakes % dan rujukan bumil resti %.
Untuk program Gizi, yang belum mencapai % adalah Balita yang naik berat badannya
%).
Kinerja P2M yang belum mencapai 100% adalah DBD %, dan ISPA %. Untuk DBD
dikarenakan ABJ %, dan untuk ISPA tidak diketemukan kasus pneumonia. Untuk upaya
pengobatan %, dikarenakan dari ........ penduduk yang berkunjung dalam tahun 2015 hanya %.
Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan yang belum mencapai 100% adalah
Upaya Kesehatan Usila %, Kesehatan Jiwa 40% dan Pencegahan dan Penanggulan Penyakit
Gigi %. Hal ini dikarenakan tidak semua kelompok usila yang dibina, dipantau kesehatannya
oleh Nakes ( %), Pembinaan sikat gigi massal di SD/MI 3 %. Untuk Keswa dijabarkan pada
grafik di bawah ini :
1. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas
Kinerja Manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu:
a. Manajemen Operasional Puskesmas
b. Manajemen Alat dan Obat
c. Manajemen Keuangan
d. Manajemen Ketenagaan
Berikut ini gambaran pencapaian kinerja manajemen di Puskesmas Dewantara tahun
2016. Terlihat bahwa pencapaian kinerja sebagian besar baik ( ), tetapi masih ada yang sedang
yaitu manajemen alat dan obat ( ), dikarenakan tidak semua ruangan terdapat daftar inventaris
barang dan updating data alat tidak rutin dilaksanakan.
Untuk kinerja manajemen operasional Puskesmas lokmin tribulanan kurang terlaksana
dan pengiriman laporan masih kurang cepat.
Untuk kinerja manajemen alat dan obat, permasalahan yang ada yaitu pada masalah
inventarisasi barang, tidak terdapat daftar inventaris barang yang terpasang di ruangan, kemudian
updating data inventaris kurang rutin.
Untuk kinerja manajemen keuangan semuanya baik, tidak ada masalah hanya perlu
transparan saja.
Untuk kinerja manajemen ketenagaan, belum semua petugas membuat rencana kerja
bulanan.
2. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan
Untuk kinerja mutu pelayanan kesehatan semua variabel bernilai baik.
a. Hasil kinerja Puskesmas Dewantara tahun 2016
Tabel. 2 Trend Pencapaian Kinerja Puskesmas Dewantara
Pencapaian
NO Jenis Kegiatan Trend
Tahun 2016 Tahun 2017
1 Cakupan Pelayanan Kesehatan
2 Manajemen Puskesmas
3 Mutu Pelayanan Kesehatan
Trend belum bisa ditentukan karena baru tahun 2016 pedoman penilaian kinerja
Puskesmas dipergunakan.

1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF


Pemecahan Masalah
Dengan melihat gambaran diatas hasil kinerja kegiatan Puskesmas Dewantara tahun 2016
dapat dikategorikan perjenis kegiatan:
1. Kategori Kinerja Baik
- Upaya Kesehatan Lingkungan
- Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
- Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
- Upaya Pengobatan
- Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
- Upaya Kesehatan Telinga/Pencegahan Gangguan Pendengaran
- Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Kategori Kinerja Cukup
- Upaya Kesehatan Usia Lanjut
- Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi

3. Kategori Kinerja Kurang


- Promosi Kesehatan
- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Kesehatan Jiwa
Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yang termasuk kategori kinerja cukup dan
kurang, menentukan penyebab dengan menelusuri variabel dan sub variabel:
A. Penilaian kinerja cukup
a. Upaya kesehatan usia lanjut dengan nilai 83%
Permasalahan :
1. Penanggungjawab program sedang mengambil izin belajar D-III Kebidanan,
sehingga kegiatan Posyandu lansia kurang terpantau.
2. Pendanaan khusus untuk kegiatan usila tidak ada.
3. Kegiatan posyandu lansia dilakukan saat siang ataupun sore hari, sehingga
petugas usila tidak dapat rutin hadir untuk ikut pembinaan.
4. Masyarakat yang berusia lanjut, bila sehat tidak datang ke posyandu, sehingga
seakan-akan posyandu usila hanya untuk berobat saja.
Pemecahan :
1. Kegiatan posyandu usila dilakukan di pagi hari atau saat hari libur.
2. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di Puskesmas maupun di
masyarakat. Contoh: Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa.
3. Perlu pelatihan untuk kader posyandu usila, sehingga dapat secara mandiri
melaksanakan kegiatan posyandu usila.
4. Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran posyandu usila dan
kegiatan apa saja yang ada di dalamnya.
a. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dengan nilai 83%. Disebabkan oleh
pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada SD/MI 31%.
Permasalahan :
1. Jumlah SD/MI di Puskesmas Dewantara 25 Sekolah, sedangkan petugas
UKS/UKGS juga bertugas di Poli Gigi Puskesmas.
2. Pendanaan untuk kegiatan UKS/UKGS hanya sedikit, tidak dapat mencakup
seluruh SD/MI.
3. Belum semua SD dilatih dokter kecil, sehingga tidak dapat membimbing teman-
temannya untuk mengerti tentang PHBS.
Pemecahan :
1. Perlu penjadwalan yang matang, sehingga semua kegiatan dapat terlaksana.
2. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di Puskesmas maupun di
masyarakat.
3. Mengadakan pelatihan dokter kecil bagi SD/MI yang belum dilatih dokter kecil.
B. Penilaian Kinerja Kurang
a. Promosi kesehatan dengan nilai 79% disebabkan program bayi mendapatkan ASI
Eksklusif 20%.
Permasalahan :
1. Petugas kurang mempromosikan pentingnya ASI Eksklusif
2. Pemerintah kurang tegas untuk menindak produsen susu yang mempromosikan
penggunaan susu formula bagi bayi usia 0-6 bulan, maupun penyalur (petugas
kesehatan) yang memberikan susu formula pada bayi 0-6 bulan tanpa indikasi
medis.
3. Kurangya pengetahuan ibu tentang menyusui. Kebanyakan sekarang wanita
adalah pekerja sehingga kadang pemberian ASI Eksklusif hanya sampai usia 3
bulan.
Pemecahan :
1. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih giat
menginformasikan kepada masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.
2. Sosialisasi ke masyarakat mengenai ASI Eksklusif.

C. Upaya Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dengan nilai 80%. Untuk
program ISPA masih 0%, ABJ 60%.
Permasalahan ISPA :
1. Petugas dan masyarakat kurang mengerti Pneumonia.
2. Kebanyakan pneumonia ditemukan di Rumah Sakit, karena biasanya sudah dalam
kondisi buruk, tidak dibawa lewat Puskesmas.
3. Pendanaan program ISPA tidak ada.
Pemecahan :
1. Perlunya sosialisasi pneumonia pada petugas dan masyarakat.
2. Dibuat protap diagnosis Pneumonia.
3. Adanya jejaring surveilans pneumonia tingkat kabupaten.
4. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di Puskesmas maupun di
masyarakat.
Permasalahan ABJ :
1. Gerakan PSN hanya terlaksana situasional bila ada kasus.
2. Perilaku masyarakat yang masih kurang tentang PSN.
Pemecahan :
1. Menggalakkan kembali gerakan PSN.
2. Sosialisasi PSN di masyarakat secara rutin.
D. Kesehatan jiwa dengan nilai 40%
Permasalahan :
1. Pemahaman masyarakat tentang gangguan jiwa masih kurang.
2. Tidak semua petugas kesehatan mengetahui tentang gangguan jiwa.
3. Pendanaan untuk kesehatan gangguan jiwa masih kurang.
Pemecahan :
1. Sosialisasikan kepada petugas dan pemegang program terkait untuk lebih giat
melakukan penyuluhan tentang gangguan jiwa ke masyarakat.
2. Petugas lebih meningkatkan kinerja dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
3. Petugas melakukan kunjungan rumah dan memotivasi masyarakat agar segera
memeriksakan keluarganya bila ada yang menderita gangguan jiwa.
Untuk kinerja manajemen Puskesmas yang masih sedang adalah manajemen alat dan
obat. Berdasarkan sub variabel disebabkan inventarisasi barang di ruangan belum ada, updating
barang masih kurang.

Permasalahan :
1. Kurangnya motivasi dari petugas inventaris barang untuk mendata.
2. Tenaga rangkap.
Pemecahan :
1. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang.
2. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas Dewantara telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2016 dengan hasil
sebagai berikut:
1. Kinerja cakupan Yankes dengan nilai 85,5% termasuk kategori kinerja cukup.
2. Kinerja kegiatan manajemen Puskesmas dengan nilai 88,9% termasuk kinerja Baik.
3. Kinerja Mutu Yankes dengan nilai 10 termasuk kategori kinerja Baik.
Dengan melihat gambaran diatas hasil kinerja Puskesmas Dewantara tahun 2016
dapat dikategorikan per jenis kegiatan sebagai berikut:
a. Kategori Kinerja Baik
- Upaya Kesehatan Lingkungan
- Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
- Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
- Upaya Pengobatan
- Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
- Upaya Kesehatan Telinga/Pencegahan Gangguan Pendengaran
- Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Kategori Kinerja Cukup
- Upaya Kesehatan Usia Lanjut
- Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
c. Kategori Kinerja Kurang
- Promosi Kesehatan
- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Kesehatan Jiwa
Untuk kinerja Manajemen Puskesmas yang termasuk kinerja sedang adalah Manajemen
Alat dan Obat.

B. Saran dan Usul


 Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih diaktifkan.
 Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor serta berbagai upaya untuk
lebih meningkatkan partisipasi masyarakat.
 Diharapkan untuk tahun-tahun ke depan, masing-masing program dapat meningkatkan
hasil kinerjanya, terutama untuk program-program yang hasil pencapaian kegiatannya
masih di bawah target sasaran.
 Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan mengantisipasi segala dampak
pembangunan perlu dibuat upaya baru dalam menanggulangi dan menghadapi masalah-
masalah yang timbul.
 Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas.

No Jenis Kegiatan Cakupan Nilai Tingkat Kinerja


1 Drop Out Pelayanan ANC (K1-K4) 0% 10 Baik
2 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 98,97% 10 Baik
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja
cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Kelompok I ( Kinerja Baik ) : Tingkat Pencapaian Hasil ≥ 91%
2. Kelompok II ( Kinerja Cukup ) : Tingkat pencapaian hasil 81-90%
3. Kelompok III ( Kinerja Kurang ) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80%

b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas dikelompokkan menjadi empat kelompok:
1. Manajemen Operasional Puskesmas
2. Manajemen alat dan obat
3. Manajemen keuangan
4. Manajemen ketenagaan
Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas dengan mempergunakan skala nilai sebagai berikut:
 Skala 1 nilai 4

BAB III
HASIL KINERJA PUSKESMAS DEWANTARA TAHUN 2016
Hasil Kinerja Puskesmas Dewantara tahun 2016 berdasarkan data tahun 2016 dapat kami sajikan
sebagai berikut:

A. Hasil Kinerja Pelayanan Kesehatan


1. Upaya Kesehatan Wajib
Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Dewantara Tahun
2016

Hasil
Komponen Kegiatan Upaya
No Cakupan Tingkat kinerja Keterangan
Kesehatan Wajib
(%)

1 Upaya Promosi Kesehatan 79% Kurang Baik ≥ 91%


2 Upaya Kesehatan Lingkungan 92% Baik Cukup ≥ 81-90%
3 Upaya Kesehatan Ibu dan 96% Baik Kurang ≤ 80%
Anak termasuk KB
4 Upaya Perbaikan Gizi 93% Baik
Masyarakat
5 Upaya Pencegahan dan 80% Kurang
Pemberantasan Penyakit
Menular
6 Upaya Pengobatan 97,45% Baik
Rata-rata Kinerja 90% Cukup

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Dewantara tahun 2016
No Komponen Kegiatan Upaya Hasil Tingkat Keterangan
Kesehatan Pengembangan Cakupan Kinerja
1 Upaya Kesehatan Usia
Lanjut
2 Upaya Kesehatan Mata/
Pencegahan Kebutaan
3 Upaya Kesehatan Telinga/
Pencegahan gangguan
pendengaran
4 Kesehatan Jiwa
5 Pencegahan dan
penanggulangan penyakit
gigi
6 Perawatan Kesehatan
Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai