DOSEN PEMBIMBING
Oleh :
NAMA :
NPM :
3. Merokok
6. Terpapar virus
7. Faktor genetik
2. Merokok
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear
secara rutin)
10. Pada fase invasif dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau dan
bercampur dengan darah.
12. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara
siklus haid.
14. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi,
edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian
bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rectovaginal, atau
timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.
a. Displasia
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan
epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang
tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel
cadangan endoserviks.
2. Markroskopis
a. Stadium preklinis
b. Stadium permulaan
d. Stadium lanjut
Infeksi virus HPV Terjadi lesi pada serviks,inflamasi, Perluasan epitel kolumnar
Genetik timbul nodul (ekstroserviks dan endoserviks)
Hygiene yang tidak bersih di
organ vital
Hubungan seksual < 16 tahun
Merokok
Ganti-ganti pasangan Proses metaplastik (erosive)
Perubahan epitel
Ke arah lumen Menekan saraf Metastase ke vagina
Ke stroma serviks displastik serviks
vagina lumbosakrali
Infiltrasi Menginfiltrasi
Perdarahan Stimulus
Massa septum rektovagina
proliferasi dan kandung kemih
Ulkus Anemia Ditangkap reseptop
nyeri
Nekrosis Obstruksi kandung
jaringan Gangguan kemih
integritas kulit Nyeri
Imunitas ↓ Curah jantung ↓ Kronis Gangguan pola
Keputihan, eliminasi
bau busuk
Resiko infeksi
Perubahan pola seksual Sirkulasi ke
jaringan ↓
Terapi
Kelemahan fisik
Invasi bakteri
diderita selama ±10-15 tahun. Pada tahap awal, kanker dapat terdeteksi
kesadaran yang rendah untuk melakukan pemeriksaan baik melalui test paps
smear maupun inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Hasil penelitian,
bahwa dari 171 perempuan yang mengetahui tentang kanker serviks, hanya
2016).
(serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim
setelah memulas leher rahim dengan larutan asetat 3-5%. Apabila setelah
pulasan terjadi perubahan warna asam asetat yaitu tampak bercak putih,
maka kemungkinan ada kelainan tahap prakanker serviks. Jika tidak ada
perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks
(Wijaya, 2010).
dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan,
maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus segera dilakukan
(Wijaya, 2010).
2. Tes Pap Smear
Tes Pap Smear merupakan cara atau metode untuk mendeteksi
sejak dini munculnya lesi prakanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan cepat, tidak sakit, dan dengan biaya yang relatif terjangkau serta
hasil yang akurat (Wijaya, 2010).
Pemeriksaan Pap smear dilakukan ketika wanita tidak sedang masa
menstruasi. Waktu yang terbaik untuk skrining adalah antara 10 dan 20
hari setelah hari pertama masa menstruasi. Selama kira- kira dua hari
sebelum pemeriksaan, seorang wanita sebaiknya menghindari douching
atau penggunaan pembersih vagina, karena bahan-bahan ini dapat
menghilangkan atau menyembunyikan sel-sel abnormal (Wijaya, 2010).
1. Schillentest
STADIUM PENATALAKSANAAN
Biopsi kerucut
0 Histerektomi transvaginal
Biopsi kerucut
Ia
Histerektomi transvaginal
Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan
Ib,IIa evaluasi kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastasis
dilakukan radioterapi pasca pembedahan
IIb, III, IV Histerektomi transvaginal
Radioterapi
IVa, IVb Radiasi paliatif
Kemoterapi
Ariani (2015) dan Diananda (2008) pilihan pengobatan yang bisa dilakukan
adalah pembedahan, terapi radiasi (radioterapi), kemoterapi, atau kombinasi
metode-metode tersebut.
1. Operasi atau pembedahan
Pembedahan merupakan pilihan untuk perempuan dengan kanker serviks
stadium I dan II.
a. Trakelektomi radikal (Radical Trachelectomy)
Mengambil leher rahim, bagian dari vagina, dan kelenjar getah bening
di panggul. Pilihan ini dilakukan untuk perempuan denga tumor kecil
yang ingin mencoba untuk hamil di kemudian hari.
b. Histerektomi total
Mengangakat leher rahim dan rahim.
c. Histerektomi radikal
Mengangkat leher rahim, beberapa jaringan di sekitar leher rahim,
rahim, dan bagian dari vagina.
d. Saluran telur dan ovarium
Mengangkat kedua saluran tuba dan ovarium. Pembedahan ini
disebut salpingo-ooforektomi.
e. Kelenjar getah bening
Mengambil kelenjar getah bening dekat tumor untuk melihat apakah
mengandung leher rahim. Jika sel kanker telah histerektomy total dan
radikal mencapai kelenjar getah bening, itu berarti penyakit ini mungkin
telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.
2. Radioterapi
Radioterapi adalah salah satu pilihan bagi perempuan yang menderita
kanker serviks dengan stadium berapa pun. Perempuan dengan kanker serviks
tahap awal dapat memilih terapi sebagai pengganti operasi. Hal ini juga dapat
digunakan setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker apa pun yang
masih di daerah tersebut. Perempuan dengan kanker yang menyerang
bagian- bagian selain kenker serviks mungkin perlu diterapi radiasi dan
kemoterapi.Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk
membunuh sel-sel kanker. Terapi ini mempengaruhi sel-sel di daerah yang
diobati. Ada dua jenis terapi ini :
a. Terapi radiasi eksternalSebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi pada
panggul atau jaringan lain di mana kanker telah menyebar. Pengobatan
biasanya di berikan di rumah sakit. Penderita mungkin menerima radiasi
eksternal 5 hari seminggu selama beberapa minggu. Setiap pengobatan
hanya memakan waktu beberapa menit.
b. Terapi radiasi internal
Sebuah tabung tipis yang ditempatkan di dalam vagina. Suatu zat
radioaktif di masukkan ke dalam tagung tersebut. Penderita mungkin harus
tinggal di rumah sakit sementara sumber radioaktif masih beradadi
tempatnya (samapai 3 hari).
Efek samping tergantung terutama pada seberapa banyak radiasi diberikan
dan tubuh bagian mana yang di terapi.radiasi pada perut dan panggul
dapat menyebabkan mual, muntah, diare, atau masalah eliminasi.
Penderita mungkin kehilangan rambut di daerah genital. Selain itu, kulit
penderita di daerah yang dirawat menjadi merah, kering, dan tender.
3. Kemoterapi
Kemoterapi telah digunakan untuk pengobatan kanker sejak tahun 1950-an
dan diberikan sebelum operasi untuk memperkecil ukuran kanker yang
akan di operasi atau sesudah operasi untuk membersihkan sisa-sisa sel
kanker, kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi tapi kadang juga
tidak. Kemoterapi ini biasanya diberikan dalam tablet/pil, suntikan, atau
infus. Jadwal pemberian ada yang setiap hari, sekali seminggu atau bahkan
sekali sebulan. Efek samping yang terjadi terutama tergantung pada jenis
obat- obatan yang diberikan dan seberapa banyak.kemoterapi membunuh
sel-sel kanker yang tumbuh cepat, terapi juga dapat membahayakan sel-
sel normal yang membelah dengan cepat, yaitu:
a. Sel darah
Bila kemoterapi menurunkan kadar sel darah merah yang sehat,
penderita akan lebih mudah terkena infeksi, mudah memar atau
berdarah, dan merasa sangat lemah dan lelah.
b. Sel-sel pada akar rambut
Kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok. Rambut penderita yang
hilang akan tumbuh lagi, tetapi kemungkinan mengalami perubahan
warna dan tekstur.
c. Sel yang melapisi saluran pencernaan
Kemoterapi menurunkan nafsu makan, mual-mual dan muntah, diare,
atau infeksi pada mulut dan bibir.
Efek samping lainnya termasuk ruam kulit, kesemutan atau mati rasa
di tangan dan kaki, masalah pendengaran, kehilangan keseimbangan,
nyeri sendi, atau kaki bengkak.
1. Stadium I
2. Penatalaksanaan Keperawatan
X. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Keluhan utama
Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti pendarahan
intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau
(Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan,
dan anemia.
d. Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis, misalnya
nyeri (Mitayani, 2009).
e. Makan dan minum
Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi lemak, adiktif,
bahan pengawet (Mitayani, 2009).
f. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope (Mitayani, 2009).
g. Nyeri dan kenyamanan
Gejala : adanya nyeri dengan derajat bervariasi, misalnya
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat sesuai dengan proses
penyakit (Mitayani, 2009).
h. Keamanan
Gejala : pemajanan zat kimia toksik, karsinogen. Tanda : demam, ruam
kulit, ulserasi.
i. Seksualitas
Perubahan pola seksual, keputihan(jumlah, karakteristik, bau), perdarahan
sehabis senggama (Mitayani, 2009).
j. Integritas sosial
Ketidaknyamanan dalam bersosialisasi, perasaan malu dengan lingkungan,
perasaan acuh (Mitayani, 2009).
k. Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi, servikografi,
pemeriksaan visual langsung, gineskopi (Padila, 2015). Selain itu bisa
juga dilakukan pemeriksaan hematologi karna biasanya pada pasien
kanker serviks post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan
hemaglobin. Nilai normalnya hemoglobin wanita 12-16 gr/dl (Brunner,
2013)
l. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami
rambut rontok dan mudah tercabut
2) Wajah
Konjungtiva anemis akibat perdarahan.
3) Leher
Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut.
4) Abdomen
Adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah akibat
tumor menekan saraf lumbosakralis (Padila, 2015).
5) Ekstermitas
Nyeri dan terjadi pembengkakan pada anggota gerak (kaki).
6) Genitalia
Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan,
keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner, 2013). Pada
pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
perdarahan pervaginam.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI,
kemungkinan masalah yang muncul adalah sebagai berikut : (PPNI, 2017)
1. D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf
2. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan
3. D.0009 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin
4. D.0069 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur
tubuh
5. D.0111 Difisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
6. D.0087 Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan pada citra
tubuh.
7. D.0012 Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi
(trombositopenia)
8. D.0142 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder (imunosupresi)
C. Perencanaan Keperawatan
Penyusunan perencanaan keperawatan diawali dengan melakukan
pembuatan tujuan dari asuhan keperawatan. Tujuan yang dibuat dari
tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan juga memuat
kriteria hasil. Pedoman dalam penulisan tujuan kriteria hasil keperawatan
berdasarkan SMART,yaitu:
S : Spesific (tidak menimbulkan arti ganda).
M : Measurable (dapat diukur, dilihat, didengar, diraba, dirasakan
ataupun dibau).
A : Achievable (dapat dicapai).
R : Reasonable (dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah).
T : Time (punya batasan waktu yang jelas).
Karakteristik rencana asuhan keperawatan adalah:
1. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah (rasional).
2. Berdasarkan kondisi klien.
3. Digunakan untuk menciptakan situasi yang aman dan terapeutik.
4. Menciptakan situasi pengajaran.
5. Menggunakan sarana prasarana yang sesuai.
D. Implementasi
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah
disusun dengan menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua
intervensi yaitu mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner (NANDA,
2015). Tujuan dari implementasi antara lain adalah: melakukan, membantu
dan mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan asuhan
keperawatan untuk mecapai tujuan yang berpusat pada klien, mencatat serta
melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan
yang berkelanjutan dari klien (Asmadi, 2008).
E. Evaluasi Keperawatan
tindakan dan pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah
(NANDA, 2015).
Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat dan menilai kemampuan klien
dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan keperawatan telah
tercapai atau belum, serta mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan
dengan pasien :
1. Evaluasi Formatif
catatan perawat.
2. Evaluasi Sumatif
perkembangan.
O: Data objektif, yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat,
(Hutahaen, 2010).
meliputi:
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
keperawatan baru.
F. Dokumentasi Keperawatan
Brunner, and S. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume
2. Jakarta: EGC.
Diananda, R. (2008). Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta: Kata Hati.
Endang Purwoastuti, and E. S. M. (2015). Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial
Bagi Kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS.
DOSEN PEMBIMBING
Oleh :
NAMA :
NPM :
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : jl. BPP, Talang Jambe. Kec. Sukarami, Palembang
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No Register : XXXX226
Diagnosa Medis : Ca. Serviks Stadium IIB
Tanggal Masuk : 19 Desember 2021 Tanggal Pengkajian
: 20 Desember 2021
Keterangan :
: Klien
: Laki - laki
: Perempuan
: Menikah
7. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum
Kondisi umum : pasien terlihat pucat, terpasang infus _
Tingkat kesadaran :composmentis, E4M6V5 _
TTV (T,N,R,S) : TD: 130/80mmHg
N : 84 x / menit
P : 18x/ menit
S : 36.5 _
BB/TB : 48 kg/ 158cm _
b. Sistem pernafasan (IPPA) : nafas vesikuler, tidah ada kelainan _
c. Sistem kardiovaskuler (IPPA : nyeri dada tidak ada, CRT>2 detik, akral hangat,
Bunyi jantung normal
d. Sistem pencernaan (IPPA : membran mukosa lembab, edema: tidak ada, BU: terdengar, hemoroidtidak
ada)
e. Sistem persyarafan (IPPA : baik
f. Sistem panca indra (IPPA : fungsi penglihatan baik
g. Sistem perkemihan (IPPA : palpasi kandung kemih, berkemih berlebihan, hematuri)
h. Sistem integumen (IPPA : hiperpigmentasi, kloasma gravidarum, turgor, striae, luka SC
(karakteristik))
i. Sistem endokrin (IPPA : pembesaran kelenjar tiroid, tremor)
j. Sistem muskuloskeletal (IPPA : massa tonus otot, kekuatan otor, ROM, deformitas, diastatis
rektur abdominis (lebar, panjang)).
k. Sistem reproduksi (IPPA : payudara (pembesaran, hiperpigmentasi areola, keadaan
putting susu, bengkak, bendung/massa, kebersihan) uterus (TFU, posisi uterus, konsistensi
uterus), genitalia externa (edema, varises, kebersihan).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama Klien : .................... No. Med Reg : ....................................
Ruang : .................... Hari/Waktu : ....................................
Jenis Kelamin : .................... Shift : ....................................
ANALISA DATA
Nama Klien : .................................... No. Med Reg : ....................................
Ruang : .................................... Hari/Waktu : ....................................
Jenis Kelamin : .................................... Shift : ....................................
MASALAH
TGL/JAM DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DS :
Patoflow
DO :
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
1. .............................................................................................................................
2. ............................................................................................................................. ......
3. ............................................................................................................................. ......
4. ........................................................................................................................... ........
5. .......................................................................................................................
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ......................................................................................................... .........................
2. ............................................................................................................................. .....
3. ................................................................................................... ...............................
4. ............................................................................................................................. .....
5. ....................................................................................................................…………
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : .................................... No. Med Reg : ....................................
Ruang : .................................... Hari/Waktu : ....................................
Jenis Kelamin : .................................... Shift : ....................................
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : .................................... No. Med Reg : ....................................
Ruang : .................................... Hari/Waktu : ....................................
Jenis Kelamin : .................................... Shift : ....................................
Tanggal & Nama & TT
Dx.Keperawatan Implementasi Keperawatan Respon
Waktu Perawat
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : .................................... No. Med Reg : ....................................
Ruang : .................................... Hari/Waktu : ....................................
Jenis Kelamin : .................................... Shift : ....................................
Dx. Keperawatan Tanggal & Jam Evaluasi Paraf
S:
O:
A:
P: