Tugas 2
Tugas 2
NPM : 190201021
SEMESTER :VD
TUGAS : FINAL
1. PADA TAHUN 2020 ADA 444 KASUS DI KPK ,AMBIL 2 KASUS
a. Kasus Korupsi Jiwasraya
Jaksa Pinangki Sirna Malasari yang terlibat dalam kasus kaburnya Djoko Tjandra
disidangkan secara perdana di Ruang Sidang Kusumahatmaja, Gedung Pengadilan
Tipikor Jakarta pada Rabu 23 September 2020.* ANTARA FOTO/GALIH
PRADIPTA Jaksa Pinangki Sirna Malasari adalah tersangka dalam kasus penyuapan
uang 500.000 dolar AS, sekitar Rp7,3 miliar dari buronan Bank Bali Joko Soegiarto
Tjandra alias Djoko Tjandra. Jaksa Pinangki yang berusaha memulangkan Djoko
Tjandra tanpa harus dipidana menjalani sidang perdananya pada Rabu 23 September
2020 di Ruang Sidang Kusumahatmaja, Gedung Pengadilan Tipikor Jakarta. Di sana,
terbongkar 'action plan' yang ditawarkan pada tersangka kasus Bank Bali itu. Pada
periode Juli 2020, beredar foto pertemuan antara jaksa dengan Djoko Tjandra. Jaksa
tersebut diduga adalah Pinangki yang pada saat itu diketahui menjabat sebagai Kepala
Sub Bagian Pemantauan dan Evaluasi II pada Biro Perencanaan Jaksa Agung Muda
Pembinaan. Atas kasus ini, Jaksa Pinangki resmi dijatuhi sanksi disiplin
dibebastugaskan dari jabatan struktural, karena terbukti melanggar disiplin dan kode
etik perilaku jaksa. Pada tanggal 29 Juli 2020, Pinangki Sirna Malasari akhirnya
dicopot dari jabatan sebagai Kepala Subbagian Pemantauan dan Evaluasi II pada Biro
Perencanaan Jaksa Agung Muda Pembinaan.
2. PADA TAHUN 2001 ADA 7 KASUS DI KPK ,AMBIL 3 KASUS
Komisi Pemberantasan Korupsi menerbitkan surat perintah penyidikan baru untuk
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Setelah menjadi tersangka kasus korupsi
penanganan sengketa pemilihan kepala daerah Lebak, Banten, dan pengadaan alat
kesehatan di Banten, Atut kini dijadikan tersangka gratifikasi. “Di antaranya dari
proyek alat kesehatan di Banten,” kata juru bicara KPK, Johan Budi, Selasa, 14
Januari 2014. Dalam konferensi pers pada Senin lalu, ia menyebutkan penyidik telah
menemukan dua bukti permulaan yang cukup.
Berikut penjelasan singkat ketiga kasus yang menjerat Atut itu:
a) Kasus sengketa Pemilukada Lebak, Banten, yang ditangani Mahkamah
Konstitusi
Peran: Atut bersama adiknya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, diduga
memberikan suap sebesar Rp 1 miliar kepada Akil Mochtar (kala itu Ketua MK)
melalui seorang advokat Susi Tur Andayani, yang juga telah menjadi tersangka kasus
yang sama.Pasal yang menjerat: Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-undang No 31 tahun
1999 sebagaimana diubah dalam UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidan. Dengan ancaman
hukuman pidana penjara 3-15 tahun, denda Rp 150-Rp 750 juta.
b) Korupsi pengadaan sarana dan prasarana alat kesehatan Provinsi Banten 2011-
2013
Peran: Wakil Ketua KPK, Zulkarnain, mengatakan Atut bertanggung jawab sebagai
pengguna anggaran. Wawan juga menjadi tersangka dalam kasus ini. Baca juga: Airin
Siap Jika Harta Suaminya Disita.
Pasal yang menjerat: Pasal 2 Ayat 1 dan atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah
dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHPidana.
Ancaman Pasal 2 adalah pidana penjara 4-20 tahun, dan denda Rp 200 juta-Rp 1
miliar. Sedangkan Pasal 3 pidana penjara selama 1-20 tahun, dan denda Rp 50 juta-Rp
1 miliar.
c) Penerimaan gratifikasi atau pemerasan
Peran: Belum dijelaskan. Namun, juru bicara KPK Johan Budi S.P. saat jumpa pers
mengatakan penetapan ini merupakan hasil pengembangan penyidikan kasus dugaan
korupsi pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten pada 2011-2013.
Pasal yang dijeratkan: Pasal 12 huruf e atau Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b
atau Pasal 5 Ayat 2 atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Ancaman Pasal 12 adalah 4-20 tahun
penjara, dan Rp 200 juta-Rp 1 miliar. Sedangkan Pasal 5 dan Pasal 11 adalah pidana
penjara selama 1-5 tahun, dan denda Rp 50-Rp 250 juta. Bantahan Atut .
ego yang tinggi, Ego yang tinggi dapat membuat kita kehilangan akal
sehat. Kita bisa menghalalkan segala cara untuk memenuhi ego kita
tersebut, termasuk melanggar HAM orang lain.