Anda di halaman 1dari 2

KASUS TENTANG JONRU GINTING

Jon Riah Ukur alias Jonru Ginting divonis 1,5 tahun penjara dan denda Rp 50 juta atas kasus
ujaran kebencian. Majelis hakim menyatakan Jonru terbukti bersalah menyebarkan ujaran
kebencian lewat Facebook.

Jonru pertama kali dilaporkan ke Polda Metro jaya oleh Muannas Alaidid pada Agustus 2017.
Jonru dilaporkan karena dinilai kerap memposting konten yang mengandung ujaran kebencian. 

Polda Metro Jaya pun langsung melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap Jonru hingga
Muannas Alaidid. Sejumlah ahli juga dimintai pendapat oleh tim penyidik dari Polda Metro Jaya.

Kemudian pada Jumat 29 September 2017 penyidik Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda
Metro Jaya meningkatkan status tersangka terhadap Jonru F Ginting dalam kasus dugaan ujaran
kebencian. Saat itu juga jonru dilakukan penahanan di rumah tahanan Polda Metro Jaya.

Polisi mengatakan ada empat posting-an Jonru di akun Facebook-nya yang dipermasalahkan
terkait tindak pidana ITE hingga diskriminasi ras, etnis, dan antargolongan.

Ada empat tulisan Jonru yang disebarkan lewat posting-an di fanpage Facebook miliknya.
Posting-an pertama pada 23 Juni 2017 soal Quraish Shihab, yang akan menjadi khatib salat id di
Masjid Istiqlal. Kedua, posting-an terkait Syiah bukan bagian dari Islam pada 15 Agustus 2017.
Ketiga, posting-an soal Indonesia belum merdeka dari jajahan mafia China pada Kamis, 17
Agustus 2017, sedangkan posting-an keempat mengenai antek-antek penjajah pada 18 Agustus
2017.

Dalam kasus, Jonru dikenai Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 A ayat 2 dan/atau Pasal 35 juncto
Pasal 51 UU RI No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 4 huruf b angka 1 juncto Pasal 16 UU RI No
40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 156 KUHP. 

Jonru dan tim kuasa hukum pun mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sidang pembacaan putusan praperadilan Jonru dipimpin Hakim tunggal Lenny Wati
Mulasimadhi. Hakim menolak seluruh permohonan praperadilan dan menyatakan proses
penyidikan sah. 
Berkas kasus ujaran kebencian Jonru pun dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Jakarta dan
menunjuk jaksa penuntut umum dari Kejari Jaktim. lalu pada Senin 8 Januari 2018, Jonru
menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Jonru Ginting didakwa menyebarkan ujaran kebencian lewat Facebook. Posting-an Jonru dinilai
jaksa bisa menimbulkan permusuhan di tengah masyarakat.

Menurut jaksa, posting-an ujaran kebencian dilakukan pada Juni-Agustus 2017. Serangkaian
posting-an Jonru, menurut jaksa, dapat menimbulkan rasa kebencian masyarakat Indonesia
terhadap kelompok masyarakat berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan.

Kemudian pada Jumat 2 Februari 2018, Jonru divonis 1,5 tahun penjara dan denda Rp 50 juta
atas kasus ujaran kebencian melalui media sosial. Jonru terbukti bersalah melakukan pidana
dalam Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45A ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik juncto Pasal 65 ayat 1 KUHP.

Putusan majelis hakim ini lebih ringan dari tuntutan jaksa. Jonru sebelumnya dituntut hukuman 2
tahun penjara dan denda Rp 50 juta. 

https://news.detik.com/berita/d-3895824/perjalanan-hukum-jonru-ginting-hingga-divonis-15-
tahun-bui

Anda mungkin juga menyukai