Anda di halaman 1dari 61

Palembang, 3 Februari 2020

PERATURAN MENTERI PUPR


NO. 21/2019 TENTANG
PEDOMAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KONSTRUKSI (SMKK)
SEBAGAI PENGGANTI PERATURAN MENTERI PU
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

NOMOR 05/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN SMK3


KONSTRUKSI BIDANG PU

Disampaikan oleh:
Ir. Brawijaya, SE, ME, MS, Ph.D
Kepala Subdirektorat Konstruksi Berkelanjutan
Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Dalam acara:
Sosialisasi Peraturan Menteri PUPR No. 21/2019 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
(SMKK)
Ir. Brawijaya, SE, ME, MS, Ph.D
Blitar, 10 Juni 1966
Kepala Subdirektorat Konstruksi Berkelanjutan,
Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi,
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan


12110
0812-9463-2546 / 0878-7124-7914
Department of Civil & Environment Engineering,
Rensselaer Polytechnic Institute
OUTLINE 1 PENDAHULUAN

2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

PERMEN PUPR 21/2019 TENTANG


3 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
a. Tahap Pra Konstruksi
b. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
c. Tahap Penyelesaian Pekerjaan
d. Ketentuan Peralihan dan Penutup
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
UU RI NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pasal 4 ayat (1) huruf c. Pasal 5 ayat (3) huruf a. Pasal 59 ayat (4)
Pemerintah Pusat bertanggung jawab Pemerintah Pusat memiliki kewenangan Standar Keamanan, Keselamatan,
atas terselenggaranya Jasa mengembangkan Standar Keamanan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk
Konstruksi yang sesuai dengan Keselamatan, Kesehatan, dan setiap produk Jasa Konstruksi diatur oleh
Standar Keamanan, Keselamatan, Keberlanjutan dalam penyelenggaraan menteri teknis terkait sesuai dengan
Kesehatan, dan Keberlanjutan Jasa Konstruksi kewenangannya.

PERMEN PU NO. 05/2014 PERMEN PUPR NO. 07/2019


Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
• Hanya berlaku untuk internal di Kementerian Pekerjaan Umum; Telah mengatur:
• Pemberlakuan bagi Pemerintah Daerah bersifat “optional”; • Keselamatan Konstruksi,
• Belum mengatur keselamatan konstruksi yang meliputi • Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
keselamatan, kesehatan, keamanan dan keberlanjutan; (SMKK), dan
• belum mengatur aspek pembinaan, pengawasan dan • Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
pemantauan serta evaluasi keselamatan konstruksi secara • Penjaminan dan Pengendalian Mutu
nasional. 5
• Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
dan Program Mutu
2
SISTEM
MANAJEMEN
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
(SMKK)
LATAR BELAKANG
Diagram Venn Peraturan dan Perundangan

DIAGRAM VENN PERATURAN DAN PERUNDANGAN

KK Keselamatan Konstruksi

Standar Keamanan (Mutu),


K4 Keselamatan, Kesehatan dan
Keberlanjutan
Keselamatan dan Kesehatan
K3 Kerja
MATRIKS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KESELAMATAN KONSTRUKSI (KK)

KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN,& KEBERLANJUTAN


(K4)

Keselamatan Keselamatan Keselamatan Keselamatan


Keteknikan & Kesehatan Lingkungan Publik
Konstruksi Kerja

8
MATRIKS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,& Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Standar Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan
Keselamatan Publik

Objek yang ▪ Bangunan / aset ▪ Tenaga kerja konstruksi ▪ Lingkungan kerja


Masyarakat sekitar
Diselamatkan konstruksi ▪ Pemasok, Tamu, ▪ Lingkungan terdampak
proyek
▪ Peralatan, material subpenyedia proyek

Pencegahan Kecelakaan Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan


Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat

Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja /


Alat
Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Methode Statement),
Pencegahan
Job Safety Analysis (JSA)
PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019 PENDETAILAN
PERMEN PUPR NO. 07 TAHUN 2019 TERKAIT KESELAMATAN KONSTRUKSI

TENTANG JUKNIS BIAYA


PENYELENGGARAAN SMKK

SE MENTERI
PUPR 11/2019

UNDANG-UNDANG PERMEN PUPR Integrasi dan PERMEN PUPR


2/2017 07/2019 Pencabutan SE 21/2019

SE MENTERI
TENTANG JASA TENTANG STANDAR DAN TENTANG
PUPR 15/2019
KONSTRUKSI PEDOMAN PENGADAAN JASA PEDOMAN SMKK
KONSTRUKSI
MELALUI PENYEDIA
TENTANG TATA CARA PENJAMINAN MUTU
DAN PENGENDALIAN MUTU
PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KEMENTERIAN PUPR
TRANSFORMASI JUDUL PERATURAN
Tentang Pedoman Sistem Tentang
PERMEN Manajemen Keselamatan dan Pedoman Sistem Manajemen PERMEN
PU Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Keselamatan Konstruksi PUPR
05/2014 Bidang Pekerjaan Umum . 21/2019
PERMEN PU PERMEN PUPR
.
NO. 05/2014 • Mengatur Keselamatan
NO. 21/2019
• Mengatur .Keselamatan Konstruksi yang meliputi
.
dan Kesehatan Standar Keselamatan,
Kerja Konstruksi; Kesehatan, Keamanan
• Berlaku untuk internal di dan Keberlanjutan (K4);
Kementerian
•Mengatur penjaminan & pengenda
Pekerjaan Umum.
lian mutu pekerjaan konstruksi;

SEM PUPR 66/2015 •K/L/Pemda dan swasta


Biaya Penyelenggaraan dapat mengacu aturan ini.
Sistem Manajemen SEM PUPR 11/2019
Keselamatan & SEM PUPR 15/2019
Tentang Petunjuk
Kesehatan Kerja (SMK3) Tata Cara Penjaminan
Teknis Biaya
Konstruksi Bidang PU Mutu & Pengendalian
Penyelenggaraan
Mutu Pekerjaan
Sistem Manajemen
Konstruksi di
Keselamatan
Kementerian PUPR
Konstruksi
3
Permen PUPR 21/2019
Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan
Konstruksi
MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

pelaksanaan
▪ Peraturan Menteri ini diperuntukkan bagi
Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
▪ Peraturan Menteri ini dapat menjadi acuan bagi instansi
pemerintah dan swasta dengan penyesuaian
struktur organisasi di unit organisasi masing – masing.
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019

STRUKTUR
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM BAB II STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN,
BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN
RUANG LINGKUP KONSTRUKSI
Bagian Kesatu: Umum
BAB III PENERAPAN SMK3
Bagian Kedua: Rancangan Konseptual
KONSTRUKSI BIDANG SMKK
PEKERJAAN UMUM Bagian Ketiga: Elemen SMKK
BAB IV TUGAS, TANGGUNG JAWAB, Bagian Keempat: Penerapan SMKK
DAN WEWENANG Paragraf 1 Umum
BAB V BIAYA PENYELENGGARAAN Paragraf 2 Pemilihan Penyedia Jasa
Paragraf 3 Pelaksanaan Pek. Kons
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG
Paragraf 4 Serah Terima Pekerjaan
PEKERJAAN UMUM Bagian Kelima: Unit Keselamatan
BAB VI SANKSI Konstruksi
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Bagian Keenam: Risiko Keselamatan
Konstruksi
BAB III BIAYA PENERAPAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
PERMEN PUPR 21/2019
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMASI
STRUKTUR
LAMPIRAN RAPERMEN TENTANG PEDOMAN SMKK
LAMPIRAN 1 TINGKAT RISIKO K3 LAMPIRAN Sublampiran A Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
LAMPIRAN 2 FORMAT RK3K PELAKSANAAN Konstruksi (SMKK)
PEKERJAAN KONSTRUKSI Sublampiran B Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
LAMPIRAN 3 FORMAT SURAT-SURAT Pengguna dan Penyedia Jasa Dalam
Penerapan SMKK
Sublampiran C Tata Cara Penjaminan Mutu dan
` Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi
Sublampiran D Format Rancangan Konseptual SMKK
Sublampiran E Format RKK dan Format Penilaian RKK
E.1 Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan/Manajemen Penyelenggaraan
Konstruksi
E.2 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
E.3 Format Penilaian Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Sublampiran F Format Pelaporan Pelaksanaan RKK
Sublampiran G Komponen Kegiatan dan Format Audit
Internal Penerapan SMKK
STANDAR K4 DALAM SMKK


Standar K4:
Keselamatan Konstruksi adalah segala 1 Keselamatan Keteknikan
Konstruksi
2 Keselamatan &
Kesehatan Kerja
kegiatan keteknikan untuk mendukung
Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan merupakan keselamatan keselamatan dan kesehatan
pemenuhan standar keamanan, terhadap pemenuhan standar tenaga kerja, termasuk
keselamatan, kesehatan dan perencanaan, perancangan, tenaga kerja penyedia jasa,
keberlanjutan (K4) yang menjamin prosedur dan mutu hasil subpenyedia jasa, pemasok,
keselamatan keteknikan konstruksi, pelaksanaan Jasa Konstruksi, dan pihak lain yang diizinkan
memasuki tempat kerja


keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, mutu bahan, dan kelaikan
keselamatan publik dan lingkungan. peralatan konstruksi

“ 3 Keselamatan Lingkungan 4 Keselamatan Publik


Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi yang selanjutnya disebut keselamatan lingk. yang keselamatan masyarakat
terdampak oleh Pekerjaan dan/atau pihak yang berada
SMKK adalah bagian dari sistem
Konstruksi sebagai upaya di lingkungan dan sekitar
manajemen pelaksanaan Pekerjaan menjaga kelestarian lingk. hidup
Konstruksi dalam rangka menjamin tempat kerja yang terdampak
dan kenyamanan lingk. Pekerjaan Konstruksi
terwujudnya Keselamatan Konstruksi. terbangun sesuai peraturan
perundang-undangan
16
PERANAN PENYEDIA JASA DALAM PEKERJAAN
KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN PERMEN PUPR
21/2019 SMKK

Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK


merupakan Penyedia Jasa yang memberikan layanan:
a. Konsultansi Manajemen Penyelenggaraan Konstruksi
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan
PENGGUNA JASA PENYEDIA JASA c. Pekerjaan Konstruksi

• Unit Organisasi • Konsultan MK


Penyedia Jasa wajib:
• Unit Kerja • Konsultan
a. Melakukan identifikasi bahaya
• Satker / PPK Pengawas b. Melakukan penilaian risiko dan pengendalian
• Pokja • Kontraktor risiko/peluang Pekerjaan Konstruksi
c. Menyusun sasaran dan program Keselamatan
Konstruksi, yang dibuat berdasarkan tahapan
pekerjaan (Work Breakdown Structure)
d. Melakukan penjaminan & pengendalian mutu
17
TAHAPAN PELAKSANAAN SMKK

PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN

PROCUREMENT PELAKSANAAN

KAK, HPS, Dok.


Rancangan RKK
DOKUMEN Konseptual SMKK
Risk Analysis, Penawaran RKK RMPK
Pelaksanaan
Biaya SMKK Teknis

Pengguna / Konsultan Pengawas / Pengguna / Kontraktor /


PELAKU Konsultan MK Konsultan Pengawas / Konsultan MK

18
3a
TAHAP
PRA KONSTRUKSI
(Pengkajian – Perencanaan – Perancangan)
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
Disusun oleh: PERANAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PADA SMKK DALAM
MERANCANGAN RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
a. Penyedia Jasa
Konsultansi
Konstruksi Rancangan
Pengkajian; Konseptual SMKK
b. Penyedia Jasa harus disetujui
Konsultansi RANCANGAN oleh Pengguna
Konstruksi KONSEPTUAL Jasa untuk
Perencanaan; SMKK dijadikan rujukan
dan dalam menyusun
c. Penyedia Jasa RKK
Konsultansi
Konstruksi
Perancangan.

Penyedia Jasa harus memiliki Ahli K3 Konstruksi


RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
TAHAPAN MUATAN SUBSTANSI

a) lingkup tanggung jawab pengkajian;


b) informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit meliputi lokasi, lingkungan, sosio-
Pengkajian ekonomi, dan/atau dampak lingkungan; dan
c) rekomendasi teknis
a) lingkup tanggung jawab perencanaan;
b) informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit meliputi lokasi, lingkungan, sosio-
Perencanaan ekonomi, dan/atau dampak lingkungan; dan
c) rekomendasi teknis
a) lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan dalam hal terjadi revisi desain,
tanggung jawab revisi desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi;
b) metode pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
c) identifikasi bahaya, mitigasi bahaya, dan penetapan tingkat risiko;
Perancangan d) daftar standar dan/atau peraturan perundang-undangan Keselamatan Konstruksi yang
ditetapkan untuk desain; 21
e) Biaya Penerapan SMKK; dan
f) rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan pemeliharaan konstruksi
bangunan.
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Kepemimpinan dan • Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
partisipasi pekerja
• Organisasi pengelola SMKK; dan
dalam keselamatan
konstruksi; • Komitmen keselamatan konstruksi.
• Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan
Perencanaan peluang;
keselamatan • Rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan program; dan
konstruksi; • Pemenuhan standar dan peraturan perundangan keselamatan
konstruksi.
• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
Dukungan • Kompetensi;
keselamatan • Kepedulian;
konstruksi; • Komunikasi; dan
• Informasi terdokumentasi.
Konsultansi Konstruksi dalam
Operasi keselamatan • Perencanaan dan Pengendalian Operasi; melaksanakan pekerjaannya
konstruksi; • Kesiapan dan Tanggapan terhadap Kondisi Darurat. harus menerapkan Operasi
Keselamatan Konstruksi
Evaluasi kinerja • Pemantauan dan Evaluasi;
keselamatan • Tinjauan Manajemen; dan
konstruksi • Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi.
3b
TAHAP
KONSTRUKSI
(Procurement – Pelaksanaan Konstruksi)
PENERAPAN SMKK DALAM TAHAP PEMBANGUNAN

Pemilihan Penyedia Pelaksanaan Pekerjaan Serah Terima


Jasa Konstruksi Pekerjaan
BENTUK

1. Pelaksanaan RKK Dokumen hasil penerapan SMKK &


Dokumen Pemilihan
2. Penyusunan & Pelaksanaan Penjaminan Mutu kepada
(Dok. Teknis + Administrasi)
RMPK Pengguna Jasa

Harus memuat:
▪ Manajemen Risiko Keselamatan ▪ RKK & RMPK dibahas, dan
disetujui oleh Pengguna Jasa dan ▪ Laporan pelaksanaan RKK
MUATAN

Konstruksi yang paling sedikit


memuat uraian pekerjaan, Penyedia Jasa pada saat PCM ▪ Laporan penjaminan &
identifikasi bahaya, dan ▪ Pengendalian RKK dan RMPK pengendalian mutu
penetapan tingkat Risiko melalui persyaratan dalam ▪ Seluruh laporan disertai bukti
Keselamatan Konstruksi pada pengajuan ijin mulai kerja (JSA + dokumentasi
Pekerjaan Konstruksi; dan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan)
▪ Biaya Penerapan SMKK pada HPS
PEGENDALIAN PELAKSANAAN SMKK
Persyaratan dalam
permohonan memulai
pekerjaan
mengintegrasikan
pengendalian mutu
dan Analisis
Keselamatan
Pekerjaan / JSA Work method statement

Pengendalian “4M”
1. Method → metode kerja (SOP)
2. Man → tenaga kerja kompeten
3. Machine → peralatan laik
fungsi
Syarat Memulai
4. Material → material sesuai Pekerjaan
spesifikasi
5. Sub Kontraktor
6. Analisis Keselamatan
Pekerjaan / Job Safety
Analysis
BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Harus dimasukkan pada Daftar Kuantitas dan
Penyedia jasa tidak Harga dengan besaran biaya sesuai dengan
dapat mengusulkan kebutuhan berdasarkan pengendalian dalam RKK.
perubahan anggaran
biaya
penyelenggaraan Pengguna jasa wajib memastikan
SMKK berdasarkan
seluruh komponen biaya
RKK yang telah
ditinjau ulang penerapan SMKK dianggarkan dan
diterapkan oleh Penyedia Jasa

BIAYA SMKK Penyedia Jasa yang tidak


menyampaikan perkiraan
biaya penerapan SMKK
sesuai ketentuan, maka
dinyatakan gugur atau nilai
penawaran biaya sama
dengan nol
Bagian dari RKK dan harus
disampaikan oleh Penyedia Jasa
dalam dokumen penawaran.
BIAYA PENERAPAN SMKK

Paling sedikit mencakup:


1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
4. Asuransi dan perizinan
5. Personel K3 Konstruksi
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
7. Rambu- rambu yang diperlukan
Dalam hal Penyedia Jasa tidak
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai
menyampaikan perkiraan biaya
lingkup pekerjaan dengan kebutuhan lapangan
penerapan SMKK, Penyedia Jasa
dinyatakan GUGUR atau nilai 9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko
penawaran biaya sama dengan nol Keselamatan Konstruksi
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), antara lain:
• Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
• Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan
• Penyiapan formulir.

2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain:


• Induksi K3 (Safety Induction);
• Pengarahan K3 (Safety Briefing);
• Pertemuan mengenai keselamatan (Safety Meeting, Safety Talk, dan/atau Tool Box Meeting);
• Pelatihan K3;
• Sosialisasi HIV/AIDS;
• Simulasi K3;
• Spanduk (banner);
• Poster; dan
• Papan informasi K3.
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK

3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) , meliputi:
•APK antara lain: • APD antara lain:
• Jaring pengaman (Safety Net); • Helm pelindung (Safety Helmet);
• Tali keselamatan (Life Line); • Pelindung mata (Goggles, Spectacles);
• Penahan jatuh (Safety Deck); • Tameng muka (Face Shield);
• Pagar pengaman (Guard Railling); • Masker selam (Breathing Apparatus);
• Pembatas area (Restricted Area); • Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);
• Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan • Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);
• Sarung tangan (Safety Gloves);
• Perlengkapan keselamatan bencana.
• Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
• Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and
Toe Cap);
• Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
• Jaket pelampung (Life Vest);
• Rompi keselamatan (Safety Vest); dan
• Celemek (Apron/Coveralls).
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
4. Asuransi dan Perizinan, antara lain:
• Asuransi;
• Surat izin laik operasi alat dan material;
• Sertifikat kompetensi kerja untuk operator yang diterbitkan oleh lembaga/instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;
• Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• Perizinan terkait lingkungan kerja

5. Personel K3 Konstruksi, antara lain:


• Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
• Petugas tanggap darurat;
• Petugas P3K;
• Petugas pengatur lalu lintas (Flagman);
• Tenaga medis dan/atau kesehatan; dan
• Petugas kebersihan lingkungan
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan, antara lain:
• Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)
• Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat badan, tensi meter, dan lain-lain);
• Peralatan pengasapan (Fogging);
• Obat pengasapan; dan
• Ambulans.

7. Rambu-Rambu yang diperlukan, antara lain:


• Rambu petunjuk;
• Rambu larangan;
• Rambu peringatan;
• Rambu kewajiban;
• Rambu informasi;
• Rambu pekerjaan sementara;
• Jalur evakuasi (Escape Route);
• Tongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick);
• Kerucut lalu lintas (Traffic Cone);
• Lampu putar (Rotary Lamp); dan
• Lampu selang lalu lintas.
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi (sesuai lingkup pekerjaan dengan
kebutuhan lapangan), antara lain:
• Ahli Lingkungan;
• Arsitek;
• Ahli Teknik Jalan;
• Ahli Teknik Jembatan; dan/atau
• Ahli Teknik Bangunan Gedung.

9. Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi, antara lain:

• Pemeriksaan dan pengujian peralatan; • Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);


• Alat Pemadam Api Ringan (APAR); • Program inspeksi dan audit;
• Sirine; • Pelaporan dan penyelidikan insiden;
• Patroli keselamatan; dan/atau
• Bendera K3;
• Closed-circuit Television (CCTV).
• Lampu darurat (Emergency Lamp);
• Pemeriksaan lingkungan kerja:
• Limbah B3
• Polusi suara
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
Keterangan:
❑ Alat Pelindung Kerja (APK) sesuai pada angka 3 huruf a nomor 1 dan nomor 2 harus dalam kondisi baru dan
mengikuti standar yang berlaku.
❑ Alat Pelindung Diri (APD) sesuai pada angka 3 huruf b harus dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang berlaku.
❑ Standar warna helm yang dipergunakan, sebagai berikut:
➢ Tamu –warna putih polos;
➢ Tim:
▪ Pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
▪ Kepala pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm);
▪ Kepala pekerjaan konstruksi–warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @ 8mm, dan 1
strip 15 mm di bagian paling atas.
➢ Pekerja pada Unit Keselamatan Konstruksi – warna merah;
➢ Pekerja pada Unit kerja Sipil – warna kuning;
➢ Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME) – warna biru;
➢ Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
➢ Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung kepala.
❑ Pekerja pada Pekerjaan Konstruksi menggunakan pakaian berwarna jingga (orange).
❑ Pada alat berat yang beroperasi ditempel SILO, SIO, nama operator beserta pasfoto ukuran 8R.
CONTOH PETUNJUK ISIAN SATUAN PERINCIAN KEGIATAN
PENYELENGGARAAN SMKK DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
A. Format Rincian SMKK

Keterangan
SATUAN KUAN- HARGA SATUAN TOTAL HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN KET
UKURAN TITAS (Rp.) (Rp.)

1 Penyiapan RKK antara lain :


Memperhatikan
1. Uraian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam

a Pembuatan dokumen RKK


jumlah dan jenis tabel, disesuaikan dengan jenis pekerjaan
pekerjaan yang
Set dikerjakan
konstruksi yang dilaksanakan;
Pembuatan Prosedur dan Memperhatikan 2. PPK menetapkan perincian uraian pekerjaan
b Instruksi Kerja serta Penyiapan perkiraan jumlah
Formulir pekerja
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan

A Sub Total Penyiapan RKK jumlah (a-b)


pekerjaan;
3. Jumlah minimal kebutuhan personel K3
B. Contoh Format Rincian SMKK untuk Pekerjaan Gedung
HARGA TOTAL Konstruksi ditetapkan oleh pengguna jasa yang
SATUAN KUAN-
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN HARGA KET
dituangkan pada dokumen tender;
UKURAN TITAS
(Rp.) (Rp.)
1 Penyiapan RKK antara lain : 4. Satuan Konsultasi dengan Ahli terkait
Keselamatan Konstruksi dilaksanakan untuk
a Pembuatan dokumen RKK
Memperhatikan pekerjaan segmentasi pemaketan menengah
jumlah dan jenis
Pembuatan Prosedur dan Set 1 5.000.000,- 5.000.000,- dan besar, sedangkan untuk pemaketan
pekerjaan yang
Instruksi Kerja serta Penyiapan
b dikerjakan segmentasi kecil dilaksanakan apabila
Formulir
diperlukan.
A Sub Total Penyiapan RKK 5.000.000,00
Keterangan pengisian Biaya Penerapan SMKK

1 Uraian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam tabel, disesuaikan dengan jenis


pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan;

2 PPK menetapkan perincian uraian pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan


pekerjaan;

3 Jumlah minimal kebutuhan personel K3 Konstruksi ditetapkan oleh pengguna jasa


yang dituangkan pada dokumen tender;

4 Satuan Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi dilaksanakan untuk


pekerjaan risiko keselamatan konstruksi besar dan sedang, sedangkan untuk
pekerjaan risiko keselamatan konstruksi kecil dilaksanakan apabila diperlukan;

5 Terlampir tabel kualifikasi Ahli K3 Konstruksi dan Petugas Keselamatan Konstruksi


pada tingkat risiko keselamatan konstruksi
Keterangan pengisian Biaya Penerapan SMKK

6 Jumlah Ahli K3 Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi dalam UKK pada Pekerjaan


Konstruksi sebagai berikut:
❑ Risiko keselamatan konstruksi kecil, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3 Konstruksi / Petugas
Keselamatan Konstruksi dengan jumlah tenaga kerja konstruksi 1:60, dengan jumlah minimal 1 (satu)
Petugas Keselamatan Konstruksi dalam tiap Pekerjaan konstruksi.
❑ Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3 Konstruksi
dengan jumlah tenaga kerja konstruksi 1:50, dengan jumlah minimal 1 (satu) Ahli K3 Konstruksi tiap
Pekerjaan konstruksi; dan
❑ Risiko keselamatan konstruksi besar, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3 Konstruksi dengan
jumlah tenaga kerja konstruksi 1:40, dengan jumlah minimal 1 (satu) Ahli K3 Konstruksi dalam tiap
Pekerjaan konstruksi;
❑ Petugas Keselamatan Konstruksi dibantu oleh pekerja yang telah mendapat pelatihan K3 Konstruksi di
internal.
❑ Pendelegasian tugas penerapan SMKK sebagian diberikan kepada pekerja yang sudah mendapat
pelatihan.
7 Pada dokumen pemilihan pengguna jasa mencantumkan persyaratan kebutuhan ahli
K3 Konstruksi berdasarkan Risiko Keselamatan Konstruksi
UNIT KESELAMATAN bertanggungjawab kepada unit yang menangani
KONSTRUKSI Keselamatan Konstruksi di bawah pimpinan tertinggi
Penyedia Jasa.
Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK
kerja yang dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi kerja di
• Ahli Utama K3 Konstruksi; atau
bidang K3 Konstruksi. RISIKO BESAR • Ahli Madya K3 Konstruksi dengan
• berkoordinasi dengan
pimpinan tertinggi Pekerjaan pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
Konstruksi
RISIKO SEDANG •• Ahli Madya K3 Konstruksi; atau
Ahli Muda K3 Konstruksi dengan
Anggota
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
wajib memiliki kompetensi
kerja yang dibuktikan dengan
kepemilikan kompetensi kerja RISIKO KECIL • Ahli Muda K3 Konstruksi; atau
atau sertifikat pelatihan • Petugas Keselamatan Konstruksi.
Ket:
1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan
Konstruksi kecil, Pimpinan tertinggi Pekerjaan Konstruksi dapat
merangkap sebagai pimpinan UKK. Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi harus
2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan
Konstruksi sedang dan besar, Penyedia Jasa Pekerjaan mengikuti bimbingan teknis SMKK untuk mendapatkan
Konstruksi harus membentuk UKK yang terpisah dari struktur sertifikat kompetensi Petugas Keselamatan Konstruksi
organisasi Pekerjaan Konstruksi
KRITERIA RISIKO KESELAMATAN
PERSYARATAN KUALIFIKASI AHLI K3 KONSTRUKSI KONSTRUKSI
ATAU PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan
Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00
Risiko Besar (seratus milyar rupiah);
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus)
• Ahli Utama K3 Konstruksi;
orang;
atau • menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
• Ahli Madya K3 Konstruksi • menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya
dengan pengalaman minimal peledakan; dan/atau
3 tahun • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.

• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian


Risiko Sedang Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Ahli Madya K3 Konstruksi; • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00
meliputi (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00
atau
(seratus milyar rupiah);
• Ahli Muda K3 Konstruksi
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima)
dengan pengalaman minimal orang sampai dengan 100 (seratus) orang; dan/atau
3 tahun • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.
.
• bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian
Risiko Kecil meliputi Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan
• Ahli Muda K3 Konstruksi; Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
atau • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua
• Petugas Keselamatan puluh lima) orang; dan/atau
Konstruksi • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko
Dalam hal suatu Pekerjaan Keselamatan Konstruksi besar dengan kriteria
Konstruksi memenuhi lebih mempekerjakan lebih dari 100 (seratus)
dari satu kriteria Risiko pekerja harus mempunyai personel
Keselamatan Konstruksi paling sedikit 2
Keselamatan Konstruksi, (dua) orang yang terdiri atas:
penentuan Risiko a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi
Keselamatan Konstruksi dan/atau Ahli Madya K3 Konstruksi dengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun;
ditentukan dengan memilih
dan
Risiko Keselamatan Konstruksi b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi
yang lebih tinggi KETENTUAN LAIN dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tahun
RISIKO
KESELAMATAN
Pada Pekerjaan Konstruksi yang Risiko Keselamatan Konstruksi
menggunakan metode padat karya KONSTRUKSI
untuk menentukan kebutuhan
atau menggunakan banyak tenaga Ahli K3 Konstruksi dan/atau
kerja namun sedikit penggunaan Petugas Keselamatan
peralatan mesin, kebutuhan Konstruksi, tidak untuk
Personel Keselamatan Konstruksi menentukan kompleksitas atau
ditentukan oleh penilaian Risiko segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
Keselamatan Konstruksi
PENETAPAN TINGKAT RISIKO

Tabel Penetapan Tingkat Risiko

Keparahan

Kekerapan 1 2 3 4 5
Keterangan
1 1 2 3 4 5
1-4 Tingkat risiko kecil
2 2 4 6 8 10
5-12 Tingkat risiko sedang
3 3 6 9 12 15
15-25 Tingkat risiko besar
4 4 8 12 16 20

5 5 10 15 20 25
3c
TAHAP
SERAH TERIMA
PEKERJAAN
(PHO – Pemeliharaan - FHO)
TAHAPAN SERAH TERIMA (PENYELESAIAN )
PEKERJAAN KONSTRUKSI

Penerapan SMKK dalam tahapan


serah terima pekerjaan dilakukan SERAH TERIMA
pada PHO sampai FHO.
KPD
SERAH TERIMA
PENYELENGGARA
AKHIR PEKERJAAN
INFRASTRUKTUR
(FHO)

PEKERJAAN Pengoperasian dan Pemeliharaan, Pengguna Jasa


harus merujuk pada hasil perancangan yang telah
SERAH TERIMA PEMELIHARAAN dimutakhirkan; dan
PERTAMA PEKERJAAN Panduan keselamatan operasi dan pemeliharaan
(PHO) konstruksi bangunan yang sudah memperhitungkan
Keselamatan Konstruksi yang disusun oleh
Setelah PHO pekerjaan SMKK Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi berdasarkan
diterapkan dalam pengoperasian hasil pelaksanaan rancangan dan RKK yang
dan pemeliharaan. dimutakhirkan.
TAHAPAN SERAH TERIMA PEKERJAAN KONSTRUKSI
PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN

1 PHO 2 Masa Pemeliharaan 3 FHO


Periode Akhir
Permintaan Serah Kontrak
Pekerjaan
Terima Pertama
Selesai 100%
Pekerjaan Pembayaran Pekerjaan Permintaan
Berita Acara PHO (95% dari Kontrak, 5% Serah Terima
Penyedia ke PPK Jaminan Pemeliharaan Akhir Pekerjaan
PPK dan
PPK dan Penyedia Penyedia ke PPK
Penyedia
Pelaksanaan
Pemeriksaan
Pekerjaan Pelaksanaan
Penyerahan Pemeliharaan Pemeriksaan Pembayaran/
Pekerjaan Pekerjaan Pemeliharaan Berita Acara FHO Pengembalian Jaminan
PPK Pengawas
Pekerjaan (Fungsi) Pemeliharaan
PPK ke PA/KPA Penyedia PPK/Personil PPK dan
PPK ke Penyedia
PPK Penyedia

Pemeriksaan
Perbaikan Tidak Cek Ya Administratif Ya
Pekerjaan Cek Penyerahan
Hasil Pekerjaan
Pekerjaan

Penyedia PA/KPA TIM Tidak


Perbaikan PPK ke PA/KPA
Serah Terima
Pekerjaan

Kontraktor Pemeriksaan
Berita Acara
Administratif Hasil
Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan ke PA/
KPA
PA/KPA PPHP
PPK dan PPHP

Berita Acara Serah


Terima Pekerjaan
ke PA/KPA

PPK dan PPHP


PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Pembinaan Penerapan SMKK

Penetapan Kebijakan SMKK

01 Penyusunan Norma Standar Prosedur Kriteria


sesuai dengan kewenangannya

Penerapan Kebijakan SMKK


Dalam bentuk fasilitasi, konsultasi serta
pendidikan dan pelatihan 02
Pemantauan dan Evaluasi Penerapan SMKK

03 Penilaian terhadap pelaksanaan pembinaan dan


pengawasan penerapan SMKK

Pengembangan Kerja Sama Penerapan


SMKK.
Meningkatkan penerapan SMKK dalam mewujudkan
Keselamatan Konstruksi
.
04
PENGAWASAN PENERAPAN SMKK

Gubernur melakukan Bupati/walikota melakukan


Menteri melakukan pengawasan pengawasan penerapan SMKK pengawasan penerapan SMKK
Gubernur sebagai wakil
tertib penerapan SMKK pada pada Pekerjaan Konstruksi dan pada Pekerjaan Konstruksi dan
Pemerintah Pusat di daerah
Pekerjaan Konstruksi dan Konsultansi Konstruksi Konsultansi Konstruksi
melakukan pengawasan
Konsultansi Konstruksi yang berasal terhadap pembiayaan yang terhadap pembiayaan yang
penerapan kebijakan SMKK
dari anggaran pendapatan dan berasal dari anggaran berasal dari anggaran
yang dilakukan oleh
belanja negara dan/atau yang pendapatan dan belanja daerah pendapatan dan belanja daerah
gubernur dan
memiliki Risiko Keselamatan provinsi dan/atau yang kabupaten/kota dan/atau yang
bupati/walikota di wilayah
Konstruksi besar memiliki Risiko Keselamatan memiliki
kewenangannya
Konstruksi sedang Risiko Keselamatan Konstruksi
.
. kecil

Pengguna Jasa menyam- Gubernur sebagai wakil p Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
paikan laporan penyeleng- emerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri SMKK kepada gubernur sebagai wakil
garaan pengawasan SMKK kep nyampaikan laporan dan menteri yang menyelenggara- pemerintah pusat yang menjadi satu
ada Menteri melalui unit organ penerapan kebijakan kan urusan pemerintahan dalam kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
isasi yang membidangi Jasa Ko SMKK kepada Menteri negeri yang menjadi satu kesatuan yang laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kab
nstruksi tidak terpisahkan dengan upaten/kota
laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah provinsi

Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
Dalam melakukan pengawasan penerapan KOMITE KESELAMATAN KON
SMKK, Menteri membentuk
STRUKSI
Komite Keselamatan Konstruksi, terdiri atas:
 Ketua  Subkomite
 Sekretaris  Sekretariat
 Anggota

Tugas Komite Keselamatan Konstruksi:


 Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Pekerjaan Konstruksi yang diperkirakan memiliki
Risiko Keselamatan Konstruksi besar;

 Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi;


 Memberikan saran, pertimbangan, dan rekomendasi kepada Menteri berdasarkan hasil
pemantauan dan evaluasi Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi
besar dan/atau investigasi kecelakaan konstruksi dalam rangka mewujudkan Keselamatan
Konstruksi; dan

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.


3d
KETENTUAN PERALIHAN
dan
PENUTUP
KETENTUAN PERALIHAN
RKK pada Kontrak Kerja Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi yang telah ditandatangani
sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Kontrak
Kerja Konstruksi tersebut

Sertifikat Petugas K3 Konstruksi dan surat keterangan penjaminan mutu dan pengendalian
mutu yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus disesuaikan
dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku

KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 628), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 179), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
LAMPIRAN
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN
KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Jembatan bentang ≥ 45 m (beton)
bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Lintas Atas bentang ≥ 45 m (beton)
(Flyover/Overpass) bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Layang panjang > 1.000 m
Jembatan tipe khusus Gantung, beruji kabel, pelengkung dengan bentang paling sedikit 60 m, bentang paling sedikit
100 m, dengan ketinggian pilar diatas 40 m, kotak/box girder, dan lain-lain yang didesain
secara khusus.

Pembangunan Jembatan Gantung Program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial


SIPIL
Ekonomi Wilayah)
Jalan Jalan di daerah perbukitan dan/atau pergunungan

Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko
keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi
perhitungan penentuan tingkat risiko
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang
dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko
Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI

KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN


KONSTRUKSI MENURUT UU 2 TAHUN JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
2017

Terowongan Semua
Underpass Semua
Bendungan Semua bendungan
Reklamasi Semua reklamasi
Pemecah/penahan Perlu ada kriteria
gelombang Rubble mound > 1 ton
Ambang (Groundsill) - dengan lebar sungai > 20 m;
- Tinggi Terjunan ≥ 3 m
SIPIL Saluran irigasi khusus Dengan konstruksi terowongan dan sipon
Saluran irigasi volume luasan > 2000 HA
Terowongan air Semua terowongan
Keterangan: Bendung dengan lebar sungai > 20 m
Untuk pekerjaan konstruksi Sistem Penyediaan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
dengan risiko keselamatan Minum (SPAM)
konstruksi yang sudah ditentukan
Instalasi Pembuangan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
pada keterangan di atas, tidak
diperlukan lagi perhitungan Limbah
penentuan tingkat risiko Tempat Pembuangan Akhir Bila pelaksanaan pekerjaan galian tanah > 1,5 m
Keselamatan Konstruksi (TPA)
sebagaimana tertuang dalam
Embung Semua Embung
contoh Tabel Penetapan Tingkat
Risiko Pekerjaan. Dermaga Pembangunan pada program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah)
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN
KONSTRUKSI BESAR, SEDANG, DAN KECIL
KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN 2017

Bangunan Di atas 5 lantai Risiko keselamatan konstruksi besar


Gedung s/d 5 lantai Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang
Berdasarkan
Ketinggian Risiko keselamatan konstruksi kecil
Lantai 1-2 lantai
GEDUNG Bangunan

Bangunan gedung semi basement dan/atau


Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang
bangunan gedung 1 lapis dengan ketinggian
Keterangan: Bangunan lebih dari 3 meter di bawah tanah
Untuk pekerjaan konstruksi Gedung Bangunan gedung > 2 lapis di bawah tanah Risiko keselamatan konstruksi besar
dengan risiko keselamatan Berdasarkan dengan ketinggian per lapis 3 meter
konstruksi yang sudah
Kondisi Risiko keselamatan konstruksi besar
ditentukan pada keterangan di Bangunan gedung di bawah air
atas, tidak diperlukan lagi Bangunan
perhitungan penentuan tingkat Gedung
risiko Keselamatan Konstruksi Bangunan gedung di bawah sarana/ prasarana Risiko keselamatan konstruksi besar
sebagaimana tertuang dalam
Bangunan gedung di atas sarana/prasarana Risiko keselamatan konstruksi besar
contoh Tabel Penetapan
Tingkat Risiko Pekerjaan. 54
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR, SEDANG, DAN
KECIL

KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN


KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Rumah Cut and Fill Risiko keselamatan konstruksi besar:
Tapak • Slope > 450
• Jenis Tanah: Gambut, Tanah Pasir, Tanah Lempung
• Volume Tanah ≥ 500.000 m3
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
• Slope > 150 – 450
• Jenis Tanah:Tanah Lanau dan Tanah Timbunan

Risiko keselamatan konstruksi kecil:


• Slope < 150
• Jenis Tanah: Tanah Batu
GEDUNG
Pra Cetak Risiko keselamatan konstruksi besar:
• Semua komponen Pra Cetak
• > 2 lantai
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
keselamatan konstruksi yang sudah • Kolom dan Balok Pra Cetak
ditentukan pada keterangan di atas, tidak
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
diperlukan lagi perhitungan penentuan
• Sloof dan Pondasi Pra Cetak
tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel
Peralatan konstruksi Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan. Hand Crane
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR, SEDANG, DAN
KECIL

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
MENURUT UU 2 TAHUN 2017 KETERANGAN
Rumah Susun Cut and Fill Risiko keselamatan konstruksi besar:
• Slope > 450
• Jenis Tanah: Gambut, Tanah Pasir, Tanah Lempung
• Volume Tanah ≥ 500.000 m3
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
• Slope > 150 – 450
• Jenis Tanah:Tanah Lanau dan Tanah Timbunan
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
• Slope < 150
GEDUNG • Jenis Tanah: Tanah Batu
2 – 5 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
• Semua Komponen Pra Cetak
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Keterangan: • Parsial Precast
Untuk pekerjaan konstruksi dengan Risiko keselamatan konstruksi kecil:
risiko keselamatan konstruksi yang • Konvensional
sudah ditentukan pada keterangan 6 – 12 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
di atas, tidak diperlukan lagi • Pra Cetak dan Konvensional
perhitungan penentuan tingkat • Rusun Campuran
risiko Keselamatan Konstruksi
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
sebagaimana tertuang dalam
Parsial Precast
contoh Tabel Penetapan Tingkat
Risiko Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DGN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR, SEDANG, & KECIL

KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT


JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
UU 2 TAHUN 2017
Rumah > 12 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
Susun • Pra Cetak dan Konvensional
• Rusun Campuran
Helipad Risiko keselamatan konstruksi besar :
• Di atas Rumah Susun
Lingkungan Kerja Risiko keselamatan konstruksi besar:
• Daerah Militer;
• Kepadatan Penduduk Tinggi;
• Zona Merah Rawan Bencana.
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
GEDUNG • Kepadatan Penduduk Sedang;
• Zona Rawan Bencana Sedang.
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
• Kepadatan Penduduk Rendah;
• Zona Rawan Bencana Rendah.
Peralatan Konstruksi Risiko keselamatan konstruksi besar:
• Tower Crane dan Mobile Crane
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Keterangan: • Mobile Crane
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko Nilai Pekerjaan konstruksi Risiko keselamatan konstruksi besar:
keselamatan konstruksi yang sudah • 1 Tower > Rp. 50 M
ditentukan pada keterangan di atas, tidak Jumlah Tenaga Kerja Risiko keselamatan konstruksi besar:
diperlukan lagi perhitungan penentuan • 100 orang
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
• 25 – 100 orang
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Risiko keselamatan konstruksi kecil:
Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan. • < 25 orang
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS INFRASTRUKTUR BERBASIS
MASYARAKAT (IBM)

JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN

Pekerjaan Infrastruktur Berbasis Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:


Masyarakat (IBM), seperti: • Menggunakan alat berat.
✓ Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah Risiko keselamatan konstruksi kecil:
(PISEW); • Tidak Menggunakan alat berat,
✓ Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). • Mempekerjakan tenaga kerja
di bawah 25 orang,
• Teknologi yang sederhana.

Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan pada
keterangan di atas, tidak diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Peralatan berat dengan menggunakan mesin yang operasionalnya berbasis mekanikal, elektrikal, hidrolik, pneumatik yang terkontrol
secara automatic dan digital, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dalam satu sistem, meliputi:
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
✓ Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic,
dengan kapasitas:
• > 25 ton dan ≤ 100 ton;
• > 100 ton dan ≤ 300 ton;
• > 300 ton dan ≤ 600 ton;
• > 600 ton;
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
Teknologi tinggi • > 25 ton dan ≤ 100 ton;
• > 100 ton dan ≤ 300 ton;
• > 300 ton dan ≤ 600 ton;
• > 600 ton;
c. Launcher girder;
d. Mesin bor terowongan (tunnel boring machine).
✓ Peralatan angkut
a. Keran Menara (tower crane),
b. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
• Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton
✓ Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan di atas 150 psi
(Pounds per Square inch);
✓ Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan >5000 psi (Pounds per Square inch);
✓ Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas di atas > 200 KVA.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
✓ Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic, dengan
kapasitas:
• s/d 25 ton
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan keran
sumbu putar, dengan kapasitas:
• s/d 25 ton
✓ Peralatan angkut
a. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
• Jenis forklift dan/atau lift truk s/d 15 ton
✓ Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan 100 s/d 150 psi (Pounds per
Teknologi Square inch).
Madya ✓ Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan diatas 1000 s.d 5000 psi (Pounds per Square inch).
✓ Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas 25 s.d 200 KVA.
✓ Peralatan mesin:
a. Mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk (crusher machine).
b. Mesin bor, mesin derad, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk plat.
✓ Peralatan berat:
Backhoe, excavator, bulldozer, loader, scrapper, asphalt finisher, tandem roller, tyre roller.
✓ Peralatan ringan:
a. Tamping Rammer (Mesin Pemadat Ringan);
b. Vibrator (Mesin Penggetar dan pemadat beton cair);
c. Mesin pelurus, pemotong dan pembengkok besi beton;
d. Penyebar semen cair maupun semen campuran;
e. Bar bender, bar cutter; dan
f. Peralatan sejenis lainnya.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA

✓ Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara
dengan kapasitas tekanan <100 psi (Pounds per Square inch);
✓ Bor listrik, hammer drill, dan peralatan sejenis.
✓ Perkakas tangan seperti cangkul, palu, pahat, sabit, gergaji, kikir, obeng, tang, dan
peralatan sejenis.
Teknologi Sederhana ✓ Mesin sederhana:
a. mesin asah, poles dan pelicin,
b. mesin tuang dan cetak, tempa dan pres,
c. mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah,
d. mesin penyaring pasir, mesin pengisi, mesin pengungkit,
e. mesin pengaduk, serta mesin lain yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai