Anda di halaman 1dari 8

181

Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010

KONSEP PEMILIHAN VEGETASI LANSEKAP PADA TAMAN


LINGKUNGAN DI BUNDERAN WARU SURABAYA

Hendra Kurniawan dan Rizki Alfian


PS. Agroteknologi, Fakultas IPSA, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
Circle of Waru represent green open space area with storey level of polutan dirt (PM 10)
and Nitrogen oxide ( NOX) exceed standard due to high vehicle activity and quality trigger
the existence of storey with level of polutan able to endanger health of human being. This
research was conducted during 6 month. Location of the research is in Circle of Waru
Surabaya, which located in Countryside Hamlet Mussel Singularity, District of Gayungan,
Town of Surabaya and cowered area 35.000 m2, mean air temperature 28-34ºC and
Laboratory/Studio Architecture Map University of Tribhuwana Tunggadewi. The result of
this research, can be concluded that Town of Surabaya with storey level of actifity high
vehicle that is: 4.164/hour, caused the condition of air of NOx and dirt have exceeded
standard boundary lower quality, it is mean that area condition is impure to overcome
problems of environment planning of settlement area is needed for Require To Be Green
Open Space by selected of functional crop type and settlement of crop with high rise
system, that is using birch crop, ground cover and clump.
Key words: green open space, polutan, settlement of crop

Pendahuluan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat 1) Fungsi ekologi sebagai paru-paru
diartikan sebagai sabuk hijau yaitu kota, pengatur iklim mikro, pengatur
kawasan yang ditumbuhi tanaman atau dan pengendali sistem air tanah.
pepohonan yang sengaja dirancang secara 2) Fungsi fisik sebagai peneduh,
khusus untuk tujuan tertentu dan penahan angin, sebagai filter udara,
digunakan secara intensif (Gunadi, 1995). peredam suara dan pengarah
Ruang Terbuka Hijau adalah bagian dari pandang.
kota yang tidak didirikan bangunan atau 3) Fungsi sosial budaya sebagai temapat
sedikit mungkin unsur bangunan, terdiri rekreasi dan olah raga.
atas unsur alam (vegetasi dan air) dan 4) Fungsi estetika sebagai media untuk
unsur binaan antara lain: taman kota, jalur memperindah lingkungan dan tanah.
hijau, pohon-pohon pelindung tepi jalan, Menurut Hakim dan Utomo (2003),
hutan kota, kebun bibit, pot-pot kota, fungsi RTH dapat dibagi dalam dua
pemakaman, pertanian kota yang kategori, yaitu: fungsi sosial dan fungsi
berfungsi untuk meningkatkan kualitas ekologi. Fungsi sosial dari RTH antara
lingkungan lain; sebagai tempat bermain dan sarana
Secara umum Gunadi (1995) olah raga, sebagai tempat berkomunikasi
membedakan fungsi jalur hijau atau RTH sosial, sebagai tempat untuk
di dalam perkotaan adalah sebagai mendapatkan udara segar, tempat
berikut: perahlian dan menunggu, sebagai sarana
pembatas diantara massa bangunan,
182

Hendra K dan Rizki A / Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010

sebagai sarana penelitian, pendidikan dan perencanaan, peletakan tanaman juga di


penyuluhan bagi masyarakat serta sebagai sesuaikan dengan tujuan dan fungsi
sarana untuk menciptakan kebersihan, tanaman.
kesehatan dan keindahan lingkungan. Menurut Hakim (1993), menyatakan
Fungsi ekologi dari RTH antara lain: tanaman mempunyai nilai estetika dan
sebagai sarana perbaikan iklim mikro juga berfungsi untuk menambah kualitas
dalam penyegaran udara, sebagai lingkungan. Fungsi tanaman sebagai
penyerapan air hujan, sebagai pengendali kontrol pandangan (visual control),
banjir dan pengaturan tata air, dan pembatas fisik (physical barriers),
sebagai pemelihara ekosistem tertentu pengendali iklim (climate control), pencegah
dalam perlindungan plasma. erosi (erosion control), habitat binatang
Vegetasi merupakan elemen lembut (wildife habitets) dan nilai estetis (aesthetik
(soft material) tidak mempunyai bentuk values). Nilai estetika diperoleh dari
yang tetap dan selalu berkembang sesuai perpaduan antara warna (daun, batang,
masa pertumbuhannya sehingga bunga), bentuk fisik tanaman (batang,
menyebabkan bentuk dan ukuran yang percabangan, tajuk), tekstur tanaman, dan
selalu berubah. Perubahan tersebut komposisi tanaman.
terlihat dari bentuk, tekstur, warna dan Karakteristik tanaman dapat dilihat
ukuranya. Perubahan ini diakibatkan oleh dari bentuk batang dan percabanganya,
karena tanaman adalah mahluk yang bentuk tajuk, massa daun, massa bunga,
selalu tumbuh dan dipengaruhi oleh warna, tekstur, aksentuasi, skala
faktor alam dan tempat tumbuhnya. ketinggian dan kesendirianya. (Hakim dan
(Hakim dan Utomo, 2003). Menurut Utomo, 2003). Penataan tanaman
Arnold (1993), vegetasi merupakan nama haruslah disesuaikan dengan tujuan dari
tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang perencanaannya tanpa melupakan fungsi
terdiri dari klasifikasi berdasarkan dari pada tanaman yang dipilih. Pada
morfologinya yaitu: pohon, perdu, semak, peletakan ini harus pula di pertimbangkan
ground cover (penutup tanah), dan keseimbangan dalam desain (unity). Jadi,
rumput (elemen pengalas). Lebih lanjut dalam perencanaan tanaman lansekap,
menurut Arnold (1993) menyatakan pemilihan jenis tanaman merupakan
pohon peneduh lebih efektif ditanam faktor penting (Hakim dan Utomo,
dipedestrian dari pada pohon hias, karena 2003).
tanaman hias ketinggian cabang dan Laurie (1994), memandang
rantingnya hanya sekitar 1,8 m, sehingga perencanaan dalam perencanaan kawasan
akan menghalangi pandangan/visual di sebagai pengatur dan penyatu berbagai
ruang pedestrian, sedangkan pohon tata guna lahan, bersama dalam sebuah
peneduh dapat mencapai 4,5 m. Hakim proses yang didasarkan pada suatu
(1993), pemilihan jenis tanaman dalam pengetahuan teknis tentang fisiologi
suatu perencanaan adalah suatu seni dan kawasan dan suatu pengertian estetika
juga ilmu pengetahuan. Seni karena terhadap upaya (appeaence). Bentuk dari
menyangkut elemen desain seperti warna, hasil sebuah proses perencanaan bukan
bentuk, tekstur dan kualitas desain yang merupakan suatu konsep yang mentah
berubah karena tanaman dipengaruhi tetapi merupakan kumpulan dari
iklim, usia dan faktor yang kebijakan-kebijakan yang bersifat relatif,
mempengaruhi pertumbuhannya. fleksibel, beragam, dan mewakili nilai-
Pemilihan jenis tanaman tergantung pada: nilai pribadi. Perencanaan merupakan
fungsi tapak disesuaikan dengan tujuan aktivitas universal manusia, suatu
183

Hendra K dan Rizki A / Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010

keahlian dasar dalam kehidupan yang merupakan kumpulan kebijaksanaan yang


berkaitan dengan pertimbangan suatu relatif fleksibel, beragam dan mewakili
hasil sebelum diadakan pemilihan nilai-nilai aspirasi masyarakat yang
diantara berbagai alternatif yang menggunakanya.
ada.(Catanese dan Snyder, 1988) Berdasarkan hasil penelitian yang
Perencanaan merupakan kegiatan dilakukan oleh Murdaningsih dan
pemecahan masalah dan proses Nurdiana, (2006), Bundaran Waru
pengambilan keputusan dan merupakan merupakan kawasan ruang terbuka hijau
proses pemikiran dari satu ide menjadi dengan tingkat polutan debu (PM 10)
implementasi suatu bentuk nyata. Dalam 88,133 µg/m3 dan Nitrogen oksida (NOx)
bidang arsitektur lansekap merencanakan 2,72 ppm melebihi standar baku mutu
suatu lansekap merupakan suatu tindakan (0,26 µg/m3 dan 0,05 ppm), yang
menata dan menyatukan berbagai diakibatkan oleh aktivitas manusia,
penggunaan lahan berdasarkan kendaraan bermotor yang memicu adanya
pengetahuan teknis lahan dan kualitas polutan yang dapat membahayakan
estetikanya guna mendukung fungsi yang kesehatan manusia.
akan dikembangkan pada lahan tersebut Perubahaan dan penurunan kualitas
akan tercapai lingkungan tapak yang lingkungan di Bundaran Waru,
berkelanjutan. (Nurisjah dan Pramukanto, memerlukan upaya untuk memperbaiki
1995). kualitas lingkungan visual dan
Pemikiran dalam mengurangi polutan di Bundaran Waru,
mengimplementasikan ide sebagai salah satu diantaranya dapat dilakukan
alternatif pemecahan masalah, berupa dengan pemilihan jenis tanaman lansekap
tindakan menata dan meyatukan berbagai yang tepat, cara penataan dan
penggunaan lahan berdasarkan penanaman vegetasi secara terencana.
pengetahuan teknis lahan dan kualitas Vegetasi atau tambuh-tumbuhan,
estetiknya guna mendukung fungsi yang selain mempunyai nilai estetika juga dapat
akan dikembangkan pada lahan tersebut memperbaiki kualitas lingkungan, dengan
agar tercapai lingkungan tapak yang menyerap gas-gas tertentu dan juga
berkelanjutan. (Nurisjah dan Pramukanto, menjerap aerosol (debu). Tanaman dapat
1995). Menurut Suharto (1994), ditata dan dipilih sebagai alternatif
perencanaan adalah kegiatan yang mengatasi permasalahan perkotaan saat
bertujuan untuk memecahkan masalah ini, yang berpotensi terjadinya penurunan
yang ada, mengambil keputusan yang kualitas udara , yang berdampak
nyata dan dituangkan dalam bentuk terjadinya pemanasan global.
konsep. Diawali ide pembuatan taman, Penataan ruang jalan dengan cara tata
mengkaji latar belakang, tujuan dan hijau atau penataan tanaman merupakan
menentukan program untuk cara terbaik untuk mengatasi
mewujudkanya. Langkah awal kegiatan permasalahan lingkungan perkotaan.
perencanaan yaitu menginventarisasi data Disamping itu konsep pemilihan vegetasi
yang berhubungan, kemudian diadakan lansekap pada kawasan Bundaran Waru
perencanaan-perencanaan pembangunan, berfungsi sebagai sarana untuk
kompromi dan menyelesaikan terhadap mengontrol kualitas lingkungan,
kendala-kendala yang ada sehingga memberikan kesan sejuk dan sebagai
dihasilkan perencanaan yang sesuai pembatas kegiatan masyarakat kota yang
dengan tujuan yang telah ditetapkan. tidak diharapkan.
Bentuk dari hasil proses perencanaan ini
184

Hendra K dan Rizki A / Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010

Bundaran Waru merupakan kawasan memperbaiki kualitas lingkungan, 2)


ruang terbuka hijau dengan tingkat merencanakan konsep penataan vegetasi
polutan debu (PM 10) dan Nitrogen yang fungsional dan memberikan nilai
Oksida (NOx) melebihi standar baku estetika. Dalam penelitian ini diharapkan
mutu dan aktivitas kendaraan yang tinggi adalah memberikan kontribusi berupa
memicu adanya tingkat polutan yang model konsep pemilihan dan penataan
dapat membahayakan kesehatan manusia. vegetasi di Bundaran Waru sebagai
Tanaman lansekap dapat menjerap dan kawasan RTH kota yang fungsional dan
menyerap gas-gas yang dapat mengurangi estetika.
kualitas lingkungan. Dalam upaya
memperbaiki kualitas lingkungan maka Metode Penelitian
diperlukan upaya penataan kawasan
Bundaran Waru, menjadi kawasan Ruang Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka
Terbuka Hijau kota yang fungsional dan waktu 6 (enam) bulan yaitu mulai bulan
estetika. Penggunaan tanaman lansekap Juli sampai Desember 2009 di Bundaran
yang tepat dapat mengurangi tingkat Waru Surabaya, yang terletak di Desa
polutan, sehingga diperlukan bagaimana Dukuh Kupang Manunggal, Kecamatan
merencanakan konsep pemilihan jenis Gayungan, Kota Surabaya. Dengan luas
vegetasi lansekap dan bagaimana konsep area 35.000 m2, suhu udara rata-rata 28-
pola tata letak tanaman lansekap dapat 34oC dan di Laboratorium/Studio
fungsional dan juga memberikan nilai Arsitektur Lansekap Universitas
estetika. Penelitian ini bertujuan: 1) Tribhuwana Tunggadewi Malang.
merencanakan pemanfaatan ruang Keseluruhan tahap tersebut meliputi:
terbuka pada kawasan Bundaran Waru persiapan, inventarisasi, analisis sintesis,
Surabaya dengan memberikan konsep dan konsep perencanaan.
pemilihan tanaman lansekap yang dapat

Persiapan Inventarisasi Analisis Sintes Konsep Konsep


perencanaan Perancangan

Tapak Fisik Tapak

SosBud Hambatan Alternatif. 1


kesempatan
Alternatif. 2
Alternatif. dst
Ekonomi
Potensi

Program
pengembangan

Gambar 1. Bagan alir pemikiran perencanaan


185

Hendra K dan Rizki A / Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010

melebihi standar baku mutu yaitu: debu


Metode yang digunakan dalam penelitian
(floating dust) dan NOx (nitrogen oksida).
ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Salah satu cara penanggulangan
Metode tersebut dilakukan dengan
pencemaran udara di Bundaran Waru
kegiatan pengambilan data yang terbagi
adalah dengan pemanfaatan tanaman
dalam dua tahap yakni: tahap pertama,
yang mampu menjerap dan menyerap
tahap pengumpulan data dengan
polutan itu sendiri
menggunakan metode survei secara
Masalah polutan pada Bundaran
langsung pada obyek penelitian dan tahap
Waru dapat dikurangi dengan
kedua, tahap analisis, sintesis dan
penggunaan jenis dan jumlah vegetasi
pelaporan.
yang mampu menjerap dan menyerap
Pada tahapan konsep pemilihan
polutan, dimana jenis dan jumlah vegetasi
vegetasi lansekap perencanaan selalu
perlu adanya penambahan.
terdapat kemungkinan perubahan yang
diakibatkan oleh penyesuaian b. Konsep perencanaan
kepentingan dan beberapa tujuan Konsep perencanaan merupakan
perubahan tersebut masih dapat pengembangan dari potensi yang dimiliki
ditoleransi atau diakomodasi. Dalam tapak, pemecahan terhadap masalah/
perencanaan terdapat beberapa urutan kendala yang disesuaikan dengan
pekerjaan yang harus diikuti setahap demi kebutuhan ruang berdasarkan fungsi
setahap agar didapatkan hasil yang utama Bundaran Waru yaitu; daerah
memuaskan. resapan air dan pengendali iklim. Guna
mendapatkan keberhasilan dalan
Hasil dan Pembahasan mencapai tujuan pengelolaan lingkungan
a. Analisis tapak hidup perkotaan, jenis vegetasi yang
digunakan dalam program pembangunan
Menyikapi permasalahan yang ada pada dan pengembangan suatu kawasan ruang
tapak, dari sudut padang arsitektur terbuka hijau kota hendaklah dipilih
lansekap, khususnya mengenai tata berdasarkan babarapa pertimbangan
hijau/vegetasi, lebih mengarah pada dengan tujuan agar tanaman dapat
pemilihan vegetasi yang disesuaikan tumbuh dengan baik dan tanaman
dengan fungsi, sehingga keberadaan tersebut dapat menanggulangi masalah
vegetasi pada tapak mampu menjadi disekitar tapak.
indikator yang menciptakan kondisi tapak
yang dinamis. Pemilihan vegetasi juga c. Konsep pemilihan tanaman
harus memperhatikan maksud dan tujuan 1. Pemilihan tanaman penyerap polutan
penggunaan tapak dan tidak mengganggu
Konsep pemilihan tanaman dalam studi
lingkungan sekitarnya.
ini berdasarkan fungsi tanaman dan
Mengingat pada daerah tersebut
tingkat toleransinya dengan kondisi tanah
telah dibangun jalang layang (flay over).
dengan pH berkisar antara 5,5 - 6,5 atau
Bundaran Waru dengan tingkat aktifitas
di bawah netral. Selain itu pemilihan
kendaran yang tinggi yaitu: 4.164/ jam
tanaman dalam konsep ini juga
maka, tingkat pulusi udara di sekitar tapak
memperhatikan tingkat toleransi dan daya
dalam kategori sedang dimana PM 10 =
jerap tanaman terhadap pencemaran
88.133 µg/m3 dan NOx = 2.7238 ppm.
udara yaitu debu (Floating Dust) dan Nox
Secara garis besar sumber pencemaran
(Nitrogen Oksida) yang sudah melebihi
udara berasal dari gas buangan kendaran
standar baku mutu.
bermotor dan industri yang sudah
186

Hendra K dan Rizki A / Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010

Tanaman sebagai pereduksi polutan rendah. Disamping itu sistem


Nitrogen Oksida (NOx). perakarannya dan seratnya dapat
Tanaman yang mampu meruduksi memperbesar porositas tanah, sehingga
polutan jenis Nitrogen Oksida (NOx) air hujan dapat masuk kedalam tanah dan
adalah: Kenanga (Cananga Odorata), hanya sedikit yang menjadi air
Bungur (Lagerstroemia cristagali), Angsana limpasan.Menurut Tanaman yang
(Prerocarpusindikus willd), Mahoni (Swietenia mempunyai daya evapotranspirasi yang
mahogani jacg), Bunga kupu-kupu (Bauhinia rendah antara lain: Cemara laut (Casuarina
monandra), Kirai payung (Filicilium equisetifolia), Fikus kerbau (Fikus elastica),
decipiens), Ketapang brasil (Ficus, Karet (Hevea brasiliensis), Manggis
pandurata), Glodokan tiang (Polyalta (Garcinia mangostana), Bungur
longifolia), Asam londo (Tamirindus indica), (Lagerstroemia speciosa), dan Kelapa (Cocos
nucifera). Tanaman yang digunakan
Nusa indah (Mussaenda erythrophylla schum),
sebagai tanaman daearah resapan adalah:
Kasia golden (Cassia surattensis), Akalipa
Mahoni (Swietenia mahogani jacg), Bungur
(Acalypha hispida), Teh-tehan (Acalypha
(Lagerstroemia speciosa), Fikus kerbau (Fikus
macrophylla), Kana (Kanna)
elastica) Cemara laut (Casuarina
Tanaman sebagai penahan dan penyaring equisetifolia).
debu (Floating Dust).
3. Pemilihan tanaman tahan terhadap naungan
Adanya tanaman maka partikel padat
Salah satu cara yang dilakukan oleh
yang tersuspensi pada lapisan biosfer
pemerintahan propinsi Jawa Timir dalam
bumi akan direduksi oleh tajuk pohon
mengatasi tingkat kemacetan pada
(daun) melalui proses jerapan dan
Bundaran Waru yang berdampak pada
serapan. Partikel yang melayang–layang di
meningkatnya pulutan udara pada tapak
permukaan bumi akan terjerap
adalah dengan cara membangun jembatan
(menempel) pada permukaan daun,
layang (Fly Over) yang melintas di atas
khususnya daun yang berbulu dan
Bundaran Waru. Dari pembangunan
mempunyai permukaan kasar dan
tersebut secara otomatis pada bagian
sebagian lagi terserap masuk kedalam
bawah jembatan layang pemanfaatan
ruang stomata daun. Ada juga partikel
ruang tersebut dengan konsep tanaman
yang menempel pada kulit pohon, cabang
perdu yang mampu bertahan terhadap
dan ranting. Daun yang berbulu dan
naungan. Penggunaan tanaman itu sendiri
berlekuk seperti halnya daun bunga
perlu memperhatikan persaratan umum
matahari, nusa indah dan krisan
tanaman yaitu: tanaman yang tingginya
mempunyai kemampuan yang tinggi
tidak lebih dari 10 m, tahan terhadap
dalam menjerap partikel dari pada daun
naungan, tidak terlalu membutuhkan
yang mempunyai permukaaan halus .
sinar matahari langsung. Tanaman yang
Tanaman sebagai penahan dan penyaring
toleran terhadap naungan adalah: Kana
debu adalah Kenanga (Cananga odorata),
(Kanna), Lidah Mertua (Sansivera sp), Lily
Asam londo (Tamirindus indica), Bunga
Paris (Chlurophytum bechetti) dan Adam
kupu-kupu (Bauhinia monandra). Nusa
hawa (Rhoeo discolor).
indah (Mussaenda erythrophylla schum).
4. Tanaman sebagai nilai estetika
2. Pemilihan Tanaman untuk daerah resapan
Konsep pemilihan vegetasi sebagai upaya
Pemilihan tanaman untuk tujuan ini
untuk menciptakan keindahan pada tapak
dengan menggunakan tanaman yang
yakni diperoleh dari perpaduan antara
mempunyai daya evapotranspirasi yang
187

Hendra K dan Rizki A / Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010

warna (daun, batang, bunga), bentuk fisik perdu dan penutup tanah sesuai dengan
tanaman (batang, percabangan dan tajuk), peruntukannya dan kondisi tapak.
tekstur tanaman, skala tanaman dan Mengacu pada tapak yang merupakan
komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman daerah resapan dan pengendali iklim
dapat diperoleh dengan mengkombinasi perkotaan. Disamping itu perlu
antara tanaman yang sejenis atau dengan diperhatikan dalam perencanaan vegetasi
beberapa jenis tanaman serta perpaduan ini adalah tapak yang dilewati dan diputari
antara tanaman dengan elemen lanskap oleh jalan raya utama dengan tingkat
lainnya. intensitas kendaraan yang tinggi, maka
Tanaman sebagai nilai estetika yang hendaklah menggunakan tanaman yang
digunakan adalah: Bungur (Lagerstroemia tidak terlalu mengganggu pandangan
cristagali), Bunga kupu-kupu (Bauhinia pengendara dan keselamatan pengguna
monandra ), Kasia golden (Cassia serta fungsi utama pembangunan tapak.
surattensis), Lidah mertua (Sansivera sp), Pembangunan jalan layang yang
Nusa indah (Mussaenda erythrophylla schum), melintasi tapak secara otomatis sebagian
Bogenvil (Bougainvillea sp). Puring lahan akan ternaungi oleh struktur
(Codieaeum variegata) bangunan beton, maka pola tanam
tanaman pada area yang tertutup tersebut
d. Pola penataan tanaman
harus mengacu pada jenis tanaman yang
Pola tanam tanaman pada perencanaan mampu bertahan terhadap naungan,
vegetasi di Bundaran Waru ini, yaitu tanaman perdu dan semak.
mengkombinasikan tanaman pohon

Tabel.1 Jenis Vegetasi yang di Rekomondasikan


No Nama Tanaman Fungsi Keterangan
Pohon
1 Bungur (Lagerstroemia cristagali) 2,3 1. penyerap debu
2 Kenanga (Cananga odorata) 1, 2, 3 2. pereduksi polutan (NOx)
3 Angsana (Pterocarpus indikus willd) 2 3. nilai estetika
4 Mahoni (Swietenia mahogani jacg) 1, 2, 4 4. resapan
5 Kirai payung (Filicilium decipiens) 1, 2
6 Bunga kupu-kupu (Bauhinia monandra) 1, 2, 3, 4
7 Ketapang brasil (Ficus pandurata) 2, 4
8 Glodokan tiang (Polyalta longifolia) 2, 4
9 Asam londo (Tamirindus indica) 1, 2
10 Fikus kerbau (Fikus elastica) 4
11 Cemara laut (Casuarina equisetifolia) 4
Perdu
12 Bogenvil (Bougainvillea sp) 3, 4 1. penyerap debu
13 Kana (Kanna) 2, 4, 5 2. peruduksi polutan (NOx)
14 Nusa indah (Mussaenda erythrophylla schum) 1, 2, 3 3. nilai estetika
15 Kasia golden (Cassia surattensis) 2, 3 4. pembatas tapak ( Border)
16 Akalipa (Acalypha hispida) 2, 4 5. tahan terhadap naungan
17 Puring (Codieaeum variegata) 3
18 Teh-tehan (Duranta repens) 2, 4
19 Lidah mertua (Sansivera s) 3, 5
188

Hendra K dan Rizki A / Buana Sains Vol 10 No 2: 181-188, 2010

Tabel 1 menunjukkan bahwa konsep 7. Tanaman untuk penutup tanah


pemilihan vegetasi yang menggunakan: Rumput gajah,
direkomondasikan berdasarkan morfologi Rumput manila, Lili paris, Adam
di bagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu; hawa.
pohon, perdu dan penutup tanah (ground 8. Penataan tanaman dengan sistem
cover). Vegetasi penutup tanah untuk bertingkat, yaitu menggunakan
memberi kesan lembut dan berfungsi tanaman jenis pohon, perdu dan
sebagai kontrol iklim dan mengurangi laju penutup tanah. untuk menghindari
run off . Jenis yang direkomondasikan kegiatan masyarakat yang tidak
adalah: rumput gajah (Anoxopus notatum) diharapkan (tindakan kriminalitas,
dan rumput manila (Zoysia metlella), lily asusila dan perdagangan) perlu
paris (Chlurophytum bechetti) dan Adam digunakan tanaman pembatas
hawa (Rhoeo discolor). (tanaman border) pada pinggir tapak
serta penerangan di pinggir jalan raya
Kesimpulan dan di dalam tapak sendiri
1. Kota Surabaya dengan tingkat
aktifitas kendaraan yang tinggi yaitu: Ucapan Terima Kasih
4.164/jam, kondisi udara NOx dan Terima kasih kami sampaikan kepada
debu sudah melebihi ambang batas dinas-dinas terkait dan masyarakat sekitar
standar baku mutu, berarti kawasan Desa Kupang dan Bunderan Waru Kota
dalam kondisi tercemar. Untuk Surabaya yang telah membantu dalam
mengatasi permasalahan lingkungan menyelesaikan penelitian ini.
tersebut perlu perencanaan penataan
kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Daftar Pustaka
dengan pemilihan jenis tanaman yang
fungsional. Arnol, H. R, 1993. Trees In Urban Design
2. Tanaman untuk mengatasi NOx and Edition, Van Nostrand Reinhold,
New York.
adalah: Kenanga, Bungur, Angsana,
Catanese dan Snyder. 1988, Perencanaan
Mahoni, Bunga kupu-kupu, Kirai kota, Edisi dua, Erlangga Jakarta
payung, Ketapang brasil, Glodokan Gunadi, S. 1995. Pedoman Perencanaan
tiang, Asam londo, Nusa indah, Kasia Tapak dan Lingkungan. Utama Press
golden, Akalipa, Teh-tehan, Kana. Kota.
3. Tanaman yang digunakan untuk Hakim, R. 1993, Unsur-unsur Dalam
mengatasi debu adalah: Kenanga, Perencanaan Arsitektur Lansekap,
Asam londo, Bunga kupu-kupu, Nusa Bumi Aksara, Jakarta
indah. Hakim, R dan Utomo. 2003. Komponen
4. Tanaman yang digunakan untuk Perancangan Arsitektur Lanskap. Bumi
resapan adalah: Mahoni, Bungur, Aksara. Jakarta.
Laurie. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur
Fikus kerbau, Cemara laut.
Pertamanan. PT. Intermata. Bandung.
5. Tanaman tahan naungan adalah: Nurisjah dan Pramukanto, 1995. Penunjuk
Kana, Lidah Mertua, Lily Paris dan Pratikum Perencanaan Lansekap.
Adam hawa Program Studi Arsitektur Pertamanan,
6. Tanaman yang digunakan untuk Jurusan Budidaya Pertanian. IPB
estetika adalah: Bungur, Bunga kupu- Suharto, 1994. Dasar-Dasar Pertamanan,
kupu, Kasia golden, Lidah mertua, Media Wiyata Semarang.
Nusa indah dan Bogenvil, puring.

Anda mungkin juga menyukai