F2 Scabies (Nova)
F2 Scabies (Nova)
Latar Belakang Scabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensititsasi Sarcoptes scabiei variety hominis. Scabies merupakan
penyakit kulit menular yang terdapat di semua negara dengan
prevalensi yang bervariasi. Di negara yang sedang berkembang
prevalensi scabies 6%-27% populasi umum. Scabies menyerang
semua ras dan kelompok umur dan yang tersering adalah kelompok
anak usia sekolah dan dewasa muda (remaja). Berdasarkan
pengumpulan data Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia
(KSDAI) tahun 2001 dari 9 rumah sakit di 7 kota besar di
Indonesia, diperoleh sebanyak 892 penderita scabies dengan insiden
tertinggi pada kelompok usia sekolah (5-14 tahun) sebesar 54,6%.
Scabies sangat erat kaitannya dengan kebersihan
perseorangan dan lingkungan. Apabila tingkat kesadaran yang
dimiliki oleh masyarakat masih cukup rendah, keterlibatan
penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih
kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor
lingkungan terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan
pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan
menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah
ada.
Kehidupan masyarakat di Desa Krinjing kecamatan
Watumalang yang rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani
memiliki kebiasaan hidup masih kurang memperhatikan kebersihan.
Namun, banyak juga masyarakat yang status ekonominya baik
tetapi dalam perhatian kepada anak dalam hal kebersihan masih
kurang. Sehingga persebaran infeksi masih terjadi. Kondisi
lingkungan yang masih kurang baik, diantaranya kebiasaan mandi
menggunakan sumber air dan tempat yang sama oleh masyarakat,
serta penggunaan untuk kebutuhan sehari-hari dapat mempertinggi
tingkat terjadinya infeksi pada masyarakat dan terlalu sering kontak
langsung dengan hewan yang tidak bersih
Scabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan, di
semua geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan kelas sosial.
Namun menjadi masalah utama pada daerah yang padat dengan
gangguan sosial, sanitasi yang buruk, dan negara dengan keadaan
perekonomian yang kurang. Scabies ditularkan melalui kontak fisik
langsung. (skin-to-skin) maupun tak langsung (pakaian, tempat
tidur, yang dipakai bersama).
Tanda utama pada scabies dikenal dengan sebutan 4 Cardinal Sign
yaitu:
1. Pruritus Nocturnal gatal pada malam hari
2. Menyerang Berkelompok
3. Ditemukannya tungau
4. Ditemukannya lorong/kanalikuli
Gejala klinis scabies biasanya berupa papul, nodul, vesikel, urtika,
dan bekas garukan hingga bisa muncul erosi, krusta, serta dapat pula
muncul pustule apabila sudah terdapat infeksi sekunder.
Selain bentuk scabies yang klasik, terdapat pula bentuk-bentuk
scabies yang khas lainnya, seperti :
1. Scabies pada orang yang bersih
2. Scabies Noduler
3. Scabies Incognito
4. Scabies yang ditularkan oleh hewan
5. Scabies Norwegia
6. Scabies pada bayi dan anak-anak
7. Scabies pada penderita tirah baring yang lama
Predileksi terjadinya scabies juga mengenai daerah tertentu pada
tubuh yaitu sela jari, volar lengan bawah bagian dalam, siku, ketiak,
belakang telinga, areola mamae, dekat umbilikus, genitalia, bokong,
dan daerah lutut.
Penatalaksanaan scabies:
a. Penatalaksanaan secara umum
Edukasi pada pasien scabies :
1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
2. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit seluruh tubuh
dan sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur.
3. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
4. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci
dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panas
5. Jangan ulangi penggunaan skabisid yang berlebihan dalam
seminggu walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul
selama beberapa hari.
6. Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan
pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan.
b. Penatalaksanaan secara khusus
Pengobatan scabies harus efektif terhadap tungau dewasa,
telur dan produknya, mudah diaplikasikan, nontoksik, tidak
mengiritasi, aman untuk semua umur, dan terjangkau biayanya.
Pengobatan scabies yang bervariasi dapat berupa topikal/oral.
.
LAPORAN PENYULUHAN