Anda di halaman 1dari 12

PERAWATAN ALAT-ALAT KESELAMATAN KERJA DI ATAS KAPAL

MT.SEMERU

TUGAS
Untuk memenuhi Tugas Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :
HASAN ROHMANI
Nrt : 20.11.21.033

PROGAM STUDI DIPLOMA III NAUTIKA


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN BANTEN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam membuat makalah ini. Dalam menyusun dan penulisan penelitian ini kami sadar
akan segala kekurangan dan keterbatasannya. Untuk itu kami mengharapkan masukan,
kritik, dan saran yang membangun dan konstruksi agar penyusunan makalah ini lebih
sempurna dimasa yang akan datang.
Kami berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan bagi
kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Kediri, 6 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia sarana transportasi tidak hanya dapat melewati darat dan udara
saja , akan tetapi juga dapat menggunakan jasa transportasi laut. Transformasi laut juga
menjadi sarana transportasi yang penting di Indonesia, dikarenakan negara Indoesia yang
berbentuk maritime. Selain itu kapal dinilai sebagai alat pengiriman paling efektif dengan
ribuan barang entah itu padat atau cair dalam wilayah yang sangat luas. Hal ini membuat
banyak perusahaan milik negara, maupun perusahaan swasta yang terjun dalam bidang
transportasi laut khususnya penyediaan jasa pengangkutan barang yang berupa kapal,
salah satunya adalah PT. Mountain Semeru.
Saat pengiriman barang banyak hal yang harus diperhatikan, tidak hanya
kecepatan kapal , bongkar muat, atau banyaknya barang yang dikirim, , tetapi juga
keselamatan didalamnya. Termasuk keselamatan kapal, keselamatan kru kapal dan juga
keselamatan dari barang itu sendiri. Dapat kita ketahui bahwa transportasi laut
mempunyai banyak resiko dan berpotensi besar mengalami keadaan darurat.
Demi keselamatan bersama, di dalam kapal harus dilengkapi dengan peralatan
yang sesuai dengan SOLAS. Hal tersebut tertera dalam SOLAS 1974 bab III yang
mengatur tentang “Alat-alat keselamatan kerja dan penempatanya”, yang dari bab ini pula
diberlakukan LSA code. Hal ini dilakukan agar resiko yang tidak diinginkan menurun
dan meningkatkan tingkat keselamatan pelayaran. Selain alat keselamatan yang lengkap,
para kru kapal juga harus memahami tindakan apa yang harus dilakukan saat keadaan
darurat, disertai penggunaan alat keselamatan yang tepat.

Hal tersebut menarik untuk saya, karena ternyata alat keselamatan kerja
memiliki fungsi yang singnifikan dalam menghadapi keadaan darurat di laut.
Selain itu juga mendorong saya untuk mengetahui lebih banyak tentang alat
keselamatan kerja di kapal, mulai dari perawatan dan macam-macamnya.
Ada banyak kasus dimana jika alat keselamatan tidak disiapkan / dirawat
dengan baik dapat mengakibatkan situasi yang makin memburuk, seperti yang
terjadi pada kapal Ferry KMP Laut Teduh II yang terbakar ditengah laut pada
28/01/2011 dini hari. Saat penumpang panik, ternyata sekoci tidak dapat berfungsi
dengan baik. Dilaporkan jumlah penumpang yang dievakuasi 468 orang , 427
orang selamat dengan terjun ke laut menggunakan sementara 13 orang dilaporkan
meninggal dunia. (Agung Budiono, Replubika.com, 28/01/2011).
Oleh karena itu, penulis terdorong untuk menyusun skripsi yang berjudul
“PERAWATAN ALAT-ALAT KESELAMATAN KERJA DI MV.
SEMERU” dengan tujuan agar pembahasan ini dapat memberikan sedikit banyak
pengetahuan tentang perawatan alat keselamatan jiwa yang merupakan item
penting bagi terwujudnya keselamatan pelayaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Alat Keselamatan Kerja di Atas Kapal ?
2. Bagaimana Perawatan Alat Keselamatan Kerja di MV.Semeru ?
C. Batas Masalah
1. Penelitian ini dilakukan di kapal MV.Semeru pada tanggal 6 Oktober – 12
Novermber 2021.
2. Penelitian ini berfokus tentang optimalisasi perawatan alat keselamatan
kerja diatas kapal MV.Semeru.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Alat Keselamatan Kerja di Atas Kapal ?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Perawatan Alat Keselamatan Kerja di
MV.Semeru ?
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis : menambah wawasan tentang alat kerja diatas kapal dan
juga cara mengoptimalkanya. Hal tersebut tentunya bisa menjadi sedikit
gambaran bagi para siswa pelayaran yang masih menempuh pendidikan.
2. Secara praktis : dengan adanya penelitian ini diharapkan para pembaca /
perwira yang baru naik kapal dapat mengaplikasikanya saat mereka
bekerja di kapal.
Bab II
Tinjauan Pustaka
A. Review Penelitian Sebelumnya
Optimalisasi Perawatan Alat-Alat Keselamatan Sebagai
Penunjang Keselamatan Awak Kapal
Di Kn. Bima Sakti

Firdaus Sitepu
Dosen Program Studi Nautika PIP Semarang
Jurnal Dinamika Bahari ,Vol. 7 No. 2 Edisi Mei 2017

Alasan peneliti melakukan peneltian tersebut dikarenakan peneliti ingin


mengetahui apakah alat-alat keselamatan bekerja secara optimal saat digunakan
dalam pelatihan di atas kapal. Disamping itu juga untuk mengetahui cara
perawatan alat-alat keselamatan yang baik dan benar.
Berdasarkan penelitian tersebut beberapa hal yang menyebabkan alat-alat
keselamatan tidak berfungsi secara optimal saat digunakan dalam pelatihan di
kapal KN.Bima Sakti ,diataranya :
1. Karena kurangnya pemahaman mengenai prosedur perawatan alat-alat
keselamatan yang benar sesuai dengan ketentuan peraturan perawatan alat-
alat keselamatan sesuai SOLAS (Safety Of Life at Sea).
2. Karena kurangnya fasiilitas peralatan perawatan terhadap alat-alat
keselamatan yang diberikan oleh perusahaan sehingga kegiatan perawatan
menjadi kurang maksimal.
Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan untuk mengoptimalkan perawatan
alat-alat keselamatan dengan baik di KN. Bima Sakti adalah:
1. Dengan perawatan sekoci penolong (lifeboat), rakit penolong (liferaft),
pelampung penolong (lifebuoy), baju penolong (life jacket) dilaksanakan
pemeriksaan secara periodik terhadap alat-alat keselamatan seperti
pemeriksaanberkala mingguan, bulanan dan tahunan sesuai prosedur
peraturan SOLAS (Safety Of Life at Sea), serta pemeriksaan peralatan alat-
alat keselamatan juga diperiksa bagianbagian alat-alat keselamatan
tersebut secara teliti dan detail sesuai dengan tabel checklist pemeriksaan
alat-alat keselamatan.
2. Metode perawatan alat-alat keselamatan,karena metode perawatan alat-alat
keselamatan sebagai dasar dari peningkatan efisiensi dalam
mengoptimalkan kerja dari alat-alat keselamatan di atas kapal sehingga
alatalat keselamatan tersebut dapat digunakan secara optimal oleh seluruh
awak kapal jika terjadi keadaan darurat di atas kapal.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Perawatan
Perawatan adalah fungsi yang memonitor dan memelihara fasilitas pabrik,
peralatan, dan fasilitas kerja dengan merancang, mengatur, menangani, dan
me meriksa pekerjaan untuk menjamin fungsi dari unit selama waktu operasi
(uptime) dan meminimisasi selang waktu berhenti (downtime) yang
diakibatkan oleh adanya kerusakan maupun perbaikan (Manzini, 2010).1
Menurut Prijo Soebandono (2006 : 29), perawatan adalah : gabungan dari
suatu kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga atau mengembalikan
suatu peralatan menjadi seperti sedia kala pada kondisi yang baik untuk
dapat digunakan kembali.Contoh kegiatan perawatan ialah melakukan
inspeksi mesin sudah dilubrikasi ataubelum, apakah ada komponen/part yang
rusak sehingga harus digantikan komponen lainnya.
Sedangkan menurut Daryanto (2009 : 29) pengertian perawatan yaitu :
suatu usaha kegiatan untuk merawat suatu materil atau mesin agar dapat
dipakai secara produktif dan mempunyai umur yang lama. 2

Menurut penulis sendiri perawatan adalah suatu upaya dari kita pada
sesuatu agar sesuatu tersebut bisa awet digunakan dan berfungsi dengan baik
sewaktu digunakan dalam waktu yang panjang.

2. Pengertian Alat Keselamatan


1
Adiyaksa Kusnadi,” Perawatan Alat Penyelamatan Korban di Atas Kapal MV.Basarnas Bandung”.Jurnal
Unimar Semarang, 29 April 2021, hlm.6.
2
Saiful Anwar dkk, “Sistim Perawatan Permesinan”,(Sidoarjo : Zifatama Jawara, 2018), Cet-1, hlm. 29-
30.
Menurut Bangun Wilson (2012:377) Alat keselamatan Adalah merupakan
alat transportasi di laut yang umumnya bisa mengangkut barang ataupun
penumpang. Untuk ukuran kapal sendiri ada berbagai macam, mulai dari jenis
kapal kecil seperti sampan, kapal sedang seperti feri hingga kapal besar untuk
barang seperti tongkang.3
Menurut Lewis (1993:292) alat-alat keselamatan yaitu segala sesuatu yang
berguna untuk menyelamatkan hidup, bagian dari ketentuan, biasanya
dilengkapi peralatan yang berada diatas kapal dalam sebuah pelayaran.
Menurut Suma’mur (2001:104) alat-alat keselamatan merupakan suatu
rangkaian alat untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan4.

Menurut penulis alat keselamatan kerja adalah berbagai peralatan yang


berfungsi untuk melindungi kita saat melakukan sebuat kegiatan tertentu dari
kondisi yang membahaykan/tidak diinginkan dari kegiatan yang kita lakukan.

3. Alat Keselamatan Diatas Kapal Menurut Solas


Dalam SOLAS Consolidated Edition 2014, chapter III regulation 20,
operational readiness, maintenance, and inspection, dijelaskan tentang tata
cara perawatan aturan perawatan, perbaikan, dan inspeksi alat-alat
keselamatan yag harus dilakukan. Regulation 36, instruction for on-board
meantenance menjelaskan tentang petunjuk-petunjuk yang harus digunakan
saat dilaksanakanya kegiatan perawatan dengan tujuan meringankan
pekerjaan dan mudah dipahami dengan adanya jadwal, checklist, serta adanya
bukti yang dicatat dalam logbook setelah dilakukanya perawatan.5

a) Sekoci Penyelamat (Life Boat)

3
Adiyaksa Kusnadi,” Perawatan Alat Penyelamatan Korban di Atas Kapal MV.Basarnas Bandung,hlm.7.
4
Candrianto ,”Pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja”,(Malang : CV.Literasi Nusantara Abadi,
2020),Cet-1, hlm.9.
5
Syahid Efendy, “Perawatan Alat-alat Keselamatan Jiwa di MV.Meratus di Gorontalo Guna
Meningkatkan Keselamatan Pelayaran”,Karya Ilmiah Skripsi, (Semarang,:PIP Semarang, 2020), hlm.10-
11.
Alat Keselamatan Diatas Kapal yang pertama Sekoci penyelamat (life
boat) : Gunanya untuk menyelamatkan sekian banyak orang dalam
keadaan bahaya. Sekoci berupa perahu kecil yang berada di kanan dan kiri
kapal atau tepatnya di deck sekoci. Pada kapal barang rata rata ada dua
buah sekoci, sedangkan pada kapal penumpang atau pesiar sesuai dengan
besar atau kecilnya kapal tersebut. Sekoci umumnya berjumlah 12 buah.
Sekoci – sekoci tersebut terbuat dari logam, kayu atau serat fiber Armada
Kapal Di dalam sekoci rata-rata telah sedia perlengkapan keselamatan jiwa
seperti makanan, minuman, obat – obatan dan sarana bantu untuk mencari
bantuan ke kapal lain.
b) Pelampung Penolong Bentuk Cincin (Ring Life Buoys)
Pelampung penolong dan jaket/rompi penolong (Life Jacket) : Gunanya
untuk mengapungkan orang diatas air. Life buoys ini berbentuk seperti ban
mobil. Pelampung ini akan dilempar ke laut apabila ada satu orang
penumpang yang jatuh ke laut. Pelampung ini harus mempunyai warna
yang mencolok agar mudah dikenali.
c) Jaket Penolong (Life Jackets)
Life jacket (Jaket penolong) berbentuk seperti pakaian. Jaket penolong ini
dimanfaatkan penumpang untuk mengapung di laut saat terjadi kondisi
darurat. Jaket penolong juga harus mempunyai warna yang mencolok
supaya mudah dilihat. Jaket ini harus dilengkapi dengan peluit yang
dikaitkan pada tali untuk menarik perhatian penolong.
d) Rakit Penolong Tiup (Inflatable Liferaft)
Rakit penolong terdiri dari dua tipe, pertama adalah rakit kaku dan yang
kedua adalah rakit tiup. Tipe yang kedua ini dipakai jikalau tidak berhasil
menurunkan sekoci. Rakit penolong harus dilengkapi dengan penutup
yang berfungsi untuk melindungi penumpang. Warna rakit ini rata-rata
mencolok, seperti warna jingga agar mudah terlihat.
Sekarang ini rakit yang dikembangkan berbentuk seperti kapsul dengan
kapasitas besar dan dilengkapi tali pembuka yang panjang. Penggunaannya
dengan cara dilemparkan ke laut kemudian ditarik talinya. Sesudah tali
ditarik, rakit akan secara otomatis menggembung. Di dalamnya terdapat
perlengkapan keselamatan jiwa seperti makanan, minuman, dan obat –
obatan. Kapasitas rakit dapat mengangkut hingga 25 orang.
e) Pelempar Tali Penolong (Line Throwing Apparatus)
Alat Keselamatan Diatas Kapal berikutnya Roket pelempar tali (line
throwing appliances) : Gunanya yang adalah alat penghubung pertama
antara survivor dengan penolong yang mempermudah proses pendekatan,
bisa juga dipakai untuk kepentingan lainnya. Alat pelempar tali ini harus
bisa melempar tali paling dekat sejauh 230 meter.
f) Survival suit dan Immersion suit
Gunanya sebagai pelindung dan mencegah suhu tubuh turun akibat
dinginnya air laut.
g) Media pelindung panas (Thermal Protective Aid)
Gunanya juga sebagai pelindung tubuh, mengurangi hilangnya panas
badan.6
Menurut penulis alat-alat keselamatan kerja meliputi :

1) Alat pelindung badan,seperti helm pengaman, life jacket,dll


2) Alat evakuasi seperti : sekoci, pelampung, tali penolong, jaket
penolong ,dll
3) Alat penunjang keselamatan di atas kapal, seperti : alat pemadam.

6
Adiyaksa Kusnadi,” Perawatan Alat Penyelamatan Korban di Atas Kapal MV.Basarnas Bandung”,
hlm.7-9.
C. Kerangka Berpikir

Optimalisasi perawatan alat kerja di atas


kapal

Penyebab mengapa perawatan Cara mengoptimalkan dan


tidak berjalan optimal solusinya

1. Kurangnya perawatan 1. Meningkatkan perawatan


2. Fasilitas perawatan yang 2. Melaksanakan perawatan
diberikan kurang memadai secara konsisten dan teratur
3. Kesadaran untuk merawat

Alat-alat keselamatan siap untuk


dipakai dalam kondisi yang baik
setiap saat
Bab III
Metode Penelitian
A. Jenis penelitian
Metode penelitian dilakukan berdasarkan metode kualitatif deskriptif, yaitu
dengan memaparkan langsung disertai analisa di atas kapal. Kemudian diadakan
tindakan-tindakan perawatan dan perbaikan.
B. Penggunaan variable / subjek penelitian
Variable penelitian adalah suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan variable
bebas dan terikat.
a. variabel bebas 1 : alat keselamatan kerja
b. variabel terikat 1 : perawatan alat keselamatan kerja
c. variabel bebas 2 : perwira dan awak kapal
d. variabel terikat 2 : sikap para perwira dan awak kapal dalam merawat alat
keselamatan kerja
C. Teknik dan metode pengumpulan data
1) Metode Pengamatan (Observasi)
2) Metode Wawancara (Interview)
3) Metode Studi Kepustakaan
D. Teknik analisis data
1) Data Reduction (mereduksi data), berupa : mencari, merangkum dan
memilah data yang benar-benar diperlukan.
2) Data Display (penyajian data), dengan bentuk pemaparan singkat,uraian
dll.
3) Conclusion Drawning / Vertification, membuat kesimpulan awal yang
masih bersifat sementara, dan bisa saja berubah jika ditemukan bukti lain
pada tahap selanjutnya. Tetapi jika bukti yang ditemukan sesuai dengan
kesimpulan yang awal, maka kesimpulan tersebut bisa saja tervalidisasi.

Anda mungkin juga menyukai