Anda di halaman 1dari 6

BAB-2

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI


PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA
KUPANG
Mengacu pada UU No. 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang dimana penataan ruang
harus mencantumkan Tujuan, Kebijakan dan Strategi penataan ruang. Tujuan penataan
ruang diuraikan secara umum dengan memperhatikan karakteristik wilayah dan
kecenderungan perkembangannya. Kebijakan dan strategi yang dijabarkan meliputi
kebijakan dan strategi penetapan struktur ruang wilayah yang terdiri atas sistem
perkotaan dan sistem pengembangan prasarana wilayah meliputi jaringan transportasi,
energi, telekomunikasi, sumber daya air kota, dan infrastruktur perkotaan yang meliputi
penyediaan air minum kota, pengelolaan air limbah kota, persampahan kota, drainase
kota, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki, dan
jalur evakuasi bencana. Selain itu, diuraikan pula kebijakan dan strategi penetapan pola
ruang wilayah meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya serta kebijakan dan
strategi pemantapan kawasan strategis.

2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH

Tujuan pengembangan wilayah Kota Kupang di masa depan disusun dengan


memperhatikan visi, misi dan tema penataan ruang wilayah untuk rentang waktu 20
tahun kedepan, sebagai mana dijelaskan sebelumnya. Sehingga dengan
memperhatikan hal tersebut maka tujuan pengembangan tata ruang wilayah Kota
Kupang yang ingin dicapai di masa depan adalah :
“Mewujudkan Kota Kupang sebagai pusat kegiatan nasional dengan konsep
waterfront city yang berkelanjutan”

2.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENETAPAN STRUKTUR RUANG

Berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah yang telah dirumuskan sebelumnya,


maka disusun suatu kebijakan dan strategi untuk mewujudkan tujuan penataan
ruang. Kebijakan dan strategi penetapan struktur ruang ini meliputi kebijakan dan
strategi yang terkait dengan struktur ruang wilayah, pola ruang wilayah, penetapan

LAPORAN AKHIR Ii -1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA KUPANG

kawasan strategis. Adapun kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kota
Kupang sebagai berikut:

2.2.1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA KUPANG

Kebijakan
Kebijakan Penetapan Struktur Ruang Kota Kupang, meliputi :
(1). peningkatan sistem pelayanan kegiatan kota yang merata dan berhierarki
yang membentuk waterfront city; dan
(2). peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sarana dan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, serta infrastruktur
perkotaan secara terpadu dan merata serta mendukung waterfront city.

Strategi (1) :
Peningkatan sistem pelayanan kegiatan kota yang merata dan berhierarki yang
membentuk waterfront city, meliputi :
a. meningkatkan peran pusat pelayanan yang telah ada dengan melengkapi
sarana dan prasarana sesuai skala pelayanan, seperti fasilitas kesehatan,
fasailitas pendidikan, fasilitas keagamaan, fasilitas taman dan olahraga, dan
fasilitas lainnya;
b. menetapkan dan mengembangkan pusat pelayanan baru pada kawasan
bagian Utara yang mendukung konsep waterfront city yang berdasarkan
keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan;
c. mendorong pusat-pusat pelayanan kota lebih kompetitif dan lebih efektif
dalam pengembangan wilayah kota dan sekitarnya; dan
d. mengendalikan perkembangan kawasan sesuai dengan fungsi dan batasan
pengembangannya.

Strategi (2) :
Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sarana dan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, serta infrastruktur perkotaan
secara terpadu dan merata serta mendukung waterfront city, meliputi:
a. meningkatkan kualitas jaringan jalan dan mewujudkan keterpaduan pelayanan
transportasi darat, laut dan udara, sehingga dapat mendukung pengembangan
konsep waterfront city;
b. mengembangkan sistem angkutan umum yang terdiri atas angkutan umum
dalam kota, antar kota dan kabupaten;

LAPORAN AKHIR II-2


RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA KUPANG

c. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi pada kawasan-kawasan


yang belum terlayani dan wilayah pengembangan baru;
d. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan
tidak terbarukan serta mengembangkan sumber energi teknologi tepat guna;
e. mendorong pengembangan sistem pelayanan sumberdaya air bagi
pemenuhan kebutuhan pelayanan air bersih dengan tetap memperhatikan
upaya konservasi tanah dan air;
f. meningkatkan pelayanan jaringan air bersih sehingga menjangkau seluruh
bagian wilayah kota;
g. mendorong pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara terpadu
yang memperhatikan aspek kesehatan lingkungan;
h. meningkatkan pelayanan sistem pengelolaan persampahan mulai dari sumber
sampah hingga Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di seluruh wilayah kota
dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan daya dukung
lingkungan;
i. meningkatkan pengembangan sistem drainase yang dapat menghindari
genangan air di wilayah kota;
j. mendorong penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki
pada ruang sisi jalan, sisi air, kawasan perdagangan, perkantoran, dan ruang
terbuka hijau; dan
a. mendorong penyediaan jalur evakuasi bencana dalam bentuk jalur pelarian
(escape way) dan tempat penampungan (melting point) baik dalam skala kota,
kawasan maupun lingkungan.

2.2.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI POLA RUANG WILAYAH KOTA KUPANG


Kebijakan dan strategi Pola ruang, meliputi kebijakan dan strategi kawasan
lindung, kebijakan dan strategi kawasan budidaya serta kebijakan dan strategi
penetapan kawasan strategis.

2.2.2.1. Kebijakan dan strategi kawasan lindung


Kebijakan terkait pengembangan kawasan lindung, meliputi:
(1) pemeliharaan dan perwujudan fungsi lingkungan hidup; dan
(2) pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan.

LAPORAN AKHIR II-3


RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA KUPANG

Strategi (1) :
Strategi pemeliharaan dan perwujudan fungsi lingkungan hidup, meliputi:
a. melindungi kelestarian kawasan lindung sebagai penopang keberlangsungan
kehidupan masyarakat kota;
b. membatasi perkembangan kawasan terbangun pada kawasan yang berfungsi
konservasi agar daya dukung lingkungan wilayah kota tetap terjamin; dan
c. mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah kota dengan luasan
paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.
Strategi (2) :
Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan, meliputi :
a. mempertegas fungsi kawasan lindung sebagai upaya memberikan rasa aman
dan nyaman bagi masyarakat;
b. menertibkan dan mengembalikan fungsi kawasan lindung untuk
mempertahankan kawasan tersebut sesuai fungsinya; dan
c. mengatur kawasan lindung yang mengalami konflik kepentingan secara bijak
dengan mengedepankan kelestarian lingkungan dan hajat hidup masyarakat.

2.2.2.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya


Kebijakan terkait pengembangan kawasan budidaya, meliputi :
(1) perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya;
(2) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan; dan
(3) pengembangan dan penataan kawasan pesisir pantai dalam rangka
perwujudan waterfront city yang berkelanjutan.

Strategi (1) :
perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya, meliputi:
a. menetapkan kawasan budidaya dan memanfaatkan sumber daya alam di
ruang darat, laut, udara, dan dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan
keseimbangan pengembangan wilayah; dan
b. mengelola pemanfaatan kawasan budidaya yang mengalami konflik
kepentingan dengan kawasan budidaya lainnya diselesaikan secara bijak
dan mengedepankan kepentingan umum.

LAPORAN AKHIR II-4


RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA KUPANG

Strategi (2) :
pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan, meliputi:
a. membatasi perubahan fungsi kawasan budidaya pertanian pangan yang
berada di wilayah kota terutama yang mendapatkan prasarana saluran
irigasi teknis sebagai kawasan ketahanan pangan kota;
b. mengatur intensitas pemanfaatan ruang kota dilakukan secara gradasi dari
kawasan pusat kota hingga kawasan alami;
c. menetapkan ketentuan-ketentuan peraturan zonasi pada masing-masing
kawasan budidaya sesuai dengan karakteristiknya;
d. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi
bencana pada kawasan rawan bencana;
e. mengendalikan pemanfaatan di kawasan budidaya melalui mekanisme
perizinan;
f. memberikan insentif bagi kegiatan yang sesuai dengan fungsi dan disinsentif
bagi kegiatan yang mengakibatkan gangguan bagi fungsi utamanya; dan
g. melakukan penertiban bagi kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai fungsi.

2.2.2.3. Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis


Kebijakan penetapan kawasan strategis kota kupang, meliputi :
(1) pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem; dan
(2) pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian kota dan wilayah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing
dalam perekonomian regional, nasional dan internasional.

Strategi (1) :
pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, meliputi :
a. melestarikan kawasan lindung kota dengan mempertahankan
keanekaragaman hayati dan keunikan bentangan alam untuk keberlanjutan
lingkungan hidup Kota Kupang;
b. mengelola pemanfatan kawasan strategis pesisir Kota Kupang agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan; dan
c. mengelola dampak negatif kegiatan budidaya pada kawasan strategis agar
tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan.

LAPORAN AKHIR II-5


RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA KUPANG

Strategi (2) :
pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian kota dan wilayah yang produktif, efisien dan mampu bersaing
dalam perekonomian regional, nasional dan internasional, meliputi:
a. mengembangkan kawasan strategis Kota Kupang sebagai kawasan pusat
pertumbuhan dan kawasan unggulan yang berbasis pada kegiatan
perdagangan, pariwisata, perikanan, industri dan potensi kekayaan alam
lainnya;
b. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi
pada kawasan strategis;
c. menciptakan iklim investasi yang kondusif; dan
d. mengintensifkan promosi peluang investasi.

LAPORAN AKHIR II-6

Anda mungkin juga menyukai