Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG METODE OMNIBUS LAW

Tantangan era masyarakat digital telah menghadang di depan mata. Indonesia tidak
boleh berlama-lama terbelit oleh regulasi yang gemuk dan tumpang tindih. Sebuah
terobosan kebijakan haruslah segera dilahirkan. Berpijak dari urgensi inilah, jalan
satu-satunya menyederhanakan dan sekaligus menyeragamkan regulasi secara cepat
ialah melalui Omnibus Law.
Semenjak kemerdekaannya, Indonesia telah melewati berbagai rezim
pemerintahan. Perubahan keadaan sosial politik dari zaman ke zaman, disertai pergantian
presiden dan kabinet pemerintahan jelas mengakibatkan lahirnya banyak peraturan
perundang-undangan yang sesuai dengan konteks persoalan dan tantangan pada masa itu.
Sepanjang 76 tahun lebih usia kemerdekaan, jumlah produksi regulasi yang semakin
banyak ini kemudian menimbulkan berbagai persoalan tersendiri, seperti disharmoni dan
tumpah tindih regulasi. Akibatnya, tak sedikit yang kemudian menimbulkan konflik
kebijakan atau kewenangan antara satu kementerian/lembaga dengan
kementerian/lembaga lainnya, juga antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Dan sialnya lagi, disharmoni dan over regulation yang terjadi ini bukan hanya membuat
pemerintah menjadi tidak dapat bergerak sigap dan responsif menghadapi problem dan
tantangan yang muncul kepermukaan, melainkan juga berdampak pada terhambatnya
implementasi program pembangunan dan memburuknya iklim investasi di Indonesia.
Bersamaan dengan itu, para penyelenggara pemerintahan sudah seharusnya dengan
sigap memunculkan inovasi dan melakukan terobosan untuk mengeluarkan negara
Indonesia dari jerat peraturan perundang-undangan yang berbelit-belit, terpisah-pisah dan
tidak efisien sekaligus berupaya menyederhanakan dan menyeragamkan berbagai regulasi
secara cepat melalui suatu skema pembentukan peraturan perundang-undangan yang
dinamakan dengan omnibus law.
Di dalam Black Law Dictionary, dijelaskan bahwa kata omnibus berarti: relating to,
or dealing with numerous object or item at once; including many thing or having varius
purposes”, yang artinya berkaitan dengan, atau berurusan dengan berbagai objek atau item
sekaligus; termasuk banyak hal atau memiliki berbagai tujuan. Jadi, konsep Omnibus Law
merupakan aturan yang bersifat menyeluruh dan komprehensif, serta tidak terikat pada
satu rezim pengaturan saja. Prof. Maria farida indrati guru besar ilmu perundang-undangn
FH UI memaknai omnibus law sebagai suatu UU (baru) yang mengandung atau mengatur
berbagai macam substansi dan berbagai macam subjek sebagai langkah penyederhanaan
dari berbagai UU yang masih berlaku.
(data negara-negara yang ikut memakai metode omnibus law)
(landasan yuridis penggunaan metode omnibus law sebagai UU- [tidak secara
eksplisit menyebut Omnibus] )
Dewan juri yang terhormat serta saudara kami tim kontra, pemilihan penggunaan
metode legislasi dengan model Omnibus Law ini di berbagai negara memiliki sejumlah
alasan. Pakar …… Adam M. Dodek menjelaskan bahwa keuntungan digunakannya teknik
Omnibus Law dalam pembuatan peraturan perundang-undangan akan menjadikan
pembentukan suatu UU menjadi lebih efisien. Penggunaan metode omnibus law dapat
mencegah ketidakpastian hukum yang muncul pasca pembentukan satu UU yang hanya
memuat satu materi tertentu akibat potensi pertentangan dengan UU lainnya. Selain itu,
manfaat lain dari diberlakukannya metode omnibus law adalah menyeragamkan kebijakan
pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah untuk menunjang iklim investasi;
Memangkas pengurusan perizinan lebih terpadu, efisien dan efektif;
Dewan juri yang terhormat serta saudara kami tim kontra, meskipun pelaksanaan
dan pembentukan omnibus law memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan
pembentukan UU secara konvensional, akan tetapi harus diakui bahwa metode omnibus
law merupakan metode yang ideal, dapat menjawab permasalahan pembentukan
peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai