Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aldhi Maulana Malik

NIM : G011191166
Kelas : PDAS Kelas C
Rangkuman materi minggu 1-8
DAS (Daerah aliran sungai) merupakan suatu daerah yang dibatasi oleh garis
ketinggian yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui satu outlet. Komponen DAS meliputi hutan – yang berfungsi sebagai
recharge area, sumber air, sungai (hulu sampai hilir), dan daerah sekitar sungai.
Sub-DAS merupakan bagian DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya
melalui anak sungai ke sungai utama. SWS (Satuan Wilayah Sungai) adalah kesatuan wilayah
pengelolaan sumberdaya air dalamsatu atau lebih DAS dan atau satu atau lebih pulau-pulau
kecil , termasuk cekungan air bawah tanah yang berada dibawahnya. Cekungan air bawah
tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-batas hidrogeologis,tempat sema kejadian
hidrologis seperti proses pengibuhann, pengaliran, pelepasan air bawah tanah berlangsung.
Pengelolaan DAS Secara Terpadu adalah suatu proses formulasi dan implementasi
kebijakan dan kegiatan yang menyangkut pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya buatan
dan manusia dalam suatu DAS secara utuh dengan mempertimbangkan aspek-aspek fisik,
sosial, ekonomi dan kelembagaan di dalam dan sekitar DAS untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Terdapat empat unsur yang harus dalam pengelolaan das yaitu:

 Tata Air daerah aliran sungai


 Pengelolaan lahan kriis
 Konservasi tanah
 Rehabilitasi lahan
Pengelolaan DAS yang mampu memadukan aspek biofisik, sosial ekonomi dan
budaya sinergi dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan yang mengutamakan
pemberdayaan ekonomi rakyat/masyarakat dan pelestarian lingkungan secara simultan dan
seimbang. Dalam hal ini DAS dapan menunjang kebuuhan manusia di sekiarna, dapat
menyimpan air dan memberikan hasil air yang cukup untuk seluruh keperluan yang merata
sepanjang tahun dengan kualitas yang baik.
Cuaca merupakan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu,
sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca
yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu
tertentu.
Perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak
langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar
keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Akibat dari penyimpangan iklim
adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Halini akan menyebabkan penurunan
jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia dan begiu pula
sebalikna.
Karena perubahan cuaca dan iklim yang ekstrem, maka di Indonesia sudah mrngalami
beberapa bencana alam. Akibat dari perubahan tersebut maka banjir sering terjadi,
kekeringan, erosi dan sedimentasi yang disebabkan oleh hujan dan kegiatan manusia yang
merusak alam tanpa reboisasi, meningkatnya jumlah lahan kritis, terjadinya tanah longsor
yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau membuat gundul suatu wilayah. Selain itu,
perubahan iklim yang ekstrem dapa mempengaruhi ketahanan pangan dan menyebabkan
bencana banjir pasang air laut. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan akibat atau dampak yang telah dilakukan dari kegiatan manusia dalam hal ini
peran pemerinah dan masraka sangat dibutuhkan.
Siklus hidrologi secara alamiah yaitu menunjukkan gerakan air di permukaan bumi,
selama berlangsungnya siklus hidrologi yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfir
kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah habis, air tersebut
akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk dan dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh manusia dan mahluk lain. Siklus hidrologi meliputi beberapa tahap utama
yaitu :
1. Penguapan air dari permukaan bumi baik yang berasal dari permukaan air, tanah, atau
dari jaringan tumbuhan (evapotranspirasi)
2. Kondensasi uap air pada lapisan troposfer, sehingga terbentuk awan
3. Perpindahan awan mengikuti arah angina
4. Presipitasi dalam bentuk cair (hujan) atau padat (salju dan kristal es) yang
mengembalikan air dari atmosfer ke permukaan bumi
5. Mengalirnya air mengikuti gaya grafitasi (dari tempat yang tinggi ke tempat yang
lebih rendah) baik dalam bentuk aliran permukaan maupun aliran bawah/tanah.
Hujan adalah salah satu unsur iklim dan merupakan unsur masukan bagi suatu daerah
aliran sungai (DAS). Oleh karena itu terhadap unsur ini memerlukan suatu pengelolaan yang
tepat, agar diperoleh keseimbangan antara hujan sebagai masukan (input) dan aliran
permukaan sebagai keluaran (output). Pengelolaan yang dimaksudkan di sini adalah
memperbesar jumlah hujan yang masuk ke dalam tanah dan kemampuan tanah menyimpan
air, dengan cara memperbesar kapasitas infiltrasi tanah. Harto (1993) mengemukakan bahwa
tujuan penggunaan suatu model dalam hidrologi, antara lain sebagai peramlan, perkiraan,
sebagai alat deteksi, ekstrapolasi data/informasi, dan perkiraan lingkungan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam neraca air (water balance) dalam DAS yaitu
presipitasi, evapotranspirasi, intersepsi dan throughfall, infiltrasi, dan runoff. Presipitasi
merupakan proses akhir hujan, ketika awan menjadi dingin dan dan menjadi air, jatuh sebagai
hujan, salju, hujan batu tergantung dari suhu udara disekitarnya. Evaporasi/Transpirasi
merupakan proses air yang ada di laut serta daratan menguap dan menjadi awan. Intersepsi
merupakan proses air hujan tertahan pada vegetasi lalu diuapkan kembali atau diserap oleh
tanaman. Run-off merupakan proses mengalirnya air diatas permukaan tanah yang tidak
terserap langsung kedalam tanah. Infiltrasi merupakan proses masuknya air kedalam tanah
melalui permukaan tanah ang dipengaruhi oleh sifat dan profil tanah, kedua hal ini
menentukan proporsi pori makro dan mikro dalam tanah.
Beberapa hal atau solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada
disekitar DAS seperti limpasan permukaan, erosi, longsor, sedimentasi, dan lain-lain yaitu
dengan menerapkan teknik konservasi tanah dan air melalui beberapa metode seperti
vegetative, mekanik, dan kimia. Selain itu, peran kelembagaan perlu dilibatkan, bagaimana
mengarahkan masyarakat untuk mengelolala hal tersebut dan bagaimana kelembagaan
tersebut menciptakan peraturan yang dapat membatasi kegiatan masyarakat yang merugikan
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai