JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh
ii
DAFTAR ISI
Sampul ............................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1
Sri Mulyani Indrawati, Teori Moneter, Jakarta:FEUI, 1988, hlm.21.
Meningkatnya penggunaan transaksi tunai dari tahun ke tahun menimbulkan
dugaan bahwa pihak-pihak yang melakukan transaksi mencurigakan
menggunakan sarana transaksi tunai untuk menghindari terlacaknya kegiatan
yang dilakukan2. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
sebagai institusi yang mempunyai tugas menganalisis transaksi keuangan
mengusulkan transaksi tunai dibatasi sampai jumlah tertentu. Pembatasan ini
diperlukan agar upaya penyuapan yang mengarah pada tindak pidana khususnya
korupsi dapat dicegah lebih dini, dapat mempersempit ruang gerak pelaku tindak
pidana dalam bertransaksi.
Selain itu, aturan mengenai pembatasan transaksi tunai akan memberikan
manfaat untuk Pemerintah, antara lain menghemat jumlah uang yang harus
dicetak, menghemat bahan baku uang, menghemat biaya penyimpanan (fisik)
uang di Bank Indonesia, mengurangi peredaran uang palsu, mendidik dan
mendorong masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan dalam bertransaksi.
Pembatasan transaksi keuangan dalam jumlah tertentu sebenarnya bukan
ketentuan yang sama sekali baru di Indonesia. Hal ini karena Indonesia pernah
memiliki Undang-Undang No.18 Tahun 1946 tentang Kewajiban menyimpan
Uang Dalam Bank. Esensi Undang-Undang tersebut adalah mendorong
masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank.
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana identifikasi pembatasan penggunaan uang kartal sebagai upaya m
enekan tindak pidana korupsi dan pencucian uang ?
2. Bagaimana efektivitas pembatasan penggunaan uang kartal sebagai upaya
untuk menekan tindak pidana korupsi dan pencucian uang ?
3. Bagaimana dampak pembatasan penggunaaan uang kartal terhadap kegiatan
perekonomian ?
2
Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Kajian Pembatasan Transaksi Tunai,
September 2012, Hlm. 3
1.5 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari PKM-P ini yaitu laporan kemajuan, laporan
akhir, artikel ilmiah. Luaran penelitian ini membahas tentang pembatsan
penggunaaan uang kartal sebagai upaya untuk menekan tindak pidana korupsi
dan pencucian uang.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan
mengenai pembatasan penggunaan uang kartal sebagai upaya untuk menekan
tindak pidana korupsi dan pencucian uang.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui upaya untuk menekan tindak
pidana korupsi dan pencucian uang dengan melakukan pembatasan
penggunaan uang kartal.
3
Eddi Wibowo, Hukum dan Kebijakan Publik, (Yogyakarta: YPAPI, 2004), hlm.123.
4
Arthur Cecil Pigou, The Veil of Money, (London:LondonMacmilla & Co1960, 1949), hlm.7.
5. Penerapan Cashless Society. Transaksi dengan uang kartal tidak sejalan
dengan tujuan cashless society di mana dilakukan dalam jumlah besar.
6. Pembatasan transaksi uang kartal juga menyejajarkan Indonesia dengan
negara maju.
7. Mendidik masyarakat untuk mengoptimalkan penggunaan jasa
perbankan dan penyedia jasa keuangan lainnya.
8. Selain kebutuhan penegakan hukum, pembatasan transaksi uang kartal
juga sejalan dengan pengaturan untuk menjaga keselamatan sistem
pembayaran.
9. Untuk mengeliminasi sarana yang dapat digunakan untuk melakukan
gratifikasi, suap, dan pemerasan. Pembatasan transaksi tunai juga dapat
meminimalisir tingkat korupsi di beberapa negara, seperti negara Italia,
Meksiko, Brazil, Belgia, dan Armenia yang menerapkan aturan pembata
san penggunaan uang kartal untuk menekan pidana suap, pendanaan
terorisme, dan pencucian uang.
5
Ayumiati, A. (2017). Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) Dan Strategi
Pemberantasan. LEGITIMASI: Jurnal Hukum Pidana Dan Politik Hukum, 1(2), 1999–2003.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pasal 1 Angka 1 menerangka
n bahwa Pencucian uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-
unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam UU ini.
Pencucian uang adalah perbuatan yang dilakukan untuk mengubah hasil
kejahatan seperti korupsi, kejahatan narkotika, perjudian, penyelundupan dan
perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga
merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta
kekayaan yang sah.6
Menurut Sutan Remi Syahrani (2014:19), Money Laundering adalah
serangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang
atau organisasi terhadap uang haram, yaitu uang yang berasal dari kejahatan,
dengan maksud untuk menyembunyikan data dan menyamarkan asal-usul
uang tersebut dari pemerintah atau otoritas yang berwenang melakukan
tindakan dengan memasukkan uang ke dalam sistem keuangan, baik
memanfaatkan jasa bank maupun non bank. Lembaga-lembaga tersebut
termasuk di dalamnya bursa efek, asuransi dan perdagangan valuta asing
sehingga uang tersebut dapat dikeluarkan dari sistem keuangan sebagai uang
halal.7
Ruang lingkup TPPU, dalam pasal 2 ayat (1) dan (2) UU Nomor 8
Tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang yaitu :
(1) Hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang diperoleh dari tindak
pidana : korupsi, penyuapan, narkoba, psikotropika, penyeleundupan
tenaga kerja, penyelundupan migran, di bidang perbankan, di bidang
pasar modal, di bidang perasuransian, kepabean, cukai, perdagangan
orang, perdagangan senjata gelap, terorisme, penculikan, pencurian,
penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, perjudian, prostitusi, di bidang
perpajakan, di bidang kehutanan, di bidang lingkungan hidup, di bidang
kelautan dan perikanan, atau tindak pidana lain yang diancam dengan
pidana penjara 4 tahun atau lebih yang dilakukan di wilayah nkri atau di
luar wilayah nkri dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak
pidana menurut hukum indonesia.
(2) Harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan
dan/atau digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan
terorisme, organisasi teroris, atau perseorangan disamakan sebagai hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n.
Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan money
laundering terhadap masyarakat sebagai konsekuensi yang ditimbulkan
berupa :
a) Money laundering memungkinkan para penjual dan pengedar narkoba,
para penyelundup dan para penjahat lainnya untuk dapat memperluas
kegiatan operasinya. Hal ini akan meningkatkan baiaya penegakan
6
Hurd Insider, Trading and Forigh Bank Secrecy, Am. Bus. J. Vol 24,1996, hal. 29
7
Sultan Remi Syahrani, Seluk Beluk Tindakan Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan
Terorisme, (Jakarta: Grafiti, 2004), hal.19
hukum untuk memberantasnya dan biaya perawatan serta pengobatan
kesehatan bagi para korban atau para pecandu narkoba. Memungkinkan
para penjual dan pengedar narkoba, para penyeludup dan para penjahat
lainnya untuk dapat memperluas kegiatan operasinya. Hal ini akan
meninggkatkan biaya penegakan hukum untuk memberantasnya dan
biaya perawatan serta pengobatan kesehatan bagi para pecandu narkoba.
b) Kegiatan money laundering mempunyai potensi merongrong keuangan
masyarakat, hal ini sebagai akibat dari besarnya jumlah uang yang
terlibat dalam kegiatan tersebut. Potensi untuk melakukan korupsi
meningkat bersama dengan peredaran jumlah uang haram yang sangat
besar.
c) Money laundering juga dapat mengurangi pendapatan pemerintah dari
sektor pajak dan secara tidak langsung merugikan para pembayar pajak
yang jujur dan mengurangi kesempatan kerja yang sah.
d) Mudahnya uang masuk ke negara-negara maju telah menarik unsur yang
tidak diiginkan melalui perbatasan, menurunkan tingkat kualitas hidup
dan meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan nasional. Sifat
money laundering sudah menjadi universal dan bersifat international
yakni melintasi batasan-batasan yuridis negara. Transaksi dari negara ke
negara sekarang sudah sangat mudah, yaitu melaui system internet,
pembayaran dilakukan melalui bank secara elektronik. Maka tidak heran
jika money laundering sudah biasa disebut sebagi kejahatan
transnasional, karena praktik money laundering dapat dilakukan oleh
seseorang tanpa harus berpergian keluar negeri.8
8
Sutan Remi Syahrani, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme,
(Jakarta: Grafiti, 2004), hal. 5.
9
Speaker’s Notes International Workshop Indonesia, “Rancangan Money laundering Law”,
Jakarta: 29-30 May 2000, hal. 3.
kecurigaan pencucian uang terutama melalui deteksi dini dalam alur transaksi
yang mencurigakan.
Dalam upaya pemberantasan tindak pidana pencucian badan investigasi
yang bersifat independen yaitu Financial Intelegent Unit (FIU),10 sebagai
jalan tengah atas keberadaan badan investigasi pada Penyediaan Jasa
Keuangan (PJK) terutama bagi pihak bank. Bank selalu berhati-hati dalam
menjaga kepercayaan nasabah merupakan faktor yang sangat penting,
sementra polisi melihat bahwa segala sesuatu yang mencurigakan akan
ditindaklanjuti dan akan dijadikan tersangka sebagai suatu sikap antusiasme
dan profesionalismenya.
Terkait dengan upaya pemberantasan pencucian uang Penyediaan Jasa
Keuangan (PJK) diharuskan menerapkan Know your Customer (KYC)
sebagai langkah prefentif dalam upaya pemberantasan pencucian uang dan
kewajiban lainnya.11
Melihat Rekomendasi No. 14 dan 15 dari the Forty Recommendation
yang dikeluarkan oleh Financial Action Task Force (FATF). Di dalam
rekomendasi No. 14 tersebut dikemukakan bahwa Penyedia Jasa Keuangan
(lembaga keuangan atau financial institutions) harus memberikan perhatian
khusus kepada transaksitransaksi yang besar jumlahnya dan kompleks
sifatnya serta merupakan pola transaksi yang tidak lazim di mana transaksi
itu tidak jelas tujuan ekonominya dan tidak jelas keabsahannya. Berkaitan
dengan itu, Penyedia Jasa Keuangan yang bersangkutan harus memeriksa
latar belakang dan tujuan dari transaksi itu dan mencatat temuannya untuk
dapat membantu lembaga pengawas, pemeriksa, dan otoritas penegak hukum
(Sutan Remy Sjahdeini, 2004: 265).
Sifat lembaga tersebut yang independen diharapkan mampu secara
mandiri tanpa pengaruh pihak-pihak lain dapat menyita hasil kejahatan yang
disamarkan oleh pelakunya melalui upaya pencucian uang. Melalui laporan
yang diterima dari Penyedia Jasa Keuangan, PPATK dapat melacak transaksi
yang dianggap mencurigakan. Adanya PPATK adalah langkah positif dalam
upaya penanggulangan tindak pidana pencucian uang.
Berdasarkan PBI KYC, bank wajib menerapkan prinsip mengenal
nasabah. Dijelaskan Sundari S. Arie M bahwa yang dimaksud dengan prinsip
KYC adalah prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui identitas
nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk palaporan transaksi
yang mencurigakan. Disamping untuk mengendalikan risiko, penerapan
prinsip ini dimaksudkan untuk mencegah dipergunakannya bank sebagai
sarana atau sarana tindak pidana pencucian uang oleh nasabah bank.12
Upaya untuk membantu peran dari PPATK dalam hal pelacakan transaks
i dapat dilakukan dengan membatasi penggunaan uang kartal secara tunai de
ngan mengalihkannya menggunakan transaksi antar rekening. Telah banyak
diketahui bahwa upaya para pelaku pencucian uang untuk mempersulit pelac
akan yaitu dengan melakukan transaksi secara tunai.
10
Ibid., hal. 3
11
A. Hajjah, Hukum Pidana Ekonomi Modern, Bandung: Citra Aditya Bekti, 2001, hal. 56.
12
Sundari S. Arie M dalam rubrik “Lokakarya Terbatas Tentang UU No. 15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang,” Newsletter No. 51/Desember/2002. hal. 28
.1.3 Korupsi
Sutan Remi Syahrani, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan
Pembiayaan Terorisme, (Jakarta: Grafiti, 2004).
A. Hajjah, Hukum Pidana Ekonomi Modern, Bandung: Citra Aditya Bekti, 2001.
Sultan Remi Syahrani, Seluk Beluk Tindakan Pidana Pencucian Uang dan
Pembiayaan Terorisme, (Jakarta: Grafiti, 2004).
Hurd Insider, Trading and Forigh Bank Secrecy, Am. Bus. J. Vol 24,1996.
Arthur Cecil Pigou, The Veil of Money, (London:London Macmilla &
Co1960, 1949).
Eddi Wibowo, Hukum dan Kebijakan Publik, (Yogyakarta: YPAPI, 2004). Badan
Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Kajian Pembatasan Transaksi
Tunai, September 2012.
Haris, B. S. (2016). Penguatan Alat Bukti Tindak Pidana Pencucian Uang dalam
Perkara Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Integrasi Volume 2, 2, 91–112.
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Abdullah Nur
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Ilmu Hukum
4. NIM/NIDN C100170273
5. Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo, 11 Juni 1999
6. E-mail c100170273@student.ums.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 082143974531
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratandalam pengajuan PKM-P.
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Ayu Shavira Fridewi
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Ilmu Hukum
4. NIM/NIDN C100170279
5. Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 9 April 1999
6. E-mail c100170279@student.ums.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 087826999082
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratandalam pengajuan PKM-P.
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Eward Chia Muhamd Fikri
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi FKIP Bahasa Inggris
4. NIM/NIDN A320190040
5. Tempat dan Tanggal Lahir Batam, 18 Agustus 1997
6. E-mail
7. Nomor Telepon/HP 089665806282
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratandalam pengajuan PKM-P.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Labib Muttaqin, S.H, M.H.
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Megister
Nama Institusi 1. Universitas Islam Negeri Universitas Gadjah Mada
(UIN) Malang
2. Universitas Brawijaya
Jurusan/Prodi 1. Ilmu Hukum Pasca Sarjana Magister Studi
2. Ilmu Hukum Hukum
Tahun Masuk- 1. 2011-2016 2017-2019
Lulus 2. 2012-2016
Judul Penghapusan Hak Opsi Waris BADAN PEMBINAAN IDE
Dalam Undang-Undang Nom OLOGI PANCASILA (BPI
or 3 Tahun 2006 Tentang Per P) DALAM PERSPEKTIF L
adilan Agama Ditinjau Dari T EMBAGA NON STRUKTU
eori Otoritarianisme Khaled RAL DAN SISTEM KETAT
Abou El-Fadl ANEGARAAN DI INDONE
SIA (Studi Perubahan Kelem
bagaan Unit Kerja Presiden
Pembinaan Ideologi Pancasil
a Menjadi Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila)
C. Rekam Jejak
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Pancasila Wajib 2
2 Teknik Pembuatan Undang - Un Wajib 2
dang
3 Hukum Acara Tata Usaha Negar Wajib 2
a
4 Hukum Acara Konstitusi Wajib 2
C.2. Penelitian
No Karya Ilmiah Judul Penelitian Volume Penerbit
1 PEOPLE: Inte Corruptor Fight Back : I Volume 5 Global Research
rnational Journ dentifying the Corruptio Issue 3, Fe Development Pu
al of Socioal S n Eradication Commissio bruari 202 blishing (ISSN 2
ciences n’s Enemy in Eradicatin 0 454-5899)
g Corruption in Indonesi
a
2 Jurnal Integrit Mengkaji Serangan Bali Volume 3 Komisi Pembera
as Komisi Pe k Koruptor Terhadap KP Nomor 3, J ntasan Korupsi
mberantasan K K dan Strategi Menghad uni 2018 (KPK) (ISSN 24
orupsi (KPK) apinya 77-118X)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratandalam pengajuan PKM-P.
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P saya dengan judul “Pembatasan
Penggunaan Uang Kartal Sebagai Upaya Menekan Tindak Pidana Korupsi (Corr
uption) Dan Pencucian Uang (Money Laundering)” yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber dana lain.