Anda di halaman 1dari 36

1

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM

Upaya Menumbuhkan Nilai Karakter Untuk Mengurangi Penyimpangan


Ketika Pengumuman Kelulusan Siswa/i Kelas XII SMAN Negeri 2
Sukoharjo Tahun Ajaran 2018/2019

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Dirga Barliana D A ( C100170251 / 2017 )
Edward Chia M F ( C100170257 / 2017 )
Mukhlis Nur H ( C100170275 / 2017 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


SURAKARTA
2017/2018
i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM

Upaya Menumbuhkan Nilai Karakter Untuk Mengurangi Penyimpangan


Ketika Pengumuman Kelulusan Siswa/i Kelas XII SMAN Negeri 2
Sukoharjo Tahun Ajaran 2018/2019

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Dirga Barliana D A ( C100170251 / 2017 )
Edward Chia M F ( C100170257 / 2017 )
Mukhlis Nur H ( C100170275 / 2017 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


SURAKARTA
2017/2018
ii

PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Upaya Menumbuhkan Nilai


Karakter Untuk Mengurangi
Penyimpangan Ketika Pengumuman
Kelulusan Siswa/i Kelas XII SMAN
Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran
2018/2019
2. Bidang Kegiatan : PKM Penelitian
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Mukhlis Nur Hermawan
b. NIM : C100170275
c. Jurusan : Hukum
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah
Surakarta
e. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Jl. Sumbo, Kartasura, Sukoharjo /
089629171804
f. Alamat email :mukhlishermawan6407@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Andria Luhur Prakosa, S.H., M.Kn.
b. NIDN : 0631128601
c. Alamat Rumah dan No.Telp/HP :Jl. Pemuda 35 Purworejo, Sukoharjo
/ 082329805555
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti :
b. Sumber lain (Sebutkan. . . ) :
7. Jangka Waktu Pelaksanaan :
iii

Surakarta, 2018

Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen/ Ketua Pelaksana Kegiatan
Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa

(…………………………….) (Mukhlis Nur Hermawan)


NIP/NIK. NIM. C100170275

Pembantu atau Wakil Rektor Bidang DosenPendamping


Kemahasiswaan

(……………………………) (Andria Luhur P, S.H., M.Kn.)


NIP/NIK. NIP/NIK.
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah3
1.3 Tujuan Penulisan 3
1.4 Manfaat Penulisan3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Landasan Teori 5
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja
7
BAB III METODE PELAKSANAAN PROGRAM 13
3.1 Pendekatan Penelitian 13
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian 14
3.3 Subyek Penelitian 14
3.4 Sumber Data Penelitian 14
3.5 Teknik Pengumpulan Data 16
3.6 Teknik Analisa Data 19
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 22
4.1 Anggaran Biaya 22
4.2 Jadwal Kegiatan 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 24
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lulus merupakan sebuah kata yang hanya terdiri dari dua suku kata, akan
tetapi mempunyai makna yang sangat luar biasa bagi para siswa/i. Karena setelah
sekian lama mereka dibangku sekolah untuk menimba ilmu, satu kata itulah yang
membuka suatu pemikiran dan memberikan sebuah tantangan baru.
Lulus juga merupakan sebuah kata kunci yang menyatakan ketuntasan
pada suatu tingkatan tertentu. Sehingga dapat melanjutkan tingkatan yang lebih
tinggi lagi. Misalnya siswa/i SMP yang dinyatakan lulus dapat melanjutkan pada
jenjang peendidikan diatasnya seperti SMA atau sederajatnya.
Untuk mendapatkan kelulusan bukanlah suatu hal yang gampang. Harus
melalui tahapan atau prosedur tertentu yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Seperti siswa/i harus mengikuti pembelajaran disekolah dan melalui ujian-ujian
yang diberikan.
Seiring dengan perkembangan zaman yang terus maju pendidikan di
Indonesiapun juga terus di kembangkan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah
untuk menjadikan pendidikan lebih baik lagi dari tahun ketahun.
Upaya nyata yang dilakukan pemerindah adalah dengan
menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional, atau biasa disebut
UASBN, diiringi kenaikan standard kelulusan setiap tahunnya. Hal tersebut
sangatlah bagus untuk memacu perkembangan pendidikan dengan sangat pesat.
Karena secara teori, dengan adanya kenaikan standard kelulusan akan memaksa
para pelajar maupun pengajar untuk berusaha lebih keras lagi dari tahun ketahun.
Peningkatan mutu pendidikan tanpa diiringi peningkatan moral,
menyebabkan segala rencana tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Buktinya
UASBN dijadikan sebagai suatu beban, karena berkembang anggapan bahwa
siswa yang tidak lulus UASBN adalah siswa bodoh.
Dengan rendahnya moral dan berkembangnya anggapan yang salah
menyebabkan para siswa/i melakukan segala cara agar dapat lulus UASBN. Tidak
hanya dengan cara positif, namun juga dengan menggunakan cara negative.
Seperti mencontek, membeli kunci jawaban, membawa alat bantu hitung hingga
2

browsing di internet menggunakan handphone pun juga dilakukan. Sehingga nilai


UASBN tidak lagi murni sebagai nilai kemampuan siswa/i yang bersangkutan.
Adanya UASBN dan rendahnya moral berdampak juga pada
penyimpangan budaya kelulusan dikalangan siswa/i remaja. Pada zaman dahulu
sebelum adanya UASBN, siswa/i yang dinyatakan lulus merayakan kelulusan
dengan hal-hal positif seperti melakukan tasyukuran dirumah masing-masing
sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas kelulusannya.
Namun pada zaman sekarang perayaan kelulusan dilakukan dengan hal-hal
negative untuk melampiaskan rasa senang, karena merasa telah terbebas dari
UASBN yang dianggap beban berat siswa/i. Hal-hal negative tersebut seperti
mencoret-coret baju seragam dengan penuh warna dan dilanjutkan aksi konvoi
sepeda motor yang sangat meresahkan warga.
Hal-hal negative yang sangat meresahkan tersebut dianggap sebagai hal
yang biasa dan ditolerir oleh pihak yang berwenang. Meskipun sebenarnya hal
tersebut mengganggu kepentingan umum dan melanggar pasal tertentu dalam
undang-undang lalulintas.
Sikap pasif dari pihak yang berwenang dijadikan sebagai lampu hijau.
Sehingga hal – hal negative tersebut dijadikan suatu budaya kelulusan oleh para
siswa remaja. Bahkan berkembang anggapan bila tidak ikut melaksanakan
kebudayaan kelulusan yang menyimpang tersebut dianggap sebagai siswa yang
tidak bisa mengikuti perkembangan zaman atau istilah kerennya “kuper” dan akan
dikucilkan dalam pergaulan.
Untuk menghapus budaya negative tentang perayaan kelulusan,
pemerintah yang berwenang diharap lebih tegas dalam menegakkan undang-
undang yang ada. Sehingga masyarakat yang terganggu dengan ulah siswa/i
tersebut merasa terayomi.
Selain dengan cara diatas, akan lebih efektif jika menghapus dari sumber
permasalahannya. Dengan cara memperbaiki moral anak bangsa yang telah
membelok dari jati diri bangsa. Karena bagaimana pun masa depan bangsa ada
dipundak anak muda.
Perbaikan moral anak bangsa dapat dilaksanakan misalnya dengan cara
mengadakan suatu program study khusus untuk pendidikan karakter di sekolah,
3

agar para siswa memiliki kepribadian yang sama dengan jati diri bangsa
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dimunculkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana peran sekolah dalam memberikan pengarahan serta
pengawasan terhadap siswa/i ?
2. Bagaimana peran orang tua dalam mendidik anaknya ?
3. Bagaimana efektivitas penegak hukum yang ada ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari proposal ini antara lain :
1. Mengetahui dan menganalisa peran sekolah dalam memberikan
pengarahan serta pengawasan terhadap siswa/i.
2. Mengetahui peran Orang tua dalam menddik anaknya.
3. Mengetahui efektivitas penegak hukum yang menangani masalah
tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari terlaksananya program ini adalah :
1. Bagi Pemerintah
 Memberi informasi tentang budaya penyimpangan yang dilakukan
siswa/i setelah kelulusan.
 Memberi solusi dalam memperketat penegakan hukum bagi
pelanggarnya.
2. Bagi Masyarakat
 Memberi informasi sebenar – benarnya dampak yang diakibatkan
oleh penyimpamngan tersebut.
 Memberikan suatu solusi pada  masyarakat guna lebih mendidik
anaknya untuk menjauhi penyimpangan tersebut.

3. Bagi Akademisi
4

 Sebagai sarana pembelajaran dalam menjaga diri dari pengaruh


negative.
 Memberikan semangat agar terus dapat memotivasi generasi muda
penerus bangsa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5

A. Landasan Teori
1. Remaja
Masa remaja sering disebut sebagai adolesesnsi atau adolescence
(inggris), dan berasal dari kata lain adolenscere yang berarti tumbuh
kearah pematangan (Sarwono, 1990). Kematangan yang dimaksud
meliputi kematangan fisik, psikis dan sosial. Masa remaja juga sering
diartikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Dalam masa peralihan ini terjadi perubahan-perubahan yang sangat
berarti dalam perkembangan manusia, dan tentu saja akan menimbulkan
berbagai macam permasalahan yang dialami oleh remaja, baik secara
fisik, psikis maupun sosial (Thornburg, 1982).
Maka remaja menurut peneliti merupakan suatu masa peralihan dari
kehidupan anak-anak menuju dunia kedewasaan, di mana dalam masa
tersebut terjadi perubahan aspek fisik, psikis dan sosial yang berakibat
pada munculnya ketegangan, perkembangan fisik yang menonjol serta
berubahnya gerak sosial dari keluarga menuju teman sebaya.
2. Moral
a. Pengertian moral
Istilah moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti adat-
istiadat, kebiasaan, peraturan atau nilai-nilai mengenai tatacara
kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip
moral.
Moral juga dapat diartikan sebagai hal yang mendorong manusia
untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau norma
dan sarana untuk mengetahui dan mengukur benar tidaknya tindakan
manusia. Menurut beberapa tokoh disebutkan bahwa kepekaan dalam
pikiran, perasaan dan tindakan dibandingkan dengan tindakan-
tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan terhadap prinsip-
prinsip dan aturan-aturan ( Helden, 1997 dan Richard, 1971). Moral
berkaitan dengan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah
serta apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh manusia
6

(Atkinson, 1965). Hal yang dikatakan Atkinson serupa dengan apa


yang dikemukakan oleh W. Poespoprojo yaitu kualitas dalam
perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau
salah, baik atau buruk (W. Poespoprojo, 1998).
Moral yaitu suatu aturan atau tata cara hidup yang bersifat
normatif (mengatur/mengikat) sudah ikut serta bersama kita seiring
dengan umur yang kita jalani. Oleh karenanya dalam mengembangkan
moral anak, peran orang tua sangatlah penting, terutama pada waktu
masih kecil. Nilai-nilai moral dapat meliputi seruan untuk berbuat
baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan,
memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain. Selain itu,
juga termasuk larangan mencuri, berzina, membunuh, minum-
minuman keras dan berjudi.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang
tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh
kelompok sosialnya. Tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok darinya dan
kemudian mau mementuk perilakunya agar sesuai dengan harapan
sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam
hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak. Remaja diharapkan
mengganti konsep-konsep moral yang berlaku/bersifat umum dan
membentuknya kedalam kode moral yang berfungsi sebagai pedoman
baginya.
Tidak kalah pentingnya, sekarang remaja harus dapat
mengendalikan perilakunya sendiri yang sebelumnya dibawah
tanggung jawab orang tua dan guru. Pada masa remaja, laki-laki dan
perempuan telah mencapai tahap pelaksanaan formal dan kemampuan
dalam mengembangkan pikiran. Sekarang remaja mampu
mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan suatu
masalah dan mempertanggung jawabkannya berdasarkan suatu
hipotesis atau presepsi. Jadi, Ia dapat memandang masalahnya dari
7

berbagai sisi dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor


sebagai dasar pertimbangan.
Tahapan perkembangan moral dikategorikan menjadi tiga tahap.
Tahap pertama adalah pramoral, ditandai dengan ketidak sadaran anak
terhadap aturan-aturan. Tahap kedua adalah konvensional, ditandai
dengan berkembangnya kesadaran akan ketaatan pada aturan. Dan
yang ketiga adalah tahap otonom, ditandai dengan perkembangan
keterkaitan pada aturan yang didasarkan pada resiprositas ( Kholberg,
1995).

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja


Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh
lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai moral dari
lingkungannya, yaitu masyarakat, sekolah, tempat bergaul, teknologi
dan terutama dari orang tuanya. Dia belajar untuk mengenal nilai-nilai
dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
1. Lingkungan keluarga
Dalam mengembangkan nilai moral anak, peranan orang tua
sangatlah penting, terutama pada waktu anak masih kecil. Beberapa
sikap orangtua yang perlu diperhatikan sehubung dengan
perkembangan moral anak, diantaranya:
a) Konsisten dalam mendidik anak
Ayah dan Ibu harus memiliki sikap dan perilaku yang sama
dan baik dalam melarang atau memperbolehkan tingkah laku
tertentu kepada anak. Suatu tingkah laku anak yang dilarang
oleh orang tua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila
dilakukan pada waktu lain.

b) Sikap orang tua dalam keluarga


Secara tidak langsung, sikap orang tua terhadap anak, sikap
Ayah terhadap Ibu atau sebaliknya, dapat mempengaruhi
perkembangan moral anak, yaitu melalui proses imitasi. Sikap
8

orang tua yang otoriter cenderung melahirkan sikap disiplin


semu pada anak, sedangkan sikap yang acuh tak acuh atau sikap
masa bodoh, cenderung mengembangkan sikap kurang
bertanggung jawab dan kurang mempedulikan norma pada diri
anak. Sikap yang sebaiknya dimiliki oleh orang tua adalah sikap
kasih sayang, keterbukaan dan dialogis.
c) Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
Orang tua merupakan panutan bagi anak, termasuk juga
dalam panutan mengamalkan ajaran agama. Orang tua yang
menciptakan iklim yang religius dengan cara memberikan ajaran
atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka
anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.
d) Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma
Orang tua yang tidak menghendaki anaknya bohong, atau
berprilaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya
dari prilaku berbohong atau tidak jujur. Apabila orang tua
mengajarkan kepada anaknya berprilaku jujur, bertutur kata
sopan, bertanggung jawab atau taat beragama, tapi orangtua
sendiri menampilkan prilaku sebaliknya, maka anak akan
mengalami konflik pada dirinya dan akan menggunakan ketidak
konsistenan orang tua itu sebagai alasan untuk tidak malakukan
apa yang diinginkan orang tuanya, bahkan mungkin dia akan
berprilaku seperti orang tuanya.

2. Lingkungan masyarakat
Anak-anak sebagai generasi yang unggul pada dasarnya tidak
akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan
yang subur yang sengaja diciptakan, sehingga dapat mengarahkan
dan membimbing mereka agar dapat tumbuh dan berkembang
kepribadiannya secara wajar, yang juga nantinya akan
memungkinkan potensi mereka dapat tumbuh dengan optimal.
(Mulyadi, 1997)
9

Lingkungan masyarakat di mana anak itu dibesarkan ikut


ambil peranan dalam membentuk kepribadian anak selanjutnya.
Anak yang berkembang di lingkungan alam pedesaan memiliki
kepribadian yang berbeda dengan anak yang tumbuh berkembang
di lingkungan masyarakat kota yang penuh kesibukan dan
kebisingan yang seolah saling tak menghiraukan antara anggota
masyarakat yang satu dengan lainnya. Demikian halnya anak yang
dibesarkan di lingkungan masyarakat yang sangat agamis tentu
akan berbeda bila dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di
lingkungan masyarakat yang sangat tidak memperdulikan masalah-
masalah norma-norma agama (Tepas Ahmad Heryawan, 2008).
Dikatakan bahwa seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh
karena hidup dalam lingkungan masyarakat yang buruk dan
seorang dapat menjadi baik karena hidup dalam masyarakat yang
baik pula (Eitzen, 1986). Ketika seorang menjadi jelek/buruk, maka
dapat dijelaskan bahwa pada umumnya terjadi pada masyarakat
yang mengalami gejala disorganisasi sosial, sehinggan norma dan
nilai sosial menjadi kehilangan kekuatan mengikat. Dengan
demikian kontrol sosial menjadi lemah, sehingga memungkinkan
terjadinya berbagai bentuk penyimpangan perilaku. Di dalam
masyarakat yang disorganisasi sosial, seringkali yang terjadi bukan
sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan mengikat norma
sosial, tetapi lebih dari itu, perilaku menyimpang karena tidak
memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap sebagai yang biasa
dan wajar.

3. Lingkungan teman sebaya


Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan
diterima oleh teman sebaya. Sebagai akibatnya, mereka akan
merasa senang apabila diterima dan sebaliknya merasa tertekan dan
cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh teman-teman
sebayanya. Bagi kebanyakan remaja, pandangan teman sebaya
10

terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting. Teman sebaya


merupakan anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat
kematangan yang kurang lebih sama. Interaksi diantara teman
sebaya yang berusia sama sangat berperan penting dalam
perkembangan sosial. Pertemanan berdasarkan tingkat usia dengan
sendirinya akan terjadi meskipun sekolah tidak menerapkan sistem
usia. Remaja dibiarkan untuk menentukan sendiri komposisi
masyarakat mereka. Bagaimanapun, seseorang dapat belajar
menjadi petarung yang baik hanya jika diantara teman yang
seusianya. Salah satu fungsi terpenting dari teman sebaya adalah
sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. Remaja
memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari teman-
teman sebayanya. Dan remaja mempelajari bahwa apa yang mereka
lakukan itu lebih baik (Santrok, John W, 2007:55).
Hubungan yang baik dengan teman sebaya perlu agar
perkembangan sosialnya berjalan normal. Hubungan dengan teman
sebaya dapat bersifat negatif atau positif.
Piaget dan Sullivan menekankan bahwa hubungan dengan
teman sebaya memberikan konteks bagi remaja untuk mempelajari
modus hubungan timbal balik yang simetris. Demikian pula yang
disampaikan oleh Hartup, bahwa hubungan dengan teman sebaya
bersifat komplek dan dapat bervariasi tergantung pada bagaimana
pengukurannya, perumusan hasilnya, dan garis perkembangannya.
Kebutuhan remaja terhadap hubungan dengan teman sebaya
sangatlah penting untuk perkembangan sosialnya. Maka jika ada
keterbatasan hubungan dengan teman sebayanya akan berpengaruh
terhadap perkembangan sosial anak tersebut, misalnya orang tua
yang membatasi anaknya secara berlebihan untuk tidak
berhubungan dengan teman sebayanya, hal ini akan berpengaruh
pada perkembangan selanjutnya, yaitu ketika si anak terjun ke
dalam masyarakat. Sehingga ia sulit untuk bersosialisasi di
masyarakat (Santrok, John W, 2007:57-58).
11

Peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja yaitu :


a) Kelompok sebaya mempunyai peran penting dalam penyesuaian
diri remaja, dan persiapan bagi kehidupan di masa mendatang.
b) Berperan untuk terbentuknya pandangan dan perilaku remaja.
Karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk bebas dari
keluarga dan tidak tergantung pada orang tua. Akan tetapi pada
waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah
diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.
c) Kelompok teman sebaya berperan pada saat remaja
mengahadapi konflik antara ingin bebas dan mandiri serta ingin
merasa aman, pengganti yang hilang dan dorongan kepada rasa
bebas yang dirindukannya. Pengganti tersebut ditemukannya
dalam kelompok teman, karena mereka saling dapat membantu
dalam persiapan menuju kemandirian emosional yang bebas dan
dapat pula menyelamatkannya dari pertentangan batin dan
konflik sosial.
d) Berperan dalam memberikan persepsi agar ia tidak merasa
kerdil diantara orang-orang dewasa umumnya. Karena remaja
merasa dirinya kerdil bila berada dekat orang tuanya atau orang
dewasa pada umumnya, karena kurang pengalaman, lemahnya
pribadi dan kurangnya umur. Hal tersebut menyebabkan remaja
menjauh dari orang tua, sebab ia tidak mau dianggap anak-anak
lagi, kendatipun ia masih suka bermain dan bersenang-senang.
Akan tetapi bila ia berada di tengah-tengah teman sebaya, ia
tidak akan merasa kecil atau kerdil, baik dari segi fisik maupun
mental.
e) Remaja itu bergabung dengan kelompok teman sebaya, karena
kebutuhan akan rasa bebas dari orang dewasa dan rasa terikat
antara sesama anggota. Apabila semakin terasa keinginan untuk
babas, maka semakin terikat hatinya kepada kelompok teman
sebaya yang dapat memberikan kepuasan dan kebebasan. Hal
12

inilah yang seringkali dirisaukan oleh orang tua, karena sikap


mereka yang semakin menjauh dan kadang benci kepadanya.

4. Teknologi dan informasi


Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari
dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan
sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang
dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade
terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga
memungkinkan digunakanuntuk hal negatif.
Kemajuan teknologi di masa sekarang sangatlah pesat.
Berbagai macam kemajuan teknologi dengan mudahnya sekarang
bisa kita dapat. Di masa sekarang kita dapat mencari, semua
macam informasi diseluruh belahan dunia dengan sangatlah mudah
karena kemajuan teknologi. kita dapat melakukan itu semua dengan
menggunakan berbagai alat dan sarana, salah satunya dengan
mengunakan Internet, Handphone, televisi.
Memang Sangatlah bagus jika perkembangan teknologi ini
semakin maju, karena bisa menambah wawasan bagi generasi-
generasi muda tentunya mereka tidak akan ketinggalan zaman
dengan mendapat informasi secara lebih cepat melalui sarana-
sarana yang mendukung mereka untuk mendapatkan semua
informasi yang lebih baru.
Tentu saja kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan
yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala
13

peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan


dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang
ada di masyarakat. Kemajuan teknologi televisi, handphone,
bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga
telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa .
Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun
negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat.
Kini dapat kita lihat seluruh pelajar sudah mempunyai gadget
dengan bermacam-macam merek dan aplikasi pendukungnya.
Mereka dapat berteman dan mengakses semua hal tanpa harus
datang ke suatu lokasi yang dimaksut. Diakui atau tidak, semua itu
perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran
pelajar khususnya yang mengekos.
Memang sangat bagus bagi para remaja, karena bisa
menambah wawasan dan dapat dengan mudah menemukan
informasi-informasi yang penting diketahui. Inilah yang dapat
menjadikan kekuatan daya imajinasi dan teknologi komunikasi
yang memungkinkan tersebarnya informasi dalam kualitas yang
hampir sempurna dalam waktu yang sangat cepat.
Banyak sekali para siswa sebagai pengguna jaringan teknologi
informasi (internet). Semua itu memungkinkan untuk tidak
mengakses suatu hal yang sewajarnya. Tidak sedikit pula dari
mereka yang menyalah gunakan kecanggihan teknologi dengan
mengakses galeri-galeri yang bernuansa pornografi, yang
semuanya itu sangat tidak wajar bagi para pengguna khususnya
para mahasiswa.
Padahal hal seperti ini bisa membahayakan seorang pelajar,
karena diantara mereka ada yang mencoba melakukan hubungan
seks tanpa ada ikatan pernikahan dan juga hubungan seks bisa juga
menimbulkan penyakit seperti HIV atau AIDS. Karena kita tidak
tahu, pasangan yang diajak hubungan seks mempunyai penyakit
yang mematikan itu apa tidak. Hal ini membuat para orang tua dan
14

guru prihatin sekaligus khawatir akan perkembangan moral


mereka.
Oleh karena itu orang tua harus berperan penting dalam hal
mengawasi perubahan pola aktivitas anak di karenakan tidak hanya
memiliki dampak positif saja, kemajuan teknologi bisa juga
membahayakan.
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian yang akan kami lakukan adalah menggunakan
metode penelitian kualitatif. Menurut Soegiyono (2009: 9) penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan pada makna dari generalisasi.
Menurut Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku
orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat
mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan
sehari-sehari.
Menurut Moleong (1998), sumber data penelitian kualitatifadalah
tampilan yang berupakata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh
peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat
ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya. Sumber
data tersebut seharusnya asli, namun apabila yang asli susah didapat,
fotokopi atau tiruan tidak terlalu menjadi masalah, selama dapat diperoleh
bukti pengesahan yang kuat kedudukannya. Sumber-sumber data kualitatif
yang sudah disebutkan tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi
dua yaitu manusia dan bukan manusia.
15

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan adalah kualitatif,


yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh keadaan, situasi dan
kejadian-kejadian secara nyata tentang keadaan suatu objek penelitian.
Pendekatan ini diharap bahwa peran guru dalam pembelajaran moral
pancasila dalam meningkatkan sikap dapat dideskripsikan secara teliti.
Jadi dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian
yang dilakukan untuk memperoleh gambaran dan situasi secara konkret.
Dengan pendekatan ini diharapkan nilai-nilai nasionalisme yang dilakukan
guru sejarah dapat dideskripsikan secara rinci.
2. Lokasi dan Sasaran Penelitian
Sesuai dengan judul yang ditulis dalam rancangan proposal ini,
lokasi penelitianya berada di SMAN 2 Sukoharjo dengan sasaran
penelitiannya adalah Siswa/i kelas XII dan Guru Bimbingan Konseling
SMAN 2 Sukoharjo.
3. Subjek Penelitan
Subjek Penelitian sebagaimana yang dikemukakan Spradley (1979)
merupakan sumber informasi, sedangkan Moleong (1989) mengemukakan
subjek penelitian merpakan orang dalam pada later penelitian. Secara lebih
tegas Moleong mengatakan bahwa mereka itu orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh
Siswa/i kelas XII SMAN 2 Sukoharjo.
4. Sumber Data Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 172), sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh, apabila peneliti
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya,
maka sumber data disebut responden,yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun
lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi maka sumber
datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.
Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
16

Berkaitan dengan hal itu, pada bagian ini jenis data dibegi kedalam kata-
kata, tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
a. Kata-kata dan tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai merupakan data utama. Sumber data utama dicatat
melalui catatan tertulis atau melalui perekaman audio, pengambilan
foto atau video. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara
atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan
dari kegiatan mengamati, mendengar dan bertanya. Manakah
diantara ketiga kegiatan yang dominan, jelas akan bervariasi dari
satu waktu ke waktu yang lain.
b. Sumber tertulis
Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal
dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah
ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Buku, skripsi, tesis, desertasi, jurnal, majalah, media masa dan
karya ilmiah lainnya sangat berharga bagi peneliti guna menjajaki
keadaan seseorang atau masyarakat di tempat penelitian di lakukan.
Selain itu buku resmi terbitan pemerintah pun dapat merupakan
sumber yang sangat berharga.
c. Foto/ rekaman
Sekarang ini foto sudah banyak dipakai sebagai alat untuk
keperluan penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai
keperluan. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga
dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya
sering dianalisis secara induktif. Ada dua kategori foto yang dapat
dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foro yang dihasilkan
orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan dan
Biklen. 1982: 102).
d. Data statistik
Peneliti kualitatif sering juga menggunakan data statistik yang
telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi keperluannya.
17

Statistik misalnya dapat membantu memberi gambaran tentang


kecenderungan subjek pada later penelitian.
Walaupun data statistik dapat membantu peneliti, hendaknya
peneliti menyadari bahwa statisrik pada umumnya berlandaskan pada
paradigm yang mengutamakan generalisasi sehingga dapat
mengurangi makna subjek secara perseorangan dalam segala liku
kehidupannya yag rumit namun utuh itu.

Dalam penelitian ini sumber datanya hanya mencakup tiga, yaitu


kat-kata dan tindakan, yang merupakan hasil dari wawanara dan observasi
di sekolah, sumber tertulis dan data stetistik yang berupa transkrip nilai
siswa.

Menurut Sugiyono (2009: 225), pengumpulan data dapat


menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder adalah yang tidak langsung memeberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting,
berbagai sumber dan berbagi cara. Bila dilihat dari settingnya , data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah, di laboratorium dengan eksperimen, di
rumah dengan berbagai responden. Bila dilihat dari sumber datanya maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah yang tidak
langsung memeberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari teknik pengumpulan
18

data maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan obsrvasi


(pengamatan) interview (wawancara), koesioner (angket), dokumentasi
dan gabungan keempatnya.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik pengumpulan data


sebagai berikut:
a. Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan
berbagai alat yang canggih sehingga benda-benda sangat kecil maupun
sangat jauh dapat diobservasi.
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung (Ngalim Purwanto, 1985). Metode ini digunakan untuk
melihat dan mengamati keadaan secara langsung di lapangan agar
peneliti memperoleh gambaran yanglebih luas tentang permasalahan
yang diteliti.
Dalam penelitian ini menggunakan observsi jenis parsitipatif.
Observasi Partisipatif merupana jeknis observasi dimana peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan iku merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipasipan
ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap , tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna setiap perilaku yang nampak. Tapi
observasi dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi
19

partisipasi pasif sehingga peneliti datang ke tempat kegiatan yang


diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua
pihak. Yaitu pewawancara sebagai pengaju/pemberi pertanyaandan
yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.
Maksud diadakan wawancara seperti ditegaskan oleh Loncoln dan Guba
(1985: 266) antara lain: mengontruksi perial orang, kejadian, kegiatan,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekontruksi
kebulatan-kebulatan harapan pada masa mendatang; memverivikasi,
mengubah dan memperluas, informasi dari orang lain baik manusia atau
bukan manusia (triangulasi); dan memverivikasi, mengubah dan
memperluas kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai
pengecekan anggota. (Basrowi & Suwandi: 2008)
Dalam penelitian ni wawancara yang akan dilaksanakan adalah
wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara ini bertujuan mencari
jawaban hipotesis. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun secara
ketat. Jenis ini dilakukan pada situasi jika seluruh sampel yang
representatif ditanyai dengan pertanyaan yang sama dan hal ini penting
sekali. Semua subjek dipandang memiliki kesempatan yang sama untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, dan karya-karya monumental
dari seseorang (Sugiyono: 2010).
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
enghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
berdasar perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada
seperti transkrip nilai, jumlah siswa, dsb. (Basrowi & Suwandi: 2008)
20

6. Teknik Analisis Data


Analisis data menurut Patton (1980: 268) adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan
suatu uraian dasar. Bogdan dan Taylor (1975: 79) mendefinisikan analisis
data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan
tema atau hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai
usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.
Susan Stainback mengemukakan analisis data merupakan hal yang kritis
dalam proses penelitian kualitatif.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, mamili mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka penelti
melakukan analisis data yang dilakukan dengan cara teknik sebagai
berikut:
a. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Penyajian data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Kalau dalam kualitatif penyajian data ini dapat
dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phine card, pictogram dan
sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorgansasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah
dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan
21

dalam bentuk uraian singkat, bahgan, hubungan antar kategori,


flowchart dan sejenisnya.
Dengan didisplaykannya data maka memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Penarikan kesimpulan dan verivikasi
Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan
akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan pada tahap awal didukungoleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengupulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawabrumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungki juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
22

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)

1
2
3
4
Jumlah

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
23

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta:


PT Bineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. 2008 .“Memahami Penelitian Kualitatif”. Jakarta:


Rineka Cipta.

Setyosari, P. 2010 .“Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan”.


Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2009 .“Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.


Bandung: Alfabeta.

LAMPIRAN 1.1
24

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mukhlis Nur Hermawan
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Hukum
4 NIM/NIDN C100170275
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo, 24 Juni 1999
6 E-mail mukhlishermawan6407@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP -/089629171804

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instuisi SDN 5 SMPN 1 SMAN 2
Kartasura Kartasura Sukoharjo
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
. Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1
2
3

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerinah, asosiasi atau industri


lainnya )
No Jeniis Penghargaan Instuisi Pemberi Tahun
.
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidak – sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajian Hibah………………………
Surakarta, 2018
Pengusul/Pendamping

(…………………………….)
25

LAMPIRAN 1.2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dirga Barliana De Alvira
2 Jenis Kelamin Laki – laki
3 Program Studi Hukum
4 NIM/NIDN C100170251
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP -/081312513427

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instuisi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
. Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1
2
3

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerinah, asosiasi atau industri


lainnya )
No Jeniis Penghargaan Instuisi Pemberi Tahun
.
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidak – sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajian Hibah……………………………………………
Surakarta, 2018
Pengusul/Pendamping
26

(…………………………….)
LAMPIRAN 1.3
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Edward Chia Muhamad Fikri
2 Jenis Kelamin Laki – laki
3 Program Studi Hukum
4 NIM/NIDN C100170257
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjungpinang, 18 Agustus 1997
6 E-mail edwardchia18@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP -/082137588844

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instuisi SDN 02 SMP 01 SMK
Karangpanda Karangpanda Satyakarya
n n
Jurusan - - Teknik
Otomotif
Tahun Masuk-Lulus 2003 - 2009 - 2012 2012 -
2009 2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
. Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1
2
3

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerinah, asosiasi atau industri


lainnya )
No Jeniis Penghargaan Instuisi Pemberi Tahun
.
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidak – sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
27

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajian Hibah………………….………………………
Surakarta, 2018
Pengusul/Pendamping

(…………………………….)
LAMPIRAN 1.4
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Andria Luhur Prakosa, S.H., M.Kn.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi
4 NIM/NIDN 0631128601
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP -/082329805555

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instuisi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
. Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1
2
3

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerinah, asosiasi atau industri


lainnya )
No Jeniis Penghargaan Instuisi Pemberi Tahun
.
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidak – sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
28

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajian Hibah……………………………………………
Surakarta, 2018
Pengusul/Pendamping

(…………………………….)
LAMPIRAN 2
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Harga Jumlah
Kuantitas
Pemakaian Satuan (Rp.)
Peralatan Penunjang 2
Peralatan Penunjang 3
Peralatan Penunjang n
SUB TOTAL (Rp.)

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp.)
Pemakaian Satuan

Material 2
Material 3
Material n
SUB TOTAL (Rp.)

3. Perjalanan
Justifikasi Harga Jumlah
Material Kuantitas
Pemakaian Satuan (Rp.)
Perjalanan ke
tempat/kota – n
Perjalanan ke
tempat/lota - n
SUB TOTAL (Rp.)

4. Lain – lain
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp.)
Pemakaian Satuan
29

SUB TOTAL (Rp.)


Total Keseluruhan

LAMPIRAN 3

Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu Uraian
No Nama/NIM
Studi Ilmu (jam/minggu Tugas
)
1
2
3
30

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


Jl. A. Yani Kartasura Tromol Pos 1 Surakarta 57102 Telp. 0271-717417 122, 162 Fax 0271-715448
http:/www.ums.ac.id E-mail: ums@ums.ac.id
SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mukhlis Nur Hermawan
NIM : C100170275
Program Studi : Hukum
Fakultas : Hukum
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal (Isi sesuai dengan bidang
PKM) saya dengan judul “ Upaya Menumbuhkan Nilai Karakter Untuk
Mengurangi Penyimpangan Ketika Pengumuman Kelulusan Siswa/i Kelas
XII SMAN Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2018/2019 “ yang diusulkan
untuk tahun anggaran …………………... bersifat orisinil dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia dituntut dengan mengembalikan seluruh biaya penelitian
yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-
benarnya.
Surakarta,
2018
Mengetahui,
Wakil/Pembantu Dekan atau Yang menyatakan,
Ketua Jurusan/Departemen/
31

Program Studi/
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

(………………………………) (Mukhlis Nur Hermawan)


NIP/NIK. NIM. C100170275

Anda mungkin juga menyukai