Anda di halaman 1dari 17

JURNAL TEORI KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

Dosen Pengampu :

Nina Yusnia, S.ST., M.Kes

PROGRAM STUDI D-III

AKADEMI KEBIDANAN PRIMA HUSADA


BOGOR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


BIODATA DIRI
Konsep Dasar Asuhan
Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari


persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa
nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.12

1. Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
3. Mencegah dan mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas.
4. Merujuk ke tenaga ahli bila diperlukan .
5. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan
melaksanakan peran sebagai orang tua.
6. Memberikan pelayanan KB

Asuhan yang diperlukan ibu dan bayinya selama masa nifas sebaiknya
didasarkan pada 3 prinsip utama :

1. Meningkatkan kesehatan fisik ibu dan bayi


2. Memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI dan meningkatkan
pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak
3. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri ibu dan memperbolehkannya
mengisi peran sebagai ibu khususnya dalam keluarga sendiri dalam situasi
kebudayaan nya
Masa nifas yang dialami oleh ibu terbagi dalam 3 tahap, yaitu :

1. Puerperium Dini /Tahap Immediate puerperium


Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama
islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.Tahap Immediate
puerperium / Puerperium dini Adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan
sampai 24 jam sesudah persalinan (0-24 jam sesudah melahirkan). Kepulihan yang
ditandai dengan ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan. Pada masa ini
sering terjadi masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu,
Anda sebagai bidan harus dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi
uterus, pengeluaran lokhea, tekanan darah, suhu dan keadaan umum ibu
2. Tahap Early puerperium
Adalah keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium. Waktu 1 hari sesudah
melahirkan sampai 7 hari (1 minggu pertama). Pada fase ini seorang bidan harus
dapat memastikan involusi uteri ( proses pengecilan rahim) dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Tahap Late puerperium
Adalah 6 minggu sesudah melahirkan. Pada periode ini seorang bidan tetap melakukan
perawatan dan pemeriksaan secara berkala serta konseling KB. Biasanya bidan yang
ada di desa melakukan kunjungan rumah atau ibu yang datang memeriksaan
kesehatannya di posyandu atau puskesmas

Kujungan nifas dilakukan minimal 4 kali untuk menilai status ibu dan bayi
baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah masalah yang
terjadi.
a. 6-8 jam setelah persalinan
b. hari setelah persalinan
c. 2 minggu setelah persalinan
d. 6 minggu setelah persalinan
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologi
2. Melaksanakan skrining yg komprehensif, mendeteksi masalah,mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan KB.
PROSES LAKTASI DAN
MENYUSUI

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit,


atas otot dada dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. M anusia
mempunyai sepasangkelenjar payudara dengan berat kira-kira 200gram, yang kiri
umumnya lebih besar dari kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai
600 gram dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.
Ada 3 bagian utama payudara yaitu :

a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar


b. Areola yaitu bagian yang kehitaman ditengah
c. Papilla atau putting yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Ada 4 macam bentuk puting yaitu berbentuk normal/umum, Pendek/datar, panjang


dan terbenam (inverted)

Laktasi/menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi


dan pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat
komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacammacam hormon.

Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI dapat dibedakan menjadi 3 bagian,


yaitu:

a. Pembentukan kelenjar payudara


b. Pembentukan air susu
c. Pemeliharaan pengeluaran air susu
1. Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam
pertama
2. Sangat penting dilakukan untuk membina hubungan/ikatan, disamping itu untuk
membuat bayi menerima ASI
3. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul
4. 3.Bantulah ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
5. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya (rooming in)
6. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
7. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja
8. Hindari susu botol dan dot “empeng”

1. Bagi Bayi
• Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi.
• Mengandung zat protektif.
• Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan.
• Menyebabkan pertumbuhan yang baik.
• Mengurangi kejadian karies dentis.
• Mengurangi kejadian malokulasi.

2. Bagi ibu
a. Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hypofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan
pasca persalinan.
b. Aspek KB
Menyusui secara murni (eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan. Hormon yang
mempertahankan laktasi bekerja menekan hormone untuk ovulasi, sehingga
dapat menunda kembalinya kesuburan.
c. Aspek Psikologis
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia

1. Kolostrum
2. Air susu transisi/peralihan
3. Air susu matur
4. Protein Dalam ASI
5. Karbohidrat dalam ASI
6. Lemak dan ASI
7. Mineral dalam ASI
8. Air Dalam ASI
9. Vitamin Dalam ASI
10. Kalori dalam ASI

1. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15
menit disetiap paydara
2. Tidurlah bersebelahan dengan bayi
3. Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah
selama menyusui
4. Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan dengarkan suaran
menelan yang aktif
5. Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis
menyusui.
6. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
7. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
8. Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-
hal tersebut.
Selain beberapa hal penting tersebut, bidan juga harus menyampaikan
pendidikan kesehatan kepada ibu menyusui yaitu :
1. Mengkomsumsi tambahan kalori setidaknya 500 kalori sehari.
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan cukup kalori, protein, vitamin
dan mineral.
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah gizi setidaknya selama 40 hari
setelah kelahiran
5. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada
bayi melalui ASI.

1. Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali.
2. Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat.
3. Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji.
4. Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan
cukup.
5. Bayi sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam.
6. Payudara ibu tersa lembut setiap kali selesai menyusui.
7. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai
menyusui.

ASI adalah pemberian ASI yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai
dengan usia 6 bulan tanpa tambahan makanan dan minuman seperti susu formula
jeruk, madu, air gula, air putih, air teh, pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim.
A. Persiapan alat dan bahan :
1. Minyak kelapa dalam wadah.
2. Kapas / kasa beberapa lembar.
3. Handuk kecil 2 buah.
4. Washlap 2 buah.
5. Waskom 2 buah (isi air hangat/dingin).
6. Nierbekken.

B. Persiapan Pasien
Sebelum melakukan perawatan payudara terlebih dahulu dilakukan persiapan pasien
dengan memberitahukan kepada ibu apa yang akan dilaksanakan. Sedangkan petugas
sendiri persiapanya mencuci tangan terlebih dahulu melakukan cuci tangan.

C. Langkah Tugas (Pelaksanaan)


1. Basahi kapas/kasa dengan minyak kelapa, kemudian bersihkan puting susu
dengan kapas/kasa tersebut hingga kotoran di sekitar areola dan puting
terangkat.
2. Tuang minyak kelapa sedikit di kedua telapak tangan kemudianratakan di kedua
payudara.
3. Cara pengurutan (massage) payudara : - Dimulai dengan gerakan melingkar
dari dalam keluar, gerakan ini diulang sebanyak 20–30 x selama 5 menit.
Selanjutnya lakukan gerakan sebaliknya yaitu mulai dari dalam ke atas, ke
samping, ke baw ah hingga menyangga payudara kemudian dilepas perlahan-
lahan. - Tangan kiri menopang payudara kiri, tangan kanan mengurut payudara
dari pangkal atau atas kearah puting. Lakukan gerakan selanjutnya dengan
tangan kanan menopang payudara kanan kemudian tangan kiri mengurutdengan
cara yang sama. Dengan menggunakan sisi dalam telapak tangan sebanyak 20–
30 x selama 5 menit. - Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, tangan
kanan digenggam dengan ujungkepalan tangan, lakukan urutan dari pangkal ke
arah puting.
4. Rangsang payudara dengan pengompresan memakai washlap air hangat dan
dingin secara bergantian selama ± 5 menit. Setela selesai keringkan payudara
dengan handuk kecil, kemudian pakai BH khusus untuk menyusui.
5. Mencuci tangan

Berdiri Duduk Rebahan

Cara menyusui bila asi penuh

A. Masalah meyusui masa antenatal (kehamilan)

• Puting susu datar atau terbenam


• Kurang atau salah informasi
B. Masalah meyusui pada masa nifas dini

• Putting susu nyeri / lecet


• Payudara Bengkak (Engorgement)
• Saluran susu tersumbat (obstructive duct)
• Mastitis
• Abses payudara
• Kelainan anatomis pada putting susu (inverted, flat nipple)

C. Masalah menyusui pada masa nifas lanjut

• Bayi enggan menyusu


• Ibu yang bekerja
• 3.Gagal tumbuh

D. Masalah meyusui pada keadaan khusus

• Bayi yang lahir dengan Operasi section sesaria


• Bayi kembar
• Bayi dengan kelainan anatomis pada bibir dan platum
• Penyakit kronis/berat pada ibu
• 5Ibu dengan diet tertentu
Respon Orang Tua
Terhadap Bayi Baru
Lahir

Bounding attachment / keterikatan awal / ikatan batin adalah suatu


proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan
orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan

Ada tiga bagian dasar periode dimana keterikatan antara ibu daan bayi berkembang :

1. Periode prenatal
2. Waktu kelahiran dan sesaat setelahnya
3. Postpartum dan pengasuhan awal

1. Pemberian ASI ekslusif


Dengan pemberian ASI segera setelah lahir, secara langsung bayi akan
mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga
dan diperlukan rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu
dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan
terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka, mereka merasa
lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih
banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan.
Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada
orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan
sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur.

a. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,


berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
b. Bounding (keterikatan)
c. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu
dengan individu lain.

1. Menit pertama jam pertama


2. Sentuhan orang tua pertama kali
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
4. Terlibat proses persalinan
5. Persiapan PNC sebelumnya
6. Adaptasi
7. Kontak dini
8. Fasilitas untuk kontak lebih lama
9. Penekanan pada hal-hal positif
10. Perawat meternitas khusus (bidan)
11. Melibatkan anggota keluarga lainnya
12. Informasi bertahap mengenai bounding attachment
a. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social.
b. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

a. Kurang support system


b. Ibu dengan risiko
c. Bayi dengan risiko
d. Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan

Respon dari ayah dan ibu kepada bayinya berbeda-beda hal ini dapat
disebabkan pengalaman mereka dalam mengasuh anak dan meliputi keseluruhan
reaksi emosi, mulai dari tingkatan kebahagiaan tapi dapat juga berupa kesedihan
yang mendalam.

a. Menyentuh : Menyusui, memeluk dan membuai, mengusap tubuh dengan lembut


b. Kontak mata : Melakukan terus menerus face to face posisi wajah ibu dan bayi
sejajar.
c. Suara : Bentuk respon bayi terhadap suara yang didengar oleh bayi
d. Bau : ciri khas bau ibunya

Bagaimana ibu dan ayah serta keluarga berprilaku terhadap bayi baru lahir
sebagian dipengaruhi oleh faktor internal dan ekterna Bagaimana seorang ibu dan
ayah berprilaku terhadap bayi baru lahir sebagian dipengaruhi oleh faktor internal
dan ekternal.
1. Faktor internal ;
a. Bagaimana mereka diurus oleh orang tua mereka;
b. Kebudayaan yang diinternalisasikan dalam diri mereka
c. Nilai-nilai kehidupan
d. Hubungan antar sesama
e. Riwayat kehamilan sebelumnya

2. Faktor eksternal :

a. Keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan


b. Sikap dan perilaku pengunjung

Merupakan suatu perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi


atau saudara kandung yang baru dilahirkan. Perasaan cemburu inipun dapat timbul
terhadap sang ayah. Sibling rivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara
saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak karena merasa ada
ancaman gsngguan kestabilan hubungan keluarganya dengan adanya saudara baru.

Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:


1. Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin
menunjukkan pada saudaramereka.
2. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari
orang tua mereka.
3. Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh
kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.
4. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi
proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5. Anakfrustasikarenamerasalapar,bosanatauletihsehinggamemulai pertengkaran.
6. Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
permainan dengan saudaramereka.

Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi
positifnya, antara lain:
1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan
beberapa keterampilan penting.
2. Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua
harus menjadi fasilitator.
a. Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
b. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
c. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
d. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu
sama lain.
e. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
f. Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian
dari satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai