Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan suatu sindrom atau pola perilaku manusia

dimana secara klinis berhubungan dengan distres maupun penderitaan yang

menimbulkan gangguan terhadap satu atau beberapa fungsi kehidupan

manusia (Keliat, 2011).

Secara umum, klasifikasi gangguan jiwa meliputi perilaku kekerasan,

resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan, verbal),

gangguan persepsi sensori seperti halusinasi (pendengaran, penglihatan,

pengecap, peraba, penciuman), gangguan proses pikir, kerusakan komunikasi

verbal, resiko bunuh diri, isolasi sosial, kerusakan interaksi sosial, defisit

perawatan diri (mandi, berhias, makan, eliminasi) dan harga diri rendah

kronis (Riskesdas, 2013).

Skizofrenia adalah gangguan yang lebih kronis dan lebih melemahkan

daripada jenis gangguan mental lainnya. Sekitar 50%-80% orang-orang yang

masuk rumah sakit atas dasar satu episode skizofrenia, akan mendapatkan

kembali perawatan di rumah sakit untuk episode lain kehidupan mereka.

Perilaku kekerasan merupakan salah satu perilaku skizofrenia. Perilaku

kekerasan merupakan tindakan menciderai orang lain, diri sendiri, merusak

harta benda (lingkungan), dan ancaman secara verbal (Keliat 2013)

1
2

WHO (2016) menyebutkan terdapat sekitar 35 juta orang didunia

mengalami depresi, 60 juta orang mengidap bipolar, 21 juta orang mengalami

skizofrenia, dan 47,5 juta orang mengalami demensia.

Berdasarkan data Riskesdas (2018) didapatkan data bahwa penderita

gangguan jiwa dengan penderita skizofrenia terbanyak terdapat di provinsi

bali yaitu sebesar (11,1%), sedangkan penderita skizofrenia terendah terdapat

di provinsi Kepulauan Riau yaitu sebanyak 2,8%. Aceh sendiri memiliki

prevalensi penderita skizofrenia sebanyak 8,7% sehingga aceh merupakan

salah satu provinsi yang memiliki penderita gangguan jiwa dengan

skizofrenia terbanyak setelah bali dan D.I Yogyakarta dimana D.I Yogyakarta

memiliki prevalensi skizofrenia sebanyak 10,4%.

Provinsi Aceh Pada tahun 2019 sebanyak 2350 orang pasien dengan

gangguan jiwa disebabkan oleh napza (50%), ekonomi (30%), komplikasi

(20%). Jumlah kunjungan pasien dengan gangguan jiwa di puskesmas

kabupaten/kota hingga tahun 2015 sebanyak 251.652 kunjungan (Dinkes

Aceh, 2019).

Penderita gangguan jiwa seberat apapun bisa sembuh, tetapi mereka

harus mendapatkan pengobatan serta dukungan dari keluarganya pun sangat

dibutuhkan. Mereka bisa sembuh dan kembali menjalani hidup secara

produktif, baik secara ekonomis maupun secara sosial di dalam masyarakat,

ada sebagian besar dari mereka yang bisa terbebas dari keharusan minum obat

(Setiadi, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Hartanto (2014) mengatakan, keluarga


3

sangat penting untuk pasien gangguan jiwa karena peran keluarga sangat

mendukung untuk pengobatan demi kesembuhan pasien karena keluarga

mampu memberikan kepercayaan dan sikap yang baik untuk keluarganya.

Karena keluarga mempunyai fungsi memberikan kasih sayang, rasa aman,

rasa percaya dan menyiapkan peran di masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Hartanto (2018) mengatakan, tugas

keluarga sangat penting untuk pasien gangguan jiwa skizofrenia karena peran

keluarga sangat mendukung untuk pengobatan demi kesembuhan pasien

karena keluarga mampu memberikan kepercayaan dan sikap yang baik untuk

keluarganya. Karena keluarga mempunyai fungsi memberikan kasih sayang,

rasa aman, rasa percaya dan menyiapkan peran di masyarakat.

Menurut data yang peneliti dapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Bireuen tahun 2020, jumlah penderita gangguan jiwa di Kota Bireuen

sebanyak 864 orang (Dinkes Kabupaten Bireuen, 2020). Berdasarkan data

yang peneliti dapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Bireuen sampai bulan

Maret 2021, jumlah penderita skizofrenia di Puskesmas Makmur sebanyak 60

orang (Puskesmas makmur 2021).

Dari hasil wawancara peneliti dengan 10 orang anggota keluarga yang

memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa, didapatkan data sebesar 7

orang anggota keluarga mengatakan masih belum mendukung pengobatan

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan alasan mereka malu

mempunyai keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Sedangkan sebanyak 3

orang anggota keluarga mengatakan bahwa mereka mendukung pengobatan


4

anggota keluarga terhadap kepatuhan pengobatan anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa karena mereka merasa kasihan dan mereka

mengatakan meskipun dengan kondisi seperti itu, penderita gangguan jiwa

adalah anggota keluarganya.

Dari data yang dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa masih banyak

pasien dengan gangguan jiwa yang tidak mendapatkan dukungan keluarganya

dalam melakukan pengobatan, sehingga peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Dukungan Keluarga Dalam Pengobatan

Pasien Skizofrenia Di Puskesmas Makmur Kabupaten Bireuen Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Bagaimanakah Dukungan Keluarga Dalam

Pengobatan Pasien Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Makmur

Kecamatan Makmur Kabupaten Bireuen?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dukungan keluarga dalam pengobatan pasien

skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Makmur Kecamatan Makmur

Kabupaten Bireuen.
5

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberi pengetahuan

serta wawasan lebih dalam lagi bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca

umumnya tentang dukungan keluarga dalam pengobatan pasien skizofrenia di

Puskesmas Makmur Kabupaten Bireuen.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan informasi ilmu tambahan yang akan memperdalam wawasan

keilmuan sehingga dapat dijadikan bahan penelitian mendatang serta sebagai

sumber informasi bagi institusi pendidikan.

3. Bagi Responden

Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk menambahkan ilmu

pengetahuan dan wawasanya terkait dengan dukungan keluarga dalam

pengobatan pasien skizofrenia di Puskesmas Makmur Kabupaten Bireuen serta

meningkatkan wawasan keluraga untuk memberi dukungan terhadap

pengobatan pasien skizofrenia.

4. Bagi Penelitian Lanjutan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar serta

acuan atau informasi untuk penelitian selanjutnya pengaruh keluarga dalam

pengobatan pasien skizofrenia

Anda mungkin juga menyukai