Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA INSTRUMEN UJI

COBA MATERI SEGITIGA


Supandi1 , Lailatul Farikhah2
1.
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang
email: hspandi@gmail.com
2.
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang
email: lfarikhah@yahoo.co.id,

Abstrak
Penelitian ini bertujuan pada upaya untuk mengetahui kualitas butir soal matematika pada materi segitiga.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode pengumpulan data lapangan . Pembuatan aplikasi berdasarkan analisis hasil dari metode
statistik yaitu analisis respon butir. Hasil dari penelitian ini adalah informasi berupa validitas soal,
reliabilitas soal, evaluasi daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kualitas butir soal dari tingkat validitas soal, yang valid sebesar 70% dan tidak valid sebesar 30%. Dari
tingkat reliabilitas soal dengan taraf signifikansi 5% soal dinyatakan reliabel. Berdasarkan tingkat kesukaran
soal 60% berada pada kategori mudah, 30% berada pada kategori sedang, dan 10% berada pada kategori
sukar. Daya beda soal menunjukkan 50% soal dikategorikan baik dan50% dengan kategori cukup.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa kualitas soal memiliki validitas dan reliabilitas
yang tinggi, sedangkan dari tingkat kesukaran tergolong mudah dan daya bedanya tergolong cukup.

Kata kunci: Butir soal, Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Taraf Kesukaran

PENDAHULUAN meningkatkan kompetensi diri, merupakan


Pendidikan adalah proses seseorang sebagian masalah yang dihadapi para guru
mengembangkan kemampuan sikap dan matematika saat ini. Sedangkan
bentuk – bentuk tingkah laku lainnya di perkembangan atau kemajuan teknologi
dalam masyarakat. Proses sosial yakni pembelajaran matematika, perubahan
orang dihadapkan pada pengaruh paradigma belajar-mengajar, dan tuntutan
lingkungan yang terpilih dan terkontrol undang-undang, kurikulum, dan masyarakat
(khususnya yang datang dari sekolah ) (orang tua siswa) akan prestasi belajar
sehingga dia dapat memperoleh atau matematika yang tinggi dari para siswa,
mengalami perkembangan kemampuan merupakan beberapa contoh tantangan
sosial dan kemampuan individu yang untuk para guru matematika.
optimal (Sudharto, et.al, 2009: 5). Proses untuk menuju suatu tujuan
Djamilah Bondan Widjajanti (2011: atau suatu keberhasilan yang telah
1) menyatakan dari waktu ke waktu ditetapkan sangat dipengaruhi oleh
masalah dan tantangan yang dihadapi para beberapa faktor, antara lain faktor guru
guru matematika semakin bertambah terhadap peserta didik dalam proses belajar
banyak. Masalah – masalah seperti: (1) mengajar dikelas, anak didik yang
penguasaan materi matematika tertentu dan mempunyai karakteristik berbeda-beda,
cara mengajarkannya; (2) keragaman siswa minat anak didik terhadap suatu pelajaran,
dalam berbagai aspek; (3) rasa percaya diri, kegiatan pembelajaran, strategi penggunaan
sikap, dan motivasi belajar matematika metode pembelajaran, fasilitas yang
siswa yang belum seperti yang diharapkan; tersedia, suasana evaluasi serta alat
(4) kecemasan yang berlebihan dari para evaluasi dan bahan evaluasi yang baik
siswa dan orang tua mereka dalam sehingga peserta didik mendapatkan hasil
menghadapi ulangan atau ujian matematika; belajar yang baik maupun kurang baik.
dan (5) keterbatasan kemampuan, prasarana Guru berperan dalam penyusunan evaluasi
dan waktu untuk mengembangkan atau dalam bentuk tes. Maka setiap guru dituntut

71
agar mempunyai tanggung jawab dalam langkah dalam menyelesaikan soal sehingga
merencanakan dan melaksanakan evaluasi. cara belajar siswa harus diarahkan untuk
Salah satu alat evaluasi yang sering lebih banyak memahami konsep-konsep
digunakan adalah tes, sebagai mana yang dasar dan konsep penting materi luas
dikemukakan oleh Arikunto (2009:53) permukaan bangun ruang dengan
bahwa “Tes adalah merupakan alat atau memperbanyak latian soal (Mulyadi, Riyadi
prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan Sri Subanti, 2015). Sedangan menurut
atau mengukur sesuatu dalam suasana, Sanny S Silaban dan Setya Utari (2015)
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah menunjukkan profil penguasaan konsep
ditemukakan”. Sebagaimana tahap awal siswa masih rendah
untuk mendapatkan alat evaluasi yang baik Sementara itu iklim sekolah dan
perlu dianalisis bentuk soal. Dalam hal ini dukungan sosial guru matematika secara
alat evaluasi perlu di uji coba untuk melihat bersama tidak dapat memprediksi
kriterianya. keberhasilan prestasi belajar matematika
Diberlakukannya Kurikulum Tingkat pada siswa SMU. Iklim sekolah secara
Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan parsial tidak dapat memprediksi prestasi
ruang keleluasaan guru dalam belajar matematika siswa SMA (Ratna
merencanakan, melaksanakan, dan memberi Dewi Bachria, Asmadi Alsa, 2015)
penilaian dalam kegiatan pembelajarannya. Zamsir dan Hasnawati (2014) dalam
Butir soal yang disusun harus mencakup penelitiannya menunjukkan bahwa
seluruh kurikulum, diharapkan kompetensi mayoritas guru berpendapat bahwa
dasar dan standar kompetensinya dapat penyebab kesulitan belajar siswa pada
tercapai. Setiap butir soal hendaknya waktu mengikuti ujian terutama pada tiga
memiliki validitas isi, artinya alat ukur aspek, yaitu: (1) materi belum tuntas
tersebut memang benar–benar berisi materi diajarkan, (2) materi sulit dipahami oleh
yang akan diukur. Sehingga kesesuaian siswa, dan (3) siswa belum terbiasa
antara alat ukur dengan isi yang seharusnya menjawab model soal yang diujikan.
diukur benar–benar ditampilkan dalam Sedangkan menurut Tika Dwi Rahayu,
penyusunan soal. Bambang Hari Purnomo dan Sukidin,
Evaluasi merupakan hal yang sangat (2014) tingkat kesukaran soal pilihan ganda
penting dan harus diperhatikan dalam buatan guru belum proporsional dan ada
proses pembelajaran. Tetapi banyak guru yang tidak sesuai antara ranah kognitif yang
yang belum mampu memilih alat evaluasi ditetapkan oleh guru dengan ranah kognitif
yang baik. Pada umumnya bahwa tes yang sebenarnya menurut taksonomi
buatan guru dalam merancang soal, tidak Bloom.
memperhatikan atau belum melakukan Daya beda soal pilihan ganda buatan
analisis butir tes soal sehingga kebanyakan guru tersebut masih rendah. Hal ini
belum bisa mengidentifikasi soal-soal yang didukung juga oleh hasil penelitian dari
baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Suryawati dan Yulfikar (2012)
Selain dengan menganalisa soal, tes yang Mahmud Alpusari (2014) meneliti
disusun juga harus memenuhi syarat atau analisis vailiditas butir soal pada taraf
ciri-ciri kualitas tes yang baik. koofisien yang berbeda yaitu dengan
Pada kemampuan spasial rendah guru menggunakan taraf 1% soal yang valid
harus lebih menekankan pada semua berjumlah 16 butir soal dan soal yang tidak
langkah-langkah penyelesaian karena valid 24 butir soal, sedangkan pada taraf
banyak siswa yang sama sekali tidak tahu koofisien 5% soal yang valid 26 soal dan
konsep sehingga perlu adanya pengulasan soal yang tidak valid 14 butir soal.
materi prasarat dan peningkatan Dengan demikian untuk mengetahui
pemahaman terhadap setiap langkah- kemajuan siswa pada setiap kegiatan akhir

72
pembelajaran perlu dilakukan tes 2. Tes kembali data-data yang sudah terkumpul
merupakan alat ukur yang digunakan dapat untuk memastikan kelengkapannya.
berupa tes lisan, tes tertulis, dan tes Koding, yaitu mengklasifikasikan data yang
perbuatan, tergantung pada kompetensi diperoleh menurut macamnya dengan
siswa atau karakteristik materi yang memberikan kode pada setiap data yang
disajikan (Mohammad Harijanto, 2006). sudah diperoleh untuk mempermudah
Dari pernyataan di atas, terlihat peneliti di dalam melakukan penelitian ini.
bahwa masih banyak guru yang belum Tabulating, yaitu mengolah data
melakukan analisis butir soal atau kualitas sedemikian rupa ke dalam bentuk tabel,
tes untuk mendapat soal tes yang sesuai tabel yang diperlukan.
berkualitas. Untuk itu seorang guru Teknik Analisis Data tahap pertama
dituntut untuk mampu melakukan analsis yaitu menentukan Validitas. Uji validitas
butir soal sehingga mendapatkan digunakan untuk mengetahui valid tidaknya
seperangkat tes (alat evaluasi), yang item tes. Soal yang tidak valid akan di
berkualitas. Berdasarkan latar belakang buang dan tidak digunakan sedangkan soal
yang dikemukakan diatas maka masalah yang valid berarti soal tersebut dapat
dalam penelitian ini adalah bagaimana digunakan. Sebutir item dapat dikatakan
kualitas tes matematika siswa pada materi telah memiliki validitas yang tinggi , jika
segitiga. skor-skor pada butir item yang
bersangkutan memiliki kesesuaian dengan
METODE PENELITIAN skor totalnya. Rumus yang digunakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam menentukan validitas soal adalah
adalah penelitian lapangan (field research) rumus korelasi Product Moment dengan
dengan pendekatan deskriptif. Dalam angka kasar sebagai berikut:
penelitian ini peneliti ingin
mendeskripsikan mengenai kualitas butir
soal matematika pada instrumen soal uji
coba materi segitiga dari segi: validitas, dengan
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya = koefisien korelasi product
pembeda. moment
Subjek dari penelitian ini adalah tes N = Jumlah objek
uji coba materi segitiga pada siswa SMP X = Skor butir soal
yang berjumlah sebanyak 39 orang. Objek Y = Skor total
penelitian ini adalah kualitas butir soal
matematika pada tes uji coba materi Penafsiran harga koefisien korelasi
segitiga dari segi: validitas, reliabilitas, ada dua cara yaitu dengan melihat harga r
tingkat kesukaran dan daya pembeda. dan diinterpretasikan misalnya korelasi
Data yang diperoleh dari penelitian tinggi, cukup, dan sebagainya. Cara
ini yaitu data hasil tes matematika pada berikutnya yaitu dengan berkonsultasi ke
istrumen uji coba berupa lembar jawaban tabel harga kritik r produk moment
soal. Sedangkan sumebnr data berupa data sehingga dapat diketahui signifikan
dokumenter yaitu arsip-arsip berupa naskah tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih
soal dan kunci jawaban soal. kecil dari harga kritik dalam tabel, maka
Dalam pengumpulannya, data korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu
diperoleh melalui hasil tes pada instrumen juga arti sebaliknya.
uji coba soal materi segitiga tahun. Analisa Tahap kedua adalah menetukan
data dilakukan dalam beberapa tahap. reliabilitas. Dalam hal reliabilitas ini
Editing (mempelajari kembali), yaitu tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika
meneliti, memeriksa, dan mengecek validitas terkait dengan ketetapan objek

73
yang tidak lain adalah tidak Nilai P yang diperoleh di kategorikan
menyimpangnya data dari kenyataan, sebagai berikut:
artinya data tersebut benar, maka konsep 0,00 – 0,30 = sukar
reliabilitas terkait dengan pemotretan 0,31 – 0,70 = sedang
berkali-kali. Instrumen yang baik adalah 0,71 – 1,00 = mudah
instrumen yang dapat dengan ajeg
memberikan data yang sesuai dengan Keempat menentukan daya pembeda.
kenyataan. Daya pembeda soal, adalah kemampuan
Untuk menentukan reliabilitas soal sesuatu soal untuk membedakan antara
bentuk uraian digunakan rumus: siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa
 n   si 
2 yang berkemampuan rendah. Rumus untuk
r11    1  2  menentukan indeks diskriminasi adalah:
 n  1   s t 
(2)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
n : banyaknya butir pertanyaan
 s i : jumlah varians skor tiap item
2

s 2t : varians total

Sedangkan varians butir soal dapat


ditentukan dengan menggunakan formula:
 X  2

X 2
 HASIL DAN PEMBAHASAN
 s i2  N
N
Uji Validitas
Setelah dilakukan tes pada siswa
diperoleh hasil yang dapat di analisis tiap
Tahap ketiga yaitu menganalisis
butir soalnya. Jika hasil uji validitas
tingkat kesukaran butir soal. Menganalisis
menunjukkan maka soal
tingkat kesukaran butir soal berarti
mengkaji soal-soal atau butir tes termasuk dikatakan valid, sebaliknya
dalam kategori sukar, sedang atau mudah.
maka soal dikatakan tidak valid. Adapun
Butir-butir item hasil belajar dapat
hasil uji validitas butir soal menggunakan
dinyatakan sebagai butir-butir item yang
rumus korelasi product moment yaitu pada
baik, apabila butir-butir item tersebut tidak
persamaan (1) dengan jumlah siswa (N) =
terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah
39 dan taraf signifikansi 5% adalah sebagai
dengan kata lain derajat kesukaran item itu
berikut:
adalah sedang atau cukup. Untuk mengukur
tingkat kesukaran digunakan rumus:
Tabel 1. Validitas
Kelompok Frekuensi Persentasi (3)
(%)
Keterangan: Valid 7 70
P = Indeks Kesukaran Tidak Valid 3 30
= Rerata untuk skor butir soal Jumlah 10 100
= Skor maksimal untuk butir Dari 10 butir soal terdapat 70% (7
soal) yang dinyatakan valid dan 30% (3
soal tersebut soal) yang dinyatakan tidak valid. Artinya 7
soal tersebut hasilnya sesuai dengan

74
kriterium dan tidak menyimpangnya data
dari kenyataan atau data tersebut benar
sehingga dapat dikatakan valid, sedangkan
untuk 3 soal tersebut tidak sesuai dengan
kriterium data yang diperoleh dan
menyimpang dari kenyataan, sehingga
dapat dikatakan soal tidak valid. Setiap
butir-butir soal yang berdasarkan hasil
analisis dalam kategori valid dan siap
dipakai, maka butir soal tersebut bisa
langsung dipakai dan dimasukkan dan Gambar 3. Nilai di atas rata-rata
dicatat dalam bank soal ( Mahmud
Alpusari, 2014 dan Nila Hayati, 2014)

Berikut ini adalah salah satu soal


yang dapat dikatakan valid dan tidak valid.
Soal Valid
Pertanyaan. Lukislah sebuah segitiga
jika diketahui panjang sisi-sisinya 5 cm, 6
cm, dan 4 cm. Jenis segitiga apakah yang
terbentuk. Jelaskan!

Gambar 4. Nilai di bawah rata-rata

Pada soal di atas hampir semua


jawaban yang mendapatkan nilai di atas
rata-rata dan di bawah rata-rata belum ada
yang menjawab dengan tepat. Hal tersebut
terjadi dipengaruhi oleh banyak hal, salah
satunya adalah ketika siswa mengerjakan
soal tersebut tidak dapat memahami apa
yang sebenarnya di tanyakan. Sebagian
Gambar 1. Nilai di atas rata-rata besar pola berpikirnya masih sederhana
belum bisa berpikir tingkat tinggi sehingga
dapat menyebabkan soal tersebut tidak
valid.

Reliabilitas
Berdasarkan perhitungan reliabilitas
dengan menggunakan persamaan (2) dan
taraf signifikan 5% dan N = 39 diperoleh
nilai rtabel = 0,316, sedangkan nilai rhitung =
. Karena rhitung terletak pada interval
Gambar 2. Nilai dibawah rata-rata
Soal Tidak Valid 0,81  r11 < 1,00 maka instrumen tersebut
Pertanyaan. Jika suatu bangun reliabel dengan kategori sangat tinggi
segitiga mempunyai sebuah keliling, artinya hasil-hasil pengukuran dengan
apakah luas segitiga tersebut sama dengan menggunakan tes tersebut secara berulang
keliling segitiga? Berikan Alasannya! kali terhadap subyek yang sama senantiasa
menunjukkan hasil yang tetap sama dan

75
korelasinya sangat tinggi. Hal ini didukung Tabel 3. Kategori Daya Pembeda
oleh peneltiian Aliati, Muchtar Ibrahim Daya Pembeda Frekuen
Persen
(2013 ), Ata Nayla Amalia dan Ani Kategori tasi
(D) si
(%)
Widayati (2012), yang menunjukan
D 0,40 Sangat baik 5 50
besarnya reliabilitas tes ujian yang terdiri Baik 0 0
dari 40 butir relatif tinggi yaitu 0,953 0,30 D 0,39 Cukup 5 50
sehingga soal tersebut konsisten dan handal 0,20 D 0,29 Tidak Baik 0 0
untuk digunakan sebagai alat ukur. Sangat tidak baik 0 0
0,19
Bertanda negatif
Tingkat Kesukaran
Jumlah 10 01100
Berdasarkan perhitungan hasil tingkat
Pada Tabel 3 terdapat 50% soal
kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 2
dengan kategori daya pembeda sangat baik,
berikut ini:
50% dengan kategori cukup, Butir-butir
soal yang baik adalah butir-butir soal yang
Tabel 2 . Tingkat Kesukaran
Tingkat
mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai
Frekue Persentasi 0,7, tetapi sebagian butir soal tergolong
Kesukaran Kategori
nsi (%) pada kategori cukup. Pada kasus tersebut
(P)
< 0,25 Sukar 1 10 soal tetap boleh di pakai karena soal
0,25 – 0,75 Sedang 3 30 tersebut memiliki daya pembeda yaitu
> 0,75 Mudah 6 60
masih dapat membedakan antara siswa
Jumlah 10 100 yang berkemampuan tinggi dan sisiwa yang
berkemampuan rendah. Perlu diingat bahwa
Pada Tabel 2 terlihat bahwa sebagian soal-soal itu tidak harus memiliki daya
berada pada kategori mudah. Hal tersebut pembeda yang tinggi sehingga jika terdapat
terjadi disebabkan oleh beberapa hal yaitu soal dengan kategori cukup yang
salah satunya siswa sudah memahami mempunyai indeks diskriminasi 0,2 sampai
materi yang diberikan sehingga untuk 0,4 tetap boleh dipakai.
menyelesaikan soal tersebut dapat Hasil penelitian ini diperkuat dengan
diselesaikan dengan baik dan membuat adanya teori menurut Anas Sudijono
kategori soal tersebut menjadi kategori (2011:386) bahwa mengetahui daya
mudah. Pada butir soal dapat dikategorikan pembeda item sangat penting, sebab salah
sedang karena sebagian siswa dapat satu dasar pegangan untuk menyusun butir
menjawab soal yang diberikan dengan tes hasil belajar adalah adanya anggapan
benar tetapi masih kurang tepat. Hal ini bahwa kemampuan antara peserta didik
menunjukkan bahwa kemampuan peserta adalah berbeda maka salah satu analisis
ujian pada mata kuliah sampel pada dua yang harus dilakukan untuk mengetahui
masa ujian sangat rendah. Hal ini mungkin apakah butir soal dapat dikatakan baik
disebabkan karena peserta ujian tidak atau sebagai alat evaluasi adalah analisis
belum belajar dengan maksimal (Dewi terhadap daya pembeda.
Juliah Ratnaningsih, 2012)
SIMPULAN
Daya Pembeda Soal
Berdasarkan hasil analisis, kualitas
Berdasarkan perhitungan hasil daya
butir soal matematika pada soal uji coba
pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3
materi segitiga yaitu 1). dari segi validitas,
berikut ini:
soal yang diklasifikasikan valid sebesar
70%. sedangkan soal yang diklasifikasikan
tidak valid sebesar 30%. 2) dari segi
reliabilitas soal, yaitu 0,852 dengan taraf

76
signifikansi 5% dan r tabel = 0,316, karena Fakultas Tarbiyah Iain Antasari
0,852 > 0,316 maka perangkat soal Banjarmasin, Jurnal Ta'lim Vol 4, No
dinyatakan reliabel. 3) dari segi tingkat 2 (2013)
kesukaran, rata-rata soal adalah 60% berada Mahmud Alpusari, 2014, Analisis Butir
pada kategori mudah. 4) dari segi daya Soal Konsep Dasar IPA 1 Melalui
pembeda, rata-rata soal adalah 50% berada Penggunaan Program Komputer
pada kategori sangat baik. Anates Versi 4.0 For Windows ,
Jurnal Primary Program Studi
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Anas Sudijono. (2011). Pengantar Evaluasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Jakarta : PT Rajagrafindo Pendidikan Universitas Riau |
Persada. Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 |
Aliati, Muchtar Ibrahim , 2013, Kualitas Issn: 2303-1514 |
Tes Ujian Nasional Matematika Mohammad Harijanto, 2006, Konstruksi
Siswa Smp Negeri Di Kabupaten Tes Sebagai Alat Ukur Hasil Belajar
Buton Utara Tahun Ajaran Di Sekolah Dasar, ISSN No. : 1412 –
2011/2012, Jurnal Penelitian 2952, Jurnal Kependidikan Interaksi,
Pendidikan Matematika Volume 1 No. Tahun 2 Nomor 2 Juni 2006
1 Mei 2013 Mulyadi, Riyadi, Sri Subanti, 2015,
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Analisis Kesalahan Dalam
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Aksara. Materi Luas Permukaan Bangun
Akbar, Sa’dun.2013.Instrumen Perangkat Ruang Berdasarkan Newman’s Error
Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Analysis (Nea) Ditinjau Dari
Rosdakarya. Kemampuan Spasial, Jurnal
Ata Nayla Amalia , Ani Widayati, 2012, Elektronik Pembelajaran Matematika
Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Issn: 2339-1685 Vol.3, No.4, Hal
Kelas XII SMA Mata Pelajaran 370-382 Juni 2015
Ekonomi Akuntansi Di Kota Nila Hayati Dan Djemari Mardapi, 2014,
Yogyakarta Tahun 2012. Jurnal Pengembangan Butir Soal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. Matematika SD Di Kabupaten
X, No. 1, Halaman 1 – 26. Tahun Lombok Timur Sebagai Upaya Dalam
2012 Pengadaan Bank Soal, Jurnal
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Kependidikan, Volume 44, Nomor 1,
Rineka Cipta, 2008. Mei 2014, Halaman 26 – 38
Dewi Juliah Ratnaningsih , Isfarudi, 2013, Ratna Dewi Bachria, Asmadi Alsa, 2015,
Analisis Butir Tes Objektif Ujian Iklim Sekolah Dan Dukungan Sosial
Akhir Semester Mahasiswa Guru Matematika Sebagai Prediktor
Universitas Terbuka Berdasarkan Keberhasilan Prestasi Belajar
Teori Tes Modern Jurnal Pendidikan Matematika Siswa Sma, Gadjah
Terbuka Dan Jarak Jauh, Volume 14, Mada Journal Of Psychology Volume
Nomor 2, September 2013, 98-109 1, No. 3, September 2015: 129 – 139
Idrus Alwi, 2015 Kriteria Empirik Dalam Issn: 2407-7798
Menentukan Ukuran Sampel Pada Sanny S Silaban, Setya Utari, 2015,
Pengujian Hipotesis Statistika Dan Analisis Didaktik Berdasarkan Profil
Analisis Butir, , Jurnal Formatif 2(2): Penguasaan Konsep Siswa pada
140-148 Issn: 2088-351x Materi Suhu dan Kalor, Prosiding
Rahmawati, 2013, Analisis Butir Soal Simposium Nasional Inovasi dan
Matematika Pada UKA PLPG LPTK Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS

77
2015), 8 dan 9 Juni 2015, Bandung,
Indonesia
Slameto, Evaluasi pendidikan, Jakarta:
Bina Aksara, 1998.
Sudharto. 2009. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Semarang : FIP IKIP
PGRI Press.
Sudjana, Nana.2008. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Suryawati dan Yulfikar, 2012, Kualitas Tes
dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 9 Banda
Aceh Tahun Pelajaran 2011/2012,
Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 1,
Oktober 2012, ISSN: 2302-5158.
Tika Dwi Rahayu, Bambang Hari Purnomo,
Sukidin, 2014, Analisis Tingkat
Kesukaran dan Daya Beda Pada Soal
Ujian Tengah Semester Ganjil Bentuk
Pilihan Ganda Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5
Jember Tahun Ajaran 2012-2013,
Jurnal Edukasi UNEJ , I (1): 39-43
Widjajanti, Djamilah Bondan. 2011. Lesson
Study : Bersama Lebih Mudah,
Bersama Pasti Bisa. (1) : 2011.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files
/tmp/PPM%20-
LESSON%20STUDY%20untuk%20w
orkshop%20UPY-Mei%202011.pdf.
diakses pada 13 Januari 2013
Zamsir, Hasnawati, 2014, Model
Diagnostik Kesulitan Belajar Siswa
Berbasis Ujian Nasional, Jurnal
Pendidikan Matematika Volume 5
Nomor 1, Hal 99-110

78

Anda mungkin juga menyukai