Anda di halaman 1dari 5

A.

LATAR BELAKANG

Pembangunan teknologi dan industry pengelolah sumerdaya alam di

Indonesia semakin meningkat dengan pesat, akibat pembangunan tersebut

banyak sumerdaya alam yang dieksplorasi dan dieksploitasi untuk

kebutuhan industry serta kebutuhan lainnya. Metode eksplorasi menjadi dua

dalam pelaksanaannya, yaitu metode langsung dan metode tak langsung.

Metode langsung berarti kegiatan penyelidikan dilakukan dengan kontak

langsung pada bahan galian. Metode tak langsung memiliki pengertian

sebaliknya. Metode tak langsung itu seperti penginderaan jauh, metode

geokimia, dan metode geofisika. Metode langsung itu seperti pemetaan,

test pit, trenching dan pemboran (Arif, 2014). Kemajuan ilmu dan teknologi

dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya energy dapat

meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. Salah satu sumber daya energy,

diperlukan pemahaman mengenai keterdapatan batubara disuatu daerah.

Kondisi pola sebaran dan kemenerusan batubara yang bervariasi

dikendalikan oleh proses-proses geologi, baik yang berlangsung

bersamaan atau setelah pembentukan batubara (Kuncoro, 2000).

Analisis endapan lapisan batubara merupakan suatu cara untuk

mengetahui kondisi endapan dan pola penyebaran lapisan batubara

dibawah permukaan disuatu daerah, berdasarkan hal tersebut sehingga


peneliti mengambil judul Analisis lapiasan batubara berdasarkan data bor

dan data logging resistivity daerah x provinsi kaliamantan timur .


LATAR BELAKANG (versi saya…..)

Sumber daya adalah jumlah atau kuantitas bahan galian yang terdapat

di permukaan atau di bawah permukaan bumi yang sudah diteliti tetapi

belum dilakukan studi kelayakan. Keberadaan bahan galian di dalam perut

bumi dapat diketahui dari sejumlah indikasi adanya bahan galian tersebut di

permukaan bumi yang salah satu contohnya adalah batubara. Keadaan

seperti ini memberikan kesempatan bagi para ahli untuk melakukan

penyelidikan lebih lanjut, baik menggunakan metode langsung (Geologi)

maupun metode tidak langsung (Geofisika).

Sebagai sumber energy, batubara memiliki nilai yang strategis dan

potensial untuk memenuhi sebagian besar energy dalam negri. Sumber daya

batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 milyar ton dan tersebar di

Sumatera, Kalimantan dan sisanya di Jawa, Sulawesi, dan irian Jaya

(Soedjoko,1993). Kondisi pola sebaran dan kemenerusan batubara yang

bervariasi dikendalikan oleh proses-proses geologi, baik yang

berlangsung bersamaan atau setelah pembentukan batubara (Kuncoro,

2000). Lapisan batubara selain ditemukan sebagai lapisan yang melampar

luas dengan ketebalan menerus dan dalam urutan yang teratur, juga dapat

dijumpai sebagai lapisan yang tersebar tidak teratur, tidak menerus,

menebal, menipis, terpisah dan melengkung dengan geometri yang


bervariasi. Hal tersebut dipengaruhi karena adanya struktur lipatan dan sesar.

Struktur lipatan dan sesar juga dapat mempengaruhi kualitas batubara dan

geometri lapisan batubara. Parameter-parameter yang mempengaruhi

kualitas batubara antara lain adanya kandungan sulfur, kandungan abu, dan

nilai kalori (P.B. Kuncoro, 2008). Parameter geometri lapisan batubara antara

lain tebal, kemiringan, sebaran, bentuk serta kemenerusan dari lapisan

batubara tersebut. Sehingga, penyelidikan secara geologi pada dasarnya

belum dapat menentukan secara teliti dan kuantitatif informasi mengenai

bahan galian batubata tersebut. Bila penyelidikan dilakukan secara lebih teliti,

yaitu dengan menggunakan berbagai macam metode geofisika dan

pemboran, maka bahan galian batubara tersebut sudah dapat diketahui

dengan lebih pasti, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk

mendapatkan data geologi batubara bawah permukaan secara cepat dan

tepat yaitu metode well logging. Metode ini menghasilkan tingkat akurasi

data yang relatif tinggi dibandingkan dengan metode lain, sehingga metode

ini masih menjadi pilihan utama perusahaan dalam melakukan eksplorasi

meskipun memerlukan biaya yang relatif mahal. Metode well logging adalah

perekaman data secara kontinu dari pengukuran yang dibuat pada satu

lubang bor untuk menyelidiki variasi beberapa sifat fisis dari batuan yang
berasal dari pengeboran lubang bor (D.R. Reeves, 1986). Metode ini

dirancang tidak hanya untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk

memperoleh berbagai data lain, seperti kedalaman, ketebalan, kualitas

lapisan batubara dan juga mengkompensasi berbagai masalah yang tidak

terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman

sesungguhnya dari setiap lapisan, terutama lapisan batubara termasuk

parting dan lain lain (Djumhani, 1998).

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis bermaksud

mengangkat topik mengenai analisis endapan lapisan batubara dengan

judul “Analisis lapiasan batubara berdasarkan data bor dan data logging

resistivity daerah x provinsi kaliamantan timur ”, serta hal ini juga

dikarenakan analisis lapisan batubara menggunkan metode logging

resistivity merupakan penelitian baru di lingkup Universitas Halu Oleo.

Anda mungkin juga menyukai