Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT (EXCAVATOR)

HITACHI ZX210-5 DAN ALAT ANGKUT (DUMP TRUCK) MITSUBISHI


FN 527 ML UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI PENAMBANGAN
BATU GRANIT DI PT HANSINDO MINERAL PERSADA KECAMATAN
SUNGAI PINYUH KABUPATEN MEMPAWAH PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

Ichsannudin1), Budhi Purwoko 2), Yoga Herlambang 3)


1)
Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak
2,3)
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak
ichsannudin76@gmail.com

Abstrak

PT Hansindo Mineral Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
batu granit yang berada di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh. Kegiatan penambangan PT Hansindo
Mineral Persada menggunakan alat muat excavator Hitachi ZX 210-5 dan alat angkut Mitsubishi FN 527 ML.
Permasalahan yang terjadi adalah target produksi sebesar 18.000 BCM/bulan yang diharapkan perusahaan belum
dapat tercapai Penelitian ini dilakukan dengan mengamati apa saja faktor yang menyebabkan target produksi tidak
tercapai seperti waktu edar (cycle time), waktu kerja efektif, dan geometri jalan angkut. Berdasarkan hasil penelitian
produktivitas alat mekanis saat ini hanya mampu mencapai 15.924,23 BCM/bulan, sehingga perlu dilakukan
perbaikan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja alat makanis sehingga target produksi yang
diharapkan dapat tercapai.Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan peningkatan efisiensi kerja yaitu
melakukan perbaikan terhadap hambatan kerja, dan juga memperbaiki waktu edar alat dengan menambah kecepatan
alat angkut, serta melakukan penambahan curah bucket alat muat. Perbaikan yang sudah dilakukan akan berdampak
pada produksi alat mekanis, sehingga produksi alat mekanis dapat meningkat menjadi 26.272,30 BCM/bulan
sehingga target produksi yang diharapkan perusahaan dapat tercapai.

Kata kunci : waktu kerja efektif, cycle time, alat angkut, target produksi

Abstract

(Title : Study of Technical Productivity Tools Dig Fit (Excavator) Hitachi ZX210-5 And Transport (Dump Truck)
Mitsubishi FN 527 ML to achieve Target production of Granite Mining PT Hansindo Persada Mineral County
course of Pinyuh River Sub Province West Kalimantan) PT Hansindo Persada Mineral is one of the companies
engaged in the mining of granite stone in the village of Peniraman, the River Pinyuh. Mining activities of PT Hansindo
Persada Minerals using the tool fit excavator Hitachi ZX 210-5 and transport tool Mitsubishi FN 527 ML. Problems
occurred is the target production of 18,000 BCM/month expected the company could not be reached This research
was conducted by observing what are the factors that cause the target not reached production path as time (cycle
time), the effective working time, and the geometry of the road transport. Based on the research productivity of
mechanical tools are currently only able to achieve 15,924.23 BCM/month, so improvements need to be made against
the factors – factors that affect the performance of the tool so that the production target of makanis expected to is
reached. The efforts increased production can be done by increasing work efficiency that is doing the repairs against
the resistance work, and also fix the time path tool by adding the speed of transport tools, as well as increased bulk
load tool bucket. Improvements already done will have an impact on the production of mechanical tools, so that the
production of mechanical tools can increase to 26,272.30 BCM/month so that the expected production target can be
achieved.

Keywords: effective working time, cycle time, transports, target production tools

1. PENDAHULUAN
PT Hansindo Mineral Persada merupakan salah satu menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan quarry. Penambangan granit yang dilakukan PT
dengan komoditas batu granit yang berlokasi di Desa Hansindo Mineral Persada adalah untuk memenuhi
Peniraman, Provinsi Kalimantan Barat. PT Hansindo permintaan pasar akan bahan baku konstruksi.
Mineral Persada memproduksi batu granit
133
Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT produksi yang diharapkan perusahaan, serta
Hansindo Mineral Persada khususnya pada kegiatan memberikan upaya perbaikan agar target produksi
pemuatan dan pengangkutan menggunakan excavator yang diharapkan dapat tercapai.
Hitachi ZX 210-5 dan dump truck Mitsubishi FN 527
ML dalam rangka mencapai target produksi yang 2. TINJAUAN TEORI
diharapkan perusahaan. Waktu Edar (Cycle Time)
Produktivitas nyata dari alat mekanis yang bekerja Waktu edar merupakan waktu yang ditempuh oleh alat
sering tidak sesuai dengan produktivitas secara teoritis untuk 1 (satu) kali pekerjaan
sehingga akan berpengaruh terhadap target produksi Waktu edar alat muat dimulai dari saat menggali
yang diharapkan perusahaan. Peningkatan efisiensi sampai pada posisi mulai menggali kembali,
kerja dan keserasian alat mekanis akan berpengaruh sedangkan waktu edar alat angkut adalah waktu edar
yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari proses
terhadap pencapaian target produksi tersebut.
dimuati oleh alat muat sampai pada posisi mulai untuk
Dalam operasinya, PT Hansindo Mineral Persada
dimuati kembali (Hadi, dkk, 2015).
melakukan penambangan batu granit dengan Untuk dapat menghitung waktu edar alat muat dan alat
menggunakan rangkaian kerja alat gali - muat angkut dapat menggunakan persamaan sebagai berikut
(excavator) Hitachi ZX210-5 dan alat angkut (dump (Peurifoy, 2006):
truck) Mitsubishi FN 527 ML untuk memindahkan
material dari lokasi penambangan ke unit pengolahan Ctm = (Tm1+Tm2+Tm3+Tm4)/60 (2.1)
dengan target produksi yang telah ditetapkan. Keterangan :
Penggunaan alat mekanis yang tidak efektif dapat CTm = Total waktu edar alat muat (menit)
mempengaruhi target produksi yang telah ditetapkan. Tm1 = Waktu ayunan mengisi muatan (detik)
Target produksi penambangan batu granit PT Tm2 = Waktu ayunan bermuatan (detik)
Hansindo Mineral Persada pada tahun 2018 adalah Tm3 = Waktu untuk menumpahkan muatan (detik)
sebesar 18.000 BCM/bulan sedangkan realisasi Tm4 = Waktu ayunan Kosong (detik)
produksi alat muat dan alat angkut saat ini adalah
CTa = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 (2.2)
21.790,83 BCM/bulan dan 15.924,23 BCM/bulan batu Keterangan :
granit, sehingga target produksi yang ditetapkan CTm = Waktu edar alat angkut (menit)
belum bisa tercapai. Ta1 = Waktu diisi muatan (menit)
Belum tercapainya target produksi yang telah Ta2 = Waktu mengangkut muatan (menit)
ditetapkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh sistem Ta3 = Waktu menumpahkan muatan (menit)
kerja alat mekanis yang belum efisien dan rendahnya Ta4 = Waktu kembali kosong (menit)
kemampuan produksi saat ini, dimana kemampuan
alat mekanis dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor)
kondisi jalan angkut, pola pemuatan, efisiensi kerja, Faktor pengisian mangkuk adalah perbandingan antara
dan keserasian alat muat dan alat angkut. volume material yang dapat ditampung oleh mangkuk
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan terhadap bucket teoritis dan dinyatakan dalam persen
(Prodjosumarto,1995)
upaya agar target produksi penambangan batu granit
Faktor pengisian dapat dinyatakan dengan persamaan
PT Hansindo Mineral Persada dapat tercapai. Adapun
berikut (Pfleider,1972) :
rumusan masalah penelitian ini adalah berapakah
produktivitas alat mekanis yang bekerja pada kegiatan BFF= Vn/Vt x 100 % (2.3)
pemuatan dan pengangkutan batu granit PT Hansindo Keterangan :
Mineral Persada saat ini, apa saja faktor yang BFF = Bucket Fill Factor (%)
menyebabkan tidak tercapainya target produksi alat Vn = Volume nyata bucket (m3)
muat dan alat angkut pada kegiatan penambangan batu Vt = Volume teoritis bucket(m3)
granit PT Hansindo Mineral Persada, dan bagaimana
upaya yang dapat dilakukan agar target produksi alat Waktu Kerja Efektif Efisiensi Kerja
muat dan alat angkut pada kegiatan penambangan batu Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang
granit PT Hansindo Mineral Persada tercapai. Adapun digunakan untuk melakukan kerja atau waktu kerja
batasan pada penilitian ini adalah kegiatan yang yang tersedia yang sudah dikurangi dengan waktu
hambatan kerja. Sedangkan waktu kerja tersedia
diamati yaitu pada kegiatan pemuatan batu granit
adalah waktu yang disediakan oleh perusahaan dalam
hingga kegiatan pengangkutan batu granit menuju unit
satu shift kerja.
pengolahan, dan tidak melibatkan perhitungan biaya Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara waktu
pada analisisnya. yang dipakai untuk bekerja
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk dengan waktu yang tersedia yang dinyatakan dalam
mengetahui produktivitas alat mekanis saat ini, persentase (%).
mengidentifikasi penyebab tidak tercapainya target
134
Adanya hambatan yang terjadi selama jam kerja akan
mengakibatkan waktu kerja efektif semakin kecil
sehingga efisiensi kerja juga semakin kecil. Adapun
rumus persamaannya adalah sebagai berikut :
Wke = Wkt – Wht (2.4)

EK =Wke/Wkt x100% (2.5)

Keterangan:
Wke = Waktu kerja efektif (menit)
EK = Efisiensi kerja (menit) Gambar 1. Pola Muat Top Loading dan Bottom
Wkt = Waktu kerja tersedia (menit) Loading
Wht = Waktu hambatan (menit) Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi
dumptruck untuk dimuati terhadap posisi
Faktor Pengembangan (Swell Factor) excavator (biasa disebut pola gali muat), yaitu :
Pengembangan material adalah pengembangan a. Single Back Up
volume suatu material setelah digali dari tempatnya. Yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati
Di alam, material didapati dalam keadaan padat dan pada satu tempat
terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit b. Double Back Up
bagian – bagian yang kosong (void) yang terisi udara Yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati
diantara butir – butirnya. pada dua tempat.
Angka – angka swell factor untuk setiap klasifikasi
material berbeda sesuai dengan jenis material itu
sendiri seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Swell Factor Berbagai Material
Average Weight Swell
(ton/m3) %
Material Facto
Swell
Bank Loose r
Asbestos 2,97 1,96 51 0,66
Barites 4,3 2,75 56 0,64
Basalt 2,96 1,96 51 0,66 Gambar 2. Pola Muat Single Back Up dan
Bauxite, Dry 1,72 1,29 33 0,75 Double Backup
Bauxite, Wet 2,55 1,76 45 0,69
Borax 1,24 0,4 39 0,72 Lebar Jalan Angkut
Coal, a. Lebar Jalan Angkut Pada Jalan Lurus
35 0,74
Anthracite 1,36 1,01 Lebar jalan minimum pada jalan lurus ganda atau
Coal,
35 0,74 lebih menurut “Aasho Manual Rural High Way
Bituminous 1,01 0,75
Copper Ore 45 0,69
Design”, harus ditambah dengan setengah lebar jalan
2,67 1,84
angkut pada bagian tepi kiri dan kanan (gambar 2.15).
Dolomite 2,49 1,54 61 0,62
Untuk menghitung lebar jalan angkut pada jalan yang
Granite 2,61 1,64 60 0,63
lurus adalah (Suwandhi, 2004)
Gypsum 2,73 1,72 60 0,63
Sandstone 2,45 1,64 50 0,67 L (m) =n x Wt + (n+1) (1/2 x Wt) (2.7)

Rumus untuk menghitung swell factor dapat Keterangan :


menggunakan persamaan berikut (Indonesianto,2014) L(m) = Lebar minimum jalan angkut pada jalan lurus
(m)
Swell Factor=(Volume asli)/(Volume lepas) (2.6) n = Jumlah Jalur
W(t) = Lebar alat angkut (m)
Pola Pemuatan
a. Top Loading
Kedudukan alat muat lebiih tinggi dari bak truk
(alat muat berada diatas tumpukkan material atau
berada diatas jenjang). Cara ini hanya dipakai
pada alat muat backhoe. Selain itu operator lebih
leluasa untuk melihat bak dan menempatkan
material.
b. Bottom Loading
Ketinggian alat angkut dan truk adalah sama. Cara Gambar 3. Lebar Jalan Angkut Lurus Dua Jalur.
ini dipakai pada alat muat power shovel.
135
b. Lebar Jalan Angkut Pada Belokan Rimpull yang tersedia dapat dihitung dengan
Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan persamaan :
selalu lebih besar daripada jalan lurus, maka lebar RP = (375 x HP x EM)/V (2.12)
jalan angkut minimum pada belokan dapat
dirumuskan sebagai berikut ((Indonesianto,2014) : Keterangan :
RP = Rimpull, lbs
W = n (U+Fa+Fb+Z) + C (2.8) HP = kekuatan mesin, HP
C = Z = (U+Fa+Fb)/2 (2.9) EM = efisiensi mekanis
V = Kecepatan truk, mph
Keterangan :
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (meter) Besarnya rimpul untuk mengatasi tahanan gulir
n = Jumlah jalur (rolling resistance) dicari dengan persamaan :
U = Jarak jejak roda (Center to center tires), RP = W x Dr (2.13)
(meter)
Fa = Lebar juntai depan (meter) Keterangan :
Fb = Lebar juntai belakang (meter) RP = Rimpull untuk mengatasi tahanan gelinding
C = Jarak antara dua truk yang akan (lb)
bersimpangan (meter) W = Berat kendaraan (ton)
Z = Lebar bagian tepi jalan (meter) Dr = Tahanan gulir, (lb/ton)

Rimpull untuk mengatasi tanjakan dapat dihitung


dengan persamaan sebagai berikut :
RP = Wx Dt x K (2.14)

Keterangan
RP = Rimpull untuk mengatasi tanjakan (lb)
W = Berat kendaraan (ton)
Dt = Rimpull yang dibutuhkan tiap %
Gambar 4. Lebar Jalan Angkut kemiringan (20 lb/ton)
Tikungan Dua Jalur. K = kemiringan (%)

Kemiringan Jalan Angkut Tabel 2. Nilai Tahanan Gulir


Kemiringan atau grade jalan angkut merupakan satu Tahanan
faktor penting yang harus diamati secara detail dalam No. Kondisi jalan angkut gulir
(lb/ton)
kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang Jalan terawat dengan baik, permukaan
tersebut. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan 1 jalan datar dan rata, tidak ada amblasan 40
angkut berhubungan langsung dengan kemampuan roda dari kendaraaan.
alat angkut, baik dari pengereman maupun dalam Kondisi jalan sama seperti jalan 1, namun
2 70
terdapat amblasan roda dari kendaraan.
mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan umumnya Jalan kurang terawat, tidak ada
dinyatakan dalam persen (%). Dalam pengertiannya, 3 penyiraman, terdapat amblasan dari roda 100
kemiringan 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 kendaraan.
meter atau 1 ft untuk jarak mendatar 100 m atau 100 Jalan tidak terawat dengan baik, tidak ada
4 kompaksi pada dasar jalan, jejak roda 160
ft. Kemiringan jalan angkut dapat dihitung dengan mudah terbentuk.
menggunakan rumus sebagai berikut (Indonesianto, 5 Jalan pasir dan kerikil tanpa pemadatan. 200
2014) : Jalan tidak terawat, lembek, berlumpur, 300 sampai
6
amblasan roda cukup dalam. 400
Grade (α) = ∆h/∆x (2.10)
Grade (α°) =arc tan (∆h/∆x) (2.11) Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang
diperlukan untuk mempercepat kendaraan dengan
Keterangan : memakai kelebihan Rimpull yang tidak digunakan
Δh = beda tinggi antara 2 titik yang diukur (m) untuk menggerakkan kendaran pada jalur tertentu.
Δx = jarak datar antara 2 titik yang diukur (m) Lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat
kendaraan tergantung pada beberapa faktor yaitu:
Truk dapat melewati tanjakan dengan baik apabila a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta
Rimpull yang tersedia pada truk sama atau lebih besar isinya, semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh
dari pada Rimpull yang dibutuhkan untuk mengatasi kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya.
tahanan gulir (rolling resistance), tanjakan (grade b. Kelebihan Rimpull yang ada.; semakin besar
resistance), percepatan. Besar kecilnya Rimpull kelebihan Rimpull pada suatu kendaraan, maka
tergantung pada kecepatan atau gear yang dipakai semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat.
(Indonesianto,2014).
136
Biasanya untuk perhitungan percepatan digunakan Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
dengan cara tidak langsung, yaitu dengan menghitung Cam = Kapasitas aktual bak alat angkut,
kecepatan rata-ratanya. dirumuskan :
Cam = n x Cm x F
Kecepatan rata-rata = Kecepatan maksimum x Faktor n = Jumlah pengisian bucket alat muat untuk
Kecepatan (2.15) penuhi bak alat angkut

Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut
ditempuh, semakin jauh jarak yang ditempuh; tanpa (Match Factor)
memperhatikan bagaimana kondisi jalur jalan yang Faktor keserasian (match factor) adalah angka yang
ditempuh semakin jauh jalan yang ditempuh, berarti menunjukkan tingkat keserasian kerja antara dua
semakin besar pula faktor ketepatan itu. Tabel 2.3 di macam alat, yaitu alat gali-muat dan alat angkut.
bawah ini menunjukkan beberapa faktor kecepatan Faktor keserasian dijabarkan sebagai perbandingan
dan jarak yang ditempuh (Wedhanto,2009). antara produksi alat angkut dibagi dengan produksi
Tabel 3. Nilai Faktor Kecepatan Berdasarkan Jarak alat gali-muat. Apabila produksi alat angkut sama
Yang Ditempuh dengan produksi alat gali-muat, maka dapat diartikan
Jarak yang Ditempuh (m) Faktor Kecepatan bahwa kedua alat tersebut sudah serasi atau match.
152,4 - 304,8 0,46 – 0,78 Angka faktor keserasian dapat diperoleh dengan
304,9 – 457,2 0,59 – 0,82 menggunakan rumus sebagai berikut (Morgan, W. and
Peterson, L, 1968):
457,2 – 609,6 0,65 – 0,82
a. Jumlah alat gali muat dan alat angkut yang
609,6 – 762 0,69 – 0,83 dipakai
762 – 914,4 0,73 – 0,83 b. Waktu edar (cycle time) dari alat gali muat
914,4 – 1066,8 0,75 – 0,84 c. Jumlah pemuatan alat gali muat ke dalam alat
1066,8 – 1219,2 0,77 – 0,85 angkut
d. Waktu edar (cycle time) dari alat angkut
Keserasian alat gali muat dan alat angkut dapat
Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut
dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :
Produktivitas alat muat dan alat angkut adalah
kemampuan produksi alat muat dan alat angkut.
Perhitungan produktivitas alat terdapat 2 macam, yaitu MF = (Na x Ctm)/(Nm x Cta) (2.18)
secara teoritis dan secara aktual (nyata). Produksi
Keterangan :
teoritis alat merupakan hasil terbaik secara
MF = Match Factor
perhitungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja
Na = Jumlah alat angkut (unit)
alat selama waktu operasi tersedia dengan
Nm = Jumlah alat muat (unit)
memperhitungkan faktor koreksi yang ada. Semakin
baik tingkat penggunaan alat maka semakin besar CTm = Waktu edar alat muat (menit)
CTa = Waktu edar alat angkut (menit)
produktivitas yang dihasilkan.
Untuk menghitung produktivitas alat muat (excavator)
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut 3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan pada penilitian ini adalah
(Pfleider,1972) :
dengan metode kuantitatif. Adapun tujuan
Qm=(60/Ctm)x Cm x F x sf x E (2.16) dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui
produksi aktual dan mengkaji penyebab tidak
tercapainya produksi di PT. Hansindo Mineral Persada
Keterangan :
serta meberikan upaya agar produktivitas alat muat
Qm = Produktivitas alat muat (BCM/jam)
dan alat angkut dapat meningkat.
Cm = Kapasitas mangkuk (m3)
F = Faktor pengisian Adapun data primer yang digunakan adalah waktu
Sf = Faktor pengembangan edar alat muat dan alat angkut dimana pengambilan
data ini dengan melakukan pengamatan dilapangan
E = Efisiensi kerja (%)
menggunakan stopwatch, waktu kerja efektif dimana
pengambilan data ini dilakukan pengamatan dengan
Sedangkan untuk menghitung produktivitas alat
menggunakan stopwatch , dan geometri jalan angkut
angkut (dump truck) dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut (Pfleider,1972) : pengambilan data ini menggunakan meteran, serta
faktor isian mangkuk dimana pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan meteran, sedangkan
Qa=(60/Cta)x Cam x sf x E (2.17)
untuk data sekunder yang digunakan adalah data
spesifikasi alat, target produksi perushaan, dan faktor
Keterangan
pengembangan.
Qa = Produktivitas alat angkut (BCM/jam)
Ctm = Waktu edar alat muat (menit) Data yang sudah didapat selanjutnya dikelompokkan
sesuai dengan kegunaannya untuk mempermudah
137
proses pengolahan data. Pengolahan data yang Lebar Jalan Angkut
dilakukan untuk pemecahan masalah dalam mengkaji Berdasarkan pengukuran di lapangan, lebar jalan
penyebab tidak tercapainya target produksi angkut pada jalan lurus untuk satu jalur yang dapat
perusahaan. dilalui alat angkut adalah sebesar ± 10 m. Berdasarkan
Untuk mengupayakan peningkatan produktivitas alat spesifikasi alat angkut lebar dari alat angkut adalah
muat dan alat angkut untuk mencapai target produksi 2,46 m, maka lebar minimum jalan angkut yang dapat
yang diharapkan perusahaan sebesar 18.000 dilalui dump truck Mitsubishi FN 527 ML adalah 4,92
BCM/bulan dapat dilakukan dengan mengetahui meter.
faktor – faktor yang mempengaruhi produksi di Berdasarkan pengukuran di lapangan, lebar jalan
lapangan dan perlu dilakukan adalah membandingkan angkut pada tikungan untuk 1 (satu) jalur adalah ± 10
hasil pengolahan data dengan permasalahan yang ada m. Berdasarkan spesifikasi alat angkut yang bekerja di
sehingga produksi yang diharapkan perusahaan dapat PT Hansindo Mineral Persada lebar jalan angkut
meningkat. minimum yang bisa dilalui pada tikungan adalah 5,72
m, maka lebar minimum jalan angkut yang dapat
dilalui dump truck pada tikungan adalah 5,72 m

Gambar 1. Kondisi Jalan Angkut

Area dan Pola Pemuatan


Area pemuatan merupakan lokasi kegiatan peledakan
dan pemuatan batu granit ke alat angkut. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, pola pemuatan yang
digunakan adalah dengan cara single back up, yaitu
truck memposisikan diri pada satu tempat sedangkan
posisi pemuatan menggunakan pola top loading, yaitu
kedudukan alat muat lebiih tinggi dari bak truk.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tempat Kerja
Keadaan jalan yang digunakan dalam pengangkutan
batu granit di tempat kerja PT Hansindo Mineral Gambar 2. Area dan Pola Pemuatan
Persada terbilang cukup baik, akan tetapi pada saat Waktu Edar Alat Muat dan Alat Angkut
musim kemarau kondisi jalan berdebu akibat jalan Berdasarkan pengamatan di lapangan didapatkan
yang kering yang dilalui alat angkut. waktu edar excavator Hitachi ZX210-5 (H1) adalah
0,56 menit. Sedangkan waktu edar alat muat Hitachi
Geometri Jalan Angkut ZX210-5 (H2) berdasarkan pengamatan di lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan jarak antara quarry adalah 0,52 menit
menuju dump hopper adalah sejauh ± 160 m, dengan Hasil pengamatan dilapangan terhadap dump truck
kondisi jalan yang cukup baik. Mitsubishi FN 527 ML (DT1) di peroleh waktu edar
dari lokasi quarry ke unit pengolahan adalah 12,46
Kemiringan Jalan Angkut (grade) menit dengan 16 kali curah Sedangkan wkatu edar
Berdasarkan pengamatan, kemiringan tertinggi jalan dump truck Mitsubishi FN 527 ML (DT2) di peroleh
angkut saat ini adalah 12%. waktu edar dari lokasi quarry ke unit pengolahan
adalah 12,69 menit
138
ZX210-5 kurang dari 100% yang berarti ada waktu
Waktu Kerja Efektif tunggu dari alat muat tersebut
Berdasarkan pengaturan waktu kerja yang telah
ditetapkan oleh PT Hansindo Mineral Persada Kemampuan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
memiliki 7 hari kerja dimana penerapan jam kerja Saat Ini
mulai dari jam 08:00 – 17:00 WIB untuk hari senin – Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan,
kamis dan sabtu - minggu dengan waktu istirahat 1 jam produktivitas alat muat dan alat angkut adalah
sedangkan untuk hari jumat waktu istirahat adalah 2 21.790,83 BCM/bulan dan 15.924,23 BCM/bulan.
jam sehingga PT Hansindo mempunyai durasi waktu Berdasarkan hasil perhitungan tersebut target produksi
7,86 jam dalam satu shift kerja. yang diharapkan perusahaan sebesar 18.000
Berdasarkan waktu kerja yang disediakan oleh PT BCM/bulan belum tercapai.
Hansindo Mineral Persada pada kenyataan dilapangan
jam kerja yang telah di tetapkan oleh PT Hansindo Perbaikan Waktu Kerja Efektif
Mineral Persada tidak terealisasi dengan baik, hal ini Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat waktu
dikarenakan adanya hambatan – hambatan yang hambatan – hambatan yang mempengaruhi produski
berpotensi mengurangi waktu kerja tersedia. Adapun batu granit. Dengan berkurangnya waktu yang hilang
hambatan – hambatan itu terdiri dari hambatan yang akibat hambatan maka waktu kerja efektif dapat
dapat dihindari dan tidak dapat dihindari. ditingkatkan dengan cara membuat konsep
Waktu hambatan yang dapat dihindari terdiri dari perencanaan manajemen produksi alat, dengan
berhenti kerja sebelum istirahat, terlambat kerja perencanaan manajemen produksi alat yang baik,
setelah istirahat, berhenti kerja sebelum waktu pulang, maka waktu hambatan juga dapat berkurang menjadi
menuju lokasi, pemanasan mesin, pindah posisi, 14,43 menit dan 18 menit, sehingga nilai efisiensi
pengisian bahan bakar, menunggu alat. Berdasarkan kerja alat mekanis meningkat menjadi 97% bagi alat
pengamatan dilapangan jumlah hambatan yang dapat muat dan 96% bagi alat angkut.
dihindari untuk alat muat dan alat angkut sebesar
122,60 menit dan 103,37 menit. Perbaikan Waktu Edar
Sedangkan waktu hambatan yang tidak dapat dihindari Perbaikan waktu edar dapat dilakukan untuk alat
terdiri dari hujan, keperluan operator, perawatan dan angkut dengan cara menambah kecepatan,
perbaikan alat dan perbaikan jalan. Berdasarkan berdasarkan spesifikasi alat angkut kecepatan
pengamatan dilapangan hambatan yang tidak dapat maksimum alat adalah 76 Km/jam dan jarak jalan
dihindari untuk alat muat dan alat angkut adalah angkut adalah 160 m. berdasarkan perhitungan
sebesar 4,43 menit dan 0 menit. Sehingga waktu kerja tersebut, diperoleh kecepatan rata – rata 36,18 Km/jam
efektif saat ini bagi alat muat dan alat angkut adalah sehingga nilai waktu edar alat angkut dipersingkat
sebesar 344,4 menit dan 368,06 menit. menjadi 9,38 menit dengan 16 kali curah

Efisiensi Kerja Alternatif Perbaikan


Merupakan perbandingan waktu kerja efektif dengan Agar target produksi yang diharapkan perusahaan
waktu kerja tersedia yang dinyatakan dalam persen. dapat tercapai, maka perlu dilakukan upaya atau
Berdasarkan pengamatan dilapangan, nilai efisiensi alternatif perbaikan untuk memenuhi sasaran produksi
kerja alat muat dan alat angkut saat ini adalah 73% dan tersebut. Untuk itu terdapat beberapa alternatif dimana
78%, dalam hal ini efisiensi kerja masih dibawah 80%. agar penggunaan alat mekanis dapat bekerja secara
efisien dan dapat meningkatkan target produksi 18.000
Faktor Pengisian Bucket (Bucket Fill Factor) BCM/bulan yang telah ditentukan perusahaan.
Faktor pengisian bucket merupakan perbandingan a. Perbaikan Dengan Pengurangan Jumlah Alat
antara volume bucket dilapangan dengan volume Muat
bucket teoritis. Adapun nilai bucket fill factor Hitachi Pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan yang
ZX 210-5 adalah 75% dilakukan oleh PT Hansindo Mineral Persada
dengan menggunakan rangkaian kerja 2 (dua) alat
Faktor Pengembangan (Swell Factor) muat dan 2 (dua) alat angkut. Hal ini dinilai
Berdasarkan jenis materialnya, Berat jenis granit terdapat tidak efektif nya penggunaan alat muat,
dalam keadaan loose adalah 1643 Kg/m3. Sedangkan dikarenakan 1 (satu) alat muat melayani 1 (satu)
berat jenis granit dalam keadaan bank adalah 2608 alat angkut. Oleh karena itu diperlukan analisis
Kg/m3. Berdasarkan kondisi bank dan loose dari batu penggunaan 1 (satu) alat muat dikombinasikan
granit, maka nilai dari swell factor adalah 0,63 dengan 2 (dua) alat angkut. Sehingga terdapat
perubahan dari nilai keserasian alat, nilai
Faktor Keserasian Alat (Match Factor) keserasian alat apabila menggunakan 1 (satu) unit
Berdasarkan pengamatan di lapangan dengan kondisi alat muat dan 2 (dua) unit alat angkut maka nilai
2 (dua) alat muat dan 2 (dua) alat angkut, nilai macth match factor > 1 sehingga terdapat adanya waktu
factor saat ini adalah 0,69 dimana nilai match factor tunggu bagi alat angkut selama 4 menit. Dengan
<1, maka faktor kerja alat muat (excavator) Hitachi asumsi bahwa dalam 1 (satu) hari dump truck
139
mampu mengangkut 30 ritasi material, maka a. Menurut perhitungan jalan angkut untuk satu
terdapat waktu tunggu alat selama 126 menit. jalur maka diketahui bahwa lebar jalan angkut
Sehingga efisiensi kerja menjadi 73% dan lurus minimum untuk satu jalur adalah sebesar
produktivitas alat angkut menjadi 14.896,02 4,92 m serta lebar jalan angkut pada tikungan
BCM/bulan. Berdasarkan hasil tersebut, alternatif sebesar 5,72 m. Sedangkan lebar jalan angkut
ini belum dapat dipakai, karena target prdouksi untuk jalan lurus untuk satu jalur yang terukur di
yang direncanakan perusahaan belum tercapai. lapangan adalah sebesar ± 10 m dan untuk jalan
b. Perbaikan Dengan Penambahan Jumlah Curah angkut pada tikungan ± 10 m.
Perbaikan ini dapat dilakukan dengan cara b. Kemiringan jalan berkisar antara 3% sampai
memaksimalkan volume teoritis bak dump truck 12% dan untuk dump truck Mitsubishi FN 527
Mitsubishi FN 527 ML. Peningkatan produksi ML masih mampu mengatasi tanjakan tersebut
alat muat dapat dilakukan dengan penambahan karena memiliki kemampuan mengatasi tanjakan
jumlah curah. Hal ini dilakukan dengan cara sebesar
memaksimalkan volume teoritis bak dump truck 33,85% dan berdasarkan peraturan yang ada
Mitsubishi FN 527 ML. Berdasarkan spesifikasi kondisi jalan angkut masih tergolong aman.
alat angkut dump truck Mitsubishi FN 527 ML Sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan.
didapatkan volume teoritis alat angkut sebesar 4. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak
17,55 m3. Bila dump truck diisi muatan 17 kali tercapainya target produksi dan perlu dilakukan
curah maka kapasitas bak adalah 15,3 m3. perbaikan adalah :
Sehingga produktivitas alat menjadi 16.817,49 a. Waktu edar alat angkut harus diperbaiki saat
BCM/bulan. Dengan menggunakan alternatif ini, ini waktu edar alat angkut Mitsubishi FN 527 ML
maka target produksi yang diharapkan perusahaan untuk menuju lokasi pengolahan dengan 16 curah
sebesar 18.000 BCM/Bulan belum tercapai, untuk adalah 12,58 menit. Agar waktu edar alat angkut
itu perlu diberikan alternatif yang lain sehingga dapat dipersingkat, maka dapat dilakukan dengan
target produksi dapat tercapai. sedikit menambah laju kecepatan. Berdasarkan
perhitungan, maka nilai cycle time alat angkut
Perbaikan Cycle Time dan Waktu Kerja dapat menjadi 9,38 menit dengan waktu curah.
Efektif b. Efisiensi kerja alat harus ditingkatkan, saat
Dengan meningkatnya cycle time dan waktu kerja ini efisiensi kerja alat muat dan angkut adalah
efektif maka target produksi perusahaan dapat sebesar 73% dan 78%. Efisiensi kerja harus
ditingkat. Adapun produktivitas setelah dilakukan ditingkatkan dengan cara membuat konsep
perbaikan cycle time dan waktu kerja efektif perencanaan manajemen produksi alat, dengan
produktivitas alat meningkat menjadi 26.272,20 perencanaan manajemen produksi alat yang baik,
BCM/bulan. Dengan menggunakan alternatif ini, sehingga efisiensi kerja dapat meningkat menjadi
maka target produksi yang diharapkan perusahaan 97% dan 96% sehingga waktu kerja efektif alat
sebesar 18.000 BCM/Bulan sudah melebihi muat dan alat angkut adalah 7,62 jam/hari dan
target, sehingga alternatif ini dapat digunakan 7,56/hari.
agar produksi yang diharapkan perusahaan dapat c. Faktor keserasian kerja (Match Factor) saat
tercapai. ini adalah 0,69 dengan waktu tunggu 3,93 menit.
Hal ini perlu dilakukan perbaikan waktu edar alat
5. KESIMPULAN angkut dengan cara menambah kecepatan dump
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini truck selaju 36,16 Km/jam, sehingga match factor
adalah sebagai berikut : dapat meningkat menjadi 0,92 dengan waktu
1. Produksi dari kegiatan penambangan batu granit tunggu 0,74 menit.
di PT Hansindo Mineral Persada untuk alat muat 5. Terdapat dua alternatif agar produksi
dan alat angkut saat ini adalah 21.790,83 penambangan dapat meningkat, yaitu :
BCM/bulan dan 15.924,23 BCM/bulan dan a. Penambahan jumlah curah
berdasarkan data produksi bulanan hansindo Setelah dilakukan penambahan curah produksi
produksi saat ini adalah 17.225 BCM/bulan. Hasil dapat meningkat menjadi 16.817,49 BCM/bulan.
produksi saat ini masih terdapat kekurangan, Alternatif ini belum dapat dipakai karena target
dimana produksi batu granit yang diharapkan oleh produksi yang direncanakan perusahaan adalah
perusahaan adalah sebesar 18.000 BCM/bulan. sebesar 18.000 BCM/bulan.
2. Pola pemuatan yang digunakan untuk proses b. Perbaikan waktu edar dan efisiensi kerja
pemuatan di PT Hansindo Mineral Persada adalah Adapun produksi alat angkut setelah dilakukan
dengan cara single back up, sedangkan posisi perbaikan efisiensi kerja meningkat menjadi
pemuatan yang digunakan adalah pola top 26.272,20 BCM/bulan. Maka dengan
loading. menggunakan alternatif ini pihak perusahaan
3. Untuk geometri jalan angkut terdapat beberapa dapat mencapai target produksi sebesar 18.000
kesimpulan, yaitu : BCM/bulan.

140
6. UCAPAN TERIMAKASIH Rochmanhadi. 1992. Alat Berat Dan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pimpinan Penggunaannya: Departemen Pekerjaan
beserta staff yang bertugas di PT Hansindo Mineral Umum
Persada yang sudah memberikan kesempatan dan
bimbingan terkait penelitian ini. Sukandarrumidi, 1998. Bahan Galian Industri.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
DAFTAR PUSTAKA
Anisari, R. 2012. “Keserasian Alat Muat dan Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Jalan Tambang.
Angkut Untuk Kecapaian Target Bandung: Diklat Perencanaan Tambang
Produksi Pengupasan Batuan Penutup Terbuka.
Pada PT Unirich Mega Persada Site Hajak
Kabupaten Barito Utara Kalimantan Wedhanto, S. 2009. Alat Berat dan Pemindahan
Tengah”. Jurnal Intekna. Tahun XII, No. 1. Tanah Mekanis. Malang: Diktat Kuliah
Untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Mempawah Universitas Negeri Malang.
Dalam Angka. Agustus, 2017.
Wigroho, H.Y. 1992. Alat – Alat Berat. Universitas
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Sungai Atmajaya Yogyakarta.
Pinyuh Dalam Angka. Juli, 2017.

Dokumen Studi Kelayakan PT Hansindo Mineral


Persada. 2011

Hadi, E.R., Inmarlinianto, Gunawan, K. 2015.


“Kajian Teknis Alat Muat dan Alat
Angkut Untuk Mengoptimalkan Produksi
Pengupasan Lapisan Tanah Penutup Di
Pit UW PT Borneo Alam Semesta
Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan”. Jurnal
Teknologi Pertambangan. Volume. 1,
Nomor. 1.

Hambali, Nurhakim, Riswan, Dwiatmoko, M.U. 2017.


“Evaluasi Produksi Alat Gali Muat dan
Alat Angkut Sebagai Upaya Pencapaian
Target Produksi Pada PT Pama Persada
Nusantara Distrik KCMB”. Jurnal
Himasapta. Vol. 2, No. 1.

Indonesianto, Y. 2014. Pemindahan Tanah


Mekanis. Yogyakarta: CV. Awan Poetih

Morgan, W. and Peterson, L. 1968. Determining


Shovel-Truck Productivity. Mining
Engineeing. 76-80: December.

Prodjosumarto, P. 1989. Pemindahan Tanah


Mekanis. Institut Teknologi Bandung.

Prodjosumarto, P. 1995. Pemindahan Tanah


Mekanis. Institut Teknologi Bandung.

Peurifory, Robert L. 2006. Construction Planning,


Equipment, and Method, 7 edition. New
York: McGraw-Hill.

Pfleider, Ep. 1972. Surface Mining 1 Edition. New


York: The American Institute of Mining,
Metallurgical, and Petroleum Engineers.
141

Anda mungkin juga menyukai