1 PB
1 PB
Abstrak
PT Hansindo Mineral Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
batu granit yang berada di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh. Kegiatan penambangan PT Hansindo
Mineral Persada menggunakan alat muat excavator Hitachi ZX 210-5 dan alat angkut Mitsubishi FN 527 ML.
Permasalahan yang terjadi adalah target produksi sebesar 18.000 BCM/bulan yang diharapkan perusahaan belum
dapat tercapai Penelitian ini dilakukan dengan mengamati apa saja faktor yang menyebabkan target produksi tidak
tercapai seperti waktu edar (cycle time), waktu kerja efektif, dan geometri jalan angkut. Berdasarkan hasil penelitian
produktivitas alat mekanis saat ini hanya mampu mencapai 15.924,23 BCM/bulan, sehingga perlu dilakukan
perbaikan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja alat makanis sehingga target produksi yang
diharapkan dapat tercapai.Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan peningkatan efisiensi kerja yaitu
melakukan perbaikan terhadap hambatan kerja, dan juga memperbaiki waktu edar alat dengan menambah kecepatan
alat angkut, serta melakukan penambahan curah bucket alat muat. Perbaikan yang sudah dilakukan akan berdampak
pada produksi alat mekanis, sehingga produksi alat mekanis dapat meningkat menjadi 26.272,30 BCM/bulan
sehingga target produksi yang diharapkan perusahaan dapat tercapai.
Kata kunci : waktu kerja efektif, cycle time, alat angkut, target produksi
Abstract
(Title : Study of Technical Productivity Tools Dig Fit (Excavator) Hitachi ZX210-5 And Transport (Dump Truck)
Mitsubishi FN 527 ML to achieve Target production of Granite Mining PT Hansindo Persada Mineral County
course of Pinyuh River Sub Province West Kalimantan) PT Hansindo Persada Mineral is one of the companies
engaged in the mining of granite stone in the village of Peniraman, the River Pinyuh. Mining activities of PT Hansindo
Persada Minerals using the tool fit excavator Hitachi ZX 210-5 and transport tool Mitsubishi FN 527 ML. Problems
occurred is the target production of 18,000 BCM/month expected the company could not be reached This research
was conducted by observing what are the factors that cause the target not reached production path as time (cycle
time), the effective working time, and the geometry of the road transport. Based on the research productivity of
mechanical tools are currently only able to achieve 15,924.23 BCM/month, so improvements need to be made against
the factors – factors that affect the performance of the tool so that the production target of makanis expected to is
reached. The efforts increased production can be done by increasing work efficiency that is doing the repairs against
the resistance work, and also fix the time path tool by adding the speed of transport tools, as well as increased bulk
load tool bucket. Improvements already done will have an impact on the production of mechanical tools, so that the
production of mechanical tools can increase to 26,272.30 BCM/month so that the expected production target can be
achieved.
Keywords: effective working time, cycle time, transports, target production tools
1. PENDAHULUAN
PT Hansindo Mineral Persada merupakan salah satu menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan quarry. Penambangan granit yang dilakukan PT
dengan komoditas batu granit yang berlokasi di Desa Hansindo Mineral Persada adalah untuk memenuhi
Peniraman, Provinsi Kalimantan Barat. PT Hansindo permintaan pasar akan bahan baku konstruksi.
Mineral Persada memproduksi batu granit
133
Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT produksi yang diharapkan perusahaan, serta
Hansindo Mineral Persada khususnya pada kegiatan memberikan upaya perbaikan agar target produksi
pemuatan dan pengangkutan menggunakan excavator yang diharapkan dapat tercapai.
Hitachi ZX 210-5 dan dump truck Mitsubishi FN 527
ML dalam rangka mencapai target produksi yang 2. TINJAUAN TEORI
diharapkan perusahaan. Waktu Edar (Cycle Time)
Produktivitas nyata dari alat mekanis yang bekerja Waktu edar merupakan waktu yang ditempuh oleh alat
sering tidak sesuai dengan produktivitas secara teoritis untuk 1 (satu) kali pekerjaan
sehingga akan berpengaruh terhadap target produksi Waktu edar alat muat dimulai dari saat menggali
yang diharapkan perusahaan. Peningkatan efisiensi sampai pada posisi mulai menggali kembali,
kerja dan keserasian alat mekanis akan berpengaruh sedangkan waktu edar alat angkut adalah waktu edar
yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari proses
terhadap pencapaian target produksi tersebut.
dimuati oleh alat muat sampai pada posisi mulai untuk
Dalam operasinya, PT Hansindo Mineral Persada
dimuati kembali (Hadi, dkk, 2015).
melakukan penambangan batu granit dengan Untuk dapat menghitung waktu edar alat muat dan alat
menggunakan rangkaian kerja alat gali - muat angkut dapat menggunakan persamaan sebagai berikut
(excavator) Hitachi ZX210-5 dan alat angkut (dump (Peurifoy, 2006):
truck) Mitsubishi FN 527 ML untuk memindahkan
material dari lokasi penambangan ke unit pengolahan Ctm = (Tm1+Tm2+Tm3+Tm4)/60 (2.1)
dengan target produksi yang telah ditetapkan. Keterangan :
Penggunaan alat mekanis yang tidak efektif dapat CTm = Total waktu edar alat muat (menit)
mempengaruhi target produksi yang telah ditetapkan. Tm1 = Waktu ayunan mengisi muatan (detik)
Target produksi penambangan batu granit PT Tm2 = Waktu ayunan bermuatan (detik)
Hansindo Mineral Persada pada tahun 2018 adalah Tm3 = Waktu untuk menumpahkan muatan (detik)
sebesar 18.000 BCM/bulan sedangkan realisasi Tm4 = Waktu ayunan Kosong (detik)
produksi alat muat dan alat angkut saat ini adalah
CTa = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 (2.2)
21.790,83 BCM/bulan dan 15.924,23 BCM/bulan batu Keterangan :
granit, sehingga target produksi yang ditetapkan CTm = Waktu edar alat angkut (menit)
belum bisa tercapai. Ta1 = Waktu diisi muatan (menit)
Belum tercapainya target produksi yang telah Ta2 = Waktu mengangkut muatan (menit)
ditetapkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh sistem Ta3 = Waktu menumpahkan muatan (menit)
kerja alat mekanis yang belum efisien dan rendahnya Ta4 = Waktu kembali kosong (menit)
kemampuan produksi saat ini, dimana kemampuan
alat mekanis dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor)
kondisi jalan angkut, pola pemuatan, efisiensi kerja, Faktor pengisian mangkuk adalah perbandingan antara
dan keserasian alat muat dan alat angkut. volume material yang dapat ditampung oleh mangkuk
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan terhadap bucket teoritis dan dinyatakan dalam persen
(Prodjosumarto,1995)
upaya agar target produksi penambangan batu granit
Faktor pengisian dapat dinyatakan dengan persamaan
PT Hansindo Mineral Persada dapat tercapai. Adapun
berikut (Pfleider,1972) :
rumusan masalah penelitian ini adalah berapakah
produktivitas alat mekanis yang bekerja pada kegiatan BFF= Vn/Vt x 100 % (2.3)
pemuatan dan pengangkutan batu granit PT Hansindo Keterangan :
Mineral Persada saat ini, apa saja faktor yang BFF = Bucket Fill Factor (%)
menyebabkan tidak tercapainya target produksi alat Vn = Volume nyata bucket (m3)
muat dan alat angkut pada kegiatan penambangan batu Vt = Volume teoritis bucket(m3)
granit PT Hansindo Mineral Persada, dan bagaimana
upaya yang dapat dilakukan agar target produksi alat Waktu Kerja Efektif Efisiensi Kerja
muat dan alat angkut pada kegiatan penambangan batu Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang
granit PT Hansindo Mineral Persada tercapai. Adapun digunakan untuk melakukan kerja atau waktu kerja
batasan pada penilitian ini adalah kegiatan yang yang tersedia yang sudah dikurangi dengan waktu
hambatan kerja. Sedangkan waktu kerja tersedia
diamati yaitu pada kegiatan pemuatan batu granit
adalah waktu yang disediakan oleh perusahaan dalam
hingga kegiatan pengangkutan batu granit menuju unit
satu shift kerja.
pengolahan, dan tidak melibatkan perhitungan biaya Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara waktu
pada analisisnya. yang dipakai untuk bekerja
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk dengan waktu yang tersedia yang dinyatakan dalam
mengetahui produktivitas alat mekanis saat ini, persentase (%).
mengidentifikasi penyebab tidak tercapainya target
134
Adanya hambatan yang terjadi selama jam kerja akan
mengakibatkan waktu kerja efektif semakin kecil
sehingga efisiensi kerja juga semakin kecil. Adapun
rumus persamaannya adalah sebagai berikut :
Wke = Wkt – Wht (2.4)
Keterangan:
Wke = Waktu kerja efektif (menit)
EK = Efisiensi kerja (menit) Gambar 1. Pola Muat Top Loading dan Bottom
Wkt = Waktu kerja tersedia (menit) Loading
Wht = Waktu hambatan (menit) Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi
dumptruck untuk dimuati terhadap posisi
Faktor Pengembangan (Swell Factor) excavator (biasa disebut pola gali muat), yaitu :
Pengembangan material adalah pengembangan a. Single Back Up
volume suatu material setelah digali dari tempatnya. Yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati
Di alam, material didapati dalam keadaan padat dan pada satu tempat
terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit b. Double Back Up
bagian – bagian yang kosong (void) yang terisi udara Yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati
diantara butir – butirnya. pada dua tempat.
Angka – angka swell factor untuk setiap klasifikasi
material berbeda sesuai dengan jenis material itu
sendiri seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Swell Factor Berbagai Material
Average Weight Swell
(ton/m3) %
Material Facto
Swell
Bank Loose r
Asbestos 2,97 1,96 51 0,66
Barites 4,3 2,75 56 0,64
Basalt 2,96 1,96 51 0,66 Gambar 2. Pola Muat Single Back Up dan
Bauxite, Dry 1,72 1,29 33 0,75 Double Backup
Bauxite, Wet 2,55 1,76 45 0,69
Borax 1,24 0,4 39 0,72 Lebar Jalan Angkut
Coal, a. Lebar Jalan Angkut Pada Jalan Lurus
35 0,74
Anthracite 1,36 1,01 Lebar jalan minimum pada jalan lurus ganda atau
Coal,
35 0,74 lebih menurut “Aasho Manual Rural High Way
Bituminous 1,01 0,75
Copper Ore 45 0,69
Design”, harus ditambah dengan setengah lebar jalan
2,67 1,84
angkut pada bagian tepi kiri dan kanan (gambar 2.15).
Dolomite 2,49 1,54 61 0,62
Untuk menghitung lebar jalan angkut pada jalan yang
Granite 2,61 1,64 60 0,63
lurus adalah (Suwandhi, 2004)
Gypsum 2,73 1,72 60 0,63
Sandstone 2,45 1,64 50 0,67 L (m) =n x Wt + (n+1) (1/2 x Wt) (2.7)
Keterangan
RP = Rimpull untuk mengatasi tanjakan (lb)
W = Berat kendaraan (ton)
Dt = Rimpull yang dibutuhkan tiap %
Gambar 4. Lebar Jalan Angkut kemiringan (20 lb/ton)
Tikungan Dua Jalur. K = kemiringan (%)
Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut
ditempuh, semakin jauh jarak yang ditempuh; tanpa (Match Factor)
memperhatikan bagaimana kondisi jalur jalan yang Faktor keserasian (match factor) adalah angka yang
ditempuh semakin jauh jalan yang ditempuh, berarti menunjukkan tingkat keserasian kerja antara dua
semakin besar pula faktor ketepatan itu. Tabel 2.3 di macam alat, yaitu alat gali-muat dan alat angkut.
bawah ini menunjukkan beberapa faktor kecepatan Faktor keserasian dijabarkan sebagai perbandingan
dan jarak yang ditempuh (Wedhanto,2009). antara produksi alat angkut dibagi dengan produksi
Tabel 3. Nilai Faktor Kecepatan Berdasarkan Jarak alat gali-muat. Apabila produksi alat angkut sama
Yang Ditempuh dengan produksi alat gali-muat, maka dapat diartikan
Jarak yang Ditempuh (m) Faktor Kecepatan bahwa kedua alat tersebut sudah serasi atau match.
152,4 - 304,8 0,46 – 0,78 Angka faktor keserasian dapat diperoleh dengan
304,9 – 457,2 0,59 – 0,82 menggunakan rumus sebagai berikut (Morgan, W. and
Peterson, L, 1968):
457,2 – 609,6 0,65 – 0,82
a. Jumlah alat gali muat dan alat angkut yang
609,6 – 762 0,69 – 0,83 dipakai
762 – 914,4 0,73 – 0,83 b. Waktu edar (cycle time) dari alat gali muat
914,4 – 1066,8 0,75 – 0,84 c. Jumlah pemuatan alat gali muat ke dalam alat
1066,8 – 1219,2 0,77 – 0,85 angkut
d. Waktu edar (cycle time) dari alat angkut
Keserasian alat gali muat dan alat angkut dapat
Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut
dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :
Produktivitas alat muat dan alat angkut adalah
kemampuan produksi alat muat dan alat angkut.
Perhitungan produktivitas alat terdapat 2 macam, yaitu MF = (Na x Ctm)/(Nm x Cta) (2.18)
secara teoritis dan secara aktual (nyata). Produksi
Keterangan :
teoritis alat merupakan hasil terbaik secara
MF = Match Factor
perhitungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja
Na = Jumlah alat angkut (unit)
alat selama waktu operasi tersedia dengan
Nm = Jumlah alat muat (unit)
memperhitungkan faktor koreksi yang ada. Semakin
baik tingkat penggunaan alat maka semakin besar CTm = Waktu edar alat muat (menit)
CTa = Waktu edar alat angkut (menit)
produktivitas yang dihasilkan.
Untuk menghitung produktivitas alat muat (excavator)
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut 3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan pada penilitian ini adalah
(Pfleider,1972) :
dengan metode kuantitatif. Adapun tujuan
Qm=(60/Ctm)x Cm x F x sf x E (2.16) dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui
produksi aktual dan mengkaji penyebab tidak
tercapainya produksi di PT. Hansindo Mineral Persada
Keterangan :
serta meberikan upaya agar produktivitas alat muat
Qm = Produktivitas alat muat (BCM/jam)
dan alat angkut dapat meningkat.
Cm = Kapasitas mangkuk (m3)
F = Faktor pengisian Adapun data primer yang digunakan adalah waktu
Sf = Faktor pengembangan edar alat muat dan alat angkut dimana pengambilan
data ini dengan melakukan pengamatan dilapangan
E = Efisiensi kerja (%)
menggunakan stopwatch, waktu kerja efektif dimana
pengambilan data ini dilakukan pengamatan dengan
Sedangkan untuk menghitung produktivitas alat
menggunakan stopwatch , dan geometri jalan angkut
angkut (dump truck) dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut (Pfleider,1972) : pengambilan data ini menggunakan meteran, serta
faktor isian mangkuk dimana pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan meteran, sedangkan
Qa=(60/Cta)x Cam x sf x E (2.17)
untuk data sekunder yang digunakan adalah data
spesifikasi alat, target produksi perushaan, dan faktor
Keterangan
pengembangan.
Qa = Produktivitas alat angkut (BCM/jam)
Ctm = Waktu edar alat muat (menit) Data yang sudah didapat selanjutnya dikelompokkan
sesuai dengan kegunaannya untuk mempermudah
137
proses pengolahan data. Pengolahan data yang Lebar Jalan Angkut
dilakukan untuk pemecahan masalah dalam mengkaji Berdasarkan pengukuran di lapangan, lebar jalan
penyebab tidak tercapainya target produksi angkut pada jalan lurus untuk satu jalur yang dapat
perusahaan. dilalui alat angkut adalah sebesar ± 10 m. Berdasarkan
Untuk mengupayakan peningkatan produktivitas alat spesifikasi alat angkut lebar dari alat angkut adalah
muat dan alat angkut untuk mencapai target produksi 2,46 m, maka lebar minimum jalan angkut yang dapat
yang diharapkan perusahaan sebesar 18.000 dilalui dump truck Mitsubishi FN 527 ML adalah 4,92
BCM/bulan dapat dilakukan dengan mengetahui meter.
faktor – faktor yang mempengaruhi produksi di Berdasarkan pengukuran di lapangan, lebar jalan
lapangan dan perlu dilakukan adalah membandingkan angkut pada tikungan untuk 1 (satu) jalur adalah ± 10
hasil pengolahan data dengan permasalahan yang ada m. Berdasarkan spesifikasi alat angkut yang bekerja di
sehingga produksi yang diharapkan perusahaan dapat PT Hansindo Mineral Persada lebar jalan angkut
meningkat. minimum yang bisa dilalui pada tikungan adalah 5,72
m, maka lebar minimum jalan angkut yang dapat
dilalui dump truck pada tikungan adalah 5,72 m
140
6. UCAPAN TERIMAKASIH Rochmanhadi. 1992. Alat Berat Dan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pimpinan Penggunaannya: Departemen Pekerjaan
beserta staff yang bertugas di PT Hansindo Mineral Umum
Persada yang sudah memberikan kesempatan dan
bimbingan terkait penelitian ini. Sukandarrumidi, 1998. Bahan Galian Industri.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
DAFTAR PUSTAKA
Anisari, R. 2012. “Keserasian Alat Muat dan Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Jalan Tambang.
Angkut Untuk Kecapaian Target Bandung: Diklat Perencanaan Tambang
Produksi Pengupasan Batuan Penutup Terbuka.
Pada PT Unirich Mega Persada Site Hajak
Kabupaten Barito Utara Kalimantan Wedhanto, S. 2009. Alat Berat dan Pemindahan
Tengah”. Jurnal Intekna. Tahun XII, No. 1. Tanah Mekanis. Malang: Diktat Kuliah
Untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Mempawah Universitas Negeri Malang.
Dalam Angka. Agustus, 2017.
Wigroho, H.Y. 1992. Alat – Alat Berat. Universitas
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Sungai Atmajaya Yogyakarta.
Pinyuh Dalam Angka. Juli, 2017.