Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

KELUARGA Tn. M DENGAN HIPERKOLESTEROLEMIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Profesi Ners dalam stase
Keperawatan Keluarga

PEMBIMBING:
Ns. Oom Komalasari, M.Kep

DISUSUN OLEH:
KOMANG ESEN ARIADA
NIM 201740291

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMC BINTARO


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2020/ 2021
KELUARGA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Latar Belakang
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi
dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan
lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan
yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga
sebagai lembaga atau unit layanan perlu di pertimbangkan.

2. Tujuan Dasar Keluarga


a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu.
b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota keluarga
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga
dengan menstabilkan kebutuhan kasih saying, sosio- ekonomi dan kebutuhan
seksual.
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas
seorang individu dan perasaan harga diri.

3. Tugas Kesehatan Keluarga


Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman dikutip oleh Wahit (2006), yaitu :
a. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena tanpa kesehatan
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya
perubahan keluarga perlu dicatat kapan terjadinya,perubahan apa yang terjadi
dan seberapa besar perubahannya.
b. Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan yang Tepat
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan mempertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada
orang dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.
c. Merawat Keluarga yang Mengalami Gangguan Kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakuakan di institut pelayanan kesehatan atau
di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
(Suprajitno, 2004).

4. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif (the affective function) fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Funsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the productive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function) yaitu
fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktifitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga
di bidang keluarga (Suprajitno ,2004).

5. Tahap-tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru nikah yang belum
mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain
yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki
anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care
(pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing) Masa ini merupakan
transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan
anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6
minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah
menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh
kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun) Keluarga dengan anak sekolah
mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak
terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga
pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi
terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan
anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali
fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas perkembangan keluarga
pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara
generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti
penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review
masa lalu.

6. Struktur Keluarga
Friedman 1988, dalam buku Mubarak, 2006 menggambarkan struktur keluarga terdiri
dari :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan, komunikasi
keluarga bagi pengirim : yakin, mengemukakan pesan, jelas dan berkualitas,
meminta dan menerima umpan balik. Penerima : mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik dan valid.
b. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bias bersifat formal
atau informal.
c. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain.
d. Struktur nilai dan normal
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
pada lingkungan sosial tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sekitar keluarga (Suprajitno, 2004).

7. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan
masyarakat (Setiadi, 2008).
a. Peran Formal Keluarga
Peran formal dalam keluarga adalah peran-peran yang terkait, yaitu sejumlah
perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara
merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi
peranperannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu
sistem. Ada peran yang membutuhkan keterampilan dan kemampuan tertentu,
ada juga peran yang tidak terlalu kompleks sehingga dapat didelegasikan
kepada mereka yang kurang terampil atau kepada mereka yang kurang memiliki
kekuasaan. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga seperti pencari
nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak,
manajer keuangan, dan tukang masak. Jika dalam keluarga hanya terdapat
sedikit orang yang memenuhi peran ini, maka akan lebih banyak tuntutan dan
kesempatan bagi anggota keluarga untuk memerankan beberapa peran pada
waktu yang berbeda (Mubarak, 2009).
b. Peran Informal Keluarga
Peran-peran formal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, dimainkan hanya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan/atau untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran informal mempunyai tuntutan
yang berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, ataupun jenis kelamin,
melainkan didasarkan pada atribut-atribut personalitas atau kepribadian
anggota keluarga individual. Beberapa contoh peran informal adaptif seperti
pendorong, pengharmonis, inisiator-kontributor, pendamai, perawatan
keluarga, penghubung keluarga, pionir keluarga, sahabat, penghibur,
koordinator, pengikut, dan saksi. Contoh peran informal yang merusak seperti
penghalang, dominator, penyalah, martir, keras hati, kambing hitam keluarga,
dan distraktor (Mubarak, 2009).
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERKOLESTEROLNEMIA

A. Definisi
Menurut (Fikri, 2013), Kolesterol merupakan zat gizi atau komponen lemak kompleks
yang dibutuhkan oleh tubuh sebagaimana zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin,
dan mineral, selain itu komponen kolesterol yang alamiah didapatkan dari makanan seperti
daging sapi, babi, kambing, ayam dan ikan, serta daging unggas dan telur karena kolesterol
merupakan bagian normal dari sel binatang apabila mengkonsumsi tinggi lemak dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat. Konsumsi lemak yang berlebihan akan
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah terutama kolesterol LDL dan akan tertimbun
dalam tubuh sehingga timbunan lemak yang disebabkan oleh kolesterol akan menempel
pada pembuluh darah yang lama-kelaman akan terbentuk plaque. Terbentuknya plaque
dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah atau aterosklerosis. Pembuluh darah
yang terkena aterosklerosis akan berkurang elastisitasnya dan aliran darah ke seluruh tubuh
akan terganggu serta dapat memicu meningkatnya volume darah dan tekanan darah, dalam
menjalankan fungsinya apabila kolesterol dalam tubuh berlebihandapat mengakibatkan
terjadinya hipertensi.
Kolesterol merupakan metabolit yang mengandung lemak sterol atau steroid yang
ditemukan pada membrane sel dan disirkulasikan dalam plasma darah, kolesterol ini
sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya dan kolesterol ini
juga merupakan sebagai bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid (Yovina,
2012).

B. Klasifikasi
Klasifikasi kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu kolesterol dan kadar kolesterol menurut
(Yovina, 2012).
1. Jenis Kolesterol
a. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL disebut dengan kolesterol jahat karena kandungan yang ada didalam
tubuh sekitar 60% - 70%.LDL ini berperan membawa kolesterol ke seluruh
tubuh yang dibutuhkan melalui jaringan dinding arteri. Apabila IDL ini
teralu banyak maka akan menimbun kolesterol pada arteri sehingga dapat
mmenyebabkan plak-plak. Sehingga timbunan kolesterol tersebut akan
menempel didalam dinding arteri dan dapat terjadi penyempitan arteri
dimana sebuah proses yang disebut dengan aterosklerosis.
b. Kolesterol HDL
HDL disebut dengan kolesterol baik karenapartikel kolesterol HDL
mencegah aterosklerosis dengan mengeluarkan kolesterol dari tembok
arteri dan membuang kolesterol ini melalui hati dan dapat melindungi
terhadap penyakit jantung dan stroke.
2. Kadar Kolesterol

Pengelompokan Kadar Kolesterol


Kadar Kolesterol Kategori Kolesterol
Total Total
Kuran dari 200 Bagus Ambang
mg/dL 200 – 239 batas Atas
mg/dL Tinggi
240 mg/dL dan
lebih

Kadar Kolesterol Kategori Kolesterol


Total Total
Kurang dari 100 Optimal
mg/dL 100 – 129 Hampir optimal/
mg/dL diatas optimal
130 – 159 mg/dL Ambang batas Atas
dan lebih Tinggi Sangat tinggi
160 – 189 mg/dL
190 mg/dL dan
lebih
Sumber: National Institutes of Health, Detection, Evaluation, dan Treatment of
High Blood Cholesterol in Adults III (Mumpuni & Wulandari, 2011)

C. Manifestasi klinis
Pada pemulaan mungkin belum ada terlihat gejala. Apabila berlangsung lama, bisa
ditemukan, antara lain:
a. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut xanthoma
b. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan palpasi
c. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas (pancreastitis) akibat dari
pengendapan trigliserida pada pancreas. Hal ini terjadi apabila kadar trigliserida
lebih atau sebesar 800 mg/dL.
d. Nyeri dada kiri pertanda mulai ada serangan jantung koroner karena lembaran-
lembaran kolesterol menyumbat pembuluh darah jantung (Yatim, 2011).
Namun apabila kadar kolesterol yang dirasakan sudah memasuki stadium yang cukup
parah atau semakin tinggi kadar kolesterolnya baru akan memperlihatkan gejala-gejala
sebagai berikut:
a. Sakit kepala terutama sangat dirasakan pada bagian tengkuk dan kepala bagian
belakang sekitar ulang leher bagian belakang.
b. Merasa pegal-pegal hingga bagian pundak.
c. Sering merasa cepat lelah dan capek.
d. Sendi terasa sakit.
e. Kaki terkadang membengkak
f. Mudah mengantuk.
g. Merasakan vertigo atau migraine yang sering kambuh.
Gejala tersebut timbul dapat disebabkan karena salah satunya yaitu kurangnya asupan
oksigen, karena didalam kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan aliran darah
menjadi kental sehingga oksigen menjadi berkurang. Namun rasa sakit kepala dan timbul
rasa pegal ini tidak selalu menjadi tanda atau gejala yang spesifik yang dapat diartikan
bahwa seseorang menderita kolesterol. Kolesterol tinggi atau hiperkolesterol, baru dapat
diketahui apabila seseorang dinyatakan enderita penyakit jantung coroner atau penyakit
stroke (Yovina, 2012).

D. Penyebab Kolesterol
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah sebagai
berikut:
a. Makanan sehari-hari
Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani dan nabati. Kolesterol yang
berasal dari lemak hewani seperti telur, ikan, susu, daging kambing dan daging sapi
sedangkan kolesterol yang berasal dari lemak nabati seperti santan, minyak kelapa
dan mentega. Beberapa makanan yang selama ini diyakini sehat seperti telur,
namun telur juga banyak mengandung kolesterol tinggi. Makanan yang terlalu
banyak mengandung lemak jenuh dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol, sehingga disarankan untuk bijak mengonsumsi makanan sehari-hari
agar tidak berlebihan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Restyani (2015)
menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dapat
meningkatkan kadar kolesterol total.
b. Berat badan
Berat badan yang berlebihan tidak hanya mengganggu penampilan tetapi lebih
banyak efek buruk kesehatannya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan
trigliserida dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
c. Kurang aktivitas fisik
Tubuh manusia telah dirancang untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan
untuk banyak bergerak. Aktivitas fisik atau olahraga yang kurang dilakukan, dapat
menyebabkan asupan energi yang ada di dalam dapat mengalami penimbunan
kemudian akan menjadi jaringan lemak sehingga dapat menyebabkan peningkatan
kadar kolesterol LDL dalam tubuh dan juga dapat menurunkan kadar HDL atau
kolesterol baik.
d. Umur dan jenis kelamnin
Setelah mencapai usia 20 tahun, kadar kolesterol biasanya cenderung naik. Pada
pria, kadar kolesterol umumnya terus menuerus meningkat setelah usia 50 tahun,
dan sedangkan pada wanita kadar kolesterol tinggal akan turun saat menopause
setelah itu kolesterolnya cenderung tinggi seperti pada pria (Yovina, 2012).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa suatu
penyakit dan memperoleh hasil pemeriksaan yang akurat karena setelah melakukan
pemeriksaan kadar kolesterol pasien dapat merubahan pola dan gaya hidup sehat, untuk
menghindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi (Widada, Martiningsik, &
Carolina, 2016)
F. Penanganan Umum Hiperkolesterol
Tingginya kadar kolesterol dalam darah akan menyebabkan kerusakan stuktur pembuluh
darah mulai dari penempelan lemak pada dinding pembuluh darah arteri kemudian
dilanjutkan dengan kondisi menyempitnya lumen pembuluh darah, serta dinding yang
rapuh dan tidak elastis (athrosklerosis). Hal tersebut ditandai dengan adanya tekanan darah
tinggi, pusing dan pegal, biasanya seseorang akan meminum obat untuk menurunkan kadar
kolesterol yang sudah diresepkan dari dokter (Harjana, 2011).
Selain penggunaan obat untuk mengatasi problem kolesterol yang tinggi dalam darah
darah, sekarang banyak orang yang menggunakan bahan-bahan alami untuk menurunkan
kadar kolestrol darah seperti jus belimbing wuluh, buah mentimun, salak, ekstrak atau
rebusan daun sirih merah, ekstrak bawang putih, kecambah, kacang kedelai, rebusan daun
katu, dan undur-undur yang sudah dipercaya dari jaman dahulu (Harjana, 2011).

G. Penatalaksanaan Keperawatan
Fungsi perawatan kesehatan sangat penting dalam membentuk keluarga yang sehat,
perawat mempunyai peran penting dalam mewujudkan masyarakat yang sehat (Erwina &
Yeni, 2018)
Menurut (Evania, 2018) penatalaksanaan hiperkolesteroldapat dilakukan dengan menjaga
kadar kolesterol total agar tetap berada di bawah angka 200 mg/dL, baikkan kadar
kolesterol LDL tidak melebihi angka 100 mg/dL. Hiperkolesterol yang utama terdiri dari
dua macam yaitu nonfarmakologi dan farmakologi (obat- obatan). Terapi farmakologi
biasanya diberikan jika kadar kolesterol saat diperiksa sudah tinggi sehingga perlu
penggunaan obatobatan yang dapat menurukan kadar kolesterol darah. Penatalaksanaan
hiperkolesterol bertujuan untuk menjaga kadar kolesterol total <200 mg/dL dan kadar
kolesterol LDL <100 mg/dL.
1. Non Farmakologi
a. Pengendalian Berat Badan
Kelebihan bobot badan (overweight) atau obesitas dapat menimbulkan
tingginya kadar kolesterol darah. Pengendalian berat badan dapatdilakukan
dengan membatasi asupan kalori, terutamamakanan yang tinggi lemak jenuh
(Evania, 2018).
b. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat menaikkan kadar HDL, mengurangi kadar LDL
dantrigliserida, menurunkan tekanan darah, dan memperbaiki sensitivitas
insulin. Aktivitas fisik dengan intensitas baikdianjurkan untuk setiap orang
dewasa. Contoh aktivitas fisik intensitas baik yaitu jalan cepat selama 30-40
menit (Erwinanto et al., 2017).
c. Pengaturan Makanan
Asupan yang dianjurkan mempertahankan kadar kolesterol dan lemak dikenal
dikenal dengan diet dyslipidemia. Secara umum, diet dyslipidemia dibedakan
menjadi dua tahap dengan prinsip pembatasan asupan lemak khususnya lemak
jenuh dan kolesterol dari makanan. Selain itu, dalam pengaturan makanan harus
memperhatikan 3 J yaitu jenis, jumlah, dan jadwal. Prinsip 3J secara umum
berlaku untuk semua jenis penyakit. Bagi penderita hiperkolesterol dianjurkan
dalam sehari mengkonsumsi makanan yang harus disesuaikan dengan kadar
kolesterol, lipoprotein serta ada tidaknya penyakit penyerta lain seperti jantung
dan diabetes (Evania, 2018).
d. Berhenti merokok
Merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan
kadar kolesterol jahat (LDL), merokok menyebabkan bertambahnya kadar
karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya
cedera pada lapisan dinding arteri. Merokok meningkatkan kecenderungan
darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya
penyakit arteri perifer, penyakit arteri coroner, stroke dan penyubatan pada
arteri. Menghentikan merokok dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL
sebesar 5-10% (Erwinanto et al., 2017).
2. Farmakologi
Terdapat beberapa golongan obat, antara lain :
a. Resin Penukar Anion
Kolestiramin dan kolestipol adalah resin penukar anion yang digunakan dalam
penatalaksanaan hiperkolesterolemia. Obat-obat tersebut bekerja dengan cara
mengikat asamempedu didalam lumen usus dan mencegah reabsorbsi.
b. Kelompok klofibrat
Klofibrat (turunan asam ariloksibutirat) dan beberapa analognya (bezafibral,
siprofibral, finofibrat, gemfibrozil) dapat dianggap sebagai hipolipidemik
berspektrum luas.Klofibrat dan beberapa analognya digunakan dalam
pengobatan hyperlipidemia tipe II maupun IV yang efek utamanya berupa
gangguan pada saluran pencernaan.
c. Statin
Statin menghambat secara kompetitif enzim HMG CoAreductase, yakni enzim
pada sintesis kolesterol,terutama dalam hati. Obat-obat ini lebih efektif
dibandingkanresin penukar anion untuk menurunkan lemak jahat (LDL) tetapi
kurang efektif dibandingkan kelompok klofibrat dalam menurunkan
trigliserida dan meningkatkan lemak baik (HDL).Contoh jenis obat :
Atorvastatin, Fluvastatin, Pravastatin, Simvastatin, Lovastatin
d. Kelompok Asam Nikotinat
Asam nikotinat (niasin) merupakan vitamin larut air yang mampu menurunkan
kadar trigliserida dan kolesterol plasma. Mekanisme kerjanya melalui
hambatan mobilisasi lemak serta hambatan sintesis Very Low Density
Lipoprotein (VLDL) dalam hati dan lebih lanjut kolesterol (LDL). Selain itu,
asam nikotinat juga meningkatkan lemak baik (HDL).
e. Omega 3
Minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega 3, bermanfaat dalam
pengobatan hipertrigliseridemia berat.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA
Tn. M DENGAN HIPERKOLESTEROLEMIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Profesi Ners


dalam stase Keperawatan Keluarga

PEMBIMBING:
Ns. Oom Komalasari, M.Kep

DISUSUN OLEH:
KOMANG ESEN ARIADA
NIM 201740291

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMC BINTARO


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2020/ 2021
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Pengkajian Keluarga
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Muhamad Firmansyah
2. Usia : 28 Tahun
3. Pendidikan : SMK
4. Pekerjaan : Kurir
5. Alamat : Jl. Manunggal No. 5 Perigi Baru 02/04
6. Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis Hubungan TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan


kelamin KK
1. Muhamad L KK/Suami 28 Tahun SMK Kurir
firmansyah
2. Entin Kartini P Istri 28 Tahun D3 Ibu Rumah
Tangga
3. Adam L Anak 4 Tahun - -
Kandung
4. Zayn L Anak 6 Bulan - -
Kandung

Genogram
Keterangan :

= laki-laki

= perempuan

= hubungan dengan keluarga

= klien

= meninggal

7. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. M. merupakan tipe keluarga inti dengan ayah, ibu dan anak
kandung
8. Suku
Bahasa yang digunakan Tn. M bahasa indonesia baik antara anggota keluarga
maupun dengan tetangga sekitar.
9. Agama
Keluarga Tn. B beragama Islam dan taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu,
biasanya dilakukan bersama-sama di rumah karena jauh dari mushola.
10. Status Sosial Ekonomi
Kebutuhan sehari-hari keluarga semua dipenuhi oleh Tn. M dengan pendapatan
sebulan 3,5 juta Tn.M bekerja sebagai kurir disalah satu perusahaan di jakarta.
Barang-barang yang dimiliki Tn. M yaitu TV, Almari, Kulkas, Meja kursi dan
beberapa perabotan rumah tangga. Ny. E mengatakan kebutuhan yang
dikeluarkan setiap bulan yaitu belanja untuk kebutuhan sehari-hari, makan dan
jajan untuk anak yang pertama.
11. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Selama pandemi covid 19 tidak pernah rekreasi. Kegiatan nya paling nonton
TV bersama keluarga.

B. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga


1. Tahapan perkembangan saat ini
Keluarga dengan anak usia pra-sekolah, keluarga telah berusaha menyiapkan
tabungan untuk biaya pendidikan An. A serta membangun komunikasi dengan
anaknya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa keluarga masih belum mampu
mengawasi anak yang pertama karena masih ada anak ke 2 yang perlu perhatian
lebih.
3. Riwayat keluarga inti :
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini.
1) Ny. E. mengatakan bahwa akhir-akhir ini sering pegal-pegal,
merasa tidak nyaman nyeri pada leher dan kesemutan.
2) Suami Ny. E. (Tn. M.) sampai saat ini tidak ada penyakit yang
diderita.
3) Anak Ny. S. (An. A.) sampai saat ini tidak ada penyakit yang
diderita.
4) Anak Ny. S. (An. Z.) sampai saat ini tidak ada penyakit yang
diderita.
b. Riwayat penyakit keturunan
Ny. E. mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan di
keluarganya.
c. Riwayat kesehatan keturunan
Imunisasi
Tindakan
Keadaan (BCG/Polio Masalah
No Nama Umur BB TB yang
Kesehata / DPT Kesehatan
telah
n /HB/Campak
dilakukan
Tn. M tidak ada
penyakit yang Tidak ada -
1 Tn. M 28th 58kg 171cm diderita. Tidak Lupa
mengeluh apa-apa

Ny. E Mengatakan
akhir-akhir ini
sering pegal-pegal, Meminum
merasa tidak Hiperkolester
2 Ny. E 28th 46kg 150cm nyaman nyeri pada Lupa obat dari
olemia
leher dan warung
kesemutan.

3 An. A 4 tahun 12kg 90cm Tidak mengeluh Lengkap - -


apa-apa

4 An. Z 6 bulan 6kg 65cm Tidak mengeluh Lengkap - -


apa-apa

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatka


Ny. E mengatakan pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan adalah
klinik atau fasilitas kesehatan Puskesmas, terkadang jika sakit, Ny. E
hanya mengkonsumsi obat warung.
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. E mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang pernah
diderita sebelumnya.
C. Karakteristik rumah
1. Status kepemilikan rumah, ukuran rumah, denah rumah.

Rumah Tn. M terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, tiga kamar tidur, dapur,
kamar mandi. Cara pengaturan perabot sangat rapi, namun biasanya Ny.E yang
membersihkan rumah itu. Tn.M tidak menggunakan jasa asissten rumah tangga.
Ukuran rumah 20x10 m tipe rumah permanen, atap terbuat dari seng, lantai
berubin serta di keramik dan terdapat fentilasi yang jarang dibuka dan kondisi
ruangan cukup pengap, dan menggunakan sumber air PAM.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli Perigi, hubungan antar tetangga
sangat baik keluarga sering bersosialisasi dengan warga sekitar.
3. Mobilitas geografis keluarga
Rumah merupakan daerah desa tidak jauh dari jalan raya, mudah dijangkau oleh
sepeda motor/kendaraan roda 4. Dekat dengan fasilitas kesehatan.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. M dan Ny.E Sering mengikuti kegiatan masyarakat, misalnya gotong
royong dan lain-lain
5. Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga semua sehat , kalau ada yang sakit keluarga selalu
menggunakan fasilitas kesehatan.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi cukup terbuka, terlihat dari
perawat melakukan pengkajian. Keluarga Tn. M adalah tipe keluarga yang
cukup hangat dan baik.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah sedang Ny.E
hanya mengikuti saja apa hasil musyawarah, semua anggota keluarga berperan
sesuai perannya masing-masing, dan apabila masalah tidak teratasi maka
keputusan ada di tangan Tn. M
3. Struktur peran
 Tn. M sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk
memenuhi kebtutuhan keluarganya.
 Ny. E berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, Ny. E sebagai
ibu rumah tangga memiliki peran untuk mengurusi rumah dan anak-
anaknya
4. Nilai dan norma budaya
Dalam budaya betawi anak laki-laki harus mempunyai tanggung jawab kepada
keluarga, keluarga Tn. M selalu mematuhi aturan-aturan dan norma yang
berhubungan dengan agama dan masyarakat.

E. Keluarga
1. Keluarga efektif
Keluarga Tn. M saling mendukung kebutuhan sehingga dapat terpenuhi
kehidupan sederhana, dapat menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan
keputusan keluarga yang terakhir ditentukan oleh Tn. M sebagai kepala
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Tn. M dan Ny. E dapat membina sosialisasi pada anaknya sehingga dapat
membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan anaknya,
serta dapat meneruskan budaya.
3. Fungsi keperawatan keluarga
 Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Menurut Ny. E ia sebelumnya tidak mengetahui tetang penyakit
kolesterol.
 Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Ny. E menderita kolesterol dan menurutnya itu sering mengganggu
aktifitasnya.
 Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
karena pembuangan sampah dilakukan dibelakang rumah dengan cara
dibakar.
 Kemampuan merawat keluarga yang sakit
Ny. E mengatakan tidak begitu banyak mengetahui penyakit yang
diderita, namun keluarga Ny. E klo merasa sakit hanya segera
membelikan obat warung dan jika beberapa hari tidak sembuh dibawa
kefasilitas pelayanan kesehatan.
 Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan
Tn. M mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka Tn. M akan
membawanya ke dokter praktik umum.

F. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn. M adalah 2 orang, Ny. E dalam hal ini mengunakan alat
kontrasepsi KB. Karena 2 anak sudah cukup.

G. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.M dapat mencukupi kebutuhan keluarganya dengan baik. Bahkan dia
sudah menyiapkan beberapa tabungan untuk anaknya kelak.

H. Stres dan koping keluarga


1. Stresor jangka pendek
Ny. E mengatakan dirinya ingin kadar kolesterolnya normal.
2. Stresor jangka panjang
Saat ini keluarga Tn. M memikirkan agar anak nya kelak bisa sekolah sampai
keperguruan tinggi.
3. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap masalah
Keluarga Tn. M selalu melakukan musyawarah dalam menyelesaikan masalah
baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.
4. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. M apabila ada masalah baik dalam keluarga atau masyarakat
selalu menyelesaikan nya .
5. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada akhirnya
Tuhan yang menentukan.
I. Pemeriksaan Fisik Keluarga

Pemeriksaan
Tn. M Ny. E An. A An. Z
fisik
Tekanan 120/80 mmHg 100/70 mmHg - -
darah
Nadi 86x/mnt 75x/mnt 120x/mnt 100x/mnt
Suhu 360C 360C 360C 360C
RR 22x/mnt 20x/mnt 22x/mnt 30x/mnt
BB 58 kg 46 kg 12 kg 6 kg
Gula darah 164mg/dl 111mg/dl - -
Asam urat 8,5mg/dl 4,5mg/dl - -
Kolesterol 208mg/dl 223mg/dl - -
Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal
Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
Kulit Sawo matang, turgor Sawo matang, turgor Sawo matang Sawo matang,
baik baik turgor baik
Mata Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris,
tidak anemis dan tidak anemis dan tidak anemis dan sklera konjungtiva tidak
sklera tidak ikterik, sklera tidak ikterik, tidak ikterik, penglihatan anemis dan sklera
penglihatan baik penglihatan baik baik tidak ikterik,
penglihatan baik
Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi penghidu Bersih, fungsi
penghidu baik penghidu baik baik penghidu baik
Mulut & Bersih, tidak berbau, Bersih, tidak berbau, Bersih, tidak berbau, gigi Bersih, tidak
tenggorokan gigi bersih, tidak ada gigi bersih, tidak ada susu lengkap berbau, gigi bersih,
nyeri telan nyeri telan tidak ada nyeri
telan
Telinga Simetris, pendengaran Simetris, pendengaran Simetris, pendengaran Simetris,
baik, tidak baik, tidak baik pendengaran baik,
menggunakan alat menggunakan alat tidak menggunakan
bantu bantu alat bantu
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid pembesaran
kelenjar tiroid
Dada Tidak ada wheezing Tidak ada wheezing Tidak ada wheezing Tidak ada
wheezing
Perut Tidak kembung, tidak Tidak kembung, tidak Tidak kembung Tidak kembung,
nyeri tekan nyeri tekan tidak nyeri tekan
Ekstrimitas Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan bentuk Tidak ada kelainan
bentuk bentuk bentuk
Eliminasi BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr
BAK 4-5x/hr BAK 4-5x/hr BAK 5-6x/hr BAK 9-6x/hr
J. Harapan keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga Tn. M yaitu menginginkan agar anggota
keluarganya tidak ada yang sakit-sakitan dan keluarga berharap kedatangan
perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat
memelihara kesehatan.

II. Analisa Data

No Data Fokus Masalah Penyebab


1 DS : - Ny.E mengatakan bahwa akhir-akhir Nyeri akut Ketidakmampuan
ini sering pegal-pegal, merasa tidak (D.0077) keluarga merawat
nyaman nyeri pada leher dan anggota keluarga
kesemutan. dengan
DO : Hiperkolestrolemia
- TD : 100/70mmHg
- S : 360C
- N : 75 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
Kolesterol : 223 ml/dl

P : Nyeri timbul saat bangun pagi


Q : Nyeri terasa nyut-nyutan
R : Nyeri dirasakan pada leher
S : Skala nyeri 2
T : Nyeri hilang timbul.

2 DS : - Ny.E mengatakan jarang berolahraga Manajemen Kurangnya


- Ny.E mengatakan sering ngemil dan kesehatan keluarga pengetahuan
jajan sembarangan tidak efektif keluarga tentang
DO : bahayanya
- TD : 120/80mmHg kolesterol tinggi.
-S : 360C
-N : 99 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
Kolesterol : 220 ml/dl

III. Diagnosa Keperawatan


a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan Hiperkolesterolemia
b. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang bahayanya kolesterol tinggi

Prioritas Masalah

Skoring Data
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan Hiperkolesterolemia
No Kreteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah Skala : 3 1 3/3x1=1 Ny. E akhir-akhir ini


Ancaman (3) sering merasakan
Kurang sehat (2) nyeri dibagian leher
Krisis (1) dan kesemutan.
2 Kemungkinan masalah 1 2 1/2x2=1 Informasi tentang
dapat diubah : hiperkolesterolemia
Mudah (2) cukup banyak,
Sebagian (1) tindakan yang dapat
Tidak dapat (0) dilakukan untuk
mengatasi tingginya
kadar kolesterol
dapat dilakukan
dirumah. Keluarga
juga bersedia
mengikuti
pendidikan
kesehatan.
3 Pontensi pencegahan 3 1 3/3x1=1 Keluarga cukup rutin
masalah : memeriksakan
Tinggi (3) masalah penyakit
Cukup (2) yang diderita
Rendah (1) kedokter.

4 Menonjolnya masalah : 2 1 2/2x1=1 Ny. E merasa ditak


-Masalah berat dan harus nyaman dengan
segera diatasi (2) nyeri yang dia
-Masalah dirasakan tetapi rasakan
tidak perlu segera diatasi
(1)
-Masalah tidak dirasakan
(0)
Jumlah skor 4

2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan keluarga tentang bahayanya kolesterol tinggi
No Kreteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah Skala : 2 1 2/3x1=2/3 Ny. E kurang


Ancaman (3) pengetahuan
Kurang sehat (2) tentang bahaya
Krisis (1) kolesterol tinggi
secara signifikan
2 Kemungkinan masalah 2 2 2/2x2=1 Masalah dapat
dapat diubah : mudah diubah
Mudah (2) dengan keinginan
Sebagian (1) keluarga untuk
Tidak dapat (0) mencapai
kesehatan
3 Pontensi pencegahan 2 1 2/3x1=2/3 Pencegahan bisa
masalah : dilakukan dengan
Tinggi (3) menjaga pola
Cukup (2) hidup sehat dan
Rendah (1) pola makan yang
sehat
4 Menonjolnya masalah : 2 1 2/2x1=1 Ny. E terkadang
-Masalah berat dan harus merasakan nyeri
segera diatasi (2) kesemutan
-Masalah dirasakan tetapi sehingga masalah
tidak perlu segera diatasi harus segera
(1) diatasi.
-Masalah tidak dirasakan
(0)
Jumlah skor 3 1/3

IV. Intervensi
No Tgl/jam Diagnosa Tujuan dan Intervensi (SIKI)
keperawatan Kreteria Hasil
(SDKI) (SLKI)
1 31 mei Nyeri akut Tingkat Nyeri Edukasi Manajemen Nyeri
2021 berrhubungan (L08066) Hal 145 (I.12391)Hal. 70
10:00 dengan ketidak Setelah dilakukan 1. Observasi
WIB mampuan keluarga kunjungan rumah a. Identifikasi kesiapan dan
merawat anggota 3x diharapkan kemampuan menerima
keluarga dengan keluarga mampu informasi
hiperkolesterolemia memberikan 2. Terapeutik
perawatan pada Ny. a. Sediakan materi dan
E dengan kreteria media pendidikan
hasil kesehatan
1. Keluhan b. Jadwalkan pendidikan
nyeri cukup kesehatan sesuai
menurun kesepakatan, dan berikan
(4) kesempatan untuk
2. Meringis bertanya
cukup 3. Edukasi
menurun a. Jelaskan penyebab,
(4) periode dan strategi
3. Gelisah meredakan nyeri
cukup b. Anjurkan monitor nyeri
menurun secara mandiri
(4) c. Anjurkan menggunakan
4. Kesulitan analgetik secara tepat
tidur cukup
menurun d. Ajarkan tehnik
(4) nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

No Tgl/jam Diagnosa Tujuan dan Intervensi (SIKI)


keperawatan Kreteria Hasil
(SDKI) (SLKI)
2 31 mei Manajemen Tingkat Edukasi Kesehatan
2021 kesehatan keluarga Pengetahuan (I.12383)Hal. 65
10:00 tidak efektif (L12111) Hal 146 1. Observasi
WIB berhubungan dengan Setelah dilakukan a. Identifikasi kesiapan
kurangnya kunjungan rumah 3x dan kemampuan
pengetahuan tentang diharapkan keluarga menerima informasi
bahaya mampu memberikan b. Identifikasi faktor-
hiperkolesterolemia/ perawatan pada Ny. faktor yang dapat
kadar kolesterol E dengan kreteria meningkatkan dan
tinggi hasil menurunkan motivasi
1. Prilaku prilaku hidup bersih
sesuai dan sehat
anjuran 2. Terapeutik
meningkat a. Sediakan materi dan
(5) media pendidikan
2. Kemampuan kesehatan
menjelaskan b. Jadwalkan
pengetahuan pendidikan kesehatan
tentang sesuai kesepakatan
suatu topik c. Berikan kesempatan
meningkat untuk bertanya
(5) 3. Edukasi
3. Prilaku a. Jelaskan faktor resiko
sesuai yang dapat
dengan mempengaruhi
pengetahuan kesehatan
meningkat b. Ajarkan prilaku
(5) hidup bersih dan
4. Persepsi sehat
yang keliru c. Ajarkan strategi yang
membaik dapat digunakan
(5) untuk meningkatkan
5. Prilaku prilaku hidup bersih
membaik dan sehat
(5)
V. Implementasi & Evaluasi

No Tgl/ No. Implementasi Evaluasi Formatif Paraf


jam Dx
1 4 juni Dx 1 1. Observasi S:
2021 a. Identifikasi - Keluarga mengatakan
13:00 kesiapan dan memahami tentang cara
WIB kemampuan manajemen nyeri
menerima - Keluarga memahami
informasi cara mengurangi nyeri,
2. Terapeutik yaitu dengan tehnik
a. Sediakan materi distraksi dan kompres
dan media hangat
pendidikan O:
kesehatan - Keluarga Tn. M
b. Jadwalkan kooperatif terbukti
pendidikan dengan menghasilkan Komang
kesehatan sesuai beberapa pertanyaan
kesepakatan saat edukasi dilakukan
c. Berikan A:
kesempatan - Kemampuan merawat
untuk bertanya anggota keluarga
3. Edukasi dengan
a. Jelaskan hiperkolesterolemia
penyebab, teratasi sebagian dengan
periode dan hasil keluarga
strategi memahami cara
meredakan nyeri mengurangi nyeri
b. Anjurkan P:
monitor nyeri - Itervensi di hentiakan
secara mandiri
c. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat

2 4 Dx 2 Edukasi Kesehatan
juni (I.12383) Hal.65
2021 1. Observasi S:
13:00 a. Identifikasi kesiapan - Keluarga mengatakan
WIB dan kemampuan memahami tentang
menerima informasi bahaya hiperkolesterol
b. Identifikasi faktor- O:
faktor yang dapat
- Keluarga kooperatif,
meningkatkan dan
menurunkan motivasi memperhatikan
prilaku hidup bersih penkes dan aktif
dan sehat bertanya.
2. Terapeutik A:
a. Sediakan materi dan - Ketidakmampuan Komang
media pendidikan keluarga mengenal
kesehatan bahaya hiperkolesterol
b. Jadwalkan teratasi.
pendidikan P:
kesehatan sesuai
- Intervensi dihentikan
kesepakatan
c. Berikan kesempatan
untuk bertanya
3. Edukasi
a. Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
b. Ajarkan prilaku
hidup bersih dan
sehat
c. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
prilaku hidup bersih
dan sehat
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA
KELUARGA Tn. M DENGAN HIPERKOLESTEROLEMIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Profesi Ners


dalam stase Keperawatan Keluarga

PEMBIMBING:
Ns. Oom Komalasari, M.Kep

DISUSUN OLEH:
KOMANG ESEN ARIADA
NIM 201740291

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMC BINTARO


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2020/ 2021
Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri
Sub Pokok Bahasan : Manajemen nyeri non farmakologi
Sasaran : Keluarga Tn. M . khusunya Ny. E
Tempat : Rumah Tn. M
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Jumat, 4 juni 2021

A. SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Tujuan Instraksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan keluarga memahami
dan mampu menjelaskan tentang Manajemen nyeri.

2. Tujuan Instraksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga dan pasien
dapat :
a. Mampu menjelaskan pengertian nyeri
b. Mampu menyebutkan tujuan manajemen nyeri non farmakologi
c. Mampu menyebutkan klasifikasi nyeri
d. Mampu menyebutkan cara cara sederhana mengatasi nyeri
e. Mampu mendemonstrasikan cara – cara mengatasi nyeri

3. Materi :
a. Pengertian nyeri
b. Tujuan Manajemen nyeri
c. Klasifikasi nyeri
d. Cara – cara sederhana mengatasi nyeri
e. Mendemonstrasikan cara – cara mengatasi nyeri
4. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab

5. Media
a. Leaflet

Setting tempat

Keterangan :
Medi
aedia : Presenter

: Pasien
6. Kegiatan Penyuluhan Manajemen Nyeri

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta


(menit)

1. Perkenalan dan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


pembukaan 2 menit 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan

2. Inti 15 menit Menjelaskan tentang : 1. Menyimak


1. Pengertian nyeri 2. Mengajukan pertanyaan
2. Tujuan Manajemen nyeri
3. Klasifikasi nyeri
4. Cara – cara sederhana
mengatasi nyeri
5. Mendemonstrasikan cara
- cara mengatasi nyeri

3. Evaluasi 3 menit 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab


akhir sebagai evaluasi 2. Mendemonstrasikan

4. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan bersama 1. Mendengarkan


- sama hasil penyuluhan 2. Menjawab salam
2. Menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam

6. Evaluasi : (Cara, Jenis, Waktu, Soal)


a. Cara : : Lisan
b. Jenis : Pertanyaan Terbuka
c. Waktu : Setelah dilakukan penyuluhan
d. Soal :
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan nyeri?
b. Jelaskan apa tujuan manajemen nyeri?
c. Jelaskan apa saja klasifikasi nyeri?
d. Sebutkan cara sederhana untuk mengatasi nyeri!
e. Bagaimana mendemonstrasikan cara – cara mengatasi nyeri?
B. MATERI PENYULUHAN
MANAJEMENNYERI NON FARMAKOLOGI

1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Nyeri merupakan suatu ketidaknyamanan yang meningkat dan sensasinya sangat
subyektif, serta menimbulkan gangguan dan perubahan aktifitas fisik, psikis yang
meliputi emosi, pola fikir dan sebagainya.

2. Tujuan Manajemen Nyeri Non Farmakologi


a. Menangani nyeri akut atau kronis
b. Memberikan rasa nyaman
c. Mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan penghilang rasa sakit.

3. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri akut (< 6 bulan)
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera
spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga
enam bulan.
b. Nyeri kronik (> 6 bulan
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode waktu.
Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6 bulan.

4. Cara Sederhana Mengatasi Nyeri


a. Distraksi (Pengalihan pada hal-hal lain sehingga lupa terhadap nyeri yang sedang
dirasakan)
Contoh :
1. Membayangkan hal-hal yang indah
2. Membaca buku, Koran sesuai yang di sukai
3. Mendengarkan musik, radio, dan lain-lain
b. Relaksasi
Tiga hal penting dalam relaksasi adalah :
1. Posisi yang tepat
2. Pikiran tenang
3. Lingkungan tenang Teknik relaksasi :
a. Menarik nafas dalam
b. Keluarkan perlahan-lahan dan rasakan
c. Nafas beberapa kali dengan irama yang normal
d. Ulangi nafas dalam dengan konsentrasi pikiran
e. Setelah rileks, nafas pelan
c. Stimulasi Kulit
Strategi penghilang nyeri tanpa obat yang sederhana, yaitu dengan menggosok
kulit. Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
punggung dan bahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase
membuat relaksasi otot.
MANAJEMEN NYERI PENGERTIAN

lain sehingga lupa terhadap nyeri


yang sedang dirasakan)

Contoh
 Membayangkan hal – hal indah

Oleh :
KOMANG ESEN ARIADA
201740291
Menangani nyeri akut atau kronis
Memberikan rasa nyaman
PROGRAM STUDI NERS
 Membaca buku atau koran
pada obat – obatan penghilang rasa
disukai
sakit
2021
 Salah satu ciri seorang yang
normal beriman antara lain jika di beri
- lain ujian maka ia bersabar dan jika ia
diberi kenikmatan maka ia
pikiran pada lengan, perut, punggung bersyukur
Tiga hal penting dalam dan kelompok lain
relaksasi adalah : Setelah rileks, nafas pelan
Posisi yang tepat

Pikiran 3. STIMULASI KULIT Dan bersabarlah, sesungguhnya


Lingkungan Strategi penghilang rasa nyeri tanpa obat Allah beserta orang –orang yang
sabar (QS.
TEKNIK RELAKSASI Anfal:46)
kulit. yang dipusatkan pada punggung dan
Menarik nafas dalam
bahu. Cara ini dapat membuat pasien
nyaman karena merelaksasikan otot.

Anda mungkin juga menyukai