Anda di halaman 1dari 12

NAMA : Rahma Novinisa

NPM : 2143700110
MATA KULIAH : Farmasi Klinik
DOSEN PENGAMPU : Dr. apt. Diana Laila Ramatillah, M.Farm., PhD Clinical Pharmacy

STUDI KASUS Jantung-Ulkus peptikum


Seorang pasien wanita berusia 45 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 65 kg
Riwayat Penyakit Sebelumnya ; Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan Diabetes sejak 5 tahun yang lalu, PJK sejak 1 tahun yang lalu
dan ulkus peptikum sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang: Mual, Muntah sudah 3 hari diikuti dengan diare
Riwayat Penyakit keluarga: Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal karena komplikasi Diabetes
Obat yang sedang digunakan;

No Date Test Normal Range Result Day1 Day2 Day3 Day4 Day 5 Day 6 Day 7 Day 8 Day 9 Day 10
BG(blood gases) pH : 7,38 – 7,42.
SaO2 : 94-100%.
PaO2 : 75-100
mmHg

FPG (Fasting plasma glucos) < 108 mg/dl


LFT(Liver function test) SGPT pria : < 33
iu/L
SGPT wanita : <
25 iu/L
SGOT : < 30-120
iu/L
CBC(complete blood count) RBC pria : 5-6 jt
sel/mcl
RBC wanira : 4-5
jt sel/mcl
WBC pria : 4.000-
11.000/mcl
WBC wanita :
5.000-10.000/mcl
HCT pria : 38,8-
50%
HCT wanita L
34,9-44,5%
Hb pria : 13,8-
17,2 g/dl
Hb wanita : 12,1-
15,1 g/dl
Trombosit :
150.000-
400.000/mcl
ESR(erythrocyte Perempuan : 0-20
sedimentation rate) mm/jam
Laki-laki : 0-10
mm/jam
RBG(Random blood glucose) < 200 mg/dl
RCT
RP+LFT(Renal profile +
Liver Function test)
BU+CR(BUSE +
Creatnine)
RP+LFT+RB
BU+CR+LFT

Hemoglobin (WB) 12.3-16.3g/L 11


Hematocrit (WB) 42-52% for ♂
37-47% for ♀.
WBC 5.2-12.4 13
RBC 4.7-6.1 5
Hematology
Renal Profile:
Urea (S) 3.2-6.7 mmol/L
Creatinine (S) 61.8-132.6 132.6
mmol/L mmol/L
Cr Clearence 75-125 mmol/L
Electrolytes
Sodium(S) 135-145 mmol/L 145
Potassium(S) 3.5-5.0mmol/L 5.5
Calcium(S) 2.0-2.6mmol/L
Magnesium(S) 0.8-1.20mmol/L
Lipid Profile:
Total cholesterol 3.5-5.7mmol/L 6
mmol/L
Triglyceride(S) 0.6-2.3mmol/L
LDL-cholesterol(S) 3.3-4.9mmol/L
HDL (S) >0.9mmol/L
Apolipoproten Mg/dl/L
Hyperlipidimia %
Blood glucose level
Random blood <11.0 mmol/L
glucose level
Fasting blood glucose 3.58 < 7.0
level mmol/L

Liver function test:


T-protein(S) 66-87 g/l
Albumin(S) 38-51 g/l
Globulin(S) 20-30 g/l
T-bilirubin(S) 0-24µmol/l
D-bilirubin(S) 0-4 µmol/l
CRP mg/L
Interleukin-6 Mg/L
Homocysteine Mg/L or µmol/lit
SGPT SGPT pria : < 33
iu/L
SGPT wanita : <
25 iu/L
SGOT SGOT : < 30-120
iu/L
Cardiac Function
test :
Troponin-T <50 ng/mL : < 0.3 ng/L
0,05 ng/L
CKMB 0-3 mcg/L 5 mcg
INR 2-3
PT 10-15 Detik
APTT 25-35 detik

Nama obat 23 24 25 26 27 28 29
Untuk Hipertensi (Darah Tinggi)
Amlodipin 1 x 5 mg (PO)
Untuk Terapi Hipertensi dengan Udema
Lasik 1 x 1 (PO)
Untuk Terapi Antiplatelet
Ascardia 1 x 80 mg (PO)
Untuk Terapi Diabetes Mellitus
Insulin 3x1 SC
Untuk Terapi Hipertensi
Captopril 2 x 12,5 mg (PO) v v v v v v V
Untuk Sembelit/Konstipasi
Dulcolax 1x1 (PO)
Laxadine k/p
Untuk Vasodilator
NTR 3x1 tab (PO)
Untuk Terapi Antibiotik
Ceftriaxone IV 1x2 gram
Metronidazol IV 3x1 gram
Untuk Terapi Sedative
Alprazolam 1x 0,5 mg (PO)
Untuk Terapi Antipiretik-Analgetik
Paracetamol k/p
Untuk Terapi Peptic Ulcer
Lansoprazole 1x1

Pemeriksaan Vital Sign


Tekanan Darah ; 170/90 mmHg (HT Stage 2)
T (suhu) ; 37 C (Normal)
Nadi ; 85/menit (Normal)
Pernafasan ; 22/menit (Tinggi)

Dokter mendiagnosa pasien ulkus peptikum dan dicurigai adanya H. Pylory


Pertanyaan
1. Hitung Nilai GFR pasien?
2. Apakah obat yang perlu diberikan kepada pasien ulkus peptikum dan dicurigai adanya H. Pylory?
3. Jelaskan fungsi pengobatan diatas?
4. Bandingkan pengobatan diatas dengan guideline
5. Apakah penyebab CKMB menjadi tinggi?
6. Apakah perbedaan ulkus peptikum dan GERD
7. Apakah penyebab pasien mual?
8. Apakah Captopril tetap harus dilanjutkan untuk pasien diatas, berikan alasan untuk jawaban saudara!
9. Dari nilai lab diatas manakah yang tidak normal?
10. Jelaskan konseling yang harus diberikan pada pasien diatas!
11. Jelaskan S-O-A-P untuk pasien di atas!

Jawaban
1. GFR Wanita = (140 – Umur) x BB (Kg)/72 x Sr Cr (mg/dl) x 0,85
= (140 – 45 tahun) x 65 Kg/72 x 2386.8 mg/dl x 0,85
= 95 x 65/171849,6 x 0,85
= 6175/171849,6 x 0,85
= 0,0305 ml/min (Stadium 5 – ESRD)
2. Menurut Dipiro, diberikan two drugs antibiotics + proton pump inhibitor dengan opsi:
1) Amoxycillin + Klaritromisin + Omeprazole/Lansoprazole
2) Amoxycillin + Metronidazole + Pantoprazole
3) Klaritromisin + Metronidazole + Esomeprazole
Ditambahkan Bismuth Subsalisilat yang bertujuan mendukung kerja antibiotik dan Sukralfat sebagai pelapis pelindung mukosa
lambung.
3. Fungsi Pengobatan Pasien
Untuk Hipertensi (Darah Tinggi), dikarenakan pasien memiliki TD 170/90 mmHg yang sudah dikategorikan sebagai HT stage 2
Amlodipin 1 x 5 mg (PO)
Untuk Terapi Hipertensi dengan Udema, dikarenakan pasien diberikan amlodipin, dimana amlodipin dalam jangka panjang
dapat menyebabkan udema
Lasik 1 x 1 (PO)
Untuk Terapi Antiplatelet, sebagai pengencer darah karena pasien mempunyai riwayat PJK sejak 1 tahun yang lalu dan hasil lab
menunjukkan CKMB yang tinggi
Ascardia 1 x 80 mg (PO)
Untuk Terapi Diabetes Mellitus, dikarenakan pasien mempunyai riwayat penyakit DM sejak 5 tahun yang lalu
Insulin 3x1 SC
Untuk Terapi Hipertensi, dimana golongan ACEI diberikan sebagai 1st line pengobatan hipertensi dengan komplikasi dimana
TD pasien 170/90 mmHg
Captopril 2 x 12,5 mg (PO)
Untuk Sembelit/Konstipasi (melancarkan buang air besar)
Dulcolax 1x1 (PO)
Laxadine k/p
Untuk Vasodilator, karena pasien mempunyai riwayat penyakit PJK sejak 1 tahun yang lalu dengan kadar troponin dan CKMB
yang tinggi
NTR 3x1 tab (PO)
Untuk Terapi Antibiotik, diberikan kepada pasien untuk mengobati infeksi bakteri H. pyllori dan juga kadar WBC pasien
meningkat
Ceftriaxone IV 1x2 gram
Metronidazol IV 3x1 gram
Untuk Terapi Sedative, sebagai penenang dalam menjalani terapi pasien
Alprazolam 1x 0,5 mg (PO)
Untuk Terapi Antipiretik-Analgetik, sebagai nyeri yang dialami pasien
Paracetamol k/p
Untuk Terapi Peptic Ulcer, dimana golongan PPI merupakan 1st line yang digunakan dalam peptic ulcer
Lansoprazole 1x1

4. Perbandingan pengobatan
1) Penggunaan Amlodipin dan Lasix sebaiknya tidak digunakan, dikarenakan 1st line pada pengobatan hipertensi dengan
komplikasi penyakit kronis seperti PJK dan DM lebih baik diberikan dari golongan ACEI atau ARB.
2) Penggunaan antiplatelet seperti Ascardia disarankan, mengingat pada umumnya pasien sindrom koroner seperti PJK apalagi
sudah punya riwayat sejak 1 tahun yang lalu biasanya terjadi pembentukan plak/gumpalan di arteri jantung dimana kadar
kolesterol pasien juga meningkat. Maka dari itu, perlu digunakan Ascardia sebagai salah satu pilihan pertama.
3) Penggunaan Insulin pada pasien diatas harus dilakukan beberapa parameter yang diukur seperti HbA1c dan Blood Glucose-nya.
Dimana pada data diatas, data laboratorium pasien tidak menunjukkan hasil blood glucose dan HbA1c sehingga perlu assessment
lebih lanjut. Akan tetapi, pasien memiliki riwayat penyakit DM sebelumnya sejak 5 tahun yang lalu.
4) Penggunaan Captopril dianjurkan untuk pasien HT dengan komplikasi penyakit kronis seperti PJK dan Diabetes.
5) Penggunaan dulcolax dan laxadine tidak diperlukan, mengingat keluhan pasien adalah diare. Ketika diberikan pencahar, maka
diare akan semakin parah.
6) Penggunaan vasodilator seperti NTR dianjurkan untuk penyakit sindrom koroner seperti PJK untuk melebarkan pembuluh darah
yang menyembit akibat tingginya kadar Troponin dan CKMB.
7) Penggunaan ceftriaxone pada pasien diatas bukan salah satu 1st line dalam pengobatan H. pyllori, melainkan bisa digunakan dari
golongan penisillin seperti amoxycillin dan golongan makrolida seperti klaritromisin. Penggunaan metronidazole sudah tepat
dalam pengobatan PU dengan H. pyllori.
8) Penggunaan alprazolam tidak ada indikasi yang mengarah pada gangguan tidur pasien, maka bisa tidak diberikan kepada pasien
tersebut.
9) Penggunaan parasetamol bisa digunakan sebagai antinyeri yang disebabkan peptic ulcer yang dialami pasien.
10) Penggunaan lansoprazole sudah tepat, karena salah satu 1st line dari PU adalah digunakan dari golongan PPI.
5. CKMB meningkat disebabkan karena adanya kerusakan otot jantung, ini juga ditandai dengan peningkatan Troponin-T pada pasien.
CKMB juga disebabkan karena adanya gangguan fungsi ginjal pada pasien dan kadar kolesterol yang tinggi.
6. Perbedaan Ulkus Peptikum dengan GERD
1) Ulkus Peptikum/tukak lambung adalah akibat dari kerusakan lapisan lambung yang terus menerus berlanjut dan menyebabkan
luka atau tukak yaitu luka terbuka di lambung. Gejala yang timbul dapat sebagai dispepsia seperti nyeri atau rasa tidak nyaman
di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, atau perut terasa penuh.
2) Sedangkan GERD atau Gastro Esophageal Reflux Disease merupakan kondisi di mana adanya refluks (keluarnya) cairan
lambung ke dalam esofagus (kerongkongan). Salah satu gejala yang kerap muncul adalah rasa nyeri di daerah dada bagian bawah.
Berupa rasa nyeri di daerah dada bagian bawah, biasanya dideskripsikan sebagai rasa terbakar, dan kadang dijumpai juga rasa
sulit menelan, mual atau rasa pahit di lidah
7. Penyebab pasien mual disebabkan karena penyakit peptic ulcernya itu sendiri. Karena gejala Peptic ulcer ditandai dengan adanya
mual atau muntah pada pasien.
8. Captopril tetap dilanjutkan pada pasien diatas, dikarenakan pasien memiliki riwayat penyakit PJK dan diabetes serta TD pasien yang
tinggi yaitu 170/90 mmHg sehingga 1st line antihipertensi pada kasus pasien tersebut digunakan dari golongan ACEI.
9. Hasil lab yang tidak normal
Pemeriksaan Lab Normal Hasil
Hemoglobin (WB) 12.3-16.3g/L 11
WBC 5.2-12.4 13
Potassium(S) 3.5-5.0mmol/L 5.5
Total cholesterol 3.5-5.7mmol/L 6 mmol/L
Troponin-T <50 ng/mL : < 0,05 ng/L 0,3 ng/L
CKMB 0-3 mcg/L 5 mcg/L

Pemeriksaan Vital Sign = Tekanan Darah ; 170/90 mmHg (HT Stage 2), Pernafasan ; 22/menit (Tinggi)
10. Konseling yang diberikan kepada pasien:
1) Pasien dengan peptic ulcer harus dicegah infeksi H. pyllori dengan menjaga kebersihan tubuh serta alat makan yang bersih untuk
mencegah transmisi bakteri tersebut. Kemudian untuk tidak mengonsumsi makan pedas, makanan tinggi lemak, kafein dan
minuman berkarbonasi karena dapat menyebabkan produksi asam lambung meningkat. Menjaga pola makan yang teratur dapat
mengendalikan produksi asam lambung yang teratur juga.
2) Untuk selalu teratur dalam penggunaan obat-obat kronis seperti hipertensi, DM dan PJK. Penggunaan captopril jika
menyebabkan ESO batuk kering yang berkepanjangan untuk selalu banyak minum air putih dan kembali ke dokter apabila batuk
tidak kunjung reda. Pemberian captopril diberikan saat perut kosong agar efektif dalam penurunan TD pasien.
3) Penggunaan lansoprazole sebaiknya digunakan 30 menit sebelum makan agar tercapai keefektivitasannya
4) Untuk selalu menerapkan pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi garam, makanan berlemak, makanan tinggi gula
kemudian olahraga secara teratur serta pola makan bergizi dan istirahat yang cukup
11. SOAP
1) Subjektif : Seorang pasien wanita
Riwayat Penyakit Sebelumnya ; Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan Diabetes sejak 5 tahun yang lalu, PJK sejak 1 tahun
yang lalu dan ulkus peptikum sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang: Mual, Muntah sudah 3 hari diikuti dengan diare
Riwayat Penyakit keluarga: Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal karena komplikasi Diabetes
Obat yang sedang digunakan;
Amlodipin 1 x 5 mg (PO)
Lasik 1 x 1 (PO)
Ascardia 1 x 80 mg (PO)
Insulin 3x1 SC
Captopril 2 x 12,5 mg (PO)
Dulcolax 1x1 (PO)
Laxadine k/p
NTR 3x1 tab (PO)
Ceftriaxone IV 1x2 gram
Metronidazol IV 3x1 gram
Alprazolam 1x 0,5 mg (PO)
Paracetamol k/p
Lansoprazole 1x1

2) Objektif :
No Test Normal Range Result Day1 Day2 Day3 Day4 Day 5 Day 6 Day 7 Day 8 Day 9 Day 10
1 Hemoglobin (WB) 12.3-16.3g/L 11
2 WBC 5.2-12.4 13
3 RBC 4.7-6.1 5
Renal Profile:
4 Creatinine (S) 61.8-132.6 132.6
mmol/L mmol/L
Electrolytes
5 Sodium(S) 135-145 mmol/L 145
6 Potassium(S) 3.5-5.0mmol/L 5.5
Lipid Profile:
7 Total cholesterol 3.5-5.7mmol/L 6
mmol/L
Cardiac Function
test :
8 Troponin-T <50 ng/mL : < 0.3 ng/L
0,05 ng/L
9 CKMB 0-3 mcg/L 5 mcg
Pemeriksaan Vital Sign
Tekanan Darah ; 170/90 mmHg (HT Stage 2)
T (suhu) ; 37 C (Normal)
Nadi ; 85/menit (Normal)
Pernafasan ; 22/menit (Tinggi)
Data base pasien : berusia 45 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 65 kg
BMI : 23,87 (Ideal)
3) Assessment
a) Ada obat tetapi tidak ada indikasi seperti pemberian pencahar (dulcolax dan laxadine) serta obat alprazolam.
b) Obat kurang tepat seperti pemberian amlodipine dengan diuretik pada pasien HT dengan komplikasi PJK dan diabetes serta
pemberian ceftriaxone untuk peptic ulcer dengan H. pyllori tidak tepat.
c) Ada indikasi tetapi tidak ada obat seperti keluhan pasien dengan diare, tidak terdapat pada history pemberian obat pasien.
4) Plan
a) Penghentian pemberian dulcolax dan laxadine yang dapat memperparah diare
b) Penghentian obat alprazolam jika memang pasien tidak ada keluhan seperti tidak bisa istirahat/tidur
c) Penghentian obat amlodipine dan diuretik dikarenakan 1st line dari hipertensi dengan PJK dan diabetes cukup dari obat
golongan ACEI saja
d) Penghentian ceftriaxone untuk PU dengan H. pyllori, dikarenakan 1st line antibiotik dari PU dengan H.pyllori yaitu
Amoxycillin atau Klaritromisin. Jadi, pemberian ceftriaxone diganti terapinya dengan salah satu 1st line antibiotik untuk H.
pyllori
e) Pemberian oralit dengan zinc bisa diberikan kepada pasien untuk keluhan diare yang dideritanya
f) Melakukan terapi non farmakologi seperti :
1. Menghindari konsumsi kafein, makanan tinggi lemak, minuman berkarbonasi dan pedas untuk mencegah kekambuhan
dari Peptic Ulcer
2. Menjaga pola hidup sehat dengan pola makan makanan yang bergizi dengan teratur, cukup olahraga, mengurangi
konsumsi garam dan makanan tinggi gula
3. Untuk selalu rutin kontrol tekanan darah dan gula darah serta hasil lab yang tidak normal

Anda mungkin juga menyukai