Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No.3 September 2008, hal. 384 – 398
Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007
Abstract: This research was conducted to know several factors that affected Debt policy and
to know the significance level and the correlation between dependent and independent variable.
Analysis instrument used was parametric statistic. Based on the result of statistic test, all of
independent variables were able to explain simultaneously dependent variable of Debt policy,
and particularly, variable of Managerial Ownership, Institutional Ownership, Assets Structure,
and Profitability which were affected significantly towards Debt policy.
Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Assets Structure, Company Size,
Profitability, and Debt Policy.
pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan Weston dan Copeland (1997) struktur modal
ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari
dengan pemegang saham (Jensen dan Meckling, hutang jangka panjang, saham preferen, dan
1976). Kedua, meningkatkan dividend payout modal pemegang saham. Setelah mengetahui
ratio. Dengan cara ini tidak tersedia cukup banyak dampak dari perbedaan kepentingan antara
free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pemegang saham dan manajemen dalam
pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya menentukan kebijakan struktur modal,
(Crutchley dan Hansen, 1989 dalam Wahidahwati, diharapkan perusahaan mampu melakukan
2001). Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan penyeimbangan struktur modal secara optimal
hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan termasuk kebijakan hutang yang juga merupakan
besarnya konflik antara pemegang saham dengan pertimbangan dalam struktur modal agar dapat
manajemen. Di samping itu hutang juga akan meminimalkan biaya modal dan menghindari
menurunkan excess cash flow yang ada dalam terjadinya konflik antara pemegang saham
perusahaan sehingga akan menurunkan dengan manajemen.
kemungkinan pemborosan yang dilakukan Peranan struktur kepemilikan sangatlah
manajemen (Jensen,1986). Keempat, institutional penting dalam menjelaskan kebijakan hutang
investor sebagai monitoring agents. Moh’d et al. perusahaan, alasannya adalah bahwa pilihan
(1998) dalam Wahidahwati (2001) menyatakan struktur modal tergantung pada siapa yang
bahwa distribusi saham antara pemegang saham mengendalikan perusahaan, karena itu
dari luar yaitu institutional investor dan diperkirakan adanya rasio hutang yang lebih
shareholders dispersion dapat mengurangi agency tinggi ketika para pemegang saham memegang
cost. Karena kepemilikan mewakili suatu sumber kendali atas perusahaan sebaliknya diperkirakan
kekuasaan (source of power) yang dapat adanya rasio hutang yang lebih rendah ketika
digunakan untuk mendukung atau sebaliknya manajer-manajer mengendalikan perusahaan dan
terhadap keberadaan manajemen. sebagai pengambil keputusan.
Schooley dan Barney (1994) meneliti Selain itu, dari penelitian terdahulu
tentang kegunaan kebijakan dividen dan menunjukkan banyak variabel yang
kepemilikan saham oleh Chief Executive Officer mempengaruhi kebijakan hutang dalam
(CEO) untuk mengurangi agency cost. Dari hasil meningkatkan nilai perusahaan seperti: kebijakan
pengujian ditemukan bahwa terdapat hubungan dividen, ukuran perusahaan, struktur aktiva, tidak
yang nonmonotonic significant antara dividen hanya karena adanya penghematan pajak
dan kepemilikan saham oleh CEO. Artinya, karena penghasilan seperti yang telah diuraikan dalam
pembayaran dividen dan kepemilikan saham oleh teori struktur modal Modigliani Miller (1958).
CEO merupakan mekanisme yang saling
Istilah struktur kepemilikan digunakan
menggantikan di dalam mengurangi agency cost,
untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel
maka perusahaan dengan jumlah kepemilikan
yang penting dalam struktur modal tidak hanya
saham oleh CEO yang tinggi, cenderung
ditentukan oleh jumlah hutang dan equity tetapi
membayar dividen yang rendah, dan sebaliknya
juga prosentase kepemilikan oleh manager dan
perusahaan-perusahaan dengan jumlah
institutional (Jensen dan Meckling, 1976).
kepemilikan saham oleh CEO yang rendah,
Managerial ownership dan institutional investor
melakukan pembayaran dividen yang tinggi.
dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana
Kebijakan hutang merupakan bagian dari apakah melalui hutang atau right issue. Jika
pertimbangan dalam struktur modal. Menurut pendanaan diperoleh melalui hutang berarti rasio
KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN 385
PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG
Yuli Soesetio
KEUANGAN
Pihak institusional diharapkan mampu pertumbuhan yang tinggi lebih memilih seluruh
melakukan pengawasan lebih baik terhadap laba bersih operasinya dialokasikan untuk
kebijakan manajer. Kepemilikan institusional investasi yang profitable, dan tidak menyisakan
dapat melakukan pengawasan yang lebih baik, kas untuk pembayaran dividen.
dikarenakan dari segi skala ekonomi, pihak Besar kecilnya perusahaan sangat
institusional memiliki keuntungan lebih untuk berpengaruh terhadap struktur modal, terutama
memperoleh informasi dan menganalisis segala hal berkaitan dengan kemampuan memperoleh
yang berkaitan dengan kebijakan manajer. Selain pinjaman. Perusahaan besar yang telah
itu, pihak institusional lebih mementingkan terdiversifikasi, lebih mudah untuk memasuki pasar
adanya stabilitas pendapatan atau keuntungan modal, menerima penilaian kredit yang lebih
jangka panjang, sehingga asset penting tinggi dari bank komersial untuk hutang-hutang
perusahaan akan mendapatkan pengawasan yang diterbitkan dan membayar tingkat bunga
yang lebih baik. (Han dkk., 1999). yang lebih rendah pada hutangnya. Salah satu
alasannya perusahaan lebih mudah menerima
pinjaman adalah karena nilai aktiva yang
KEBIJAKAN DIVIDEN dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat
kepercayaan bank juga lebih tinggi.
PROFITABILITAS
UKURAN PERUSAHAAN
Variabel ini menggambarkan pendapatan
untuk membiayai investasi. Profitabilitas
Perusahaan kecil dan dalam masa menunjukkan kemampuan dari modal yang
pertumbuhan cenderung untuk tidak diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
membayarkan dividennya (Douglas, 1998). Dan menghasilkan keuntungan bagi investor. Myers
perusahaan biasanya baru akan membagikan (1984) sebagaimana diungkapkan dalam Masdupi
labanya dalam bentuk dividen setelah perusahaan (2005) menyarankan manajer untuk
mencapai titik kedewasaan (mature) dalam daur menggunakan pecking order untuk keputusan
hidupnya. Perusahaan kecil dengan kesempatan pendanaan.
Yuli Soesetio
KEUANGAN
Ruang lingkup penelitian terdiri dari berarti kreditur berhak atas cash flow setelah
variabel bebas kepemilikan manajerial, perusahaan memenuhi semua kewajiban lainnya.
kepemilikan institusional, kebijakan dividen, Kebijakan hutang merupakan bagian dari
ukuran perusahaan, struktur aktiva dan perimbangan jumlah hutang jangka pendek
profitabilitas. Serta variabel terikat kebijakan (permanen), hutang jangka panjang, saham
hutang. preferen dan saham biasa dan perusahaan akan
Dalam penelitian ini data yang digunakan berusaha mencapai suatu tingkat struktur modal
adalah data sekunder yaitu data yang tidak secara yang optimal. Kebijakan hutang dapat dihitung
langsung dari perusahaan manufaktur akan tetapi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui
Indonesian Capital Market Directory tahun 2004
sampai dengan tahun 2006.
Semakin tinggi debt ratio semakin besar
Teknik analisa data yang digunakan dalam jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam
penelitian ini untuk menjawab hipotesis adalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
analisis regresi liniear berganda. Teknik analisis ini
digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk Variabel Independent (X)
mengetahui dan menganalisis pengaruh masing- Menurut teori keagenan (Jensen dan
masing variabel bebas yaitu variabel kepemilikan Meckling, 1976) konflik antara prinsipal dan agen
manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dapat dikurangi dengan mensejajarkan
dividen, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran
berpengaruh terhadap kebijakan hutang sebagai kepemilikan saham oleh manajerial dapat
variabel terikat. digunakan untuk mengurangi agency cost karena
dengan memiliki saham perusahaan, diharapkan
Variabel Dependent (Y)
manajer merasakan langsung manfaat dari setiap
Menurut Setiawan dalam Arifin (2004), keputusan yang diambilnya, begitu pula bila
pengertian hutang didefinisikan sebagai salah terjadi kesalahan maka manajer juga akan
satu alat pendanaan yang merupakan sebuah menanggung kerugian sebagai salah satu
contractual claim atas cash flow perusahaan konsekuensi dari kepemilikan saham. Proses ini
(bukan sebuah fungsi dari kinerja operasinya). Hal dinamakan bonding mechanism, yaitu proses
ini mengindikasikan bahwa dalam klaim hutang untuk menyamakan kepentingan manajemen
Yuli Soesetio
KEUANGAN
melalui program mengikat manajemen dalam membayarkan dividennya (Douglas, 1998). Dan
modal perusahaan. Kepemilikan Manajerial dapat perusahaan biasanya baru akan membagikan
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai labanya dalam bentuk dividen setelah perusahaan
berikut: mencapai titik kedewasaan (mature) dalam daur
hidupnya. Perusahaan kecil dengan kesempatan
pertumbuhan yang tinggi lebih memilih seluruh
laba bersih operasinya dialokasikan untuk
investasi yang profitable, dan tidak menyisakan
Kepemilikan oleh institusi lain berarti kas untuk pembayaran dividen. Ukuran
kepemilikan saham oleh pihak institusi lain yaitu perusahaan dapat dihitung dengan
kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain. menggunakan rumus sebagai berikut:
Ismayanti dan Hanafi (2003) menyatakan bahwa
blockholder juga termasuk dalam kepemilikan Ukuran Perusahaan = Ln. Total Aktiva x 100 %
oleh institusi lain. Blockholder adalah kepemilikan
saham oleh perseorangan dengan nilai diatas 5% Besar kecilnya perusahaan sangat
dan perseorangan tersebut tidak masuk di jajaran berpengaruh terhadap struktur modal, terutama
manajemen. Institusi biasanya dapat menguasai berkaitan dengan kemampuan memperoleh
mayoritas saham karena mereka memiliki sumber pinjaman. Perusahaan besar yang telah
daya yang lebih besar bila dibandingkan dengan terdiversifikasi, lebih mudah untuk memasuki pasar
pemegang saham lainnya. Dengan menggunakan modal, menerima penilaian kredit yang lebih
rumus ini maka akan dapat diketahui rasio tinggi dari bank komersial untuk hutang-hutang
kepemilikan institusional: yang diterbitkan dan membayar tingkat bunga
yang lebih rendah pada hutangnya. Salah satu
alasannya perusahaan lebih mudah menerima
pinjaman adalah karena nilai aktiva yang
Kebijakan dividen menyangkut keputusan dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat
untuk membagikan laba atau menahannya guna kepercayaan bank juga lebih tinggi.
diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Weston Salah satu persyaratan mengajukan
dan Bringham, 1994). Kebijakan dividen suatu pinjaman adalah adanya aktiva tetap berwujud
perusahaan memiliki dua karakteristik, yaitu yang dapat dijaminkan sehingga semakin besar
pembayaran dividen ( dividen payout ratio) yang nilai aktiva tetap berwujud yang dimiliki ada
menunjukkan berapa bagian pendapatan kecenderungan semakin besar pinjaman yang
perusahaan yang dibayarkan oleh dividen, dan dapat diperoleh. Untuk mengetahui rasio dari
stabilitas dividen dari waktu ke waktu (Martin et struktur aktiva dapat digunakan rumus sebagai
al., 1995 dalam Sharasanti, 2002). Kebijakan berikut:
dividen dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham eksternal yaitu rata-rata
investor. Myers (1984) sebagaimana diungkapkan sebanyak 96,791%. Selama periode penelitian,
dalam Masdupi (2005) menyarankan manajer untuk diperoleh nilai minimum dari kepemilikan
menggunakan pecking order untuk keputusan manajerial sebesar 0,01% dan maksimum 23,520%.
pendanaan. Rasio Profitabilitas dapat diketahui Kepemilikan institusional menunjukkan
dengan menggunakan rumus di bawah ini: seberapa besar persentase saham perusahaan yang
dimiliki oleh institusi seperti perusahaan asuransi,
bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan oleh
institusi lain. Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa
rata-rata kepemilikan institusional sebesar
65,090%. Nilai ini menunjukkan bahwa rata-rata
HASIL perusahaan industri manufaktur di Indonesia 50%
lebih sahamnya dimiliki oleh institusi, atau juga
Debt ratio menunjukkan struktur modal dapat diartikan dimiliki oleh badan hukum lain.
perusahaan, yang juga merupakan cerminan Selama periode penelitian diperoleh nilai
keputusan dalam pembiayaaan kegiatan minimum dari kepemilikan institusional sebesar
operasional perusahaan. Nilai rata-rata debt ratio 32,720% yang berarti selama periode penelitian
selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 terdapat
diperoleh sebesar 44,754%. Hal ini menunjukkan sampel yang tidak memiliki kepemilikan
bahwa pada umumnya struktur modal perusahaan institusional, dan nilai maksimum sebesar 99,700%.
manufaktur di Indonesia yang dibiayai dari hutang Kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio)
sebanyak 44,754% dan dari modal sendiri merupakan nilai persentase dari jumlah dividen
sebanyak 55,246%. Berarti pula bahwa struktur yang dibayarkan dibandingkan dengan laba
modal perusahaan manufaktur di Indonesia bersih perusahaan. Semakin besar rasio
dibiayai dari hutang masih lebih kecil dari 50%. pembayaran dividen, mencerminkan semakin
Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya besar pendapatan yang dapat diperoleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung pemegang saham dan semakin kecil sumber-
berhati-hati dalam menggunakan sumber sumber dana (laba ditahan) yang dikendalikan
pendanaan yang berasal dari hutang. Selama oleh manajer, sehingga mengurangi kekuasaan
periode penelitian, diperoleh nilai minimum dari manajer dan membuat pembayaran dividen mirip
debt ratio sebesar 9,602 % dan nilai maksimum dengan monitoring capital market yang terjadi jika
sebesar 79,660%. perusahaan memperoleh modal baru. Dari Tabel
Kepemilikan manajerial menunjukkan 1 diperoleh nilai rata-rata untuk pembayaran
seberapa besar persentase saham perusahaan yang dividen sebesar 32,287%, yang menunjukkan
dimiliki oleh direktur dan komisaris dari kinerja kurang bagus apabila ditinjau dari
perusahaan. Dari Tabel 1 dapat diamati bahwa kemampuan perusahaan dalam memberikan hasil
nilai rata-rata dari kepemilikan manajerial ini atas investasi. Selama periode penelitian, dijumpai
masih sangat rendah pada perusahaan industri perusahaan yang memiliki DPR benilai negatif,
manufaktur. Selama 3 tahun periode penelitian, nilai ini menunjukkan bahwa pada periode
hanya diperoleh nilai rata-rata kepemilikan saham penelitian terdapat perusahaan yang tetap
oleh manajerial sebesar 3,209% dari jumlah saham membagikan dividen walaupun sedang
beredar. Ini menggambarkan bahwa komposisi mengalami kerugian, yang pada umumnya dana
pemegang saham masih didominasi oleh dividen berasal dari laba ditahan.
Yuli Soesetio
KEUANGAN
Yuli Soesetio
KEUANGAN
harus mendapat perhatian khusus karena sebelum melakukan pilihan investasi pembelian
menyumbangkan pengaruh paling dominan saham suatu perusahaan dengan mengamati
terhadap kebijakan hutang perusahaan sebesar kebijakan hutangnya sehingga investor dapat
120,4%. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio memperoleh keuntungan yang lebih besar
profitabilitas akan diikuti oleh penurunan rasio dengan pilihan investasi yang tepat pada
hutang perusahaan. Hal ini menggambarkan perusahaan yang tepat pula.
bahwa setiap penambahan profitability akan Pada penelitian ini struktur kepemilikan
mengakibatkan struktur modal berkurang. menjadi faktor yang berpengaruh secara signifikan
Berkurangnya komposisi hutang dalam struktur terhadap kebijakan hutang, yaitu kepemilikan
modal bisa karena keuntungan perusahaan tidak manajerial berpengaruh negatif secara signifikan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai terhadap kebijakan hutang, hasil penelitian ini
dividen tunai tetapi dikonversi menjadi dividen didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
saham dan kemudian digunakan untuk membayar Karyono (2006), Arifin (2004) dengan demikian
hutang yang telah jatuh tempo, atau keuntungan bahwa kepemilikan manajerial mampu digunakan
tersebut dikonversi menjadi dividen saham sebagai untuk mengendalikan biaya keagenan
modal tambahan sehingga menambah jumlah penggunaan hutang serta mampu mewarnai
equity atau keuntungan tersebut tidak dibagikan dalam pengambilan keputusan manajemen
baik dalam bentuk dividen tunai maupun dividen mengenai kebijkan hutang sebagaimana juga
saham tetapi dikapitalisir menjadi laba yang penelitian yang dilakukan oleh Tarjo dan
ditahan sehingga komposisi struktur modal Jogiyanto (2003) yang sesuai juga dengan
menjadi lebih besar equity dibandingkan dengan penelitian Friend dan Lang (1988) serta Jensen,
hutang. Oleh karena itu harus dipertimbangkan Solberg dan Zorn (1992) yang menemukan bahwa
dengan tepat mengenai variabel seperti kebijakan leverage dipengaruhi oleh struktur
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan perusahaan dengan hubungan
kebijakan dividen, ukuran perusahaan, struktur negatif. Dengan kata lain bahwa kepemilikan
aktiva, profitabilitas, dll yang mempengaruhinya. manajerial yang semakin meningkat akan
agar perusahaan tidak mengalami risiko financial membuat kekayaan pribadi manajemen semakin
yang besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan terkait erat dengan kekayaan perusahaan,
penelitian Sugiarto (2003) yang menyatakan sehingga manajemen akan berusaha untuk
bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang mengurangi risiko kehilangan kekayaannya.
negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang
Sisi yang lain yaitu kepemilikan institusional
perusahaan. Hasil penelitian ini juga mendukung
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
Rizkyani (2006) yang berpendapat bahwa manajer
kebijakan hutang, temuan ini didukung oleh
keuangan yang menggunakan pecking order
penelitian yang dilakukan oleh Agustiana (2004),
theory akan selalu memperbesar tingkat
Karyono (2006), Raharja (2006). Penemuan ini juga
profitabilitas untuk meningkatkan laba ditahan.
menunjukkan bahwa kehadiran kepemilikan
Perusahaan yang kurang profitable akan
institusional pada industri manufaktur di BEI sadar
cenderung mempunyai hutang yang lebih besar
bahwa keberadaan mereka dapat memonitor
karena dua alasan yaitu dana internal dari laba
perilaku manajemen perusahaan secara efektif,
ditahan yang tidak cukup dan hutang merupakan
sehingga pihak manajemen akan bekerja untuk
sumber dana eksternal yang lebih disukai
kepentingan pemegang saham. Adanya
dibanding penjualan saham baru. Selain itu
monitoring yang efektif oleh institutional
investor hendaknya mencari informasi yang cukup
ownership menyebabkan penggunaan hutang
Yuli Soesetio
KEUANGAN
menurun, karena peranan hutang sebagai salah Variabel bebas (X) yang paling dominan
satu alat monitoring sudah diambil alih oleh dalam penelitian ini adalah faktor profitabilitas
institutional ownership, dengan demikian (X6) mempunyai koefisien regresi 1.204 yang
mengurangi agency cost of debt. Hasil ini konsisten berarti bahwa semakin tinggi rasio profitabilitas
dengan teori dan penelitian sebelumnya yang akan diikuti oleh penurunan rasio hutang
dilakukan oleh Moh’d, et al (1998) dan Bathala perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa
(1994). setiap penambahan profitability akan
Hasil temuan hubungan antara struktur mengakibatkan struktur modal berkurang.
aktiva terhadap kebijakan hutang berbeda
Saran
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
Keterbatasan penelitian ini terdapat pada
oleh Wahidahwati (2001), Tarjo dan Jogiyanto
jangka waktu penelitian yang relatif pendek bila
(2003), Agustiana (2004), dan Karyono (2006)
dibandingkan dengan beberapa penelitian
menemukan bahwa struktur aktiva secara parsial
terdahulu, sehingga menyebabkan terbatasnya
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
jumlah sampel yang digunakan. Selain itu
kebijakan hutang. Sugiarto (2003) menemukan
penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan
bahwa struktur aktiva secara parsial berpengaruh
industri manufaktur, sehingga penarikan
negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan
kesimpulan tidak dapat diperluas untuk kategori
hutang. Temuan ini cukup menarik karena terjadi
industri yang lain, seperti industri jasa, industri
hubungan negatif signifikan yang juga bertolak
properti, dan industri keuangan. Keterbatasan
belakang dengan temuan Moh’d, et al (1998), hal
yang lain terutama pada segi alat analisis, sehingga
ini mungkin disebabkan oleh perbedaan jumlah
hasil pembahasan masih belum mencerminkan
periode pengamatan.
kesimpulan yang bersifat khusus pada perusahaan
industri manufaktur.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh
KESIMPULAN DAN SARAN
beberapa variabel yaitu: kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kebijakan dividen,
Kesimpulan ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan
Dari hasil pengujian statistik, maka dapat profitabilitas terhadap kebijakan hutang
disimpulkan bahw a model persamaan yang perusahaan, dikemukakan saran sebagai berikut:
dikembangkan menunjukkan bahwa variabel bagi pihak manajemen dan pemilik perusahaan
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, harus mempertimbangkan dengan tepat
kebijakan dividen, ukuran perusahaan, struktur mengenai variabel-variabel yang
aktiva, dan profitabilitas berpengaruh signifikan mempengaruhinya, agar perusahaan tidak
secara bersama-sama terhadap kebijakan hutang mengalami risiko financial yang besar.
perusahaan. Sedangkan variabel kepemilikan Investor hendaknya menanamkan modalnya
manajerial, kepemilikan institusional, struktur pada perusahaan, investor hendaknya
aktiva, dan profitabilitas secara parsial mempertimbangkan kebijakan hutang
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan dan variabel-variabel yang
hutang, dan variabel kebijakan dividen dan mempengaruhinya. Bagi para kreditur, disarankan
ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh dalam memberikan dana pinjaman, hendaknya
tidak signifikan terhadap kebijakan hutang selalu memperhatikan kemampuan perusahaan
perusahaan. dalam melunasi kewajiban finansialnya. Hal ini
menyangkut risiko kredit macet yang dihadapi oleh Crutchley, C. and Hansen, R. 1989, A Test of The
kreditur masih relatif tinggi. Sedangkan saran bagi Agency Theory of Managerial Ownership,
peneliti lebih lanjut yang tertarik untuk meneliti Corporate Leverage, and Corporate
mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi Dividend. Financial Management, Winter,
kebijakan hutang perusahaan, disarankan untuk pp.36-46.
menambah variabel yang digunakan, seperti umur
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2002. Standar
perusahaan, pertumbuhan perusahaan atau
Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba
volatilitas laba dan lain-lain.
Empat. Jakarta.
Yuli Soesetio
KEUANGAN
Myers, S. 1984. The Capital Structure Puzzle. Pengaruh Penguasaan Saham oleh Investor
Journal of Financial Economics, Institusi: Suatu Pendekatan Teori Agensi
Vol.39,pp.187-221. (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta). Publikasi Ilmiah. Pascasarjana
Nuridha, H. 2006, Pengaruh Kepemilikan
Universitas Brawijaya. Malang.
Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan
Sebaran Kepemilikan terhadap Kebijakan Sugama, S.D. 2002. Studi Empirik Pengaruh
Hutang Perusahaan ditinjau dari Teori Konsep Pecking Order Theory Dalam
Keagenan (Studi pada Perusahaan Pengambilan Keputusan Pendanaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Skripsi. (Penelitian Pada Industri Jasa Perhotelan
Program Studi S1 Akuntansi, Universitas yang Go Public di Indonesia). WACANA, Vol.
Brawijaya, Malang. 2, Januari, hal. 224-233.
Raharja, N. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen, Sugiarto, G. 2003. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Struktur Modal
Institusional terhadap Kebijakan Utang: pada Perusahaan Industri Metal yang telah
Sebuah Perspektif Teori Agensi. Skripsi. Go Public di Bursa Efek Jakarta. Publikasi
Program Studi S1 Akuntansi. Universitas Ilmiah. Pascasarjana Universitas Brawijaya.
Brawijaya, Malang. Malang.