Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN Ny. M


DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE
DI RUANG ICU/ICCU

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

Oleh :
YULIATIN
173210085

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Definisi
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene
merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah
satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan
kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri. Ukuran kebersihan atau penampilan
seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada
setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat
dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih
baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam
melakukan perawatan diri.
B. Etiologi
Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:
a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri

b. Kurangnya pengetahuan dan informasi

c. Keterbatasan biaya

d. Lingkungan yang tidak mendukung

e. Tidak adanya fasilitas yang memadai

C. Tanda dan gejala


a. Gannguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidak
mampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan
tidak pada tempatnya.
d. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAK/BAB

Data yang bisa di temukan dalam defisit perawatan diri adalah


1. Data subyektif
a. Klien merasa lemah
b. Malas untuk beraktifitas
c. Merasa tidak berdaya
2. Data obyektif
a. Rambut kotor acak-acakan
b. Badan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. kuku panjang dan tidak terawat
D. Patofisiologi
Ketidakmampuan perawatan diri ditentukan oleh ketidakmampuan
untuk melakukan aktivitas. Ketidakmampuan untuk beraktivitas ini juga
ditentukan oleh beberapa hal seperti lemah atau lelah, cemas berat, tidak
mampu merasakan bagian tubuh, kerusakan kognisi atau perceptual, nyeri,
kerusakan neurovaskuler, kerusakan musculoskeletal. Jika kita tidak
mampu beraktivitas (intoleransi aktivitas) atau mengalami penurunan
motivasi atau keinginan untuk beraktivitas, maka kita juga tidak akan
mampu untuk melakukan perawatan diri, sehingga kita akan mengalami
defisit perawatan diri.
E. Manifestasi Klinis
Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan.
b. Hidung kotor dan telinga juga kotor.
c. Gigi kotor disertai mulut bau.
d. Kulit panjang dan tidak terawat.
e. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat.
f. Badan kotor dan pakaian kotor.
g. Penampilan tidak rapi
Adapun tanda-tanda dari personal hygiene adalah sebagai berikut :

1. Fisik

a) Badan bau, pakaian kotor

b) Rambut dan kulit kotor

c) Kuku panjang dan kotor

d) Gigi kotor, mulut bau

e) Penampilan tidak rapi

2. Psikologis

a) Malas, tidak ada inisiatif.

b) Menarik diri, isolasi.

c) Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina

3. Sosial

a) Interaksi kurang

b) Kegiatan kurang

c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma,


missal : cara makan berantakan, buangair
besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/
sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.
F. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Meliputi : pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan urin rutin,


pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan serologi.
b. Pemeriksaan radiagnostik (x-foto tulang belakang, x–foto kpeal
dsb)

c. Pemeriksaan penunjang yang lain ( CT Joan , LP)


G. Penatalaksanaan
tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang
mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya
pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah
dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak
hilang, tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencucidan
menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada
kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang
melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran darah dibawah
kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan
menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah
infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut. Tindakan
keperawatan pada pasien yang tidak mampu meawat kuku secara mandiri.
Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka
atau infeksi akibat garukan dari kuku.
H. Komplikasi
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan membran mukosa mulut
c. Infeksi
d. Gangguan Psikologi
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. ASUHAN KEPERAWATAN

Menurut Nurarif (2015) proses keperawatan pada anak demam/febris


adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian
a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang
diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat
pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita
pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam,
sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya:
mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi
dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama
atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama
atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota
keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi

3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
1) Sistem persyarafan: kesadaran
2) Sistem pernafasan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem integument
6) Sistem perkemihan

b. Pada fungsi kesehatan


1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolism
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif dan perseptual
7) Pola toleransi dan koping stress
8) Pola nilai dan keyakinan
9) Pola hubungan dan peran
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Foto rontgent
c. USG, endoskopi atau scanning
6. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit perawatan diri mandi b/d kelemahan
7. Intervensi
Label NOC: perawatan diri kebersihan
a. Membersihkan telinga
b. Menjaga hidung untuk kemudahan bernafas dan bersih
c. Mempertahankan kebersihan mulut
d. Memperhatikan kebersihan tubuh
Label NIC: bantuan perawatan diri mandi / kebersihan
a. Pertimbangkan budaya pasien saat mempromosikan
aktivitas perawatan diri
b. Pertimbangkan usia pasien saat mempromosikan aktivitas
perawatan diri
c. Tentuka jumlah tipe terkait dengan bantuan yang diperlukan
d. Pastikan langkah keamanan pasien yang gelisah
e. Monitor integritas kulit pasien

DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto, Wartonah. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi ketiga. Jakarta : Salemba Medika.
S. N. Ade Herma Direja. (2015). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Carpenito, L J. 2012. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6.
Jakarta: EGC.
Hidayat. (2016). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
Damaiyanti, Mukhripah 2014. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik
Keperawatan, Bandung : PT. Refika Aditama.
Stuart & Sundeen, 2016, Keperwatan psikitrik: Buku Saku Keperawatan Jiwa,
Edisi 5. Jakarta : EGC.
min, Handhi. 2017. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA. Jakarta : MediAction
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 20016. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2012. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC Tarwoto &
Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ediai 3.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai