1809 2532 1 PB
1809 2532 1 PB
Abstrak
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin dan resistensi
insulin atau kedua-duanya. Pengobatan Diabetes Mellitus tipe 2 terdiri atas empat pilar pengobatan yakni edukasi, gizi medis,
latihan jasmani dan farmakologi. Terapi farmakologi Diabetes Mellitus tipe 2 terbagi menjadi dua yakni oral dan suntikan
seperti Glucagon Like Peptide-1 (GLP-1) agonist. Glukagon Like Peptide-1 adalah jenis hormon inkretin yang normalnya
diproduksi oleh usus halus untuk mengatur kadar gula dengan menekan sekresi glukagon untuk merangsang sekresi insulin
terhadap makanan yang berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi kerja pendek (<24 jam) dan kerja panjang (≥24 jam).
Korespondensi: Aulia Agristika, alamat Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1, email: auliaagristika@gmail.com
manusia (ileum). Hormon inkretin adalah suatu lama dari Glucagon Like Peptide-1 yakni ≥ 24 jam
polipeptida yang merupakan superfamili yang diberikan 1 kali dalam sehari, contohnya
glukagon yang disintesis di usus untuk adalah liraglutide (launched) dan ada juga yang
merangsang sekresi insulin terhadap asupan diberikan 1 kali dalam seminggu yang saat ini
makanan.5 masih dalam tahap uji coba fase ke III yakni
Reseptor Glucagon Like Peptide-1 exenatide LAR, tasphoglutide, albiglutide,
predominan terdapat pada sel beta walaupun LY2189265 (dalam uji coba fase ke II).8
terdapat juga pada sel alfa pankreas dan sel Exenatide
jaringan lain. Hormon ini hanya bekerja pada Exenatide adalah Glucagon Like Peptide-1
keadaan konsentrasi glukosa yang berada diatas agonis pertama yang diberikan dengan dosis
konsentrasi basal.5 inisial yakni 5 mcg per dosis dan disuntikkan
sebelum makan pagi dan makan malam.
Exenatide telah disetujui oleh Food and Drugs
Administration (FDA) sebagai terapi tambahan
yang dapat dikombinasikan dengan obat oral
golongan biguanid, sulfonilurea, tiazolidinedion.9
Waktu paruh exenatide adalah 24 jam, dapat
terdeteksi dalam plasma setelah 15 menit
penyuntikan hingga 15 jam kemudian.
Dieliminasi terutama di ginjal sehingga tidak
direkomendasikan untuk penderita Diabetes
Mellitus dengan gangguan ginjal. Efek samping
utamanya adalah nausea namun sifatnya hanya
Gambar 2. Mekanisme kerja Glucagon Like Peptide-1
5
sementara.10
Liraglutide
Setelah makan, hormon inkretin Glucagon Liraglitude adalah analog Glucagon Like Peptide-
Like Peptide-1 akan disekresikan dan berikatan 1 dengan tingkat homologi sebesar 97% yang
dengan reseptornya yang kemudian bekerja mengandung rantai samping asam lemak yang
mengatur ekspresi gen sel beta dengan mengikat albumin secara reversibel sehingga
menghambat apoptosis sel beta, mencegah terjadi 2 perubahan sekuens asam amino.11
glukolipotoksisitas, dan memperbaiki fungsi sel Liraglitude memiliki waktu paruh 13 jam, dengan
beta. Glucagon Like Peptide-1 juga bekerja stabilitas metabolik yang panjang dan diabsorbsi
dengan menekan pelepasan glukagon dan lebih lama. Konsentrasi maksimum dalam
menurunkan produksi glukosa hepatik, plasma tercapai setelah 10-14 jam.12
memperlambat waktu pengosongan lambung Exenatide LAR
dan sekresi asam, sehingga mengurangi nafsu Exenatide LAR (Long Acting Release)
makan dan berkontribusi terhadap penurunan memiliki kemiripan dengan exenatide namun
berat badan.5 sedang menjalani uji klinis fase 3. Dan memiliki
Glucagon Like Peptide-1 alami yang waktu paruh yang panjang sehingga
dihasilkan oleh tubuh terbatas karena waktu pemberiannya hanya dianjurkan sebanyak satu
paruhnya yang sangat singkat yakni kurang dari kali seminggu.12
2 menit karena didegradasi dengan cepat oleh Albiglutide
enzim dipeptidil peptidase 4 (DPP-4).6 Glucagon Abigltide adalah Glucagon Like Peptide-1
Like Peptide-1 receptor agonist adalah kelas dimer long acting yang dalam kesehariannya
baru untuk klasifikasi obat yang disuntikkan bagi digabungkan dengan albumin manusia untuk
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.7,8 mendapatkan waktu paruh yang lebih panjang.
Berdasarkan cara kerjanya, Glucagon Like Obat ini sedang menjalani uji klinis fase ketiga,
Peptide-1 agonist dibagi menjadi 2 yakni kerja dengan lama waktu paruhnya adalah 4-8 hari.12
pendek dan kerja panjang. Glucagon Like Tasphoglutide
Peptide-1 kerja pendek memiliki waktu paruh Tasphoglutide adalah Glucagon Like
kurang dari 24 jam yang diberikan sebanyak 2 Peptide-1 yang sedang menjalani uji klinis fase
kali dalam sehari, contohnya adalah exenatide ketiga dan menghentikan pengembangannya
(launched). Sedangkan Glucagon Like Peptide-1 oleh karena tingginya kejadian
kerja panjang memiliki waktu paruh yang lebih hipersensitivitas.12 Glucagon Like Peptide-1,
seperti obat lainnya juga memiliki efek samping. 3. American Diabetes Association. Diagnosis
Efek samping paling sering adalah pada sistem And Classification Of Diabetes Mellitus.
gastointesinal. Cara mengatasi efek samping ini Diabetes Care. 2011; 34(6):2-9.
dapat dilakukan pada pengendalian dosis, yakni 4. Suyono S. Diabetes Mellitus di Indonesia.
dengan tappering off pada kebanyakan kasus. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I,
Efek samping lebih sedikit ditemukan pada Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar
agonis Glucagon Like Peptide-1 jangka panjang Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Jakarta: Pusat
di banding jangka pendek.12 Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Kelebihan dan Kekurangan Glucagon Like Dalam FKUI; 2006.
Peptide-1 agonist 5. Deacon CF, Johnsen AH, Holst JJ.
Kelebihan Glucagon Like Peptide-1 agonist Degradation of glucagon-like peptide-1by
adalah bekerja lebih spesifik dengan meniru human plasma in vitro yields an N-terminally
Glucagon Like Peptide-1 manusia secara alami, truncated peptide thatis a major
dan dapat menurunkan berat badan pada endogenous metabolite in vivo. J Clin
obesitas. Kekurangannya adalah obat-obat Endocrinol Metab. 2015;80:952–7.
tersebut masih langka dan dijual dengan harga 6. Nauck MA. Incretin-based therapies for type
yang mahal.13 2 diabetes mellitus: properties, functions,
and clinical implications. Am J Med.
Simpulan 2011;124(1 Suppl.):S3–S18.
Diabetes Mellitus adalah suatu kelompok 7. Drucker DJ. The biology of incretin
penyakit metabolik dengan karakteristik hormones. Cell Metab. 2006;3:153–65.
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan 8. Holst JJ, Burcelin R, Nathanson E.
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Neuroprotective properties of GLP-1:
Organ yang berperan dalam patogenesis theoretical and practical applications. Curr
Diabetes Mellitus tipe 2 adalah sel alpha dan Med Res Opin 2011;27:547–58.
beta pankreas, liver, otot, sel lemak, usus (organ 9. Thorens B. Expression cloning of the
pencernaan), ginjal dan otak. Faktor resiko pancreatic beta cell receptor for the gluco-
terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2 yakni yang incretin hormone glucagon-like peptide 1.
dapat diubah seperti gaya hidup dan yang tidak ProcNatlAcadSci USA. 1992;89:8641–5.
dapat diubah seperti usia dan faktor genetik. 10. Baggio LL, Kim JG, Drucker DJ. Chronic
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus tipe 2 exposure to GLP-1R agonists promotes
menggunakan pendekatan 4 pilar kesehatan homologous GLP-1 receptor desensitization
yakni edukasi, gizi medis, latihan jasmani yang in vitro but does not attenuate GLP-1R-
ketiganya dapat dilakukan bersamaan dengan dependent glucose homeostasis in vivo.
terapi farmakologi yang terdiri atas 2 yaitu Diabetes. 2004;53(Suppl. 3):205–14.
dengan antidiabetik oral atau suntikan. Agonis 11. Flint A, Raben A, Ersboll AK, Holst JJ, Astrup
Glucagon Like Peptide-1 merupakan antidiabetik A. The effect of physiological levels of
suntikan yang mekanisme kerjanya berbasis glucagon-like peptide-1 on appetite, gastric
inkretin pada saluran pencernaan terutama emptying, energy and substrate metabolism
usus. in obesity. Int J Obes Relat Metab Disord .
2001;25:781–92.
Daftar Pustaka 12. Holst JJ, Gromada J. Role of incretin
1. PB PERKENI. Konsensus pengelolaan dan hormones in the regulation of insulin
pencegahan diabetes Mellitus tipe 2 di secretion in diabetic and nondiabetic
Indonesia. Jakarta; 2015. humans. Am J Physiol Endocrinol Metab.
2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2004;287:199–206.
Konsensus pengelolaan dan pencegahan 13. Reid T. Chuusing GLP-1 reseptor agonist or
diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. DPP-4 inhibitor: weighing the clinical trial
Jakarta; 2011. evidence. J Clinical Diabetes.2012;30(1):3-12