Anda di halaman 1dari 14

BAB III

KONDUKTOR

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu mengenal dan memahami jenis
konduktor/penghantar tembaga dan alumanium yang mempunyai beberapa sifat yaitu:
 Konduktifitas tembaga, beberapa tipe tembaga
 Kekuatan mekanis tembaga
 Beberapa sifat mekanis dan listrik dari tembaga

3.1 Tembaga dan Aluminium


Pada saat ini ada 2 (dua) jenis material yang secara komersial cocok dan banyak
dipakai untuk keperluan konduktor yaitu tembaga (Cu) dan aluminium (Al).
Pada tabel 3.1 di bawah ini memberikan beberapa perbandingan ke 2 material tersebut.
Tabel 3.1. Spesifikasi Umum Tembaga dan Aluminium
Sumber: (Rudy Setiabudy: Material Teknik Listrik)

Copper Aluminium Units


(C101) (1350)
Electrical conductivity (annealed) 101 61 % IACS
Electrical resistivity (annealed) 1.72 2.83 µΩ cm
Temperature coefficient of
resistance (annealed) 0.0039 0.004 ρ C0
Thermal conductivity at 20° C 397 230 W/mK
Coefficient of expansion 17 X 10-6 23 x 10-6 ρ C0
Tensile Strength (annealed) 200 - 250 50 - 60 N/mm2
Tensile Strength (half-hard) 260 - 300 85 - 100 N/mm2
0.2 % proof stress (annealed) 50 - 55 20 - 30 N/mm2
0.2 % proof stress (half-hard) 170 - 200 60 - 65 N/mm2
Elastic Modulus 118 - 130 70 KN/mm2
Specific heat 385 900 J/Kg K
Density 8.91 2.7 g/cm3
Melting point 1083 660 C0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk kekuatan dan penghantaran arus
yang tinggi, maka tembaga lebih baik dari pada aluminium. Kekurangan tembaga
adalah kerapatannya sebesar 8,91 gram/cm3 sehingga jauh lebih berat persatuan
25 25
volumenya dibandingkan dengan aluminium yang hanya 2,70 gram/cm3 dengan
demikian untuk volume yang sama tembaga (Cu) mempunyai berat lebih dari 3 (tiga)
kali berat aluminium.
Untuk menyalurkan arus listrik yang sama besarnya, maka konduktor dengan
material aluminium tetap akan lebih ringan dibandingkan dengan tembaga, walaupun
untuk itu konduktor aluminium akan mempunyai diameter lebih besar daripada
tembaga. Dalam suatu sistem masalah berat perlu mendapat perhatian. Tetapi selain
berat material maka masalah yang lebih penting adalah jarak antara fasa terutama bila
konduktor menghantarkan arus dalam jumlah yang besar, karena biasanya tekanan
elektro-magnetis lebih kuat dibandingkan tekanan (stress) karena berat materialnya.
Harus disadari bahwa titik lebur tembaga lebih tinggi daripada aluminium sehingga
tembaga dapat dipakai pada temperatur operasional yang lebih tinggi.
Kemampuan tembaga (Cu) untuk menahan panas dan tekanan elektromagnetis
akibat pembebanan yang berlebih juga merupakan suatu pertimbangan dari segi
keamanan. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah biaya yang lebih besar untuk
aluminium isolasi. Karena untuk menghantarkan arus yang sama diameter konduktor
aluminium lebih besar daripada tembaga sehingga luas permukaan jadi lebih besar yang
menyebabkan biaya isolasi juga akan semakin meningkat.
Tabel 3.2. Perbandingan Tembaga Penghantaran Tinggi dengan Aluminium
Sumber: (Rudy Setiabudy: Material Teknik Listrik)

a/ creep properties
Material Testing Min °C creep rate Stress
Temperature % per 1000 h N/mm2
At (1080) annealed HC c.w. 20 0,22 26
Cu annealed Cu-o,086% c.w. 150 0,22 26
Ag50% Cu-0,086% 130 0,004 138
Ag50% 225 0,029 96,5
b/ Fatigue properties

Material Fatigue strength N/mm2 No. of cycles x10-6


HCAI annealed half hard 20 50
HC Copper (H8) annealed half 45 50
hard 62 300
117 300

26
Dari tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa campuran tembaga (Cu) dengan sedikit
perak (Ag) ±0,1 %, maka konduktor tersebut dapat dipakai pada temperatur dan tekanan
yang lebih tinggi.
Titik cair yang tinggi dari tembaga (Cu) serta daya hantar listrik yang tinggi mengurangi
kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh pemanasan titik/setempat (hot spot) atau
lompatan api (flash over) yang tiba-tiba pada waktu pengoperasiannya. Apabila terjadi
pemanasan yang sangat tinggi maka tembaga akan diuapkan, oleh karena itu tembaga
dapat menahan pembakaran apabila terjadi penyalaan (api) yang tiba-tiba.
Panas yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan terhadap material-material
sekelilingnya, udara, dan peralatan/material lainnya.
Sebagian besar produksi tembaga dunia digunakan dalam bentuk bukan
campuran, terutama dalam industri kelistrikan. Tembaga memiliki konduktivitas panas
dan listrik yang tinggi dengan sifat-sifat mekanis yang baik, termasuk logam yang tahan
terhadap korosi, mudah disambung dan sisa potongan-potongannya masih mempunyai
harga yang cukup tinggi.

3.2 Konduktivitas Tembaga


Tembaga murni memiliki resistivitas volume pada 20°C sebesar 1.679 x 10"8 Ωm,
lebih rendah daripada setiap material yang diketahui, kecuali perak. Pada 1913
International Electrochemical Commission membentuk International Annealed Copper
Standard (IACS) di mana konduktivitas semua tingkatan dan kemurnian tembaga serta
campurannya diukur. Standar telah memilih kawat tembaga yang diperkuat sepanjang 1
meter dengan luas penampang 1 mm2, mempunyai resistansi 0,017241Ω. Hubungan
resistivitas volume pada 20°C adalah 1.7241 x 10-8 Ωm, mewakili 100% IACS.
Persentase IACS untuk setiap material yang lain dapat dihitung sebagai berikut
1.7241
% IACS = 100
Volume Resistivity
Tembaga dengan kemurnian tinggi sekarang ini bisa dihasilkan, di mana nilai
konduktivitas listrik sampai 101,5% sering digunakan. Konduktivitas pada 20°C dari
material logam lainnya dibandingkan dengan tembaga adalah perak 104%, aluminium
60%, nikel 25%, besi 17%, platina 16%, tin 13% dan timah 8%.
Semua ketidak murnian cenderung menurunkan konduktivitas tembaga.
27
Pengendapan melalui perlakuan panas kadang-kadang dapat digunakan memperkecil
efek ini. Ketidakmumian yang buruk termasuk fosfor, arsenik, antimoni dan nikel
biasanya dijumpai di beberapa tingkatan tembaga. Perak, kadmium dan seng hanya
sedikit menurunkan konduktivitas, akan tetapi meningkatkan sifat-sifat mekanis.
Pada gambar 3.1 menunjukkan efek ketidakmurnian resistivitas listrik pada
tembaga

Gambar 3.1 Efek Ketidakmurnian Elemen Pada Resistivitas Listrik Tembaga


Sumber: (Copper for Busbars. Publ. No. 22, CDA)

Resistivitas listrik tembaga, sebagaimana yang terjadi pada semua logam murni
lainnya, akan berubah menurut temperatur. Perubahan ini cukup untuk menurunkan
konduktivitas tembaga sebesar 76% pada temperatur 100°C dari nilai penghantarannya
pada temperatur 20°C. Perubahan resistansi dapat dihitung dengan:
R12 = Rt1 [ 1+α 11 ( t 2+ t1 ) ]
di mana a11 adalah konstanta koefisien temperatur resistansi tembaga pada t10C.
Untuk temperatur acuan 0°C persamaan menjadi
Rt = Ro (1+ aot)
Walaupun resistansi dapat dianggap sebagai fungsi linier dari temperatur untuk tujuan
praktis, harga koefisien temperatur tidaklah konstan tetapi tergantung dan berubah menurut
temperatur acuan sesuai dengan persamaan di bawah ini:
1 1
α= =
1 234,5+t
+1
α
Jadi konstanta koefisien temperatur tembaga yang mengacu pada temperatur
dasar 0 °C adalah

28
1
α 0= =0,00465 per ° C
234,5

Pada 20° C harga konstanta koefisien resistansi adalah


1
α t=20= =0,00393 per ° C
234,5+20

3.3 Beberapa Tipe Tembaga (Cu)


Tembaga yang digunakan untuk penghantaran arus listrik adalah yang mempunyai
tingkat kemurnian tinggi. Ketidakmumian material akan dapat mengubah struktur kristal,
dan hal ini dapat dihasilkan dari proses/cara pembuatannya sehingga mempengaruhi sifat
mekanik dan elektrik dari material tersebut.
Tingkat ketidakmumian yang mempengaruhi sifat elektrik dan mekanik tergantung
daripada banyaknya elemen atau unsur yang ada dalam campuran material tersebut,
contohnya; kehadiran 0,04% fosfor dalam tembaga akan mengurangi daya hantar listrik
dari material High Conductivity Cu (HCCu) menjadi sekitar 80% IACS. Adapun
ketidakmurnian total termasuk oksigen adalah kurang dari 0,1% , tembaga dengan tipe ini
dikenal sebagai High Conductivity Copper (HCCu).
Pemeriksaan secara mikroskopis dan analisis juga dilakukan untuk memastikan
bahwa produk yang dihasilkan tetap sama, dan untuk bahan yang annealed kondisi
penghantaran arus listrik yang melebihi 100% IACS adalah biasa. Berikut adalah
beberapa tipe tembaga

3.3.1 Tembaga Keras (Hard Copper)


Tembaga jenis ini dihasilkan dari proses pencairan/peleburan/ pelelehan katode
elektrolit. Kandungan oksigennya sedikit dan berasal dari penambahan 02 yang dilakukan
dengan hati-hati yang merupakan ketidakmurnian dalam material. Keberadaannya di dalam
material berbentuk halus, dan partikel CuO ini tersebar merata dengan baik, dan partikel
ini dapat terlihat hanya dengan pengujian mikroskopis.
Kandungan oksigen dalam tembaga jenis ini berkisar antara 0,02-0,05%. Di
antara kedua batasan limit tersebut di atas maka keberadaan oksigen dalam bentuk ini
hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap sifat mekanik dan elektriknya. Dalam

29
kondisi yang demikian maka apabila tembaga (Cu) dipanaskan pada tekanan atmosfer yang
rendah, maka yang terjadi adalah lepasnya ikatan-ikatan (berupa butiran) dan tingkat
porositasnya semakin tinggi.

3.3.2 Tembaga Penghantaran Tinggi Betas Oksigen (Oxygen Free HCCu)


Bila diinginkan agar keadaan seperti pada material yang disebutkan di atas tidak
terjadi, maka digunakan material yang ber-beda kemurniannya. Tetapi untuk itu harganya
menjadi lebih mahal, karena tembaga (Cu) dengan penghantaran arus listrik yang tinggi ini
memang dibuat khusus untuk itu dan dikenal dengan oxygen free HCCu. Biasanya
material ini diproduksi dengan melelehkan dan penuangan di mana prosesnya dijaga dari
udara atmosfer. Untuk mendapatkan HCCu yang diinginkan, maka diperlukan bahan
mentah yang terbaik dan sudah diseleksi, sehingga dapat dihasilkan tembaga dengan
kemurnian yang tinggi dengan kadar mencapai 99,95%.
HCCu yang bisa didapat di pasaran adalah dalam bentuk batangan, wire-bar, dan
billet.

3.3.3 Tembaga Campuran


Lima jenis tembaga campuran berikut ini, dapat dijumpai pada aplikasi yang luas
dalam industri kelistrikan di mana memerlukan penghantaran daya listrik yang tinggi.
Campuran tembaga tersebut adalah tembaga kadmium, tembaga kromium, tembaga
silver, tembaga telurium dan tembaga sulfur. Semuanya dapat dijumpai dalam bentuk
tempaan, dan khusus untuk tembaga kromium, tembaga telurium dan tembaga sulfur
dapat dijumpai sebagai tuangan dan bentukan. Resistivitas listriknya berbeda-beda dari
1,71 mikrohm-cm untuk tembaga silver yang diperkuat pada temperatur 20°C, sampai 4,9
mikro-ohm-cm untuk tembaga kromium pada temperatur yang sama.
Fungsi utama masing-masing campuran ditentukan dari peng-gunaannya. Sebagai
contoh tembaga kadmium dihasilkan sebagai kawat yang kuat sedangkan tembaga silver
umumnya dibuat dalam bentuk lapisan tipis (strip). Sebagian besar tembaga kromium
dihasilkan sebagai batangan dan juga sebagai tuangan dan ben-tukan, walaupun
demikian bentuk kawat dan strip juga tersedia.
Kuantitas dari lima elemen yang diperlukan untuk memberikan perbedaan sifat-sifat
pada campuran ini sangat kecil, batasan normal-nya adalah: tembaga kadmium terdiri dari
30
0,7-1,0% kadmium; tembaga kromium terdiri dari 0,4-0,8% kromium; tembaga silver
terdiri dari 0,03-0,1%) silver; tembaga telurium terdiri dari 0,3-0,7%) telurium; dan
tembaga sulfur terdiri dari 0,3-0,6%) sulfur. Tabel 7.3, menunjukkan sifat-sifat fisis
tembaga campuran.
Tabel 3.3. Sifat-Sifat Fisis Tembaga Campuran
Sumber: (Rudy Setiabudy: Material Teknik Listrik)

Properti Tembaga Tembaga Tembaga Tembaga Tembaga


Kadmium Kromium Silver Telurium Sulfur
Kerapatan pd 20° C
(103 kg m3) 8.9 8.9 8.89 8.9 8.9
Koefisien Ekspansi Linier (20-
100°C) (10-6K-1) Modulus Elastis 17 132 17 108 17.7 17 118 17 118
(109 Nrrr2) 118
Panas Spesifik at 20°C
(kJ kg-1 K-1) 0.38 0.38 0.39 0.39 0.39
Electrical conductivity at 20°C 46-53 - 57.4-58.6 56.8 55.1
(106SrrT1) annealed solution heat - 20 - -
treated precipitation - - 44-49 - 55.7 -
hardened
Resistivity at 20°C (10~8 Q m) 2.2-2.9 - 1.74-1.71 1.76 1.81
Annealed Solution heat
treated - 4.9 - - -
Precipitation hardened cold - 2.3-2.0
worked 2.3-2.0 - 178 1.80 1.85

3.3.4 Tembaga Kadmium


Karakteristik material ini memiliki kekuatan yang lebih besar di bawah tekanan
statis yang berubah-ubah dan lebih tahan dibandingkan tembaga biasa. Hal ini khususnya
sesuai sebagai kawat kontak pada kereta listrik, trem, bus-bus troli, dan peralatan sejenis.
Tembaga kadmium ini juga digunakan untuk saluran transmisi udara yang mempunyai
rentang yang panjang antar menaranya. Karena tembaga kadmium mampu menahan
kekerasan dan kekuatan yang diberikan oleh kerja pada temperatur di atas, maka
tembaga ini mempunyai penerapan khusus lain, di mana tembaga berpenghantaran tinggi akan
melunak. Contohnya adalah penjepit/pemegang elektroda pada mesin las listrik, tungku
pembakaran busur api (arc furnace) dan elektroda pada mesin las baja. Tembaga kadmium
juga digunakan untuk batang komutator mesin-mesin listrik jenis tertentu.
Karena batas elastisitasnya termasuk tinggi, pada kondisi pekerjaan kasar dan
31
kuat, tembaga kadmium juga digunakan untuk membatasi pembesaran pegas yang
diperlukan untuk menyalurkan arus. Tuangan tembaga kadmium, walaupun jarang sekali
digunakan, mempunyai penerapan tertentu untuk komponen peralatan pemutus tenaga dan
transformator sekunder pada mesin las listrik. Tembaga kadmium dapat dipatri, patri perak
dan dibrazing dengan cara yang sama seperti tembaga biasa.

3.3.5 Tembaga Kromium


Tembaga kromium sesuai untuk digunakan apabila diperlukan kekuatan yang
lebih tinggi daripada tembaga biasa. Sebagai contoh untuk elektroda las jenis titik (spot)
dan sambungan. Strip dan kawat digunakan untuk membawa arus. Segmen komutator
yang diperlukan untuk beroperasi pada temperatur tinggi biasanya dijumpai pada mesin-
mesin berputar dan penerapan Iainnya. Pada keadaan perlakuan panas, material dapat
digunakan pada temperatur sampai sekitar 350 °C tanpa risiko kerusakan dari sifat-sifat
mekanisnya.
Dalam kondisi perlakuan panas, tembaga kromium menjadi lunak dan dapat
dibentuk oleh mesin. Tembaga kromium serupa dengan tembaga biasa dalam hal
oksidasi dan skala temperatur. Metode penyambungannya serupa dengan tembaga
kadmium. Tembaga kromium dapat dilas dengan menggunakan teknologi pengelasan
busur api berperisai gas.

3.3.6 Tembaga Perak


Tembaga perak mempunyai kapasitas penghantaran arus listrik yang sama
dengan tembaga berpenghantaran tinggi biasa, tetapi di samping itu, tembaga perak
memiliki dua sifat-sifat yang secara praktis penting. Temperaturnya rendah, setelah
pengerasan, pen-dinginan, dan kenaikan resistansinya perlahan-lahan. Hal prinsip
penggunaan material ini adalah berhubungan dengan mesin-mesin listrik yang
dijalankan pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur normal.
Tembaga perak didapatkan dalam bentuk batangan atau potongan, khususnya
yang dirancang untuk segmen komutator, rotor dan pemakaian sejenis. Tembaga perak
tersedia juga sebagai penghantar dan dalam bentuk lapisan tipis (strip).
Tembaga perak dapat dipatri, dibrazing atau dilas tanpa kesulitan. Walaupun
tembaga perak tidak dapat dianggap sebagai material yang bebas dipotong, tetapi tidak
32
sulit untuk dikerjakan dengan mesin. Dalam hal tahan korosi, tembaga perak serupa
dengan tembaga biasa.

3.3.7 Tembaga Telurium


Ciri-ciri khusus dari material ini adalah mudah dikerjakan dengan mesin,
mempunyai kapasitas penghantaran arus listrik yang tinggi dan tahan terhadap korosi.
Tembaga telurium tidak cocok untuk dilas, walaupun demikian pengelasan busur api
berperisai gas dan pengelasan ; resistansi dapat dilakukan dengan hati-hati.
Pemanfaatan yang spesifik dari material ini adalah untuk badan magnetron yang
sebagian besar dilakukan dengan mesin dari bentuk material blok padatan. Tembaga
telurium dapat dipatri dan dibrazing tanpa kesulitan.

3.3.8 Tembaga Sulfur


Seperti tembaga telurium, tembaga sulfur adalah campuran tembaga untuk
penghantaran arus listrik yang tinggi dan lebih tahan pelunakan serta tahan terhadap korosi.
Tembaga sulfur dapat dijumpai pada penggunaan semua bagian peralatan yang memerlukan
penghantaran arus listrik yang tinggi seperti: material kontak, sambungan dari komponen
listrik lainnya. Karakteristik penyambungan serupa dengan tembaga telurium.

3.4 Kekuatan Mekanis Tembaga


Untuk mengetahui kekuatan mekanis tembaga dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Kekuatan Peregangan
Kekuatan peregangan HC-Cu adalah 150-170 N/rnm2; tetapi dengan melakukan
sedikit perubahan struktur material maka kekuatannya dapat mencapai200-220N/mm2.
Kekuatan peregangan maksimum juga tergantung kepada bentuk dan luas potongan dari
pada konduktor tembaga.
Biasanya pada Busbar konduktor Cu yang keras, kekuatan peregangannya dapat
mencapai 250-340 N/mm2 (tergantung luas potongannya).
 Kekerasan
Pengujian kekerasan biasanya hanya dilakukan pada kulit permukaannya saja.
Pada High Conductivity Cu (HCCu) dalam pengujiannya berhasil dengan baik untuk
dioperasikan pada temperatur 105°C untuk waktu 20-25 tahun, dan dapat menahan
33
arus hubung singkat setinggi 250°C untuk beberapa detik tanpa efek yang merugikan.
 Tahanan Kelelahan
Kelelahan adalah mekanisme yang mendahului terjadinya perpatahan pada
material, ini dapat terjadi karena adanya tekanan yang berfluktuasi. Proses yang
menyebabkan terjadinya kerusakan/ patah adalah karena adanya perambatan keretakan
yang timbul pada suatu area/titik pemikul beban, kemudian keretakan ini berkembang
sampai menyebabkan kerusakan pada bagian tersebut.
 Pembentukan dan Pembengkokan
High conductivity copper adalah kondisi material copper yang baik dan dapat
menahan tekukan yang cukup dalam. Secara umum, tembaga {copper) keras dapat
ditekuk membentuk lingkaran dengan radius sepert pada Tabel 3.4, pada halaman
berikut ini.
Tabel 3.4 Radius Penekukan/Pembengkokan dari Copper
Sumber: (Rudy Setiabudy: Material Teknik Listrik)

Ketebalan Radius Minimum


s/d 10 mm 1 x ketebalan
11 s/d 25 mm batang
1,5 x ketebalan
26 s/d 50 mm 2batang
x ketebalan
batang

Untuk ketebalan di atas 50 mm, penekukan tidak dapat dilakukan seperti biasa,
tetapi penekukan dapat dikerjakan dengan melakukan pemanasan setempat terlebih
dahulu.

3.5 Beberapa Sifat Mekanis dan Listrik Tembaga


Tembaga, sebagai bentuk tuangan, mempunyai kekuatan tank {tensile strength)
150-170 MN/m2. Rolling atau perlakuan panas dan dingin berikutnya dapat menaikkan
kekuatan tarik menjadi 230 MN/m2 untuk material yang diperkuat dan sampai
maksimum 450 MN/m2. Melalui batasan kekuatan ini modulus tarik meningkat dari 110
GN/m2 menjadi 139 GN/m2. Material dengan perlakuan tarik dingin (cold drawn) mulai
mengkristal dan kehilangan kekuatan pada batasan temperatur 110 – 200°C.
Dalam tembaga terdapat sejumlah kecil oksigen (0,04-0,05%), berfungsi sebagai
penghilang oksida tembaga, menghasilkan kekuatan dan bertindak menghilangkan
ketidakmurnian yang berbahaya seperti bismut, mencegahnya dari pembentukan lapisan
34
tipis yang rapuh. Karena oksigen diabaikan keberadaannya dalam material tembaga
(kurang dari 0,002%) konduktivitasnya hanya turun kecil sekali (kurang dari 1%
IACS). Reaksi oksida dengan hidrogen dari gas pembakaran menimbulkan kerapuhan
hidrogen. Pada pemakaiannya, tembaga bebas oksigen digunakan untuk penghantaran
arus listrik yang tinggi. Material tembaga ini sebagian besar digunakan secara luas
untuk kawat konduktor dan lapisan tipis (strip), untuk belitan motor ac dan dc,
generator dan transformator. Material batangan biasanya digunakan untuk busbar. Dalam
jumlah besar, kawat berkonduktivitas tinggi digunakan pada kabel daya dan telepon dan
sebagai pelindung bagian luar kabel pelapis tembaga untuk penggunaan tahan abrasif dan
tahan panas.
Campuran tembaga dengan kadmium, kromium, perak, berilium dan zirkonium
digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat mekanis, khususnya pada temperatur tinggi.
Peningkatan-peningkatan tersebut selalu diikuti dengan kenaikan resistivitas.
Tembaga campuran yang mengandung 0,7-1,0% kadmium mempunyai kekuatan
yang lebih tinggi di bawah tekanan statis dan berubah-ubah sampai 750 MN/m 2 dan
lebih tahan lama dalam masa pamakaiannya, membuatnya berguna untuk kontak dan
kawat telepon. Konduktivitasnya di antara 80-97% dari material IACS.
Campuran yang mengandung 0,77% kromium dapat dipanas-kan untuk menahan
peningkatan kekerasan dan kekuatan tarik (sampai 450 MN/m 2) walaupun setelah
dikenakan panas lebih dari 1000 jam pada temperatur 340°C ketika kekuatan OFHC
atau tembaga tough pitch turun menjadi 170-200 MN/m2. Kekuatan tarik dan kapasitas
penghantaran tergantung pada perlakuan panas, material dengan perlakuan panas yang
tinggi mempunyai kuat tarik dan kapasitas penghantaran yaitu sebesar 230 MN/m 2 dan
45%o IACS, sedangkan untuk material yang diperkuat nilainya adalah 450 MN/m 2 dan
80% IACS. Material-material ini digunakan dalam teknik listrik untuk elektroda las dan
untuk pegas pembawa arus ringan.
Apabila diperlukan untuk pemakaian penghantaran arus yang tinggi dan
peningkatan kekuatan pada temperatur tinggi (untuk konduktor rotor pada turbo
generator berkapasitas besar dan untuk komponen di mana terdapat timah, patri,
pembakaran selama pabrikasi), maka digunakan tembaga yang mengandung campuran
perak sampai 0,15%. Tembaga ini memiliki kapasitas penghantaran arus yang sama
dengan tembaga IACS dan mampu menahan sifat-sifat mekanisnya sampai 300 °C.
35
Campuran tembaga yang mengandung telurium (0,3-0,7%), kadang-kadang
dengan sejumlah kecil nikel dan fosfor, mempunyai sifat-sifat permesinan yang mendekati
brass bebas potong dan menahan kekuatan tariknya (275 MN/m2) sampai pada temperatur
315 °C dengan perbaikan tahanan oksidasi. Tambahan telurium sendiri hanya
menghasilkan sedikit penurunan pada penghantaran arus, sebagai larutan, telurium dalam
tembaga hanya sekitar 0,003% pada 600°C. Campuran tembaga sulfur (0,4%) dan tembaga
timah (0,8%) juga banyak digunakan karena mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki
sifat-sifat elektroplating.
Dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangannya maka tembaga dalam
bidang kelistrikan biasanya digunakan untuk bermacam keperluan seperti:
1. Sebagai penghantar/konduktor, karena tembaga termasuk logam yang
mempunyai konduktivitas yang tinggi, selain perak. Konduktivitas logam
lainnya lebih rendah dari tembaga, misalnya aluminium, nikel, besi, platina
dan timah.
2. Dalam industri kelistrikan, digunakan untuk belitan stator dan rotor pada
mesin-mesin listrik, lilitan transformator, kontak-kontak listrik, batangan
tembaga untuk bus-bar, aplikasi kabel daya atau kabel telepon.
3. Untuk penggunaan khusus yang bekerja pada temperatur tinggi, misalnya
pemegang elektroda mesin las, tungku pembakaran busur api, diperlukan
tembaga dengan campuran dari bahan kadmium.
4. Campuran-campuran logam pada tembaga diperlukan untuk meningkatkan
sifat-sifat mekanis tembaga yaitu kekuatan tarik (tensile strength) dan
ketahanan terhadap temperatur tinggi dan korosi.

3.6 Contoh Soal


1. Jelaskan jenis pengantar/konduktor yang banyak dipakai pada bidang kelistrikan
?
Jawaban: Pada saat ini ada 2 (dua) jenis material yang secara komersial cocok dan
banyak dipakai untuk keperluan konduktor yaitu tembaga (Cu) dan aluminium (Al).
2. Jelaskan perbandingan dan kelebihan konduktor tembaga dan alumanium ?
Jawaban:
 Untuk kekuatan dan penghantaran arus yang tinggi, maka tembaga lebih baik
36
dari pada aluminium. Kekurangan tembaga adalah kerapatannya sebesar 8,91
gram/cm3 sehingga jauh lebih berat persatuan volumenya dibandingkan
dengan aluminium yang hanya 2,70 gram/cm 3 dengan demikian untuk
volume yang sama tembaga (Cu) mempunyai berat lebih dari 3 (tiga) kali
berat aluminium.
 Untuk menyalurkan arus listrik yang sama besarnya, maka konduktor dengan
material aluminium tetap akan lebih ringan dibandingkan dengan tembaga.
 Untuk konduktor aluminium akan mempunyai diameter lebih besar daripada
tembaga.
 Dalam suatu sistem masalah berat perlu mendapat perhatian. Tetapi selain
berat material, jarak antara fasa terutama bila konduktor menghantarkan arus
dalam jumlah yang besar.
 Titik lebur tembaga lebih tinggi daripada aluminium sehingga tembaga dapat
dipakai pada temperatur operasional yang lebih tinggi.
 Kemampuan tembaga (Cu) untuk menahan panas dan tekanan
elektromagnetis akibat pembebanan yang berlebih juga merupakan suatu
pertimbangan dari segi keamanan.
 Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah biaya yang lebih besar untuk
aluminium isolasi.
 Untuk menghantarkan arus yang sama diameter konduktor aluminium lebih
besar daripada tembaga sehingga luas permukaan jadi lebih besar yang
menyebabkan biaya isolasi juga akan semakin meningkat.
3. Sebutkan beberapa sifat mekanis dan Listrik dari Tembaga
Jawaban:
 Campuran tembaga dengan kadmium, kromium, perak, berilium dan
zirkonium digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat mekanis, khususnya
pada temperatur tinggi.
 Peningkatan-peningkatan tersebut selalu diikuti dengan kenaikan resistivitas.
 Tembaga campuran yang mengandung 0,7-1,0% kadmium mempunyai
kekuatan yang lebih tinggi di bawah tekanan statis dan berubah-ubah sampai
750 MN/m2 dan lebih tahan lama dalam masa pamakaiannya.
 Campuran yang mengandung 0,77% kromium dapat dipanaskan untuk
37
menahan peningkatan kekerasan dan kekuatan tarik (sampai 450 MN/m2).
 Kekuatan tarik dan kapasitas penghantaran tergantung pada perlakuan panas,
material dengan perlakuan panas yang tinggi mempunyai kuat tarik dan
kapasitas penghantaran yaitu sebesar 230 MN/m2 dan 45%o IACS.
 Material ini digunakan dalam teknik listrik untuk elektroda las dan untuk
pegas pembawa arus ringan.
 Campuran tembaga yang mengandung telurium (0,3-0,7%), kadang-kadang
dengan sejumlah kecil nikel dan fosfor, mempunyai sifat-sifat permesinan yang
mendekati brass bebas potong dan menahan kekuatan tariknya (275 MN/m2)
sampai pada temperatur 315 °C dengan perbaikan tahanan oksidasi.
4. Sebutkan kegunaan tembaga dalam bidang kelistrikan ?
Jawaban:
 Sebagai penghantar/konduktor selain perak.
 Dalam industri kelistrikan, digunakan untuk belitan stator dan rotor pada
mesin-mesin listrik, lilitan transformator, kontak kontak listrik, batangan
tembaga untuk busbar, aplikasi kabel daya atau kabel telepon.
 Penggunaan khusus bekerja pada temperatur tinggi, misalnya pemegang
elektroda mesin las, tungku pembakaran busur api.

3.7 Soal Latihan


1. Tugas carilah proses pencampuran beberapa tipe tembaga ?

38

Anda mungkin juga menyukai