KONDUKTOR
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu mengenal dan memahami jenis
konduktor/penghantar tembaga dan alumanium yang mempunyai beberapa sifat yaitu:
Konduktifitas tembaga, beberapa tipe tembaga
Kekuatan mekanis tembaga
Beberapa sifat mekanis dan listrik dari tembaga
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk kekuatan dan penghantaran arus
yang tinggi, maka tembaga lebih baik dari pada aluminium. Kekurangan tembaga
adalah kerapatannya sebesar 8,91 gram/cm3 sehingga jauh lebih berat persatuan
25 25
volumenya dibandingkan dengan aluminium yang hanya 2,70 gram/cm3 dengan
demikian untuk volume yang sama tembaga (Cu) mempunyai berat lebih dari 3 (tiga)
kali berat aluminium.
Untuk menyalurkan arus listrik yang sama besarnya, maka konduktor dengan
material aluminium tetap akan lebih ringan dibandingkan dengan tembaga, walaupun
untuk itu konduktor aluminium akan mempunyai diameter lebih besar daripada
tembaga. Dalam suatu sistem masalah berat perlu mendapat perhatian. Tetapi selain
berat material maka masalah yang lebih penting adalah jarak antara fasa terutama bila
konduktor menghantarkan arus dalam jumlah yang besar, karena biasanya tekanan
elektro-magnetis lebih kuat dibandingkan tekanan (stress) karena berat materialnya.
Harus disadari bahwa titik lebur tembaga lebih tinggi daripada aluminium sehingga
tembaga dapat dipakai pada temperatur operasional yang lebih tinggi.
Kemampuan tembaga (Cu) untuk menahan panas dan tekanan elektromagnetis
akibat pembebanan yang berlebih juga merupakan suatu pertimbangan dari segi
keamanan. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah biaya yang lebih besar untuk
aluminium isolasi. Karena untuk menghantarkan arus yang sama diameter konduktor
aluminium lebih besar daripada tembaga sehingga luas permukaan jadi lebih besar yang
menyebabkan biaya isolasi juga akan semakin meningkat.
Tabel 3.2. Perbandingan Tembaga Penghantaran Tinggi dengan Aluminium
Sumber: (Rudy Setiabudy: Material Teknik Listrik)
a/ creep properties
Material Testing Min °C creep rate Stress
Temperature % per 1000 h N/mm2
At (1080) annealed HC c.w. 20 0,22 26
Cu annealed Cu-o,086% c.w. 150 0,22 26
Ag50% Cu-0,086% 130 0,004 138
Ag50% 225 0,029 96,5
b/ Fatigue properties
26
Dari tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa campuran tembaga (Cu) dengan sedikit
perak (Ag) ±0,1 %, maka konduktor tersebut dapat dipakai pada temperatur dan tekanan
yang lebih tinggi.
Titik cair yang tinggi dari tembaga (Cu) serta daya hantar listrik yang tinggi mengurangi
kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh pemanasan titik/setempat (hot spot) atau
lompatan api (flash over) yang tiba-tiba pada waktu pengoperasiannya. Apabila terjadi
pemanasan yang sangat tinggi maka tembaga akan diuapkan, oleh karena itu tembaga
dapat menahan pembakaran apabila terjadi penyalaan (api) yang tiba-tiba.
Panas yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan terhadap material-material
sekelilingnya, udara, dan peralatan/material lainnya.
Sebagian besar produksi tembaga dunia digunakan dalam bentuk bukan
campuran, terutama dalam industri kelistrikan. Tembaga memiliki konduktivitas panas
dan listrik yang tinggi dengan sifat-sifat mekanis yang baik, termasuk logam yang tahan
terhadap korosi, mudah disambung dan sisa potongan-potongannya masih mempunyai
harga yang cukup tinggi.
Resistivitas listrik tembaga, sebagaimana yang terjadi pada semua logam murni
lainnya, akan berubah menurut temperatur. Perubahan ini cukup untuk menurunkan
konduktivitas tembaga sebesar 76% pada temperatur 100°C dari nilai penghantarannya
pada temperatur 20°C. Perubahan resistansi dapat dihitung dengan:
R12 = Rt1 [ 1+α 11 ( t 2+ t1 ) ]
di mana a11 adalah konstanta koefisien temperatur resistansi tembaga pada t10C.
Untuk temperatur acuan 0°C persamaan menjadi
Rt = Ro (1+ aot)
Walaupun resistansi dapat dianggap sebagai fungsi linier dari temperatur untuk tujuan
praktis, harga koefisien temperatur tidaklah konstan tetapi tergantung dan berubah menurut
temperatur acuan sesuai dengan persamaan di bawah ini:
1 1
α= =
1 234,5+t
+1
α
Jadi konstanta koefisien temperatur tembaga yang mengacu pada temperatur
dasar 0 °C adalah
28
1
α 0= =0,00465 per ° C
234,5
29
kondisi yang demikian maka apabila tembaga (Cu) dipanaskan pada tekanan atmosfer yang
rendah, maka yang terjadi adalah lepasnya ikatan-ikatan (berupa butiran) dan tingkat
porositasnya semakin tinggi.
Untuk ketebalan di atas 50 mm, penekukan tidak dapat dilakukan seperti biasa,
tetapi penekukan dapat dikerjakan dengan melakukan pemanasan setempat terlebih
dahulu.
38