Anda di halaman 1dari 3

Metode Konstruksi by Bu Retno Utami

 Menurut UU.No 38 Tahun 2004,jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,
dan jalan kabel.
 Types of pavement construction :
1. Flexible Pavement 2. Rigid Pavement

3. Composite Pavement

 Jenis-jenis Perkerasan Kaku


1. Jointed Plain Concrete Pavement 3. Continous Reinforced Concrete Pavement
2. Jointed Reinforced Concrete Pavement 4. Pre-Stressed Concrete Pavement
 Perkerasan kaku biasanya dilakukan dengan dua metode,yaitu metode fixed form paver dan
slipform paver.
 Metode Pelaksanaan Perkerasan Lentur yaitu :
1. Pekerjaan Subgrade, yaitu dimulai dengan pekerjaan pembentukan badan jalan dengan
menggunakan motorgrader. Lalu dilakukan pemadatan subgrade menggunakan Vibro
Roller sampai kedalaman 20 cm di bawah elevasi.
2. Pekerjaan Sub base Course Class B, yaitu terlebih dahulu memilih kualitas material Base
A atau Base B yang digunakan. Pemilihan ini dilakukan dengan peninjauan dan
pengetesan ke lokasi sampel material (Stone Cruser atau Quarry) terdekat, dengan hasil
tersebut baru dapat dilaksanakan pengadaan materialnya. Penghamparan dan perataan
Sub base Class B menggunakan Spreader Box. Lalu pemadatan dilakukan menggunakan
vibro roller per layer. Pemadatan dilakukan dari arah tepi, kemudian secara bertahap
kearah pusat dalam satu arah memanjang. Sedangkan pada daerah super elevasi,
pemadatan dimulai dari bagian yang lebih rendah.
3. Pekerjaan Subbase Course Class A. Penghamparan dan perataan Base menggunakan
Spreader Box. Lalu pemadatan dilakukan menggunakan vibro roller per layer.
4. Pekerjaan Perkerasan Aspal. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan, kontraktor terlebih
dahulu mengajukan Job Mix design yang mengacu pada spesifikasi.
Kemudian pekerjaan perkerasan aspal meliputi :Pelapisan Prime Coat menggunakan
asphalt sprayer lalu mengangkut Asphalt Treated Base (ATB) dengan Dump Truck.
Kemudian menghampar dan meratakan aspal dengan Asphalt Finisher. Pemadatan
pertama menggunakan tandem roller. Pemadatan Kedua menggunakan Pneumatic Tire
Roller dan pemadatan akhir menggunakan tandem roller.
Lalu dilanjutkan dengan pelapisan tack coat dengan asphalt sprayer.Kemudia
penghamparan dan perataan aspal menggunakan asphalt finisher.Pemadatan pertama
menggunakan tandem roller, kedua menggunakan Pneumatic Tire Roller dan terakhir
menggunakan tandem roller
 Metode Pelaksanaan Perkerasan Kaku yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan, Dimulai dengan pekerjaan persiapan yaitu pembersihan lahan
proyek. Lokasi proyek terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak belukar,
akar-akar pohon dan apabila ada bangunan existing di lokasi tapak bangunan yang akan
dibuat, bangunan existing tersebut harus di bongkar. Sebelum pekerjaan lain dimulai,
lokasi proyek harus selalu dijaga tetap bersih.
2. Pekerjaan Tanah. Yang termasuk ke dalam pekerjaan tanah adalah pekerjaan galian dan
timbunan lalu dilakukan pemadatan.
3. Penghamparan Agregat Kelas A. Pertama dilakukan penghamparan menggunakan
Dump Truck. Kemudian diratakan dengan motorgrader. Ketebalan hamparan material
mengikuti ketentuan yang disyaratkan. Setelah material dihampar maka dilakukan
pemadatan menggunakan vibro roller dengan memperhatikan kadar air material tersebut
sehingga hasil pemadatan dapat optimum. Kemudian mengukur ketebalan Agregat Kelas
A untuk kontrol.
4. Penandaan elevasi dan pengukuran
5. Pekerjaan Lantai Kerja (Wet Lean Concrete). Ketebalan Lantai kerja biasanya antara 10-
15 cm. Pekerjaan ini terlebih dahulu dengan pemasangan bekisting lalu pengecoran
lantai kerja.
6. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan plastic bond breaker.
7. Lalu dilanjutkan dengan pekerjaan penulangan. Penulangan yang biasa dilakukan adalah
jenis Jointed Plain Concrete Pavement.
8. Setelah itu dilanjutkan dengan pengecoran badan jalan. Tidak lupa untuk mengecek nilai
slump setiap kali dilakukan pengecoran. Lalu dilakukan pekerjaan grooving yaitu
membuat garis-garis lurus yang arahnya melintang jalan. Kemudian melakukan cutting
beton. Cutting beton dilakukan setiap 5 m.
9. Pekerjaan terakhir yaitu Perawatan Beton (Curing). Perawatan dilakukan setelah beton
mencapai final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan, agar
proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan
mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan
minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3
(tiga) hari serta harus di pertahankan dalam kondisi lembab.

Metode Konstruksi by Pak Andri

 Tanah adalah pelapukan batu yang menghasilkan bahan dari batuan sedimen.

 Probel tanah atau pondasi :

a. Keruntuhan bangunan karena kegagalan kapasitas dukung f. Penurunan tanah/ lahan

b. Keruntuhan dinding penahan tanah g. Tanah longsor

c. Longsoran batuan h. Expansive soils

d. Liquefaction i. Tanah gambut

e. Soft soil j. Clay shale

 Penurunan tanah adalah proses perubahan deformasi tanah akibat adanya proses
konsolidasi tanah sehingga air pori keluar.

 Liquifaksi adalah fenomena turunnnya kekuatan dan kekakuan tanah.

 Ciri-ciri tanah ekspansif :


a. Kembang susut
b. Mengembang musim hujan, menyusut musim kemarau
 Kerugian akibat adanya tanah mengembang

a. Heave dan cracking pada highway pavement d.Heave dan buckling pada linning canal

b. Excess tegangan lateral pada retaining wall e. Berkurangnya kekuatan tanah

c. Heave dan buckling pada slab lantai

 Tujuan stabilisasi dengan admixture yaitu :

a. Menaikkan kekuatan d. Mengurangi permeabilitas

b. Mengurangi deformability e. Mengurangi erodibility

c. Kontrol kembang susut

 Shrinkage atau penyusutan, sebagian besar diakibatkan oleh peristiwa kapiler.

Anda mungkin juga menyukai