1 Defenisi
Tuberkulosis adalah penyakit yang di sebabkan olehMycobacterium
tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak
adalah paru- paru. (Panduan asuhan keperawatan profesional, 2012: 446)
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas
ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat
menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain (Santa, dkk, 2009)
2 Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Myobakterium tuberkulosa, sejenis kuman berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/Um dengan tebal 0,3-0,6/Um dan tahan asam . Spesies lain kuman
ini yang dapat memberikan infeksi pada manusia adalah M.bovis, M.kansasii, M. intracellulare,
sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak(lipid) lipid inilah yang membuat kuman lebih
tahan terhadap asam dam lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Di dalam jaringan
kuman hidup sebagai parasit intrasellular, yakni dalam sito plasma magrofak. Sifat lain kuman
ini adalah aerop. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya ( Mansjoer , 2000)
3 Manifestasi Klinis
a. Gejala umum
Batuk terus menerus dan berdahak 3 (tiga) minggu atau lebih. Merupakan proses infeksi yang
dilakukan Mycobacterium Tuberkulosis yang menyebabkan lesi pada jaringan parenkim paru.
b. Gejala lain yang sering di jumpai
Batuk bercampur darah
Darah berasal dari perdarahan dari saluran napas bawah, sedangkan dahak adalah hasil dari
membran submukosa yang terus memproduksi sputum untuk berusaha mengeluarkan benda
saing.
Batuk darah
Terjadi akibat perdarahan dari saluran napas bawah, akibat iritasi karena proses batuk dan infeksi
Mycobacterium Tuberkulosis.
Sesak napas dan nyeri data
Sesak napas diakibatkan karena berkurangnya luas lapang paru akibat terinfeksi Mycobacterium
Tuberkulosis, serta akibat terakumulasinya sekret pada saluran pernapasan.
Nyeri dada timbul akibat lesi yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, serta nyeri dada juga dapat
mengakibatkan sesak napas.
Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise),
berkeringat malam walau tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. Merupakan gejala
yang berurutan terjadi, akibat batuk yang terus menerus mengakibatkan kelemahan, serta nafsu
makan berkurang, sehingga berat badan juga menurun, karena kelelahan serta infeksi
mengakibatkan kurang enak badan dan demam meriang, karena metabolisme tinggi akibat pasien
berusaha bernapas cepat mengakibatkan berkeringat pada malam hari
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)
4 Anatomi Fisiologi
a. Anatomi paru
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu bilik
udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Ventilasi membutuhkan gerakan
dinding sangkar toraks dan dasarnya, yaitu diagfrahma. Efek dari gerakan ini adalah secara
bergantian meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Ketika kapasitas dalam dada
meningkat, udara masuk melalui trakea (inspirasi), karena penurunan tekanan di dalam dan
mengembangkan paru. Ketika dinding dada dan diagfrahma kembali ke ukurannya semula
(ekspirasi), paru-paru yang elastis tersebut mengempis dan mendorong udara keluar melalui
bronkus dan trakea. Fase inspirasi dari pernapasan normalnya membutuhkan energi: fase
ekspirasi normalnya positif. Inspirasi menempati sepertiga dari siklus pernapasan, ekspirasi
menempati dua pertiganya.
Pleura. Bagian terluar dari paru-paru, dikelilingi oleh membran halus, licin yaitu pleura, yang
juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior diagfrahma.
Pleura parietalis melapisi tiraks dan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara kedua pleura ini
terdapat ruang yang disebut spasium pleura, yang mengandung sejumlah kecil cairan yang
melicinkan permukaan dan memungkinkan keduannya bergeser dengan bebas selama ventilasi
Mediastinum. Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian.
Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru terletak
antara kedua lapisan pleura.
Lobus. Setiap paru dibagi menjadi lobu-lobus. Paru kiri atas lobus bawah dan atas, sementara
paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi
dua segmen yang dipisahkan oleh fisura, yang merupakan perluasan pleura
Bronkus dan bronkiolus. Terdapat beberapa divisi bronkus didalam setiap lobus paru. Pertama
adalah bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi
menjadi bronkus segmental (10 pada paru kanan dan 8 pada paru kiri), yang merupakan struktur
yang dicari ketika memilih posisi drainase postural yang paling efektif untuk pasien tertentu.
Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus subsegmental. Bronkus ini dikelilingi
oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan saraf
Alveoli. Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam kluster antara 15
sampai 20 alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk
satu lembar, akan menutupi area 70 meter persegi (seukuran lapang tenis). Terdapat tiga jenis
sel-sel alveolar. Sel-sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel-sel
alveolar tipe II, sel-sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfaktan, suatu fosfolipid yang
melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah
makrofag yang merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing (misal :
lendir, bakteri) dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting. (Brunner & Suddarth,
EGC : 2002)
b. Fisiologi
Transpor Oksigen.
Oksigen dipasok ke sel dan karbon dioksida dibuang dari sel melalui sirkulasi darah. Sel-sel
berhubungan dekat dengan kapiler, yang berdinding tipis sehingga memungkinkan terjadinya
pertukaran atau lewatnya oksigen dan karbon dioksida dengan mudah. Oksigen berdifusi dari
kapiler, menembus dinding kapiler ke cairan interstisial dan kemudian melalui membran sel-sel
ke jaringan, tempat dimana oksigen dapat digunakan oleh mitokondria untuk pernafasan selular.
Gerakan karbon dioksida juga terjadi melalui difusi dan berlanjut dengan arah yang berlawanan
dari sel ke dalam darah.
Pertukaran Gas.
Setelah pertukaran kapiler jaringan ini, darah memasuki vena sistemik (dimana disebut
darah vena) dan mengalir ke sirkulasi pulmonal. Konsentrasi oksigen dalam darah di dalam
kapiler paru-paru lebih rendah dibanding dengan konsentrasi dalam kantung udara paru, yang
disebut alveoli. Sebagai akibat gradien konsentrasi ini, oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam
darah. Karbon dioksida yang mempunyai konsentrasi dalam darah lebih tinggi dari dalam
alveoli, berdifusi dari dalam alveoli. Gerakan udara ke dan keluar jalan nafas (ventilasi) secara
kontinue memurnikan oksigen dan membuang karbon dioksida dari jalan dalam paru.
Keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atmosfir dan darah dan antara darah dengan sel-
sel tubuh ini disebut respirasi.
5 Patofisiologi
Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara
(air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang
berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu
sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang
besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya
dibagian bawah lobus atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian
bawah atas lobus bawah.
Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak
pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut.
Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak
di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan
infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang
dikelilingi leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.
6 Pemeriksaan penunjang
a. Kultur sputum
Positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit
b. Ziehl – Nelsons
Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk asupan cairan dalaqm darah, positif untuk basil
asam
c. Test kulit ( PPD, Mantoux, potongan volmel)
Reaksi positif ( area indurasi 10 mm / lebih besar terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal
antigen)
d. Foto thorak
Dapat menunjukkkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh
primer. Perubahan menunjukkkan lebih luas TB dapat termasuk ronggga, area fibrosa.
e. Histologi / kultur jaringan
Termasuk pembersihan gaster, urine, cairan serebrospinal, biopsi kulit. Positip untuk
mycobacterium tuberkulosis.
f. Biopsi jarum pada jaringan paru
Positip untuk granuloma TB, adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis.
g. Elektrosit
Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.
h. GDA
Dapat norma tergantung pada lokasi dan beratnya kerusakan ruang mati
i. Pemeriksaaan fugsi paru
Penurunan kapasitas vital, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleura ( TB paru kronis paru
luas).
( Marilynn E. Doenges, 2000).
7 Penatalaksanaan
a. Panduan OAT dan peruntukannya
1. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)
Diberikan untuk pasien baru
- pasien barui TB paru BTA positif
- Pasien TB paru BTA negatif thorak positif
- Pasien TB ekstra paru
2. Kategori – 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)
Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnyaq
- Pasien kambuh
- Pasien gagal
- Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)
3. OAT sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori -1 yang diberikan
selama sebulan ( 28 hari)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur Sputum
2. Zeihl-Neelsen
3. Tes Kulit
4. Foto Thorak
5. Histologi
6. Biopsi jarum pada jaringan paru
7. Elektrosit
8. GDA
9. Pemeriksaan fungsi Paru
2. Diagnosa
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret kental atau sekret
darah
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveoler-kapiler
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. Intervensi
1 Bersihan jalan nafas Respiratory status : Pastikan kebutuhan oral /
tidak efektif Ventilation trachealsuctioning.
berhubungan dengan Respiratory status : Berikan O2
akumulasi sekret Airway patency Anjurkan pasien untuk
kental atau sekret Aspiration Control istirahat dan napas dalam
darah Posisikan pasien untuk
kriteria hasil : memaksimalkanVentilasi
Mendemonstrasika
Keluarkan sekret dengan
batuk efektif dan batuk atausuction
suara nafas yang bersih,tidak Auskultasi suara nafas, catat
ada sianosis dandyspneu adanya suara tambahan
Menunjukkan jalan nafas Monitor status hemodinamik
yang paten Berikan pelembab udara
Mampumengidentifikasikan Kassa basah NaCl Lembab
dan mencegah faktor Atur intake untuk cairan
yangpenyebab. mengoptimalkankeseimbangan
Saturasi O2 dalam .
batas normal Monitor respirasi dan status
O2
Pertahankan hidrasi yang
adekuat untukmengencerkan
sekret
.
2 Gangguan pertukaran Respiratory Status : Posisikan pasien untuk
gas berhubungan Gasexchange memaksimalkanventilasi
dengan kerusakan Keseimbangan asam Pasang mayo bila perlu
membran alveoler- Basa, Elektrolit Keluarkan sekret dengan
kapiler Respiratory Status : batuk atausuction
ventilation Atur intake untuk cairan
Vital Sign Status mengoptimalkan
keseimbangan.
kriteria hasi: Monitor respirasi dan status
Mendemonstrasikan
O2
peningkatanventilasi dan Catat pergerakan
oksigenasi yang adekuat dada,amatikesimetrisan,
Memelihara kebersihan paru penggunaan otot
paru tambahan, retraksi otot
dan bebas dari tanda supraclavicular dan intercostal
tanda distress Monitor suara nafas, seperti
pernafasan dengkur
Mendemonstrasikan
Monitor pola nafas :
batuk efektif dan suara nafas bradipena, takipenia,kussmaul,
yang bersih,tidak hiperventilasi, cheyne
ada sianosis dan stokes, biot
Tanda tanda vitaldalam Auskultasi suara nafas, catat
rentang normal areapenurunan / tidak adanya
AGD dalam batas ventilasi dansuara tambahan
normal Monitor TTV, AGD, elektrolit
Status neurologis dan ststusmental
dalam batas normal Observasi sianosis khususnya
membranemukosa
Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut
jantung
3 Ketidakseimbangan NOC: Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari Nutritional status: Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient untuk menentukan jumlah
berhubungan dengan Nutritional Status : food and kalori dan nutrisi
anoreksia Fluid Intake yangdibutuhkan pasien
Weight Control Yakinkan diet yang dimakan
mengandungtinggi serat untuk
Kriteria hasil mencegah konstipasi
Albumin serum Ajarkan pasien bagaimana
Pre albumin serum membuatcatatan makanan
Hematokrit harian.
Hemoglobin Monitor adanya penurunan
Total iron binding BB dan guladarah
capacity Monitor turgor kulit
Jumlah limfosit Monitor kekeringan, rambut
kusam, totalprotein, Hb dan
kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
hiperemik, hipertonikpapila
lidah dan cavitas oval
C. DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan , edisi 2 , EGC, Jakarta ,
1999.
Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.
Price,Sylvia Anderson , Patofisologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit , alih bahasa Peter
Anugrah, edisi 4 , Jakarta , EGC, 1999